Showing posts with label education. Show all posts
Showing posts with label education. Show all posts

Tuesday, December 26, 2017

Trapped, Antara Terjebak dan Terperangkap, Apa Bedanya?

Penggunaan imbuhan ter- (kata depan) pada kata "terjebak" memiliki makna ketidaksengajaan, tanpa direncana, menjadi objek dari suatu perbuatan tertentu (yaitu jebakan). Kata "terjebak" artinya subjek terkena suatu kondisi dimana ia terkurung oleh suatu keadaan, tempat, situasi dan sebagainya. Apakah ada perbedaan dengan kata "terperangkap"? Pada dasarnya antara "terjebak" dengan "terperangkap" memiliki arti yang sama, namun dengan konteks penggunaan dalam kalimat yang berbeda maka memiliki penafsiran yang berbeda pula. Contoh dalam kalimat: Saya terjebak macet ketika hendak mudik lebaran tahun lalu. Artinya ketiadaan pelaku penjebakkan, si objek terjebak macet karena memang kondisi macet yang menghambat kelancaran perjalanan mudiknya. Kalimat tersebut sama dengan "Saya terjebak banjir ketika berkunjung ke rumah saudara di Jakarta kemarin",  pelaku penjebakkan disini adalah alam yang berupa peristiwa banjir. Adapun contoh kalimat untuk kata "terperangkap" umumnya seperti ini: Kancil mungil itu terperangkap dalam lubang yang dibuat oleh pak tani. Ini menunjukkan perangkap bikinan pak tani berhasil menjerat korban si kancil. Dalam kalimat tersebut ada unsur kesengajaan dari pak tani, sedangkan si kancil sebagai korban. Sehingga dalam kalimat tersebut bisa dikategorikan sebagai bentuk kalimat pasif, ada si korban dan si pelaku (korban: si kancil dan si pelaku pemasang perangkap adalah pak tani).
Ada sebuah ilustrasi untuk contoh penggunaan kata terjebak (trapped), yaitu dikisahkan seorang pemuda yang berniat menyewa sebuah flat/ apartemen yang cukup murah untuk ia tempati dengan pasangan kekasihnya. Setelah kesana kemari mencari tempat yang cocok dengan budget yang ada maka bertemulah ia dengan seseorang yang menawarkan flat kosong. Selanjutnya ia dan calo tadi menuju ke gedung yang dimaksud. Setelah mengecek segala kondisi dan fasilitas maka ia setuju dengan tawaran membayar sejumlah uang, yaitu 150 ribu tunai. Esok harinya  ia mengemasi barang-barang miliknya di kontrakan yang lama untuk dipindahkan ke apartemennya yang baru.
Sesampainya di gedung apartemen yang baru, ia naik ke lantai atas dimana kamarnya berada. Apartemen tersebut tergolong apartemen yang belum berpenghuni, hanya ia sendirian yang menyewa tempat tersebut. Karena kebutuhan dan kondisi yang mendesak maka mau tinggal dan menyewanya. Disisi lain ketika ia mengecek air, lampu, dapur, toilet, kamar mandi, ruang tidur utama semuanya beres tidak ada masalah. Mulailah ia masuk ke dalam kamar yang ia sewa. Handphone miliknya ia charge ulang sambil tiduran. Ketika saatnya ia hendak pergi bekerja, ia bangun kesiangan dan akhirnya terburu-buru tidak sempat mandi hanya berkumur dan gosok gigi. Ketika hendak keluar ia mengecek HP miliknya ternyata baterai lemah, ia langsung berangkat kerja. Baru melangkah beberapa meter dari pintu ia lupa sesuatu masih tertinggal, kondisinya kunci masih menggantung di pintu. Angin yang cukup kencang membuat pintu tertutup sendiri dan posisi terkunci. Pintu yang terkunci dari luar dan posisi kunci masih menggantung membuat ia terjebak di dalam kamar. Ia berusaha dengan keras  membuka pintu tersebut dari dalam. Menendang pintu hingga mematahkan gagang pintu. Segala uasaha ia kerahkan. Ia terjebak di ruangan tersebut selama beberapa hari. Persediaan air minum  dan makanan mulai menipis. Bahkan ia hanya mengandalkan sebungkus biskuit yang ia miliki. Air minum yang tersisa 1 botol besarpun mulai habis. HP yang menjadi alat komunikasinya mulai ngedrop, bahkan ketika menelpon calo penawar jasa sewa flat itu pun sinyalnya terputus-putus. Sebenarnya ia meminta bantuan lewat telpon agar dibuatkan kunci ganda untuk kamarnya, dan meminta dibukakan pintu dari luar. Namun apa daya, baterai HP miliknya lemah hingga benar-benar tidak menyala. Setelah air minum di botol habis, biskuitpun habis, ia mulai kehausan dan kelaparan. Ia harus survive. Sekarang yang ia lakukan adalah  minum air kran, tapi ternyata air di apartemen tersebut tidak lancar, bahkan listrik yang amat vital pun mati karena masalah sekering. Untuk melompat dari lantai 34 juga ia tidak bisa karena teras flat miliknya terdapat teralis besi. Untuk melewati teralis/pagar besi ia harus memotong salah satu jeruji besi agar tubuhnya bisa menyelinap keluar, setelah itu harus turun dari teras/ balkon dengan tangan kosong menuju lantai di bawahnya. Usaha lainnya yakni membuat tanda SOS (save our soul) tanda minta tolong agar diselamatkan. Mulailah dengan membuat tulisan minta pertolongan HELP dengan bahan pasta gigi, sampai akhirnya menggunakan darahnya. Bentuk usaha lainnya dengan membakar celana di malam hari di teralis besi membentuk kata HELP. Hingga ia berusaha memotong jeruji besi menggunakan bilah dari baling-baling kipas angin yang ada dalam ruangan tersebut. Selama beberapa hari tidak makan dan tidak minum, ia letih dan jatuh pingsan. Ia harus survive dan keluar dari ruangan, jika umurnya panjang. Kondisi dirinya yang terjebak di ruangan tanpa air, tanpa listrik tanpa makanan dan minuman membuat dirinya belajar survival yaitu untuk bertahan hidup dengan kondisi lingkungan yang ada. Ia mencoba minum dari air kencingnya (urine) sendiri yang disimpan di botol, namun ia malah muntah setelah meminumnya, mencoba makan kecoa yang belum pernah ia lakukan selama hidupnya. Disaat itulah ia sadar akan kenyamanan hidupnya selama ini, bebas bekerja, bebas berangkat ke kantor, bebas menghirup udara segar, bebas makan dan minum bahkan berbagai fasilitas hidup yang mewah ia nikmati. Kini ia harus berjuang sendiri untuk menyambung nyawa agar tetap bertahan hidup sampai ia terbebas dari ruangan. Ia sendiri dikisahkan sebagai seorang pemuda yang matanya minus, penglihatannya kabur (tidak jelas) jika tanpa kacamata. Nah suatu saat kacamatanya itu rusak bagian gagangnya dan sedikit retak pada kacanya, maka dengan alat seadanya ia memperbaiki kacamata miliknya. Ia juga takut dengan tikus, nah di ruangan tersebut munculah tikus. Kondisi yang mungkin memaksanya untuk menangkap tikus sebagai bahan makanan, ia tidak lagi phobia (takut) dengan tikus. Sebelum benar-benar memakan tikus, untunglah ada burung dara (merpati) yang masuk ke ruangan kamarnya, ia bidik dengan ketapel rakitannya hingga mengenai sasaran, dibakar dengan perapian ala kadarnya, lalu disantap. 
Kejadian lainnya yang sempat mengancam jiwanya adalah peristiwa kebakaran ketika ia membuat tanda minta tolong dengan membakar celana, tirai dan kursi sofa yang ada di kamarnya ikut terbakar. Untungnya api bisa dipadamkan meskipun sedikit susah dan lama. Hujan turun membuat ia memutar otaknya untuk menampung air hujan, yaitu dengan bak mandi yang ia pindahkan ke balkon. Sekarang ia benar-benar terjebak dengan kondisi sulit, targetnya cuma bertahan hidup sampai pertolongan datang atau berusaha keluar sendiri dari kamar. Namun 2 pilihan tersebut sama-sama sulit.
Ilustrasi diatas adalah gambaran ringkasan dari film Trapped, kondisi orang yang harus survive, orang yang terjebak di ruangan yang terkunci, berada di lantai atas yang tinggi (lantai 34), kondisi lengang/ sunyi, satpam yang sudah tua dan sedikit tuli, dsb. Gambaran ilustrasi yang digunakan untuk memberikan contoh tentang penggunaan kata "terjebak" dalam konteks kalimat dan sebuah alinea cerita tertentu.
Penggunaan kata "terperangkap" bisa diilustrasikan dengan perumpamaan: Manusia terperangkap dalam lubang kemiskinan yang terus menerus membayangi hidupnya.
Masih banyak saudara kita yang terperangkap dalam lingkaran setan, yaitu kemiskinan, kebodohan dan kemalasan. Memang tidak bisa dipungkiri kemalasan membuat orang menjadi bodoh, dan terkadang orang yang bodoh juga semakin terpuruk dengan kemiskinan, karena memang pandir atau bodoh itu lebih dekat dengan kemiskinan. Dan kemiskinan lebih cenderung pada perbuatan tindak kriminal (kejahatan). Mereka melakukan kejahatan karena agar dirinya bisa survive, bisa makan sehari-hari dan menghidupi keluarganya. Ini bentuk kejahatan yang pelakunya terperangkap oleh kemiskinan. So, yang diatas sana, antara lain pemimpin, pemerintah, birokrat dan aparatur negara, seyogyanya bisa memberikan kontribusi nyata untuk meningkatkan taraf hidup rakyatnya, jika masyarakat mayoritasnya masih dalam kemiskinan maka bangsa ini harkat martabatnya bisa terancam. Karena memang kemiskinan juga bisa sebaliknya membuat rakyat tetap bodoh, orang bodoh terkadang tidak memperhatikan martabat dan harkat serta aturan hukum yang ada, yang terpenting bisa makan dan bisa hidup, maka rusaklah peradaban dan juga norma hukum. Masyarakat yang beradab akan sulit terwujud.
Pekerjaan seorang pemimpin memang tidaklah mudah, namun jika sudah diamanahi menjadi pemimpin maka haruslah bertanggungjawab atas kesejahteraan rakyat dan martabat bangsa. Itu salah satu kewajib pemimpin. Akan dibawa kemana bangsa dan negara ini jika pemimpinnya sudah acuh dengan rakyat, sudah acuh dengan kondisi permasalahan rakyat kecil, maukah dipimpin oleh presiden yang seperti itu selamanya? Tentu tidak. Di sisi lain, kita sebagai rakyat biasa harus lebih cerdas lagi dalam memilih pemimpin, jangan lagi terperangkap dengan jebakan politikus busuk, koruptor, penjahat dan mafia asing, pilihlah pemimpin yang benar-benar cinta rakyat dan negeri ini. Pemimpin yang shalih, yang lebih takut kepada pengadilan akhirat daripada hukum buatan manusia. Dukung gerakan memilih pemimpin muslim yang shalih Mantapks..
Untuk mengunduh film berjudul Trapped dapat dilakukan dengan mengklik link berikut:
1. Trapped 2017 Bluray.mp4 (1.08 GB)

