Monday, November 28, 2016

Ayo Bermain Tangkap Capung, Siapa Suka?

Sewaktu kecil pas usia 8 tahun (usia SD) saya memiliki hobi menangkap capung bersama dengan teman di samping rumah. Kebetulan tidak jauh dari rumah saya terdapat sungai yang airnya hingga saat ini masih jernih, cuma ketika banjir berwarna kecoklatan. Namun ketika cuaca normal kalopun hujan tidak terlalu lebat, maka warna airnya transparan. Kadang dasar sungai akan terlihat, maka hal yang mengasyikan juga yaitu menangkap “uceng” (sejenis ikan air tawar yang lonjong dan bergaris) yang sering berada di sela-sela batu air sungai. Hobi bermain tangkap capung ini ternyata berlanjut ketika saya sudah memiliki anak. Anak laki-laki saya yang bernama Hisyam, suka sekali diajak untuk menangkap capung. Padahal diusianya yang 3 tahun lebih 3 bulan itu dia belum bisa menangkap seekor capung pun karena ternyata memang cukup sulit. Saya sendiri dengan tangan kosong (tanpa bantuan alat) harus ekstra mengendap-endap agar capung tidak terbang. Mata capung yang tergolong besar, bulat dan lebar ini bisa melihat hingga 360 derajat yang artinya jika ada musuh yang datang dari belakang tubuhnya dia mampu mendeteksi dan melihatnya sehingga dengan mudah bisa menghindar lalu terbang. Berhubung sudah sedikit terbiasa bermain tangkap capung maka saya memiliki trik sendiri yaitu ketika dengan tangan kosong maka gerakan tangan sebisa mungkin berasal dari persis belakang tubuh capung dan posisi tidak terlalu tinggi (sejajar). Kemudian langkah selanjutnya gerakkan ibu jari dan telunjuk untuk menjepit ekornya yang panjang. Nah ketika sudah kena ekornya, maka hati-hati dengan mulut capung terkadang menggigit kulit, meskipun tidak menyebabkan infeksi ataupun iritasi tapi cukup terasa sakit. Anak saya pernah di gigit capung di pipinya ketika dia memegang capung padahal ekornya sudah diikat dengan benang halus namun tetap saja nempel di pipi dan akhirnya gak sengaja menggigit.
Keunikan mata capung yang membuatnya istimewa adalah sudut pandangnya mencapai 360 derajat yang digunakannya sebagai perlindungan dari pemangsanya. Bagian tubuh lainnya yang tergolong khas yaitu terletak pada sayap transparan. Sayap transparan yang dimiliki capung ini ringan dan membuatnya lincah dan sigap terbang sewaktu-waktu. Tubuhnya yang cenderung ramping dengan ekor panjangnya memungkinkan dia terbang hinggap di ranting atau rumpung kapan saja bahkan dimana saja. Jenis capung secara ilmu biologi kurang lebih memilki 5.900 spesies yang namanya telah dikenal secara ilmiah. Wow, jenis yang cukup banyak. Bahkan saya sendiri baru mengetahui saat belajar dan membaca buku, sebelumnya saya tahunya 1 jenis capung yang banyak terdapat di sekitar sungai dan samping rumah saya.
Capung memiliki proses perkembangbiakan yang sederhana namun efektif dalam memperbanyak keturunannya tersebut. Dia menjatuh telu-telurnya di air biasanya sungai, sawah, danau, atau kolam yang ditumbuhi tanaman air. Nah, telurnya tersebut menempel kuat disela-sela batang tanaman air. Setelah durasi waktu tertentu telur tersebut mengalami proses metamorfosis yang tidak sempurna hingga bentuk nimfa. Capung sendiri melakukan proses molting yaitu pergantian kulit hingga lebih dari satu kali sampai dia memiliki sayap yang kuat atau menjadi capung dewasa. Dalam referensi sumber yang pernah saya baca bentuk nimfa dari capung ini berlangsung hingga 1 tahun lebih sampai akhirnya menjadi capung yang sering saya dan anak saya tangkap.
