Showing posts with label presiden. Show all posts
Showing posts with label presiden. Show all posts

Wednesday, March 28, 2018

Unduh Thor Ragnarok, Perseteruan & Musuh Bersama

Bagi pembaca yang sudah menonton Thor Ragnarok 2017 mesti tahu pria ganteng Chris Hemsworth, ia sebagai Thor putra Odin. Ada hal yang sedikit beda dibanding Thor versi sebelumnya yakni potongan rambut si doi. Ia di film Thor tersebut dikisahkan di tawan oleh Grandmaster dan pengikutnya yang ujung-ujungnya rambut panjangnya di potong. Hal yang istimewa lagi adalah tentang kekuatan Thor itu sendiri. Lebih dahsyat ia memiliki kekuatan tersembunyi sebagai putra petir. Ini tampak ketika ia melawan Hulk. Hancurnya palu (hammer) miliknya bukan menjadi sebab bagi dia untuk kehilangan kekuatan. Tidak bergantung pada senjata, akan tetapi sumber kekuatannya justru muncul dari dalam dirinya. Pribadi kuat dengan jiwa heroisme tinggi membuat dicintai rakyatnya. Kakaknya yang bernama Loki kerap membuat masalah dengan dia. Ini soal tahta, juga terkait perseteruan internal keluarga antara kakak beradik. Kerajaan Asgard telah kehilangan rajanya yang bernama Odin, yang tidak lain adalah ayah dari Thor dan Loki. Raja Odin yang telah wafat, membuat tahta Asgard kosong dan membuat rakyat kehilangan pimpinannya. Loki datang menyamar menjadi Odin, ia ahli dalam mengubah bentuk rupa. Hingga si adik datang kembali ke Asgard dan mengacaukan niat jahat Loki, yang ujung-ujungnya perseteruan lama muncul. Ternyata yang ditonjolkan dalam Thor Ragnarok bukan Loki sebagai musuh utama, melainkan Hela, ia adalah putri pertama Odin yang juga haus dengan tahta kekuasaan ayahnya. Ia sangat berambisi menguasai Asgard.
Musuh Bersama, Bersatu Mengalahkannya
Ada sebuah hikmah bagus yakni adanya rujuk, perbaikan hubungan antara Thor dan Loki untuk menghadapi Hela. Kekuatan yang dimiliki Hela sungguh di luar jangkauan Thor dan Loki. Palu yang dimiliki Thor saja mampu di hancur leburkan olehnya. Asgard takluk di tangan Hela. Ia seorang diri mampu menumpas semua tentara dan pengawal serta penjaga yang ada di kerajaan Asgard. Kekuatan yang mematikan dan merusak. Ada seorang penjaga kerajaan yang masih bersembunyi yakni Heimdall, ia mampu berhubungan dan berkomunikasi batin dengan Thor meski dalam jarak yang sangat jauh. Ia juga yang membantu Thor untuk memandu kembali datang ke Asgard untuk bertarung dengan Hela.
Musuh bersama itu adalah Hela. Thor dan Loki bahu membahu melawan Hela, mereka dibantu Heimdall dan rakyat Asgard. Sosok perempuan yang merupakan anggota Valkyrie juga turut bertarung bersama melawan kekuatan Hela. Masih  dalam usaha untuk menumbangkan Hela, Thor meminta Hulk ikut bergabung merapat, mengokohkan dan menguatkan pasukan yang dipimpin oleh Thor. Hingga Thor seorang diri beradu kekuatan melawan Hela, ia mengeluarkan kekuatan tersembunyinya yakni energi besar putra petir. Untuk sesaat usahanya berhasil menghentikan Hela. Namun bukan antagonis utama jika langsung kalah, Hela berhasil bangkit kembali, ia belum tamat. Jalan satu-satunya adalah membangkitkan kembali raksasa api Surtur yang pernah ditaklukan oleh Thor. Yaps, cerita selesai, Asgard hancur bersama tewasnya Hela di tangan Raksasa Surtur. Kerajaan Asgard bolehlah hancur tanpa sisa, namun rakyat Asgard tetap selamat. Selama Asgard masih ada di dalam dada setiap rakyatnya maka ia belum berakhir, secara fisik telah hancur berkeping-keping namun Asgard masih hidup dalam sanubari bangsanya.
