Showing posts with label cerita. Show all posts
Showing posts with label cerita. Show all posts

Thursday, December 28, 2017

Film Ande Ande Lumut, Buruk Rupa Yang Jadi Idola

Film ande ande lumut garapan siswa MA Hasbullah memiliki scene/adegan yang sederhana namun sarat (penuh) nilai pembelajaran dalam kehidupan. Film yang diremake (daur ulang) dari cerita turun temurun nenek buyut dari jaman dahulu telah dikemas oleh mereka ala superstar aktor pelajar dengan level pemula, hasilnya tidak begitu mengecewakan.
Ande Ande Lumut, Kisah Pangeran Yang Mencari Jati Diri
Sejatinya cerita ini berkisah tentang seorang pangeran yang merupakan putra mahkota dengan kehidupan mewah serba kecukupan dan bahkan didambakan banyak orang. Namun si pangeran ini merasa ada sesuatu yang ia belum miliki, dalam jiwanya merasa kosong di tengah kemewahan istana kerajaan ayahnya. Maka ia pergi berkelana dengan ajudannya ke suatu negeri antah berantah, ia sendiri belum pernah singgah ke tempat tersebut. Dalam pengembaraannya itu ia bertemu dengan seorang nenek tua, karena dialah kemudian pangeran diberi nama ande-ande lumut.
Pencarian jati diri pangeran dengan terjun ke masyarakat langsung ini menjadi karakter khas cerita hikayat, kisah kuno tentang para bangsawan, para raja yang ingin tahu betul kondisi rakyatnya. Kehidupan yang serba mewah ternyata ia tidak jumpai di kalangan rakyatnya, sebaliknya justru keprihatinan dan kesederhanaan dari rakyat kebanyakan yang ia dapati. Inilah yang kemudian membuka pintu hati nurani sebagai orang dari golongan yang berada, dari kasta bangsawan, dari penguasa tinggi yang sebetulnya tanggungjawabnya untuk memberikan kondisi yang layak bagi masyarakat terutama aspek ekonomi/ kesejahteraan.
Jadi dalam kisah kuno saja, ada usaha dari penguasa untuk mengetahui kondisi asli rakyatnya, ia turun ke bawah justru ketika jadi penguasa, bukan turun ke selokan pas KAMPANYE demi PENCITRAAN.  Kalo yang pertama yaitu raja turun kebawah itu bertujuan tahu kondisi dan memberikan solusi, sedangkan yang kedua calon presiden turun kebawah bertujuan minta belas kasihan dan simpati agar dipilih, serta memanfaatkan kemiskinan rakyat sebagai alat pencitraan. Bukti setelah jadi presiden hingga tahun 2017, kesejahteraan rakyat yang mana yang sudah benar-benar ditingkatkan? Sudahkah turun kebawah, gas 3 kg, listrik, pajak, harga bahan pokok, lapangan pekerjaan, penegakkan hukum, dan MAAF saja jika waktu itu tidak mengeluarkan JANJI KAMPANYE maka tidak akan ada tagihan dan kekecewaan. Tidak seperti yang terjadi saat ini, bangsanya sendiri sulit mendapatkan pekerjaan namun justru pekerja asing dari cina didatangkan tanpa memperhatikan rakyat yang sakit hati. Slogan kampanyenya membela wong cilik, namun mereka sekarang membela WONG WONG LICIK, apakah mereka salah? Tidak, salahnya yang milih karena kebodohan kita kena tipu mereka. Jaman old (presidennya SBY ketika itu) tidak separah jaman now, era kacung cukong asing. Jadi adakah jati diri pemimpin sekarang ini berhati mulia membela wong cilik atau pendusta yang membela pihak asing?
Dalam kisah Ande Ande Lumut, klenting kuning tidaklah berparas secantik 2 saudarinya yakni klenting merah dan klenting biru. Bahkan jauh dari cantik, yang tepat adalah buruk rupa. Namun Tuhan itu Maha Adil, diberikannya kekurangan secara fisik namun diberikannya kelebihan dari watak, kepribadian, hati dan perangai yang lemah lembut. Cantik dan wajah rupawan itu hanyalah chasing (bungkus luar) yang tidak bertahan lama dimakan usia. Kecantikan sejati adalah kecantikan hati dan jiwa (inner beauty). Pesan moral yang benar-benar menyindir remaja kebanyakan jaman now, yaitu cara menjaga kesucian dirinya. Ande ande lumut tidak mengambil klenting biru dan klenting merah bukannya mereka berdua tidak cantik, sebaliknya sungguh cantik. Alasan Ande Ande lumut adalah keduanya bekas dari Yuyu Kangkang, diceritakan ketika yuyu kangkang berhasil membantu menyeberangkan klenting merah dan klenting biru imbalannya adalah mencium keduanya. Difilosofikan anak gadis yang tidak bisa menjaga pergaulannya dengan baik, tidak mampu menjaga kesucian dan kehormatannya dengan baik maka kecantikan itu tidak ada artinya. Dalam Islam diajarkan agar pemuda dan pemudi mampu menjaga pandangan dan kemaulannya dari perbuatan maksiat. Zina dalam Islam sangat dicela. Dan menurut ulama, zina terkecil adalah melihat wanita yang bukan muhrimnya, hingga zina terbesar melakukan perbuatan hubungan badan sebelum ikatan yang sah yaitu ijab qobul, ikatan resmi pernikahan. Dengan akad nikah, dengan atas dasar iman (agama) yang menjadikan hubungan yang tadinya dosa dilakukan namun setelah ijab qobul menjadi berpahala dan sah dilakukan.

