Monday, October 31, 2016

Listening TOP UN SMA Penerbit Erlangga (Download)

Listening Buku Paket TOP UN SMA Penerbit Erlangga berisi 14 unit latihan untuk persiapan Ujian Nasional, diantaranya adalah 15 nomor soal listening tiap unitnya. Terdiri dari 3 part dalam listening buku ini. File dapat di unduh secara gratis 14 unit dengan klik berikut (file berupa folder, listening mp3):

Nuansa Baru itu Teduh & Sejuk Buat Semua

Bagaimanapun juga lingkungan nyaman membuat orang merasa betah (kerasan) untuk tinggal di dalamnya sehingga dambaan untuk bermukim di kawasan yang kondusif menjadi cita-cita, misalnya saja tinggal di kompleks perumahan mewah lengkap dengan fasilitas publik seperti pusat perbelanjaan, pendidikan, dan layanan kesehatan. Sisi yang perlu disentuh juga dan tidak kalah penting adalah perihal sarana ibadah (bangunan fisik) beserta pembinaan mental spiritual. Kelengkapan layanan secara fisik belum menjamin suasana hati tentram, maka diperlukan pengarahan dan pembinaan rohani. Itulah pentingnya keberadaan agama pada diri seseorang. Tidak adanya agama dalam diri manusia bukan saja tidak adanya Tuhan dalam keseharian tetapi juga berpengaruh pada perilaku. Alasannya adalah dia melakukan sebuah tindakan tanpa memikirkan pertanggungjawaban kelak. 
Kalaupun ada rasa tanggung jawab hanya sebatas pertanggungjawaban pada manusia dan hukum dunia saja. Ketika manusia dan hukum dunia bisa diatasinya (mungkin di suap, di beli, di bohongi, dll) maka dia menjadi kebal akan pertanggung jawaban. Bukan hal itu yang diinginkan tentunya, karena kondisi ini berakibat pada tatanan sosial dan masyarakat.
Nuansa yang nyaman dengan dimensi ruhiyah yang kental memiliki sisi positif pada tatanan sosial dan masyarakat. Salah satu sisi positif tersebut berupa keteraturan dalam ketaatan pada perbuatan-perbuatan kebaikan karena pada dasarnya nilai kebaikan itu ada pada agama yang dianut manusia selain nilai-nilai lainnya (tanggung jawab, ubudiyah, hukum, kemasyarakatan, dll). Melihat kondisi ideal agar tercipta suatu lingkungan yang aman, nyaman, tertib tersebut ternyata butuh dukungan dari pihak yang terlibat dan terkait. Yang terlibat sebut saja masyarakatnya sendiri, yang terkait adalah lembaga yang berwenang misalnya pemerintah lokal atau daerah tersebut. Keberadaan pemimpin juga diperlukan dan menentukan kondisi tatanan masyarakat tadi. Menciptakan masyarakat yang baik bisa diwujudkan dengan  harapan tinggi pada pemimpin yang juga memiliki kapasitas yang memadai dan kepribadian yang baik. Ibaratnya sekelompok masyarakat berprofesi sebagai pencuri adalah idealnya di pimpin oleh orang yang mahir dan memiliki kemampuan mencuri tingkat tinggi. Dia memiliki trik mencuri dari A hingga Z. Begitupun masyarakat yang beradab dan berketuhanan maka pemimpinnya juga harus seseorang yang mempunyai etika dan keyakinan kepada Tuhan, pelaku dan penganut agama yang baik dan taat. Tidak ada orang yang sepakat manakala pemimpinnya adalah yang kurang kompeten, meskipun disana harus ada rasa saling menghormati dan menghindari perbuatan merendahkan. Secara alami masayarakat akan taat dan mendengarkan perkataan dari pemimpin manakala pemimpin tersebut piawai dalam menjalankan amanahnya. Jika tidak, mungkin seperti sekarang yaitu banyak yang kurang puas dengan presiden yang ada, meskipun masih ada orang yang puas dan mendukungnya.
Walhasil dari kondisi ideal lingkungan yang nyaman, kita sebagai bagian dari masyarakat harus involve dengan kelebihan dan keunggulannya masing-masing, saling mendukung untuk menciptakan kondisi yang diimpikan. Berarti antara masyarakat dengan pemimpinnya harus memiliki mimpi (visi) yang sama. Kalaupun belum sama minimal visi tersebut dijabarkan melalui tahapan-tahapan yang lebih mudah dipahami serta dituangkan dalam sebuah misi hingga berbentuk program kerja yang benar-benar mengarah pada terciptanya visi. Saya sendiri sangat setuju dengan impian membangun bangsa Indonesia menjadi bangsa yang berdaulat, adil, dan makmur. Serta yang tidak ketinggalan adalah menjadi bangsa yang beradab, bukan bangsa yang tidak memiliki penopang keyakinan, bukan bangsa yang atheis, tetapi bangsa yang mengakui ke-esaan Tuhan (sila pertama Panacasila).
Sahabatku semua, lingkungan terkecil dari bangsa itu adalah sebuah keluarga, atau secara fisik dari tiap-tiap rumah tangga. Ketika tiap keluarga/ rumah tangga di Indonesia mampu melaksanakan perilaku yang beradab dan berdasar pada agama (bukan sok agamis) maka impian menjadai bangsa yang beradab adalah sebuah keniscayaan. Setelah lingkungan keluarga yang paling signifikan adalah lingkungan pendidikan. Ibaratnya lingkungan pendidikan ini sebagai rumah kedua. Logikanya waktu yang dihabiskan dalam sehari bagi seorang anak (karena anak aset terpenting untuk masa depan bangsa) sekitar 6 hingga 7 jam bahkan lebih, ini peluang bsar dalam membentuk kepribadan dan karakter dalam diri anak. Di sekolah juga terkadang mempertemukan anak dengan teman akrabnya. 
Sehingga sangatlah penting lingkungan sekolah yang memiliki nuansa keislaman bagi keluarga muslim Indonesia. Dari aktivitas rutin (harian) ayang disajikan oleh sekolah misalnya adanya pembiasaan shalat dhuha, shalat dhuhur berjamaah, mengawali pembelajaran dengan tadarus al Quran, mebiasakan menjaga pergaulan, dan pembiasaan doa- dan dzikr harian sungguh ini membentuk kepribadian positif yang sangat mendukung anak nantinya menjadi pemimpin bangsa yang memiliki moral, etika dan tanggung jawab yang besar. Memiliki lingkungan sekolah yang kental dengan ajaran dan praktek ibadah (religius) adalah keuntungan sendiri di tengah terjadinya penurunan dan hilangnya etika, adab, norma dalam kehidupan bermasyarakat saat ini. Bahkan terkadang hukum negara yang formal saja tidak mampu membendung kejahatan yang ada salah satu contoh adalah korupsi di Indonesia belum mampu dikendalikan dengan benar oleh penegak hukum, terkadang bisa disuap, terkadang kebenaran dalam hukum di sini terasa lemah dibandingkan dengan sosok kejahatan. Oke, tiada harapan dan keinginan yang mampu terwujud tanpa aksi nyata. 
Dari aspek dan tempat terdekat dulu kita mulai perubahan menuju kemajuan dan perbaikan, yaitu lingkungan sekolah yang Islami. Aktivitas di dalamnya memberikan aura positif, ketika kita tinggal di dalamnya merasa nyaman dan perasaan tenang itu kita dapatkan. Antar warga sekolah yang sopan dan tidak terjadi saling merendahkan bahkan menghina, baik itu antar siswa, antar guru, guru dengan siswa, ataupun tenaga administrasi di sekolah tersebut. Saya sendiri merasa nyaman ketika berada di lingkungan yayasan pendidikan Hasbullah dengan contoh kegiatan rutin pagi shalat dhuha berjmaah, memberikan sebuah pengajaran bahwa mengawali pagi dengan beribadah dan berdzikr padaNYa adalah inti dari segala tujuan hidup.  Semangat terus untuk senantiasa dekat dengan Allah swt, seperti dalam lagu milik Mahger Zain yang berjudul Close to You, diambil dari lagu terbarunya.
"Close To You" Lyrics:
I’m sitting here on this mountain
I'm thinking about Your creation
It's so beautiful out here
A symphony of nature
Oh oh, it's taking my breath away
I’m so blessed out here today

Chorus:
Allahu, Allah, Allah, Allah, Allah
I see the sun, the stars, the moon
I join them all in praising You
Allahu, Allah, Allah, Allah, Allah
I feel alive and I feel so good
I feel so close, so close to You

Looking out at the ocean
That makes us blue to the Universe
Wish I could see the world from space
SubhanAllah The Creator
Allah, Allah, Allah, Allah
Oh oh, and it's taking my breath away
I’m so thankful I can say, just say...