Hikmah positif, kekuatan jahat sehebat apapun pasti tumbang dengan bersatu padu mengalahkannya. Filmnya sih boleh tentang fiksi dan dunia superhero Amerika, namun tidak ada salahnya mengambil benang merah yang memberi inspirasi bagi kita yang sedang berjuang mengalahkan pemimpin dzolim. Memaksakan diri untuk mengambil hikmah dari sebuah film yang ditonton. Di negara kita saat ini, ada mukidi polos namun tirani, ia lugu namun sangat bengis dan ambisius, tamak kekuasaan. Negara ini pelan-pelan dibuatnya hancur. Perlahan-lahan namun terasa, negara ini menjadi terseok-seok. Jalan satu-satunya adalah mengalahkan dia di pilpres 2019. Ini bukan hal mustahil untuk dilakukan. Ketika saat ini menjadi oposisi, artinya di luar pemerintahan, bayangkan saja seperti Thor tanpa palu (hammernya) namun masih memiliki kekuatan tersembunyi yang lebih dahsyat dari sekedar berada dalam pemerintahan.
Kesemrawutan dan gonjang ganjing masalah yang ada sudah menjadi bukti dari tidak pronya si mukidi terhadap kesejahteraan rakyat. Bolehlah ia didukung oleh finansial besar dari cukong, ataupun hidden man di negeri ini dengan gerombolan cebongnya dan banteng pendukung. Jangan gentar dan ragu, optimislah, yang muak dengan kinerja mukidi juga tidak sedikit, rakyat yang dikecewakan dengan janji palsunya sangat banyak, maka ia telah menjadi musuh bersama rakyat. Ganti presiden 2019 memang sebuah keharusan demi kebaikan dan masa depan Indonesia yang cerah. Kasihan generasi penerus jika dibebani dengan utang hingga 4000 triliun.
Bahu-membahu, bahkan mengoptimalkan bekas musuh untuk menumbangkan kekuatan mukidi. Siapa bekas musuh itu? Ada. Episode ini semakin menarik apalagi jika musuh bersama tersebut sudah mengalami kepanikan, tinggal kita tetap waspada merapatkan barisan, merajut kembali kekuatan ukhuwah dan tingkatkan kualitas ruhiyah. Sejarah besar sudah terjadi pada momen 212, maka keajaiban dari sebuah persatuan itu akan kita saksikan bersama di pilpres 2019. Ketidakadilan itu pasti ditumbangkan, diganti dengan penegakkan keadilan yang membawa kesejahteraan dan kemakmuran bersama. Tidak perlu takut dengan ancaman musuh saat ini, biarkan intimidasi dan ancaman menguap hilang, tak goyah sedikitpun untuk tetap saling bergandengan tangan. Umat Islam harus meyakini bahwa kesempurnaan ajaran Islam itu tidak diragukan lagi, politik Islam itu ada sebagaimana adanya ekonomi syariah, karena Islam itu negara dan pemerintahan.Cakupannya sudah sesuai dengan kebutuhan manusia baik itu sejak era nabi Nuh hingga manusia terakhir yang hidup di bumi. Umat Islam harus percaya diri dengan Islam, so muliakanlah diri kita sebagai muslim dengan menjadi muslim yang taat. Saat ini butuh persatuan umat dalam bidang politik demi melawan tirani dan kesewenang-wenangan. Memiliki cara pandang, mindset (fikroh) yang benar. Salam jihad politik untuk tumbangkan pemimpin tirani! Semangat menyongsong pilpres 2019, presiden baru.
Unduh film Thor Ragnarok pada link berikut:

Related Posts:

Wednesday, November 8, 2017

Generasi Muslim, Bangga Dengan Ibu Pertiwi

Ikut berpartisipasi dalam kegiatan potong hewan bisa memberikan dampak positif lho, paling tidak dalam sisi kerjasama, pengorbanan, kesigapan dan sikap ketelitian. Generasi muda dengan berbagaimacam kegiatan positif adalah calon pemimpin masa depan. Aktivitas yang terus dilakukan, aktif berorganisasi, selalu mobile, tertantang dengan misi sosial dan juga pengabdian merupakan karakter yang sangat cocok untuk memikul beban dan tangungjawab bangsa. Ulasan foto di samping adalah sobat OSIS di madrasah aliyah Hasbullah ketika berkegiatan dalam rangka menjalankan program kerja bidang Humas (syiar) yaitu penyembilahan hewan kurban beberapa bulan yang lalu. Nah generasi muslim yang aktif belajar dan berorganisasi memberikan kesempatan pada dirinya untuk maju dan berperan aktif dalam membangun bangsa di masa mendatang.
Siapakah generasi muslim yang pantas memimpin negeri ini? Yang jelas yang mau mendahulukan kepentingan umum dibandingkan kepentingan pribadi (ego). Saya pernah tanya ke salah satu panitia kurban dari OSIS tentang motif mau ikut berpartisipasi. Dan jawabannya bervariasi, dari sekedar mengisi waktu luang hingga diajak oleh teman dan merasa enggak enak kalo berdiam diri saja. Dari sekian banyak panitia yang memiliki orientasi untuk meningkatkan ketrampilannya berorganisasi tidak lebih dari 10%. Untuk memiliki orientasi jangka panjang dan memiliki visi yang jelas harus sering-sering dilatih, apalagi bagi generasi muda milenial.
Sebagai contoh generasi yang berwawasan luas adalah mereka mau membuka diri dengan kemajuan teknologi dan ilmu baru tanpa melupakan dasar aqidah dan nilai budaya lokal yang sudah ada. Tentunya bagi generasi muslim saat ini menjadi kreatif adalah sebuah tantangan. Kenapa tantangan? Karena ternyata untuk kreatif itu tidaklah mudah. Apalagi yang model belajarnya hanya bersumber dari  satu metode dan rujukan. Kurangnya inovasi dan improvisasi membuat generasi muda menjadi jumud hingga akhirnya mencari pelarian untuk having fun yang enggak syar'i. Begadang sampe malam dengan gitaran, nongkrong apalagi mengkonsumsi narkoba, sudah kelewat batas. Belum masalah pengendalian pergaulan yang sudah cenderung tanpa batas, dimana syahwat dan maksiat diumbar. Jika generasi muda sekarang bergelimang dengan kemaksiatan, apakah keberkahan negeri ini akan dirasakan oleh anak cucu kita nantinya. Membangun sebuah negeri tidak hanya memikirkan secara temporer (saat ini) saja, melainkan harus bervisi hingga 100 tahun kedepan bahkan untuk kelangsungan bangsa selama mungkin.
Warisan nilai-nilai luhur yang sudah ada harus terus diestafetkan kepada generasi selanjutnya. Bahkan watak dan kepribadian bangsa yang menjunjung nilai-nilai keadilan dan menghormati hak kemerdekaan warganya harus terus dijaga. Kita mengetahui dengan sadar bahwa suatu bangsa kadang silih berganti dalam kepemimpinan memegang kekuasaan dan pemerintahan. Maksudnya adalah secara politik praktis partai yang mendominasi di tahun 2014 hingga 2017 tidak selamanya akan menjadi mayoritas karena seiring dengan berjalannya waktu dan pembelajaran politik masyarakat yang semakin terbuka dan sadar akan kepemimpinan yang adil. Sehingga jika partai pendukung pemerintah di tahun 2017 ini tidak profesional dan tidak mau memperhatikan nasib rakyat, maka bisa jadi tren partai tersebut semakin tidak mendapat perhatian di hati rakyat. Inilah contoh politik praktis tentang keterbukaan dan terdidiknya pemilih. Ada sebuah logika yang cukup serius tentang sistem demokrasi di negeri ini yaitu pemimpin yang adil lahir dari rakyat yang tidak mempan disuap, rakyat yang cerdas dan rakyat yang sholeh. Sebaliknya jika masyarakatnya itu termasuk kategori bajingan semua, maka yang terpilih adalah wakil dari bajingan. Kesimpulannya adalah mari kita didik diri kita sendiri dan masyarakat secara umum untuk menjadi masyarakat yang sholeh dan taat sama Tuhan agar pemimpin yang ada nantinya adalah seorang yang taat pada Tuhan, yang secara otomatis memandang bahwa jabatan yang diembannya itu adalah amanah yang harus dipertanggungjawabkan di hadapan Nya kelak. Hal ini terkait dengan nasib dan hajat hidup orang banyak. So, enggak lucu kalo sekarang agama bagi warga negara itu tidak dimilikinya, penganut kepercayaan mulai sengaja dikembangkan, ajaran semua agama itu sama di jejalkan kepada mayoritas muslim, padahal sebagai contoh saja seorang pastur atau pimpinan gereja akan meminta jemaatnya untuk berpegang teguh pada alkitab dan kepercayaan mereka, enggak mungkin mendoktrin ajaran agama lain itu sama baiknya dengan agama mereka. Apalagi Islam yang sempurna menyempurnakan, emang harus jadi muslim yang cerdas dan sholeh. Lucu kalo yang tadinya orang Islam (meskipun abangan) mau dan mudah tergadai imannya hanya dengan iming-iming materi. Ini hanya ada di pemerintahan era sekarang saja. Ini terjadi karena kondisi ekonomi secara nasional memburuk, masyarakat sudah sulit untuk makan maka dengan mudahnya iman digerus dengan materi ekonomi. Apa sih peran pemerintah sekarang kalo kerjanya bangun tol tapi langsung dijual kepada asing (bangsa Indonesia enggak memiliki tol itu) apa yang sejahtera dari pembangunan tol yang notabene milik pihak asing. Secara profesionalitas dan amanah terhadap janji kampanyenya dulu sungguh buruk dan NOL besar secara kualitas, pemerintah di tahun 2017 sudah tidak memiliki ruh mensejahterakan rakyat dan bangsa, menjunjung keadilan pun tidak apalagi mau membela hak-hak rakyat. Piye sih Presidene? Ora becus ndean...
Ayo menjadi bangsa yang peka dan cerdas, jika pemimpin yang lahir dari rakyat yang sholeh dan taat pada Tuhannya maka yakinlah nasib bangsa ini kedepan mampu menjadi bangsa yang besar serta bangsa yang luhur. Tolak pemimpin lupa dengan janjinya, tolak pemimpin arogan, tolak pemimpin represif, tolak pemimpin inkonsisten, tolak pemimpin yang tiran...
Related Posts:

Sunday, October 23, 2016

Berteduh di Siang Bolong, Tertusuk dingin Oleh Tetesan Gerimis

Memang betul sekarang cuaca terkadang berubahnya tidak menggunakan siklus seperti 10 tahun silam, artinya terkadang hari ini panas terik kemudian 2 hari berikutnya hujan dari pagi hingga sore tak berhenti. Cuaca di negara tropis seperti Indonesia dengan curah hujan yang cukup tinggi memiliki imbas terhadap daya tahan tubuh orang yang tinggal di wilayah tersebut. Seperti 2 hari ini di tempat saya tinggal, hujan hampir seharian mewarnai aktivitas harian. Memang hujan harus disyukuri, namun efek untuk beraktivitas sepertinya mengalami sedikit gangguan. Hal yang paling mencolok adalah hujan di pagi hari, bagi saya yang berangkat kerja menggunakan sepeda motor hal ini meskipun sudah diantisipasi dengan memakai jas hujan tetap saja rasanya berbeda manakala suasana pagi mendung apalagi diguyur hujan. Lain cerita jika menggunakan kendaraan roda empat. Belum semisal jalanan tergenang banjir, atau daerah sekitar tergenang luapan air banjir dari sungai, bahkan daerah pesisir pantai yang sering mengalami rob, hujan yang turun dengan durasi lebih dari 1 jam saja akan membuat kegiatan sehari-hari tidak nyaman dan tidak optimal.
Sebaliknya cuaca yang panasnya menyengat hingga siang hari terasa benar-benar panas dan berkeringat, ditambah udara kering, polusi udara yang muncul dari pabrik dan kendaraan bermotor juga menjadi bahan yang cocok untuk dikeluhkan. So, hujan berkeluh kesah, panas pun menggerutu. Tampaknya jika kita dalam posisi seperti ini maka sungguh  menyiksa dan terpuruknya hidup dan kehidupan kita. Saya ingin mengkritik pribadi saya sendiri, ketika keluh kesah datang, ternyata tidak memberikan penyelesaian atau mengurangi permasalahan yang ada, justru yang ada suasana hati makin kacau dan masalah masih utuh, bahkan memburuk karena kondisi hati yang galau tidak menentu. Dimana awalnya tadi hanya masalah kecil terkait hujan dan panas yang tidak sesuai dengan keinginan kita.
Mari kita ambil sisi positif, ambil contoh saja ketika kebetulan kita tinggal di wilayah yang cukup panas dan curah hujan yang sangat rendah, yaitu daerah gurun pasir. Wilayah ini paling cocok untuk penerapan energi surya (matahari) untuk membangkitkan listrik bahkan kendaraan bertenaga surya yang sangat ramah lingkungan. Energi yang dihasilkan dari tenaga surya tersebut tidak memberi efek samping (hasil buang) yang membahayakan kelestarian lingkungan dan kesehatan manusia. Apalagi ketika saat ini energi fosil artinya yang bersumber dari minyak bumi dan batu bara (bahan tambang) jumlahnya makin terbatas. Walaupun beberapa waktu lalu sempat terjadi harga minyak dunia menurun, namun hal itu hanya karena di pasaran stoknya melimpah dan juga dipengaruhi oleh kondisi politik di negara timur tengah yang notabene masih penghasil terbesar untuk minyak bumi. Sedangkan cadangan minyak bumi yang ada di seluruh penjuru dunia artinya di sumur-sumur (kilang minyak) yang ada diprediksi hanya bisa bertahan beberapa ratus tahun saja tidak mencukupi untuk anak cucu kita kedepannya. Maka energi alternatif dari tenaga surya ini sangat membantu.
Lain lagi bagi para shabat mungkin saja yang tinggal di daerah dengan curah hujan yang tinggi, maka untuk bercocok tanam sangat bagus, baik untuk pertanian, perkebunan, dan hutan yang juga sebagai paru-paru dunia, mampu membawa keuntungan tersendiri. Bahkan dari sektor perkebunan dan pertanian saja jika dikelola dengan kombinasi teknologi yang tepat guna dan manajemen yang bagus dilengkapi distribusi yang lancar maka mampu menjadi pemasok kebutuhan pangan rakyat dunia. Sehingga, plus minus dari kondisi cuaca masing-masing daerah yang berbeda ini memiliki pemanfaatan yang optimal.
Bagaimana fakta di lapangan? Misalnya saja di kota Jakarta yang sering banjir padahal hanya hujan beberapa menit saja sudah membuat jalan-jalan utama di kota tersebut tergenang air. Apa yang salah dengan hal tersebut? Bisa jadi tata kelola kota yang kurang bagus, dari sistem drainase, kemudian proses pembuangan sampah hingga pengolahan limbah (sampah) termasuk juga pembangunan gedung-gedung pencakar langit yang tidak memenuhi standar tata ruang kota yang hijau sehingga akhirnya musibah itu kembali kepada pelaku yang juga sekaligus penghuni di wilayah tersebut.
Sebetulnya masalah tersebut (yaitu masalah banjir di Jakarta) masih jadi bahan perdebatan dan topik serta isu yang laku keras untuk dijual ketika menjelang pemilihan gubernur dan wakil gubernur DKI. Dimana contoh ketika Jokowi berjanji menjadi gubernur DKI waktu itu akan mengatasi masalah banjir di Jakarta tapi itu hanya omong kosong dengan meninggalkan amanah dan rakus, bisa juga dikatakan tamak ingin menjadi presiden RI. Sekarang setelah menjadi presiden sampai artikel milik penulis ini dipublikasikan yaitu bulan oktober, dia menurut saya belum membawa perubahan dan perbaikan bagi bangsa Indonesia apalagi membawa kemajuan dan kesejahteraan bagi rakyatnya. Karena sepertinya menurut subjektif penulis dia memiliki sifat lari dari amanah dan kurang bertanggungjawab, mudah dipengaruhi pihak di belakang layar artinya kurang tegas, kebijaksanaannya belum terlihat, contohnya kebijakan pemerintah terkadang justru menyakitkan dan menyulitkan rakyat kebanyakan (bukan golongan tertentu).
Pro dan kontra pendapat itu sah-sah saja, mau menulis dia hebat itu juga bebas-bebas saja, sebaliknya mau menulis dia kurang becus jadi presiden juga kayaknya layak-layak saja toh saat ini Indonesia belum menjadi negara yang cukup makmur. Nggak usah bukti bahwa rakyatnya masih melarat, silakan temui di pasar, jalanan, bahkan kota-kota besar sampai ke pelosok desa, tataplah dan rasakan dengan hati nurani yang jujur sudahkah sebagian rakyat kita hidup dalam kecukupan dan kelayakan? Mikir dong pemimpin itu....