Buruk Rupa Belum Tentu Buruk Hatinya
Jadi norma agama itu memberikan keteraturan dan pembelajaran tanggungjawab, tidak seperti ayam jantan (jago) ketemu ayam betina asal ketemu dijalan dan si jago sedang birahi maka langsung eksekusi di tempat, dan bebas tak ada ikatan apapun, tak ada tanggungjawab apapun. Itulah yang bikin manusia rusak jika melakukan perzinahan, moral sudah bobrok, peradaban manusia akan hancur. Dan kita lihat di jaman now, mudahnya interaksi lawan jenis dengan dibantu fasilitas gadget canggih memudahkan orang melakukan dosa dan maksiat.
Ande Ande Lumut Pemuda Yang Bijak
Si ande ande lumut tepat jika yang dipilih adalah si klenting kuning, ibaratnya seorang anak gadis yang mampu menjaga dirinya, meski di cerita tersebut yuyu kangkang tidak menjamahnya gara-gara faktor buruk rupa. Maka terkadang yang menurut manusia itu buruk belum tentu itu Buruk menurut Allah swt. Maka syukuri segala pemberian Allah swt, Dialah yang Maha Tahu, Maha Adil, dibalik wajah kita yang mungkin kita anggap kurang menarik tersimpan kebaikan (faedah darinya). Dimana kebaikan itulah yang bisa menjaga kita dari hal-hal yang dilarangNya. Mohon maaf kalo ada PSK itu berparas cantik mungkin itu wajar, tapi dia dengan kelebihannya tetap berdosa dengan alasan apapun menekuni profesi tsb. Ia mungkin untung di dunia wajah cantik dan banyak pelanggan, banyak uang, banyak pemuda kagum, namun semuanya itu semu bahkan pelakunya lama kelamaan akan merasakkan jijik dan muak dengan dirinya sendiri. Nah apalagi ada PSK yang buruk rupa, maka ia menjadi orang yang super rugi, tidak mampu mengambil pelajaran dari buruk rupanya untuk menjauhkan dirinya dari kemaksiatan.
Ilustrasi di atas akan berbeda cerita ketika dibandingkan dengan kondisi remaja saat now yang sedang dimabuk cinta, haus akan kasih sayang (mungkin di keluarganya bermasalah tidak mendapatkan kasih sayang yang cukup dari orangtuanya), kebebasan tanpa batas, pengetahuan dan pemahaman agama yang kurang, maka terjadilah sepasang kekasih yang belum sah melakukan hal yang dilarang dalam agama, dengan usia yang masih muda, masa depan sudah suram, padahal jalan yang ditempuh masih panjang, masa depannya tidak se-instan hubungan cinta monyet dan freesex ala remaja.
Bagaimana dengan para orang dewasa? Sama saja, pegangan agama sangat penting. Karena itulah benteng terakhir dari segala godaan perbuatan maksiat, mesum, kejahatan yang jaman now sudah kelewat batas. Gadget dan teknologi belum bisa mengarahkan kepada peningkatan iman pada sang Kholiq justru membantu musuh manusia yaitu syaitan dan iblis merekrut pengikutnya untuk menjadi bahan bakar api neraka. Anggota tubuh dari kita antara lain: tangan, kaki, mata, mulut, telinga, bahkan kulit semuanya dimintai pertanggungjawaban dan tidak bisa mengelak dari peradilan sejati di akhirat. Konsep dasar iman pada hari akhir harus menguatkan manusia agar selalu dan terus berbuat kebaikan, bahkan selalu memperbaharui niat dalam beramal kebaikan. Mengawali dari yang akhir, itulah istilahnya. Memulai segala aktivitas kita dengan dasar iman hari akhir (adanya kiamat), dimana nantinya manusia dibangkitkan kembali pada tiupan sangkakala yang kedua. Manusia dari yang pertama yaitu Nabi Adam as hingga manusia terakhir akan dikumpulkan di padang masyhar. Disanalah semuanya akan ditimbang sesuai dengan amal perbuatan di dunia saat ini, sekali lagi bukan ditimbang berdasarkan RUPA wajah, maupun tegapnya fisik, atau jabatan apalagi harta. 
Hargai Tubuh dan Anggota Badan Kita 
So, hargailah tubuh kita bro. Takutlah dengan balasan buruk, termotivasilah untuk berbuat baik. Di dunia now berbuat baik itu, terkadang PAHIT, menyakitkan, temannya sedikit (karena kemaksiatan banyak orang melakukannya), jadi orang asing, mungkin dikucilkan, tersiksa, namun ketika melihat balasan di akhirat maka bersemangatlah. Suwe-suwene wong urip paling 100 taon, tapi diakhirat tidak ada batasan tahun kita tinggal. So, prihatin selama 100 tahun untuk mendapatkan kenikmatan unlimited dan memang tidak ada batasnya, itu cukup adil dan fair. Kalo saat ini sobat semua dari sisi fisik kurang beruntung entah buruk rupa, cacat fisik, dsb, janganlah berkeluh kesah semuanya itu ada harga penggantinya di akhirat kelak. Sebaliknya sobat semua yang diberikan wajah handsome, imut, cantik, manis dan yang baik-baik lainnya jagalah dengan sekuat tenaga agar tidak tergoda untuk melakukan kemaksiatan dihadapan Allah oleh perantara fisik yang bagus tersebut.
Untuk cowok sejati, carilah pasangan hidup dan pilihlah pendamping hidup secara bijak layaknya Ande Ande lumut, memang ketemu gadis cantik nan seksi itu menggiurkan dan menyenangkan tapi hal itu belum tentu baik bagi kehidupan & masa depan kita. Untuk cewek, jadilah dirimu sendiri, cantik alami justru yang patut dibanggakan, tidak usah diumbar kepada setiap cowok yang ditemui cukuplah yang berhak saja atas dirimu yang benar-benar berani cinta dengan bahasa ijab kabul, cinta palsu itu yang mengarah kemaksiatan dan takut menuju pelaminan. Pilih yang benar-benar jantan menemui orang tua kita dan berani bilang melamar/ meminang diri kita. Yaps dibutuhkan klenting kuning jaman now, dan ditunggu ande ande lumut jaman now yang bijak dan berani secara gentle bilang I love U dengan meminang, bertemu langsung dengan orangtua mempelai putri. Syetan suka dengan pemuda bujang, karena mudah digodanya dengan syahwat dan tipu daya pandangan mata. So, waspadalah..waspadalah...

Related Posts:

Saturday, December 16, 2017

Cerita Legenda, Nenekku Suka Mendongeng



Contoh cerita yang melegenda tentang kisah asmara muda mudi adalah cerita Romeo Juliet, banyak produksi film yang meremake film ini. Bahkan ceritanya juga muncul dalam teks/ bacaan di pelajaran bahasa Inggris pada topik pembahasan teks narrative. Secara sekilas cerita tersebut berkaitan dengan sepasang kekasih yang saling cinta namun keluarga kedua belah pihak adalah musuh satu sama lain. Hingga pengorbanan romeo juliet yang menjadikan kedua keluarga itu akur, tapi harus dibayar mahal dengan meninggalnya anak mereka. Ini bagi kalangan remaja menjadi kisah favorit, namun dibalik itu ada hal negatif yaitu tentang cara bunuh dirinya romeo ketika melihat si juliet terbujur kaku (padahal belum meninggal, hanya efek obat saja).
Yang dikhawatirkan adalah sebuah shortcut atau jalan pintas berupa bunuh diri ketika mengalami masalah putus cinta atau patah hati, disisi lain remaja penuh dengan gejolak jiwa, dimana rasa gundah dan galau mudah menyergap pribadi mereka. Memang perlu disikapi dengan hati-hati dalam menelaah sebuah kisah apalagi terkait dengan sesuatu yang kemudian hari dijadikan panutan atau teladan. Beberapa hari lalu saya ngobrol dengan nenek yang sudah sepuh yang tidak lain adalah nenek saya sendiri. Nama beliau adalah Sumbuk binti Castam bin Cala, lahir sekitar tahun 1940-an, secara pasti beliau enggak tahu tahun berapa lahir karena memang buta huruf alias tidak berkesempatan mengenyam pendidikan formal baca tulis. Yang nenek ingat adalah ketika ia kecil (mungkin umurnya waktu itu 5 tahun), penjajah Jepang masuk ke kampung saya, yaitu dukuh Semeda Desa Tajur kecamatan Kandangserang. Alhamdulillah sekarang nenek masih dalam kondisi sehat, hanya pendengaran dan penglihatan yang kurang bagus. Masih bisa diajak ngobrol namun volume harus tinggi sedangkan ritmenya harus lambat atau pelan-pelan, masih bisa mengenali wajah tapi harus dekat tidak boleh lebih dari 2 meter jaraknya. Nenekku bercerita bahwa ia menikah di usia sekitar 7 tahun dengan pria yang saat ini menjadi suaminya yaitu kakekku (sekarang sudah meninggal), katanya ketika ia ditanya oleh petugas penghulu kecamatan nenek diminta tangan kirinya pegang telinga kanan, ketika sudah sampai berarti sudah umur 7 tahun. Saya kaget juga mendengar di usia 7 tahun sudah boleh menikah. Tapi mungkin di tahun 1950an itu diperbolehkan. Bahkan usia kakek terpaut jauh diatas usia nenek. Beliau bercerita untuk menikah mereka harus rela berjalan kaki ke kecamatan, beliau sendiri digendong bapaknya yaitu Castam dan kakekku (suaminya nenek) berjalan kaki katanya hampir 1 jam dari semeda, tajur menuju kantor KUA kecamatan kandangserang, dan jalannya masih bebatuan dikelilingi hutan, padahal sekarangpun di tahun 2017 kondisi jalan menuju kandangserang juga masih dikeliingi hutan apalagi dulu di tahun 1950-an, pastilah lebih belantara. Sungguh perjuangan yang sungguh luar biasa.
Nenekku suka bercerita masa mudanya dulu, apalagi sejak kakek meninggal beliau merasa kesepian, makanya sangat senang kalo ada cucunya yang mengajak ngobrol. Nenek melanjutkan cerita kalo di kampung dukuh semeda waktu nenek kecil hanya ada sekitar 7 rumah alias 7 kk (kepala keluarga), bahkan belum ada langgar (mushola). Pertama kali ada langgar adalah ketika kakek saya menikah dengannya. Kakek saya yang bernama Sawal bin taswan, ternyata seseorang yang pernah nyantri (mondok) di daerah Cirebon dan pernah bertemu dengan mbah Hasbullah, yaitu pendiri yayasan dimana saya sekarang mengajar (yayasan hasbullah yang membawahi MA Hasbullah Karanganyar). Nah, awal mendirikan langgar (mushola) lokasinya berada di samping rumah anak pertamanya yang bernama mbok timbul (anak perempuan, sekaligus anak pertama). Namun tidak lama kemudian langgar tersebut ambruk terkena puting beliung. Kata ayah nenek saya yaitu, bapak Castam, bangunan mushola harus dipindahkan ke lokasi lain karena disitu tidak direstui membangun langgar di lokasi tersebut. Hingga ada salah satu warga dukuh semeda lainnya yang juga mendukung kegiatan keagamaan menawarkan rumahnya untuk dijadikan langgar, beliau namanya adalah mbah usma (beliau seumuran kakek saya). Nah jadilah langgar atau mushola itu berdiri hingga sekarang ditahun 2017, yaitu masjid Nurul Hidayah dukuh Semeda, yang jugatiap pekannya rutin untuk shalat jumat. Saya sempat berpikir jika langgar itu di bangun sejak tahun 60-an maka pahala wakaf dari tanah yang digunakan sebagai masjid hingga sekarang terus mengalir pada mbah usma, luar biasa sekali, salah satu keuntungan generasi awal yang benar-benar berkorban dan berjuang demi agama (fisabilillah), yapspahala sodaqoh jariyah.
Lama juga saya ngobrol dengan nenek mungkin hampir 2 jam tanpa jeda. Kemudian nenekku meminta tolong pada saya untuk mengecek buntelan kertas yang ada di bawah bantalnya. Nenek bilang tolong dicek isinya apa saja. Ketika saya cek ternyata berisi kertas-kertas lusuh dengan tertera tahun 1963, ada juga tahun1970, dan yang paling baru tahun 1984 dan awal 1990an. Kertas-kertas tersebut kondisinya beberapa sudah lusuh dan sedikit berlubang dimakan ngengat. Arsip kertas tersebut sebagian besar adalah semacam kuitansi atau bukti pembayaran iuran setoran pembangunan daerah, ada juga tumpi surat pembayaran pajak tanah, dsb. Selain itu juga ada buku khutbah bertuliskan arab yang sudah lapuk dan kusam tapi masih bisa dibaca, isinya macam-macam khutbah antara lain panduan atau contoh khutbah idul fitri, idul adha, khutbah jumat namun berbahasa jawa menggunakan tulisan arab. Ada 1 lembaran kertas yang isinya saya pernah baca di media sosial (tapi saat itu sudah lama, mungkin 5 tahun yang lalu), namun yang ini lebih tua yang ditulis sekitar tahun 1990-an, lembaran ini sudah berupa ketikan, isinya adalah sebagai berikut:
PENGUMUMAN UNTUK UMAT  ISLAM DI SELURUH DUNIA
ASSALAMUALAIKUM WARAHMATULLAHI WABARAKATUHU
-------------------------------------------------------------------------------
Surat ini datangnya dari SYEH ACHMAD di Madinah, Saudi Arabia. Aku berwasiat untuk seluruh umat Islam dari Syeh Achmad penjaga makam Rasulullah SAW di Madaniyah di Masjid Nabawi Saudi Arabia yaitu sebagai berikut ini:
-------------------------------------------------------------------------------

Pada waktu malam tatkala hamba sedang membaca Al Quran di makam Rasulullah SAW dan hamba sampai tertidur lalu hamba bermimpi. Di dalam mimpi hamba bertemu dengan Rasulullah SAW dan beliau bersabda: Di dalam 60.000 orang meninggal dunia diantara bilangan itu tak seorangpun mati beriman. Seseorang tidak lagi mendengar kata-kata suaminya. Orang kaya yang mampu tidak lagi menimbang rasa kepada orang-orang miskin, sudah banyak orang tidak berzakat, tidak puasa, tidak sholat, tidak menunaikan ibadah haji, apabila orang itu mampu dan tidak beramal kebaikan.
Dan supaya bersegera berbuat kebajikan dan menyembah Allah SWT.
Demikianlah pesan Rasulullah SAW kepada hamba.

Berdasarkan pesan Rasulullah SAW itu maka hamba berpesan kepada segenap umat Islam: "Berselawatlah kepada Nabi Muhammad SAW, jangan bermalas-malas, bertobatlah dengan segera, dan bersembayanglah lima waktu jangan ditinggalkan. Keluarkanlah zakat, berpuasalah di bulan Ramadhan serta tunaikanlah ibadah haji.

Bagi siapa saja yang membaca surat wasiat ini, hendaklah ia menyalinnya untuk disampaikan kepada orang lain yang beriman, karena hari penghabisan/kiamat akan segera tiba dan satu bintang akan terbit dari langit sesudah itu pintu TAUBAT akan ditutup. Tulisan dalam Al Quran akan hilang dan Matahari akan dekat diatas kepala. Saat itu manusia akan panik, itulah akibat kelalaian mereka yang selalu menuruti Syahwatnya.

Jika menyalin surat ini sebanyak 20 lembar lalu disebarkan kepada teman-teman anda maka anda akan memperoleh keuntungan setelah dua minggu kemudian Telah terbukti pada seseorang Saudagar di Bombay setelah mencatat/menyalin surat ini dan menyebarkannya dalam satu dua minggu  setelah itu mendapatkan yang luar biasa besarnya dan seseorang temannya yang menganggap sepele surat ini, kemudian mendapat MUSIBAH BESAR yaitu anak laki-lakinya meninggal dunia. Maka dari itu saya berpesanbenar-benar kepada ANDA yang menerima surat ini janganlah melailaikannya dan baalah berulang-ulang lalu camkanlah betul-betul.

Ingatlah jika sengaja kita tidak memberitahukan surat ini kepada orang lain, maka tunggulah saatnya nasib apa yang akan datang menimpa dirianda. Janganlah menyesal apabila anda mendapatkan BENCANA maupun kerugian yang hebat. Sebaiknya jika anda segera menyalinnya kemudian menyebarkannya kepada orang lain, maka mendapatkan keuntungan yang sangat besar.

Surat berantai ini ditulis oleh S. T. ATHOIA seorang pengajian agama dari selatan. Sejak saat itu surat ini menjelajah sekeliling dunia hingga sampai ketangan ANDA, tentang Anda percaya atau tidaknya Anda terhadap surat berantai ini.
Tuan Musiafa bekas seorang Menteri di Sabah Malaysia telah menerima surat iniditahun 1977 dan Beliau lalu mengerahkan usahanya untuk membuat 20 lembar salinan ini dan beberapa hari kemudian Beliau mendapat lotere di Malaysia Timur.
Tan Sri Gazali Jawi bekas seorang Menteri besar Perak Malaysia telah dipecat dari jabatannya secara tidak langsung karena Beliau lupa setelah menaruh surat ini tidak disebarkannya. Setelah itu beliau ingat akan surat ini, lalu Beliau menyalinnya sebanyak 20 lembar dan dipencarkan. Teryata beberapa har kemudian Beliau dlatkembali mei Mentei Kabinet.
Daud Yusuf bekas Menteri PDK (Depdikbud) RI tidak mendapat kedudukan lagi dalam susunan Kabinet Pembangunan IV Republik Indonesia.
Maka dengan kejadian-kejadian seperti tersebut diatas, Saya mengharap Anda tidak memutuskan surat ini dan anda akan mendapatkan nasib baik atau buruk tergantung pada mau tidaknya Anda melaksanakannya.
Tunggu dalam jangka waktu dua minggu setelah menerima surat ini bahwa ALLAH SAW lah yang tahu tentang rahasia Anda ....

