Ikut berpartisipasi dalam kegiatan potong hewan bisa memberikan dampak positif lho, paling tidak dalam sisi kerjasama, pengorbanan, kesigapan dan sikap ketelitian. Generasi muda dengan berbagaimacam kegiatan positif adalah calon pemimpin masa depan. Aktivitas yang terus dilakukan, aktif berorganisasi, selalu mobile, tertantang dengan misi sosial dan juga pengabdian merupakan karakter yang sangat cocok untuk memikul beban dan tangungjawab bangsa. Ulasan foto di samping adalah sobat OSIS di madrasah aliyah Hasbullah ketika berkegiatan dalam rangka menjalankan program kerja bidang Humas (syiar) yaitu penyembilahan hewan kurban beberapa bulan yang lalu. Nah generasi muslim yang aktif belajar dan berorganisasi memberikan kesempatan pada dirinya untuk maju dan berperan aktif dalam membangun bangsa di masa mendatang.
Siapakah generasi muslim yang pantas memimpin negeri ini? Yang jelas yang mau mendahulukan kepentingan umum dibandingkan kepentingan pribadi (ego). Saya pernah tanya ke salah satu panitia kurban dari OSIS tentang motif mau ikut berpartisipasi. Dan jawabannya bervariasi, dari sekedar mengisi waktu luang hingga diajak oleh teman dan merasa enggak enak kalo berdiam diri saja. Dari sekian banyak panitia yang memiliki orientasi untuk meningkatkan ketrampilannya berorganisasi tidak lebih dari 10%. Untuk memiliki orientasi jangka panjang dan memiliki visi yang jelas harus sering-sering dilatih, apalagi bagi generasi muda milenial.
Sebagai contoh generasi yang berwawasan luas adalah mereka mau membuka diri dengan kemajuan teknologi dan ilmu baru tanpa melupakan dasar aqidah dan nilai budaya lokal yang sudah ada. Tentunya bagi generasi muslim saat ini menjadi kreatif adalah sebuah tantangan. Kenapa tantangan? Karena ternyata untuk kreatif itu tidaklah mudah. Apalagi yang model belajarnya hanya bersumber dari satu metode dan rujukan. Kurangnya inovasi dan improvisasi membuat generasi muda menjadi jumud hingga akhirnya mencari pelarian untuk having fun yang enggak syar'i. Begadang sampe malam dengan gitaran, nongkrong apalagi mengkonsumsi narkoba, sudah kelewat batas. Belum masalah pengendalian pergaulan yang sudah cenderung tanpa batas, dimana syahwat dan maksiat diumbar. Jika generasi muda sekarang bergelimang dengan kemaksiatan, apakah keberkahan negeri ini akan dirasakan oleh anak cucu kita nantinya. Membangun sebuah negeri tidak hanya memikirkan secara temporer (saat ini) saja, melainkan harus bervisi hingga 100 tahun kedepan bahkan untuk kelangsungan bangsa selama mungkin.
Warisan nilai-nilai luhur yang sudah ada harus terus diestafetkan kepada generasi selanjutnya. Bahkan watak dan kepribadian bangsa yang menjunjung nilai-nilai keadilan dan menghormati hak kemerdekaan warganya harus terus dijaga. Kita mengetahui dengan sadar bahwa suatu bangsa kadang silih berganti dalam kepemimpinan memegang kekuasaan dan pemerintahan. Maksudnya adalah secara politik praktis partai yang mendominasi di tahun 2014 hingga 2017 tidak selamanya akan menjadi mayoritas karena seiring dengan berjalannya waktu dan pembelajaran politik masyarakat yang semakin terbuka dan sadar akan kepemimpinan yang adil. Sehingga jika partai pendukung pemerintah di tahun 2017 ini tidak profesional dan tidak mau memperhatikan nasib rakyat, maka bisa jadi tren partai tersebut semakin tidak mendapat perhatian di hati rakyat. Inilah contoh politik praktis tentang keterbukaan dan terdidiknya pemilih. Ada sebuah logika yang cukup serius tentang sistem demokrasi di negeri ini yaitu pemimpin yang adil lahir dari rakyat yang tidak mempan disuap, rakyat yang cerdas dan rakyat yang sholeh. Sebaliknya jika masyarakatnya itu termasuk kategori bajingan semua, maka yang terpilih adalah wakil dari bajingan. Kesimpulannya adalah mari kita didik diri kita sendiri dan masyarakat secara umum untuk menjadi masyarakat yang sholeh dan taat sama Tuhan agar pemimpin yang ada nantinya adalah seorang yang taat pada Tuhan, yang secara otomatis memandang bahwa jabatan yang diembannya itu adalah amanah yang harus dipertanggungjawabkan di hadapan Nya kelak. Hal ini terkait dengan nasib dan hajat hidup orang banyak. So, enggak lucu kalo sekarang agama bagi warga negara itu tidak dimilikinya, penganut kepercayaan mulai sengaja dikembangkan, ajaran semua agama itu sama di jejalkan kepada mayoritas muslim, padahal sebagai contoh saja seorang pastur atau pimpinan gereja akan meminta jemaatnya untuk berpegang teguh pada alkitab dan kepercayaan mereka, enggak mungkin mendoktrin ajaran agama lain itu sama baiknya dengan agama mereka. Apalagi Islam yang sempurna menyempurnakan, emang harus jadi muslim yang cerdas dan sholeh. Lucu kalo yang tadinya orang Islam (meskipun abangan) mau dan mudah tergadai imannya hanya dengan iming-iming materi. Ini hanya ada di pemerintahan era sekarang saja. Ini terjadi karena kondisi ekonomi secara nasional memburuk, masyarakat sudah sulit untuk makan maka dengan mudahnya iman digerus dengan materi ekonomi. Apa sih peran pemerintah sekarang kalo kerjanya bangun tol tapi langsung dijual kepada asing (bangsa Indonesia enggak memiliki tol itu) apa yang sejahtera dari pembangunan tol yang notabene milik pihak asing. Secara profesionalitas dan amanah terhadap janji kampanyenya dulu sungguh buruk dan NOL besar secara kualitas, pemerintah di tahun 2017 sudah tidak memiliki ruh mensejahterakan rakyat dan bangsa, menjunjung keadilan pun tidak apalagi mau membela hak-hak rakyat. Piye sih Presidene? Ora becus ndean...
Ayo menjadi bangsa yang peka dan cerdas, jika pemimpin yang lahir dari rakyat yang sholeh dan taat pada Tuhannya maka yakinlah nasib bangsa ini kedepan mampu menjadi bangsa yang besar serta bangsa yang luhur. Tolak pemimpin lupa dengan janjinya, tolak pemimpin arogan, tolak pemimpin represif, tolak pemimpin inkonsisten, tolak pemimpin yang tiran...
Belajar dari seorang sahabat menjadikan wawasan bertambah luas. Belajar dari kesalahan orang-orang membuat kita kaya pengalaman tanpa melakukan sendiri kesalahan tersebut. Membuka wawasan dan ilmu pengetahuan membuat pribadi lebih mampu menghargai ide & gagasan orang lain apalagi hanya sekedar pendapat yang berseberangan. Semakin banyak bergaul dengan bervariasi tipe kepribadian orang maka akan menjadikan kita lebih arif dalam bertindak dan bersikap. Ada cerita yang sangat terkenal (jadi kalo sobat belum mendengar kisah ini termasuk enggak update banget deh), kisah ini termasuk dalam dongeng fabel anak-anak namun memiliki nilai gizi motivasi dan pesan moral yang dalam. Judul kisah ini adalah kura-kura dan seekor katak. Karakter kura-kura dalam dongeng ini, dia berperan sebagai traveller (pelancong) yang berpindah dari satu tempat ke tempat lainnya, biasa disebut juga dengan musafir. Nah, kura-kura ini suatu saat terdampar di sebuah pulau yang terpencil (terisolasi) jauh dari keramaian dan hingar bingar dunia. Bahkan tertutup dari informasi luar. Ia berjalan terus hingga sampailah di sebuah hutan. Ia merasa letih dan akhirnya menemukan sebuah sumur. Ia berniat hendak minum agar rasa hausnya hilang. Ia mulai mendekati sumur tersebut hingga mencapai tepi sumur. Ia terkejut ketika mendapatkan seekor katak sudah berada di tepi sumur. Karakter katak disini adalah tokoh yang terisolir dari dunia luar, sudut pandangnya sempit bahkan cenderung membanggakan dirinya dan apa yang ia ketahui.
Lantas terdengarlah pertanyaan sinis serta bualan dari sang katak, "Hei kau kura-kura, kamu datang darimana? Pastilah bukan dari pulau ini, kamu terlihat lusuh dan menyedihkan! Kura-kura menjelaskannya bahwa ia berasal dari negeri yang jauh dimana ia sudah singgah dari beberapa pulau menuju ke pulau lainnya, namun yang jelas tempat tinggal utamanya adalah lautan luas. Katak membalasnya dengan cara membanggakan dirinya, "Saya sangat senang disini! Enggak ada yang bisa menandingiku. Semuanya gampang dan mudah untuk dikondisikan. Ketika keluar dari sumur, melompat dan berjalan di sekitar tepi sumur, menjadikan diriku mempesona, semua penghuni di tempat ini takjub denganku. Sungguh tempat tinggal yang nyaman. Ketika pulang ke rumah (di dalam sumur), sebuah lubang yang nyaman dengan kolam, dinding tinggi yang melindungi dari ancaman luar, mengapung dan berenang sesuka hati. Ketika di tanah yang berlumpur sangat menyenangkan dengan kakiku yang berselaput sambil mencari cacing dan kecebong (berudu: anak katak) bahkan terkadang menemukan kepiting sumur, binatang-binatang tersebut sangat jauh kemampuannya dibandingkan dengan aku, meski terkadang cacing-cacing itu mempengaruhi dan menghasutku. Namun aku tetaplah raja di istana sumurku ini, tak ada yang mampu menandingi kesohoran dan kemasyhuran aku! Akulah yang terhebat disini, kegembiraan adalah milikku. Kesenangan hidupku disini tanpa batas! Ha ha ha! Hei, kura-kura sering-seringlah mampir ke tempat terbaikku ini."
Sang kura-kura hendak pergi meninggalkan sumur tersebut sebelumnya ia berkata pada katak, " saya tinggal di lautan yang batasnya engkau tidak bisa ketahui, ribuan mil membentang luas, kedalamannya tidak mampu engkau selami. Bahkan limpahan air bah yang melebihi banjir terbesar di dunia. Dan bahkan banjir dan guyuran air hujanpun tidak mampu menambah maupun mengurangi jumlah air dalam lautan. Sekalipun musim kemarau, laut tak pernah surut karena kekeringan ataupun susut karena menguap. Tak terbendung kebahagiaan yang terdapat di lautan dibandingkan sumur milikmu, wahai katak. Betapapun bahagianya engkau disini, sehebat dan sepopulernya engkau disini belum seberapa jika dibanding dengan tempat asalku wahai katak. Tidak usahlah kau terlalu membanggakan dirimu. Kekuasaan dan pengaruhmu belum ada apa-apanya dengan luasnya dunia luar, kesenanganmu disini adalah tetap ada batasnya, berbeda dengan di lautan sana yakni kegembiraan sejati ada dan selalu tanpa batas."
Kisah ini diakhiri dengan ketertarikan sang katak dengan dunia luar dan sadar betul bahwa selama ini sudut pandangnya keliru tentang dunianya. Bukalah diri dari saran & masukan dari luar, meski itu hal yang asing dan masih baru. Bolehlah menilai sesuatu, setelah kita paham betul dan sudut pandang yang digunakan sudah tepat. Yap, lautan itu sejatinya adalah akhirat yang tanpa batas, jika sumur itu dunia maka tepatlah kebahagian sejati itu terdapat kekal di akhirat. Dalam kisah ini digambarkan sebagai lautan. Maka kalo ada orang yang membanggakan dirinya di sumur (cara pandang sempit, hanya mempertimbangkan dunia saja) sungguh ia telah rugi karena ia belum pernah melihat lautan luas (ya, memang akhirat enggak bisa dibayangkan oleh para pecinta dunia/hubuddunya karena mereka selalu memandangnya dari sudut materi yang kelihatan sedangkan sulit untuk meyakini keberadaan pahala & dosa).
Jika si kodok memiliki masalah dengan anggapan dirinya bahwa selalu benar dalam bertindak, sudah sesuai dan layak menjadi raja di dunianya sendiri, merasa paling besar, paling berpengaruh, dengan dukungan para kecebong dan sembilan cacing yang penuh lumpur dan kotoran, maka sudahilah cara pandang seperti. Tidak ada gunanya kali. Ada dunia luar yang lebih baik, ada yang lebih kaya, ada yang lebih luas pengaruhnya, ada yang lebih besar kekuasaannya dibandingkan dengan istana bahkan kroni-kroninya. Kekayaan 9 cacing belum ada apa-apanya. Sudahlah si kodok, akhiri saja dirimu menjadi raja, bergabunglah dengan kura-kura untuk membuka wawasan, untuk merasakan kedahsyatan lautan bebas, samudera tanpa batas, keberkahan yang tak terbatas, rezeki yang berlimpah, kadar air yang tak terpengaruh meski didatangkan banjir bandang dan guyuran hujan. Yap, kubu kodok dan dunia kura-kura bukan untuk di adu atau di tandingkan, namun ada baiknya si kodok sadar dan turunlah dari tahta sebelum tsunami lautan melibas istana sumurnya tanpa bekas. Batasan menjadi penguasa dan kepala negara tetaplah ada, bijaklah menjadi seorang penguasa (presiden), ubah cara pandang (jangan hanya dari sudut pandang 9 cacing, dan para kecebong saja), terimalah masukan dari para ulama yang memiliki kemuliaan dan kedekatannya dengan Tuhan. Tidak usahlah engkau lawan lautan yang luas dengan pasukan dari sumurmu, sesungguhnya engkau bukanlah tandingannya. Ending yang diinginkan adalah si kodok sadar bahwa dirinya selama ini telah salah. Dan tentunya pensiun saja menjadi raja. Nanti di pilpres enggak usah maju lagi dan pake obral janji segala. Sekedar dongeng.
Berikut versi Bahasa Inggris dongeng tentang Katak dan Kura-Kura;
A frog and a turtle
Once, a frog that lived in a well bragged to a turtle that lived in the sea. The frog said, "I am so happy! When I go out, I jump about on the railing around the edge of the well. When I return home, I rest in the holes inside the wall of the well. If I jump into the water, it comes all the way up to my armpits and I can float on my belly. If I walk in the mud, it covers up my flipper feet. I look around at the wriggly worms, crabs and tadpoles, and none of them can compare with me. I am lord of this well and I stand tall here. My happiness is great. "Then, the frog asked the turtle to come more often and look around the place."
Before the turtle from the sea could get its left foot in the well, its right knee got stuck. It hesitated and retreated. The turtle told the frog about the sea. "Even a distance of a thousand miles cannot give you an idea of the sea's width; even a height of a thousand meters cannot give idea of its depth. In the time of the great floods, the waters in the sea did not increase. During the terrible droughts, the waters in the sea did not decrease. The sea does not change along with the passage of time and its level does not rise or fall according to the amount of rain that falls. The greatest happiness is to live in the sea."
After listening to these words, the frog of the shallow well was shocked into realization of its own insignificance and became more curious about the world outside the well.
Sebagai umat
yang cinta terhadap pemimpinnya yaitu Nabi Muhammad SAW, minimal kita mengenal
sosok beliau baik itu identitas secara pribadi maupun dari segi kisahnya.
Sekilas data beliau baginda Rasulullah SAW:
- Nama :
Muhammad bin Abdullah
- Kelahiran :
Mekah, tanggal 12 Rabiul Awal tahun Gajah
- Abdullah
(ayahnya) meninggal sebelum Muhammad terlahir
- Umur 6–8
tahun Muhammad dibesarkan kakeknya, Abdul Muthalib
- Kemudian
dibesarkan pamannya, Abu Thalib
- Atas
kejujurannya, Muhammad mendapat gelar Al Amin (dapat dipercaya)
- Usia 13
tahun mulai berbisnis, menemani Abu Thalib berdagang ke ke Syam
- Usia 25
tahun menikah dengan Siti Khadijah binti Khuwailid
- Muhammad
muda pernah berhasil mendamaikan pertikaian antar kabilah
- Usia 40
tahun pertama kali menerima wahyu dan diangkat menjadi Rasulullah
- Kemudian
melakukan dakwah diam-diam selama 3 tahun di Mekah
- Dilanjutkan
dengan berdakwah secara terang-terangan selama 10 tahun
- Dakwah nabi
Muhammad SAW ditentangn oleh kaumnya sendiri, Quraisy
- Hijrah ke
Madinah setelah 13 tahun berdakwah di Mekah
- Setelah haji
wada (10 H) kesehatan nabi Muhammad SAW mulai menurun
- Nabi
Muhammad meninggal dunia pada hari Senin bulan Rabiul Awal tahun 12 hijrah atau
bertepatan dengan tanggal 6 Juni 632 masehi. Menurut versi lain, beliau wafat
pada hari Senin 13 Rabiul Awal tahun 11 hijriah atau 8 Juni 632 masehi.
- Muhammad
adalah nabi dan rasul terakhir
Terdapat
perbedaan pendapat ahli sejarah Nabi Muhammad (sirah) tentang tanggal kelahiran
dan wafatnya Nabi. Satu hal yang pasti, Nabi Muhammad lahir dan meninggal pada
bulan Rabiul Awal menurut mayoritas historian.
A.KELAHIRAN NABI MUHAMMAD
Para ahli
sejarah Nabi sepakat bahwa Nabi Muhammad lahir di Makkah pada hari Senin bulan
Rabiul Awal bertepatan dengan tanggal 26 April 570 atau 571 masehi. Namun, ahli
sejarah Nabi berbeda pendapat tentang tanggal Arabnya sebagai berikut:
2 Rabiul Awal
menurut Ibnu Abdil Barr
5 Rabiul Awal
menurut Amiruddin
8 Rabiul Awal
menurut Ibnul Qayyim, Ibnu Hazm, Az Zuhri, Ibnu Dihya
9 Rabiul Awal
menurut Muhammad Suleman Mansurpuri, Mubarakpuri , Shibli Nomani, Mahmud Pasha
Falaki, Akbar Shah Najeeb Abadi, Moeen ud din Ahmed Nadvi, Abul Kalam Azad
12 Rabiul Awal
menurut Tabari, Ibnu Khaldun , Dr hameedullah, Ibnu Hisham, Abul-Hasan ‘Ali ibn
Muhammad al- Mawardi, Ibnu Ishaq
10 Rabiul Awal
menurut Abul Fida, Abu Jafar al Baqir, Al Waqadi , Al Sha’bi–
17 Rabiul Awal
menurut pandangan golongan Syiah. Sedang harinya adalah Jum'at.
22 Rabiul Awal
menurut pendapat yang diatribusikan ke Ibnu Hazm
10 Rabiul Awal
menurut Abdul Qadir Jailani
Pendapat
mayoritas adalah Nabi lahir pada 13 Rabiul Awal tahun Gajah (50 hari setelah
penyerangan pasukan Gajah dari Yaman) atau bertepatan dengan tanggal 30 atau 31
Maret tahun 571 masehi.
B.REFERENSI LAHIR
Rujukan
pustaka seputar lahirnya Nabi Muhammad S.A.W
KELAHIRAN
NABI
Dari kitab
As-Sirah al-Halabiyah diriwayatkan sebuah hadits bahwa Nabi lahir pada hari
Senin .
Bunyi Hadits: Dari
Qatadah, bahwa Rasulullah pernah ditanya tentang hari Senin. Nabi berkata: Itu
adalah hari aku dilahirkan.
Al-Bairuni
dalam kitab Al-Irsyad mengutip sebuah hadits: Nabi pernah ditanya tentang
hari Senin. Nabi menjawab: Hari Senin adalah hari aku lahir, diutus sebagai
Rasul, turunnya Quran dan hijrahku ke Madinah.
Syamsuddin bin
Salim dalam kitab Al-Ja'far al-Kabir menyatakan adalah sahih (pendapat) bahwa
Nabi lahir pada bulan Rabiul Awal tanggal 20 tahun Gajah pada masa kaisar Anu
Syarwan.
Ibnul Amid
dalam kitab Mukhtashar at-Tarikh menyatakan bahwa Nabi lahir di Bat'ha, Makkah
pada malam dari paginya hari Senin tanggal 8 Rabiul Awal bertepatan dengan
bulan Romawi tanggal 22 April tahun 882 tahun Alexander atau tahun 571 masehi.
Sejarah
Nabi Muhammad SAW
Lagi-lagi
sebuah sejarah dilupakan, seakan-akan mereka tidak pernah tahu atau mungkin
tidak mau tahu, ini adalah sejarah yang tak boleh dilupakan, karena inilah
sebab awal penciptaan dan akhir penciptaan, ia bermula 14 abad yang lalu di
sebuah kota kecil, sebuah kota yang panas dan tandus yang dipenuhi dengan
penyembahan terhadap kayu-kayu dan batu-batu yang tak dapat berbuat apa-apa dan
juga disana terdapat sebuah kotak hitam yang dikelilingi oleh 'berhala-berhala' yang sekarang telah berubah wujud tapi
memiliki wujud 'berhala' yang sama.
Sungguh tak
terpikirkan betapa bodoh manusia zaman itu, ialah sebuah jazirah yang disebut
jazirah Arabia, perbuatan buruk dan haram, perampokan, pembunuhan
bayi,minum-minuman keras, yang memusnahkan segala kebajikan dan moral
menempatkan masyarakat jazirah Arabia ini dalam situasi kemerosotan yang luar
biasa. Mereka terpecah-pecah menjadi kabilah-kabilah (bani/kaum).
Kelahiran
Sang Nabi
Pada saat yang
sangat kritis ini muncullah sebuah bintang pada malam yang gelap gulita,
sinarnya semakin terang membuat malam menjadi terang benderang, ia bukan
bintang yang biasa, tapi bintang yang sangat luar biasa, bahkan matahari di
siang haripun malu menampakkan sinarnya karena bintang ini adalah maha bintang
yang terlahirkan ke muka bumi, ialah cahaya dalam kegelapan, ia adalah cahaya
di dalam dada, ia dikenal dengan Nama Muhammad, menurut sejarawan bintang ini
tepat terlahir tanggal 17 Rabiâ'ul Awwal (12 Rabiâ'ul awwal menurut mazhab
sunni) 570 M, bintang ini tak pernah padam walaupun 14 abad setelah
ketiadaannya, bahkan ia semakin terang dan semakin terang, dari bintang ini
terlahir 13 bintang yang lain, yang selalu menjadi hujjah bagi bintang-bintang
yang sulit bersinar lainnya di setiap zamannya. Ia memiliki silsilah yang
berhubungan langsung dengan jawara Tauhid melalui anaknya Ismail AS, yang
dilahirkan melalui rahim-rahim suci dan terpelihara dari perbuatan-perbuatan
mensekutukan Tuhan.
Ia begitu suci
sehingga Tuhan memerintahkan kepada Para Malaikat dan Jin untuk bersujud kepada
Adam, karena cahayanya dibawa oleh Adam AS untuk disampaikan kepada maksud, ia
adalah rencana Tuhan yang teramat besar yang langit dan bumi pun tak kan
sanggup memikulnya.
Peristiwa
kelahiran sang bintang dipenuhi dengan kejadian-kejadian yang luarbiasa,
dimulai dengan peristiwa padamnya api 'abadi'di kerajaan Persia, hancurnya
sesembahan batu di sana, dan penyerangan pasukan bergajah untuk menghancurkan
Ka'bah, yang di kemudian hari menjadi kiblat baginya dan ummatnya sampai akhir
zaman, namun tentara yang besar ini dihancurkan oleh burung-burung yang
dikirimkan oleh Sang Pemilik kiblat (Ka'bah), karenanya tahun ini dinamakan
tahun Gajah.
Sudah menjadi
tradisi kelahiran manusia luar biasa harus juga didahului peristiwa yang luar
biasa. Muhammad namanya, ayahnya bernama Abdullah, Ibundanya Aminah, kedua
orang tuanya berasal dari silsilah yang mulia yang merupakan keturunan Jawara
Tauhid (Ibrahim AS). Abdullah lahir kedunia hanya untuk membawa nur Muhammad
dan 'meletakkannya' ke dalam rahim
Aminah, Sang isteri saat itu mengandung (2 bulan) bayi yang kelak
menjadi manusia besar. Setelah lama kepergian sang suami, sang isteri merasakan
kesepian yang amat dalam, walaupun suaminya selalu berkirim surat. Namun pada
saat lain surat tidak lagi ia terima, begitu riang hatinya ternyata ia melihat
rombongan dagang suaminya telah pulang, tapi Ia amat terkejut karena tak
dilihatnya suaminya, datanglah seseorang dari rombongan tersebut yang
menyampaikan berita kepada Aminah, mulutnya begitu berat untuk mengucapkan
kata-kata ini kepada wanita ini, ia tidak sanggup mengutarakannya, namun
akhirnya terucap juga bahwa sang suami telah berpulang ke hadirat Allah Swt dan
dimakamkan di bawa.
Begitu goncang
hatinnya mendengarkan hal ini, tak sanggup menahan tangisnya, ia menangis
menahan sedih dan tak makan beberapa hari, namun ia bermimpi, dalam mimpinya
seorang wanita datang dan berkata kepadanya agar ia menjaga bayi dalam janinnya
dengan baik ' baik. Ia berulang kali bermimpi bertemu dengan wanita tersebut
yang ternyata adalah Maryam binti Imran (Ibu Isa as). Dalam mimpinya sang
wanita mulia ini berkata : 'Kelak bayi yang ada didalam rahimmu akan menjadi
manusia paling mulia sejagat raya, maka jagalah ia baik “ baik hingga
kelahirannya.
Saat ayahanda
Muhammad yang mulia ini Wafat dalam usia 20 tahun (riwayat lain ' 17 tahun),
sang bintang kita ini sedang berada dalam kandungan ibunya, beberapa tahun
kemudian Bunda Sang bintang menyusul suaminya dan dimakamkan di Abwa juga.
Muhammad dibawa pulang oleh Ummu Aiman dan diasuh oleh kakeknya, belum lagi
hilang duka setelah ditinggal Sang Bunda, ia pun harus kehilangan kakeknya
ketika umurnya belum lagi menginjak delapan tahun. Setelah kepergian sang
kakek, sang bintang (Muhammad) diasuh oleh pamannya, Abu Tholib, seorang putra
Abdul Mutholib yang pertama menyatakan keimanannya kepada kemenakannya sendiri
(Muhammad).
Pemandu ilahi
selalu saja dipilihkan oleh Ilahi untuk memiliki profesi sebagai seorang
gembala, melalui profesi ini beliau mengarungi beberapa waktu kehidupannya
untuk menjadi 'gembala'domba yang lebih besar, inilah pilihan Ilahi yang
memilihkan baginya sebuah jalan dimana hal ini penting bagi orang yang akan
berjuang melawan orang-orang hina yang berpikiran sampai menyembah aneka batu
dan pohon, ilahi menjadikannya kuat sehingga tidak menyerah kepada apapun
kecuali keputusan-Nya. Ada penulis sirah yang mengutip kalimat Nabi berikut
ini,
Semua Nabi
pernah menjadi gembala sebelum beroleh jabatan kerasulan.' Orang bertanya kepada Nabi,' Apakah Anda
juga pernah menjadi gembala?' Beliau menjawab,' Ya. Selama beberapa waktu saya
menggembalakan domba orang Mekah di daerah Qararit.'
Sang bintang
terlahir bukan dari kalangan orang yang teramat kaya, belum lagi ia dilahirkan
sebagai seorang yatim, dan telah kehilangan Ayah, Ibu di masa kecil sebagai
tempat bernaung, apa yang dapat dikatakan oleh anak kecil yang telah kehilangan
kedua orang tuanya sedangkan dia sendiri masih membutuhkan naungan kedua orang
tua dan kasih sayang mereka. Mari kita masuk ke jazirah Arabia lebih jauh lagi,
kita dapat melihat bahwa kondisi keuangan Muhammad terbilang cukup sulit.
Muhammad terkenal dengan kemuliaan rohaninya, keluhuran budi, keunggulan ahklaq
dan dirinya dikenal di masyarakat sebagai 'orang jujur'(al-Amin), ia menjadi salah seorang kafilah dagang Khodijah yang
terpercaya dan Khodijah memberikan dua kali lipat dibandingkan yang
diberikannya kepada orang lain. Kafilah Quraisy, termasuk barang dagangan
Khodijah, siap bertolak, kafilah tiba di tempat tujuan. Seluruh anggotanya
mengeruk laba. Namun, laba yang diperoleh Nabi lebih banyak ketimbang lain.
Kafilah kembali ke Makkah. Dalam perjalanan, Sang bintang melewati negeri 'Ad
dan Tsamud. Keheningan kematian yang menimpa kaum pembangkang itu mengundang
perhatian sang bintang.
Kafilah
mendekati Mekah, Maisarah, berkata kepada sang Bintang, 'Alangkah baiknya jika
Anda memasuki Mekah mendahului kami dan mengabarkan kepada Khodijah tentang
perdagangan dan keuntungan besar yang kita dapatkan.' Nabi tiba di Mekah ketika Khodijah sedang duduk di kamar atasnya. Ia
berlari turun dan mengajak Nabi ke ruangannya. Nabi menyampaikan, dengan
menyenangkan, hal-hal menyangkut barang dagangan. Maisarah menceritakan tentang
Kebesaran jiwa Al-Amin selama perjalanan dan perdagangan. Maisarah menceritakan
'Di Busra, Al-Amin duduk di bawah pohon untuk istirahat. Seorang pendeta, yang
sedang duduk di biaranya, kebetulan melihatnya. Ia datang seraya menanyakan
namanya kepada saya, kemudian ia berkata, '˜Orang yang duduk di bawah naungan
pohon itu adalah nabi, yang tentangnya telah saya baca banyak kabar gembira di
dalam Taurat dan Injil.
Kemudian
Khodijah menceritakan apa yang didengarnya dari Maisarah kepada Waraqah bin
Naufal, si hanif dari Arabia. Waraqah mengatakan, 'Orang yang memiliki
sifat-sifat itu adalah nabi berbangsa Arab.
Kisah Dua
Malaikat dan Pembedahan Dada Muhammad
Pada usia dua
tahun, baginda didatangi oleh dua orang malaikat yang muncul sebagai lelaki
yang berpakaian putih. Mereka bertanggungjawab untuk membedah Muhammad. Pada
ketika itu, Halimah dan suaminya tidak menyedari akan kejadian tersebut. Hanya
anak mereka yang sebaya menyaksikan kedatangan kedua malaikat tersebut lalu
mengkhabarkan kepada Halimah. Halimah lantas memeriksa keadaan Muhammad, namun
tiada kesan yang aneh ditemui.
Muhammad
tinggal di pedalaman bersama keluarga Halimah selama lima tahun. Selama itu
baginda mendapat kasih sayang, kebebasan jiwa dan penjagaan yang baik daripada
Halimah dan keluarganya. Selepas itu baginda dibawa pulang kepada datuknya
Abdul Mutallib di Makkah.
Datuk baginda,
Abdul Mutallib amat menyayangi baginda. Ketika Aminah membawa anaknya itu ke
Madinah untuk bertemu dengan saudara-maranya, mereka ditemani oleh Umm Aiman,
budak suruhan perempuan yang ditinggalkan oleh bapa baginda. Baginda
ditunjukkan tempat wafatnya Abdullah serta tempat dia dikuburkan.
Sesudah sebulan
mereka berada di Madinah, Aminah pun bersiap sedia untuk pulang semula ke
Makkah. Dia dan rombongannya kembali ke Makkah menaiki dua ekor unta yang
memang dibawa dari Makkah semasa mereka datang dahulu. Namun begitu, ketika
mereka sampai di Abwa, ibunya pula jatuh sakit dan akhirnya meninggal dunia
lalu dikuburkan di situ juga.
Muhammad
dibawa pulang ke Makkah oleh Umm Aiman dengan perasaan yang sangat sedih. Maka
jadilah Muhammad sebagai seorang anak yatim piatu. Tinggallah baginda dengan
datuk yang dicintainya dan bapa-bapa saudaranya.
"Bukankah
Dia mendapatimu sebagai seorang yatim, lalu Dia melindungimu. Dan Dia
mendapatimu sebagai seorang yang bingung lalu Dia memberikan petunjuk"
(Surah Ad-Dhuha, 93: 6-7)
Abdul
Mutallib Wafat
Kegembiraannya
bersama datuk baginda tidak bertahan lama. Ketika baginda berusia lapan tahun,
datuk baginda pula meninggal dunia. Kematian Abdul Mutallib menjadi satu
kehilangan besar buat Bani Hashim. Dia mempunyai keteguhan hati, berwibawa,
pandangan yang bernas, terhormat dan berpengaruh dikalangan orang Arab. Dia
selalu menyediakan makanan dan minuman kepada para tetamu yang berziarah dan
membantu penduduk Makkah yang dalam kesusahan.
Muhammad
diasuh oleh Abu Talib
Selepas
kewafatan datuk baginda, Abu Talib mengambil alih tugas bapanya untuk menjaga
anak saudaranya Muhammad. Walaupun Abu Talib kurang mampu berbanding saudaranya
yang lain, namun dia mempunyai perasaan yang paling halus dan terhormat di
kalangan orang-orang Quraisy.Abu Talib menyayangi Muhammad seperti dia menyayangi
anak-anaknya sendiri. Dia juga tertarik dengan budi pekerti Muhammad yang
mulia.
Pada suatu
hari, ketika mereka berkunjung ke Syam untuk berdagang sewaktu Muhammad berusia
12 tahun, mereka bertemu dengan seorang rahib Kristian yang telah dapat melihat
tanda-tanda kenabian pada baginda. Lalu rahib tersebut menasihati Abu Talib
supaya tidak pergi jauh ke daerah Syam kerana dikhuatiri orang-orang Yahudi
akan menyakiti baginda sekiranya diketahui tanda-tanda tersebut. Abu Talib
mengikut nasihat rahib tersebut dan dia tidaak banyak membawa harta dari
perjalanan tersebut. Dia pulang segera ke Makkah dan mengasuh anak-anaknya yang
ramai. Muhammad juga telah menjadi sebahagian dari keluarganya. Baginda
mengikut mereka ke pekan-pekan yang berdekatan dan mendengar sajak-sajak oleh
penyair-penyair terkenal dan pidato-pidato oleh penduduk Yahudi yang anti Arab.
Baginda juga
diberi tugas sebagai pengembala kambing. Baginda mengembala kambing keluarganya
dan kambing penduduk Makkah. Baginda selalu berfikir dan merenung tentang
kejadian alam semasa menjalankan tugasnya. Oleh sebab itu baginda jauh dari
segala pemikiran manusia nafsu manusia duniawi. Baginda terhindar daripada
perbuatan yang sia-sia, sesuai dengan gelaran yang diberikan iaitu
"Al-Amin".
Selepas baginda
mula meningkat dewasa, baginda disuruh oleh bapa saudaranya untuk membawa
barang dagangan Khadijah binti Khuwailid, seorang peniaga yang kaya dan
dihormati. Baginda melaksanakan tugasnya dengan penuh ikhlas dan jujur.
Khadijah amat tertarik dengan perwatakan mulia baginda dan keupayaan baginda
sebagai seorang pedagang. Lalu dia meluahkan rasa hatinya untuk berkahwin
dengan Muhammad yang berusia 25 tahun ketika itu. Wanita bangsawan yang berusia
40 tahun itu sangat gembira apabila Muhammad menerima lamarannya lalu
berlangsunglah perkahwinan mereka berdua. Bermulalah lembaran baru dalam hidup
Muhammad dan Khadijah sebagai suami isteri.
Turunnya
Wahyu Pertama
Pada usia 40
tahun, Muhammad telah menerima wahyu yang pertama dan diangkat sebagai nabi
sekelian alam. Ketika itu, baginda berada di Gua Hira' dan sentiasa merenung
dalam kesunyian, memikirkan nasib umat manusia pada zaman itu. Maka datanglah
Malaikat Jibril menyapa dan menyuruhnya membaca ayat quran yang pertama
diturunkan kepada Muhammad.
"Bacalah
dengan nama Tuhanmu Yang menciptakan" (Al-'Alaq, 96: 1)
Rasulullah
pulang dengan penuh rasa gementar lalu diselimuti oleh Khadijah yang cuba
menenangkan baginda. Apabila semangat baginda mulai pulih, diceritakan kepada
Khadijah tentang kejadian yang telah berlaku.
Kemudian
baginda mula berdakwah secara sembunyi-sembunyi bermula dengan kaum kerabatnya
untuk mengelakkan kecaman yang hebat daripada penduduk Makkah yang menyembah
berhala. Khadijah isterinya adalah wanita pertama yang mempercayai kenabian
baginda. Manakala Ali bin Abi Talib adalah lelaki pertama yang beriman dengan
ajaran baginda.Dakwah yang sedemikian berlangsung selama tiga tahun di kalangan
keluarganya sahaja.
Dakwah
Secara Terang-terangan
Setelah
turunnya wahyu memerintahkan baginda untuk berdakwah secara terang-terangan,
maka Rasulullah pun mula menyebarkan ajaran Islam secara lebih meluas.
"Maka
sampaikanlah olehmu secara terang-terangan segala apa yang diperintahkan
(kepadamu) dan berpalinglah dari orang-orang yang musyrik." (Al-Hijr,
15:94)
Namun begitu,
penduduk Quraisy menentang keras ajaran yang dibawa oleh baginda. Mereka
memusuhi baginda dan para pengikut baginda termasuk Abu Lahab, bapa saudara
baginda sendiri. Tidak pula bagi Abu Talib, dia selalu melindungi anak
saudaranya itu namun dia sangat risau akan keselamatan Rasulullah memandangkan
tentangan yang hebat dari kaum Quraisy itu. Lalu dia bertanya tentang rancangan
Rasulullah seterusnya. Lantas jawab Rasulullah yang bermaksud:
"Wahai
bapa saudaraku, andai matahari diletakkan diletakkan di tangan kiriku dan bulan
di tangan kananku, agar aku menghentikan seruan ini, aku tidak akan
menghentikannya sehingga agama Allah ini meluas ke segala penjuru atau aku
binasa kerananya"
Baginda
menghadapi pelbagai tekanan, dugaan, penderitaan, cemuhan dan ejekan daripada
penduduk-penduduk Makkah yang jahil dan keras hati untuk beriman dengan Allah.
Bukan Rasulullah sahaja yang menerima tentangan yang sedemikian, malah para
sahabatnya juga turut merasai penderitaan tersebut seperti Amar dan Bilal bin Rabah
yang menerima siksaan yang berat.
Wafatnya
Khadijah dan Abu Talib
Rasulullah
amat sedih melihat tingkahlaku manusia ketika itu terutama kaum Quraisy kerana
baginda tahu akan akibat yang akan diterima oleh mereka nanti. Kesedihan itu
makin bertambah apabila isteri kesayangannya wafat pada tahun sepuluh
kenabiaannya. Isteri bagindalah yang tidak pernah jemu membantu menyebarkan
Islam dan mengorbankan jiwa serta hartanya untuk Islam. Dia juga tidak jemu
menghiburkan Rasulullah di saat baginda dirundung kesedihan.
Pada tahun itu
juga bapa saudara baginda Abu Talib yang mengasuhnya sejak kecil juga meninggal
dunia. Maka bertambahlah kesedihan yang dirasai oleh Rasulullah kerana
kehilangan orang-orang yang amat disayangi oleh baginda.
Hijrah Ke
Madinah
Tekanan
orang-orang kafir terhadap perjuangan Rasulullah semakin hebat selepas
kepergian isteri dan bapa saudara baginda. Maka Rasulullah mengambil keputusan
untuk berhijrah ke Madinah berikutan ancaman daripada kafir Quraisy untuk
membunuh baginda.
Rasulullah disambut
dengan meriahnya oleh para penduduk Madinah. Mereka digelar kaum Muhajirin
manakala penduduk-penduduk Madinah dipanggil golongan Ansar. Seruan baginda
diterima baik oleh kebanyakan para penduduk Madinah dan sebuah negara Islam
didirikan di bawah pimpinan Rasulullas s.a.w sendiri.
Negara
Islam Madinah
Negara Islam
yang baru dibina di Madinah mendapat tentangan daripada kaum Quraisy di Makkah
dan gangguan dari penduduk Yahudi serta kaum bukan Islam yang lain. Namun
begitu, Nabi Muhammad s.a.w berjaya juga menubuhkan sebuah negara Islam yang
mengamalkan sepenuhnya pentadbiran dan perundangan yang berlandaskan syariat
Islam. Baginda dilantik sebagai ketua agama, tentera dan negara. Semua rakyat
mendapat hak yang saksama. Piagam Madinah yang merupakan sebuah kanun atau
perjanjian bertulis telah dibentuk. Piagam ini mengandungi beberapa fasal yang
melibatkan hubungan antara semua rakyat termasuk kaum bukan Islam dan
merangkumi aspek politik, sosial, agama, ekonomi dan ketenteraan. Kandungan
piagam adalah berdasarkan wahyu dan dijadikan dasar undang-undang Madinah.
Islam adalah
agama yang mementingkan kedamaian. Namun begitu, aspek pertahanan amat penting
bagi melindungi agama, masyarakat dan negara. Rasulullah telah menyertai 27
kali ekspedisi tentera untuk mempertahan dan menegakkan keadilan Islam.
Peperangan yang ditempuhi baginda ialah Perang Badar (623 M/2 H), Perang Uhud
(624 M/3 H), Perang Khandak (626 M/5 H) dan Perang Tabuk (630 M/9 H). Namun
tidak semua peperangan diakhiri dengan kemenangan.
Pada tahun 625
M/ 4 Hijrah, Perjanjian Hudaibiyah telah dimeterai antara penduduk Islam
Madinah dan kaum Musyrikin Makkah. Maka dengan itu, negara Islam Madinah telah
diiktiraf. Nabi Muhammad s.a.w. juga telah berjaya membuka semula kota Makkah
pada 630 M/9 H bersama dengan 10 000 orang para pengikutnya.
Perang
terakhir yang disertai oleh Rasulullah ialah Perang Tabuk dan baginda dan
pengikutnya berjaya mendapat kemenangan. Pada tahun berikutnya, baginda telah
menunaikan haji bersama-sama dengan 100 000 orang pengikutnya. Baginda juga
telah menyampaikan amanat baginda yang terakhir pada tahun itu juga. Sabda
baginda yang bermaksud:
"Wahai
sekalian manusia, ketahuilah bahawa Tuhan kamu Maha Esa dan kamu semua adalah
daripada satu keturunan iaitu keturunan Nabi Adam a.s. Semulia-mulia manusia di
antara kamu di sisi Allah s.w.t. ialah orang yang paling bertakwa. Aku telah
tinggalkan kepada kamu dua perkara dan kamu tidak akan sesat selama-lamanya
selagi kamu berpegang teguh dengan dua perkara itu, iaitu kitab al-Quran dan
Sunnah Rasulullah."
C.WAFATNYA NABI MUHAMMAD
Nabi Muhammad
meninggal dunia pada hari Senin bulan Rabiul Awal tahun 12 hijrah atau
bertepatan dengan tanggal 6 Juni 632 masehi. Menurut versi lain, beliau wafat
pada hari Senin 13 Rabiul Awal tahun 11 hijriah atau 8 Juni 632 masehi.
Ada beberapa
perbedaan tentang tanggal wafatnya Nabi sebagai berikut:
13 Rabiul Awal
menurut Muhammad Suleman Mansurpure
12 Rabiul Awal
menurut Mubarakpuri
2 Rabiul Awal
menurut Ibnu Hajar
1 Rabiul Awal
menurut Ibnu Jarir
As-Suhaili
dalam kitab Ar-Raud al-Anf menyatakan pada waktu umat manusia dalam kegelapan
dan suasana jahiliyyah, lahirlah seorang bayi pada 12 Rabiul Awal tahun Gajah
di Makkah. Bayi yang dilahirkan bakal membawa perubahan besar bagi sejarah
peradaban manusia. Bapa bayi tersebut bernama Abdullah bin Abdul Mutallib yang
telah wafat sebelum baginda dilahirkan iaitu sewaktu baginda 7 bulan dalam
kandungan ibu. Ibunya bernama Aminah binti Wahab. Kehadiran bayi itu disambut
dengan penuh kasih sayang dan dibawa ke ka'abah, kemudian diberikan nama
Muhammad, nama yang belum pernah wujud sebelumnya.
Selepas itu
Muhammad disusukan selama beberapa hari oleh Thuwaiba, budak suruhan Abu Lahab
sementara menunggu kedatangan wanita dari Banu Sa'ad. Adat menyusukan bayi
sudah menjadi kebiasaan bagi bangsawan-bangsawan Arab di Makkah. Akhir tiba
juga wanita dari Banu Sa'ad yang bernama Halimah bin Abi-Dhuaib yang pada
mulanya tidak mahu menerima baginda kerana Muhammad seorang anak yatim. Namun
begitu, Halimah membawa pulang juga Muhammad ke pedalaman dengan harapan Tuhan
akan memberkati keluarganya. Sejak diambilnya Muhammad sebagai anak susuan,
kambing ternakan dan susu kambing-kambing tersebut semakin bertambah. Baginda
telah tinggal selama 2 tahun di Sahara dan sesudah itu Halimah membawa baginda
kembali kepada Aminah dan membawa pulang semula ke pedalaman.
Ringkasan kisah Nabi Muhammad SAW
diatas saya peroleh ketika sedang membantu adik dalam rangka menyelesaikan
tugas mapel PAI di sekolahnya. Beberapa poin yang bisa dipetik adalah Nabi
Muhammad SAW harus kita jadika idola dalam tindakan keseharian baik dari
sifat-sifat beliau maupun dalam hal ibadah. Salah mengambil contoh maka
berakibat fatal terhadap karakter yang dibentuk dalam diri seseorang.
Visualisasi yang kuat dari tokoh idola memiliki pengaruh kuat. Contoh yang
mudah dijumpai adalah mudahnya budaya dan perilaku negatif ditransfer oleh
idola misal artis, boyband, penyanyi, dsb. Kembali mengevaluasi ulang idola itu
sangat penting. Ketika ingin mendapatkan syafaat Rasulullah SAW di yaumil akhir
kelak maka jadilah umat beliau yang benar-benar mencontoh dan meneladani dengan baik.
Ada sebuah kisah menarik tentang balasan
dari perbuatan kita kembalinya kepada diri kita sendiri. Dongeng ini sebetulnya
di beberapa negara memiliki versi yang berbeda namun pada intinya memiliki
pesan moral akan hukum menabur dan menuai, siapa yang menanam dialah yang akan
memanen dari jerih payahnya tersebut. Sebaliknya siapa saja yang berbuat hal
buruk maka keburukan itu sejatinya
kembali pada dirinya sendiri. Sebuah ajaran klise, namun senantiasa berlaku
dalam kehidupan ini. Dongeng ini mengambil tokoh seorang penebang kayu (bisa
disebut juga penebang pohon) yang ketika itu sedang dalam perjalanan menuju
hutan. Ia pergi melakukan kegiatan rutinnya itu dengan suasana gembira. Secara tidak
sengaja di tengah perjalanan ia melihat seekor rusa (kijang) yang terperangkap
oleh jebakan yang dibuat oleh pemburu. Lalu ia mendekati si rusa tadi dan
hatinya terpanggil untuk melepaskan si rusa. Tiba-tiba si rusa bisa berbicara
dan berteriak meminta tolong padanya. Si penebang kayu pun membantunya bebas.
Karena yang dibebaskan adalah rusa yang mampu berbicara, ia meyakini bahwa
binatang tersebut adalah sejenis siluman atau seseorang yang terkena sihir atau
kutukan sehingga berubah menjadi rusa. Ia kemudian meminta sebuah pertanyaan
padanya apakah ada imbalan yang ia bisa dapatkan. Jawaban dari si rusa tadi
cukup memuaskan yaitu dia boleh meminta satu permintaan yang bisa dikabulkannya.
Sang penebang kayu ingin menikahi
seorang wanita yang cantik. Si rusa mengatakan jika ia ingin menikahi wantia
cantik maka menikahlah dengan salah seorang peri (bidadari) yang turun dari
langit (surga). Berdasarkan informasi dari si rusa maka sang penebang kayu
harus menyembunyikan pakaian salah satu dari peri (bidadari) tersebut agar ia
tidak bisa kembali ke langit. Ia pergi ke sebuah telaga (danau) pada
malam hari sesuai dengan waktu yang diberitahukan oleh si rusa. Nah, disana
ternyata ada tujuh peri yang sedang mandi tanpa busana sehelai pun. Ia dengan
segera mencari pakaian para peri tersebut dan mengambil satu diantaranya untuk
disembunyikan.
Singkat cerita waktu para peri sudah habis dan saatnya kembali ke langit (surga), mereka segara berkemas dan memakai pakaian
mereka. Salah satu diantara mereka tidak mampu menemukan pakaiannya sehingga
akhirnya tetap tinggal di bumi tidak bisa kembali ke langit. Sang penebang kayu
datang berpura-pura menawarkan bantuan dengan memberikan pakaian milik ibunya
untuk dipinjamkan kepada peri itu. Karena ia tidak bisa kembali ke langit maka
dia menerima bantuan dari penebang kayu sekaligus menjadi istri dari si
penebang kayu. Setelah beberapa tahun berlalu pasangan ini memiliki 2 orang
anak. Dan rahasia siapa yang menyembunyikan bajunya sudah terkuak yaitu
suaminya sendiri. Peri pun meminta agar baju miliknya dikembalikan. Penebang kayu
enggan mengembalikan baju peri karena ia takut jika istrinya itu akan pergi
meninggalkan dirinya dan kembali ke langit. Dengan segala upaya berupa bujukan dan rayuan maka peri pun
berhasil mendapatkan bajunya kembali, lalu ia bersama kedua anaknya kembali ke
langit ke tempat asal dimana para peri berada. Sang penebang kayu menjadi sedih
dan sangat merindukan istri dan kedua orang anaknya. Hari-harinya berubah
menjadi sendu, murung dengan meratapi kepergian istri dan kedua anaknya yang
kembali ke langit.
Suatu hari dia secara kebetulan bertemu
lagi dengan rusa ajaib yang pernah ditolongnya. Dia pun menceritakan tentang kepergian
istri dan anaknya ke langit (surga). Rusa itu berusaha membantunya dengan
berkata bahwa jika ia benar-benar ingin bertemu dengan istri dan anaknya maka
ia malam hari nanti harus pergi ke puncak gunung. Disana akan mendapati sebuah
ember besar yang bisa ia gunakan untuk perjalanan menuju langit. Dengan saran
yang diberikan oleh rusa, sang penebang kayu langsung bergegas menuju ke tempat
yang dimaksud. Dan melakukan segala apa yang disarankan oleh rusa. Sesampai di
langit ia bertemu dengan istri dan kedua anaknya. Waktu terus berlalu dan
penebang kayu tiba-tiba merindukan ibunya di bumi. Peri menyarankan agar ia
menaiki kuda khusus. Ada syarat yang harus dilakukan agar ia tetap bisa ke
langit lagi. Syaratnya Cuma satu yaitu ia tidak boleh turun dari kuda khusus tersebut.
Sang penebang kayu berjanji akan mematuhi syarat yang diberikan oleh peri
(istrinya). Turunlah ke bumi dengan perasaan sukacita setelah bisa berkumpul
dengan istri dan anaknya dan sekarang ia bisa turun kembali ke bumi untuk
menemui ibu. Sampailah ia di depan rumahnya.
Disana ia mendapatkan ibunya berada di
depan rumah dan sedang membawa semangkuk sup hangat. Ketika melihat anaknya datang maka bahagialah
hati si ibu, sambil memanggilnya “Anakku kemari, nikmati sup hangat ini..” Sang
penebang kayu karena bahagia dan tergiur dengan sup hangat yang terlihat nikmat
itu, ia menjadi lupa dengan syaratnya. Dia mengambil sup hangat dan juga menumpahkannya di punggung kuda karena tidak bisa menjaga keseimbangan. Kuda kaget,
sang penebang kayu terpelanting, mankuk sup jatuh ke tanah. Belum lagi kuda
khusus yang ia tunggangi langsung pergi kabur ke langit. Sebuah akhir yang
sedih karena sang penebang tidak bisa bertemu lagi dengan istri dan anaknya
untuk selamanya.
Sejujurnya watak dari tokoh penebang kayu
dalam dongeng ini tidak terlalu buruk. Yang menjadikannya ia mendapatkan hal
buruk di akhir adalah karena beberapa sifat kecil yang harusnya ia buang
jauh-jauh. Sifat yang harus ia buang jauh-jauh adalah berbohong/berdusta (soal
menyembunyikan pakaian), harusnya ia jujur. Awalan yang salah niat dan itikad
yang buruk akan menyeret kita ke jalan yang semakin menyimpang. Sifat kedua
yaitu ingkar janji (soal syarat dalam menunggangi kuda), penebang kayu terbuai oleh semangkuk sup hangat dan kondisi bahagia (euforia) pertemuannya dengan ibu sehingga melanggar syarat agar tetap tidak menginjak tanah. Tidak adanya komitmen dalam memegang
janji apalagi amanah bisa menjadikan kita menuju ambang keruntuhan, walaupun sukses itu sudah di tangan bahkan hal yang begitu istimewa sudah kita miliki.
Itulah dongeng penabang kayu dan peri
cantik. Tanamkan dalam diri kita agar mengawali perbuatan dengan niat yang baik. Menolonglah
dengan tulus tanpa niatan untuk mendapatkan imbalan. Bersikaplah jujur dan
amanah. Ajaran moral ini adalah ajaran nilai-nilai kebaikan yang diyakini secara
universal. Maka bagi muslim yang mempelajari sirah nabi yaitu ketika Rasulullah
SAW sebelum kenabian dikenal sebagai orang jujur dan amanah. Dan ketika turun “nubuwat”
padanya semakin mantap dengan bimbingan Allah swt untuk menyebarkan Islam
sebagai penyempurna ajaran agama samawi
sebelumnya. Islam menjunjung tinggi nilai-nilai kejujuran dan nilai tanggung jawab
(amanah). Ajaran moral ini selaras dengan nilai-nilai kebaikan secara
universal. Dan semakin membuktikan bahwa Islam adalah rahmat bagi semesta alam. Agama yang
membawa kedamaian untuk manusia bahkan seluruh penghuni alam semesta ini.
Sebagai muslim berpegang
teguhlah pada tali agama Allah yaitu Islam, dengan panduan utama Al Quran dan
Sunah (Hadits). Jika terjadi penistaan terhadap agama Islam, marilah kita bela
meskipun harta dan jiwa harus
dipertaruhkan. Apalagi ketika kita sedang memerangi kemungkaran, memerangi
kedustaan, memerangi pemimpin yang tidak amanah, bahkan hanya mementingkan
golongan (kubu) pengusung dirinya. Pemimpin yang memiliki karakter munafik
tidak ada manfaatnya bagi kebaikan bangsa sehingga perlu diingatkan. Jika masih
bebal, kami muslim masih memliki pemimpin yang lebih bagus dan berkualitas dibandingkan
pemimpin yang jauh dari nilai-nilai keislaman.
Teks Narrative tentang kisah Woodcutter (penebang kayu) berikut versi dalam bahasa Inggris, dapatkan versi mp3 nya untuk file listening dengan klik link [unduh mp3]
Fairy and the woodcutter
Once upon a time, there lived a
woodcutter. One day, he was working in the forest and saw a deer in a trap. “Please
help..help!” The woodcutter set the deer free. “Thank you. You saved my life. What
can I do for you?” Well..I Want to marry a beautiful wife.” I see, listen!
Tonight, fairies will come down for heaven. They will take a bath in the
stream, when they take a bath, hide one of their clothes. The fairy without
clothes can’t back to heaven. Then she will marry you.”
“Remember! Don’t give the fairy’s
clothes back until she gives birth to three children. “I understand. Thank you
deer,” Okay, good luck, bye!” That
night, fairies came down from heaven. The woodcutter was watching them from
behind a rock. “Let’s take a bath.” While the fairies took a bath, the
woodcutter hid one of the fairies clothes. “Then sun is rising. Let’s go!,” Oh,
no! My clothes are gone! Where are my clothes? Where are they?” Don’t worry.
These are my mother’s shirt and skirt. Put them on!”
The fairy couldn’t go heaven
without her clothes. So she got married to the woodcutter. Soon, the fairy gave
birth to two children. “Darling, I want to see my clothes. Please, give them
back to me.” You will go back to heaven if I do.” No, I won’t. Please, please,
let me see my clothes.”
At last, he gave them to his
wife. But as soon as she got them back, she put them on and flew back up to
heaven with her two children. “Stop, stop! Don’t go, come back, come back....!”
The woodcutter miss his wife and
children so much. He cried day and night. One day, he met the deer. He told the
deer what happened. “Please, help me!” Okay! Tonight, go to the mountain. A big
bucket will come down from heaven. Jump in the bucket and you can go to heaven.”
That night, woodcutter rode the bucket and went up to heaven. There he met his
family. “Mom, daddy is here.” The woodcutter was happy to see his family. He stayed
for days in heaven. But soon, he missed
his mother. “Ride this horse and go to your mother. But don’t get off the
horse, remember that!”
“Mother, I am back,” Oh, my son! Yo
come back.”
“Mother, I have to go now.” Okay!
Then, eat this bean soup and go.”
But he dropped the hot bean soup.
It fell on the back of the horse. The horse jumped up and down wildly.” Aaaa...!!”
The woodcutter fell off. The horse flew back to heaven alone. “Oh, no come
back, horse. Come back!” But the horse never come back. He had to spend all his
life with his mother and couldn’t see his wife and children ever again.”