Tulisan ini berujung pada keluh kesah untuk pemimpin, namun di balik itu masih optimis akan bangkitnya dan majunya bangsa Indonesia. Dan itu akan datang sebentar lagi manakala pemimpin  yang ada nantinya adalah muslim yang taat, yang takut sama Allah swt, meneladani Rasul, insyallah dijamin amanah dan rakyatnya sejahtera. Why not? Karena yang dicontoh adalah beliau baginda Rasulullah SAW..minimal para shabat beliau ataupun khulafaur rasyidin. Mampu bertahan dan menjaga agar harapan itu masih ada adalah sebuah bentuk ikhtiar menatap masa depan bangsa yang gemilang... Bravo Indonesia, always work harder and smarter.
berikut ini tulisan paragraf teks Discussion tentang pro dan kontra solar energy cocok untuk pembelajaran Bahasa Inggris kelas XII tingkatan SMA/MA:
Solar Energy
The solar energy is cheaper than any other fossil fuel because we can get the abundant source from the sun. In sunny desert areas, 50% of the sun’s radiation that reaches the ground could be used to produce electricity for businesses and industry, to provide heat, light and hot water from homes. Meanwhile, experimental solar ponds can produce hot water to drive generators.
Unfortunately, we cannot yet power our homes entirely on sunlight. Solar energy can only be exploited in bright light. Its greatest potential is, therefore, in hot countries that have clear skies for most of the year.
In addition, to harness the solar power, solar cells are needed to convert directly into electricity. Solar cells are very cheap to run, but relatively expensive to buy and many people cannot afford it.
Needless to say, solar energy is a useful and non-polluted source of energy. Nevertheless, solar cells, the main important device to harness the sun’s energy are still very expensive.
QUESTIONS
1. “Its greatest potential is, therefore, in hot countries that have clear skies for most of the year.” The word its refers to..
A. homes
B. solar energy
C. bright light
D. hot countries
E. slear skies
2. what do you call the last paragraph of the text?
A. conclusion
B. recommedation
C. resolution
D. description
E. reorientation
3. The contra arguments can be found in paragraph...
A. one and two
B. one and three
C. four
D. two and three
E. one and four