WASSALAMUALAIKKUM WARAHMATULLAHI WABARAKATUHU


Sudah lama sekali saya pernah membaca sejenis surat tersebut yang isinya hampir mirip. Hanya bedanya pas ketemu nenek kemarin kertas lembarannya benar-benar sudah lusuh menandakan sudah lama, dan dipojokkan tertera akhir tahun 1989 atau awal tahun 1990-an. Isi alinea pertama hingga keempat bersifat himbauan, namun paragraf selanjutnya semacam ancaman bahkan menyumpahi, saya sempat berpikir, kakek dapat lembaran tersebut kira-kira dari siapa dan apakah kakek menyalinnya. Padahal seingat saya sewaktu beliau masih hidup memang bisa menulis, tapi hanya mampu menulis namanya sendiri saja tapi untuk menyalin surat sepanjang itu kayaknya belum mampu. Kesimpulan sepintas saya adalah kakek tidak menyalinnya.
Itulah bagian oleh-oleh dari ngobrol dengan nenek saya yang super baik dan sangat kuat. Semoga keberkahan, keselamatan dan kesehatan menyertaimu nenek sayang.

Related Posts:

Monday, September 25, 2017

Pemalas, Malang Betul Nasibmu

Jadilah pemalas maka kemalangan demi kemalangan akan menghampiri kamu. Bagaimana tidak, kemalasan yang ada menghasilkan kemunduran dan kekosongan. Jangankan dapat bersaing dengan orang lain, melawan kemalasannya sendiri saja tidak mampu. Kesendirian yang tidak terkontrol bisa berujung kemalasan. Biasanya anak pemalas cenderung sendirian di kamar, nonton tv, tiduran, tidak bergairah melakukan aktivitas apapun kecuali makan dan nonton TV mungkin.
Kemalangan yang nyata adalah tidak memiliki prestasi apapun, dimarahin guru, sering diomeli orangtua, pekerjaan menumpuk karena tidak diselesaikan sesuai tenggat waktu, dan jika diteruskan ia menjadi pengangguran kelas berat. Meskipun tidak semua para pengangguran malas bekerja.  Sifat dan sikap malas akan menghambat terselesaikannya tugas-tugas yang ada. Bahkan menjadi salah satu penyebab kegagalan. Kesulitan bersaing dalam bisnis dan mengembangkan usahanya. Jika ia seorang pelajar, maka jelaslah kemalasan itu mempengaruhi nilai akademiknya. Seorang mahasiswa yang malas mengerjakan tugas akhir ataupun skripsi maka keterlambatan lulus jelas akan didapatkannya. Siswa yang malas mengerjakan PR, bisa jadi akan mendapat hukuman dari guru dan pengetahuannya tidak berkembang. Yang seharusnya dia belajar memperdalam materi dengan menyelesaikan PR dan tugas rumah lainnya, berhubung malas menyelesaikannya ia tidak mendapat pemahaman dalam materi tersebut.
Penyebab Kemalasan
Sebab yang terkadang menjadi pemicu rasa malas antara lain: kelelahan/ letih, kurangnya istirahat, pola aktivitas yang kurang bervariasi alias monoton, pekerjaan yang terlanjur menumpuk, tujuan yang kurang jelas, lingkungan dan teman yang kurang kondusif. Bahkan malas itu bisa menjadi penyakit menular lho, jika kita kurang komitmen terhadap tujuan hidup. Sesungguhnya tujuan hidup yang jelas akan memudahkan seseorang dalam melangkah, ketika bekerjapun semakin semangat, ia mengetahui reward yang akan diperoleh jika pekerjaannya tepat waktu. Prinsip AMBAK, apa manfaat bagiku, sangat menolong para pemalas untuk keluar dari lingkaran setan yang membuat kita menjadi malas. Memunculkan gairah belajar, memunculkan daya dobrak dalam bekerja bisa diperoleh melalui sebuah niat, keyakinan, iman yang tinggi bahwa yang ia lakukan sudah benar dan mendatangkan imbalan besar di kemudian hari. Dengan kata lain orang pemalas itu bisa diibaratkan pelancong yang tidak memiliki tempat persinggahan yang jelas, tidak punya tujuan hidup yang pasti. Perlu digaris bawahi bahwasanya rasa malas yang menghinggapi diri ada yang bersifat sementara (temporer) dan ada yang sudah menjadi watak atau ciri khas (permanen). Jika rasa malas yang dirasakan karena kepenatan, kecapean, kelelahan bekerja maka malas tersebut obatnya cukup dengan istirahat yang teratur atau refreshing maka setelah itu gairah bekerja akan hadir kembali. Namun jika malas itu sudah menjadi tabiat khusus maka penanganannya juga perlu terapi tersendiri.
Ibrah: Cerita Penjual Roti & Anaknya Yang Pemalas
Ada cerita tentang hilangnya kemalasan pada anak yang sudah dicap sebagai pemalas. Kisahnya sebagai berikut; ada seorang anak bernama Tom yang terkenal dengan sikap malasnya. Hingga ayahnya mengeluhkan akan perilaku anaknya yang satu ini, sepanjang hari Tom tidak melakukan kontribusi apapun dalam membantu ayahnya bekerja. Bahkan faktanya ia sepulang sekolah langsung masuk kamar, tiduran, tugas-tugasnya tidak dikerjakan sama sekali, keluar kamar jika lapar, hingga menjelang malam yang dilakukan hanya bermalas-malasan. Ayahnya yang bernama Tn. Jones adalah seorang penjual roti, ia memiliki toko roti sederhana di pasar. Ia dalam menjalankan bisnis rotinya tersebut dibantu oleh sang istri yaitu Ny. Jones dan anak pertamanya, Bob. Setiap hari mereka bangun pagi-pagi buta untuk menyiapkan segalanya dari memanggang roti, membungkus, mengepak hingga mengantarkan roti ke para pelanggan. Aktivitas tersebut dilakukan rutin setiap hari, tanpa Tom ikut terlibat didalamnya. Berkali-kali sang ayah menyuruhnya membantu apa yang bisa ia lakukan untuk bisnis roti mereka namun berkali-kali pula nasehat itu tidak didengarkan oleh Tom.
Ny. Jones menyadari perilaku Tom, anaknya itu, karena ia sudah terbiasa dipanggil sebagai anak pemalas sehingga Tom pun terbiasa akrab dengan julukan pemalas yang ditujukkan padanya. Beberapa hari kemudian Tn. Jones jatuh sakit, tubuhnya demam, panas dingin, dan dokter berpesan agar Tn. Jones beristirahat selama seminggu. Sejujurnya ia tidak ingin beristirahat total, tapi kondisi fisiknya memang lemah sehingga ia harus menuruti nasehat dari dokter.
Sengsara Membawa Nikmat
Jatuh sakitnya Tn. Jones membawa dampak terhadap kurangnya personel dalam keluarga itu untuk menjalankan roda bisnis toko rotinya. Maka Ny. Jones membagi-bagi tugas, Tom yang biasanya dibiarkan tidak terlibat maka dengan kondisi sang ayah yang sakit dipaksa untuk bekerja.
Ny. Jones memasak dan merapikan rumah serta merawat Tn. Jones selagi suaminya itu dalam masa perawatan dan penyembuhan, Bob bertugas membuat roti dan memanggangnya, sedangkan Tom mau tidak mau mendapat jatah tugas untuk mengantarkan roti kepada para pelanggan. Jelas Tom menolak dengan tugas barunya tersebut, dengan alasan ia malas bangun pagi. Bob berkata bahwa ia akan membantu membangunkan setiap paginya.
Bob benar-benar mebangunkan Tom setiap pagi meski Tom enggan, tetap dipaksa, hingga Tom jalan juga untuk mengantarkan roti ke rumah pelanggan.
Tentunya pelanggan yang kebanyakan juga tetangga dekatnya sangat terkejut karena tidak biasanya Tom mengantarkan roti, mereka bertanya penasaran, Tom hanya menjawab datar bahwa ia melakukan pekerjaan tersebut karena ayahnya sedang sakit dan ia akan melakukan pekerjaan ini selama ayahnya belum sembuh. Reaksi pelanggan kagum pada Tom setelah mendengar penjelasan sederhana Tom dan melihat perubahan dalam diri Tom yang sudah mau membantu orangtuanya. Bahkan tidak sedikit pelanggan tersebut memuji dan menyanjung Tom. Ternyata sanjungan dan pujian membawa dampak positif, rasa dihargai oleh orang lain atas apa yang ia lakukan membawa kepuasan tersendiri baginya. Dan ternyata cukup menyenangkan juga bisa bekerja dan membantu meringankan pekerjaan orangtuanya. Sejak saat itu watak pemalas hilang sama sekali dari diri Tom.
Kekuatan Pujian & Dukungan
Pujian dengan porsi yang tepat mampu menguatkan integritas kepribadian seseorang. Keeksistensian dirinya diakui, karyanya dihargai, orang lain pun segan terhadap kita. Dukungan positif dari lingkungan sekitar sangat berpengaruh, dari semua pelanggan yang memuji Tom, terkumpul energi positif yang menggerakan Tom lebih semangat lagi dalam membantu orangtuanya. Sebaliknya celaan dan hinaan akan melemahkan semangat, bahkan mematikan potensi baik yang ada dalam diri seseorang. Tom tahu reward yang ia peroleh setelah menjadi anak rajin yaitu tetangganya menghargai sekaligus memuji dirinya.
Bagi orang dewasa, pujian ini bisa berupa penghargaan dari rekan kerja, bos, ataupun pimpinan perusahaan, sehingga ia mendapatkan promosi jabatan ataupun kenaikan gaji. Inilah motivasi yang jelas, yang bisa digunakan seseorang bergairah dalam bekerja.
Namun di dunia ini tidak semua hal baik yang dikerjakan langsung bisa mendatangkan pujian, uang, gaji banyak, promosi jabatan, dsb. Adakalanya, kita akan menjumpai perbuatan baik, aktivitas kebaikan kita, karya, prestasi yang dilakukan, tidak dianggap oleh orang-orang hingga akhirnya semangat kendor dan malas hinggap dalam diri. Maka orientasi niat jangan melulu karena dunia, harta, jabatan, gaji, karena jika sewaktu-waktu hal tersebut tidak kita peroleh maka akan kecewa dan berkeluh kesah. Milikilah orientasi niat karena Allah swt. Segala aktivitas dan perbuatan baik buruk akan diberi ganjaran semuanya. Miliki iman yang teguh, seyakin-yakinnya akan hal itu. So, motivasi abadi seorang muslim harus selalu karena Allah swt.

