Monday, June 20, 2016

My Pondok My Adventure, NGaji Dengan Guru

Berkata, berucap, berbuatlah dengan dasar ilmu dengan panduan dari seorang guru. Belajar tanpa guru terkadang pemahaman dan konteks yang ada bisa multi tafsir, namun dengan bimbingan dari seorang guru maka ada kebertanggung jawaban disana, share pengalaman dan tentunya kemahiran telah dimiliki oleh guru karena jam terbang beliau sudah lebih dari sekedar murid (asam dan garam sudah banyak dialaminya). Buku merupakan pelengkap ketika si murid ingin mengembangkan dan menambah wawasan akan ilmu, namun tanpa meniadakan peran guru. Ilmu apa yang penting dalam hidup ini? Guru seperti apa yang kita panuti, taati, dan ikuti petuahnya? Hidup ini memang bagian dari potongan-potongan puzzle, yang terkadang terlena dalam menge-paskan puzzle tersebut membuat pengaruh besar terhadap jalan kehidupan selanjutnya. Petualangan hidup terkadang memberikan nasehat sendiri bagi pemiliknya. Namun petualangan yang bagus adalah yang mampu mengantarkan kita ke fase keselamatan dan kedamaian yang abadi. Keselamatan seperti apa? Selamat dari segala marabahaya, malapetaka, musibah dan yang terpenting terselamatkan dari panasnya siksa api neraka. Saya membaca kata-kata yang diucapkan petinju legendaris Muhammad Ali, dia mengatakan yang intinya sebagai berikut, "Saya bukan perokok namun ketika pergi kemana saja saya selalu membawa korek api (matches), yang mana saya gunakan ketika keinginan berbuat maksiat (dosa) maka saya nyalakan dan api tersebut saya dekatkan ke kulit saya. Panas dari korek api saja, belum mampu saya tahan, apa lagi panasnya api neraka. Sehingga ini menjadi warning bagi saya ketika hendak bermaksiat." Subhanallah, luarbiasa kata-kata beliau ini. Bahkan ketika meninggalnya Muhammad Ali banyak media yang meliput, banyak orang yang mengiring jenazahnya, dan banyak tokoh yang salut kepada beliau. Menjadi kebanggaan muslim Amerika, mereka merasa bangga memiliki sosok muslim yang banyak disegani, tidak hanya kalangan muslim bahkan non muslim pun mengakui prinsip dan cara pandang yang dimiliki oleh Muhammad Ali.
Keselamatan di akhirat lah keinginan kita, maka marilah kehidupan ini jangan disia-siakan. Rubahlah prioritas amal dan ibadah kita. Yaitu bermula dari luruskan niat, lanjutkan dengan mengutamakan amal dan ibadah yang benar-benar membawa kita ke tempat yang aman (syurga-Nya). Namun petualangan hidup membutuhkan pembuktian (amal), dan amal berasal dari ilmu. Sikap kita itu adalah wujud dari pola pikir (termasuk faith/ keyakinan), nah kita sebagai muslim tidak ada alternatif lain keyakinan kita hanyalah mengacu pada dua kalimat syahadat. "Bersaksi tiada Tuhan selain Allah dan Nabi Muhammad adalah utusanNya", moga syahadat kita mampu dijaga dengan sungguh-sungguh (komitmennya). Karena kalimat syahadat tersebut membawa konsekuensi yang sangat besar. Dan ini membutuhkan pemahaman yang benar. Kalau kita seorang muslim malas untuk mengkaji, malas menimba ilmu, malas ngaji, malas belajar pada guru, maka dampaknya 2 kalimat syahadat tersebut hanya di bibir saja belum mampu diwujudkan dalam aspek kehidupan sehari-hari, jadi penting tho ngaji itu?
Prioritas kenapa harus dirubah? Karena jika saat ini prioritas kita menomor sekiankan Islam maka jadilah puzzle kehidupan kita tersusun kurang pas dan misi gagal. Islam mencakup semua aspek. Dan Islam itu harus dipelajari, karena iman itu bukanlah warisan dari orangtua kita, namun itu adalah cahaya yang datang kepada orang-orang ikhlas yang berilmu dan beramal shalih.