Saturday, September 24, 2016

Mendamba Leader Yang Bijak

Seorang pemimpin, seorang ketua, seorang raja, ataupun seorang kepala memiliki tanggungjawab yang lebih besar dibandingkan posisi lain dalam sebuah organisasi, sebuah lembaga, sebuah, negara, sebuah komunitas ataupun sebuah kelompok. Makanya harapan yang lebih ditujukan kepada para pemimpin tersebut, tanggungjawab bukan lagi sebatas individu atapun kepentingan pribadi yang diperjuangkan melainkan seluruh anggota (bawahannya). Maka keputusan yang bijak dari pemimpin sungguh dinanti oleh masyarakat luas. Secara hukum dia memiliki kekuatan dan kekebalan yang lebih, memiliki beberapa keistimewaan yang lebih namun sebaliknya jika pelanggaran terjadi maka konsekuensinya lebih besar. Contoh kecil adalah seorang presiden minum sambil berdiri menggunakan tangan kiri kemudian dijepret oleh awak media di syuting & tampil live di stasiun TV maka dari sisi etika dan keteladan menjadi negatif, sedangkan bagi orang umum mungkin makan sambil berdiri menggunakan tangan kiri itu hal yang wajar & lumrah. Letaknya perbedaan sudut pandang karena disana terdapat nilai edukasi bagi generasi muda, terdapat pengajaran keteladanan. Lebih-lebih hal tersebut terjadi dalam kegiatan Buka Bersama dengan anak yatim piatu dimana dari sudut pembelajaran Islami makan sambil berdiri dan menggunakan tangan kiri itu termasuk hal yang dicela, karena dalam sebuah hadits diajarkan makan sambil duduk dan menggunakan tangan kanan. Memang hal itu sangat kecil sekali jika untuk dikontroversialkan dan dijadikan diskusi ilmiah. Hanya saja momen yang kurang sreg dan lebih cenderung pada titik "pencitraan" saja. Akhirnya penulis ikut pada golongan yang tidak suka terhadap perbuatan/ tindakan pemimpin yang semacam itu.
Ada kisah legenda yang datang dari berbagai negara tentang bijaknya seorang pemimpin itu membawa kesejahteraan dan kondisi aman serta terciptanya keadilan dalam masyarakat. Kepribadian pemimpin yang baik bisa dinilai dari hal-hal kecil yang diperbuatnya, sehingga misal saja ingin menilai cerminan karakter pemimpin yang tidak dipoles media artinya karakter asli maka lihatlah dari kegiatan keseharian di luar liputan media dan pers. Bukan saatnya lagi mengandalkan pemimpin hasil polesan semu apalagi pencitraan buta yang lebih membodohi masyarakat luas. Penulis mengambil kisah legenda dari Cina tentang seorang Raja yang bijak ketika ingin memilih seorang penggantinya. Ia tidak memberikan mandat kepemimpinannya itu kepada orang terdekatnya ataupun keluarganya bahkan karena faktor sogokan dan suap, namun dikisahkan raja tersebut memilih calon penggantinya dengan seleksi kejujuran. Cerita ini terdapat dalam kisah Raja dan Biji, yang dengan sarana biji maka sang Raja mampu menemukan sosok pengganti dirinya yang jujur, kredibel, amanah dan bertanggungjawab, berani menerima resiko sesuai dengan perbuatan yang dilakukan. Sarana biji yang digunakan itu bertujuan mengetes para calaon yang meliputi seluruh pemuda di kerajaannya. Misi yang raja berikan kepada mereka adalah menanam biji yang diperolehnya. Dalam jangka setahun mereka harus kembali dan tentu saja Raja akan menilai tanaman ataupun pohon yang telah dirawat dan ditanamnya. Ending cerita pada terpilihnya pemuda bernama Ling yang dengan jujur membawa biji yang masih utuh, tentu saja karena biji dari Raja adalah biji yang direbus. Cerita ini sudah berkembang bertahun-tahun bahkan dalam pembelajaran di kelas sudah dijadikan bacaan untuk diskusi dan sharing, digunakan dalam penanaman moral para remaja. Cerita ini sungguh menginspirasi. Jika realita para remaja tahu bahwa pemimpin yang ada saat ini bertolak belakang dari kisah-kisah inspiratif dalam kelas maka kutub negatif dan positif akan bertemua antara ideal & realitas, bahkan menimbulkan frustasi dan penyakit apatis terhadap pemimpin serta kondisi bangsa secara umum. Lihatlah beberapa menteri yang ada tidak murni karena kualitas mereka, bahkan beberapa dari mereka ditunjuk karena membantu presiden dalam pemilihannya kemarin (hahaha,,,politik balas jasa). Ada lagi menteri yang menjabat karena anak perempuan dari tokoh partai politik tertentu dan posisinya tak digoyahkan artinya tidak boleh diganti ataupun diganggu gugat, posisi presiden takutb sama petinggi partai politik (lucu..). Nah, pemerintahan macam apa ini. Berjalannya waktu pemimpin itu memiliki permasalahan dengan janji-janjinya waktu pencalonan, banyak hal yang belum terlaksana kalau tidak dikatakan "gagal total", maka otaknya berputar, diasah sehingga gonta-ganti menteripun terjadi karena faktor tidak komitmen dan banyak kepentingan dibelakang dia khususnya dari sponsor besar pendukungnya. Jalan aman akhirnya mengambil menteri kunci (yang lagi menjadi trending) dan diganti dengan tokoh yang terkenal dari kualitasnya, menteri tersebut pernah juga menjabat era SBY, itupun lagi-lagi karena kondisi panik menuju pemilihan RI-1 tahun 2019. Yah, si bapak ingin mencalonkan dirinya lagi kayaknya. Kalau baik secara kualitas oke-oke saja, lah kalau tidak memiliki kualitas, amit-amit deh.
Ayolah kalau mau merubah maka murni dari itikad baik benar-benar karena patriotisme terhadap ibu pertiwi, benar-benar jujur mengedapankan kepentingan bangsa bukan dirinya, keluarga atapun hanya golongannya saja. Karena dia tidak lagi membawahi dirinya, keluarga, golongannya atapun pebisnis pendukungnya saja. Idealnya dia milik seluruh rakyat bangsa Indonesia, nah kenapa kok bukan secara rakyat secara umum? Keluarga, golongan dan pebisnis pendukungnya juga bagian dari rakyat Indonesia namun mereka secara kesejahteraan sepertinya tidak perlu uluran tangan untuk dibantu dan dientaskan dari kemiskinan karena memang secara ekonomi sudah mapan bahkan memiliki aset hingga milyaran rupiah. Perhatikanlah yang di bawah garis kemiskinan karena para kaum dhuafa dan terlantar itulah yang menjadikan pemberat & mempersulit di hari akhir saat yaumul mizan. Kenapa ada rakyat yang mati gara-gara  3 hari tidak mendapat makanan yang mampu disantapnya, atau bayi yang kekurangan gizi karena memang secara kondisi kesejahteraan orangtuanya tidak mampu memberikan makanan yang layak pada anaknya. Kenapa tidak mampu? Karena tidak memiliki pekerjaan yang layak dan penghasilannya mencukupi kebutuhan hidup? Kenapa tidak mencukup[i? Karena kondisi ekonomi bangsa yang sekarat tentunya. Dimana peran presiden? Memang ada sangkutnya dengan presiden? Ada dong. Banyak! Dengan powernya dan kekuatannya ya bikin dong kebijakan yang bagus, pilih menteri yang kredibel jangan asal tunjuk meski itu hak prerogatif dia. Iya kan?
Lakukan dengan kejujuran bukan hanya pencitraan, memang penting dicitrakan yang baik namun kalau tujuannya menutupi "borok" dan kebobrokan kondisi pemerintah saat ini maka endingnya adalah banyak masyarakat menjadi lebih sengsara. Bagi rakyat umum & sederhana adalah ketercukupan kebutuhan pokok itu sudah membuatnya bahagia & nyaman, orang yang lapar maka terkadang sulit dikendalikan & terkontrol. Laparnya mereka bukan karena rajin puasa namun karena memang kondisi bangsa & negara saat ini sedang krisis, meski kondisi miskin ini di media tidak diekspos. Kenapa tidak diekspos dengan jujur? Yah, karena takut tidak terpilih kembali. Wahai yang disana, jadikan kritikan & evaluasi sebagai sarana perbaikan. Masih ada waktu 3 tahun menjelang pemilihan kembali, penuhi janji-janji politik, jangan sesumbar mungkin ada perubahan persepsi negatif menjadi persepti positif yang jujur.
Berikut kisah "The Emperor and the Seed", teks naratif untuk pembelajaran Bahasa Inggris kelas XII, ini teksnya:
The Emperor and the Seed
An emperor  in the far east was growing old and knew it was time to choose his (1)..... instead of choosing one of his assistants or (2) ......, he decided something different. He called young people in the kingdom together one day. He said, “It’s time for me to step down and choose the next emperor. I have decided to choose one of you.”
The kids were shocked! But the emperor continued. “I am going to give each one of you a seed today. One very (3)....... i want you to plant the seed, water it and come back here after one year from today with what you have grown from this one seed. I will then (4)....the plants that you bring, and the one I choose will be the next emperor!”
One boy named Ling was there that day and he, like the others, received a seed. He went home and (5).....told his mother the story. She helped him get a pot and planting soil, and he planted the seed and watered it carefully. Every day he would water it and watch to see if it had grown. After about three weeks, some of the other youths began to talk about their seeds and (6)....that were beginning to grow.
Ling kept checking his seed, but nothing ever grew. 3 weeks, 4 weeks, 5 weeks went by. Still nothing. By now, others were talking about their plants but Ling didn't have a plant, and he felt like (7).....Six months went by, still nothing in Ling's pot. He just knew he had killed his seed.
Everyone else had trees and tall plants, but he had (8)..... Ling didn't say anything to his friends, however. He just kept waiting for his seed to grow.
A year finally went by and all the youths of the kingdom brought their plants to the emperor for (9)....Ling told his mother that he wasn't going to bring an empty pot. But his mother told him that it was better to be (10)..... about what happened. Ling felt sick to his stomach, but he knew his mother was right. He took his empty pot to the palace. When Ling arrived, he was amazed at the variety of plants grown by the other youth. They were beautiful in all shapes and sizes. Ling put his empty pot on the floor and many other kids laughed at him. A few felt sorry fro him and just said, "Hey, nice try!"
When the emperor arrived, he surveyed the room and greeted the young people. Ling just tried to hide in the back. "What great plants, trees and flowers you have grown," said the emperor. "Today, one of you will (11)...the next emperor!" All of sudden, the emperor spotted Ling at the back of the room with his empty pot. He (12)... his guard to bring him to the front. Ling was terrified. "The emperor knows I'm a failure! May be he will have me killed!"
When Ling got to the front, the Emperor asked his name. "My name is Ling," he replied. All the kids were laughing and making fun of him. The emperor asked everyone to quiet down. He looked at Ling, and then announced to (13)..., "Behold your new emperor! His name is Ling!" Ling couldn't believe it. Ling couldn't even grow his seed. How could he be the new emperor?
Then the emperor said, "One year ago today, I gave everyone here a seed. I told you to take the seed, plant it, water it, and bring it back to me today. But I gave you all (14)....seeds, which would not grow. All of you, except Ling, have brought me trees and plants and flowers. When you found that seed would not grow, you (15)... another seed for the one I gave you. Ling was the only one with the courage and honesty to bring me a pot with my seed in it. Therefore, he is the one who will be the new emperor!"
If you plant honesty, you will reap trust.
If you plant goodness, you will reap friends.
If you plant humility, you will reap greatness.
If you plant perseverance, you will reap victory.
If you plant consideration, you will reap harmony.
If you plant hard work, you will reap success.
If you plant forgiveness, you will reap reconciliation.
If you plant openness, you will reap intimacy.
If you plant patience, you will reap improvements.
If you plant faith, you will reap miracles.
WORDS CHOICES
-judge-nothing-be appointed-successor-excitedly
-ordered-special seed-inspection-a failure-the crowd
-the plants-substituted-his children-honest-boiled