Cukup menyenangkan untuk belajar biologi, ternyata jika langsung praktek di alam tidak membosankan karena prosesnya yang mengasyikkan dan bikin seru. Banyak hal baru yang diperoleh. Model tubuhnya juga ditiru untuk model pesawat helikopter meski saat ini desain helikopter modern berkembang lebih sekedar seperti tubuh capung, paling tidak awalnya memberi inspirasi model “helikopter” capung. 
Kita terkesan terhadap capung, kita terkesan dengan belalang, lebah, bahkan terkesan dengan banyak hal yang ada di bumi ini. Maka mari kita memuji Dzat yang Maha Bisa, Maha Pencipta segala sesuatu, yaitu Allah swt. Semakin kita belajar tentang alam semesta dan segala isinya entah hewan ataupun tumbuhan, bahkan manusia itu sendiri untuk dijadikan objek pembelajaran maka tidak akan habis kebesaran Allah swt, tidak pernah habis ilmu Allah swt. Layaknya mencelupkan telunjuk jari di samudera luas, air yang menempel di jari itu adalah ilmu yang kita ketahui dan pelajari sedang air yang ada pada samudera nan luas itu adalah ilmu Allah swt. Maka janganlah menjadikan ilmu pengetahuan itu satunya-satunya pedoman akan tetapi jadikan ilmu pengetahuan itu sarana kita untuk semakin mendekat dan taqwa kepada Allah swt. Bahkan dalam QS Al Kahfi ayat 109, Allâh Subhanahu wa Ta’ala berfirman :
قُلْ لَوْ كَانَ الْبَحْرُ مِدَادًا لِكَلِمَاتِ رَبِّي لَنَفِدَ الْبَحْرُ قَبْلَ أَنْ تَنْفَدَ كَلِمَاتُ رَبِّي وَلَوْ جِئْنَا بِمِثْلِهِ مَدَدًا
Katakanlah (wahai Muhammad), “Sekiranya lautan menjadi tinta untuk (menulis) kalimat-kalimat Rabbku, sungguh habislah lautan itu sebelum kalimat-kalimat Rabbku habis (ditulis), meskipun Kami datangkan tambahan sebanyak itu (pula). [al-Kahfi/18:109]
Yuk, teruslah belajar apa saja, jangan pernah merasa pandai apalagi takabur karena sudah mendapat gelar S1, S2, S3 atau menjadi profesor, doktor, guru, atau seorang ilmuwan. Namun ketika ilmu pengetahuan itu justru membuat kita jauh dengan Allah swt maka sia-sialah ilmu pengetahuan yang kita miliki. Apalagi misalnya banyak orang-orang pintar sekarang menggunakan kepandaiannya untuk menipu, membohongi dan berbuat kerusakan dan menentang agama Allah. Naudzubillah. Mohon pada Allah Swt agar apa saja yang kita pelajari membawa manfaat dan keberkahan tidak hanya kepada pribadi semata namun membawa dampak positif pada masyarakat dan bangsa ini. Amin. Kepemilikan ilmu juga akan dimintai pertanggungjawaban, sehingga bijaklah dalam mengaplikasikan ilmu pengetahuan yang kita miliki ini. Optimis dalam Kebajikan dan teruslah memberi manfaat pada sesama.
Berikut teks report tentang Capung dalam Bahasa Inggris:

DRAGONFLY
Dragonfly is a common name for any member of an order of predaceous aquatic insects. It is characterized by an elongate body, agile flight, and two roughly equal pairs of membranous wings. The order is divided into two suborders, the dragonflies and damselflies. The dragonflies hold their wings spread when resting, while damselflies hold their wings together above the body when resting. In both groups, the wings are unable to disengage and fold down as in most other insects. About 5,900 species are known. Dragonflies are found in all temperate and tropical regions of the world.