Saat ini (dua pekan ini) lagi musim pendaftaran murid/peserta didik baru. Saya sedikit memberikan kritikan terhadap dunia pendidikan, bahwa dunia pendidikan jika sekedar untuk bisnis dan peluang kerja itu sudah menciderai pendidikan itu sendiri dan sudah kehilangan ruh (jiwa). Karena hakikat dari pendidikan sebetulnya adalah agar manusia mampu memiliki peradaban yang luhur dan agung, artinya memiliki adab (akhlak) yang baik terhadap segala yang ada di bumi, sekaligus hal ini memiliki arti bahwa ilmu tersebut lebih dari sekadar intelektual, operasional pekerjaan, namun melibatkan emosional dan kepribadian. Saya sungguh malu menjadi seorang guru jaman sekarang, alasannya adalah masih jauh dari kualifikasi yang diharapkan. Contoh para ilmuwan muslim seperti Al Farabi, Al Batani, Ibnu Sina, Ibnu Batutah, Ibnu Rusyd, Al Khawarizmi, Ar Razi, ABu Musa bin Hayyan, dll, beliau-beliau ini sebelum menguasai bidangnya masing-masing, mereka menguasai ilmu Fikih, menghafal Al Quran dan benar-benar mendalaminya sehingga akhirnya membawa penemuan dan memberikan kontribusi kepada umat bahkan terkenal hingga Eropa. Sebuah kejayaan Islam di masa itu, bandingkan saat ini, tengoklah ada pemisahan antara Islam dengan ilmu-ilmu umum yang sebetulnya pendikotomian ini adalah salah satu strategi barat agar pendidikan umat muslim tidak maju dan mengalami kejumudan.
Dalam pekan ini merupakan masa-masa pendaftaran, banyak orientasi orang tua pada pekerjaaan ketika menyekolahkan atau bahkan meng-kuliah-kan anaknya, padahal sekolah ataupun perguruan tinggi (kampus) sebetulnya tidak cuma untuk mencari pekerjaaan, terkadang salah orientasi maka kekecewaan akan dipetik. Jika seperti itu apa bedanya dengan pelatihan kerja. Kembalikan pada hakikat pendidikan. Memiliki pekerjaan bukanlah segalanya, is not everything, namun berpenghasilan itu tidak melulu kerja secara formal. Harus ada pelurusan dalam pola pikir, pendidikan tidak lagi ilmiah manakala hanya tertuju pada pencari lapangan pekerjaaan, dengan melupakan aspek-aspek kehidupan yang masih banyak lainnya. Pendidikan belum tentu menjamin kesuksesan seseorang setelah mereka lulus dari tempat sekolah/ kuliah mereka, yang diharapkan adalah perubahan cara pandang dalam memaknai kehidupan. Islam disini meliputi segala aspek kehidupan, kenapa tidak dari awal untuk perkuat keislaman, aqidah, fikih, hafalan quran, sebelum mengembangkan bidang-bidang lainnya? Dalam Islam tidak ada pemisahan antara ilmu eksak, sosial dan agama, karena Islam mencakup semuanya.
Apalagi hanya berpikiran pragmatis sesaat untuk bekerja, kenapa ini terjadi? Karena di negeri ini orang miskin banyak, pengangguran banyak, rakyatnya mengandalkan bekerja formal, jika tidak maka bukan disebut bekerja, mereka belum kreatif untuk berwirausaha (entrepreneur). Padahal Rasulullah SAW  beliau adalah seorang pedagang yang sukses tanpa sekolah formal, namun memiliki keistimewaan dalam kejujuran dalam berdagang kepada customer. Nah ini berarti kan akhlak (kepribadian). Marilah berpikiran luas jangan mempersulit diri karena kehidupan ini sudah semakin rumit dan keras. Tidak terlalu pragmatis, miliki prinsip hidup, jadilah muslim yang kaffah, pelajari agama kita dengan baik dan dari sumber yang terpercaya, maka itu mampu menjadi bekal kita dalam trip (perjalanan) ke syurganya Allah SWT. Saya memang guru Madrasah, namun bukan alasan tersebut saya menulis  sekolah dengan nuansa Islami menjadi pilihan utama melanjutkan sekolah, namun hal ini atas dasar panggilan jiwa dalam mengembalikan kejayaan Islam terhadap ilmu pengetahuan, sekaligus share bahwa Islam benar-benar terbukti membawa kesejahteraaan dan keselamatan di dunia dan semoga kita memperolehnya di akhirat kelak. Amin. So, pilih school yang tidak sekuler (memisahkan Islam dengan ilmu/ pelajaran lainnya), be smart and be wise for future generation.