Berikut cerita penjual roti versi bahasa inggris, cerita ini termasuk kedalam teks narrative, tentunya dengan moral lesson yang terkandung dari cerita tersebut:
Text 1
When someone is lazy, we often call him “lazybones”. Young Tom was a real lazybones indeed. Right now his father, Mr. Jones, was complaining about him!
“Thst boy!” said Mr. Jones, “He is really lazy. He does nothing but laze about all day.”
It was true. Tom didn’t care to go out and play with friends. He didn’t like to do his homework or any odd jobs round the house either. After school he went straight to his room and lay down. After dinner he lazed about again till it was time for bed. And in the morning his mother had a hard time getting him out of bed. Poor Mr. And Mrs. Jones didn’t know what to do with their lazy son.
Mr. Jones owned a small bakery in town. He had only one helper, Bob; so he had to work very hard. He baked a hundred loaves each morning, and Bob went round on a house-cart to deliver them. Then, Mr. Jones baked biscuits and cakes to put in his shop-window. His cakes were delicious and many people came to buy from him. He was busy all day, but Tom did nothing to help.
One day Mr. Jones told Tom to watch some cakes in the oven. Instead of watching the cakes, Tom fell asleep and the cakes were burnt. Mr. Jones was furious! “Can’t you do anything properly?” he scolded. “Why, you slept all day yesterday. I don’t know how you can sleep any more!”
“Maybe Tom’s just used to being lazy,” Mrs. Jones said. “Everyone says he’s lazy, so he just stays that way.”
Perhaps Mrs. Jones was right. A few days later Mr. Jones had a bad cold. The doctor said that he had to stay in bed for a week. “My goodness, I can’t!” said Mr. Jones. “What will happen to my shop?”
“Don’t worry about the shop,” said Mrs. Jones. “Bob, Tom and I will look after it.”
“Tom?” said Mr. Jones. “As if he would do anything to help!”
Although Mrs. Jones looked cheerful, she felt worried about how she would manage. She could do the baking and tidy the house. Bob could still deliver the bread. But who could cook the meals and look after Mr. Jones?
“I know how to bake,” said Bob. “I’ve often watch Mr. Jones baking. I can do that job. Then, you’ll be free to cook the meals and look after Mr. Jones.”
“But who will deliver the bread?” asked Mrs. Jones.
“Leave that to Tom,” said Bob cheerfully.
Tom stared at Bob. “That’s hard work,” he said.
“And I’ll have to get up very early each morning.”
“Well, somebody has to do it,” said Mrs. Jones firmly.
So, whether Tom liked it or not, Bob woke him up at five every morning. Together the boys loaded the horse-cart with freshly-baked loaves. Then, Tom went round to deliver the bread.
Of course the customers were very surprised to see him. You see, they all knew he was a lazybones. “What happened to Bob?” they asked.
So Tom explained how Bob was baking because Mr. Jones was ill. “And you’re helping too by delivering the bread,” the customers said. “Well done, Tom. I’m sure your parents must be very proud of you.”
As the day passed, more and more people praised Tom. After a while Tom began to feel proud of himself too. Working wasn’t so bad after all.
In fact, it was quite pleasant to help one’s parents and be praised for it. Can you guess what happened? Yes, from that day on, Tom stopped beaing lazybones.
Questions
1. What is the text about?
A. A baker.
B. A lazybones.
C. A cake deliverer.
D. A deLicious cake.
E. A bakery shop.
2. The following are the reasons why Tom was called a lazybones, except ...
A. He didn’t like to d his homework.
B. He did nothing to help his parents.
C. He lazed about after dinner.
D. He just lay down after school.
E. He liked to play outside with his friends.
3. What did Tom do when his father was sick?
A. He delivered the bread.
B. He baked the cakes.
C. He served the customers.
D. He looked after his father.
E. He cooked the meals.
4. “...., and Bob went round on a house-cart to deliver them.” The underlined word refers to...
A. The horses
B. The carts
C. The bread
D. The meals
E. The foods
5. “Mr. Jones was furious!” The underlined word refers to...
A. Curious
B. Anxious
C. Happy
D. Angry
E. Busy