Tuesday, March 15, 2016

Masih Ragu? Renungkan lagi...

Lahan terbuka seakan perlahan sirna di kawasan perkotaan dan pemukiman padat, hal ini sudah terjadi diawal tahun 2000 di negara kita. Hampir itu sudah menjalar ke pelosok kampung (berlaku di Jawa), sehingga dampak yang semakin jelas adalah persahabatan alam dengan manusia semakin renggang saja, ditambah dengan pencemaran oleh limbah industri. Saya angkat hal ini untuk mengawali kegalauan kondisi lingkungan yang ada, saat ini kondisi ekonomi 2 tahun Jokowi menjadi presiden saya pribadi belum merasakan perubahan yang menuju kualitas ekonomi yang bagus, egois sekali, ternyata kebanyakan teman dan sahabat juga merasakan hal yang sama sehingga kondisi ekonomi secara nasional belum membaik. Apalagi coba? Kondisi stabilitas politik, runyam, mana ada liga reguler sepak bola lenyap (cuma di jaman menteri olagraga saat ini) sebelum-sebelumnya sejak saya lahir tahun 1984 belum pernah terjadi. Hmm, lihat kondisi penurunan akhlak remaja secara umum (kalo ini sih sesuai dengan prediksi atau ciri-ciri akhir zaman), kebanyakan pemuda sekarang lebih suka hura-hura, bermaksiat, bergerombol bukan untuk hal produktif, lihat apa yang terjadi 20 tahun kedepan dimana usia mereka bertambah, dimana kesiapan generasi bangsa ini? Jadi maksud saya adalah ingin menegaskan tanpa ditambah dengan masalah lingkungan, bangsa ini sudah memiliki masalah yang pelik, dimana terkadang rakyat itu tergantung yang memimpin. Nah, kalo yang memimpin bangsa sekarang, maaf, tidak dirasakan manfaatnya sama rakyat bawah ngapain mereka ada. Masih ragu kalo yang ada saat ini kurang profesional mimpin negara dan bangsa ini? Rupiah kapan selevel dengan mata uang asing paling enggak kawasan Asia Tenggara lah, bikin sebelnya itu sebelum jadi  pemimpin seperti sekarang teori visinya berlebihan, kecewa itu tanda cinta lho, saya cinta dengan negara ini, tidak rela hancur perlahan gara-gara pemimpin yang kurang kompeten dan keberpihakan pada ekonomi rakyat masih kecil sekali, renungkanlah wahai yang di istana sana,,,tunjukkan bahwa dulu metode blusukan yang buat pencitraan itu manfaat buat level bangsa dan negara bukan sekadar level kampung.
Masih ragu? Bagi sahabat yang dulu terlanjur memilih yang sekarang ini, renungkan deh, pilihan itu berimbas selama lima tahun, inilah kelemahan demokrasi 1 suara dari 1 orang (yang kurang berpikir dalam memilih) tidak beda jauh dengan 1 suara dari orang yang benar-benar tulus menginginkan perubahan dan kemajuan bangsa. Ingat tidak, jika kemarin memilih hanya ikut-ikutan dan sekarang merasakan kondisi yang sulit. Bukan hanya 1 atau 2 orang yang terkena efeknya, karena ini bukan masalah RT/RW atau kampung, tapi negara yang menyangkut hajat hidup orang banyak, banyak perut yang harus dikasih makan, banyak balita yang butuh asupan gizi, renungkan...
Hati-hati dari kesalahan yang sudah diperbuat, jangan terjebak di lubang yang sama, jelaslah sekarang yang pura-pura membela rakyat yang mana, hari-hari kedepan nantinya banyak momen memilih pemimpin dari berbagai level dari desa hingga negara, jangan terjadi kondisi seperti ini lagi karena terlalu mahal dan beresiko untuk bangsa dan negri ini. Pemimpinku, pemimpin kita bersama, merenung deh, sekali memimpin berbuat yang terbaik bagi negeri dong, kalo orang awam 1 perbuatan salah tidak terlalu berimbas, nah sedangkan pemimpin tidak serius dalam melakukan pekerjaannya sebut saja misal 1 kesalahan maka jutaan penduduk ini akan merasakan dampaknya. Munculkanlah ketulusan dalam menyejahterakan bangsa ini, munculkanlah keadilan di negeri ini KARENA ENGKAULAH PEMIMPINNYA.
Jangan biarkan kami bangsa ini mengenangmu dengan ketidakbecusan engkau, namun tinggalkan kenangan hormat dan bangga kalo pernah memiliki presiden seperti engkau. Keluhan itu muncul karena ketidakpuasan, hal ini muncul bukan tanpa sebab, so terbukalah terhadap kritik, renungkan, tindakan buruk orang biasa tidak terlalu ngefek namun tindakan buruk seorang pemimpin banyak menimbulkan kegaduhan tentunya (seperti suara bising yaitu mengganggu dan tidak enak untuk dinikmati).