Monday, May 30, 2016

Trust-fall, Jangan Remehkan Game Outdoor Ini!

Trustfall, menjatuhkan diri (terjun bebas) dengan prinsip dasar kepercayaan kepada teman yang menangkap jatuhnya tubuh kita. Saya pernah beberapa kali mempraktekkan bersama murid-murid dan kawan-kawan saya ketika melaksanakan game outdoor. Tujuan dari game ini salah satunya menanamkan kepercayaan dalam tim agar terjadi ikatan persaudaraan yang kuat diantara mereka. Tujuan kedua juga mampu melatih keberanian akan ketinggian, serta rasa percaya diri. Tingkat kesulitan bisa disesuaikan  dengan tinggi dan medan dari game ini, bisa berada di air atau tanah bahkan di tebing. Hanya saja semakin sulit dan berbahayanya resiko game maka pelaku (player) harus semakin expert (mahir). Agar tingkat kecelakaan yang fatal bisa dihindari. Salah satu kesalahan fatal manakala orang yang menerima di bawah, tidak  melakukan tugasnya dengan baik sehingga player bisa jatuh terbentur tanah/ landasan bawah yang kemungkinan berakibat cedera di bagian kepala dan tulang belakang/ punggung. Untuk tingkat pemula, bisa diterapkan dengan ketinggian 0 meter artinya pemain hanya berdiri dan menjatuhkan tubuhnya ke belakang, sedangkan posisi penerima menahan dengan sudut 45 derajat di belakang pemain. Jadi game ini bisa disesuaikan dengan kebutuhan. Tujuan ketiga adalah agar tim memiliki kesungguhan (keseriusan) dalam menjalankan misi, tidak mudah menganggap remeh, namun juga tidak memandang terlalu berat. Game ini cocok untuk variasi dan shockterapi dalam sebuah kegiatan yang berjalan monoton karena game ini memang membutuhkan adrenalin tinggi. Game ini tidak membutuhkan alat, jumlah tim terdiri minimal 5 orang (1 player, dan 4 orang penerima) dan maksimalnya mencapai 18 orang setiap timnya. Pas untuk kegiatan pramuka, pecinta alam, kerohanian islam, maupun kegiatan latihan dasar kepemimpinan.
Beberapa hikmah dari ke-3 tujuan game trustfall bisa didapatkan manakala instruktur memberikan penjelasan secara rinci dan detail. Kita bisa mengambil pelajaran bahwa menanamkan rasa percaya kepada orang lain tidaklah mudah, dalam game ini jika pertama kali memainkannya, maka perasaan gugup dan nervous akan menghantui apalagi jika berat badan pemain kategori gemuk maka akan menambah  sulit bagi si penerima di bawah. Sejatinya game ini termasuk middle impact (kategori sedang), artinya resiko dan tingkat kesulitannya/ tantangan tidak berbahaya. Hanya usia pemain minimal pelajar SD kelas 5 (atau minimal 11 tahun) hingga orang dewasa. Saya memiliki kenangan tersendiri mempraktekkan game ini pertama kalinya saat kelas 1 SMA (sekarang kelas X). Hingga akhirnya ditularkan ke anggota pramuka dan teman-teman di OSIS dan Ikatan Remaja Masjid. Pernah ketika saya mempraktekkan bersama teman-teman pramuka di MA YMI sekitar tahun 2010, saya memberikan contoh terlebih dahulu namun yang menerima belum "siap" sehingga saya terlepas begitu saja dan kepala terkena batu yang ada di bawah, untungnya tidak sampai mengeluarkan darah hanya benjol sedikit. Melihat kejadian tersebut, peserta yang mendapat jatah giliran pertama langsung mengundurkan diri. Sebuah model yang tidak sukses. Namun di lain hari dan lain tempat, serta beda peserta, game ini sukses saya terapkan. Dan sebagian besar dari mereka merasa tertantang. Sebuah game tanpa alat dan fleksibel bisa dimainkan dimana saja, dan memberikan  interaksi yang kuat terhadap masing-masing peserta, selain itu memberikan kesan yang mendalam. Silahkan mencoba untuk mempraktekkan di kegiatan sekolah maupun organisasi sobat semua, sebagai tambahan variasi ice breaking season. Game ini juga memberikan efek refreshing (penyegaran) mungkin setelah materi di dalam ruangan. Tempatkan panitia sebagai instruktur (harus cekatan) dengan jumlah bisa lebih dari 1 orang, jika peserta mencapai 40 orang lebih.
Satu sifat/sikap yang bisa di eliminir (dihilangkan) adalah sikap mudah meremehkan orang lain atau terlalu banyak guyon bahkan acuh dengan komunitas atau teman. Untuk kalangan pelajar/ remaja bisa dikelompokkan menjadi tim putra dan tim putri agar tidak terjadi pelecehan seksual atau hal yang berbau pornografi atau tindak asusila lainnya. Kegiatan Outbond juga memiliki keuntungan yaitu peserta mampu mendekatkan diri dengan alam sekaligus mentadaburi ciptaan Allah swt. Menjernihkan pikiran serta mendekatkan pribadi antar tim, memberikan kepedulian sosial dan kepekaan memiliki jiwa penolong. Simulasi dengan kegiatan outbond, game, atau aktivitas luar ruangan lainnya juga memberikan penguatan terhadap mental dan kepribadian agar  menjadi individu yang berdisiplin dan tidak manja, tanpa melakukan tindak kekerasan atau cara-cara militer. Okay, try at your team guys!