Sunday, April 30, 2017

Naskah Drama: Uang Rara & Mimpi Yang Istimewa

Berkarya merupakan ciri insan yang kreatif dan produktif. Ketika berkarya tersebut mampu mengasah bakat dan potensi maka hal ini menjadi keunggulan dan kelebihan tersendiri. Begitupun seorang siswa yang mampu meningkatkan kemampuan akademik dan non akademiknya, juga termasuk wujud dari kemampuannya dalam mengoptimalkan yang Allah anugerahkan padanya berupa otak (akal), hati (rasa & jiwa) serta kelengkapan fisik jasmani. Murid saya kelas VIII MTs Hasbullah Karanganyar beberapa waktu yang lalu yakni sekitar awal bulan April, mereka mencoba menyusun naskah drama hasil orisinalitas ide mereka dengan tambahan referensi sumber lain yang mereka peroleh. Nah, drama ini akan dipentaskan disaat pelepasan kelas akhir tanggal 11 Mei 2017 sebagai wujud persembahan dan kenangan buat kakak tingkat. Sebetulnya dalam proses latihannya mengalami sedikit masalah hingga akhirnya pemain pun diperbantukan dari kakak-kakak OSIS MA Hasbullah. Berikut naskah dramanya;
Judul Drama:
“Uang Rara & Mimpi Yang Istimewa”
Durasi: dimainkan sekitar 60 menit
Genre: Fiksi & Action, Misteri
Tokoh:
Rara (pendiam)
Bu Dhyta (ibunya rara/ cerewet)
Pak rendy (Bijak)
Samy (Ketua Kelas/tegas)
Dio (anak nakal/pemarah)
Sena (anak pintar & cerdas)
Desi (cantik)
Rena (anak nakal/galak)
ADEGAN 1
Narrator: Di dalam kelas hari sabtu tanggal 7 Mei 2017 jam 10.00 ketika istirahat pertama, tinggalah 2 orang siswa di dalam yaitu Samy dan Dio. Mereka sedang berdebat tentang masalah uang yang hilang dikelas.
Samy: Hei kau Dio, dari sekian banyak siswa di kelas ini kamulah yang menjadi tersangkanya atas hilangnya uang milik Rara.
Dito: (memegang kerah baju Samy sambil mendorong ke tembok) Apa-apaan kamu main tuduh! Loe jangan belagu ya, mentang-mentang jadi ketua kelas, loe sok otoriter. Emang loe punya bukti apa nuduh gue?
Samy: (terdiam sambil berusaha melepaskan cengkraman tangan Dio) Udah ah, saya tidak mau berurusan dengan anak nakal sepertimu. Saya akan laporkan ke pak guru.
Dio: (langsung menampar pipi Samy dan mendorong tubuhnya hingga terjungkal kebelakang) Prraak!! Nih pelajaran dari gue.. (bergegas pergi meninggalkan kelas)
Narrator: Suara keributan itu terdengar hingga keluar ruangan, Desi dan Rara pun langsung menuju ke ruang kelas.
Desi: Kamu kenapa Samy, pasti berantem sama Dio ya?
Samy: Ah gak apa-apa kok cuma masalah kecil.
Rara: Hmm.. Pasti terkait dengan uang ku yang hilang ya? Tidak usah dibikin rebut, gak apa-apa kok, saya sudah ikhlas uangnya hilang .
Desi: Wah bibirmu berdarah, oppa Samy. Sebentar saya ambilkan obat merah dan kapas di UKS.
Samy: Jangan, tidak usah (mencegah desi sambil memegang tangannya)
Narrator: Dipintu kelas Rena telah sejak lama berdiri mengawasi mereka bertiga.
Rena: Ehmmm.. ehh tidak boleh pegang-pegang tangan ya, bukan muhrim tauu!! (sedikit cemburu pada desi)
Narrator: Kemudian Desi dan Rara langsung menyingkir begitu tau Rena dating.
Rena: Nih saya bawain tisu buat kamu, lap bibirmu! Jadi cowok kok lembek sekali sih. (sambil menyerahkan tisu kepada samy)
Samy: Thanks ya. (dengan tersipu malu)
Narrator: Tak lama kemudian bel masuk pelajaran berbunyi, siswa yang lain pun berdatangan kedalam kelas kecuali Dio. Proses pembelajaran pada hari dimulai sebagaimana biasanya hingga jadwal jam terakhir.
ADEGAN 2
Narrator: Dirumah Rara ketika keesokan harinya yaitu hari Ahad tanggal 8 Mei 2017, terlihat Rara hendak berangkat sekolah, ibunya yang bernama Bu Dhyta bertanya padanya tentang uang untuk iuran karyawisata madrasah.
Bu Dhyta: Nduk, kemarin ibu memberimu uang Rp 500.000 untuk kegiatan karyawisata madrasah. Nah, sudah disetorkan belum?
Rara: (bingung bercampur gemetar) Emm anuu... bu, belum distorkan. Rencananya hari ini saya setorkan ke Pak Rendy.
Bu Dhyta: Ya udah, gak apa-apa, hati-hati di jalan ya. Ini uang saku hari ini (menyerahkan uang saku sambil menepuk pundak Rara dan mengusap kepalanya)
Rara: Nggih, bu. (sambil mencium tangan ibunya)
Narrator: Sesampainya dikelas, Rara masih memikirkan bagaimana caranya menemukan uang yang hilang tersebut.
Rara: Duh gimana ya?? Kalau ibu ngecek ke madrasah dan tahu kalo uangnya hilang maka akan menjadi masalah yang rumit nanti. Sedangkan saya tidak ingin menuduh teman sekelas saya.
Narrator: Tidak lama kemudian, datanglah Samy dan Dio berjalan berdampingan di ikuti di belakangnya Rena.
Rena: Nah.. gitu dong akurr, eh ngomong-ngomong kalian kemaren berantem karena masalah apa ya??
Samy: Enggak kok, cuma salah paham, ya kan Dio...??
Dio: Iya. Saya juga udah minta maaf, karena kemaren memukul bibirnya hingga berdarah. Tuh gara-gara dia. (sambil menunjuk Rara)
Rara:  (tertunduk ketakutan, diam membisu)
Rena: Oh, gara-gara anak mami ini ya… kalian juga tolol masak memperebutkan gadis seperti Rara (sambil membuli Rara dengan menjitak kepalanya)
Dio: Hei, Rara. Hari ini gue lupa gak bawa uang, pinjem dong!
Rara: Iya. Ini uang buat kamu. (gemeteran)
Samy: Sudahlah teman-teman, jangan terlalu kasar kepadanya. Lebih baik kita mengerjakan PR Matematika dari Pak Rendy, kalian belum mengerjakannya kan?? Tuh si anak pintar datang kesini. (sambil menunjuk Sena)
Sena: Hai semua, kalian nungguin saya ya??? Tenang saja PR-nya sudah komplit dikerjakan semua nomer. Asal kembalikan ya buku saya.
Dio: Eits, gue duluan, kamu Samy dan Rena nanti aja nulisnya, atau kalian pinjem milik Rara tuh..
Sena: Kalian tadi malam sudah belajar belum??? Ga lupa kan kalau hari ini ulangan Matematika dari Pak Rendy?
Rena: Tenang aja, meskipun saya gak belajar, saya punya yang bisa diandalkan buat di contek, perkenalkan nih si Rara.
ADEGAN 3
Narrator: Di hari yang sama Ahad 8 Mei 2017, bersamaan dengan bel masuk berbunyi datanglah Pak rendy dengan penuh wibawa.