CHORUS

And everywhere I look around me
Your creation’s so wonderful
And the more that think about it
Makes me love You even more
How the river finds the way to the valley
Is just so magical
And the way the night turns into day
It’s a miracle!


Oh, I love it!

Download lagunya dengan klik link di bawah ini;

Thursday, October 27, 2016

Perang Naga, Kompak Aja tidak Cukup Bung

Perang Naga disini adalah sejenis permainan lapangan (outdoor game) yang membutuhkan kekompakan anggota. Namun hal tersebut belum cukup untuk menjadikannya sebagai pemenang dalam game ini dikarenakan harus ditambahkan dengan faktor kekuatan, kesigapan, strategi menyerang, dan tentunya daya tahan (endurance) dari tiap pemain. Dalam prakteknya di lapangan, semakin besar jumlah anggota dalam masing-masing team menjadikan keunggulan sehingga peluang untuk menang semakin besar. Faktor kuantitas sangat berpengaruh meskipun tidak 100%, banyaknya orang yang ada dalam sebuah tim itu memungkinkan lebih banyak melakukan manuver, melakukan penyerangan dan tujuan akhirnya adalah mengambil sebanyak-banyaknya anggota team lain untuk kita rebut menjadi anggota dalam team kita. Sepertinya permainan dragon war ini semakin lama durasi permainan maka akan semakin menantang, nah kondisi inilah dimana daya tahan itu sangat diperlukan selain jumlah anggota yang banyak. Terkadang kemenangan sudah di ambang pintu namun ketika pasukan lengah dan tidak siaga maka dengan tiba-tiba kelompok musuh menyergap dan langsung mengobrak-abrik formasi naga yang ada. Disini terlihat bahwa aspek strategi perlu dipikirkan secara matang, artinya kita tahu kapan bertahan dan kapan saatnya menyerang serta kapan melakukan gencatan senjata.
Filosofi dari permainan Perang naga dalam kehidupan sehari-hari sepertinya bisa dipraktekan dalam event Pilkada Jakarta tahun 2017 yang sedang menyedot perhatian dan menjadi hot topik di media massa dan media sosial, setelah beberapa hari sebelumnya dilakukan pengambilan nomor urut pasangan calon gubernur dan wakil gubernur. Dalam pertarungan politik tersebut lebih sekedar mewakili kelompok ataupun partai tertentu karena adalah sebuah kebanggan tersendiri jika bisa menguasai ibukota negara. Maka begitu banyak plotting dan settingan pihak-pihak yang memiliki ambisi besar baik itu sektor bisnis, organisasi, kelompok etnis tertentu hingga sisi religius (agama). Bagaimana kita lihat perang urat syaraf telah terjadi dengan menggulirkan isu maupun opini ke publik dan media massa misalnya saja seorang petahana di suatu wilayah menyindir ayat Alquran tertentu tidak cocok dan memilikiunsur hasutan dan pembodohan. Tentu saja Indonesia dengan mayoritas Islam langsung mengecam dan bereaksi keras terhadap oknum petahana ngawur tersebut. Kengawurannya sangatlah jelas karena dia sendiri bukan pemeluk agama tersebut tetapi berbicara sok paham betul isi dan kandungan dari ayat Alquran yang disebutnya sebagai pembodohan kepada masyarakat menjelang pemilihan gubernur dan wakil gubernur DKI. Di sisi lain, ternyata tanpa disadari itu adalah bagian strategi dari mereka dengan cara membuat frame dan isu seolah-olah dia disudutkan oleh pihak mayoritas, agar muncul simpati. Dan juga namanya makin sering saja disebut di media gara-gara kebrutalan, kesombongan, kengawuran terhadap pemahan agama lain. Intinya mebuat dirinya terkenal dengan jalan isu SARA. Faktanya adalah ketika masyarakat umum untuk memberikan suaranya dalam pemilu cenderung karena faktor (alasan) populis atau keterkenalan tokoh, seperti halnya terpilihnya Jokowi-Jk ketika pemilihan presiden kemarin karena namanya sering muncul dari hasil setingan media massa (faktor fund/ dana sangatlah mendukung untuk menyerang melalui sisi media) sehingga masyarakat ingatnya dia.
Filosofi kedua dari perang naga selain sisi pengaturan strategi adalah, sisi kuantitas pendukung. Bisa jadi awalnya menciptakan seolah-olah dirinya dierang dan dipojokkan, dengan tujuan meraup banyak simpati. Kebanyak dari masyarakan secara umum rasa iba (kasihannya) akan tinggi dan menguat ketika melihat calon yangteraniaya. Maka “seolah-olah teraniaya menjadi sangat penting agar pendukungnya bertambah secara kuantitas. Kuantitas disini juga memiliki makna penyokong dana dibalik layar. Tujuan untuk menguasai kaum mayoritas yang bodoh dari kalangan minoritas yaitu memanfaatkan oknum dari pihak mayoritas dengan iming-iming uang untuk mengcounter balik kaumnya sendiri. Si petahana menyerang pihak mayoritas muslim dengan tangan muslim sendiri yang dengannya dia tidak perlu buang energi besar dan mengotori tangannya. Melempar batu terhadap musuh menggunakan tangan orang lain. Maaf, sebut saja Nusron Wahid justru merendahkan akalangn ulama dari MUI ketika menyatakan isi dan kandungan dari ayat Alquran yang dilecehkan oleh si oknum petahana tadi. Akhirnya muslim mayoritas dibuat menyerang saudaranya sendiri, sedangkan muslim mayoritas merasa terganggu manakala salah satu ayat dari kitab sucinya direndahkan oleh non muslim dengan dalih pembodohan masyarakat jelang pilkada.
Nah kuantitas pendukung sangat menentukan untuk meraih kemenangan. Hal filosofis ketiga adalah daya tahan. Perseteruan dari permainan perang ini sudah kentara jauh-jauh hari sebelum resmi ditentukan calon gubernur dan wakil gubernur DKI yang akan maju di kontes pilkada tahun 2017 nanti. Daya tahan sangat diperlukan, lengah dan lalai sedikit saja bisa berakibat fatal. Karena proses memilihnya hanya 5 menit tetapi menetukan 5 tahun kedepan bagaimana ibukota negara itu dijalankan. Tentunya juga sangat mempengaruhi perjalanan menuju RI 1 tahun 2019. Hal tersebut diambil dari fakta bahwa pencalonan Jokowi saat itu menjadi calon gubernur DKI yang secara bersamaan amanahnya di Solo belum selesai. Ketika mengemban amanah sebagai gubernur DKI belum paripurna, eh dia ngibulin pemilihnya dengan berambisi secara serakah (penyokongnya juga) maju di RI 1. Secara popularitas dia sudah disetting sejak isu walikota Solo dan gubernur Jakarta. Sudah tidak mengalami kesulitan agar namanya diketahui dan dikenal oleh masyarakat seluruh pelosok nusantara. Nah inipun ditambah dengan rekaya besar dari mocong putih akan Indonesia kedepannya sehingga momen mati-matian mereka lakukan di tahun 2014. Sekarang mereka sedang memanen hasil kerja keras mereka. Dan ini geliatnya akan diteruskan dengan  prioritas tinggi pada pilkada DKI tahun 2017 mendatang demi keberlangsungannya di pemilu presiden dan wapres tahun 2019. Ini bisa dibaca oleh orang umum, gampang sekali membaca keserakahan penguasa yang tidak memihak kesejahteraan bangsa dan rakyatnya. Saya tidak masalah jika persopnil yang ada itu benar-benar amanah dan profesional di bidangnya. Tapi melihat 2 tahun berjalan mereka berkuasa, kondisi perekonmian negeri ini makin memburuk.
Daya tahan mereka kemungkinan lebih panjang, artinya nafasnya mereka penyambungnya dibantu banyak para cukong berduit triliunan bahkan jejeran orang-orang kaya di balik mereka.
Perang naga juga mengajarkan sisi kesigapan, bisa jadi strategi/plan berubah karena faktor darurat di lapangan sehingga, siaga dan sigap terhadap kondisi sangat dibutuhkan. Menjelang hiruk pikuknya perpolitikan, memanasnya kubu-kubu yang terlibat, banyaknya efek bola salju yang didapat jika berhasil menguasai ibukota, maka menjadikan semua mata, pendengaran, dibuka lebar-lebar, bahkan pelibatan inteljen dalam permainan politik ini menjadi keuntungan pihak petahana. Isu dan topik besar gampang diciptakan, digiring, dialihkan, ataupun sebaliknya dihapus dikubur dan dihilangkan.
Kerja tim (kompak) akan tercipta jika anggota tim memiliki aroma (suhu) perjuangan yang sama. Niat mulia yang tinggi yang dimiliki harus sama, seperti motivasi ketika proklamasi kemerdekaan RI tahun 45. Semuanya bersatu meskipun setelah tahun 45 terjadi perselisihan dan konflik di panggung politik pemerintahan dan di parlemen tahun 1960an. Dan itu bukan hal yang lucu, tapi mengenaskan. Bagi masyarakat umum yang buta tentang politik maka berita-berita kisruh politik sungguh menjijikan. Namun jika selamanya orang yang baik apatis terhadap hal seperti itu maka yang ada adalah makin suramnya kondisi bangsa. Intinya yang peduli terhadap politik hanyalah orang-orang yang tamak dan haus kekuasaan tetapi orang baik menyingkir. Tamatlah riwayat. So, sedikit pedulilah terhadap politikdengan alasan demi kebaikan, agar yang ada di panggung sana terisi orang-orang yang amanah dan jujur, masih memiliki kepdeulian terhadap kesejahteraan dan kemajuan bangsa.
Perang naga juga mengajarkan tentang kepedulian terhadap teman satu tim, yaitu berusaha mebantunya jika teman atau rekan dalam kondisi bahaya. Berkumpulan dalam kebaikan, berkumpul dan terorganisir dengan rapi agar tidak terkalahkan oleh orang-orang jahat di luar sana. Cara terbaik melawan orang-orang jahat adalah salah satunya orang-orang baik bersatu saling bahu membahu tolong menolong.


Related Posts
1. Download Action Movies Jet li Bluray
2. Download Drama & Cartoon Movies Bluray
3. Download Korean Drama
4. Download Nasyid Daud Wharnsby
5. Download Game PC
6. Download Hindi Movies Bluray

Monday, October 24, 2016

Telur Dadar Keju, Sedekah Persendian di Pagi Hari

Kira-kira bagaimana rasanya kalau makan telur dadar di pagi hari dengan cabe ataupun sambal yang pedes banget ya? Wah pasti kemungkinan perut mules menyertai aktivitas pagi hari. Bisa juga bolak-balik buat BAB ke belakang. Saya pernah mengamati aktivitas BAB rutin anak saya yang berusia 3 tahun 3 bulan, dia melakukannya rutin sekitar jam 7 hingga 8 pagi. Suatu kali saya ajak ke sekolah, ternyata sebelum berangkat lupa belum BAB nah anak saya ini melakukannya jam 9 di sekolah untungnya dia pake popok. Hehehe, betul-betul ekstra kalau ngajak anak kecil ke tempat kerja. Di lain hari saya ajak lagi namun bedanya kali ini kebalikannya, dia hampir pukul 12 siang belum BAB dari malam sebelum tidur. Setelah saya selidiki ternyata selama durasi waktu tersebut dia asupan makanan yang masuk adalah sejenis makanan yang lumayan padat, dia sebelum berangkat melahap getuk, nasi putih, malamnya keripik ketela dan beberapa jajan yang padat. Dari sekilas cerita, saya membagikan tips buat sobat semua yang memiliki anak kecil kemudian kebetulan si anak ikut bersama kita agar tidak bolak-balik ke WC, hindari makanan yang pedas, berminyak, kemudian yang bentuknya terlalu cair (encer) semisal bubur. Oh iya, terkadang terlalu sering mengkonsumsi susu bubuk (susu botol) bisa menyebabkan diare, jika jumlahnya berlebihan. Baru-baru ini saya melihat cuplikan video tentang distribusi dan proses pemasaran SGM (susu bubuk) yang masif di Indonesia. Subjek yang melakukan penelitian adalah dari organisasi swasta yang berasal dari negara Perancis. Sekilas dari cuplikan video tersebut adalah himbauan agar jangan terlalu sering memberikan susu bubuk (susu botol) pada balita karena sebagus-bagusnya susu sapi masih lebih bagus adalah ASI.
Kembali pada topik pagi hari dengan menu sarapan yang aman bagi perut dan juga nyaman selama bekerja adalah pilih makanan yang memiliki karbohidrat cukup, zat besi, dan protein karena di pagi hari kita memiliki aktivitas awal yang cukup padat dengan waktu sarapan yang lumayan singkat. Tidak usah terobsesi dengan iklan makanan instan semacam Quaker Oats dan sejenisnya karena kurang begitu bagus dan juga banyak bahan pencampur yang kurang terjamin kehalalannya. Sembari memperkenalkan makanan daerah saya yaitu nasi megono, maka menu tersebut cukup mengganjal perut di pagi hari, cukup hingga makan siang nantinya. Jangan dibilang nasi megono dari pekalongan tidak memiliki gizi, tergantung dengan lauk yang menyertainya. Nasi dengan bumbu serta rajangan nangka yang sedap dan gurih, dihidangkan bersama telur dadar setengah matang sungguh lezat dan nikmat jauh dari bahan kimia dan zat yang kurang halal. Yah nasi megono khas Pekalongan memang cocok buat sarapan, jika perlu bungkus ke tempat kerja. Asyik, cukup bekal hingga pukul 12 siang. Nah agar lebih istimewa telur dadar bisa dikreasi dengan keju, campuran susu, telur ayam kampung lebih maknyus (yummy).
Power yang dihasilkan dari fisik yang telah terisi membuat produktivitas kerja makin tinggi. Aktivitas kerja ini ada yang harus disinergikan lagi dengan pikiran yang jernih dan hati yang bersih, maka lakukanlah sholat dhuha 2 rakaat. Bisa dilakukan sebelum berangkat kerja maupun ketika sampai di tempat kerja (gunakan mushola kantor atau ruang kerja jika memungkinkan). Hari-hari yang sungguh indah dalam karya dan ibadah. Tidak terlalu mengejar dunia namun sinergi ibadah dhuha untuk keberkahan rezeki yang halal untuk pribadi dan keluarga kita. Di sekolah  tempat saya mengajar yaitu MA Hasbullah, ada satu waktu (momen) pagi hari yang membuat lebih fresh yaitu sholat dhuha di lapangan sekolah (seperti layaknya sholat idul adha dan idhul fitri). Di bawah hangatnya sinar mentari pagi menyusup ke jaringan tubuh, kulit terasa hangat, sujud di lapangan terbuka, berdoa menengadahkan tangan ke langit, insyaallah hal rutin yang indah di lihat dan keren untuk di lakukan harian. Ketika gerimis pagi atau hujan pagi terjadi, no problem, we move ke mushola sekolah. 
Yah memantapkan pagi dengan telur dadar keju balutan dhuha penuh berkah memang kombinasi yang cocok buat pribadi guru muslim, pelajar muslim yang cerdas, warga sekolah yang taat, dan tentunya kultur ini merupakan salah satu syiar Islam ketika dilakukan secara beramai-ramai di lapangan. Oh iya, vitamin D yang terbentuk dari sinar matahari pagi telah bersinergi dengan sedekah ruas-ruas persendian tubuh kita melalui sholat dhuha, semakin menjadikan tubuh sehat, kuat, pikiran cermat, dengan pribadi yang memikat. Terus melaju dengan telur dadar nasi megono Pekalongan, menu kota santri, aktivitas ruhiyah pagi yang bernuansa Islami. Oyeee,,,penasaran sobat semua bukan? Mampir ke kota kami, dengan menu khas, tradisional nan berkah, penuh gizi dan ukhuwah. Ini dia teks procedure cara membuat telur dadar keju sebagai bahan materi pembelajaran dan praktek mapel Bahasa Inggris Kelas X:

Cheese omelet
Ingredients:
2 eggs
50 grams of cheese
¼ cup of milk
3 tablespoons of cooking oil
A pinch of salt
Some pepper
Steps
Crack the eggs into a bowl. Then, whisk the eggs with a fork until smooth. Add some milk and whisk well. After that, add some milk. Whisk well. Grate the cheese into the bowl and stir. Then, heat the oil in a frying pan. Pour the mixture into the frying pan. Turn the mixture (i.e. the omelet) with a spatula when it browns. Cook both sides. After the omelet is cooked, place it on a plate and season it with salt and pepper. The cheese omelet is ready to be served.
QUESTIONS
1. The goal of the text above is...
A. ingredients needed to make a cheese omelet
B. the process of making cheese
C. how to make a cheese omelet
D. how to prepare a cheese omelet on a plate
E. a clear description of a cheese omelet
2. After whisking the egg with a fork, don’t forget to...
A. mix until it s smooth
B. add some milk and whisk well
C. grate the cheese into the bowl
D. put a cracked egg into a bowl
E. heat the egg in a frying pan
3. the communicative purpose of procedure text above is..
A. to describe a particular incident
B. to tell the readers how to make a cheese omelet
C. to tell the readers how the story happened
D. to enter tain and deal with actual experience
E. to criticize an account of amusing incidents
4. The last paragraph of the text is called...
A. a set of steps
B. tools
C. goal
D. ingredients
E. general statement

Related Posts
1. Download Action Movies Jet li Bluray
2. Download Drama & Cartoon Movies Bluray
3. Download Korean Drama
4. Download Nasyid Daud Wharnsby
5. Download Game PC
6. Download Hindi Movies Bluray


Sunday, October 23, 2016

Berteduh di Siang Bolong, Tertusuk dingin Oleh Tetesan Gerimis

Memang betul sekarang cuaca terkadang berubahnya tidak menggunakan siklus seperti 10 tahun silam, artinya terkadang hari ini panas terik kemudian 2 hari berikutnya hujan dari pagi hingga sore tak berhenti. Cuaca di negara tropis seperti Indonesia dengan curah hujan yang cukup tinggi memiliki imbas terhadap daya tahan tubuh orang yang tinggal di wilayah tersebut. Seperti 2 hari ini di tempat saya tinggal, hujan hampir seharian mewarnai aktivitas harian. Memang hujan harus disyukuri, namun efek untuk beraktivitas sepertinya mengalami sedikit gangguan. Hal yang paling mencolok adalah hujan di pagi hari, bagi saya yang berangkat kerja menggunakan sepeda motor hal ini meskipun sudah diantisipasi dengan memakai jas hujan tetap saja rasanya berbeda manakala suasana pagi mendung apalagi diguyur hujan. Lain cerita jika menggunakan kendaraan roda empat. Belum semisal jalanan tergenang banjir, atau daerah sekitar tergenang luapan air banjir dari sungai, bahkan daerah pesisir pantai yang sering mengalami rob, hujan yang turun dengan durasi lebih dari 1 jam saja akan membuat kegiatan sehari-hari tidak nyaman dan tidak optimal.
Sebaliknya cuaca yang panasnya menyengat hingga siang hari terasa benar-benar panas dan berkeringat, ditambah udara kering, polusi udara yang muncul dari pabrik dan kendaraan bermotor juga menjadi bahan yang cocok untuk dikeluhkan. So, hujan berkeluh kesah, panas pun menggerutu. Tampaknya jika kita dalam posisi seperti ini maka sungguh  menyiksa dan terpuruknya hidup dan kehidupan kita. Saya ingin mengkritik pribadi saya sendiri, ketika keluh kesah datang, ternyata tidak memberikan penyelesaian atau mengurangi permasalahan yang ada, justru yang ada suasana hati makin kacau dan masalah masih utuh, bahkan memburuk karena kondisi hati yang galau tidak menentu. Dimana awalnya tadi hanya masalah kecil terkait hujan dan panas yang tidak sesuai dengan keinginan kita.
Mari kita ambil sisi positif, ambil contoh saja ketika kebetulan kita tinggal di wilayah yang cukup panas dan curah hujan yang sangat rendah, yaitu daerah gurun pasir. Wilayah ini paling cocok untuk penerapan energi surya (matahari) untuk membangkitkan listrik bahkan kendaraan bertenaga surya yang sangat ramah lingkungan. Energi yang dihasilkan dari tenaga surya tersebut tidak memberi efek samping (hasil buang) yang membahayakan kelestarian lingkungan dan kesehatan manusia. Apalagi ketika saat ini energi fosil artinya yang bersumber dari minyak bumi dan batu bara (bahan tambang) jumlahnya makin terbatas. Walaupun beberapa waktu lalu sempat terjadi harga minyak dunia menurun, namun hal itu hanya karena di pasaran stoknya melimpah dan juga dipengaruhi oleh kondisi politik di negara timur tengah yang notabene masih penghasil terbesar untuk minyak bumi. Sedangkan cadangan minyak bumi yang ada di seluruh penjuru dunia artinya di sumur-sumur (kilang minyak) yang ada diprediksi hanya bisa bertahan beberapa ratus tahun saja tidak mencukupi untuk anak cucu kita kedepannya. Maka energi alternatif dari tenaga surya ini sangat membantu.
Lain lagi bagi para shabat mungkin saja yang tinggal di daerah dengan curah hujan yang tinggi, maka untuk bercocok tanam sangat bagus, baik untuk pertanian, perkebunan, dan hutan yang juga sebagai paru-paru dunia, mampu membawa keuntungan tersendiri. Bahkan dari sektor perkebunan dan pertanian saja jika dikelola dengan kombinasi teknologi yang tepat guna dan manajemen yang bagus dilengkapi distribusi yang lancar maka mampu menjadi pemasok kebutuhan pangan rakyat dunia. Sehingga, plus minus dari kondisi cuaca masing-masing daerah yang berbeda ini memiliki pemanfaatan yang optimal.
Bagaimana fakta di lapangan? Misalnya saja di kota Jakarta yang sering banjir padahal hanya hujan beberapa menit saja sudah membuat jalan-jalan utama di kota tersebut tergenang air. Apa yang salah dengan hal tersebut? Bisa jadi tata kelola kota yang kurang bagus, dari sistem drainase, kemudian proses pembuangan sampah hingga pengolahan limbah (sampah) termasuk juga pembangunan gedung-gedung pencakar langit yang tidak memenuhi standar tata ruang kota yang hijau sehingga akhirnya musibah itu kembali kepada pelaku yang juga sekaligus penghuni di wilayah tersebut.
Sebetulnya masalah tersebut (yaitu masalah banjir di Jakarta) masih jadi bahan perdebatan dan topik serta isu yang laku keras untuk dijual ketika menjelang pemilihan gubernur dan wakil gubernur DKI. Dimana contoh ketika Jokowi berjanji menjadi gubernur DKI waktu itu akan mengatasi masalah banjir di Jakarta tapi itu hanya omong kosong dengan meninggalkan amanah dan rakus, bisa juga dikatakan tamak ingin menjadi presiden RI. Sekarang setelah menjadi presiden sampai artikel milik penulis ini dipublikasikan yaitu bulan oktober, dia menurut saya belum membawa perubahan dan perbaikan bagi bangsa Indonesia apalagi membawa kemajuan dan kesejahteraan bagi rakyatnya. Karena sepertinya menurut subjektif penulis dia memiliki sifat lari dari amanah dan kurang bertanggungjawab, mudah dipengaruhi pihak di belakang layar artinya kurang tegas, kebijaksanaannya belum terlihat, contohnya kebijakan pemerintah terkadang justru menyakitkan dan menyulitkan rakyat kebanyakan (bukan golongan tertentu).
Pro dan kontra pendapat itu sah-sah saja, mau menulis dia hebat itu juga bebas-bebas saja, sebaliknya mau menulis dia kurang becus jadi presiden juga kayaknya layak-layak saja toh saat ini Indonesia belum menjadi negara yang cukup makmur. Nggak usah bukti bahwa rakyatnya masih melarat, silakan temui di pasar, jalanan, bahkan kota-kota besar sampai ke pelosok desa, tataplah dan rasakan dengan hati nurani yang jujur sudahkah sebagian rakyat kita hidup dalam kecukupan dan kelayakan? Mikir dong pemimpin itu....

Tulisan ini berujung pada keluh kesah untuk pemimpin, namun di balik itu masih optimis akan bangkitnya dan majunya bangsa Indonesia. Dan itu akan datang sebentar lagi manakala pemimpin  yang ada nantinya adalah muslim yang taat, yang takut sama Allah swt, meneladani Rasul, insyallah dijamin amanah dan rakyatnya sejahtera. Why not? Karena yang dicontoh adalah beliau baginda Rasulullah SAW..minimal para shabat beliau ataupun khulafaur rasyidin. Mampu bertahan dan menjaga agar harapan itu masih ada adalah sebuah bentuk ikhtiar menatap masa depan bangsa yang gemilang... Bravo Indonesia, always work harder and smarter.
berikut ini tulisan paragraf teks Discussion tentang pro dan kontra solar energy cocok untuk pembelajaran Bahasa Inggris kelas XII tingkatan SMA/MA:
Solar Energy
The solar energy is cheaper than any other fossil fuel because we can get the abundant source from the sun. In sunny desert areas, 50% of the sun’s radiation that reaches the ground could be used to produce electricity for businesses and industry, to provide heat, light and hot water from homes. Meanwhile, experimental solar ponds can produce hot water to drive generators.
Unfortunately, we cannot yet power our homes entirely on sunlight. Solar energy can only be exploited in bright light. Its greatest potential is, therefore, in hot countries that have clear skies for most of the year.
In addition, to harness the solar power, solar cells are needed to convert directly into electricity. Solar cells are very cheap to run, but relatively expensive to buy and many people cannot afford it.
Needless to say, solar energy is a useful and non-polluted source of energy. Nevertheless, solar cells, the main important device to harness the sun’s energy are still very expensive.
QUESTIONS
1. “Its greatest potential is, therefore, in hot countries that have clear skies for most of the year.” The word its refers to..
A. homes
B. solar energy
C. bright light
D. hot countries
E. slear skies
2. what do you call the last paragraph of the text?
A. conclusion
B. recommedation
C. resolution
D. description
E. reorientation
3. The contra arguments can be found in paragraph...
A. one and two
B. one and three
C. four
D. two and three
E. one and four

Tuesday, October 4, 2016

Nenek Moyang, Wow Siapakah Mereka?

Nyiur di tepi pantai menjadi pemandangan sebagian besar pesisir kepulauan di nusantara ini. Tapi tahukah sobat semua bahwa bangsa Indonesia yang sekarang ini mau tidak mau harus mengetahui asal-usul nenek moyangnya. Secara tidak sengaja saya membaca artikel berkaitan dengan hal ini ketika mencoba membantu tugas adik saya yang masih duduk di bangku sekolah menengah atas, dia kelas X. Tugas tersebut terkait dengan mapel sejarah. Nah ketika adik saya itu mulai mengajukan dengan pertanyaan-pertanyaan kepada saya, ada yang bisa jawab langsung dan ada beberapa yang belum tahu jawabannya. Sehingga mau nggak mau saya cari tahu di mbah google, berikut pertanyaan yang diajukan oleh adik saya:
1. Sebutkan pendapat para ahli terkait asal usul nenek moyang bangsa Indonesia!
2. Apa yang dimaksud dengan persebaran proto-melayu, deutro melayu dan melanesoid?

3. Jelaskanlah rute perjalanan dan budaya dari masing-masing persebaran tersebut?
4. Dari persebaran yang ada, apa saja keturunan bangsa yang dihasilkan oleh nenek moyang yang ada?
Akhirnya, saya melakukan kompilasi dari berbagai sumber dan akhirnya mampu terkumpul artikel sebagai berikut (dalam rangka share tugas yang dimiliki oleh adik saya tadi):
Pendapat Para Ahli Asal Usul nenek Moyang Bangsa Indonesia
Asal usul nenek moyang bangsa Indonesia hingga kini sebetulnya masih menjadi perdebatan bagi para ahli sejarah (sejarawan). Masing-masing dari mereka memberikan teori, bukti, argumen, dan alasan dari pendapat mereka untuk memperoleh pembenarannya sendiri. Kendati begitu, ada satu pendapat yang memperoleh dukungan paling kuat karena alasannya dapat dibuktikan secara logis dengan bukti-bukti sejarah yang sudah terverifikasi. Ya, pendapat itu adalah pendapat dari seorang sejarawan asal Belanda, Van Heine Geldern. Untuk mengetahui bagaimana kisah asal usul nenek moyang bangsa Indonesia sesuai versi Geldern, Anda dapat menyimak ulasannya di sini. Asal Usul Nenek Moyang Bangsa Indonesia Kendati sudah ada pendapat tentang asal usul nenek moyang bangsa Indonesia yang paling beralasan kuat. Kita tentu perlu tahu beberapa pendapat ahli sejarah lainnya, karena siapa tahu pendapat-pendapat mereka itulah yang merupakan sebuah kebenaran. 
Yang namanya sejarah itu hanya berdasar pada duga dan kira, kebenaran absolut bukankah hanya tuhan yang tahu. Nah berikut ini adalah 15 pendapat ahli sejarah tentang asal-usul nenek moyang bangsa Indonesia yang berhasil kami rangkum dari beberapa sumber.
1                 1.   Pendapat Drs. Moh. Ali
Drs. Moh. Ali beranggapan bahwa asal usul nenek moyang bangsa Indonesia bersumber dari daerah Yunan, Cina. Anggapan ini dipengaruhi oleh pendapat Mens yang menyebut jika bangsa Indonesia berasal dari daerah Mongol yang terdesak oleh bangsa-bangsa yang lebih kuat kala itu. Mereka kemudian  pindah ke selatan, ke pulau-pulau di Austronesia termasuk  Indonesia. Ali berpendapat jika nenek moyang orang Indonesia berasal dari hulu sungai besar yang berada di daratan Asia, mereka berdatangan ke Indonesia dengan cara bergelombang. Gelombang pertama berlangsung sejak 3.000 sampai 1.500 SM (Proto Melayu) sedangkan gelombang kedua terjadi pada 1.500 sampai 500 SM (Deutro Melayu). Ciri-ciri kelompok yang datang pada gelombang pertama adalah mereka masih berkebudayaan Neolitikum dengan tipe perahu bercadik-satu sebagai alat transportasi menyeberangi lautan, sedangkan orang-orang gelombang kedua memakai perahu bercadik-dua.
2.      Pendapat Prof. Dr. H. Kern
Prof. Dr. H. Kern berpendapat bila nenek moyang bangsa Indonesia berasal dari daratan Asia. Ilmuan asal Belanda ini menyebut jika hasil penelitiannya menunjukan bahwa  bahasa-bahasa yang dipakai oleh suku-suku di Indonesia, Mikronesia, Polinesia, dan Melanesia, mempunyai akar yang sama, yaitu bahasa Austronesia. Dengan fakta itu, ia menyimpulkan bahwa bangsa Indonesia berasal dari satu daerah yang sama dengan bangsa-bangsa lain di wilayah Austronesia. Menurutnya, nenek-moyang bangsa Indonesia menggunakan perahu-perahu bercadik menuju ke kepulauan Indonesia. Pendapat Kern ini didukung oleh adanya persamaan nama dan bahasa yang dipergunakan di daerah Campa dengan di Indonesia. Selain nama geografis, istilah-istilah binatang dan alat perang pun banyak kesamaannya. Tetapi pendapat ini disangkal oleh K. Himly dan P.W. Schmidt berdasarkan perbendaharaan bahasa Campa.
3.      Pendapat Willem Smith
Untuk menentukan asal usul nenek moyang bangsa Indonesia, Willem Smith melakukan identifikasi terhadap bahasa yang digunakan oleh bangsa-bangsa di sekitar Asia. Berdasarkan penelitiannya, ia kemudian mengelompokan bahasa di sekitar Asia menjadi 3 bagian yaitu, bahasa Togon, bahasa Jerman, dan bahasa Austria. Nah, Indonesia sendiri bersama dengan Melanesia, dan Polinesia digolongkan ke dalam penggunaan bahasa Austria.
4.      Pendapat Prof. Dr. Sangkot Marzuki
Prof. Dr. Sangkot Marzuki menyebutkan jika nenek moyang bangsa Indonesia memiliki asal usul dan keterkaitan dengan Austronesia dataran Sunda. Ini didasari oleh penelusuran terkait DNA fosil-fosil manusia purba yang pernah ditemukan di Indonesia. Atas dasar itu, ia kemudian menyanggah pendapat Van Heine Geldern yang menyebut jika nenek moyang bangsa Indonesia berasal dari Yunan. Menurutnya, Homo Erectus atau Phitecantropus Erectus yang ditemukan sebagai manusia purba saat itu tidak memiliki signifikasi dengan DNA manusia Indonesia zaman sekarang. Menurutnya, mereka punah dan diganti oleh manusia species baru, yang berasal dari Afrika.
5.      Pendapat Van Heine Geldern
Pendapat Van Heine Geldern sebetulnya tak jauh beda dengan pendapat Kern. Ia menganggap jika bahasa Indonesia adalah bahasa yang berasal dari Asia Tengah. Kendati lebih baru dibanding dengan teori yang diajukan Kern, pendapat dan teori Geldern lebih dapat dipercaya karena didukung oleh penemuan beberapa artefak, dan benda-benda sejarah lainnya yang ditemukan di Indonesia memiliki kesamaan dengan benda-benda sejarah yang ditemukan di daratan Asia.
6.      Pendapat Prof. Mohammad Yamin
Prof. Mohammad Yamin menentang semua teori-teori yang menyebut jika nenek moyang bangsa Indonesia justru berasal dari luar Indonesia. Menurut beliau, orang Indonesia saat ini benar-benar asli berasal dari wilayah Indonesia sendiri. Ia justru malah meyakini jika ada sebagian bangsa dan suku di luar negeri yang nenek moyangnya berasal dari Indonesia. Landasan pemikiran yang menjadi dasar Yamin adalah banyaknya temuan fosil dan artefak di Indonesia yang lebih lengkap dibanding daerah lain di Asia. Contohnya, temuan fosil Pithecanthropus soloensis dan wajakensis yang tidak diketemukan di daerah-daerah lain di Asia termasuk Asia Tenggara (Indochina).
7.      Pendapat Prof. Dr. Krom
Prof. Dr. Krom mengungkapkan bahwa masyarakat Indonesia adalah keturunan asli orang-orang China Tengah. Hal ini didasari pemikiran sederhana, yaitu karena di Cina Tengah banyak sekali terdapat sungai besar. Sebagian dari mereka menyebar ke seluruh kawasan Indonesia pada zaman batu tua (sekitar 2.000 SM sampai 1.500 SM).
8.      Pendapat Dr. Brandes
Dr. Brandes berpendapat jika suku-suku yang mendiami kepulauan Indonesia mempunyai kesamaan secara etnik, fisik, maupun bahasa dengan beberapa bangsa yang mendiami daerah-daerah yang melintang dari utara di Pulau Formosa (Taiwan), barat di Pulau Malagasi (Madagaskar), selatan di Jawa dan Bali; serta timur di tepi pantai barat Amerika.
9.      Pendapat Hogen
Hogen berpendapat bahwa bangsa yang mendiami pesisir Melayu di Sumatera beramilasi secara genetik dengan bangsa Mongol yang datang pada gelombang pertama (Proto Melayu dan Deutro Melayu).
10.  Pendapat Max Muller
Mac Muller berpendapat secara lebih spesifik. Ia menyebut jika asal usul nenek moyang bangsa Indonesia berasal dari semenanjung Asia Tenggara. Kendati begitu, alasan Muller ini tidak didukung alasan yang jelas dan terverifikasi.
11.  Pendapat Mayundar
Mayundar berasumsi bahwa bangsa-bangsa Austronesia yang menjadi nenek moyang bangsa Indonesia adalah berasal dari India. Mereka menyebar ke beberapa wilayah di Indocina, ke Indonesia, dan akhirnya ke Asia Pasifik. Asumnsi Mayundar ini didukung hasil penelitiannya yang menyebut jika bahasa Austria adalah bahasa Muda di kawasan India bagian timur.
12.  Pendapat Mens
Mens berpendapat bangsa Indonesia sebetulnya berasal dari keturunan Mongol yang terdesak akibat keberadaan bangsa bangsa lain yang lebih kuat. Mereka kemudian bermigrasi secara besar-besaram ke arah selatan termasuk ke kawasan Indonesia
13.  Pendapat Sultan Takdir Alisyahbana
Sultan Takdir Alisyahbana mengemukakan bahwa bangsa Indonesia adalah bangsa yang bernenekmoyangkan bangsa melayu. Pendapatnya ini didasari oleh rumpun bahasa keduanya yang memiliki kesamaan yang signifikan.
14.  Pendapat Gorys Kraf
Gorys Kraf berpendapat bahwa bangsa Indonesia memiliki kebudayaan yang lebih maju dibanding kebudayaan bangsa-bangsa lain di sekitarnya. Ini berarti bahwa Indonesia adalah induk dari bangsa-bangsa lain yang ada di wilayah Austronesia seperti Malaysia, Thailand, Madagaskar, dan Selatan Indochina
15.  Pendapat Harry Truman Simandjutak
Harry Truman Simandjutak mengemukakan bahwa bahasa yang banyak dipakai di Indonesia adalaha generasi kedua dari Bahasa Austronesia. Ini menunjukan bahwa nenek moyang bangsa Indonesia berasal dari Pulau Formosa, di Taiwan.

Asal usul nenek moyang bangsa indonesia (Proto-Melayu, Deutro Melayu, dan Melanesoid). 
Penduduk asli kepulauan Indonesia menurut Sarasin bersaudara adalah ras berkulit gelap dan bertubuh kecil. Mulanya mereka tinggal di Asi bagian tenggara. Namun, ketika zaman es mencair dan air laut naik hingga terbentuk Laut Cina Selatan dan Laut Jawa sehingga memisahkan penggunungan vulkanik kepulauan Indonesia dari daratan utama. Setelah itu, beberapa penduduk asli kepulauan Indonesia tersisa dan menetap di daerah-daerah pedalaman, sedangkan daerah pantai dihuni oleh penduduk pendatang. Oleh Sarasin, penduduk asli tersebut disebut sebagai suku bangsa Vedda. Ras yang masuk dalam kelompok tersebut, seperti suku bangsa Hieng di Kamboja, suku bangsa Miaotse Yao-Jen di Cina, dan suku bangsa Senoi di Semenanjung Malaya.
Para pendatang berikutnya membawa budaya baru yaitu budaya neolitik. Jumlah mereka jauh lebih banyak daripada penduduk asli. Para pendatang tersebut datang dalam dua tahap. Oleh Sarasin para pendatang tersebut disebut sbagai Proto-Melayu dan Deutro Melayu. Kedatangan Proto-Melayu dan Deutro Melayu terpisah dan diperkirakan lebih dari 2000 tahun yang lalu.
·         Proto-Melayu
Diperkirakan Proto-Melayu datang dari Cina bagian selatan. Proto-Melayu tersebut diyakini sebagai nenek moyang orang Melayu Polinesia yang tersebar dari Madagaskar sampai ke pulau-pulau paling timur di Pasifik. Ras Melayu tersebut mempunyai ciri-ciri rambut lurus, kulit kuning kecokelat-cokelatan, dan bermata sipit. Dari Cina bagian selatan (Yunan), Proto-Melayu berimigrasi ke Indocina dan ke Siam, kemudian ke kepulauan Indonesia. Mula-mula Proto-Melayu tersebut menempati pantai-pantai Sumatra Utara, Kalimantan Barat, dan Sulawesi Barat. Di Kepulauan Indonesia, Proto-Melayu membawa peradaban batu.
Pada waktu datang para imigran baru (Deutro Melayu atau ras Melayu Muda), Proto-Melayu berpindah masuk ke pedalaman dan mencari tempat baru ke hutan-hutan untuk tempat hunian. Kedatangan Proto-Melayu terisolasi dari dunia luar dan peradaban mereka memudar. Setelah itu, antara penduduk asli dan Proto-Melayu melebur dan mereka kemudian menjadi suku bangsa Batak, suku bangsa Dayak, suku bangsa Toraja, suku bangsa Alas, dan suku bangsa Gayo.
Adanya kehidupan ras Proto-Melayu yang terisolasi menyababkan ras Proto-Melayu sedikit mendapat pengaruh dari kebudayaan Hindu maupun kebudayaan Islam di kemudian hari. Kelak para ras Proto-Melayu mendapat pengaruh Kristen sejak mereka mengenal para penginjil yang masuk ke wilayah mereka untuk memperkenalkan agama Kristen dan peradaban baru.
Adanya persebaran suku bangsa Dayak hingga ke Filipina Selatan, Serawak, dan Malaka menunjukkan rute perpindahan mereka dari kepulauan Indonesia. Sementara suku bangsa Batak yang mengambil rute ke barat menyusuri pantai-pantai Burma dan Malaka Barat. Ada beberapa kesamaan bahasa yang digunakan oleh suku bangsa Karen di Burma yang banyak mengandung kemiripan dengan bahasa batak.
·         Deutro Melayu
Deutro Melayu merupakan ras yang datang dari Indocina bagian selatan. Di kepulauan Indonesia, Deutro Melayu membawa budaya baru berupa perkakas dan senjata besi (kebudayaan Dongson). Deutro Melayu sering disebut dengan orang-orang Dongson. Bila dibandingkan dengan ras Proto-Melayu, peradaban Deutro Melayu lebih tinggi. Deutro Melayu membuat perkakas dari perunggu. Peradaban Deutro Melayu ditandai dengan keahlian mereka mengerjakan logam dengan sempurna.
Perpindahan Deutro Melayu ke kepulauan Indonesia dapat dilihat dari rute persebaran alat-alat yang ditinggalkan di beberapa kepulauan di Indonesia. Alat yang mereka tinggalkan berupa kapak persegi panjang. Peradaban tersebut dapat dijumpai di Malaka, Sumatra, Kalimantan, Filipina, Sulawesi, Jawa, dan Nusa Tenggara Timur.
Dalam bidang pengolahan tanah, Deutro Melayu mempunyai kemampuan membuat irigasi di tanah-tanah pertanian. Sebelum mereka membuat irigasi, mereka terlebih dahulu membabat hutan. Selain itu, ras Deutro Melayu juga mempunyai peradaban pelayaran yang lebih maju bila dibandingkan dengan pendahulunya. Hal tersebut karena petualangan yang dilakukan Deutro Melayu sebagai pelaut dan dibantu dengan penguasaan mereka terhadap ilmu perbintangan.
Perpindahan yang dilakukan Deutro Melayu ada juga yang menggunakan jalur pelayaran laut. Sebagin dari ras Deutro Melayu ada yang mencapai kepulauan Jepang, bahkan ada yang hingga ke Madagaskar. Kedatangan ras Deutro Melayu semakin lama semakin banyak di kepulauan Indonesia. Dalam perkembangan selanjutnya, Proto-Melayu dan Deutro Melayu membaur dan kemudian menjadi penduduk di kepulauan Indonesia. Proto Melayu meliputi penduduk di Gayo dan Alas di Sumatra bagian utara serta Toraja di Sulawesi. Semua penduduk di kepulauan Indonesia, kecuali penduduk papua dan yang tinggal di sekitar pulau-pulau Papua adalah ras Deutro Melayu.
·         Melanesoid
Selain Proto-Melayu dan Deutro Melayu, di Indonesia juga ada ras lain yaitu ras Melanesoid. Ras Melanesoid tersebar di Lautan Pasifik di pulau-pulau yang letaknya sebelah Timur Irian dan Benua Australia. Ras Melanesoid di kepulauan Indonesia tinggal di Papua. Suku bangsa Melanesoid menurut Daldjoeni sekitar 70% menetap di Papua dan yang 30% tinggal di beberapa kepulauan di sekitar Papua dan Papua Nugini. Pada awalnya, kedatangan bangsa Melanesoid di Papua berawal ketika zaman es berakhir (tahun 70000 SM). Ketika itu kepulauan Indonesia belum berpenghuni. Ketika suhu turun hingga mencapai kedinginan maksimal dan air laut menjadi beku, maka permukaan laut menjadi lebih rendah 100 m dibandingkan dengan permukaan saat ini. Pada saat tersebut muncul pulau-pulau baru. Adanya pulau-pulau baru tersebut memudahkan makhluk hidup berpindah dari Asia menuju ke kawasan Oseania.
Bangsa Melanesoid melakukan perpindahan ke timur hingga sampai ke Papua dan kemudian ke Benua Australia yang sebelumnya merupakan satu kepulauan yang terhubungkan dengan Papua. Pada waktu itu, bangsa Melanesoid mencapai 100 jiwa yang meliputi wilayah Papua dan Australia. Pada waktu masa es berakhir dan air laut mulai naik lagi pada tahun 5000 SM, kepulauan Papua dan Benua Australia terpisah seperti yang kita lihat saat  ini. Adapun asal mula bangsa Melanesoid adalah Proto Melanesoid. Proto Melanesoid tersebut adalah manusia Wajak yang tersebar ke timur dan menduduki Papua, sebelum zaman es berakhir dan sebelum kenaikan permukaan laut yang terjadi pada waktu itu. Manusia Wajak di Papua hidup berkelompok-kelompok kecil di sepanjang muara-muara sungai. Manusia Wajak tersebut hidup dengan menangkap ikan di sungai dan meramu tumbuh-tumbuhan serta akar-akaran, serta berburu di hutan belukar. Tempat tinggalnya berupa perkampungan-perkampungan yang terbuat dari bahan-bahan yang ringan. Sebenarnya rumah tersebut hanya kemah atau tadah angina yang sering menempel pada dinding gua yang besar. Kemah atau tadah angina tersebut hanya digunakan sebagai tempat untuk tidur dan untuk berlindung, sedangkan untuk aktivitas yang lain dilakukan di luar rumah.
Setelah itu, bangsa Proto Melanesoid terdesak oleh bangsa Melayu. Bangsa Proto Melanesoid yang belum sempat mencapai kepulauan Papua melakukan pencampuran dengan bangsa Melayu. Pencampuran kedua bangsa tersebut menghasilkan keturunan Melanesoid-Melayu yang saat ini merupakan penduduk Nusa Tenggara Timur dan Maluku.

Proto Melayu Dan Deutro Melayu : Pengertian, Persebaran di Indonesia, Suku Bangsa
Berdasarkan kesimpulan Kern bahwa nenek-moyang bangsa Indonesia berasal dari daerah Campa di Vietnam Utara (Tonkin), Kamboja, dan Kochin Cina (Indocina). Namun, sebelum mereka tiba di Kepulauan Indonesia, di Indonesia sendiri telah ada bangsa yang lebih dulu berdiam. Bangsa tersebut berkulit hitam dan berambut keriting (ras Negrito). Hingga sekarang bangsa tersebut mendiami Indonesia bagian timur pedalaman dan sebagian Australia. Jadi, sebetulnya bangsa berkulit hitam inilah yang merupakan penduduk asli Indonesia.
Sementara itu, sekitar tahun 1.500 SM, bangsa dari Campa terdesak oleh bangsa lain yang lebih kuat yang datang dari Asia Tengah (sekitar Mongol). Bangsa yang terdesak ini lalu bermigrasi ke Kamboja dan meneruskannya ke Semenanjung Malaka. Dari Malaka, mereka melanjutkan pelariannya ke daerah Sumatera, Kalimantan, Jawa, Filipina. Yang di Filipina lalu melanjutkan perjalanannya ke Sulawesi dan Maluku.
Selanjutnya, mereka yang mendiami wilayah Indonesia membentuk komunitas masing-masing. Mereka berkembang menjadi suku-suku tersendiri, seperti Aceh, Batak, Padang, Palembang, di Sumatera; Sunda dan Jawa di Pulau Jawa; Dayak di Kalimantan, Minahasa, Bugis, Toraja, Makassar di Sulawesi; Ambon di Maluku. Sedangkan mereka yang bercampur dengan bangsa asli yang berkulit hitam berkembang menjadi suku-suku tersendiri, seperti di Flores.
Selain teori di atas, ada pendapat yang menyatakan bahwa nenek moyang bangsa Indonesia adalah orang-orang Melayu.
Bangsa Melayu ini telah mendiami Indonesia bagian barat dan Semenanjung Melayu (Malaysia) sejak dulu. Para ahli membagi dua bangsa Melayu ini: Proto Melayu atau Melayu Tua dan Deutro Melayu atau Melayu Muda.
1. Melayu Tua (Proto Melayu)
Bangsa Melayu Tua ini memasuki wilayah Indonesia sekitar tahun 1.500 hingga 500 SM. Mereka masuk melalui dua rute: jalan barat dan jalan timur. Jalan barat adalah melalui Semenanjung Melayu kemudian terus ke Sumatera dan selanjutnya menyebar ke seluruh Indonesia. Sementara jalan timur adalah melalui Kepulauan Filipina terus ke Sulawesi dan kemudian tersebar ke seluruh Indonesia. Para ahli memperkirakan bahwa bangsa Melayu Tua ini peradabannya satu tingkat lebih tinggi dibandingkan dengan manusia purba yang ada di Indonesia. Orang-orang Melayu Tua ini berkebudayaan Batu Muda (Neolitikum). Benda-benda buatan mereka masih menggunakan batu namun telah sangat halus. Kebudayaan kapak persegi dibawa bangsa Proto Melayu melalui jalan barat, sedangkan kebudayaan kapak lonjong melalui jalan timur. Sebagian dari mereka ada yang bercampur dengan ras kulit hitam.
Pada perkembangan selanjutnya, mereka terdesak ke arah timur karena kedatangan bangsa Melayu Muda. Keturunan Proto Melayu ini sampai kini masih berdiam di Indonesia bagian timur, seperti di Dayak, Toraja, Mentawai, Nias, dan Papua. Sementara itu, bangsa kulit hitam (Ras Negrito) yang tidak mau bercampur dengan bangsa Proto Melayu lalu berpindah ke pedalaman atau pulau terpencil agar terhindar dari pertemuan dengan suku atau bangsa lain yang mereka anggap sebagai “peganggu”. Keturunan mereka hingga kini masih dapat dilihat meski populasinya sedikit, antara lain orang Sakai di Siak, orang Kubu di Palembang, dan orang Semang di Malaka.
2. Melayu Muda (Deutro Melayu)
Bangsa Melayu Muda memasuki kawasan Indonesia sekitar 500 SM secara bergelombang. Mereka masuk melalui jalur barat, yaitu melalui daerah Semenanjung Melayu terus ke Sumatera dan tersebar ke wilayah Indonesia yang lain. Kebudayaan mereka lebih maju daripada bangsa Proto Melayu. Mereka telah pandai membuat benda-benda logam (perunggu). Kepandaian ini lalu berkembang menjadi membuat besi. Kebudayaan Melayu Muda ini sering disebut kebudayaan Dong Son. Nama Dong Son ini disesuaikan dengan nama daerah di sekitar Teluk Tonkin (Vietnam) yang banyak ditemukan benda-benda peninggalan dari logam. Daerah Dong Son ini ditafsir sebagai tempat asal bangsa Melayu Muda sebelum pergi menuju Indonesia. Hasil-hasil kebudayaan perunggu yang ditemukan di Indonesia di antaranya adalah kapak corong (kapak sepatu), nekara, dan bejana perunggu.
Benda-benda logam ini umumnya terbuat dari tuangan (cetakan). Keturunan bangsa Deutro Melayu ini selanjutnya berkembang menjadi suku-suku tersendiri, misalnya Melayu, Jawa, Sunda, Bugis, Minang, dan lain-lain. Kern menyimpulkan hasil penelitian bahasa yang tersebar di Nusantara adalah serumpun karena berasal dari bahasa Austronesia Perbedaan bahasa yang terjadi di daerah-daerah Nusantara seperti bahasa Jawa, Sunda, Madura, Aceh, Batak, Minangkabau, dan lain-lainnya, merupakan akibat dari keadaan alam Indonesia sendiri yang dipisahkan oleh laut dan selat.
Di samping dipisahkan oleh selat dan samudera, perbedaan bahasa pun disebabkan karena setiap pulau di Indonesia memiliki karakteristik alam yang berbeda-beda. Semula bahasa bangsa Deutro Melayu ini sama, namun setelah menetap di tempat masing-masing mereka pun mengembangkan bahasa tersendiri. Kosakata yang dulu dipakai dan masih diingat tetap digunakan, sedangkan untuk menamai benda-benda yang baru dilihat di tempat tinggal yang baru (Indonesia) mereka membuat kata-kata mereka sendiri. Jadi, jangan heran, bila ada sejumlah kata yang terkadang sama bunyinya di antara dua suku namun memiliki arti yang berbeda sama sekali, tak ada hubungan. Ada pula kata yang memiliki arti yang masih berhubungan meski tak identik, seperti kata “awak”. Kata awak bagi orang Minang berarti “saya”, sedangkan menurut orang Sunda berarti “badan”.
Selanjutnya, bangsa Melayu Muda inilah yang berhasil mengembangkan peradaban dan kebudayaan yang lebih maju daripada bangsa Proto Melayu dan bangsa Negrito yang menjadi penduduk di pedalaman. Hingga sekarang keturunan bangsa Proto Melayu dan Negrito masih bermasyarakat secara sederhana, mengikuti pola moyang mereka, dan kurang bersentuhan dengan budaya luar seperti India, Islam, dan Eropa. Sedangkan bangsa Deutero Melayu mampu berasimilasi dengan kebudayaan Hindu- Budha, Islam, dan Barat.

Jenis Bangsa Prasejarah Indonesia & Keturunan Persebarannya
Dengan adanya migrasi/perpindahan bangsa dari daratan Asia ke Indonesia, maka pada zaman prasejarah di Kepulauan Indonesia ternyata sudah dihuni oleh berbagai bangsa yang terdiri dari:
1.      Bangsa Melanisia/Papua Melanosoide yang merupakan Ras Negroid memiliki ciri-ciri antara lain: kulit kehitam-hitaman, badan kekar, rambut keriting, mulut lebar dan hidung mancung. Bangsa ini sampai sekarang masih terdapat sisa-sisa keturunannya seperti Suku Sakai/Siak di Riau, dan suku-suku bangsa Papua Melanosoide yang mendiami Pulau Irian dan pulau-pulau Melanesia.
2.      Bangsa Melayu Tua/Proto Melayu yang merupakan ras Malayan Mongoloid memiliki ciri-ciri antara lain: Kulit sawo matang, rambut lurus, badan tinggi ramping, bentuk mulut dan hidung sedang. Yang termasuk keturunan bangsa ini adalah Suku Toraja (Sulawesi Selatan), Suku Sasak (Pulau Lombok), Suku Dayak (Kalimantan Tengah), Suku Nias (Pantai Barat Sumatera) dan Suku Batak (Sumatera Utara) serta Suku Kubu (Sumatera Selatan).
3.      Bangsa Melayu Muda/Deutro Melayu yang merupakan rasa Malayan Mongoloid sama dengan bangsa Melayu Tua, sehingga memiliki ciri-ciri yang sama. Bangsa ini berkembang menjadi Suku Aceh, Minangkabau (Sumatera Barat), Suku Jawa, Suku Bali, Suku Bugis dan Makasar di Sulawesi dan sebagainya. 
Perpindahan/Migrasi Bangsa-bangsa ke Indonesia
Manusia pendukung yang berperan aktif dalam rangka penyebaran kebudayaan itulah merupakan suatu bangsa yang melakukan perpindahan/imigrasi dari daratan Asia ke Kepulauan Indonesia bahkan masuk ke pulau-pulau yang tersebar di Lautan Pasifik.
Bangsa yang berimigrasi ke Indonesia berasal dari daratan Asia tepatnya Yunan Utara bergerak menuju ke Selatan memasuki daerah Hindia Belakang (Vietnam)/Indochina dan terus ke Kepulauan Indonesia, dan bangsa tersebut adalah:
1. Bangsa Melanesia atau disebut juga dengan Papua Melanosoide yang merupakan rumpun bangsa Melanosoide/Ras Negroid. Bangsa ini merupakan gelombang pertama yang berimigrasi ke Indonesia.
2. Bangsa Melayu yang merupakan rumpun bangsa Austronesia yang termasuk golongan Ras Malayan Mongoloid. Bangsa ini melakukan perpindahan ke Indonesia melalui dua gelombang yaitu:
Gelombang pertama tahun 2000 SM, menyebar dari daratan Asia ke Semenanjung Melayu, Indonesia, Philipina dan Formosa serta Kepulauan Pasifik sampai Madagaskar yang disebut dengan Proto Melayu. Bangsa ini masuk ke Indonesia melalui dua jalur yaitu Barat dan Timur, dan membawa kebudayaan Neolithikum (Batu Muda)
 Gelombang kedua tahun 500 SM, disebut dengan bangsa Deutro Melayu. Bangsa ini masuk ke Indonesia membawa kebudayaan logam (perunggu).