Monday, May 23, 2016

Membaca Situasi, Lebih Banyak Mendengar

Ketrampilan membaca tidak melulu terkait membaca buku atau tulisan, ada kemampuan membaca lainnya yang masih banyak, salah satunya dari sekian banyak jenis membaca adalah membaca situasi :)
Membaca situasi itu penting bro & sis, soalnya sangat berpengaruh sekali dengan kemampuan adaptasi. Kemampuan inilah yang digunakan untuk survive. Survive dari bahaya, survive dari kondisi kritis, serta survive dari kondisi sulit.  Saya sangat suka bersahabat dengan seseorang yang bisa secara fleksibel menyesuaikan dirinya dimana berada. Saya memiliki sahabat bernama Tejo, beliau ini usianya lebih tua dibanding saya. Beliau orangnya mudah berkomunikasi dan mudah mempengaruhi orang lain. Pernah, saya dan Tejo ini ke suatu tempat wisata dan saat itu berbaur dengan pengunjung lainnya. Kami dengan beberapa pengunjung lain menikmati makanan yang dibawa, sebelumnya ada sekitar 6 orang yang tidak saling kenal, nah sahabatku ini Bang Tejo membuka percakapan sambil menawarkan minuman, akhirnya setelah berbincang-bincang ternyata beliau mampu membuka link untuk bisnis. Bang Tejo ini seorang entrepreneur jamur. So, saudara bertambah dan jaringan bisnis melebar. Momen jalan-jalan (wisata) ternyata mampu dijadikan peluang, asalkan kemampuan "membaca situasi" yang jeli tersebut kita miliki.
Perlu berlatih agar kemampuan membaca situasi ini kita miliki, minimal agar tidak dianggap pengganggu atau "orang asing".  Ya, orang asing yang disalahtafsirkan, niatan kita baik namun jika orang lain merasa terganggu, maka niat baik itu patut kita luruskan dan dikomunikasikan. Ada kejadian, suatu saat sepasang muda-mudi yang asyik mengobrol tanpa melihat kanan-kiri padahal kondisinya di jalan raya. Mereka dengan tanpa merasa bersalah, tidak memperdulikan pengguna jalan lain, berkendara sepeda motor beriringan kanan kiri, sambil ngobrol, tertawa terbahak-bahak, padahal pengguna jalan lain bisa terganggu karena posisi mereka ke tengah, tidak mau ke pinggir jalan. Sebaliknya nyawa mereka juga bisa terancam bahaya karena sewaktu-waktu bisa terjadi kecelakaan. Ketidakmampuan membaca situasi, mendekatkan diri pada bahaya, sering mendatangkan malapetaka.
Lebih banyak mendengar agar informasi yang datang mudah diserap. Buka mata, buka telinga dan tentunya buka mata hati. Menjadi orang yang lebih peduli (care), memiliki etika sesuai peribahasa "dimana bumi dipijak maka disitu langit dijunjung", yang secara sederhananya kita harus mampu menyesuaikan diri dengan menaati aturan yang ada disetiap tempat yang kita kunjungi. Karena setiap daerah memiliki aturannya sendiri, patut kita taati dan hargai jika ingin keberlangsungan hidup kita lebih lama. 
Segi keuntungan dan kerugian bisa dijadikan motivasi untuk belajar membaca situasi. Diawali dengan rasa kepedulian terhadap sesama dan lingkungan. Orang hebat bukanlah orang yang mampu mengalahkan orang lain, namun dia hebat dikarenakan mampu menjadikan orang lain sama-sama hebat, mampu membantu, mampu meringankan dan melegakkan pikiran yang penat karena problem hidup. Menarik untuk disimak suatu kisah di bioskop yang mana banyak orang yang ingin menonton sebuah film yang lagi "ngetrend". Sebut saja film "A", nah di dalam bioskop itu ketika film mulai diputar ada sepasang muda mudi berbicara dengan suara sangat keras sehingga menggangu penonton lainnya, seorang penonton yang duduk didekatnya merasa terganggu maka dibentaklah 2 muda mudi tadi olehnya. Merasa tidak diterima dibentak dan dimarahi di tempat umum maka berkelahi hingga petugas keamanan membawa mereka bertiga keluar ruangan. Hingga film selesai diputar, tiga orang ini masih saja bertengkar. Masing-masing dari mereka,  merasa berada di pihak yang benar dan tidak mau disalahkan. Menurut saya mereka bertiga rugi biaya, rugi waktu dan melewatkan film yang sudah ditunggu-tunggu untuk ditonton. Emosi juga terkuras bahkan ketertiban umum terganggu. Ada 3 hal yang seharusnya diluruskan. Hal pertama sepasang muda-mudi tersebut harus mampu melihat dimana mereka berada, jika ingin bebas bicara maka bukan di bioskop karena bukan milik sendiri. Hal kedua, penonton yang duduk bersebelahan yang membentak mereka harusnya mampu menahan diri dan menyampaikan secara baik-baik nasihatnya bukan membentak karena membuat hati terluka. Hal ketiga, 2 pihak secara cepat harus membaca situasi bahwa percekcokan hanyalah menjadikan mereka dikeluarkan dari bioskop. Tingkat kesadaran diri sangat penting, bro & sis. Banyak tempat umum (fasilitas publik) yang ketika berada di tempat tersebut, hak kita dibatasi oleh hak orang lain, sehingga tidak serta merta kita melakukan tindakan sesukanya apalagi sampai mengganggu orang lain. Menurut saya 3 orang tersebut harusnya merasa malu.
Marilah lebih banyak mendengar. Makna harfiahnya adalah diamlah ketika sedang mendengarkan pembicaraan orang lain. Jika ingin menyela tunggulah hingga lawan bicara kita selesai baru giliran kita untuk berbicara. Jika ingin menjadi pembicara atau orator yang hebat maka belajarlah menjadi pendengar yang baik. Jika ingin menjadi penulis yang hebat, belajarlah banyak membaca karya-karya orang hebat lainnya. Ingatlah, diatas langit masih ada langit, diatasnya orang hebat masih ada yang lebih hebat. Hindari takabur dan sombong. Kesombongan hanyalah membawa kehancuran. Arogansi membawa kebencian orang lain terhadap diri kita. Kepedulian menyuburkan kasih sayang. Ketaatan membawa kenyamanan. Melangkah lebih maju, lebih tinggi, lebih lebar tanpa melupakan tetap berpijak ke bumi.
Berikut latihan mengurutkan cerita agar memiliki makna yang runtut hingga menjadi sebuah cerita yang enak dibaca:
Teks Recount (Arrange these sentence into a good recount text)
1. In the end, I could not bear it. I turned around again. “I could not hear a word” I said angrily.
2. Last week I watch very interesting play in theater.
3. I did not enjoy it when a young man and a young woman were talking very loudly behind me.
4. “It’s none of your business” the young man said rudely. “This is a private conversation”
5. I got very angry then turned around.They did not pay any attention.

Monday, May 16, 2016

Gagal Paham, Salah Paham, Yo Wes...