Pak Rendy:  Assalamualaikumwarahmatullahi wabarakatuh, selamat pagi anak-anak. Bersiaplah hari ini ulangan matematika!
Sena: Siap! Saya Sena sudah belajar, karena saya anak pintar.
Pak Rendy: Sena, tolong bagikan soal pada temanmu.
Sena: Siap! Saya bantu anda pak.
Narrator: 15 menit berlalu,  Pak Rendy memberi kode bahwa waktu ulangan selesai.
Pak Rendy: Waktu habis, kumpulkan!
Sena: Siap! 5 nomer sudah selesai semua. Karena Sena anak pintar.
Pak Rendy: Coba, saya lihat pekerjaanmu Sena. Kamu yang paling pintar dan biasanya mendapat nilai 100.
Pak Rendy: Saya akan baca pekerjaan milikmu, Sena.
  1. 1x1 = 2
  2. 2x2 = 4
  3. 4x4 = 16
  4. 5x5 = 25
  5. 25 x 25 = 625
Rena: Sena sombong tapi bloon. Aku saja tahu kalo 1x1 itu jawabannya 1. Hahahahaha (sambil mendorong bahu Sena)
Pak Rendy: Hush, diam semua. Yang lain tolong kumpulkan juga. Kalian semua dengarkan nasehat bapak ya. Lihatlah Sena, si anak pintar. Sena hanya salah 1 nomer yakni di nomer 1 dan kalian menertawakannya, padahal nomer 2-5 dia betul. Begitulah nantinya hidup di masyarakat. Orang lain hanya melihat kesalahan kita saja. Sebaliknya melupakan hal benar yang kita lakukan meskipun jumlahnya lebih banyak. Maka dari itu buatlah diri kalian orang yang selalu belajar dari kesalahan. Sena itu murid pintar dan rajin belajar namun tidak menutup kemungkinan dia melakukan kesalahan. Apalagi kalian yang sering salah dan jarang benar. Jadi jika kalian ingin dihargai orang lain, maka belajarlah dari kesalahan dan terus gigih berusaha.
Narrator: Setelah mendengar nasehat dari Pak Rendy, semua siswa hanya terdiam termasuk Sena yang hasil pekerjaannya saat itu dijadikan topik pembahasan.
ADEGAN 4
Narrator: Hari berikutnya yakni Senin tanggal 9 Mei 2017, terlihat sebuah keributan didepan kantor, Bu Dhyta datang ke madrasah.
Bu Dhyta: Pokoknya saya tidak mau tau!! Uang Rara yang hilang itu sangat banyak. Pak guru harus mengusut dan mencari pelakunya.
Pak Rendy: Sabar Bu..
Bu Dhyta: Saya sudah bersabar 3 hari kok.  Kalo hari ini, pelakunya tidak ketemu maka uang 500 rb tersebut saya anggap sudah disetorkan madrasah.
Pak Rendy: Baiklah, tapi ibu bisa ikut saya ke ruang kelas enggak?
Bu Dhyta: Tidak mau, karena saya sudah bukan murid madrasah lagi pak.
Pak Rendy: Ya, saya sudah tau bu.
Bu Dhyta: Makanya saya sudah tau, jadi saya tidak mau ke kelas.Ditambah lagi, saya juga tidak membawa buku dan bolpen.
Pak Rendy: Ya udah bu, bawakan buku saya saja.
Bu Dhyta: Nah kalo kayak gitu, sekarang saya mau pak.
Narrator: Akhirnya pak rendy dan Bu Dhyta masuk ke kelas VIII. Di kelas VIII hanya terlihat Rara duduk seorang diri.
Rara: Oh mama, kenapa datang ke kelasku.
Bu Dhyta: Ini pak guru mu lho, yang mengajak mama kesini.
Rara: Benarkah Pak Rendy??
Pak Rendy: Iya, betul Rara apa yang diucapkan mama kamu itu.
Bu Dhyta: Sebetulnya mama sudah menolak tapi pak gurumu memaksa mama untuk membawakan bukunya 
Rara: Tapi kan saya malu ma, pasti nanti teman2 ku mencemooh dan mengejekku.
Bu Dhyta: Tidak usah takut, kalo mereka mengejekmu mama akan tuntut mereka .
Narrator: Ditengah-tengah percakapan Pak Rendy, Bu Dhyta dan Rara datanglah murid2 yang lain.
Dio: Wah ada murid baru nih, tapi kok udah tua ya. Hahahaha!
Rara: Dia itu mama saya, Dio.
Dio: Ohh.. kirain ibu mertua ku, Desi sayang, aku lega dia bukan mamamu soalnya dia jelek sih. Hahahaha.
Desi: Ih apaan sih, aku kan udah ada yang punya. Iya kan, Oppa Samy?
Dio: Oh Desi, hatiku hancur.
Desi: Maaf ya bukan urusanku, maaf Pak Rendy kenapa mamanya Rara ada disini.
Narrator: Tiba2 suasana di dalam kelas menjadi hening, tak seorang pun yang berbicara hanya dlm pikiran mereka yang saling mencurigai satu sama lain.
Pak Rendy: Ini lo tentang uang Rara yang hilang.
Samy: Sebenarnya saya sudah menyelidiki kasus ini pak tapi saya berhentikan karena adanya salah paham antara aku dan Dio.
Pak Rendy: Salah paham gimana.
Samy: Saya terlanjur menuduh dio, padahal saya tdk memiliki bukti.
Pak Rendy: Mungkin memang benar Dio yang ngambil karena Dio anak yang paling nakal di kelas.
Dio: Eh Samy kemaren kan udah beres keapa diungkit lagi.
Pak Rendy: Semakin kamu mengelak kamu semakin dicurigai.
Dio: Aku bukan mengelak tapi membela diri.
Samy: Tapi rasanya orang yang membela diri itu merasa bersalah.
Dio: (mendekat dan mencekik Samy) Dasar kamu bermuka dua.
Samy: Tapi emang kamu kok.
Dio: (langsung menendang samy) Dasar ketua kelas egois.
Narrator: Akhirnya Samy dan dio terlibat perkelahiansengit, meskipun Pak Rendy dan Bu Dhyta di kelas tsb bahkan Pak Rendy tidak melerainya, hanya menonton saja.
ADEGAN 5
Narrator: Kembalinya dari sekolah Bu Dhyta masih penuh tanda tanya tentang hilangmya uang Rara.
Bu Dhyta: Rara kenapa tidak bilang ke Mama kalau uang nya hilang, sejak awal.
Rara: Takutnya rara menambah beban pikiran mama, lagian mama lagi kurang sehat (Bu Dhyta batuk)
tiba2 Bu Dhyta jatuh pingsan.
Rara: (mencoba mencari kotak P3K dirumahnya) Aduh aku harus bagaimana, kira2 obat apa ya (mengambil sesuatu dari kotak tersebut).
Narrator: Tiba2 terdengar suara handphone berbunyi dan ternyata Rara mendapat pesan singkat dari Pak Rendy.
Rara: Oh ada sms dari Pak Rendy (membaca pesan): Rara ini Pak Rendy mau tanya buku paket Matematika terbawa ibumu tidak? Waduh... (menuju kea rah mamanya untuk mencari buku Pak Rendy) Mama kan nggak bawa tas masak iya sih, bukunya terbawa. Telepon Pak Rendy aja (menelpon Pak Rendy dan terdengar suara: Maaf pulsa anda tidak mencukupi untuk melakukan panggilan ini).
Narrator: Begitu tahu tidak bisa melakukan panggilan tersebut maka Rara pun bertambah panik.
Pak Rendy: Asalamualaikum...
Rara: Kok ada suaranya Pak Rendy, oh ya waalaikumsalam (bergegas membuka pintu).
Pak Rendy: Ada tidak bukunya Rara? 
Rara: Maaf Pak, saya tidak tahu yang tau Mama saya.
Pak Rendy: Tanyakan ke Mama kamu dulu.
