Ketrampilan membaca tidak melulu terkait membaca buku atau tulisan, ada
kemampuan membaca lainnya yang masih banyak, salah satunya dari sekian banyak
jenis membaca adalah membaca situasi :)
Membaca situasi itu penting bro & sis, soalnya sangat berpengaruh
sekali dengan kemampuan adaptasi. Kemampuan inilah yang digunakan untuk
survive. Survive dari bahaya, survive dari kondisi kritis, serta survive dari
kondisi sulit. Saya sangat suka bersahabat dengan seseorang yang bisa secara
fleksibel menyesuaikan dirinya dimana berada. Saya memiliki sahabat bernama
Tejo, beliau ini usianya lebih tua dibanding saya. Beliau orangnya mudah
berkomunikasi dan mudah mempengaruhi orang lain. Pernah, saya dan Tejo ini ke
suatu tempat wisata dan saat itu berbaur dengan pengunjung lainnya. Kami dengan
beberapa pengunjung lain menikmati makanan yang dibawa, sebelumnya ada sekitar
6 orang yang tidak saling kenal, nah sahabatku ini Bang Tejo membuka percakapan
sambil menawarkan minuman, akhirnya setelah berbincang-bincang ternyata beliau mampu
membuka link untuk bisnis. Bang Tejo ini seorang entrepreneur
jamur. So, saudara bertambah dan jaringan bisnis melebar. Momen jalan-jalan
(wisata) ternyata mampu dijadikan peluang, asalkan kemampuan "membaca
situasi" yang jeli tersebut kita miliki.
Perlu berlatih agar kemampuan membaca situasi ini kita miliki, minimal agar
tidak dianggap pengganggu atau "orang asing". Ya, orang asing
yang disalahtafsirkan, niatan kita baik namun jika orang lain merasa terganggu,
maka niat baik itu patut kita luruskan dan dikomunikasikan. Ada kejadian, suatu
saat sepasang muda-mudi yang asyik mengobrol tanpa melihat kanan-kiri padahal
kondisinya di jalan raya. Mereka dengan tanpa merasa bersalah, tidak
memperdulikan pengguna jalan lain, berkendara sepeda motor beriringan kanan
kiri, sambil ngobrol, tertawa terbahak-bahak, padahal pengguna jalan lain bisa
terganggu karena posisi mereka ke tengah, tidak mau ke pinggir jalan.
Sebaliknya nyawa mereka juga bisa terancam bahaya karena sewaktu-waktu bisa
terjadi kecelakaan. Ketidakmampuan membaca situasi, mendekatkan diri pada
bahaya, sering mendatangkan malapetaka.
Lebih banyak mendengar agar informasi yang datang mudah diserap. Buka mata,
buka telinga dan tentunya buka mata hati. Menjadi orang yang lebih peduli (care),
memiliki etika sesuai peribahasa "dimana bumi dipijak maka disitu langit
dijunjung", yang secara sederhananya kita harus mampu menyesuaikan diri
dengan menaati aturan yang ada disetiap tempat yang kita kunjungi. Karena
setiap daerah memiliki aturannya sendiri, patut kita taati dan hargai jika
ingin keberlangsungan hidup kita lebih lama.
Marilah lebih banyak mendengar. Makna harfiahnya adalah diamlah ketika
sedang mendengarkan pembicaraan orang lain. Jika ingin menyela tunggulah hingga
lawan bicara kita selesai baru giliran kita untuk berbicara. Jika ingin menjadi
pembicara atau orator yang hebat maka belajarlah menjadi pendengar yang baik.
Jika ingin menjadi penulis yang hebat, belajarlah banyak membaca karya-karya
orang hebat lainnya. Ingatlah, diatas langit masih ada langit, diatasnya orang
hebat masih ada yang lebih hebat. Hindari takabur dan sombong. Kesombongan
hanyalah membawa kehancuran. Arogansi membawa kebencian orang lain terhadap
diri kita. Kepedulian menyuburkan kasih sayang. Ketaatan membawa kenyamanan.
Melangkah lebih maju, lebih tinggi, lebih lebar tanpa melupakan tetap berpijak
ke bumi.
Berikut latihan mengurutkan cerita agar memiliki makna yang runtut hingga
menjadi sebuah cerita yang enak dibaca:
Teks Recount (Arrange these sentence into a good recount text)
1. In the end, I could not bear it. I turned around again. “I could not
hear a word” I said angrily.
2. Last week I watch very interesting play in theater.
3. I did not enjoy it when a young man and a young woman were talking very
loudly behind me.
4. “It’s none of your business” the young man said rudely. “This is a
private conversation”
5. I got very angry then turned around.They did not pay any attention.