Kurangnya pengetahuan dan wawasan luas menyebabkan fanatik sempit dan memandang rendah kelompok lain. Kalangan terdidik menyebutnya sebagai etnosentrism. Terlepas dari bahasan ilmiah, ini hanya sekedar curhat, hal buruk semakin terpuruk dikarenakan orang yang terdidik terlalu banyak tahu dan kemudian mencari keuntungan secara materi dari pengetahuannya diteruskan dengan memperdaya orang-orang yang kurang terdidik. Contoh kasus nyata adalah dalam bidang kedokteran dan kesehatan. Dokter yang buruk sifatnya akan memaksa pasiennya dengan memberi resep obat yang mahal meskipun sakit si pasien sebetulnya biasa-biasa saja. Dia memberi rasa takut yang berlebihan dan terkadang menggantikan sebagai malaikat maut karena bisa menentukan kapan pasien itu meninggal. Hal baik manakala bertujuan membantu pasien. Hal buruk manakala bertujuan menguras isi kantong pasien. Yah, si dokter tersebut memanfaatkan kebodohan pasien yang tidak tahu menahu akan masalah kesehatan dan dunia kedokteran, kadang mendengar istilah-istilah kedokteran saja pasien sudah dibuat migrain dan demam. Tahu namun memperdaya orang yang belum (tidak) tahu. Paham namun memberikan pemahaman yang salah kepada orang lain.
Bagaimana jika terjadi pada kalangan tokoh masyarakat bahkan tokoh agama? Yang dengan alat agama itu, mereka berusaha membuat pandangan sempit terhadap golongan lain bahkan sampai menyebar fitnah. Sungguh tindakan buruk yang menimbulkan renggangnya ukhuwah. Munculnya fanatik sempit dikarenakan sudut pandang yang digunakan hanya satu sisi. Tidak mau terbuka terhadap pemikiran pihak lain. Bahaya fanatik sempit bisa meruncing hingga saling fitnah dan saling klaim kebenaran, karena "benar" itu adalah versi mereka sedangkan versi di luar mereka adalah salah besar. Akhir-akhir ini terjadinya salah paham antar kelompok, golongan, ataupun etnis merupakan akar masalah yang sewaktu-waktu menjadi BISUL yang tiba-tiba pecah, memecah ketahanan nasional, keutuhan bangsa ini. Lihat saja, bagaimana kesalahpahaman itu sengaja dipelihara, dirawat dan disuburkan dengan kaburnya berita (tidak jelas) di kalangan masyarakat. Masyarakat akhirnya "gagal paham" dalam menyikap permasalahan tertentu.
Siapa tahu di negeri ini masih banyak orang alim ya?! Yang ilmunya benar-benar mampu menjadi cahaya bagi masyarakat yang sedang kehausan dan lapar akan keadilan. Masyarakat akhirnya merindukan sosok pemimpin yang disebut sebagai "ratu adil" yang sebenarnya tidak ada. Hanya sebuah utopia belaka. Mari cermati baik-baik salah satu tokoh yang pernah dielu-elu kan yang dikira dan dianggap "merakyat" sekali, dimana diyakini mampu menyelesaikan permasalahan bangsa, membawa Indonesia sejahtera adil dan makmur. Tiba gilirannya diberi kesempatan memimpin, ora becus. Saat ini yang terjadi hanyalah pepesan kosong. Jalan ditempat iya. Tidak masalah jika jalan ditempat itu bagian dari latihan baris berbaris anak pramuka, nah jika levelnya nasional, apa tidak semakin tertinggal dengan singapura, malaysia, thailand, brunei, dan negara asia tenggara lainnya?
Dimanakah letak "gagal paham" yang dialami masyarakat sekarang? Menurut pribadi saya, saat ini, mayoritas masyarakat di pelosok (desa, kampung, dusun), ketika menjumpai dan melakukan prosesi pemilihan pemimpin di level manapun (desa, kabupaten, kota, provinsi, nasional) masih berpikir pendek belum sampai 5 tahun kedepan bahkan 10 tahun kedepan. Suara mereka tergadai dengan 50 ribu, 20 ribu, atau sekedar nasi bungkus. Sampai saat ini mereka gagal paham bahwa si tikus (pemimpin berjiwa koruptor dan berhati iblis) telah membodohi dan memperalat dengan senjata ampuh yaitu politik uang. Gagal paham, jika ternyata 1 suaranya itu sangat berharga dan berpengaruh terhadap hampir 255 juta jiwa, dalam aspek ekonomi, pendidikan, kesehatan, termasuk kebutuhan spiritual. Contoh kebutuhan spiritual yang terganggu adalah kasus di negara lain (Cina), disana beberapa bulan lalu kebutuhan dan hak seorang muslim dibatasi dalam ritual ibadahnya, ini terjadi karena pemimpin (pemerintah) negara tersebut trauma dengan Islam (memiliki pandangan sempit) bahkan skeptis terhadap segala sesuatu yang berbau Islam.
Yo wes lah, sebagai muslim sejati, saat ini jalani kehidupan sesuai syariat, yakini kesemrawutan, keruwetan, polemik, problema, adalah by designed (rancangan) dari Allah swt dengan tujuan agar ujian itu membuat tangguh umat muslim. Jika kita menjadi bagian dari kelompok kebenaran maka beruntunglah, karena track yang kita lalui sudah pas dengan perintahNya. Hormati dan sayangi saudara-saudara kita sesama muslim, hindari dan jauhi perselisihan yang bersifat masalah furu (cabang), jika antar umat agama yang berbeda saja mampu toleransi, kenapa dengan sesama muslim justru bersitegang? Bukankah Allah swt mengumpulkan dan mentautkan hati orang-orang beriman. Adakah yang salah dengan umat ini? Yo wes, instropeksilah, bisa jadi banyak perintah wajib yang tidak dijalankan dengan sempurna, ibadah sunah yang sudah jarang sekali dirutinkan, sehingga keberkahan dalam ukhuwah itu sekarang sedang dicabut. Semoga Allah swt senantiasa menjaga hati kita, menjaga iman kita, menjadikan kita sebagai hamba lebih tawadhu dan takut padaNya.
Fenomena sosial dan intrik yang ada, ikuti saja, tapi jadilah penonton, pelaku, pemain, ataupun pendukung bahkan sekedar penyimak yang memiliki kecerdasan dan kepahaman. Al Fahm itu dasarnya adalah ilmu. Maka banyak-banyak membuka diri dengan membaca, terbuka dengan pemikiran dari luar golongan kita tanpa mengubah keyakinan dan pendirian yang sudah dimiliki. Menjadi masyarakat yang cerdas. Menjadi cerdas dengan memiliki ilmu. Menjadi berilmu dengan terus belajar. Belajar tanpa kenal istirahat dan kata henti, karena berhentinya kita dalam belajar adalah sebuah kematian jiwa. Dimana jiwamu sekarang wahai sobat? Dimanakah hatimu sekarang wahai kawan? Dan dimanakah perasaanmu wahai pemimpin hingga engkau tega membiarkan rakyatmu tertindas dan kelaparan.
Berikut teks spoof terkait dengan kondisi salah paham seorang juru tulis terhadap tamu hotelnya, kita simak bersama:
Teks Spoof
On a recent vacation at a resort with my
in-laws, we planned to spend an afternoon at the
pool with our kids. We wanted to bring our own
drinks, but were unsure of the hotel's policy. My
brother-in-law called the front desk, and assuming
everyone was familiar with the brand of ice chest he
had, asked if it was all right if he brought a
Playmate to the pool. After a pause the clerk asked,
"Does she have her own towel?".