Rara: Iya Pak (masuk kedalam rumah dan kembali ke pintu).
Pak Rendy: Sudah ditanyakan Rara?
Rara: Saya lupa Pak.
Pak Rendy: Sana tanyakan lagi (menangis dan jongkook).
Rara: Aduh, saya lupa Pak.
Pak Rendy: (kaget, panik dan ketakutan) Kamu kenapa?
Narrator: Tangisan Rara bertambah kencang bahkan pertanyaan Pak Rendy tidak dihiraukanya.
Pak Rendy: Wah gawat (tengok kanan kiri dan meninggalkan rumah Rara)
Rara: Pak Rendy, Mama tidak bisa menjawab pertanyaan itu.
Narrator: Rara berhenti menangis dan mencari pak randy rarapun sibuk ,mencari Pak Rendy ia bergegas memakai sepatu dan bersiap2 mencari Pak Rendy, Rara hendak berdiri dan rupanya Desi, Rena Dan Sena datang ke rumahnya.
Rara: Oh maaf Pak Rendy sudah pergi.
Desi: (kebingungan) Pak Rendy.
Rara: Iya kalian mencari pak Rendy kan? Aku juga sedang mencarinya.
Rena: (menjitak Rara) Dasar bloon! Gue, Desi dan Sena mau minta maaf, Sena kamu aja yang ngomong.
Rara: Iya aku maafkan, tapi kalian salah apa ya?
Sena: Gini rara sebetulnya ini idenya desi yang ngambil uang kamu itu aku, tapi aku hanya ikut intruksinya Desi (menunjuk Desi)
Desi: Maaf ya, soalnya aku diancam Rena (menunjuk Rena) 
Rara: Oh iya tidak apa2.
Desi: (celingukan dan bingung, terus mengambil uang 500rb milik Rara yang disimpan di tasnya) Kami nggak liat Pak Rendy. Ini uangnya masih utuh.
Rara: (masih tengok kanan kiri mencari Pak Rendy) 
Narrator: Ketika rara masih mencari-cari Pak Rendy tengok kanan kiri, Desi menyerahkan uang milik Rara sejumlah 500 ribu.
Desi: Emmm…. Kami minta maaf Rara, ini uangnya.
Rena: Nih anak lambat banget sih!! Gue mau cabut dulu ! (mengambil uang dari Desi, kemudian menyerahkannya kepada Rara)
Desi: Rena, kamu kok ambil uangnya Rara?
Rena: Diem aja lo! Lagian berkat gue, uang ini kembali! Anggap aja, ini uang balas jasa.
Desi: (bingung) Balas jasa dari mana?!
Rena: Dengerin ya lo semua. Rara nggak jadi kehilangan uangnya berkat gue ngajak kamu kesini! Emang sih, gue ngancam Desi agar ngambil uang milik Rara. Berhubung Desi nggak punya nyali, dia minta bantuan Sena. Sebetulnya nggak ada kaitanya sama kamu, rara. Hanya saja, gue benci sama Desi karena dia ngejar2 gebetan gue. Ya udah, gue bosen disini. Gue cabut dulu ya.
Narrator: Rena pergi begitu saja sambil membawa uang 100rb milik Rara.
Rara: (menghitung uang) Kok cuma 400rb ya? Bukannya 500rb!?
Sena:  Aduh... tadikan Desi udah bilang kalo Rena ngutil uang 100rb milik kamu. Saya kasihan sama kamu (memegang bahu Rara)
Desi: Eh Sena!! Jangan pegang2 bukan muhrim tau, yuk kita pulang aja!
Sena: Pulang saja dulu! Masih ada yang mau aku omongkan ke Rara.
Desi: Ok, baik lah. Kalian berdua yang akur ya.
Sena: Don't worry be happy!
Narrator: Desi pun pergi, maka sekarang tinggallah mereka berdua, yakni Rara dan Sena. Mereka melangkah masuk ke dalam rumah Rara. Dan tiba-tiba berteriak.
Sena & Rara: Aaaaaaaaaaaaaa!!!!! (bersamaan dilanjutkan menangis)
Narrator: Tangisan Rara & Sena semakin lama semakin keras. Hingga mereka kelelahan dan akhirnya berhenti.
Sena: Rara, udah berhenti menangisnya!
Rara: Lha kenapa?
Sena: capek tau! Kamu gimana, merasa capek nggak??
Rara: Iya, saya berhenti menangis aja deh.
Narrator: Keheningan pun meliputi rumah Rara.
ADEGAN 6
Narrator: Akhirnya Rara dan Sena memutuskan untuk berhenti menangis dan mencari ide untuk membuat Bu Dhyta sadarkan diri dari pingsan.
Rara: Sena, aku lupa kalo mama itu sedang pingsan.
Sena: Iya sih, kamu gak bilang sejak awal.
Rara: Maaf, terus gimana dong solusinya?
Sena: Kita cari benda apa ya, buat bangunin mama kamu?
Rara: (sambil mencari sesuatu yang dapat membangunkan mamanya) Apa yaa?
Sena: (melihat kanan-kiri, atas-bawah) ahaaa, I have a god idea. Kita pake kaos kakiku aja udah sebulan belom di cuci lhoo
Rara: iya juga sih, tapi manjur apa engga?
Sena: pasti bisa kok, tenang aja aku kan anak pintar ( mencopot kaos kaki yang dipakainya)
Rara: (sambil memegang kaos kaki milik sena) Ayoo kita taruh di hidung mama..
Narrator: Setelah Rara melakukan perbuatan yang kurang sopan itu ternyata mamanya juga belum siuman mereka berdua bertambah panik.
Sena: Sebentar Rara, saya pegang denyut nadinya dileher, wah bahaya tidak ada denyut nadinya.
Rara: (hanya menangis)
Narrator: Rara tertunduk sangat sedih, menagis tersedu-sedu, ternyata ibu Rara memiliki penyakit jantung, dan telah meninggal, suasana menjadi sedih.
Sena: Rara ibumu sudah meninggal, ikhlaskan saja
Rara: (tetap menangis)
Narrator: Rara tetap menagis hingga tidak lama kemudian rombongan Pak Rendy, Desy, Samy, Dio dan Rena datang, mereka ikut berbela sungkawa atas meninggalnya Bu Dhyta.
Pak Rendy:  Rara tadi saya mendengar percakapan kalian berdua sebelum masuk kesini
Desi: Iya benar, yang dikatakan pak rendy, kami ikut sedih, yang tabah ya Rara (sambil mendekap tubuh Rara)
Narrator: Desi memeluk Rara, suasana duka menyelimuti rumah Rara.
Rara: (sambil memejamkan mata) Mama..jangan tinggalkan Rara
Bu Dhyta: Rara bangun… Rara bangun..
Rara: (perlahan membuka mata) Mama.... (langsung memeluk ibunya)
Bu Dhyta: Kamu kenapa menangis? Pasti mimpi buruk yaa?
Narrator: Bu Dhyta mencoba membangunkan dan menyadarkan Rara yang sedang mengigau dari tidurnya. Di sisi lain Rara terlihat bingung. Dia masih belum benar-benar sadar antara mimpi dan alam nyata.
Rara: Maafkan Rara ma, rara senang mama hidup kembali
Bu Dhyta:  Kapan mama meninggal??
Rara: (terdiam masih bingung) Maafkan rara mah sudah menghilangkan uang 500 ribu.
Bu Dhyta: Rara… kamu jangan ngaco ibu tidak pernah ngasihkan kamu uang 500 ribu. Ayo buruan mandi sudah jam 06.00 berangkat sekolah, inikan hari sabtu tgl 7 mei 2017. Katanya hari ini setelah solat duha ada kegiatan ziaroh makam bersama.

Narrator: Rara kaget namun bercampur bahagia karena kejadian sedih yang dialaminya hanyalah sebuah mimpi.



Related Posts: