Showing posts with label MA Hasbullah Karanganyar. Show all posts
Showing posts with label MA Hasbullah Karanganyar. Show all posts

Wednesday, January 10, 2018

Unduh Kunci Jawaban Detik Bahasa Inggris 2018

Ujian Nasional berbasis komputer tingkat satuan pendidikan SMA/MA tentunya harus disikapi dengan gigih berlatih, belajar dengan sungguh-sungguh & terjadwal secara rutin. Waktu 24 jam sehari seyogyanya mampu diluangkan 2-4 jam belajar secara mandiri guna memperoleh hasil yang optimal serta memuaskan. Tentunya usaha yang dilakukan membutuhkan biaya, waktu, pikiran dan emosional yang sudah terkondisikan. Latihan mandiri dengan menggunakan Detik-detik UNBK mata pelajaran Bahasa Inggris yang mencakup soal listening dan soal reading. Soal latihan yang terangkum dalam buku ini cukup berbobot dan layak direkomendasikan sebagai buku pendamping belajar dalam rangka ujian nanti. Nah bagi sobat semua yang membutuhkan kunci jawaban detik bahasa inggris, pergunakan secara bijak agar benar-benar membawa manfaat & kesuksesan. Klik link di bawah ini untuk mengunduh kunci jawaban:

Related Posts:

Saturday, August 13, 2016

Asyiknya Camping, Dibarengi Kemampuan Survival

Beberapa pekan yang lalu tepatnya  tanggal 2 hingga 4 Agustus sahabat-sahabatku di MA Hasbullah mengadakan kegiatan kemah yang dikemas dalam acara KBO. Banyak sekali poin (mata) acara yang disuguhkan oleh panitia terutama kepada peserta didik baru. Kegiatan ini merupakan gabungan antara siswa-siswi Madarsah Aliyah dan Madrasah Tsanawiyah. Saya sendiri sebagai pendamping selepas kegiatan tersebut menyoroti beberapa hal (tidak semua kejadian/ peristiwa) yang akan dibahas. Masalah pertama adalah ternyata kemampuan meng-handle suatu kegaitan di alam harus didukung oleh  SOP (Standard Operating Procedure) yang jelas dan terinci. Misalnya saja apakah kegiatan renungan malam dengan didahului shalat qiyamul lail ataupun tahajud pukul 3 dini hari itu membawa resiko besar atau tidak. Karena paling tidak hawa dingin yang menusuk tulang, posisi peserta yang kesadaran belum pulih 100 % ketika bangun tidur, hingga kondisi spiritual/ ruhiyah dari mereka. Karena hal ini mempengaruhi lancar tidaknya renungan malam. Yang patut diketahui yakni poin tentang kondisi ruhiyah peserta, karena bukannya membicarakan hal yang mistis namun patut diwaspadai bahwasanya benteng terbesar seseorang agar terjauh dari gangguan jin (atau makhluk gaib lainnya) sebenarnya kedekatan individu tersebut dengan Rabb Nya, minimal bibir itu selalu basah untuk berdzikir. Sehingga setiap saat disibukkan dengan menyebut asma Allah swt, selalu terjaga dan fokus agar pikiran tidak kosong. Hal ini terlepas dari apakah tempat itu terkenal "angker" atau tidak. Yang tidak kalah pentingnya adalah sahabat atau keberadaan teman yang mendampingi, ini bisa sangat berpengaruh ketika di alam bebas kita melakukan berbagai macam aktivitas. Posisi (fungsi) teman bisa mengingatkan, mencegah bahkan menolong kita dalam kondisi apapun entah itu marabahaya dari segi bencana alam atau faktor gaib, misalnya saja membantu mengingatkan sudah ibadah atau belum, mengajak berdiskusi yang bermanfaat agar pikiran ini tidak melayang ataupun melamun yang ujung-ujungnya pikiran kosong dan akhirnya terjadi yang tidak diharapkan.
Masalah kedua secara teknis sebenarnya adalah manajemen pendanaan (Terkait soal budget), yaitu keuangan  dari panitia yang melaksanakan kegiatan tersebut. Masalah finansial itu sangatlah  penting sehingga kegiatan tersebut berjalan dan di lapangan tidak terkendala gara-gara dana membengkak dan akhirnya selepas kegiatan panitia merugi apalagi timbul hutang. Ini prioritas kedua, panitia yang bijak dalam merencanakan sebuah kegiatan perlu menyadari bahwasanya kontrol aliran pengeluaran harus sesuai dengan rencana meskipun terasa sulit. Ketika ini berjalan disiplin artinya tidak melenceng jauh dari proposal yang ada maka kategori keberhasilan kepanitiaan semakin sukses. Pengalaman saya pribadi ketika berkemah, biasanya kebutuhan mendadak di lapangan bermunculan sangat banyak, dari seksi kepanitiaan terutama perlengkapan dan konsumsi biasanya yang mengalami pembengkakan. Dan ini akan semakin buruk jika tidak melihat rancangan (estimasi) dana yang ada. Harus ada skala prioritas bagi bendahra kegiatan untuk bisa mebelanjakan pos-pos pengeluaran mana yang mendesak dan penting sedangkan yang kurang begitu penting dibatalkan terlebih dahulu.
Hal ketiga adalah kerjasama tim yang terbangun dalam kepanitiaan itu sangatlah penting. Seorang korlap (koordinator lapangan) bisa saja dihandle (ditangani) oleh satu orang namun jika kurang adanya komunikasi dan kesepahaman, saling mengerti, disiplin dalam mengikuti aturan yang ada, maka bisa jadi terjadi kurang sreg, apalagi kegaitan alam yang banyak faktor mempengaruhi yaitu tenaga, faktor emosi, kondisi fitnya tubuh karena porsi tidur yang kurang, asupan konsumsi/ makanan karena terkadang terlalu sibuk hingga kondisi alam yang dingin, hujan, panas terik, dsb.
Tim akan semakin profesional jika jam terbang menangani sebuah acara semakin banyak dan sering. Seperti konsep game (permainan yang ada) harus disesuaikan dengan jenjang dan level dari peserta. Contoh dalam kegiatan kemah yang diadakan OSIS MAHAKA adalah adanya OutBond dengan jumlah 7 pos utama (keagamaan, kebangsaan, sosial, pramuka, halang rintang, kreativitas, PBB) dan beberapa pos bayangan yang ditambah sebagai pelengkap sebut saja mencari botol di dasar sungai, survival cacing dan merayap. Para penjaga pos akan semakin mengedepankan faktor keselamatan peserta. Di pos Kreativitas yaitu berupa menara bambu air, maka safety bagi peserta yang tidak mampu berenang harus dipertimbangkan dengan melihat kondisi arus sungai yang deras dan cukup dalam, jumlah personel panitia yang ada harus mencukupi untuk kewaspadaan jika sewaktu-waktu peserta tenggelam ataupun hanyut terbawa arus sungai.
Beberapa manfaat dari camping yang saya lihat selama 3 hari di Rogoselo adalah tingkat ukhuwah dan kebersamaan itu muncul, rasa saling memahami, memaafkan dan menyayangi terjalin, berlatih kedisiplinan (terutama instruksi peluit yang cukup membuat lelah kepala suku/ ketua regu), rasa bertanggungjawab (misalnya saja kebersihan lingkungan, penjadwalan petugas muadzin, imam, kultum, dsb), daya juang semakin tinggi ini terbukti ketika outbond berlangsung, patriotisme bisa diambil dari pelatihan baris-berbaris dan beberapa apel serta upacara yang ada, kreativitas ketika penampilan/ performance api unggun. Dan saya rasa hal tersebut bisa didapatkan sekaligus dalam satu acara yaitu camping, tentunya resiko dan kekurangan serta hambatan juga tidak luput menyertai kegiatan tersebut. Namun semuanya kita kembalikan niat awal kita, kegiatan alam tersebut sebagai sarana untuk mentadaburi ciptaan Allah swt yang luar biasa. Semakin mendekat dan cinta alam sekitar, juga semakin dekat dan cinta kepada Pencipta Alam sekitar. Karena Maha Suci Allah yang telah meciptakan jagat raya termasuk bumi, didalamnya kita tinggal dan hidup, disediakan fasilitas oksigen yang tanpa batas dan panorama serta sumber air dan makanan yang melimpah, tinggal kita sebagai manusia mampu bijak dalam penggunaan dan pelestariannya atau tidak. Karena kerusakan di bumi (alam) sebetulnya juga akibat ulah manusia itu sendiri. Pelajaran kecil dimana ketika tidak boleh mencabut pohon atau sembarangan membuang sampah atau memetik sesuatu di alam, alam itu memiliki penjaga yang ketika itu diganggu ataupun dirusak maka kembalinya kepada manusia itu sendiri. Marilah senantiasa bertasbih kepada Allah swt, memuji akan kebesarannya, berlindung dari segala marabahaya baik yang ditimbulkan oleh ulah tangan kita sendiri ataupun karena faktor lainnya. Cintailah alam dengan menanamkan cinta kepada Penciptanya, artinya jadilah muslim yang peduli alam juga sekaligus tidak melalaikan kepedulian terhadap perintahNya. Greenpeace!
Berikut file foto kegiatan KBO 2-4 Agustus 2016 MA Hasbullah karanganyar dapat di download dengan klik link di bawah ini:
1. Foto Pembukaan.rar (413.8 Mb)
2. Foto Hari Pertama.rar (359.9 Mb)
3. Foto Kegiatan pagi.rar (481.6 Mb)
4. Foto Hari Kedua.rar (743.6 Mb)
5. Foto Kegiatan Siang.rar (335.4 Mb)
6. Foto Penutupan.rar (567.2 Mb)