Tuesday, May 10, 2016

Mengikat, Merekat, Sedekat Kerabat

Menjaga sebuah kekerabatan sungguh termasuk salah satu pekerjaan mulia. Jika seorang ayah meninggal kemudian semasa hidupnya memiliki kerabat maupun sahabat dekat maka anaknya dianjurkan untuk menyambung ikatan persahabatan atau kekerabatan tersebut. Kata "kerabat" lebih condong pada ikatan keluarga besar secara silsilah garis keturunan kakek, saudara ayah, saudara ibu, dsb. Sedangkan sahabat secara ikatan darah tidak ada namun kadang ada yang ikatannya lebih kuat dibanding kerabatnya sendiri. Hal ini bisa terjadi demikian, karena bentuk interaksi yang intens, visi dan cara pandang yang sama sehingga terjalin kedekatan hubungan yang hangat. Teman saya bercerita tadi malam ketika bertemu dengan saya, beliau menyampaikan musuh (orang yang membenci) kita bisa muncul dari teman dekat yang ada. Misalnya dalam sebuah organisasi, perusahaan, partai politik atau lembaga. Faktor penyebab renggangnya persahabatan sangat banyak, hanya biasanya beberapa faktor dominan berupa perebutan posisi kedudukan, jabatan, daerah kekuasaan bisnis, cinta, dan ambisi pribadi (ego) yang terlalu tinggi. Saling sikut, saling menjatuhkan bahkan menyusun sebuah konspirasi jahat untuk menghabisi karir seseorang. Yang diperbaiki utamanya adalah landasan (pondasi) awal atau biasa disebut "komitmen", yang dijadikan modal dalam persahabatan. Agar apa? Ya, dengan tujuan agar tidak terjadi pelanggaran kesepakatan ataupun kontrak dari perjanjian awal. Ambil contoh persahabatan Agus, Budi, dan Sari. Mereka bertiga selama 3 bulan terakhir sering bersama kemanapun mereka pergi, saling membantu sama lain, saling berkunjung ke rumah bahkan ketika salah seorang diantara mereka butuh uang maka saling membantu tanpa bertanya kapan akan melunasinya. Namun 1 pekan terakhir Si Agus dan Budi sudah jarang terlihat bersama. Agus seringnya malah berjalan berdua dengan Sari. Jadi Agus ada rasa suka dengan Sari, nah si Budi ini cemburu. Suatu waktu Budi merencanakan niat jahat, dia meminjam sepeda motor milik Agus, nah tanpa sepengetahuan Agus motor tersebut digunakan jalan-jalan berdua dengan Sari. Agus dan Budi berantem gara-gara masalah sepele. Cinta Monyet. Persahabatan 3 orang ini bubar tanpa kabar. Ini misal kasus di remaja, pada orang dewasa masalahnya semakin pelik, bahkan intrik yang terjadi melibatkan anggota kerabat sampai pada peristiwa pembunuhan.
Persahabatan atau persaudaraan (ukhuwah) akan langgeng manakala yang mengikat itu memiliki sifat kekal. Sehingga dalam ajaran Islam cinta karena Allah, saling merindukan karena Allah, saling mendoakan bahkan cemas jika saudaranya terkena musibah, hal-hal tersebut sangat dianjurkan untuk diterapkan. Persahabatan yang didasari oleh faktor iman maka akan mengekalkan ikatan ukhuwah. Persaudaraan muslim akan menjadi lebih utama dibanding ikatan darah manakala dalam hubungan ikatan darah sudah berbeda keyakinan. Kita lihat kisah Nabi Nuh AS dengan anaknya yang bernama Kan'an, si anak tidak lebih baik daripada binatang/ hewan yang berpasang-pasangan dan kaum ayahnya yang mau naik ke bahtera (perahu) disaat terjadi badai. Sehingga dalam cerita ini ikatan persaudaraan karena iman posisinya lebih baik dibandingkan dengan ikatan darah. Ada sebuah tanggungjawab seorang ayah maupun ibu untuk mendidik agar anak keturunannya berada dijalan keimanan dan keselamatan (Islam) karena akan menjadi kebanggan dan kebahagiaan besar jika bisa berkumpul sebagai anggota keluarga lagi di surga Nya.
Persahabatan atau persaudaraan harus memberikan manfaat, saling menasihati pada kebenaran, saling memberikan motivasi dan dorongan agar sukses. Usaha menjadikan ikatan ukhuwah yang solid, kuat, sebetulnya membutuhkan beberapa tahapan. Dalam sebuah ukhuwah hal pertama minimal harus ada saling mengenal antar anggotanya (taaruf), memiliki pemahaman yang sama dan juga mampu saling memahami (tafahum). Ketika sudah sampai pada tingkatan saling memahami satu sama lain diharapkan naik ke level yang lebih tinggi yaitu saling menanggung beban diantara anggota organisasi atau dalam lingkup ukhuwah tersebut. Misalnya anggota yang kekurangan dalam bahan pokok dibantu dengan iuran sukarela untuk meringankan masalah bahan pangan. Disini kepeduliannya sudah semakin tinggi. Dari saling menanggung beban (takaful) naik ke derajat yang lebih tinggi lagi yaitu