Showing posts with label teks recount. Show all posts
Showing posts with label teks recount. Show all posts

Monday, June 19, 2017

Recount Tentang Kunjungan dan Silaturahmi

Hari Sabtu kemarin (2 hari yang lalu) ketika saya mengikuti kegiatan i'tikaf di masjid At Taqwa Kajen, anak saya ingin ikut ayahnya, so si ibu melarangnya karena ditakutkan pas tengah malem enggak betah dan minta pulang. Nah sorenya, ibu dan anak berkunjung ke rumah bapak (ayahnya istri saya) ke daerah Batang. Hisyam diajak motoran ke Batang dengan perjalanan memakan waktu lebih dari 1 setengah jam dari Tajur, lumayan cukup jauh. Karena saya di masjid mengikuti kegiatan i'tikaf maka jadilah silaturahim tersebut tanpa saya. Hisyam dan ibunya menginap 1 malam di Batang. Awalnya saya sendiri enggak setuju ketika pergi cukup jauh tanpa saya, takutnya hisyam cape di perjalanan (padahal yang capek ibunya--jadi tukang ojek--hisyam tinggal ikut ibunya) namun dia enggak mengeluh soalnya ternyata dia terbiasa perjalanan jauh. 
Yap, berkunjung ke saudara, kerabat, sahabat adalah suatu wujud usaha untuk mengikat tali silaturahmi (baca: silaturahim cenderung ada hubungan darah misal orang tua, kakak, adik, dsb sedangkan silaturahmi bersandar ikatan sayang secara umum/universal) bahkan ketika berkunjung ke orang tua yang tempat tinggalnya terpisah dari kita maka itu bentuk birul walidain. Layaknya seorang mahasiswa yang ngekos lama enggak pulang hingga lebih dari setahun, kemudian ia pulang karena menjenguk orangtuanya juga bentuk bakti orang tua, meski hal itu bukan satu-satunya bentuk bakti kepada orang tua. Bentar lagi kan lebaran alias idul fitri. Nah kultur atau adat/budaya kunjung mengunjungi marak di Indonesia. Dari yang setiap hari ketemu hingga berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun enggak ketemu, maka menjadi ciri khas masyarakat muslim di Indonesia, sehingga munculah budaya mudik lebaran atau agenda pulang kampung. Salah satunya adalah bertujuan untuk kumpul dengan sanak family, handai taulan, dan akhirnya rasa kangen terobati, rasa puas itu kita peroleh. Cuma sisi negatifnya terkadang saling berlomba-lomba dalam kemewahan, misal saja saling menunjukkan harta bendanya, kendaraan terbarunya hingga jumlah anak (ups). Bukan hal yang aneh, manakala di 10 hari terakhir banyak yang sibuk mempersiapkan agenda mudik, pulang kampung, atau yang ngebut setoran, ngebut nyari duit buat pesta hari raya idul fitri. That's no problem, the problem is using the last ten days without spiritual activities. Sisi negatif kedua, setelah disibukkan dengan agenda pengumpulan materi di hari terakhir menjelang idul fitri adalah kegiatan ruhiyahnya semakin menurun bahkan hilang. Padahal disunahkan justru ketika menjelang bulan ramadhan berakhir, tilawah, shalat taraweh, tahajud dan aktivitas ibadah lainnya sejatinya dipompa karena ada keutamaan di 10 hari terakhir di bulan ramadhan.
Kunjungan ataupun silaturahmi sejatinya wujud usaha mengikat kembali hubungan kekeluargaan yang melonggar, jika tadinya jarang bersua maka dengan berkunjung menjadi hangat kembali. Bahkan hal ini juga bisa bertujuan membentuk jaringan yang baru, saudara bertambah, kerabat semakin dekat, keluarga bertambah harmonis. Mungkin saja yang awalnya hanya 1 keluarga setelah 10 tahun akhirnya ngumpul bertambah banyak. Terkadang saya sendiri mengalami kesulitan untuk menghafal nama-nama anak dari paman ini, cucu dari pakde itu, karena semakin beranak pinak ditambah ketemunya sekali dalam setahun, jadilah sebuah keluarga besar yang rame. 
Kunjungan dalam bahasa inggris mencakup berbagai sub judul teks dengan tema yang bervariasi, liburan lebaran, kunjungan ke kampung halaman, kunjungan ke sanak famili, hingga kunjungan ke dokter gigi (nah kalo ini periksa gigi). Kunjungan ke klinik kesehatan atau kemana saja, selama hal tersebut ada keterlibatan dari penulis maka termasuk kategori personal recount (teks recount terkait pengalaman pribadi), atau contoh personal recount lainnya adalah biografi tokoh. Berikut contoh teks recount tentang kunjungan ke dokter gigi, teks ini diambil dari buku latihan soal persiapan ujian nasional kelas akhir SMP/MTs, inilah recount terkait kunjungan (periksa) ke dokter gigi;
Visiting the Dentist
Yesterday, my younger brother Ishaq, told me that his teeth ached I found it weird because he always brushes his teeth twice a day. I asked mum to take him to see a dentist and have his teeth checked. However, he didn't want to, he was afraid of a dentist. To convince him to go, I said that I would also accompany him to the dentist and he agreed.
In the dentist clinic, Ishaq was getting nervous. He kept holding mum's hand all the time. He screamed when he heard the sound of drill from the dentist's room. He was even more afraid after that. Then, the nurse called his name, but he was afraid. I took his hand and went to the dentist's room, together with mum.
In the dentist room, we met Ms. Fatima the Dentist. She was very friendly. She told Ishaq that he didn't have to be afraid. Ishaq replied that he didn't want his teeth to be drilled. Ms. Fatima smiled and giggled to my brother and said that she wouldn't use the drill. Then, she asked him a few questions and checked his teeth afterwards.
It turned out that Ishaq' teeth were clean. However, he had sensitive teeth. Ms. Fatima asked him to brush his teeth using sensitive toothpaste, especially before eating or drinking hot or cold food and drinks. We thanked her before we went home. Ishaq said that he wasn't afraid of dentist anymore. Mum was proud of him and took us to the restaurant as a reward.
Related Posts:


Wednesday, January 11, 2017

Mabit di Tajur, Kuatkan Ukhuwah, Jasadiyah dan Ruhiyah

Saya bersama teman satu grup ngaji sekitar 2 bulan lalu (tepatnya awal November 2016) mengadakan kegiatan bermalam. Sebetulnya kegiatan ini awalnya tidak bertempat di tajur, hanya saja karena kendala teknis dan cuaca pada saat itu sering hujan maka jadilah tajur menjadi tempat alternatif. Meskipun sebagai tempat alternatif, tajur, masih cukup recommended banget untuk dijadikan tempat menginap sekaligus kegiatan outbond pagi harinya. Kami pada waktu itu berjumlah 11 orang termasuk ustad (guru ngajinya) bersepakat mengadakan agenda mabit dalam rangka mengumpulkan teman-teman agar lebih aktif dan semangat lagi dalam mengadakan kegiatan ngaji rutin tiap pekannya. Bapak-bapak yang hadir ketika rapat pembahasan sepakat untuk dilaksanakannya kegiatan keluar, artinya diluar rutinan ngaji tiap pekan.  Memang kompak itu harus didasari rasa kepahaman diantara anggota, satu sama lain harus saling memahami. Disisi lain juga harus tertanam komitmen bersama (tanggungjawab kelompok atau grup). Dalam kegiatan ini diperbolehkan mengajak anak namun tidak boleh mengajak istri, makanya harus rela meninggalkan istri 1 malam. Beberapa dari kami harus ijin karena keesokan harinya ada kegiatan kantor yaitu jalan sehat KORPRI.
Kegiatan Mabit itu sendiri adalah inisiatif bersama sehingga ketika ada teman satu kelompok yang ijin maka harus mendapat persetujuan bersama. Sebetulnya durasi kegiatan Mabit tidak terlalu lama yakni dari pemberangkatan dijadwal pukul 4 sore hari sabtu hingga ahad pagi pukul 9. Saya sendiri sebagai tuan rumah yang ditempati harus meminta ijin kepada ayah dan ibu saya, karena saya sendiri bukan pemilik rumahnya. Ternyata kegiatan ini mendapat sambutan menggembirakan. Namun untuk urusan konsumsi kami semua yang menanggung dengan iuran sukarela. Tepatnya pukul 18.00 wib  pak nardi datang ketika suasana hujan masih deras, beliau orang pertama yang datang lebih awal dibandingkan bapak-bapak yang lain. Kami sempat ngobrol sebentar sebelum beberapa menit kemudian rombongan pak eko dkk datang, waktu itu hujan belum juga reda. Agenda sholat maghrib dan isya berjamaah di masjib membaur dengan warga setempat juga berdampak positif dalam rangka syiar Islam. Setelah sholat isya kami membaca almatsurat bersama dilanjutkan sharing dan tanya jawab seputar pribadi dan keluarga masing-masing. Diantara kami hampir semuanya sudah menikah, hanya 1 orang yang belum yaitu mas haryanto, sehingga terkadang menjadi bahan candaan (sambil menyemangatinya agar segera mencari pasangan hidup...he..he). Di tengah-tengah sharing yang asyik itu, tiba-tiba listrik padam, dan dengan sigap lilin dinyalakan. Dan jadilah suasana lebih romantis dan khusyuk (termasuk bikin ngantuk juga). Makan malampun dihidangkan, kami menyantap dengan lahap dikarenakan kondisinya cukup dingin, nafsu makan bertambah 2 kali lipat. Apalagi ada mendoan anget sama sambel, bikin lebih maknyus dan mantap. Kenyang dengan santapan makan malam, obrolan dan tanya jawabdisudahi karena sudah larut yaitu jam menunjukkan pukul setengah 11 malam. Kami semua harus istirahat lebih awal karena jam 3 pagi agenda shalat tahajud bersama dan target tilawah 1 juz di kegiatan mabit tersebut. Pagi harinya setelah sholat subuh berjamaah di masjid dan membaca almatsurat, beberapa bapak-bapak yang lain meminta ijin (ada 5 orang ijin). Beliau-beliaunya tersebut ada agenda yang tidak bisa ditinggal di ahad pagi itu.
Setelah breakfast, pukul 6 kami mengagendakan morning sport antara lain jogging, sepakbola dan memanah. Ketika main sepak bola berhubung orang dewasanya tinggal 5 orang maka saya mengajak adik saya untuk ikut serta ketambahan juga dari anaknya ustad eko untuk ikut bermain. Medan lapangan yang basah karena diguyur hujan semalaman maka membuat permainan mengasyikkan, licin, berlumpur, dan kenangan masa kecil pun terulang yaitu main bola sambil kotor-kotoran (padahal sudah berumur semua, hehehe) Untuk olahraga memanah saat itu pertama kalinya saya melakukannya. Sedikit grogi tentunya, sasaran juga belum terlalu memuaskan ketika proses pembidikan. Cukup fun  juga memanah ini. Memanah adalah salah satu jenis olahraga yang dianjurkan oleh Rasulullah SAW yang harus dikuasai oleh seorang muslim. Karena saya baru pertama kalinya maka ketika memegang busur panah tangan sedikit gemetar. Ternyata tidak semudah ketika melihat adegan memanah di film-film itu, apalagi yang memanah sambil berkuda, wuih tentunya keren karena memerlukan skill yang tinggi.
Ending dari olahraga pagi adalah kegiatan crossing Paingan river, inilah yang paling menantang dari olahraga pagi yang kami lakukan saat itu. Arus sungai Paingan (terusan sungai dari Linggo Asri) masih deras, warna kecoklatan karena malamnya banjir kecil. Kami mencoba menyeberangi sungai yang deras dengan membawa beberapa barang-barang, busur panah+anak panah, bola, botol minuman, snack, alas kaki. Belum saya sendiri menggendong hisyam, dia selalu ikut ketika ada teman sepermainannya ikut olahraga. Dan lebih serunya lagi, hampir di tengah sungai, beberapa dari kami berhenti karena belum terlalu mahir berenang. Jadilah saya selaku tuan rumah harus bolak-balik menggandeng tangan bapak-bapak yang lain agar tidak terseret arus sungai yang deras. Menantang sekali, bahkan ketika ikut mukhoyam pun agenda menyeberangi sungai yang deras belum pernah terjadi plus memapah peserta lain untuk menyebarangi sungai. Ada 3 hal yang harus ada ketika menyebrangi sungai yang cukup deras yaitu keberanian, daya tahan (endurance), dan tentunya ketrampilan berenang. Misi crossing the river berhasil dijalankan dengan sukses, bahkan diakhiri dengan mandi dan main air di sungai, pokoknya asyik. Hingga jam 9 pagi kami masih asyik di sungai, setelah itu kembali  ke homestay untuk sarapan kedua dan akhirnya penutupan kegiatan mabit.
Cerita kegiatan mabit diatas termasuk kedalam jenis teks Recount, yaitu teks Inggris yang bertujuan menceritakan kegiatan masa lampau dengan keterlibatan si penanya (tokoh aku) kepada para pembaca—retell past event. Struktur teksnya adalah orientation (latar belakang), events (kegiatan/ peristiwa), dan diakhiri reorientation (akhir/ kesimpulan perasaan si penulis dari kegiatan yang diceritakannya tersebut. Berikut ini contoh teks Recount untuk persiapan latihan Ujian Nasional Kelas IX SMP/MTs:
Text 1                   
Last weekend, I visited my pen pal's house. His Name is Anto. There were many activities I did there. In the morning, Anto and I had breakfast. We had traditional food. I liked it very much.
After breakfast, he took me to the garden behind his house. The garden was very big and beautiful. There is a big bird cage in the garden. The were many kinds of birds in that cage. I spent a long time feeding the birds. I also took pictures with thosebeautiful birds.
After visiting the bird cage, Anto and I went to the flower garden not far from his house. We took a rest and had lunch  under a big  tree and watch butterflies flying above colourful flowers. In the afternoon, we swam in the pool in the backyard. It was so fun. I really enjoyed my time with Anto.
1.  What is the last paragraph about?
A. Anto had butterflies as his pet.
B. The writer's friend is a good swimmer.
C. There are a lot of flowers in Anto's house.
D. The writer had a good time with his friend

Text 2
January 12th, 2013

Hi Martina,

How are things? I am very glad to read your last letter telling that you spent your holiday in Spain. Now I want to tell you about my holiday, too.
It was an exciting holiday. I spent the holiday with my family. We went to Huatulco, Iceland and New York. We chose those places since the climate and the tourist spots are different very much from the others.
In Huatulco, the climate is very hot because it is on the pacific coast. Completely different with Huatulco, Iceland has cold climate. There are many lands covered with ice. While in New York, the climate is between the other two.
For tourist objects, Huatulco and Iceland have fewer interesting places that can attract tourists compared to New York. We saw many beautiful places, like volcanos, geysers, etc. While in New York, there are many amazing skyscrapers buildings.
I hope we can visit them together on our next holiday, can't we?

Miss you much,
Virda
2.  Where did the writer's friend   spend the holiday?
A. In Huatulco.
B. In New York.
C. In Iceland.
D. In Spain.

====================
video sungai paingan Tajur
====================

Saturday, September 3, 2016

Bulutangkis, Menangkis & Mengalihkan Citra Negatif

Hari gembira ketika menyambut tim bulutangkis yang menang, namun sambutan istemewa yang terjadi adalah by designed. Menteri olahraga dengan bangga mendampingi setelah usai laga tersebut, hingga pemberian bonus dan hadiah berupa rumah masing-masing seharga 1,5 miliar rupiah. Bukan menyoal atletnya, ini adalah soal memanfaatkan peluang/momen bagus untuk berita positif guna meng-counter keterpurukan sejumlah cabang olahraga yang lainnya, dan beberapa masalah amburadul yang diperbuat menteri tertentu semisal dalam cabang sepakbola yang hingga kini belum ending dengan tuntas dan beres. Harus diikuti prestasi di cabang olahraga yang lain agar benar-benar potensi olahraga dan prestasi atlet di negeri ini tidak terkubur karena faktor elit politik tertentu. Bulutangkis seakan langsung di anak emaskan karena memperoleh medali emas. Prestasi bulutangkis di Indonesia di awal pernah memiliki prestasi fantastis melebihi kondisi sekarang. Berhubung saat ini di bidang olahraga belum menunjukkan kebangkitannya, maka bulutangkis dengan raihan medali emas ini menjadi penangkis isu negatif yang melanda pemerintah sekarang sekaligus dijadikan alihan isu, yah patut berbangga namun masih sedih dengan pemerintah.
Yang berprestasi di bidangnya harus benar-benar diberikan penghargaan dan tindak lanjut yang termanaje secara benar, jika hanya pas momen  pertandingan saja saya kira bukan pembinaan atlet yang berkesinambungan. Alasan yang kuat adalah regenerasi atlet dan estafet pengalaman sekaligus jam terbang bertanding perlu dilakukan peningkatan. Pernah mendengar atlet yang jatuh miskin dan namanya tidak dikenal lagi setelah beberapa tahun meskipun dia peraih medali emas di cabangnya? Ya negeri ini pernah melakukan hal tersebut kepada atlet tinju yaitu beliau  Ellyas pical yang melegenda atas kemenangannya sebagai juara dunia kelas bantam versi IBF tahun 80-an. Beberapa tahun yang lalu sempat media swasta nasional meliput dirinya yang mengalami kesulitan ekonomi, dimana prestasinya belum mampu menjamin kesejahteraan diri dan keluarganya ketika sudah pensiun menjadi atlet. Bisa jadi jika penyambutan yang istimewa kepada atlet bulutangkis peraih medali emas saat ini benar-benar cuma semarak sesaat, apalagi cuma isu penguntung pemerintah sesaat, maka kemungkinan kedepannya 2 atlet tersebut secara prestasi akan menurun karena tidak diperhatikan dalam hal follow up dari prestasinya hingga masalah kesejahteraan pemain (atlet). Bolehlah mengambil keuntungan dari momen gembira dan heroik ini, namun itikad baik itu bukan kerja satu menit dan pragmatis, itikad baik itu harus continue (berkesinambungan) agar benar-benar wujud dari program yang tersusun dengan baik. Bukan prestasi yang kebetulan namun prestasi yang diraih karena pembinaan rutin yang terjadwal. Maka memperoleh medali emas ini saya yakin akan menular ke cabang olahraga yang lain, pertandingan selevel internasionalpun bukan berhenti disini karena sejatinya program tersebut memiliki siklus dan terjadwal sehingga persiapan, latihan, pembinaan dan programpun dilaksanakan dengan penuh komitmen. Boleh jadi prestasi saat ini adalah buah dari persiapan dan latihan 3 tahun sebelumnya, karena semangat juang atlet bisa dibangun dengan kondisi hangat dan persaingan yang sehat, jauh dari intrik dan kepentingan politik yang nisbi. Jayalah Indonesia dengan prestasi olahraganya, saya saat ini belum cukup berbangga karena masih banyak cabang olahraga yang belum beres, wahai menteri tertentu jangan senang dulu yah.
Berikut conotoh teks Recount untuk materi Bahasa Inggirs kelas VIII jenjang SMP/Mts berkaitan dengan Badminton:
Today is Sunday. Rian and Hadi are busy in their room. they are going to have a badminton match. They put their badminton rackets in their bag. It is the semi final game. They must win if they want to play in the final game. After everything is ready, they go to the stadium where their coaches and friends are waiting. They go there by taxi because the stadium is far from their house. It takes fifteen minutes to get there by taxi. Rian and Hadi see their friends in the second field to pracctice.
Rian and Hadi are practicing for ten minutes. At nine o'clock the game begins. The linesmen take their place and the umpire sits in his place. He announces that the game will start. The first single players of the two team are asked to take their place.
QUESTIONS
1. When are they going to have a badminton match?
A. today
B. on Sunday
C. yesterday
D. tomorrow
2. Is the match today the final round?
A. It is the final round.
B. It is not the final round.
C. Yes, it is.
D. No, it is not.
3. How did they get to the stadium?
A. on foot
B. by motorcycle
C. by taxi
D. by bus
4. Where do they see their friends practicing badminton? In the ...
A. second field
B. second floor
C. hall
D. indoor
5. How long do they practice?
A. at nine o'clock
B. for ten minutes
C. for an hour
D. for fifteen minutes
6. Who announces that the match will start?
A. the coach
B. the linesmen
C. the umpire
D. the participants
7. The text tells us about....
A. Rian and Hadi practice for ten minutes.
B. the game begins at nine o'clock.
C. the linesmen take their place.
D. the umpire announces that he game begins