Related Posts:

Monday, June 20, 2016

My Pondok My Adventure, NGaji Dengan Guru

Berkata, berucap, berbuatlah dengan dasar ilmu dengan panduan dari seorang guru. Belajar tanpa guru terkadang pemahaman dan konteks yang ada bisa multi tafsir, namun dengan bimbingan dari seorang guru maka ada kebertanggung jawaban disana, share pengalaman dan tentunya kemahiran telah dimiliki oleh guru karena jam terbang beliau sudah lebih dari sekedar murid (asam dan garam sudah banyak dialaminya). Buku merupakan pelengkap ketika si murid ingin mengembangkan dan menambah wawasan akan ilmu, namun tanpa meniadakan peran guru. Ilmu apa yang penting dalam hidup ini? Guru seperti apa yang kita panuti, taati, dan ikuti petuahnya? Hidup ini memang bagian dari potongan-potongan puzzle, yang terkadang terlena dalam menge-paskan puzzle tersebut membuat pengaruh besar terhadap jalan kehidupan selanjutnya. Petualangan hidup terkadang memberikan nasehat sendiri bagi pemiliknya. Namun petualangan yang bagus adalah yang mampu mengantarkan kita ke fase keselamatan dan kedamaian yang abadi. Keselamatan seperti apa? Selamat dari segala marabahaya, malapetaka, musibah dan yang terpenting terselamatkan dari panasnya siksa api neraka. Saya membaca kata-kata yang diucapkan petinju legendaris Muhammad Ali, dia mengatakan yang intinya sebagai berikut, "Saya bukan perokok namun ketika pergi kemana saja saya selalu membawa korek api (matches), yang mana saya gunakan ketika keinginan berbuat maksiat (dosa) maka saya nyalakan dan api tersebut saya dekatkan ke kulit saya. Panas dari korek api saja, belum mampu saya tahan, apa lagi panasnya api neraka. Sehingga ini menjadi warning bagi saya ketika hendak bermaksiat." Subhanallah, luarbiasa kata-kata beliau ini. Bahkan ketika meninggalnya Muhammad Ali banyak media yang meliput, banyak orang yang mengiring jenazahnya, dan banyak tokoh yang salut kepada beliau. Menjadi kebanggaan muslim Amerika, mereka merasa bangga memiliki sosok muslim yang banyak disegani, tidak hanya kalangan muslim bahkan non muslim pun mengakui prinsip dan cara pandang yang dimiliki oleh Muhammad Ali.
Keselamatan di akhirat lah keinginan kita, maka marilah kehidupan ini jangan disia-siakan. Rubahlah prioritas amal dan ibadah kita. Yaitu bermula dari luruskan niat, lanjutkan dengan mengutamakan amal dan ibadah yang benar-benar membawa kita ke tempat yang aman (syurga-Nya). Namun petualangan hidup membutuhkan pembuktian (amal), dan amal berasal dari ilmu. Sikap kita itu adalah wujud dari pola pikir (termasuk faith/ keyakinan), nah kita sebagai muslim tidak ada alternatif lain keyakinan kita hanyalah mengacu pada dua kalimat syahadat. "Bersaksi tiada Tuhan selain Allah dan Nabi Muhammad adalah utusanNya", moga syahadat kita mampu dijaga dengan sungguh-sungguh (komitmennya). Karena kalimat syahadat tersebut membawa konsekuensi yang sangat besar. Dan ini membutuhkan pemahaman yang benar. Kalau kita seorang muslim malas untuk mengkaji, malas menimba ilmu, malas ngaji, malas belajar pada guru, maka dampaknya 2 kalimat syahadat tersebut hanya di bibir saja belum mampu diwujudkan dalam aspek kehidupan sehari-hari, jadi penting tho ngaji itu?
Prioritas kenapa harus dirubah? Karena jika saat ini prioritas kita menomor sekiankan Islam maka jadilah puzzle kehidupan kita tersusun kurang pas dan misi gagal. Islam mencakup semua aspek. Dan Islam itu harus dipelajari, karena iman itu bukanlah warisan dari orangtua kita, namun itu adalah cahaya yang datang kepada orang-orang ikhlas yang berilmu dan beramal shalih.
Saat ini (dua pekan ini) lagi musim pendaftaran murid/peserta didik baru. Saya sedikit memberikan kritikan terhadap dunia pendidikan, bahwa dunia pendidikan jika sekedar untuk bisnis dan peluang kerja itu sudah menciderai pendidikan itu sendiri dan sudah kehilangan ruh (jiwa). Karena hakikat dari pendidikan sebetulnya adalah agar manusia mampu memiliki peradaban yang luhur dan agung, artinya memiliki adab (akhlak) yang baik terhadap segala yang ada di bumi, sekaligus hal ini memiliki arti bahwa ilmu tersebut lebih dari sekadar intelektual, operasional pekerjaan, namun melibatkan emosional dan kepribadian. Saya sungguh malu menjadi seorang guru jaman sekarang, alasannya adalah masih jauh dari kualifikasi yang diharapkan. Contoh para ilmuwan muslim seperti Al Farabi, Al Batani, Ibnu Sina, Ibnu Batutah, Ibnu Rusyd, Al Khawarizmi, Ar Razi, ABu Musa bin Hayyan, dll, beliau-beliau ini sebelum menguasai bidangnya masing-masing, mereka menguasai ilmu Fikih, menghafal Al Quran dan benar-benar mendalaminya sehingga akhirnya membawa penemuan dan memberikan kontribusi kepada umat bahkan terkenal hingga Eropa. Sebuah kejayaan Islam di masa itu, bandingkan saat ini, tengoklah ada pemisahan antara Islam dengan ilmu-ilmu umum yang sebetulnya pendikotomian ini adalah salah satu strategi barat agar pendidikan umat muslim tidak maju dan mengalami kejumudan.
Dalam pekan ini merupakan masa-masa pendaftaran, banyak orientasi orang tua pada pekerjaaan ketika menyekolahkan atau bahkan meng-kuliah-kan anaknya, padahal sekolah ataupun perguruan tinggi (kampus) sebetulnya tidak cuma untuk mencari pekerjaaan, terkadang salah orientasi maka kekecewaan akan dipetik. Jika seperti itu apa bedanya dengan pelatihan kerja. Kembalikan pada hakikat pendidikan. Memiliki pekerjaan bukanlah segalanya, is not everything, namun berpenghasilan itu tidak melulu kerja secara formal. Harus ada pelurusan dalam pola pikir, pendidikan tidak lagi ilmiah manakala hanya tertuju pada pencari lapangan pekerjaaan, dengan melupakan aspek-aspek kehidupan yang masih banyak lainnya. Pendidikan belum tentu menjamin kesuksesan seseorang setelah mereka lulus dari tempat sekolah/ kuliah mereka, yang diharapkan adalah perubahan cara pandang dalam memaknai kehidupan. Islam disini meliputi segala aspek kehidupan, kenapa tidak dari awal untuk perkuat keislaman, aqidah, fikih, hafalan quran, sebelum mengembangkan bidang-bidang lainnya? Dalam Islam tidak ada pemisahan antara ilmu eksak, sosial dan agama, karena Islam mencakup semuanya.
Apalagi hanya berpikiran pragmatis sesaat untuk bekerja, kenapa ini terjadi? Karena di negeri ini orang miskin banyak, pengangguran banyak, rakyatnya mengandalkan bekerja formal, jika tidak maka bukan disebut bekerja, mereka belum kreatif untuk berwirausaha (entrepreneur). Padahal Rasulullah SAW  beliau adalah seorang pedagang yang sukses tanpa sekolah formal, namun memiliki keistimewaan dalam kejujuran dalam berdagang kepada customer. Nah ini berarti kan akhlak (kepribadian). Marilah berpikiran luas jangan mempersulit diri karena kehidupan ini sudah semakin rumit dan keras. Tidak terlalu pragmatis, miliki prinsip hidup, jadilah muslim yang kaffah, pelajari agama kita dengan baik dan dari sumber yang terpercaya, maka itu mampu menjadi bekal kita dalam trip (perjalanan) ke syurganya Allah SWT. Saya memang guru Madrasah, namun bukan alasan tersebut saya menulis  sekolah dengan nuansa Islami menjadi pilihan utama melanjutkan sekolah, namun hal ini atas dasar panggilan jiwa dalam mengembalikan kejayaan Islam terhadap ilmu pengetahuan, sekaligus share bahwa Islam benar-benar terbukti membawa kesejahteraaan dan keselamatan di dunia dan semoga kita memperolehnya di akhirat kelak. Amin. So, pilih school yang tidak sekuler (memisahkan Islam dengan ilmu/ pelajaran lainnya), be smart and be wise for future generation.