tingkatan ukhuwah yang pernah dipraktekan semasa zaman rasulullah SAW dan para sahabat. Tingakatan terakhir adalah itsar (saling mendahulukan). Dalam artian saling mendahulukan disini adalah mengakhirkan haknya untuk diberikan hak tersebut kepada saudaranya, bukan sebaliknya memberi beban tanggungan kepada saudaranya. Terdapat kisah disuatu medan pertempuran. Kala itu pasukan sudah kehabisan bekal air minum dan tersisa satu botol, kemudian dalam satu kompi pasukan tadi salah seorang prajurit mengerang  kehausan dengan kondisi sekarat. Akhirnya si prajurit tersebut diberi minum dengan air terakhir, tiba-tiba teman disebelahnya kondisinya lebih kritis maka diserahkan ke sebelahnya. Dan ini ternyata diberikan terus sampai giliran kepada prajurit pertama, dan ternyata sudah meninggal duluan (syahid). Hal ini bukan sebuah kekonyolan, namun bentuk itsar yang luar biasa. Jika melihat kondisi saat ini, bukan itsar yang terjadi tetapi teman kita malah memakan hak kita atau sebaliknya kita memakan hak teman kita. Akhirnya banyak perselisihan, rebut jabatan, dan saling menjatuhkan.
Faktor duniawi dan syahwat yang sesat menjadi penyebab utama kekacauan dalam ikatan persaudaraan tersebut. Ada sebuah pertanyaan, selain faktor geografis, yang mengikat kita menjadi kesatuan bangsa Indonesia itu apa? Kita lihat orang kaya di negeri ini banyak yang sudah tidak peduli dengan penderitaan orang miskin, sifat kedermawanan orang kaya telah terkikis menjadi kepelitan yang menyesakkan, doa orang terdzolimi sudah berupa makian dan cercaan, doa baik sudah hilang dari bibir dan lisan orang yang terpedaya. Hubungan timbal balik yang sangat buruk. Seharusnya orang kaya  dengan hartanya bisa dermawan, yang miskin mendoakan yang kaya agar senantiasa diberikan kesehatan dan keselamatan. Sudah berapa banyak harta menjadi penyebab datangnya maut.  Pemilik toko emas digorok perampok, tangan putus gara-gara disabet golok oleh penjambret yang mengincar tas berisi uang jutaan rupiah yang dibawanya. Tidak selamanya harta itui membawa ketenangan batin. Sebaliknya perut yang kelaparan terkadang membuat emosi mudah meluap dan tindakan brutal tanpa pikir panjang karena logika dan rasionalitas tertutup oleh lambung yang kosong.
Persaudaraan mampu menembus batas geografis, manakala ikatan iman itu kuat. Bahkan sesama muslim adalah bagaikan satu tubuh, jika salah satu anggota badan terluka maka anggota tubuh lainnya merasakan sakit. Berita terbaru datang dari saudara muslim dari Suriah. Banyak anak-anak yang menjadi korban kebiadaban kediktatoran Assad, di Aleppo sana yang sekarang masih terjadi tragedi kemanusiaan. Korban berjatuhan, terancaman kehilangan generasi di masa mendatang karena tunas-tunas bangsanya banyak yang menjadi korban dari roket dan bom yang menyasar warga sipil. Nah muslim di Indonesia alangkah eloknya memiliki keprihatinan akan tragedi tersebut. Minimal kita memanjatkan doa yang kepada saudara-saudra kita ini, jika secara bantuan materi belum mampu.
Dalam persahabatan janganlah muncul rasa iri dan dengki karena memunculkan percikan api permusuhan. Ada anjuran dalam Islam, jika kita marah/ benci pada seseorang jangan melewati batas 3 hari. Setelah 3 hari, diusahakan harus sudah islah atau berbaikan kembali sehingga perang saudara itu tidak terjadi. tarik nafas panjang, jika marah dalam keadaan berdiri maka duduklah atau berbaringlah, lebih bagus lagi jika ambil air wudhu dan shalat.
Berikut teks narrative materi kelas XI semester genap terkait dengan persahabatan, mengindari segala penyebab retaknya persahabatan, rajut, ikat kembali, sambangi, kunjungi, dan saling mendoakan agar hati ini diikat oleh rasa iman dan kasih sayang atas dasar Allah swt.
Teks Narrative
On one of the green trees there lived a cuckoo and a crow. They are best friend. They share nest together.

One evening a tired traveller decided to spend the night under the tree. Cuckoo started singing with his sweet voice. The man liked it.

The day dawned, it was now the crow’s turn to caw. His voice was so harsh to the ears that the traveller soon left the place. The crow saw it, and he felt jealous of the sweet-voiced bird. Then the crow went to the nest and broke all cuckoo’s eggs

“Why did you break all my eggs, crow?” said cuckoo.
The crow said, “It because your voice! Let us both go to the traveller and ask him who is the best!”