The adult head consists largerly of the compound eyes; the antenna are short and hairlike. Mouthparts are adapted for biting and scooping prey from the air.  Dragonflies do not have stingers, and they do not bite humans. The legs are located far forward on the body and are used mainly to grasp a resting spot such as a twig.  Most species of dragonflies have wingspreads 5 to 8 cm, but wingspreads of tropical species may reach 20 cm.
Most dragonflies simply drop their eggs into the water or attach them to the stems of aguatic plants. Damselflies and a few dragonflies deposit elongated eggs in slits that they make in the stems of plants at or below the waterline. The eggs develop into nymphs that spend their life entirely submerged, feeding on other aquatic animals. Dragonflies and damselflies undergo incomplete metamorphosis during their development. Damselfly nymphs are generally more slender than dragonfly nymphs and are further distinguished by three bannerlike gills at the end of the abdomen. Dragonflies may remain in nymphal form from one to three or more years; during this period, the nymph molts ten or more times. Nymphs crawl out of the water just before their final molt and become winged adults.
Related Posts

Menyelesaikan Masalah dengan Masalah, Duh Biyung!

Pernahkah membayangkan bukannya menyelesaikan masalah namun malah memunculkan masalah yang baru dan itu bertambah serius. Kayaknya beberapa bulan belakang ini masalah penistaan agama yang dilakukan oleh Ahok, menimbulkan banyak gonjang ganjing. Akar permasalahan tidak diselesaikan dengan benar. Malahan masalah meluas, artinya penanganan kasus tersebut memunculkan dan menciptakan masalah baru. Menurut hemat penulis faktornya adalah karena si presiden sepertinya terlalu berpihak kepada si ahok. Bayangkan saja saudaraku semua, yang namanya tersangka seringnya pas saya lihat di TV itu sudah ditangkap di taruh sementara di penjara. Hal ini berdasarkan peristiwa yang sudah pernah terjadi. Nah ini, si ahok sudah tersangka kok masih bisa-bisanya berkeliaran bebas. Artinya penyelesaian ini sungguh tidak cerdas. Kelihatan sekali pemerintah yaitu khususnya basisnya ahok mendapat support dari sang presiden. Bagaimana keadilan itu bisa terwujud jika pimpinan negara saja melihatkan ketidak netralannya dalam kasus si ahok tersebut. Oke lah itu satu contoh kasus yang diselesaikan namun memunculkan masalah baru. Kok masalah baru? Ya iya lah, dengan perilaku keperpihakan seperti ini, tentu sebagian besar elemen masyarakat yang menuntut kasus penistaan agama diselesaikan dengan benar menjadi kecewa. Rasa kekecewaan itu akhirnya memberikan energi yang lebih besar untuk melakukan aksi yang lebih keren lagi. Para penegak hukum belum menjalankan tugas dan kewajibannya secara benar, ya otomatis dengan aksi turun ke jalan harapannya mampu membuka mata masyarakat luas baik dari elemen masyarakat yang terdidik, pakar hukum, pemegang kekuasaan, dan rakyat jelata bahwasanya kepedulian bangsa ini akan tegaknya keadilan di mata hukum itu masih ada. Gampang saja, hukum negara tidak berjalan dengan benar maka lihat saja kekuatan rakyat mampu melibas para politikus kotor dan tikus bangsa ini dengan sadis jika perlu. Rakyat itu memiliki kepekaan dan solidaritas yang tinggi manakala seglintir orang bahkan satu orang kayak ahok itu si pembuat onar biang kericuhan dengan mulutnya berani mengobrak abrik tegaknya keadilan bahkan sudah bermain kotor, artinya kebohongan disulap menjadi hal yang benar melalui media dan kroni-kroninya.
Siapa mau menyelesaikan masalah dengan masalah? Kalo ada orang yang memiliki tipe seperti itu sepertinya dia kurang sehat secara akal bahkan kedewasaannya, meskipun itu adalah haknya dia. Tetapi jika masalah individu tersebut melebar menyangkut hajat hidup orang banyak maka akan sangat mebahayakan. Nah tipe orang seperti inilah yang harus disadarkan, jika sudah tidak ada jalan lain maka penjarakan dan hukum. Jika hukum negara ini tidak berjalan maka tunggulah hingga keputusan hukum alam (langit) itu turun seperti peribahasa penanam keburukan akan menuai keburukannya sendiri.