Related Posts:

Saturday, December 9, 2017

Pada Akhirnya Engkau Kembali

Suatu hari raja melewati gubuk milik seorang pengemis dimana si pengemis itu terlihat senang dengan kedatangannya. Bukan senang karena yang datang adalah seorang raja melainkan kegembiraannya dikarenakan oleh hiasan, pakaian dan uang yang banyak yang raja miliki.
Si pengemis dengan mengharap kedermawanan dari raja, ia menyodorkan mangkuk kosong dengan maksud diberikan sodaqoh beras yang cukup buat makan untuk dirinya. Si pengemis berlari ke arah raja sambil lantang mengucapkan pujian kepada raja dan keluarganya.
Raja mendekat dan bertanya padanya, “ Siapakah engkau gerangan laki-laki tua?
“Saya adalah kaum jelata yang kurang beruntung nasibnya, kemiskinan dan kelaparan menjadi sahabat sehari-harinya. Bahkan saya belum makan sejak emarin siang.”
“Hei, kamu tidak mendapatkan apa2 dariku selain ejekan atas penderitaanmu,” kata raja.
“Berikan sesuatu untukku dari yang yang kau punya!” sambil mengarahkan tangannya kepada pengemis yang malang tersebut.
Si pengemis kaget bercampur heran, secara perlahan dan penuh hati-hati ia mengambil 5 butir beras dari mangkuknya dan kemudian meletakkannya di telapak tangan sang raja.
Raja langsung  pergi meninggalkan pengemis sendirian. Merasa dibohongi dan dikecewakan oleh raja, ia marah-marah dan memaki-maki serta mengumpat diiringi sumpah serapah sepanjang jalan menuju rumah.
Singkat cerita, setibanya di gubuknya,  tampak sekarung penuh berisi beras berada di di depan pintu. Ia berpikir bahwa telah ada orang yang berhati mulia yang memberinya sekarung beras. Lebih tersentak lagi, manakala ia menemukan sebatang emas di dalam karung tersebut. Dengan gugup namun pasti, ia menumpahkan beras ke lantai tanah dengan tujuan mengosongkan karung, dia meyakini masih ada batang emas lainnya. Ternyata dugaan si pengemis ittu benar, dia menemukan 5 batang emas. Yaps, 5 batang emas sebagai ganti rugi dari 5 butir beras yang diberikan kepada raja. Pesan moral cerita ini adalah apa yang sejatinya kita lakukan dengan hati pasrah, ikhlas penuh ketulusan jika itu benar maka imbalan dan keuntungan yang tidak disangjka-sangka akan menghampiri kita. Berperilaku kepada siapapun layaknya bertindak seperti menyayangi diri sendiri tanpa melihat pangkat, kedudukan, golongan maupun jabatan. Karena sesungguhnya kebaikan tetaplah kebaikan, meski itu kepada orang yang kita benci dan kebaikan tetap dihargai sebagai kebaikan yang pada akhirnya akan kembali pada diri kita sendiri.
The Miserly Beggar
The king was to pass by a beggar’s hut and the man was beside himself with excitement, not because he was about to see the king but because the king was known to part with esxpensive jewels and huge sums of money when moved by compassion.
He saw the king’s chariot  just as a kindly man was filling his begging bowl with uncooked rice. Pushing the man aside, he ran into the street, shouting praises of the king and the royal family.
The chariot stopped and king beckoned to the beggar.
“Who are you?” he asked.
“One of the most unfortunate of your subjects,” said the beggar. “Poverty sits on my doorstep and follows me about like a dog. I haven’t eaten since yesterday afternoon!”
“Have you got nothing for your king, except a tale of woe?” said the ruler, putting out his hand. “Give something.”
The miserly beggar, astonished, carefully picked up 5 grains of rice from his bowl and laid them on the king’s outstretched palm.
The king drove away. The beggar’s disappointment was great. He raved and ranted, and cursed the king again and again for his miserliness finally, his anger spent, he went on his rounds.
When he returned home in the evening, he found a bag of rice on the floor.
“Some generous soul has been here, he thought and took out a handful of rice from the bag. To his astonshment there was a small piece of gold in it. He realized then that the bag had been sent by the king. He emptied the rice on the floor, feeling sure there would be more gold pieces in it, and he was right. He found 5, one for each grain of rice he had given the king.

Monday, August 21, 2017

Buat Apa Belajar, Studying and Learning, Are They Wasting Time?

Belajarlah yang rajin nanti kamu menjadi orang pintar. Begitulah nasehat yang sering kita dengar dari para orang tua dan guru. Setelah menjadi orang pintar, untuk apakah kepintaran kita itu? Ternyata tujuan untuk belajar jika hanya menjadi orang pintar adalah sebuah tujuan yang dangkal. Hal itu belum menyentuh hakikat keberadaan manusia di alam semesta. Kepintaran atau kepandaian manusia bukan tujuan akhir ketika kita belajar.
Mari pahami dulu apa itu definisi belajar. Secara umum, pengertian belajar adalah proses atau usaha yang dilakukan suatu makhluk (termasuk juga hewan)  dari yang sebelumnya pandir (bodoh) menjadi tahu (pintar), yang sebelumnya tidak mahir menjadi terampil, yang sebelumnya gagal menjadi sukses, dari yang kurang ilmu menjadi bertambah ilmu pengetahuannya, dll. Nah, setelah mendapatkan kepandaian, kesuksesan, ketrampilan, dan luasnya wawasan ilmu pengetahuan harapan selanjutnya adalah mampu memberikan manfaat pada diri, orang lain, keluarga, masyarakat, negara, bangsa serta agama. Dengan jalan tersebut diharapkan Tuhan ridho kepada jalan yang kita lalui yaitu menjadi agen kebaikan bagi alam semesta.
Kesibukan Yang Bermakna
Kata “Belajar” seringkali berkaitan dengan murid, guru, pelajaran, ilmu, sekolah, madrasah bahkan terkadang ada kaitannya dengan pekerjaan dan penghidupan yang layak. Mari kita batasi kata belajar untuk sementara waktu pada tataran murid dan keilmuannya. Pendidikan merupakan domain yang lebih spesifik dibandingkan belajar itu sendiri, jika sudut pandangnya adalah sistem penjenjangan (tingkatan) dengan kurikulum yang memiliki standar tertentu. Sedangkan kata belajar bisa terlepas dari sistem baku dengan kurikulum formal, belajar tidak mengenal umur, tidak dibatasi tempat (terbebas dari ruang dan waktu). Contohnya, tukang sol sepatu ia belajar cara mengesol sepatu yang benar, efisien dengan hasil sol yang kuat sehingga pelanggannya puas, Ia tidak dibatasi oleh usianya dan latarbelakang tempat asal. Dan hal tersebut terkadang tidak ada dalam kurikulum baku karena sol sepatu termasuk ketrampilan hidup (life skill) yang diambil bebas dari pengalaman selama menjalani profesi tersebut, dengan bergulirnya waktu, si pelaku memiliki pengalaman.
Nah, kegiatan atau aktivitas tersebut bisa dikatakan sebagai manifestasi atau wujud belajar (dari pengalaman), belajar untuk mendapatkan hasil yang terbaik. Aktivitas belajar ini dapat menjadi hal utama yang menyibukkan manusia selama ia hidup di dunia. Selama kesibukan yang dilakukan manusia memiliki manfaat (makna tertentu) maka itu merupakan bagian dari proses pembelajaran. Sehingga istilah long life education menjadi hal yang sangat sesuai dilakukan oleh manusia. Apalagi dalam ajaran Islam, manusia adalah khalifah di bumi. Dimana segala tugas dan tanggungjawab itu terbebankan kepada manusia, jika tugas tersebut sukses maka tentunya ada reward yang besar, sebaliknya jika lalai akan tanggung jawabnya maka ada konsekuensi yang harus ditanggung. Dan manusia bisa belajar dari kegagalannya, sama seperti orang yang berdosa masih diberikan pintu untuk bertaubatan nasuha kepada Tuhannya.
Tidak sembarang aktivitas yang menyibukkan itu selalu membawa manfaat. Terkadang justru sebaliknya melalaikan dari tujuan utama, untuk apa manusia itu hidup. Maka marilah belajar untuk fokus pada aktivitas yang benar-benar sarat dengan kebaikan dan kebermanfaatan.
Di banyak tempat seringkali kita dengan mudah menjumpai banyak orang yang sibuk dengan aktivitasnya masing-masing. Sejak pagi-pagi buta sudah mulai bekerja hingga malam hari sibuk dengan pekerjaan. Hal itu rutin dilakukan setiap hari. Dibela-belain membanting tulang demi sesuap nasi penyambung hidup dirinya beserta keluarganya. Hal ini memungkinkan adanya unsur kejenuhan, jika manusia hanya mengejar materi secara fisik tanpa dibekali sisi ruhiyah dan konsep ajaran ibadah yang benar. Konsep tentang “bekerja adalah salah satu bentuk ibadah,” harus diresapi sebagai makna bahwa koridor kebaikan itu menjadi bingkai utama dalam melakukan pekerjaan. Jika pekerjaan yang dilakukan sudah melenceng dari bingkai tersebut, maka hal ini termasuk kategori kesibukkan yang melenakan bahkan justru menjadi kesibukan yang destruktif. Hindarilah jenis kesibukan seperti ini.
Sukses Belajar, Belajar Sukses
Menurut penafsiran saya, frase sukses belajar itu adalah mengerti dengan benar cara terbaik dalam mempelajari suatu hal (menguasai betul akan metode belajar yang benar) sehingga efisien dan efektif, tentunya mengharap hasil yang maksimal dan optimal. Sedangkan frase “belajar sukses” lebih cenderung pada cara menghadapi dan menyikapi segala masalah yang mungkin muncul dalam mencapai tujuan. Karena sejatinya sukses diraih bukan tanpa kegagalan, namun dengan kegagalan yang dihadapi kemudian bangkit, berjuang, menaklukan masalah dan akhirnya benar-benar berhasil. Jika kedua frase tersebut yaitu “sukses belajar” dan “belajar sukses” menjadi pendorong utama seseorang beraktivitas melakukan tugas dan pekerjaannya, maka tidak sekedar sibuk saja yang ia dapatkan, namun sibuknya itu memiliki bobot yang berharga. Membuat torehan emas dalam sejarah hidupnya.
Sudahkah kita menyibukkan diri dengan kegiatan berbobot hari ini? Mantap, segala kegiatan akan memiliki bobot jika motivasi awalnya benar. Niat yang harus senantiasa diperbaharui dalam detik, menit, jam, bahkan setiap hari adalah niatan mengharap ridho Allah semata.
Persepsi Yang Keliru
Cara pandang kita sebagai subjek (pelaku) terhadap sebuah benda (objek) berpengaruh terhadap kehidupan. Frame berpikir yang benar perlu ditanamkan sejak dini. Pola pikir (mindset) itulah yang menjadi karakter utama sehingga membentuk kepribadian. Ambil contoh seperti ini, selembar kertas putih bisa saja memiliki 2 persepsi, persepsi pertama adalah kertas yang bersih tanpa noda alias suci (terbebas dari kotoran), sedangkan persepsi kedua bisa saja kertas putih tersebut dianggap sebagai kertas kosong tanpa tulisan sehingga belum memiliki makna, tidak berisi, tidak ada kegunaan. Cara berpikir positif yang seharusnya mampu dimunculkan untuk persepsi pertama yang mengganggap selembar kertas itu suci dan tidak bernoda, yaitu orang yang baik (bersih dari kesalahan) jika terkena setitik debu saja maka akan terlihat kotor, sehingga kebersihan hati dan kesucian jiwa senantiasa harus dijaga meski dari sekecil apapun bentuk maksiatnya. Karena pada dasarnya maksiat yang kecil jika terus menerus dilakukan mampu membuat hati kotor dan kelam layaknya kertas putih yang dibiarkan terkena debu dan noda. Jadi penjagaan hati dan jiwa itu penting, tidak meremehkan perbuatan dosa meski itu hanya setitik. Nilai positifnya adalah agar tidak meremehkan dan menggampangkan perbuatan maksiat, karena seyogyanya kemaksiatan itu menjadi penghalang dari karunia dan rahmat serta hidayah (petunjuk) Nya.
Penyikapan positif terhadap persepsi kertas putih yang kedua terkait kertas yang kosong dianggap sebagai sesuatu yang belum ada isinya, dan bobotnya. Maka analoginya adalah layaknya usb yang masih baru, maka peluang untuk menyimpan data masih terbuka lebar. Nah, kertas putih yang kosong itupun, anggap saja sebuah chance (kesempatan dan peluang) yang harus dioptimalkan. Isilah kertas yang kosong itu dengan torehan tinta emas, catatan yang membanggakan. Keberadaan waktu yang dimiliki harus dimaknai sebagai kreasi, penciptaan produk dan karya terbaik, biografi hidup kita akankah ditulis dengan hal baik atau buruk tergantung dengan kebebasan pilihan tiap individu. Apakah diisi dengan hal yang sia-sia atau sesuatu yang produktif. Maksudnya yakni diisi dengan hal negatif atau sebaliknya diisi dengan karya-karya besar, prestasi yang membanggakan itu tergantung kitanya sendiri. Dan hal tersebut sudah dimulai sejak lahir hingga saat ini, sampai halaman terakhir yaitu maut menjemput.
Persepsi itulah yang membentuk watak dan mental. Waktu atau usia/umur itulah adalah sesuatu yang netral. Kenetralan objek (benda) akan menjadi bias manakala mindset dan persepsi yang keliru terus menerus dipupuk subur oleh diri kita sendiri. Yang berakibat fatal jika persepsi keliru itu mengarahkan kepada perbuatan yang bersifat destruktif.
Do Something, Special Thing
Jangan biarkan waktu berlalu tanpa karya, tanpa prestasi, tanpa membaca, tanpa bekerja, tanpa berpikir. Bayangkan saja kalo kita melihat teman kita yang hobinya melamun dan melongo, liatnya aja males  dan sebel, apalagi bergaul dengan pelakunya (tentu tidak mendapatkan apa-apa). Banyak budaya positif yang dapat kita terapkan untuk menghiasi aktivitas harian kita. Budaya membaca adalah salah satu contohnya. Membaca segala jenis bacaan, cerpen, komik, ensiklopedi, buku pelajaran, kamus, buku sejarah, kitab suci, bahkan biografi kisah sukses para tokoh dunia. Misalnya tokoh Soichiro Honda, yang dengan drop outnya di sekolah formal namun ia tetap belajar dan melakukan karya besar. Yang ujung-ujungnya sebagai pencetus mesin Honda, kita tahu sendiri merek kendaraan yang satu ini di Indonesia saja masih tetap merajai dibanding merek kendaraan produk China. Atau membaca Biografi tokoh nasional ataupun pahlawan misalnya Soekarno, Mohammad Hatta, Jendral Sudirman, dll. Dari aktivitas membaca itulah wawasan, ilmu, semangat, bahkan inspirasi bisa kita peroleh.
Lakukanlah sesuatu, jangan biarkan waktu yang kita miliki 24 jam sehari ini hanya diisi dengan rutinan tidur, makan, toilet, nge game, bahkan nongkrong yang sejatinya kurang mengarahkan pada masa depan yang cerah. Hal-hal yang sepele, dan efeknyapun sepele alias tidak berefek untuk kesuksesan masa depan kita.
Milikilah target
Penting sekali bagi orang yang hidup itu memiliki tujuan atau target. Inilah kenapa orang yang punya mimpi itu selalu memiliki energi semangat yang tak pernah padam, selama mimpinya itu belum terwujud. Saya punya teman sejak SD hingga sekarang yang selalu memiliki target dalam hidupnya. Ketika waktu SD, teman saya itu, pengen sekali sebelum lulus SD agar bisa naik (mengendarai sepeda), padahal ia seorang anak perempuan yang di keluarganya tidak ada sepeda sama sekali. Ditambah medan (secara geografis) di desa saya adalah daerah pegunungan, untuk lahan datarnya terbatas, sehingga untuk berlatih naik sepeda kayuh harus ekstra tenaga dengan tantangan berupa  tanjakan dan jalan menurun. Namun nyatanya sebelum ia masuk SMP, ia sudah bisa naik sepeda meski belum mahir sekali dan belum punya sepeda sendiri. Ia dengan bangganya pinjam dan memboncengkan adiknya dengan sepeda itu. Kemudian ketika SMP, teman saya ini memiliki mimpi bisa ke Jakarta sebelum melanjutkan sekolah ke jenjang yang lebih tinggi, ia sejak lahir hingga saat itu belum pernah kesana. Padahal ia tinggal di kampung dengan latarbelakang keluarga petani yang tidak memiliki riwayat kerabatnya merantau ke ibukota. Sekitar pertengahan kelas tiga, Alhamdulillah mimpinya itu kesampaian, yaitu agenda study tour sekolah ternyata destinasinya sama dengan mimpinya yaitu ke Jakarta.
Yang saya kagumi adalah dari kebulatan tekadnya dan kesungguhannya menggenggam mimpi sekuat tenaga, hingga totalitas bersungguh-sungguh demi keinginannya tercapai. Ia tidak bosan-bosannya memiliki capaian-capaian dalam hidup. Baik target jangka panjang maupun jangka pendek. Ini yang ingin saya bagi tentang semangat memiliki mimpi, siapapun gratis memiliki cita-cita, tidak memandang status tempat tinggal entah di desa maupun di kota, dari keluarga petani maupun pejabat, semuanya diberikan kesempatan dan peluang yang sama. Tinggal seberapa gigihkah kita dalam merealisasikan mimpi yang kita miliki.
Everybody is Special
Yap, semua orang itu istimewa, memiliki keunggulannya masing-masing. So, buat sobat yang masih merasa minder, coba deh renungkan dan instropeksi diri keunggulan dan kelemahan apa yang dimiliki. Saya pernah membaca suatu artikel tentang jarum. Jadi jarum yang sekecil itupun ternyata memiliki kegunaannya. So pasti kita manusia, yang  berkali-kali lipat lebih besar dibandingkan jarum.
Jarum Jahitpun Punya Makna
Ukurannya yang kecil tidak menghilangkan fungsi, tujuan dan kegunaan jarum. Tidak seyogyanya pula jarum harus protes untuk dibentuk menjadi benda lain. Jarum yang tajam tersebut bisa mendatangkan malapetaka dan juga dapat membawa keuntungan. Bahaya dari jarum yang tajam bisa melukai jari, menusuk kulit bahkan bisa menciderai tubuh kita. Sebaliknya jika digunakan sesuai prosedur maka membawa manfaat yang luar biasa. Pakaian yang dipakai kita, salah satu peran dari jarum lho.
Nah, kebanyakan manusia tidak memikirkan makna keberadaan dirinya di dunia ini. Kesibukannya sehari-hari telah menyita sebagian besar waktu, tenaga dan kesempatannya untuk memikirkan hal terpenting dalam kehidupannya. Yakni, untuk mempertanyakan dan mendapatkan jawaban pasti mengapa ia hadir di dunia ini. Seseorang yang mendapatkan jawaban pasti Mengapa ia ada di dunia ini, Untuk Apa ia hidup, Mau Ke Mana arah hidupnya, memiliki sikap hidup yang berbeda dengan mereka yang acuh dengan segala hal tersebut. Orang yang memahami dengan benar arti dan tujuan hidupnya akan berusaha sungguh-sungguh menjalani hidupnya sesuai dengan makna dan tujuan tersebut.
Kenapa Jarum jahit itu dibuat? Kenapa Manusia itu diciptakan di dunia? Yaps, 2 pertanyaan yang berbeda namun memiliki hakikat yang sama.
Lihatlah segala yang ada di sekitar kita yang dibuat manusia. Sebutlah satu saja yang terkecil dari semua yang ada. Sekali lagi ambil contoh jarum jahit. Kini coba pikirkan, mengapa jarum jahit ada di dunia ini? Dengan cepat, kita pasti akan menjawab bahwa benda kecil tajam ini ada untuk membantu manusia menjahit kain atau pakaian, atau untuk kegunaan serupa lainnya. Yang pasti tak pernah sedikit pun terlintas dalam benak siapa pun yang berakal sehat bahwa jarum jahit ada dengan sendirinya tanpa kegunaan apa pun. Dengan pengetahuan ini, kita akan menggunakan jarum jahit sesuai dengan tujuan pembuatannya. Kita bisa pula memanfaatkan jarum jahit untuk kegunaan lain yang sesuai dengan bentuk serta bahan bakunya, misalnya untuk melubangi kertas atau plastik, dan sebagainya. Yang pasti, kita tidak akan menggunakannya untuk hal-hal yang memang tidak cocok seperti: untuk dimakan, untuk menulis atau untuk mengikat benda. Kalau hal ini kita paksakan, maka akan membahayakan diri kita maupun orang lain, atau tidak akan bisa sama sekali karena memang bukan fungsinya.
Alangkah eloknya kita merenungkan hal ini sobat,
Sama halnya, manusia adalah wujud yang jauh lebih besar, lebih rumit dan lebih sempurna daripada si mungil jarum jahit. Pastilah keberadaan manusia di dunia ini ada guna dan tujuannya, yaitu menjadi sebaik-baik hamba dari Sang Pencipta, menebar kebaikan dan kemanfaatan bagi manusia lain dan segenap makhluk. Sudah selayaknya manusia mengarahkan kehidupannya sesuai tujuan penciptaan tersebut. Ini adalah kesimpulan dari pemikiran akal sehat. Tidak sepatutnya manusia acuh atau tak peduli akan tujuan keberadaannya. Manusia hendaknya berusaha mengarahkan segenap kegiatannya sehari-hari dalam rangka melaksanakan tujuan hidup ini. Mereka sepatutnya menggunakan seluruh anggota tubuhnya, daya-pikir dan kejiwaannya sesuai dengan fungsi penciptaan masing-masing alat tubuh dan sarana hidup tersebut. Jika tidak, ini akan membahayakan dirinya maupun orang lain, bahkan seluruh isi alam semesta yang lainnya. Yuk, jangan bosan memperbaiki diri, fungsikan diri kita agar memberi banyak manfaat bagi sesama.

Related Posts:
2. Download Koleksi Film SRK Full

Thursday, August 10, 2017

Tim Bagus, Tak Perlu Banyak Orang, Tikus dan Sosis

Tim yang bagus memiliki ciri-cirinya yaitu tujuan (misi) berjalan dan tercapai dengan gemilang. Meski terdapat kendala, hambatan dan rintangan, tim tersebut tetap melaju menerjang semua aral (obstacles), menembus batas hingga target diraih. Dalam tataran pelaksanaan, kerja tim membutuhkan sebuah manajemen (pengaturan), disitulah dibutuhkan kecakapan seorang leader (ketua) yang mumpuni. Anggota tim bisa gemuk bisa juga tim yang ramping. Masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan. Tim yang ramping misalnya, untuk koordinasi antar anggota dapat berjalan efektif dan tidak butuh banyak persamaan persepsi, geraknya juga cepat serta memiliki efisiensi dalam anggaran dan juga efisiensi waktu. Sedangkan tim yang besar memiliki keunggulan beban kerja ringan karena dikerjakan dan dibagi-bagi menjadi tim kecil, memiliki daya saing yang lebih tinggi, peluang disegani lawan karena secara kuantitas lebih banyak. Kelemahan tim yang besar, terkadang adalah munculnya intrik atau konflik internal dalam tim. Masalah personal ini timbul karena dalam koordinasi antar anggota membutuhkan komunikasi yang kompleks, mengatur kesamaan pandangan juga ribet dan gerak langkahnya membutuhkan waktu yang lebih lama. Tentunya membutuhkan energi ekstra bagi leader tim besar agar anak buahnya memiliki tekad bulat dan suhu berjuang yang sama, agar tim berjalan kompak.
Banyaknya orang atau personel dalam tim seyogyanya disikapi secara khusus, sehingga dalam proses pembentukan tim nantinya lebih cenderung disesuaikan dengan kebutuhan dan misi yang akan dicapai. Semacam agen intelejen yang geraknya senyap namun keberadaannya nyata dan berpengaruh serta benar-benar produktif dalam mengumpulkan info, mengolah, menganalisa, menyimpulkan hingga mengeksekusi sebuah instruksi atasan (leader).
Kuantitas Yang Rapuh
Terlalu banyaknya orang yang terlibat juga kadang membuat tim itu besar dari luar namun ternyata rapuh bahkan keropos di dalam. Atau perumpamaan buih yang sangat banyak di lautan namun mudah terombang-ambing, tidak memiliki pijakan yang jelas, jika memilikipun mereka tak pandai menjaga prinsip dan komitmen. Walhasil mudahlah dicerai berai, sama halnya peristiwa politik belah bambu ala penjajah yaitu devide et impera, VOC dengan trik adu dombanya mampu menguasai Indonesia dengan trik licik dan kejam, sesama anak bangsa saling bunuh, saling serang, bahkan mau-maunya menjadi pecundang di bawah kaki penjajah.
Jumlah anggota tim yang besar harus disikapi serius, pemberian latihan yang intensif, porsi komunikasi dan evaluasi yang pas dan efektif, perhatian kesejahteraan tim juga harus benar-benar diperhatikan. Karena jika terjadi kecemburuan antar anggota, maka membuat runyam dan intrik internal yang runcing serta sulit diurai untuk diselesaikan.
Jika sebuah misi sudah terlaksana dengan baik, maka lakukanlah evaluasi. Tidak boleh ada anggota yang merasa paling berjasa, karena sikap ujub, sombong dan berbangga diri berlebihan dapat meruntuhkan kerjasama, hingga gagalnya tim yang solid.
Cerita fabel kekompakan tim
Ada kalanya perlu belajar dari cerita fabel agar muncul inspirasi serta kesadaran dalam berinterkasi dan membuat tim yang bagus. Ada kisah menarik antara tikus, burung dan sosis yang tinggal serumah. Ketiganya memiliki jalinan persahabatan yang unik dan solid. Rasa aman, nyaman bahkan adanya ketercukupuan secara materi benar-benar dirasakan dalam rumah tersebut. Masing-masing memiliki job harian. Burung mencari kayu bakar di hutan, tikus menyiapkan air, dan juga mengatur meja serta tungku api. Sedangkan sosis memiliki tugas sebagai juru masak.
Suatu ketika tokoh burung merasa paling berjasa atas segala yang dicapai oleh ketiganya. Dia memiliki tugas yang paling jauh, harus mengambil kayu dari hutan yang letaknya puluhan kilometer dari rumah, sedangkan tikus dan sosis bekerja cukup berada di dalam rumah. Terlebih dia digembosi oleh burung lain bahwa ia hanya diperalat dan dijadikan pesuruh yang melakukan kerja kasar dan melelahkan. Ia disarankan agar kedua temannya rolling atau gantian jenis tugas. Maka si burung tadi menyampaikan kepada temannya tersebut, namun ternyata tikus dan sosis menentang ide gilanya. Meski menentang, tikus dan sosis, tidak bisa berbuat banyak karena burunglah yang selama ini memang melakukan tugas utama dan memiliki peran penting dalam rumah sehingga ia ibarat sebagai pemimpin yang harus ditaati. Akhirnya perputaran jenis pekerjaan pun dilakukan. Sosis yang harus  mencari kayu bakar, sedangkan burung cukup mengambil air dari sumur.
Hasilnya pun sudah bisa diterka, kekacauan mulai terjadi. Awal-awalnya kelihatan lancar namun ternyata tanda-tanda kehancuran tim sudah terlihat jelas. Sosis yang ditugasi mencari kayu sudah lama belum kembali membawa kayu. Burung dan tikus takut sesuatu yang buruk terjadi pada sosis. Rasa menyesal terbersit dalam pikiran si burung. Disisi lain ia juga sudah tidak sabar menyantap hidangan untuk hari itu. Burung pun menyusul sosis, dimana gerangan sosis mencari kayu bakar, kok belum kembali membawa kayu bakar, apakah berhasil atau justru tersesat. Belum lama ia terbang baru beberapa meter, terlihat seekor anjing mengoyak tubuh sosis dan melahapnya dengan tanpa rasa bersalah. Maut menyergap sosis, burung pun tak berkutik. Ia kembali ke rumah. Sebelum kembali ke rumah, ia menyelesaikan tugas sosis mengambil kayu bakar ke hutan.
Sekembalinya dari mencari kayu bakar, burung melakukan persiapan untuk menyiapkan api dan mengambil air. Sedangkan tikus sibuk mempersiapkan makanan. Ternyata si tikus tidak secakap dan semahir sosis dalam memasak. Ia melakukan persis apa yang sosis lakukan, yaitu melompat dan memotong sayuran. Namun sebelum semua sajian selesai, tikus melakukan pekerjaan dengan terburu-buru, disaat meracik sayuran ia tergelincir di meja sajian, kulitnya terkelupas hingga tewas mengenaskan.
Kini tinggalah burung sendirian. Singkat cerita ia sudah keburu lapar, maka ia mencari makanan kesana kemari, dan tak mendapatkan apa-apa. Ia mulai mempersiapkan makanannya sendiri. Ia mulai dengan membuat api di tungku, melempar kayu kesana kemari, kayu berserakan, naasnya kayu yang berceceran tersebut terbakar api. Ia pun bergegas mengambil air ke sumur. Ketika ia hendak ambil air, ember yang digunakannya terjatuh, ia terseret masuk kedalam sumur. Burung mati tenggelam. Ending yang tragis bagi persahabatan 3 hewan tersebut.
Hikmah cerita tikus
Ada beberapa hal yang bisa kita gali hikmahnya dari cerita fabel di atas antara lain adalah sebagai berikut:
a. Jangan pernah merasa paling berjasa, karena sikap ini bisa menyuburkan keangkuhan, kesombongon hingga akhirnya dapat merusak tim. Hal ini ternyata bisa menyerang hati siapa saja terutama ketua ataupun anggota tim yang memiliki keunggulan/ kemampuan diatas rata-rata dibanding personel lain. Nah, jika mampu meredam sikap merasa paling berperan/ berjasa maka keutuhan tim bisa dijamin hingga kinerja dan misi tim tuntas atau paripurna.
b. Tugas/ pekerjaan harus dibebankan kepada ahlinya, bukan diserahkan kepada sembarangan orang. Jika seseoang melakukan suatu pekerjaan bukan bidangnya, ditakutkan hasilnya kurang optimal ban bisa membuat kacau pekerjaan. Contoh pemerintahan periode saat ini, kacau, yang bukan ahli di bidangnya menjadi menteri ini menteri itu, walhasil deh periode pemerintahan saat ini kesejahteraan rakyatnya kurang terasa, sebut saja model pemerintahan saat ini adalah yang paling umbrus dan nyeleneh terhitung sejak Indonesia merdeka di tahun 1945 hingga tahun 2017. Beda banget pas jaman pak SBY.
c. Rolling tugas/ peran memang suatu saat dibutuhkan sebagai penyegaran/ variasi maupun pengkaderan, hanya saja harus disertai pendampingan. Jika tanpa panduan atau arahan yang terjadi adalah poin nomor 2 diatas. Seandainya burung, tikus, dan sosis memiliki kemampuan yang mahir di semua bidang maka tidak akan terjadi kekacauan. Jika personel tim memiliki spesifikasi keahlian sendiri, namun juga disertai ketrampilan umum yang dikuasainya diatas rata-rata maka predikat multi talenta bisa disandang. Keistimewaan bagi tim yang memiliki anggota  bertalenta lebih dari satu keahlian atau bahkan multi keahlian. Salah satu keuntungannya adalah adanya secondman yang dapat diandalkan, yaitu ketika pemeran utama (ketua aslinya) memiliki halangan atau gangguan.
Cerita burung, tikus dan sosis tersebut tergolong kedalam genre narrative, teks berbahasa inggris ini diambil dari buku paket kelas XII Bahasa Inggris untuk tingkat SMA/ MA terbitan Intan Pariwara kurikulum KTSP. Teks ini bisa digunakan untuk latihan reading comprehension dan memperkaya kosakata atau vocabulary teman-teman semua. Berikut teksnya:

The Mouse, the Bird and the Sausage
Once upon a time a mouse, a bird and a sausage formed a partnership. They kept house together, and for a long time they lived in peace and prosperity, acquiring many possessions. The bird’s task was to fly into the forest every day to fetch wood. The mouse carried water, made the fire, and set the table. The sausage did the cooking.
Whoever is too well off always wants to try something different! Thus one day the bird made another bird, who boasted to him of his own situation. This bird criticized him for working so hard while the other two worked so little. So, the next day, because of his friend’s advice, the bird refused to go to the forest. He said that he had been their servant long enough. He was no longer going to be fool for them. Everyone should try a different task for a change. The mouse and the sausage argued against this, but the bird was the master, and he insisted on giving it a try. The sausage was to fetch wood, the mouse became the cook, and the bird was to carry water.
And what was the result? The sausage walked with heavy steps toward the forest, the bird made the fire, and the mouse put on the pot and waited for the sausage to return with wood for the next day. However, the sausage stayed out so long that the other two feared that something bad had happened. The bird flew off to see if he could find her. A short distance away he saw a dog eating the sausage. The bird was angry because of the dog’s bad attitude, but the dog claimed that he had discovered false letters on the sausage, so she would have to die.
Filled with sorrow, the bird carried the wood home himself and told the mouse what he had seen and heard. They were very sad, but were determined to stay together and make the best of it. The bird set the table while the mouse prepared the food. She jumped into the pot, as the sausage had always done, in order to slither and weave in and about the vegetables and grease them, but before she reached the middle, her hair and skin were scalded off, and she died.
When the bird wanted to eat, no cook was there. Beside himself, he threw the wood this way and that, called out, looked everywhere, but no cook was to be found. Because of his carelessness, the scattered wood caught fire, and the entire house was soon aflame. The bird rushed to fetch water, but the bucket fell into the well, carrying him with it, and he drowned.

Related Posts:
2. Download Koleksi Film SRK Full

Wednesday, July 26, 2017

Jangan Terlena, Waktumu Jadi Bumerang

Tahukah sobat semua, apa itu senjata bumerang? Yap, senjata khas suku pedalaman di Australia (Aborigin) ini terkenal dengan ciri khususnya yaitu kembali pada sang pemilik. Jika pada zaman dahulu, suku aborigin menggunakannya untuk berburu binatang, saat ini senjata bumerang banyak digunakan didalam cabang olahraga (dilombakan) maupun sekedar keahlian (hiburan). Bahan baku yang dipakai umumnya adalah kayu, ringan, dan senjata ini terbang dengan memutar (spin) kemudian kembali pada sang pemilik. Nah hubungannya dengan waktu, menurut penulis ada beberapa kemiripan. Pertama, waktu yang dimiliki manusia sehari 24 jam, waktu terus bergulir dan meninggalkan pemiliknya namun dampak dari waktu akan kembali pada sang pemilik, yaps benar, waktu berpeluang membuahkan karya (prestasi) maupun amal. Dengan amalan ini tentunya manusia mendapatkan keuntungan. Bumerang yang digunakan oleh pemilik yang ahli/skillful dapat mendatangkan keuntungan antara lain memperoleh hewan buruan. Namun jika sang pemilik terlena dan kurang hati-hati, bahkan jika pandir (bodoh) dalam menggunakannya maka itu kembali dengan membawa bencana yakni bisa mecelakai sang pemiliknya. Hal yang sama berlaku dengan waktu, 24 jam sehari jika dioptimalkan dengan kebaikan maka membawa keberuntungan, di dunia berupa prestasi dan karya, di akhirat berupa amal kebajikan. Sebaliknya menyia-nyiakan waktu dampak negatifnya kembali kepada sang pemilik. Hidup tiada prestasi, hampa dan hambar, lebih-lebih jika hanya terisi dengan aktivitas keburukan dan kemaksiatan. Maka menjadi pembawa malapetaka kelak di akhir hidupnya hingga di alam akhirat.
Waktu itu sendiri adalah bentuk potensi manusia, potensi yang dapat digali maupun hanya terpendam tertimbun tidak dimanfaatkan sebaik mungkin, dibiarkan berlalu begitu saja tanpa ada hal yang istimewa. Dan Al Quran sudah memberikan pedoman (panduan) pada umat Islam dalam QS Al Ashr 1-3 yang artinya:
"Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian. Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal shaleh, dan naseh-menasehati supaya menaati kebenaran, dan nasehat-menasehati supaya menetapi kesabaran."
Coba dipikir dan direnungkan deh, seharian online, fb enggak ketinggalan, wa selalu terpantau, bbm aktif, internet selalu terkoneksi, namun ternyata itu semua enggak ngaruh pada amalan kebaikan malahan justru kebanyakan remaja asyik kepada hal yang sia-sia. Wifi (internet) yang sejatinya berpotensi untuk menambah pengetahuan dan mengarahkan pada kebaikan justru memabukkan dan membuat terlena akan realita tugas dan tanggungjawab.
Setiap zaman selalu terdapat pengganggu khusus, artinya beda generasi, tantangan dan hambatanpun berbeda. Sehingga harus kreatif dan bijak menghadapi serta menggunakan segala fasilitas kemajuan teknologi. Gadis yang masih sekolah di jenjang SMP mengalami kehamilan di luar nikah adalah sebuah cela (aib). Sedangkan budaya freesex meski gak hamil itu induknya aib. Awalnya dari terlalu banyak hal sia-sia yang menghiasi kehidupan keseharian mereka, lambat laun kebosanan menghinggapinya dan galau itu didorong bisikan nafsu syetan maka terjerumus kepada kemaksiatan.
Analogi bumerang dengan waktu yang mirip untuk hal kedua adalah terkait kompetensi si pemilik (kecakapan). Tidak semua remaja terpengaruh  dengan dampak negatif internet dan teknologi, masih banyak remaja muslim cerdas, sholeh penuh prestasi. Inilah pribadi yang kompetensinya (kecakapan/ muwashofatnya) standar dan layak disebut generasi penerus bangsa. Untuk menjadi ideal perlu tahapan dan latihan, hal ini persis agar mahir menggunakan bumerang perlu latihan yang berulang-ulang bahkan jika perlu setiap hari berinteraksi dengan alat tersebut. Maka sebuah keharusan bagi remaja yang sedang tumbuh kembang secara fisik, mental/ emosional, bahkan spiritual sering-sering berinteraksi dengan kebaikan agar efek pembiasaan baik itu menjadi watak sekaligus kepribadian.
Meninggalkan Hidup Yang Menipu (Melenakan)
Lalai dari tugas dan tanggungjawab adalah bentuk sikap pengecut dan imbasnya sangat merugikan. Seorang suami yang lalai akan kewajibannya mencari nafkah bagi keluarga (istri dan anaknya) adalah berdosa, seorang pelajar yang hura-hura kemudian cenderung hedonis sehingga lalai tugasnya belajar itu sangat merusak pribadi dan kemajuan bangsa, seorang pemimpin yang lalai memperhatikan hak-hak rakyatnya adalah penipu dan pengecut yang dzolim. Intinya sikap lalai itu membawa kepada keburukan. Dalam firman Allah swt QS Al Munafiqun ayat 9 disebutkan:
"Hai orang-orang yang beriman, janganlah harta-hartamu dan anak-anakmu melalaikan kamu dari mengingat Allah. Barangsiapa yang berbuat demikian, maka mereka itulah orang-orang yang rugi."
Dari ayat Al Quran tersebut jelas disebutkan harta bisa melalaikan kita dari mengingat Allah, anakpun demikian. Apalagi sudah tidak punya harta, tidak bertanggungjawab pada keluarga (istri & anak), mentaati Allah pun tidak, maka sungguh kemalangan yang besar.
Orang yang rajin bekerja sehingga penghasilan dan hartanya melimpah saja masih diingatkan agar tidak lalai terhadap Allah. Maka prioritas utama muslim adalah Allah, rasulNya, kedua orangtua, kemudian prioritas dari tiap individu masing-masing.
Lihatlah sekeliling kita tinggal, kehidupan yang sudah sibuk mengurusi dunia, melulu dunia, terkadang hampir-hampir lupa pada akhirat. Lupa bahwa ia adalah hamba (makhluk) yang diciptakan dengan misi, yap misi utama manusia adalah beribadah (menyembah), mengabdi pada Tuhan, Allah yang Esa.
Maka meninggalkan hal-hal yang tidak bermanfaat, tidak ada efek terhadap kebaikan dan perbaikan diri, dan tentunya meninggalkan hal-hal yang mubazir (sia-sia) adalah ciri seorang muslim yang berkualitas. Ini sesuai dengan isi dari hadits arbaain ke-12:
Dari Abu Hurairah ra dia berkata Rasulullah saw bersabda, merupakan tanda baiknya Islam seseorang, dia meninggalkan sesuatu yang tidak berguna baginya.
(HR Turmudzi)
Paling tidak muslim itu termotivasi untuk menyibukkan hari-harinya (24 jamnya) dengan perkara-perkara yang mulia (baik) serta menjauhkan perkara yang hina dan rendah (buruk). Jika belum bisa berarti predikat muslim yang baik belum layak disematkan pada kita. Inilah karakter pemuda muslim penerus bangsa yang benar-benar layak memimpin negeri ini, generasi bangsa yang berkilau, bersinar, berprestasi di tengah-tengah kemunduran moral dan bobroknya mental baik itu orang dewasa maupun di kalangan pemudanya. Maka menjadi generasi pilihan adalah tugas semua pemuda muslim. Tentunya karena pilihan, maka kita tidak menjadi orang kebanyakan yang suka menghambur-hamburkan waktu, tenaga, harta untuk perkara yang sia-sia dan remeh temeh. Yups, semangat be greatest moslem generation. Dedikasikan waktu 24 jam sehari hanya untuk Allah swt, maknanya adalah apapun aktivitas kita dalam 24 jam sehari tersebut niatkan ibadah pada Allah swt. Itulah sumber utama motivasi yang harus dijaga agar jangan sampai padam dalam dada & jiwa setiap muslim. Berikut lirik nasyid yang memberi inspirasi bahwa manusia hidupnya itu milik Tuhan, harus didedikasikan, abdikan, dicurahkan hanya pada Allah swt, judul nasyid 'Ku MilikMu'