After they met the traveller, the man said “But

both of you have been old friends, so you should always live in harmony. You should not feel jealous of your friend.”

Now they were be friend forever

Monday, May 9, 2016

Tabrakan, Semoga terhindar dari Musibah, Keselamatan untukmu Kawan

Kejadian 5 tahun yang lalu ketika saya mengalami kecelakaan tunggal hingga menghilangkan setengah gigi seri atas sebelah kiri. Sebuah kecelakaan yang sebetulnya tidak perlu, namun ketika memang sudah menjadi bagian cerita takdir maka ambil hikmahnya. Saat itu dimulai ketika sepulang dari memberikan jam tambahan kelas akhir. Saat itu masih mengajar di MA YMI Wonopringgo, dimana jarak wonopringgo dengan rumah yaitu Desa Tajur Kandangserang sekitar 24 km atau perjalanan normal 40 menit dengan kecepatan rata-rata 70 km/jam. Jam sudah menunjukkan pukul 5 sore ketika saya menyudahi les Bahasa Inggris, saatnya untuk berkemas-kemas pulang. Namun sebelum pulang saya sempat mengecek email, 15 menit kemudian cabut dari sekolahan. Saya masih ingat saat itu hari kamis malam Jumat, dengan kecepatan normal 60 km/jam, sepeda motor terus melaju hingga akhirnya sampai batas hutan setelah desa Tambakroto. Sesampainya masuk gang rumah, jalan menurun dan seingat saya kondisi sudah mulai gelap dan...akhirnya terjatuh. Kondisi jalan yang menurun dan menikung, di pinggir jalan banyak pasir dan kerikil untuk pengaspalan jalan (batu split). Untuk sesaat saya tengkurap dan tidak sadarkan diri hingga datang pengendara motor lain dari arah yang berlawanan. Untungnya saya menaruh tas di bagian depan (bagian dada) hingga bagian tubuh depan terlindungi kecuali muka, mulut, bibir, dan gigi. Kondisi sepeda motor gak bisa dinyalakan sehingga saya diantar pengendara motor tadi sampai ke rumah. Sayup-sayup terdengar adzan maghrib, dan pertanyaan langsung ditujukan kepada saya dari ayah, ibu, dan orang-orang yang berkerumun melihat saya. Hal yang terpenting setelah kejadian itu adalah faktor ketergesa-gesaan (buru-buru) sangat membahayakan keselamatan apalagi dengan buruknya kondisi jalan dan pencahayaan di lapangan.
Itu kecelakaan tunggal ada satu lagi pengalaman untuk kecelakaan yang berwujud tabrakan, namun alhamdulillah sepeda motor dan tubuh hanya masuk kolong truk tidak sampai terjadi tabrakan antara bodi kendaraan dengan truk. Kedua peristiwa ini menjadikan momen bersejarah dalam hidup saya hingga sekarang terkait berkendara. Ingatkah ketika kematian itu selalu menyertai langkah kita? Takutlah akan batas akhir di dunia, hingga rasa takut itu memotivasi kita untuk berbuat yang terbaik, interopeksi diri, selalu mawas diri dan kehati-hatian menjadi hal pertama dalam melangkah. Maka saya sungguh bahagia sekali ketika ajaran Islam pada umatnya untuk saling mendoakan ketika saling bertemu. Ucapan Assalamualaikum Warrahmatullahi Wabarakatuhu (Semoga Keselamatan dan Kesejahteraan/keberkahan terlimpah atasmu), sebuah greeting (sapaan) yang maknanya sangat dalam melebihi sekedar say hello, basa basi, atau tos tangan. Siapa sih yang nggak pengen selamat, siapa juga yang gak mau didoakan agar hidup dalam kondisi sejahtera dan berkecukupan. Ya, tradisi yang baik yang harusnya bangga dilakukan oleh setiap muslim. Tradisi "mengucapkan salam" ketika bertemu dengan kawan-kawan. Dibalik itu terdapat doa mustajab, harapan kebaikan, kepada saudara kita. Bahkan hal ini berlaku bagi semua muslim baik sudah saling kenal maupun belum, karena pada hakikatnya seorang muslim itu adalah saudara.
Dalam melakukan sebuah ajaran maupun aturan tidak hanya melihat hikmahnya saja, namun melakukannya karena kita memang taat dan meneladani sunah Rasulullah SAW. Sungguh hidup ini akan menjadi indah jika selaras dan harmoni dengan aturan fitrah yang sudah diwahyukan kepada teladan kita Nabi Muhammad SAW di dalam Al Quran. Semoga waktu-waktu yang ada saat ini, diisi dengan perbuatan sesuai Al Quran dan Assunah. Jangan lupa sambil senyum manis ketika mengucapkan salam agar kawan kita merasakan aura kebahagiaan dari diri kita.
Berikut teks News Item berisi berita collision (peritiwa tabrakan), materi ini untuk kelas XII semester gasal:
News Item Text
JAKARTA: Seven people were killed in a collision between a bus, a car and a truck on Dipenogoro street at 10:35 p.m. last night. The dead were all the passengers of the car. The police believed the car had been trying to overtake the bus when it was struck by a truck coming from the opposite direction. The driver of the car might not be using his lights, as the truck driver said he did not see the car approaching. 
The police said the car should not have tried to pass the bus, since overtaking is not allowed on Dipenogoro street. In addition, the police report that the car, a small Japanese car, should not have been carrying more than five people. If the passengers had brought their identity cards, the police would have identified the names of the victim easily.