Pernah pada tahun 2010, tepatnya bulan Juni, saya membaca berita tentang bagi-bagi kondom bahkan wanita (baik yang menikah maupun masih gadis) untuk membawa kondom sebagai solusi pencegahan menyebarnya penyakit HIV/AIDS. Berita ini berlatarbelakang dari fenomena naiknya angka pengidap penyakit yang belum ada obatnya tersebut. Di negara malaysia pernah terjadi anjuran seperti itu. Bahkan anjuran ini resmi datang dari kementrian kesehatan disana. Saya melihat dampak negatif dari solusi yang diberikan untuk masalah pencegahan penyebaran HIV/AIDs tersebut justru memunculkan masalah baru. Jelas sekali hal ini tentu memicu dan memudahkan maraknya terjadi sex bebas baik itu di kalangan remaja mapun terjadinya perselingkuhan di kalangan orang dewasa yang sudah berkeluarga. Sekilas hal tersebut berupa anjuran membawa kondom untuk kalangan kaum hawa menjadi solusi cepat dan efektis karena penularan virus mematikan tersebut tidak terjadi dengan kontak/ hubungan alat vital pria dan wanita, namun secara norma agama dan kesusilaan telah dilanggar. Bahkan membolehkannya sex bebas (perzinahan) sama saja dengan menghancurkan moral para generasi muda masa depan bangsa.
Dari contoh 2 kasus yang berbeda, namun sudut pandang yang sama yaitu menyelesaikan masalah dengan masalah sungguh sikap orang yang tidak bertanggungjawab baik bagi dirinya secara individu maupun masyarakat secara umum (karena dampak yang menyertainya). Marilah berpikir secara jernih dalam mengambil sebuah keputusan manakala sedang menghadapi masalah. Jika terlalu berat beban yang ditanggung maka mintalah tolong kepada orang terdekat, siapa tahu ketidakjernihan pikiran kita bisa ditutupi dengan kejernihan pikiran orang lain. Memang diri kitalah yang lebih tahu akan masalah yang sedang kita hadapi, namun ada benarnya manakala konsultasi, sharing, bahkan menerima saran dari sahabat. Jika tidak ada satu orangpun rekan yang membantu kita, kenapa berputus asa? Larilah hanya pada Allah swt. Bahkan cara inilah yang harusnya menjadi solusi pertama, memohon padaNya, dengan demikian kekuatan dan kejernihan pikiran kita dalam mengabil keputusan akan diarahkan pada solusi yang benar dan tepat. Sebuah kecelakaan dan musibah besar manakala dalam hati dan pikiran kita telah melupakan keberadaan sang Khaliq, menyisihkan keberadaan Allah swt. Jika seperti itu apa bedanya kita dengan orang kafir? Karena hakikatnya kita tidak percaya (mengingkari) ke-esaan Allah swt.
Ya, mendekatlah kepada Dzat yang Maha Perkasa, maha Agung, Penguasa Alam semesta, masalah kita terlalu kecil jika dibandingkan dengan hebatnya penciptaan alam semesta jagat raya ini. Apalagi manusia yang berasal dari sesuatu yang awalnya menjijikan, apa sih yang pantas kita sombongkan di hadapan Allah swt. Nothing. Kita ini hambaNya, maka berlakulah sebagai hamba yang taat dan baik dalam menjalankan segala perintah, melakukan dengan semampu kita, serta ditutup dengan menjauhi segala apa yang dilarang oleh-Nya.

Di bawah ini terdapat teks berita tentang kasus pengambilan solusi yang tidak tepat dalam menangani penyebaran HIV/AIDs, teks ini termasuk dalam kategori News Item:

Malaysian Women Suggested to Carry Condoms

 

Malaysian Deputy Health Ministry urged every woman to carry a condom to protect against HIV, a news report said. “This is not to debate them but to protect them. Women are the first ones to get exploited by their partners (whom are infected by HIV-positive)”. Abdul Latiff Ahmad was quoted as saying by Sunday Star Newspaper. “But this just a suggestion, it’s up to them”.
Abdul Lattif made remark to coincide with the International Aids Memorial day, which was celebrated openly for the first time in Malaysia, in bid to reduce stigma for HIV-victim. In the past, the event was held behind closed door. Last year, 745 Malaysian women were identified as HIV-positive and 193 were diagnosed with AIDS, he said in the report. Officials have said nearly 81000 Malaysian have been infected with HIV, less then 10 percent are woman, but the number is steadily rising.
Malaysian Aids Council president, Adeebah Kamarulzaman, was quoted as saying besides sex workers, many women who contract HIV are housewives, were infected unknowingly by their husbands. “It’s not that people who do not know that condoms can protect them. But there are some men who don’t care to take precaution, even though they know they have HIV” she said.

Wednesday, November 16, 2016

Mengawali Dari Hal Yang Paling Akhir

Di awal November saya memiliki pengalaman cukup berkesan yakni ketika bersama mas Jono mengambil kotak dana sosial untuk panti asuhan. Mas jono ini adalah salah seorang anak panti yang duduk di kelas XI di salah satu SMK swasta di kabupaten Pekalongan. Saat itu selepas waktu ashar, saya bersamanya mempersiapkan kotak amal sebanyak 6 buah dengan cukup waktu maka segala sesuatunya dikemas untuk menuju toko-toko dan tempat tujuan. Saya sendiri baru kali ini ikut terjun membantu mas Jono, karena penasaran seperti apa sih tantangannya mengambil uang santunan yang diambil dari kotak infaq. Pertama yang dirasakan adalah ribet, karena dengan berkendara sepeda motor harus membawa kotak sebanyak 6 buah dengan ukuran sedang dan terbuat dari kaca. Saya melihat semangat yang tergambar dari mas Jono ketika berangkat menuju 4 titik lokasi. Sore itu target kami adalah 4 toko antara lain mengambil kotak amal yang dititipkan di toko Mitra Tani, Bengkel Subur, Adi Farma, dan Toko Sumber Baru. Setengah jam perjalanan berlalu hingga sampailah di lokasi pertama yaitu Mitra Tani, sambutan dari penjaga sekaligus pemilik toko cukup ramah. Saya tidak tahu nama beliau hanya saja dari jawaban salam dan respon yang diberikan menandakan orang yang pro dengan anak yatim. Kami sore itu memiliki 2 agenda utama yaitu mengambil uang yang ada dalam kotak dan sekaligus mengganti kotak lama dengan yang baru. Selesai dengan toko pertama kami melanjutkan menuju toko kedua, namun toko ini lumayan sulit dicari. Sebetulnya kami berdua belum pernah sama sekali melakukan pengambilan kotak ke toko-toko karena ada petugasnya sendiri. Nah, berhubung ingin merasakan nuansa baru maka saya menemani mas Jono. Hampir setengah jam kesulitan menemukan alamat toko kedua, akhirnya kami memilih untuk mengalihkan target ke toko ke 3 yaitu apotik Adi farma. Tempat ini cukup mudah karena papan namanya cukup besar dan persis di pinggir jalan utama. Singkat cerita dari 4 titik lokasi tinggal menyisakan 1 lokasi yaitu Bengkel Subur. Alhmadulillah, ketemu juga tempatnya, namun hal yang mengejutkan kami berdua, saya cukup kecewa adalah respon yang tidak ramah dari karyawan (staf) bengkel. Padahal kami tidak meminta-minta, hanya mengambil kotak santunan Panti Asuhan yang dititipkan di bengkel tersebut, tapi seakan pengemis yang datang ke toko. Padahal kami membawa surat resmi bahwa itu dari panti asuhan yatim piatu yang terkait. Saya cukup bisa menahan emosi dan mencoba mengerti perilaku staf bengkel tersebut. Hanya saya kasihan pada mas Jono yang raut mukanya memerah. Sebagai seorang yatim tidak harus dihina di depan umum apalagi banyak orang. Ketidak ramahan staf bengkel berlanjut dengan mengatakan bahwa sudah tidak boleh menitipkan kembali kotak amalnya di bengkel tersebut. Saya sebagai pendatang baru yang membantu proses pengambilan kotak merasa gak ngerti, kok bisa padahal MoU (kerjasama) dengan Yayasan yang menaungi panti asuhan tersebut resmi tertempel materai. Apa boleh buat, kami berdua akhirnya pergi begitu saja dengan hati kecewa.
Bagi saya secara pribadi, peristiwa tersebut pertama saya alami selama saya berprofesi sebagai guru Bahasa Inggris yang kebetulan membantu anak-anak di panti asuhan, secara sengaja membantu pengambilan kotak. Mungkin bagi anak-anak panti hal tersebut pernah dialami lebih dari satu kali, dimana dicemooh, dihina, dipermalukan di depan orang banyak. Saya sedikit sedih melihat kondisi tersebut, ternyata kepekaan dan kepedulian sosial yang sejatinya harus didukung oleh masyarakat belum sepenuhnya terwujud. Anak-anak yatim piatu yang tidak memiliki orang tua tanpa kejadian diatas saja sudah berat menjalani dan memikul beban kehidupannya, apalagi dengan tanggapan yang dingin dari beberapa pihak. Dalam ajaran Islam sikap dan perilaku yang dikedepankan terkait dengan para anak yatim adalah menunjukkan kasih sayang dan kepedulian bahkan jika memungkinkan menjadi orang tua asuh baginya. Minimal tidak bersikap kasar bahkan menyakiti mereka. Memang karena kurangnya kasih sayang dan bimbingan yang intensif beberapa dari mereka berperilaku usil dan nakal tapi sebetulnya mereka itu membutuhkan perhatian dan kasih sayang dari orang-orang di sekeliling mereka. Saya kalau ingat dengan staf (baru sebatas staf bengkel) tersebut pengen sekali saya menceramahinya, mungkin dia tidak tahu kalau saya juga pandai ngomel. Bantu aja enggak malah ngata-ngatain, habis itu sok seperti bos melarang (menutup) pintu orang untuk beramal. Semoga semakin sedikit orang yang memiliki tabiat seperti dia, bikin muak saja.
Beberapa hal penyebab pengusiran tersebut bisa jadi tidak paham akan keutamaan mengasihi anak yatim piatu, atau dia mencurigai kami sebagai pengemis yang pura-pura mencari shodaqoh. Haha. Bro and sisters, jadikan diri kita ini melakukan aktivitas yang memiliki unsur "keakhiratan" paling tidak unsur "nilai-nilai kemanusian." Banyak gelandangan kaum tuna wisma, anak-anak terlantar, anak yatim, yang kadang hidupnya dan masa depannya suram disebabkan kurangnya kesadaran masyarakat akan keberadaan mereka. Ingat bukan oknum tertentu yang memang khusus kerjaannya mengemis. Tapi mereka yang benar-benar belum mampu mandiri dan memperjuangkan hidupnya padahal menurut saya anak usia di bawah SMA/MA jika mereka itu anak yatim piatu, sekuat apapun mereka, tetap butuh uluran tangan kita apalagi terkait finansial. Tidak usah mengandalkan pemerintah yang ada seperti saat ini. Penulis lagi alergi pemerintahan si kodok yang gak becus dan gak amanah ngurus negara. Bangsa ini terlalu naif jika tergantung sama presiden selevel dia. Pemimpin dan guru bangsa serta tokoh ulama lainnya yang lebih kredibel masih banyak, kenapa si dia yang tidak cakap yang ngurus negara, bertanggung jawablah yang memilihnya hingga duduk di posisinya sekarang ini. Saya bertambah benci ketika ikut terjun di bidang sosial semacam terlibat dalam kegiatan di panti asuhan yatim piatu, melihat kondisi sehari-hari mereka. Ya, memang secara umum taraf hidup masyarakat saat ini kurang membaik, baik dari aspek pekerjaan (penghasilan), sisi daya beli masyarakat, hingga terkadang memunculkan masalah sosial lainnya seperti kriminalitas dan praktek-praktek asusila.
Ayolah mengawali aktivitas dengan merenungkan dimana akhir (ujung) dari kehidupan ini, apakah harta dunia ini selamanya mengikuti kita kelak ketika sudah di kubur hingga banyak orang yang kikir, tidak peduli dengan sesama, tetangga kelaparan saja kita hanya tinggal diam. Kurangnya belajar dari sejarah bangsa yang pernah mengalami masa suram selama penjajahan belanda jangan sampai terulang kembali. Kesejahteraan masyarakat merupakan cita-cita mulia yang harusnya pemimpin bangsa ini kedepankan. Presiden oh presiden, ngapain aja sih kok bangsa ini belum ada perubahan dari sisi ekonomi secara makro maupun mikro. Memang sudah ada menterinya sendiri, tapi mana slogan kerja nyata kerja nyata. Jujur ini realita terjadi di akar bawah, dan saya yakin terjadi pula di tempat lain. Maksudnya adalah perekonomian masyarakat yang kurang baik ini bukan hanya di daerah saya tinggal, melainkan di pelosok nusantara lainnya. Kalo nggak sepakat, buktikan daerahmu masyarakatnya secara mayoritas sudah sejahtera! Kaetgori sejahtera apa saja? Searching aja di google..hahaha.
Mengawali dari hal yang paling akhir disini menurut hemat penulis adalah penekanan bagaimana motivasi untuk ending bahagia (akhirat yang bahagia yaitu surga) menjadi pertimbangan dalam beraktivitas rutin setiap harinya. Akhir untuk sebuah awalan. Awali dengan target akhir yang bagus. Selama kita bernafas berarti masih ada peluang untuk berbuat baik (taqwa) atau sebaliknya berbuat buruk (fujur). Semoga dengan mengingat akhir (mati) maka awalan kerja, aktivitas, kegiatan harian kita menjadi lebih bijak sehingga tidak ada lagi perbuatan kita yang merugikan orang lain. Bantulah saudara-saudara kita yang kurang beruntung, terutama yang ditinggal oleh bapak ibu mereka baik sejak lahir atapun setelah mereka tumbuh besar. Akan lain ceritanya jika yatim piatu itu adalah mereka-mereka yang sudah mandiri, punya keluarga (suami-istri), itu beda persoalan. Tapi disini adalah para yatim yang masih butuh bimbingan dan bantuan (sekitar usia sekolah SD hingga SMA). Oke kawan semua, jika kita sendiri sebagai salah satu dari mereka cobalah berusaha untuk mandiri jangan terlalu tergantung dengan orang lain (tanpa menolak bantuan baik dari orang lain), yaitu asah kreativitas, belajar yang tekun, dan cobalah menjadi muslim dan muslimah yang taat. Insyaallah kita dibantu & ditolong oleh Nya, karena Allah Maha Kaya & Maha Penolong Hamba-Nya, Dia tidak pernah mengesampingkan doa-doa orang yang teraniaya, yang benar-benar membutuhkan. Belajar sepanjang hayat, jangan pernah merasa pintar karena ketika sudah puas maka dikhawatirkan kita menjadi stagnan dan akhirnya berhenti untuk berkarya dan beramal. Semangat bermal untuk berkhidmat pada bangsa dan negara ini, sekecil apapun bentuk kontribusi kita jika ikhlas niat karena Allah swt, believe that it makes worthy efforts for our future (jannah). Amiin.