Kuberdoa
Dengan jiwa dan tubuhku
Setiap hari sepanjang hidupku
Dengan napasku
Aku berjanji pada-Mu
Untuk hidup hanya untuk-Mu
O Allah!
Kau bangkitkan jiwaku
Cahaya-Mu terangi hatiku
Hidupku,
Kupersembahkan pada-Mu
Ku milik-Mu
Ku milik-Mu

Chorus:
Kini kutahu rasanya
Hidup dalam cahaya kasih-Mu
Kini kutahu rasanya
Menemukan damai di hati
Seandainya semua tahu
Indahnya mengabdi pada-Mu
Seandainya semua tahu
Kasih-Mu lepaskan belenggu
Bebaskanku, kuatkanku

O Allah!
Kubersyukur pada-Mu
Walau kata tak sanggup ungkapkan
Kau buatku,
Mampu lawan keraguan
Dan tegar hadapi tantangan
Hanya Engkau
Sanggup bangkitkan jiwaku
Cahaya-Mu terangi hatiku
Dan hidupku,
Kupersembahkan pada-Mu
Ku milik-Mu
Ku milik-Mu

CHORUS

Cinta, hidup, siang, malam, harta, doa semua
untuk-Mu (x2)
Dan tiada satu pun dapat bersaing dengan-Mu di hatiku
Cinta, hidup, siang, malam, harta, doa semua untuk-Mu


Download lagu nasyid terkait pentingnya optimalisasi waktu & ghiroh Islam:


Tuesday, October 20, 2015

Semakin Serius, Semakin bagus

Berlalulah hari demi hari yang diganti dengan minggu, bulan sudah menunggunya, dan tahun sudah tidak sabar menanti. Dan tidak terasa umur manusia terus bertambah, tetapi sejatinya jatah usia tersebut semakin berkurang. Setelah semuanya selesai, dan tiba waktunya maka apa yang tersisa ketika kita menghadap Tuhan? Sebagai seorang muslim saya percaya bahwa amal shalihlah yang dijadikan bekal nanti ketika kita di akhirat. Darimana amal shalih itu didapatkan? Tentunya dari hasil kerja keras kita di dunia yang merupakan ladang amal seluas-luasnya.
 Banyak aktivitas yang dilakukan di dunia memiliki efek langsung, artinya dirasakan di dunia, ada yang memiliki efek tidak langsung, akan di ganjar di akhirat. Beberapa orang sangat fokus pada pekerjaannya menghasilkan uang, menafkahi keluarga, atau mengumpulkan segala harta benda. Hal tersebut sangat bagus, akan lebih bagus jika ada nilai plus yang bisa dijadikan bekal yaitu amal shalih/aktivitas ibadah. Semakin serius dengan pekerjaan kita, maka hasilnya akan semakin bagus. Nah, tinggal langkah selanjutnya bagus untuk sekarang saja ketika di dunia, atau keduanya yaitu di dunia atau akhirat kelak. Kondisi ideal adalah dua-duanya mampu kita dapatkan, namun tidak sedikit mengalami kesulitan agar seimbang dunia dan akhirat. Frame berpikir kita harus dirubah dan diluruskan, niatkan segala aktivitas dunia kita untuk ibadah hanya mengharap ridho Allah swt. Dan inilah yang menjadi kontrol/kendali, manakala kita sedang bekerja terbentur masalah antara memilih pekerjaan yang bersih atau kotor atau bahkan melanggar laranganNya.
Kapan semakin serius menjadi semakin bagus? Menurut pribadi saya yaitu ketika sesuatu yang kita seriusi tersebut memiliki nilai yang tinggi, nilai kebermanfaatan untuk diri kita, dan juga orang lain, memiliki nilai amal shalih, memiliki nilai ibadah yang benar dan ikhlas. Akan disayangkan, apabila kita sudah dengan serius dan sungguh-sungguh menekuni sesuatu atau mengerjakan sesuatu yang ternyata tidak ada kebermanfaatan disana.
Layaknya orang yang sedang belajar, terkadang berpikir serius itu tidak banyak orang yang suka, sedikit orang yang menyukai belajar, sedikit yang menyenangi disiplin, sedikit yang mampu melakukan suatu pekerjaan dengan sungguh-sungguh. Gambaran tersebut akan bisa dilihat dalam sebuah masyarakat yang pemalas dan tidak menghargai ilmu pengetahuan, tidak menghargai waktu dan tidak menghargai kehidupan itu sendiri.
Topik tentang semakin serius semakin bagus diatas dihubungkan dengan belajar Bahasa Inggris, misalnya saja ketika bertujuan mengembangkan kemampuan kosakata (vocabulary practice), salah satu model TTS adalah grammar translation method atau menerjemahkan tiap kata dibungkus dengan teknik puzzle, yaitu sbb:


across
1. Buaya
5. Remaja
6. Berkas
8. Badai/topan
11. Iya
13. Artikel/ sesuatu
14. Mati
down
1. Menangkap
2. Kaleng
3. Melakukan
4. Menghapus
7. Sarang lebah
9. Jelek
10. Catatan
12. Sedih
13. Mata kaki

Tersenyumlah Menghadapi Ujian

Bisakah kita tersenyum manis, tulus dan lebar ketika sedang menghadapi masalah atau problematika hidup? Hmmm, mungkin hanya 2 orang dari 10, atau bahkan hanya 1 orang dari 100. Cara mengelola sebuah masalah adalah kuncinya. Bayangkanlah bahwa sejatinya ujian atau masalah itu adalah batu besar yang di dalam bongkahan batu tersebut terdapat emas dan batu mulia lainnya yang nilainya tinggi, pastilah kita bersemangat untuk menghancurkan batu besar tersebut.
Begitulah kalo mindset yang kita miliki konstruktif dan positive mind, hasilnya hidup begitu mengesankan, menakjubkan penuh warna dan tantangan, setiap hari dengan hasrat dan gairah yang besar untuk selalu menang. Prinsip win-win solution yang senantiasa mendampingi jalan kehidupan, jalan lika-liku sejarah manusia.
Tes atau ujian memiliki salah satu fungsi sebagai tahapan untuk naik level ke tingkatan hidup yang lebih tinggi. Bagi seorang mukmin menerapkan prinsip bahwa setiap musibah terdapat hikmah di baliknya, setiap masalah membawa kunci solusinya masing-masing akan membawa perubahan besar menuju kemenangan sejati, menuju kebahagiaan hakiki, untuk hidup sesudah kehidupan di dunia ini. Janganlah takut dengan sebuah masalah atau ujian, janganlah menghindarinya tetapi hadapilah dengan penuh optimis, tawakal, ada Allah bersama orang-orang yang beriman.
Contohnya ketika pelajar atau mahasiswa menjalani ujian akhir atau ujian skripsi/tesis maka semakin tingkat kesulitannya bertambah, maka tingkat kepuasan ketika mampu menaklukan masalah tersebut semakin besar. Dan biasanya reward yang diperoleh pun semakin besar, seperti metode high risk high income (semakin besar resiko semakin besar yang kita peroleh).
Tersenyumlah menghadapi ujian, hadapilah segala ujian dengan kesabaran, dibalik kesulitan terdapat kemudahan. Setiap tetes keringat yang keluar akan terbayar jika kita pantang menyerah, tahan banting, tegar dan bermental baja maka segala lelah akan sirna ketika kita bisa dalam kondisi sustainable (istiqomah) dalam melakukan amal-amal kebaikan, dalam menyelesaikan kerja-kerja besar hidup kita, dalam meraih segala asa yang kita ingin raih. So, kerja keraslah akhir dari kunci sukses, there is no substitute for hardwork. Okay....
Di bawah ini adalah contoh bentuk tes atau soal pilihan ganda dalam menguji kompetensi Bahasa Inggris grade eleven untuk Senior High School. Let's check it out...

Text 1 (for number 1-number 3)
Multicultural Education
"Multicultural Education of Indonesia in Surabaya" is proud to present Ms. Jane Batubara, a well-known educator and researcher in multiculturalism. She was appointed Principal of Jasmine International School International School in 1999, and since then she has conducted many studies on multiculturalism in formal education. Ms. Batubara will be in Surabaya on the 1st and 2nd of August 2005 to talk on "Multicultural education for the Youth."
During the talk, the participants will be provided with information on how to:
a. obtain a wholly approach to multicultural education.
b. teach the youth to appreciate differences.
Registration for the talk is FREE
Please call Rina at (031) 715632 for seat reservation
1. The text aims to...
A. conduct multicultural studies
B. introduce multicultural education
C. promote Jasmine International School
D. provide information about multiculturalism
E. invite as many participations as possible to a seminar

2. Which is NOT TRUE about Ms. Jane Batubara?
A. she is an event organizer
B. she is a school principal
C. she is a researcher
D. she is an educator
E. she is a speaker

3. "During the talk, the participants will be provided with.." The underlined word can be replaced by..
A. granted
B. supplied
C. arranged
D. presented
E. contributed

Text 2 (for number 14-15)
Jln. Andalas IV No. 23
Klaten
May 2, 2010

Dear Sheila,
I'm sorry I didn't come to your house last week. I want to tell you about my school anniversary.
Last Saturday, we had my school anniversary. We had jogging competition, basketball competition. Each class had to send five students to follow this. Many teachers also participated in this competition.
While some of us followed jogging competition. There was basketball competition. I became one of the representatives of my class.
After these two competitions, we had cooking time. Each class had to prepare lunch for the students. We could eat after the lunch scored by the teachers.
At last, we had performances. There were many group bands from our school. Although we feel tired, the events made me fun. I will tell you again when I meet you.
Love
Aria

4. What is the letter about?
A. love the letter about
B. Sheila's school
C. Sheila's anniversary
D. Aria's school Anniversary
E. Jogging competition

5. What is the purpose of the letter?
A. To retell events
B. To amuse the reader
C. To describe events
D. To explain events
E. To persuade the reader

Monday, October 19, 2015

Pariwisata, Yang Beda Yang Unik itu yang banyak dikunjungi

Geliat wisata memang harus disikapi dengan positif dan konstruktif. Ketika bangsa Indonesia mampu membawa sektor pariwisata (tourism) menjadi salah satu penyumbang pertumbuhan ekonomi masyarakat, hal itu sungguh solusi cerdas mengangkat taraf hidup masyarakat. Bercermin dengan negara tetangga di kawasan Asia tenggara, beberapa diantaranya menjadi destinasi/tujuan favorit wisatawan baik dari Eropa maupun Amerika misal saja Singapura, malaysia dan Thailand, maka Indonesia dengan salah satu ikon yang sudah dikenal yaitu Bali seharusnya ada gereget bagi pihak terkait (stakeholder) untuk juga mengembangkan sektor wisata di daerah lainnya dari sabang sampai merauke. Negara ini kaya dengan panorama alam, bahkan tiap provinsi memiliki keelokan dan daya tarik tersendiri. Namun beberapa fakta di lapangan, prasarana utama yaitu terkait transportasi, jalan penghubung, fasilitas umum di area wisata belum maksimal diperhatikan. Beberapa tempat yang sudah memiliki standar fasilitas yang memadai kadang perawatan kurang terjaga bisa karena rusak faktor alam ataupun faktor manusia, yaitu pengunjung yang tidak bertanggungjawab.
Kenapa sektor wisata di beberapa provinsi belum bisa go international, mungkin alasannya karena kurangnya sosialisasi, ataupun belum melibatkan semua pihak terkait baik dari sisi swasta ataupun masyarakat lokal. Jika wisata mampu menjadi sebuah industri, maka hal yang sangat menguntungkan bagi devisa negara. Faktanya hal tersebut detik ini belum sampai ke level tersebut.
Masyarakat memiliki peran ganda, menurut saya pertama mereka sebagai penikmat/pengunjung domestik (visitors) dan yang kedua sebagai pelaku dunia bisnis yang bergerak dalam jasa/biro wisata, misalnya hotel, penginapan, warung, toko suvenir, pemegang saham, staff/pekerja, dan masih banyak lainnya. Sudahkah peran tersebut disadari oleh kita? Terlihat betapa wisata itu layaknya semacam demokrasi yang menerapkan dari, untuk, dan oleh masyarakat tentunya dengan dukungan penuh (total concern/ massive support) dari pemerintah.
Tidak terjadi masyarakat menganggur, status tanpa penghasilan, tanpa pekerjaan, apalagi wisata mampu menumbuhkan stimulus untuk berwirausaha (entrepreneurship) misalnya dalam bidang suvenir atau oleh-oleh, atau cinderamata khas daerahnya. Cobalah hitung ada berapa provinsi di Indonesia, setiap provinsi banyak kabupaten/kota yang hampir memiliki destinasi wisata yang unik yang khas, yang mana subjektif saya hal ini belum digali, hanya masih sebatas berjalan apa adanya tanpa ada gereget go international, dengang meningkatkan layanan publik, fasilitas, bahkan promosi itu sendiri kepada masyarakat internasional.
Kita merasa bangga dan keren kalau sudah jalan-jalan atau mengunjungi negara tertentu hanya untuk wisata, tanpa ada rasa bangga dan hasrat untuk memperkenalkan daerah kita agar bisa di kenal dan dikunjungi oleh masyarakat internasional. Matahari yang setiap pagi terbit dan sore hari terbenam itu adalah matahari yang sama terbit dan terbenam di seluruh negara di dunia, jadi kita memiliki kesempatan (chance)  yang sama untuk memajukan sektor wisata. Mulailah dari tempat tinggal kita, lihat sekeliling, amati dan cermati peluang yang ada, optimalkan dan hasilkan sesuatu yang lebih bernilai.
Dalam Bahasa Inggris, pembahasan pariwisata (tourism) bisa dimasukkan ke dalam pokok bahasan Genre text Hortatory Exposition, karangan yang membahasa topik tertentu dengan sebuah rekomendasi/saran. Berikut contoh teks Hortatory Exposition:

Tourism Benefit on Local People
What is the benefit of tourism for local people? Well, tourism is now a huge contributor to the economies of most countries. Tourism industries can bring money, job vacancy and advancement especially to developing regions. However, this money often goes into the pockets or foreign investors, and only rarely benefits for local people.
Tourism industries will not give much benefit for local people if, for example, multinational hotel chains don’t care about the surrounding nature when they build new hotels. This can cause many social, cultural and geographical problems. Some local people may get job and money from that International hotel chain. However in case of missing that opportunity, some of them still have their own environment.
Moreover, some facts show that tourists tend to go, visit and spend their money in restaurants, bars and even luxury hotels of that multinational chain. They less go to such places; restaurant, bar, hotel, shop which are owned by local people. This can provide the local people’s business from becoming even larger.
Most important thing, tours or excursions of tourism have little effect on nature. Even it can disrupt or destroy ecosystems and environments, and if it does, the local people will get the risk.
So the local government policies should be put in place to ensure that tourism will make the benefit spreading widely. The policies should guarantee that tourism will not cause any harm to any local people or places.
TEXT: HORTATORY EXPOSITION
GOAL: TO PERSUADE THE READERS, WITH SUGGESTION (SARAN)
structure of text:
a. thesis (issue)
b. arguments (pendapat)
c. recommendation (saran)



QUESTIONS
1.       What is the benefit of tourism for local people?
A.  Tourism industries will not give much benefit for local people.
B.   Tourism industries can bring money, job vacancy and advancement.
C. Tourism industries can destroy our country.
D.  Tourism industries will give less benefit for local people.
E, Tourism industries will have little effect on nature.


2.       What problem cause many social, cultural and geographical problems?
A. The money often goes into the pockets of foreign investors.
B.  Multinational hotel chains don’t care about the surrounding nature.
C. The tourist tend to go, visit and spend their money in restaurants, bars and even luxury hotels.
D. Tours or excursions of tourism disrupt or destroy ecosystems and environments.
E.  The policies guarantee that tourism will not cause any harm.

3.       What should the local  government  policies do to ensure that tourism will make the benefit spreading widely?
A. The policies should not guarantee that tourism will not cause any harm to any local people or places.
B. The policies should allow that tourism will not cause any harm to any local people or places.
C. The policies should prevent that tourism will not cause any harm to any local people or places.
D. The policies should prohibit that tourism will not cause any harm to any local people or places.
E. The policies should guarantee that tourism will not cause any harm to any local people or places.

4.       What is the type of the text above?
A.  Spoof
B. Report
C. Analytical exposition
D. Hortatory exposition
E.  Recount

5.       What is generic structure of the text?
A.  Thesis-orientation-resolution
B. Thesis-recommendation-resolution
C. Thesis-orientation-recommendation
D. Thesis-event-recommendation
E Thesis-argument-recommendation