Showing posts with label inspirasi. Show all posts
Showing posts with label inspirasi. Show all posts

Monday, September 25, 2017

Pemalas, Malang Betul Nasibmu

Jadilah pemalas maka kemalangan demi kemalangan akan menghampiri kamu. Bagaimana tidak, kemalasan yang ada menghasilkan kemunduran dan kekosongan. Jangankan dapat bersaing dengan orang lain, melawan kemalasannya sendiri saja tidak mampu. Kesendirian yang tidak terkontrol bisa berujung kemalasan. Biasanya anak pemalas cenderung sendirian di kamar, nonton tv, tiduran, tidak bergairah melakukan aktivitas apapun kecuali makan dan nonton TV mungkin.
Kemalangan yang nyata adalah tidak memiliki prestasi apapun, dimarahin guru, sering diomeli orangtua, pekerjaan menumpuk karena tidak diselesaikan sesuai tenggat waktu, dan jika diteruskan ia menjadi pengangguran kelas berat. Meskipun tidak semua para pengangguran malas bekerja.  Sifat dan sikap malas akan menghambat terselesaikannya tugas-tugas yang ada. Bahkan menjadi salah satu penyebab kegagalan. Kesulitan bersaing dalam bisnis dan mengembangkan usahanya. Jika ia seorang pelajar, maka jelaslah kemalasan itu mempengaruhi nilai akademiknya. Seorang mahasiswa yang malas mengerjakan tugas akhir ataupun skripsi maka keterlambatan lulus jelas akan didapatkannya. Siswa yang malas mengerjakan PR, bisa jadi akan mendapat hukuman dari guru dan pengetahuannya tidak berkembang. Yang seharusnya dia belajar memperdalam materi dengan menyelesaikan PR dan tugas rumah lainnya, berhubung malas menyelesaikannya ia tidak mendapat pemahaman dalam materi tersebut.
Penyebab Kemalasan
Sebab yang terkadang menjadi pemicu rasa malas antara lain: kelelahan/ letih, kurangnya istirahat, pola aktivitas yang kurang bervariasi alias monoton, pekerjaan yang terlanjur menumpuk, tujuan yang kurang jelas, lingkungan dan teman yang kurang kondusif. Bahkan malas itu bisa menjadi penyakit menular lho, jika kita kurang komitmen terhadap tujuan hidup. Sesungguhnya tujuan hidup yang jelas akan memudahkan seseorang dalam melangkah, ketika bekerjapun semakin semangat, ia mengetahui reward yang akan diperoleh jika pekerjaannya tepat waktu. Prinsip AMBAK, apa manfaat bagiku, sangat menolong para pemalas untuk keluar dari lingkaran setan yang membuat kita menjadi malas. Memunculkan gairah belajar, memunculkan daya dobrak dalam bekerja bisa diperoleh melalui sebuah niat, keyakinan, iman yang tinggi bahwa yang ia lakukan sudah benar dan mendatangkan imbalan besar di kemudian hari. Dengan kata lain orang pemalas itu bisa diibaratkan pelancong yang tidak memiliki tempat persinggahan yang jelas, tidak punya tujuan hidup yang pasti. Perlu digaris bawahi bahwasanya rasa malas yang menghinggapi diri ada yang bersifat sementara (temporer) dan ada yang sudah menjadi watak atau ciri khas (permanen). Jika rasa malas yang dirasakan karena kepenatan, kecapean, kelelahan bekerja maka malas tersebut obatnya cukup dengan istirahat yang teratur atau refreshing maka setelah itu gairah bekerja akan hadir kembali. Namun jika malas itu sudah menjadi tabiat khusus maka penanganannya juga perlu terapi tersendiri.
Ibrah: Cerita Penjual Roti & Anaknya Yang Pemalas
Ada cerita tentang hilangnya kemalasan pada anak yang sudah dicap sebagai pemalas. Kisahnya sebagai berikut; ada seorang anak bernama Tom yang terkenal dengan sikap malasnya. Hingga ayahnya mengeluhkan akan perilaku anaknya yang satu ini, sepanjang hari Tom tidak melakukan kontribusi apapun dalam membantu ayahnya bekerja. Bahkan faktanya ia sepulang sekolah langsung masuk kamar, tiduran, tugas-tugasnya tidak dikerjakan sama sekali, keluar kamar jika lapar, hingga menjelang malam yang dilakukan hanya bermalas-malasan. Ayahnya yang bernama Tn. Jones adalah seorang penjual roti, ia memiliki toko roti sederhana di pasar. Ia dalam menjalankan bisnis rotinya tersebut dibantu oleh sang istri yaitu Ny. Jones dan anak pertamanya, Bob. Setiap hari mereka bangun pagi-pagi buta untuk menyiapkan segalanya dari memanggang roti, membungkus, mengepak hingga mengantarkan roti ke para pelanggan. Aktivitas tersebut dilakukan rutin setiap hari, tanpa Tom ikut terlibat didalamnya. Berkali-kali sang ayah menyuruhnya membantu apa yang bisa ia lakukan untuk bisnis roti mereka namun berkali-kali pula nasehat itu tidak didengarkan oleh Tom.
Ny. Jones menyadari perilaku Tom, anaknya itu, karena ia sudah terbiasa dipanggil sebagai anak pemalas sehingga Tom pun terbiasa akrab dengan julukan pemalas yang ditujukkan padanya. Beberapa hari kemudian Tn. Jones jatuh sakit, tubuhnya demam, panas dingin, dan dokter berpesan agar Tn. Jones beristirahat selama seminggu. Sejujurnya ia tidak ingin beristirahat total, tapi kondisi fisiknya memang lemah sehingga ia harus menuruti nasehat dari dokter.
Sengsara Membawa Nikmat
Jatuh sakitnya Tn. Jones membawa dampak terhadap kurangnya personel dalam keluarga itu untuk menjalankan roda bisnis toko rotinya. Maka Ny. Jones membagi-bagi tugas, Tom yang biasanya dibiarkan tidak terlibat maka dengan kondisi sang ayah yang sakit dipaksa untuk bekerja.
Ny. Jones memasak dan merapikan rumah serta merawat Tn. Jones selagi suaminya itu dalam masa perawatan dan penyembuhan, Bob bertugas membuat roti dan memanggangnya, sedangkan Tom mau tidak mau mendapat jatah tugas untuk mengantarkan roti kepada para pelanggan. Jelas Tom menolak dengan tugas barunya tersebut, dengan alasan ia malas bangun pagi. Bob berkata bahwa ia akan membantu membangunkan setiap paginya.
Bob benar-benar mebangunkan Tom setiap pagi meski Tom enggan, tetap dipaksa, hingga Tom jalan juga untuk mengantarkan roti ke rumah pelanggan.
Tentunya pelanggan yang kebanyakan juga tetangga dekatnya sangat terkejut karena tidak biasanya Tom mengantarkan roti, mereka bertanya penasaran, Tom hanya menjawab datar bahwa ia melakukan pekerjaan tersebut karena ayahnya sedang sakit dan ia akan melakukan pekerjaan ini selama ayahnya belum sembuh. Reaksi pelanggan kagum pada Tom setelah mendengar penjelasan sederhana Tom dan melihat perubahan dalam diri Tom yang sudah mau membantu orangtuanya. Bahkan tidak sedikit pelanggan tersebut memuji dan menyanjung Tom. Ternyata sanjungan dan pujian membawa dampak positif, rasa dihargai oleh orang lain atas apa yang ia lakukan membawa kepuasan tersendiri baginya. Dan ternyata cukup menyenangkan juga bisa bekerja dan membantu meringankan pekerjaan orangtuanya. Sejak saat itu watak pemalas hilang sama sekali dari diri Tom.
Kekuatan Pujian & Dukungan
Pujian dengan porsi yang tepat mampu menguatkan integritas kepribadian seseorang. Keeksistensian dirinya diakui, karyanya dihargai, orang lain pun segan terhadap kita. Dukungan positif dari lingkungan sekitar sangat berpengaruh, dari semua pelanggan yang memuji Tom, terkumpul energi positif yang menggerakan Tom lebih semangat lagi dalam membantu orangtuanya. Sebaliknya celaan dan hinaan akan melemahkan semangat, bahkan mematikan potensi baik yang ada dalam diri seseorang. Tom tahu reward yang ia peroleh setelah menjadi anak rajin yaitu tetangganya menghargai sekaligus memuji dirinya.
Bagi orang dewasa, pujian ini bisa berupa penghargaan dari rekan kerja, bos, ataupun pimpinan perusahaan, sehingga ia mendapatkan promosi jabatan ataupun kenaikan gaji. Inilah motivasi yang jelas, yang bisa digunakan seseorang bergairah dalam bekerja.
Namun di dunia ini tidak semua hal baik yang dikerjakan langsung bisa mendatangkan pujian, uang, gaji banyak, promosi jabatan, dsb. Adakalanya, kita akan menjumpai perbuatan baik, aktivitas kebaikan kita, karya, prestasi yang dilakukan, tidak dianggap oleh orang-orang hingga akhirnya semangat kendor dan malas hinggap dalam diri. Maka orientasi niat jangan melulu karena dunia, harta, jabatan, gaji, karena jika sewaktu-waktu hal tersebut tidak kita peroleh maka akan kecewa dan berkeluh kesah. Milikilah orientasi niat karena Allah swt. Segala aktivitas dan perbuatan baik buruk akan diberi ganjaran semuanya. Miliki iman yang teguh, seyakin-yakinnya akan hal itu. So, motivasi abadi seorang muslim harus selalu karena Allah swt.

Berikut cerita penjual roti versi bahasa inggris, cerita ini termasuk kedalam teks narrative, tentunya dengan moral lesson yang terkandung dari cerita tersebut:
Text 1
When someone is lazy, we often call him “lazybones”. Young Tom was a real lazybones indeed. Right now his father, Mr. Jones, was complaining about him!
“Thst boy!” said Mr. Jones, “He is really lazy. He does nothing but laze about all day.”
It was true. Tom didn’t care to go out and play with friends. He didn’t like to do his homework or any odd jobs round the house either. After school he went straight to his room and lay down. After dinner he lazed about again till it was time for bed. And in the morning his mother had a hard time getting him out of bed. Poor Mr. And Mrs. Jones didn’t know what to do with their lazy son.
Mr. Jones owned a small bakery in town. He had only one helper, Bob; so he had to work very hard. He baked a hundred loaves each morning, and Bob went round on a house-cart to deliver them. Then, Mr. Jones baked biscuits and cakes to put in his shop-window. His cakes were delicious and many people came to buy from him. He was busy all day, but Tom did nothing to help.
One day Mr. Jones told Tom to watch some cakes in the oven. Instead of watching the cakes, Tom fell asleep and the cakes were burnt. Mr. Jones was furious! “Can’t you do anything properly?” he scolded. “Why, you slept all day yesterday. I don’t know how you can sleep any more!”
“Maybe Tom’s just used to being lazy,” Mrs. Jones said. “Everyone says he’s lazy, so he just stays that way.”
Perhaps Mrs. Jones was right. A few days later Mr. Jones had a bad cold. The doctor said that he had to stay in bed for a week. “My goodness, I can’t!” said Mr. Jones. “What will happen to my shop?”
“Don’t worry about the shop,” said Mrs. Jones. “Bob, Tom and I will look after it.”
“Tom?” said Mr. Jones. “As if he would do anything to help!”
Although Mrs. Jones looked cheerful, she felt worried about how she would manage. She could do the baking and tidy the house. Bob could still deliver the bread. But who could cook the meals and look after Mr. Jones?
“I know how to bake,” said Bob. “I’ve often watch Mr. Jones baking. I can do that job. Then, you’ll be free to cook the meals and look after Mr. Jones.”
“But who will deliver the bread?” asked Mrs. Jones.
“Leave that to Tom,” said Bob cheerfully.
Tom stared at Bob. “That’s hard work,” he said.
“And I’ll have to get up very early each morning.”
“Well, somebody has to do it,” said Mrs. Jones firmly.
So, whether Tom liked it or not, Bob woke him up at five every morning. Together the boys loaded the horse-cart with freshly-baked loaves. Then, Tom went round to deliver the bread.
Of course the customers were very surprised to see him. You see, they all knew he was a lazybones. “What happened to Bob?” they asked.
So Tom explained how Bob was baking because Mr. Jones was ill. “And you’re helping too by delivering the bread,” the customers said. “Well done, Tom. I’m sure your parents must be very proud of you.”
As the day passed, more and more people praised Tom. After a while Tom began to feel proud of himself too. Working wasn’t so bad after all.
In fact, it was quite pleasant to help one’s parents and be praised for it. Can you guess what happened? Yes, from that day on, Tom stopped beaing lazybones.
Questions
1. What is the text about?
A. A baker.
B. A lazybones.
C. A cake deliverer.
D. A deLicious cake.
E. A bakery shop.
2. The following are the reasons why Tom was called a lazybones, except ...
A. He didn’t like to d his homework.
B. He did nothing to help his parents.
C. He lazed about after dinner.
D. He just lay down after school.
E. He liked to play outside with his friends.
3. What did Tom do when his father was sick?
A. He delivered the bread.
B. He baked the cakes.
C. He served the customers.
D. He looked after his father.
E. He cooked the meals.
4. “...., and Bob went round on a house-cart to deliver them.” The underlined word refers to...
A. The horses
B. The carts
C. The bread
D. The meals
E. The foods
5. “Mr. Jones was furious!” The underlined word refers to...
A. Curious
B. Anxious
C. Happy
D. Angry
E. Busy

Tuesday, September 5, 2017

Jalan Baru: Anak Tidak Bisa Memilih Siapa Ayahnya

Ini Lho Bapakku!
Bapakmu kerjanya apa? Kalo Bapakku presiden, makanya aku seenaknya, mau maksa ini itu, mau narsis ini itu, mau bikin ini itu, mau nyolot sana sini, mau mencibir sana sini.  Bukan seperti itu seorang pemuda yang tangguh, ia tidak numpang tenar ayahnya, mengandalkan ajian mumpung. Seorang pemuda sejatinya adalah belajar melepaskan diri dari ketergantungan dan keluar dari menumpang nama besar sang ayah. Ia adalah dirinya sendiri, inilah karakter kemandirian. Siapapun dari kita akan setuju bahwa kedua orangtua kita, ayah dan ibu, merupakan sebuah takdir dari Tuhan. Hal ini tidak bisa memilih, dari rahim ibu mana kita ingin dilahirkan. Sehingga sikap bijak yang dilakukan adalah berbakti setinggi-tingginya pada ayah ibu kita, apapun kondisi mereka, entah kaya miskin, entah buruk rupa atau sebaliknya. Hal yang tidak patut adalah jika kita selalu dibalik bayang-bayang ketenaran orangtua, menghambur-hamburkan harta yang kebetulan ayah ibu kita termasuk orang yang kaya. Atau kita memaki, menyesal, mengutuk, membenci keadaan diri kita yang terlahir dari orangtua yang miskin, yang taraf pendidikannya mungkin lebih rendah dari kita, dan hal-hal yang menurut kita serba kurang.
Hal yang tidak layak lagi adalah munculnya arogansi atau kesombongan atas jabatan yang dimiliki oleh orangtua kita. Sungguh tidak layak misalnya seorang anak presiden bersikap norak dan “ndeso” dalam menyikapi masalah yang ia tidak kuasai apalagi pahami.
Ada anak hokage yang ia ingin menunjukkan jati dirinya sendiri, ia bosan dengan sikap baik teman-temannya gara-gara ayahnya sangat terkenal dan hebat serta paling berjasa terhadap desa Konoha. Yang ia harapkan adalah kebaikan yang tulus yang muncul karena memang bersumber dari dirinya.
Sikapnya sangat peduli dengan teman bahkan memiliki jiwa korsa yang tinggi. Hingga suatu ketika terjadi kekacauan yang disebabkan oleh temannya, ia berusaha berjuang mati-matian membela dan berpihak pada temannya tersebut. Hingga si temannya yang ternyata dikuasai monster Nue itu terbebas dari kutukan segel jahat.
Ia dikenal sebagai anak yang pantang menyerah, meski kadang dikenal suka pamer. Ia bukan pamer karena ayahnya adalah hokage, namun ia pamer sok bertanggung jawab dan sok mampu. Ia memamerkan dirinya karena bertujuan untuk membantu.
Dalam tim pun ia menjadi inspirasi bagi temannya. Ia sendiri memiliki kekuatan tersembunyi, yang ia sendiri belum mengetahuinya. Bahkan terkadang sedikit bermasalah dengan ayahnya, karena berbeda sudut pandang. Namun sejujurnya niatannya adalah baik.
Kasus dalam animasi fiksi tersebut hanya gambaran sekilas cara mengambil nilai positif dari seri animasi Boruto: Naruto the Next Generation, yap pewaris Kehebatan Naruto.
Jika dibuat perbandingan sekilas, anak presiden dengan aji mumpung dan anak hokage yang bahkan tidak ingin dibawah bayang-bayang ayahnya, yang lebih suka kemandirian, pertemanan dan usaha yang sungguh-sungguh dalam mencapai misinya. Terlihat mana yang kelihatan anak desa Konoha dan anak yang “emang” ndeso. Maka betulah yang dikatakan oleh Naruto dalam dialog di episode 15 seri Baruto yaitu seorang anak tidak bisa memilih siapa ayahnya, namun ia bisa memilih teman-temannya sendiri sehingga hargailah kebebasan, berlatihlah menjadi pribadi yang mandiri, hingga bersikaplah sungguh-sungguh dalam menggapai impian kita.
Tukang Pamer, Pastilah Menemui Kekecewaan
Yap, bukannya mengandalkan aji mumpung. Jabatan di dunia itu ada batasnya. Apalagi jabatan presiden yang berlaku maksimal 2 periode, itupun kalo tahun 2019 kepilih lagi. Makanya jangan terlalu bangga dengan predikat anak pejabat karena secuilpun itu bukan ciri dan syarat seorang pemuda yang hebat. Pemuda yang hebat itu yang dengan gagah inilah aku, bukan inilah bapakku.
Jangan Kaget dan kecewa kalo setelah menjadi bukan siapa-siapa lagi enggak ada yang memandang dengan kagum, mungkin malahan akan segera dilupakan. Bersikaplah, Less is more, tampil dan bersikap bersahaja sajalah.
Bersikap dan Bertutur Kata Yang Berbobot
Apa yang kita lakukan dan apa yang kita katakan adalah bobot dari diri kita. Sehingga orang bisa langsung mengerti dan paham betul seperti apa kepribadian kita dengan melihat tindak-tanduk dan lisan kita. So, lakukan aktivitas yang memiliki bobot tinggi, sampaikanlah kata-kata yang yang penuh hikmah dan ajakan kebaikan, bukan ujaran ndeso dan diupload di youtube. Itu sih cemen.
Bersikap seperti kita menghadapi maut, yaitu adanya kepasrahan yang total kepada Allah swt. Sikap ini menumbuhkan kerendah hatian, mengikis sikap ujub. Jangan terlalu sering tergantung pada fasilitas mewah apalagi hingga menjadi bagian dari hidup/ separuh nyawa kita. Masak iya sih, gara-gara smartphone ketinggalan di rumah seharian terasa lemes dan tidak bergairah bekerja. Berarti benda tersebut sudah dituhankan alias menjadi berhala. Very Danger!
Lebih seringlah bersosialisasi secara langsung dengan teman daripada melalui sosial media, gadget dan sejenisnya, tidak akan muncul kepedulian, mungkin yang muncul adalah suka pamer dan rasa ego yang tinggi menjulang.
Bersikap sesuai Buku Manual
Tidak sepenuhnya sesuai buku panduan, minimal tidak melanggar yang dilarang. Taatilah kewajiban ibadah, setahap-demi setahap menuju pada peningkatan kualitas dan kuantitas ibadah. Sering-seringlah melihat buku panduan, AL Quran, siapa tahu penyimpangan yang dilakukan sudah terlalu jauh sehingga sudah saatnya kembali pada rel yang benar, karena rel/ jalur yang asli akan menuntun pada destinasi yang tepat.
Improvisasi adalah keharusan dalam berkarya, namun jika improvisasi telah menjauhkan diri dari ajaran yang fitrah maka sehebat-hebatnya improvisasi tidak akan memiliki kegunaan yang banyak. Miliki syarat mutlak menjadi pengguna buku manual yang baik, yaitu adanya kepasrahan, dengan kembali pada dien yang dirahmati, yaitu milah Nabi Ibrahim AS. Milikilah syarat tersebut agar segala kebaikan yang kita perbuat memiliki bobot dihadapan Tuhan. Maka berIslamlah, so selanjutnya Allah yang membimbing kita.
Ambil segala pelajaran dari alam sekeliling kita, ambil hikmah dari nasehat para kyai dan ustad serta guru-guru kita. Hormati, munculkanlah sikap respect pada mereka, bukan sebaliknya bersikap”ndeso” apalagi mencibir orang-orang alim. Ketika berhibur pun berusaha mengambil hikmah dan nilai positif dari hiburan itu, bahkan dari film selevel animasi Boruto. Sobat yang pengen nonton Boruto episode 15 silahkan download linknya berikut ini:

Monday, August 21, 2017

Buat Apa Belajar, Studying and Learning, Are They Wasting Time?

Belajarlah yang rajin nanti kamu menjadi orang pintar. Begitulah nasehat yang sering kita dengar dari para orang tua dan guru. Setelah menjadi orang pintar, untuk apakah kepintaran kita itu? Ternyata tujuan untuk belajar jika hanya menjadi orang pintar adalah sebuah tujuan yang dangkal. Hal itu belum menyentuh hakikat keberadaan manusia di alam semesta. Kepintaran atau kepandaian manusia bukan tujuan akhir ketika kita belajar.
Mari pahami dulu apa itu definisi belajar. Secara umum, pengertian belajar adalah proses atau usaha yang dilakukan suatu makhluk (termasuk juga hewan)  dari yang sebelumnya pandir (bodoh) menjadi tahu (pintar), yang sebelumnya tidak mahir menjadi terampil, yang sebelumnya gagal menjadi sukses, dari yang kurang ilmu menjadi bertambah ilmu pengetahuannya, dll. Nah, setelah mendapatkan kepandaian, kesuksesan, ketrampilan, dan luasnya wawasan ilmu pengetahuan harapan selanjutnya adalah mampu memberikan manfaat pada diri, orang lain, keluarga, masyarakat, negara, bangsa serta agama. Dengan jalan tersebut diharapkan Tuhan ridho kepada jalan yang kita lalui yaitu menjadi agen kebaikan bagi alam semesta.
Kesibukan Yang Bermakna
Kata “Belajar” seringkali berkaitan dengan murid, guru, pelajaran, ilmu, sekolah, madrasah bahkan terkadang ada kaitannya dengan pekerjaan dan penghidupan yang layak. Mari kita batasi kata belajar untuk sementara waktu pada tataran murid dan keilmuannya. Pendidikan merupakan domain yang lebih spesifik dibandingkan belajar itu sendiri, jika sudut pandangnya adalah sistem penjenjangan (tingkatan) dengan kurikulum yang memiliki standar tertentu. Sedangkan kata belajar bisa terlepas dari sistem baku dengan kurikulum formal, belajar tidak mengenal umur, tidak dibatasi tempat (terbebas dari ruang dan waktu). Contohnya, tukang sol sepatu ia belajar cara mengesol sepatu yang benar, efisien dengan hasil sol yang kuat sehingga pelanggannya puas, Ia tidak dibatasi oleh usianya dan latarbelakang tempat asal. Dan hal tersebut terkadang tidak ada dalam kurikulum baku karena sol sepatu termasuk ketrampilan hidup (life skill) yang diambil bebas dari pengalaman selama menjalani profesi tersebut, dengan bergulirnya waktu, si pelaku memiliki pengalaman.
Nah, kegiatan atau aktivitas tersebut bisa dikatakan sebagai manifestasi atau wujud belajar (dari pengalaman), belajar untuk mendapatkan hasil yang terbaik. Aktivitas belajar ini dapat menjadi hal utama yang menyibukkan manusia selama ia hidup di dunia. Selama kesibukan yang dilakukan manusia memiliki manfaat (makna tertentu) maka itu merupakan bagian dari proses pembelajaran. Sehingga istilah long life education menjadi hal yang sangat sesuai dilakukan oleh manusia. Apalagi dalam ajaran Islam, manusia adalah khalifah di bumi. Dimana segala tugas dan tanggungjawab itu terbebankan kepada manusia, jika tugas tersebut sukses maka tentunya ada reward yang besar, sebaliknya jika lalai akan tanggung jawabnya maka ada konsekuensi yang harus ditanggung. Dan manusia bisa belajar dari kegagalannya, sama seperti orang yang berdosa masih diberikan pintu untuk bertaubatan nasuha kepada Tuhannya.
Tidak sembarang aktivitas yang menyibukkan itu selalu membawa manfaat. Terkadang justru sebaliknya melalaikan dari tujuan utama, untuk apa manusia itu hidup. Maka marilah belajar untuk fokus pada aktivitas yang benar-benar sarat dengan kebaikan dan kebermanfaatan.
Di banyak tempat seringkali kita dengan mudah menjumpai banyak orang yang sibuk dengan aktivitasnya masing-masing. Sejak pagi-pagi buta sudah mulai bekerja hingga malam hari sibuk dengan pekerjaan. Hal itu rutin dilakukan setiap hari. Dibela-belain membanting tulang demi sesuap nasi penyambung hidup dirinya beserta keluarganya. Hal ini memungkinkan adanya unsur kejenuhan, jika manusia hanya mengejar materi secara fisik tanpa dibekali sisi ruhiyah dan konsep ajaran ibadah yang benar. Konsep tentang “bekerja adalah salah satu bentuk ibadah,” harus diresapi sebagai makna bahwa koridor kebaikan itu menjadi bingkai utama dalam melakukan pekerjaan. Jika pekerjaan yang dilakukan sudah melenceng dari bingkai tersebut, maka hal ini termasuk kategori kesibukkan yang melenakan bahkan justru menjadi kesibukan yang destruktif. Hindarilah jenis kesibukan seperti ini.
Sukses Belajar, Belajar Sukses
Menurut penafsiran saya, frase sukses belajar itu adalah mengerti dengan benar cara terbaik dalam mempelajari suatu hal (menguasai betul akan metode belajar yang benar) sehingga efisien dan efektif, tentunya mengharap hasil yang maksimal dan optimal. Sedangkan frase “belajar sukses” lebih cenderung pada cara menghadapi dan menyikapi segala masalah yang mungkin muncul dalam mencapai tujuan. Karena sejatinya sukses diraih bukan tanpa kegagalan, namun dengan kegagalan yang dihadapi kemudian bangkit, berjuang, menaklukan masalah dan akhirnya benar-benar berhasil. Jika kedua frase tersebut yaitu “sukses belajar” dan “belajar sukses” menjadi pendorong utama seseorang beraktivitas melakukan tugas dan pekerjaannya, maka tidak sekedar sibuk saja yang ia dapatkan, namun sibuknya itu memiliki bobot yang berharga. Membuat torehan emas dalam sejarah hidupnya.
Sudahkah kita menyibukkan diri dengan kegiatan berbobot hari ini? Mantap, segala kegiatan akan memiliki bobot jika motivasi awalnya benar. Niat yang harus senantiasa diperbaharui dalam detik, menit, jam, bahkan setiap hari adalah niatan mengharap ridho Allah semata.
Persepsi Yang Keliru
Cara pandang kita sebagai subjek (pelaku) terhadap sebuah benda (objek) berpengaruh terhadap kehidupan. Frame berpikir yang benar perlu ditanamkan sejak dini. Pola pikir (mindset) itulah yang menjadi karakter utama sehingga membentuk kepribadian. Ambil contoh seperti ini, selembar kertas putih bisa saja memiliki 2 persepsi, persepsi pertama adalah kertas yang bersih tanpa noda alias suci (terbebas dari kotoran), sedangkan persepsi kedua bisa saja kertas putih tersebut dianggap sebagai kertas kosong tanpa tulisan sehingga belum memiliki makna, tidak berisi, tidak ada kegunaan. Cara berpikir positif yang seharusnya mampu dimunculkan untuk persepsi pertama yang mengganggap selembar kertas itu suci dan tidak bernoda, yaitu orang yang baik (bersih dari kesalahan) jika terkena setitik debu saja maka akan terlihat kotor, sehingga kebersihan hati dan kesucian jiwa senantiasa harus dijaga meski dari sekecil apapun bentuk maksiatnya. Karena pada dasarnya maksiat yang kecil jika terus menerus dilakukan mampu membuat hati kotor dan kelam layaknya kertas putih yang dibiarkan terkena debu dan noda. Jadi penjagaan hati dan jiwa itu penting, tidak meremehkan perbuatan dosa meski itu hanya setitik. Nilai positifnya adalah agar tidak meremehkan dan menggampangkan perbuatan maksiat, karena seyogyanya kemaksiatan itu menjadi penghalang dari karunia dan rahmat serta hidayah (petunjuk) Nya.
Penyikapan positif terhadap persepsi kertas putih yang kedua terkait kertas yang kosong dianggap sebagai sesuatu yang belum ada isinya, dan bobotnya. Maka analoginya adalah layaknya usb yang masih baru, maka peluang untuk menyimpan data masih terbuka lebar. Nah, kertas putih yang kosong itupun, anggap saja sebuah chance (kesempatan dan peluang) yang harus dioptimalkan. Isilah kertas yang kosong itu dengan torehan tinta emas, catatan yang membanggakan. Keberadaan waktu yang dimiliki harus dimaknai sebagai kreasi, penciptaan produk dan karya terbaik, biografi hidup kita akankah ditulis dengan hal baik atau buruk tergantung dengan kebebasan pilihan tiap individu. Apakah diisi dengan hal yang sia-sia atau sesuatu yang produktif. Maksudnya yakni diisi dengan hal negatif atau sebaliknya diisi dengan karya-karya besar, prestasi yang membanggakan itu tergantung kitanya sendiri. Dan hal tersebut sudah dimulai sejak lahir hingga saat ini, sampai halaman terakhir yaitu maut menjemput.
Persepsi itulah yang membentuk watak dan mental. Waktu atau usia/umur itulah adalah sesuatu yang netral. Kenetralan objek (benda) akan menjadi bias manakala mindset dan persepsi yang keliru terus menerus dipupuk subur oleh diri kita sendiri. Yang berakibat fatal jika persepsi keliru itu mengarahkan kepada perbuatan yang bersifat destruktif.
Do Something, Special Thing
Jangan biarkan waktu berlalu tanpa karya, tanpa prestasi, tanpa membaca, tanpa bekerja, tanpa berpikir. Bayangkan saja kalo kita melihat teman kita yang hobinya melamun dan melongo, liatnya aja males  dan sebel, apalagi bergaul dengan pelakunya (tentu tidak mendapatkan apa-apa). Banyak budaya positif yang dapat kita terapkan untuk menghiasi aktivitas harian kita. Budaya membaca adalah salah satu contohnya. Membaca segala jenis bacaan, cerpen, komik, ensiklopedi, buku pelajaran, kamus, buku sejarah, kitab suci, bahkan biografi kisah sukses para tokoh dunia. Misalnya tokoh Soichiro Honda, yang dengan drop outnya di sekolah formal namun ia tetap belajar dan melakukan karya besar. Yang ujung-ujungnya sebagai pencetus mesin Honda, kita tahu sendiri merek kendaraan yang satu ini di Indonesia saja masih tetap merajai dibanding merek kendaraan produk China. Atau membaca Biografi tokoh nasional ataupun pahlawan misalnya Soekarno, Mohammad Hatta, Jendral Sudirman, dll. Dari aktivitas membaca itulah wawasan, ilmu, semangat, bahkan inspirasi bisa kita peroleh.
Lakukanlah sesuatu, jangan biarkan waktu yang kita miliki 24 jam sehari ini hanya diisi dengan rutinan tidur, makan, toilet, nge game, bahkan nongkrong yang sejatinya kurang mengarahkan pada masa depan yang cerah. Hal-hal yang sepele, dan efeknyapun sepele alias tidak berefek untuk kesuksesan masa depan kita.
Milikilah target
Penting sekali bagi orang yang hidup itu memiliki tujuan atau target. Inilah kenapa orang yang punya mimpi itu selalu memiliki energi semangat yang tak pernah padam, selama mimpinya itu belum terwujud. Saya punya teman sejak SD hingga sekarang yang selalu memiliki target dalam hidupnya. Ketika waktu SD, teman saya itu, pengen sekali sebelum lulus SD agar bisa naik (mengendarai sepeda), padahal ia seorang anak perempuan yang di keluarganya tidak ada sepeda sama sekali. Ditambah medan (secara geografis) di desa saya adalah daerah pegunungan, untuk lahan datarnya terbatas, sehingga untuk berlatih naik sepeda kayuh harus ekstra tenaga dengan tantangan berupa  tanjakan dan jalan menurun. Namun nyatanya sebelum ia masuk SMP, ia sudah bisa naik sepeda meski belum mahir sekali dan belum punya sepeda sendiri. Ia dengan bangganya pinjam dan memboncengkan adiknya dengan sepeda itu. Kemudian ketika SMP, teman saya ini memiliki mimpi bisa ke Jakarta sebelum melanjutkan sekolah ke jenjang yang lebih tinggi, ia sejak lahir hingga saat itu belum pernah kesana. Padahal ia tinggal di kampung dengan latarbelakang keluarga petani yang tidak memiliki riwayat kerabatnya merantau ke ibukota. Sekitar pertengahan kelas tiga, Alhamdulillah mimpinya itu kesampaian, yaitu agenda study tour sekolah ternyata destinasinya sama dengan mimpinya yaitu ke Jakarta.
Yang saya kagumi adalah dari kebulatan tekadnya dan kesungguhannya menggenggam mimpi sekuat tenaga, hingga totalitas bersungguh-sungguh demi keinginannya tercapai. Ia tidak bosan-bosannya memiliki capaian-capaian dalam hidup. Baik target jangka panjang maupun jangka pendek. Ini yang ingin saya bagi tentang semangat memiliki mimpi, siapapun gratis memiliki cita-cita, tidak memandang status tempat tinggal entah di desa maupun di kota, dari keluarga petani maupun pejabat, semuanya diberikan kesempatan dan peluang yang sama. Tinggal seberapa gigihkah kita dalam merealisasikan mimpi yang kita miliki.
Everybody is Special
Yap, semua orang itu istimewa, memiliki keunggulannya masing-masing. So, buat sobat yang masih merasa minder, coba deh renungkan dan instropeksi diri keunggulan dan kelemahan apa yang dimiliki. Saya pernah membaca suatu artikel tentang jarum. Jadi jarum yang sekecil itupun ternyata memiliki kegunaannya. So pasti kita manusia, yang  berkali-kali lipat lebih besar dibandingkan jarum.
Jarum Jahitpun Punya Makna
Ukurannya yang kecil tidak menghilangkan fungsi, tujuan dan kegunaan jarum. Tidak seyogyanya pula jarum harus protes untuk dibentuk menjadi benda lain. Jarum yang tajam tersebut bisa mendatangkan malapetaka dan juga dapat membawa keuntungan. Bahaya dari jarum yang tajam bisa melukai jari, menusuk kulit bahkan bisa menciderai tubuh kita. Sebaliknya jika digunakan sesuai prosedur maka membawa manfaat yang luar biasa. Pakaian yang dipakai kita, salah satu peran dari jarum lho.
Nah, kebanyakan manusia tidak memikirkan makna keberadaan dirinya di dunia ini. Kesibukannya sehari-hari telah menyita sebagian besar waktu, tenaga dan kesempatannya untuk memikirkan hal terpenting dalam kehidupannya. Yakni, untuk mempertanyakan dan mendapatkan jawaban pasti mengapa ia hadir di dunia ini. Seseorang yang mendapatkan jawaban pasti Mengapa ia ada di dunia ini, Untuk Apa ia hidup, Mau Ke Mana arah hidupnya, memiliki sikap hidup yang berbeda dengan mereka yang acuh dengan segala hal tersebut. Orang yang memahami dengan benar arti dan tujuan hidupnya akan berusaha sungguh-sungguh menjalani hidupnya sesuai dengan makna dan tujuan tersebut.
Kenapa Jarum jahit itu dibuat? Kenapa Manusia itu diciptakan di dunia? Yaps, 2 pertanyaan yang berbeda namun memiliki hakikat yang sama.
Lihatlah segala yang ada di sekitar kita yang dibuat manusia. Sebutlah satu saja yang terkecil dari semua yang ada. Sekali lagi ambil contoh jarum jahit. Kini coba pikirkan, mengapa jarum jahit ada di dunia ini? Dengan cepat, kita pasti akan menjawab bahwa benda kecil tajam ini ada untuk membantu manusia menjahit kain atau pakaian, atau untuk kegunaan serupa lainnya. Yang pasti tak pernah sedikit pun terlintas dalam benak siapa pun yang berakal sehat bahwa jarum jahit ada dengan sendirinya tanpa kegunaan apa pun. Dengan pengetahuan ini, kita akan menggunakan jarum jahit sesuai dengan tujuan pembuatannya. Kita bisa pula memanfaatkan jarum jahit untuk kegunaan lain yang sesuai dengan bentuk serta bahan bakunya, misalnya untuk melubangi kertas atau plastik, dan sebagainya. Yang pasti, kita tidak akan menggunakannya untuk hal-hal yang memang tidak cocok seperti: untuk dimakan, untuk menulis atau untuk mengikat benda. Kalau hal ini kita paksakan, maka akan membahayakan diri kita maupun orang lain, atau tidak akan bisa sama sekali karena memang bukan fungsinya.
Alangkah eloknya kita merenungkan hal ini sobat,
Sama halnya, manusia adalah wujud yang jauh lebih besar, lebih rumit dan lebih sempurna daripada si mungil jarum jahit. Pastilah keberadaan manusia di dunia ini ada guna dan tujuannya, yaitu menjadi sebaik-baik hamba dari Sang Pencipta, menebar kebaikan dan kemanfaatan bagi manusia lain dan segenap makhluk. Sudah selayaknya manusia mengarahkan kehidupannya sesuai tujuan penciptaan tersebut. Ini adalah kesimpulan dari pemikiran akal sehat. Tidak sepatutnya manusia acuh atau tak peduli akan tujuan keberadaannya. Manusia hendaknya berusaha mengarahkan segenap kegiatannya sehari-hari dalam rangka melaksanakan tujuan hidup ini. Mereka sepatutnya menggunakan seluruh anggota tubuhnya, daya-pikir dan kejiwaannya sesuai dengan fungsi penciptaan masing-masing alat tubuh dan sarana hidup tersebut. Jika tidak, ini akan membahayakan dirinya maupun orang lain, bahkan seluruh isi alam semesta yang lainnya. Yuk, jangan bosan memperbaiki diri, fungsikan diri kita agar memberi banyak manfaat bagi sesama.

Related Posts:
2. Download Koleksi Film SRK Full

Saturday, August 12, 2017

Shah Rukh Khan: Jab Harry Met Sejal 2017 (unduh)

Dalam beberapa kurun waktu artis ini terus berkarya, produktif sekali ya, satu lagi dari Shah Rukh Khan di tahun 2017 yaitu film berjudul Jab Harry Met Sejal, yang rilis tanggal 4 Agustus 2017. Ia dalam film terbarunya berperan sebagai Harinder "Harry" Singh Nehra yang bertemu dengan tokoh Sejal (Anushka Sharma). Beberapa kritikus menyampaikan bahwa film ini memiliki kualitas di bawah film Shah Rukh Khan sebelumnya yaitu Raees. Imdb sendiri memberi kredit (score) pada 6.2 berarti cukup layak tonton. Genre film milik shah rukh khan ini termasuk kedalam komedi drama romatis. Harry yang memiliki job sebagai pemandu wisata bertemu Sejal di bandara. Sejal meminta tolong kepada harry untuk mengantarkannya dalam rangka pencarian cincin tunangan miliknya, alih-alih sebagai pengganti sopir taksi bagi Sejal,  akhirnya Harry secara tidak langsung mengetahui sedikit seluk beluk kehidupan Sejal. Nah, disitulah tema dan adegan utama yang diangkat yaitu proses pencarian cincin tunangan milik Sejal dengan pelibatan emosional, dan hal lainnya termasuk sisi tersembunyi dari kehidupan mereka, melibatkan cinta, bahkan perpisahan yang memunculkan kerinduan diantara mereka. Ending film ini tergolong happy ending, karena akhirnya Harry dan Sejal memutuskan untuk menikah. Temukan perspektif yang berbeda dengan menonton langsung film Shah Rukh Khan terbaru ini, sobat semua bisa mengunduh film harry met Sejal dengn klik link berikut ini:
Related Posts:
2. Download Koleksi Film SRK Full

Thursday, August 10, 2017

Tim Bagus, Tak Perlu Banyak Orang, Tikus dan Sosis

Tim yang bagus memiliki ciri-cirinya yaitu tujuan (misi) berjalan dan tercapai dengan gemilang. Meski terdapat kendala, hambatan dan rintangan, tim tersebut tetap melaju menerjang semua aral (obstacles), menembus batas hingga target diraih. Dalam tataran pelaksanaan, kerja tim membutuhkan sebuah manajemen (pengaturan), disitulah dibutuhkan kecakapan seorang leader (ketua) yang mumpuni. Anggota tim bisa gemuk bisa juga tim yang ramping. Masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan. Tim yang ramping misalnya, untuk koordinasi antar anggota dapat berjalan efektif dan tidak butuh banyak persamaan persepsi, geraknya juga cepat serta memiliki efisiensi dalam anggaran dan juga efisiensi waktu. Sedangkan tim yang besar memiliki keunggulan beban kerja ringan karena dikerjakan dan dibagi-bagi menjadi tim kecil, memiliki daya saing yang lebih tinggi, peluang disegani lawan karena secara kuantitas lebih banyak. Kelemahan tim yang besar, terkadang adalah munculnya intrik atau konflik internal dalam tim. Masalah personal ini timbul karena dalam koordinasi antar anggota membutuhkan komunikasi yang kompleks, mengatur kesamaan pandangan juga ribet dan gerak langkahnya membutuhkan waktu yang lebih lama. Tentunya membutuhkan energi ekstra bagi leader tim besar agar anak buahnya memiliki tekad bulat dan suhu berjuang yang sama, agar tim berjalan kompak.
Banyaknya orang atau personel dalam tim seyogyanya disikapi secara khusus, sehingga dalam proses pembentukan tim nantinya lebih cenderung disesuaikan dengan kebutuhan dan misi yang akan dicapai. Semacam agen intelejen yang geraknya senyap namun keberadaannya nyata dan berpengaruh serta benar-benar produktif dalam mengumpulkan info, mengolah, menganalisa, menyimpulkan hingga mengeksekusi sebuah instruksi atasan (leader).
Kuantitas Yang Rapuh
Terlalu banyaknya orang yang terlibat juga kadang membuat tim itu besar dari luar namun ternyata rapuh bahkan keropos di dalam. Atau perumpamaan buih yang sangat banyak di lautan namun mudah terombang-ambing, tidak memiliki pijakan yang jelas, jika memilikipun mereka tak pandai menjaga prinsip dan komitmen. Walhasil mudahlah dicerai berai, sama halnya peristiwa politik belah bambu ala penjajah yaitu devide et impera, VOC dengan trik adu dombanya mampu menguasai Indonesia dengan trik licik dan kejam, sesama anak bangsa saling bunuh, saling serang, bahkan mau-maunya menjadi pecundang di bawah kaki penjajah.
Jumlah anggota tim yang besar harus disikapi serius, pemberian latihan yang intensif, porsi komunikasi dan evaluasi yang pas dan efektif, perhatian kesejahteraan tim juga harus benar-benar diperhatikan. Karena jika terjadi kecemburuan antar anggota, maka membuat runyam dan intrik internal yang runcing serta sulit diurai untuk diselesaikan.
Jika sebuah misi sudah terlaksana dengan baik, maka lakukanlah evaluasi. Tidak boleh ada anggota yang merasa paling berjasa, karena sikap ujub, sombong dan berbangga diri berlebihan dapat meruntuhkan kerjasama, hingga gagalnya tim yang solid.
Cerita fabel kekompakan tim
Ada kalanya perlu belajar dari cerita fabel agar muncul inspirasi serta kesadaran dalam berinterkasi dan membuat tim yang bagus. Ada kisah menarik antara tikus, burung dan sosis yang tinggal serumah. Ketiganya memiliki jalinan persahabatan yang unik dan solid. Rasa aman, nyaman bahkan adanya ketercukupuan secara materi benar-benar dirasakan dalam rumah tersebut. Masing-masing memiliki job harian. Burung mencari kayu bakar di hutan, tikus menyiapkan air, dan juga mengatur meja serta tungku api. Sedangkan sosis memiliki tugas sebagai juru masak.
Suatu ketika tokoh burung merasa paling berjasa atas segala yang dicapai oleh ketiganya. Dia memiliki tugas yang paling jauh, harus mengambil kayu dari hutan yang letaknya puluhan kilometer dari rumah, sedangkan tikus dan sosis bekerja cukup berada di dalam rumah. Terlebih dia digembosi oleh burung lain bahwa ia hanya diperalat dan dijadikan pesuruh yang melakukan kerja kasar dan melelahkan. Ia disarankan agar kedua temannya rolling atau gantian jenis tugas. Maka si burung tadi menyampaikan kepada temannya tersebut, namun ternyata tikus dan sosis menentang ide gilanya. Meski menentang, tikus dan sosis, tidak bisa berbuat banyak karena burunglah yang selama ini memang melakukan tugas utama dan memiliki peran penting dalam rumah sehingga ia ibarat sebagai pemimpin yang harus ditaati. Akhirnya perputaran jenis pekerjaan pun dilakukan. Sosis yang harus  mencari kayu bakar, sedangkan burung cukup mengambil air dari sumur.
Hasilnya pun sudah bisa diterka, kekacauan mulai terjadi. Awal-awalnya kelihatan lancar namun ternyata tanda-tanda kehancuran tim sudah terlihat jelas. Sosis yang ditugasi mencari kayu sudah lama belum kembali membawa kayu. Burung dan tikus takut sesuatu yang buruk terjadi pada sosis. Rasa menyesal terbersit dalam pikiran si burung. Disisi lain ia juga sudah tidak sabar menyantap hidangan untuk hari itu. Burung pun menyusul sosis, dimana gerangan sosis mencari kayu bakar, kok belum kembali membawa kayu bakar, apakah berhasil atau justru tersesat. Belum lama ia terbang baru beberapa meter, terlihat seekor anjing mengoyak tubuh sosis dan melahapnya dengan tanpa rasa bersalah. Maut menyergap sosis, burung pun tak berkutik. Ia kembali ke rumah. Sebelum kembali ke rumah, ia menyelesaikan tugas sosis mengambil kayu bakar ke hutan.
Sekembalinya dari mencari kayu bakar, burung melakukan persiapan untuk menyiapkan api dan mengambil air. Sedangkan tikus sibuk mempersiapkan makanan. Ternyata si tikus tidak secakap dan semahir sosis dalam memasak. Ia melakukan persis apa yang sosis lakukan, yaitu melompat dan memotong sayuran. Namun sebelum semua sajian selesai, tikus melakukan pekerjaan dengan terburu-buru, disaat meracik sayuran ia tergelincir di meja sajian, kulitnya terkelupas hingga tewas mengenaskan.
Kini tinggalah burung sendirian. Singkat cerita ia sudah keburu lapar, maka ia mencari makanan kesana kemari, dan tak mendapatkan apa-apa. Ia mulai mempersiapkan makanannya sendiri. Ia mulai dengan membuat api di tungku, melempar kayu kesana kemari, kayu berserakan, naasnya kayu yang berceceran tersebut terbakar api. Ia pun bergegas mengambil air ke sumur. Ketika ia hendak ambil air, ember yang digunakannya terjatuh, ia terseret masuk kedalam sumur. Burung mati tenggelam. Ending yang tragis bagi persahabatan 3 hewan tersebut.
Hikmah cerita tikus
Ada beberapa hal yang bisa kita gali hikmahnya dari cerita fabel di atas antara lain adalah sebagai berikut:
a. Jangan pernah merasa paling berjasa, karena sikap ini bisa menyuburkan keangkuhan, kesombongon hingga akhirnya dapat merusak tim. Hal ini ternyata bisa menyerang hati siapa saja terutama ketua ataupun anggota tim yang memiliki keunggulan/ kemampuan diatas rata-rata dibanding personel lain. Nah, jika mampu meredam sikap merasa paling berperan/ berjasa maka keutuhan tim bisa dijamin hingga kinerja dan misi tim tuntas atau paripurna.
b. Tugas/ pekerjaan harus dibebankan kepada ahlinya, bukan diserahkan kepada sembarangan orang. Jika seseoang melakukan suatu pekerjaan bukan bidangnya, ditakutkan hasilnya kurang optimal ban bisa membuat kacau pekerjaan. Contoh pemerintahan periode saat ini, kacau, yang bukan ahli di bidangnya menjadi menteri ini menteri itu, walhasil deh periode pemerintahan saat ini kesejahteraan rakyatnya kurang terasa, sebut saja model pemerintahan saat ini adalah yang paling umbrus dan nyeleneh terhitung sejak Indonesia merdeka di tahun 1945 hingga tahun 2017. Beda banget pas jaman pak SBY.
c. Rolling tugas/ peran memang suatu saat dibutuhkan sebagai penyegaran/ variasi maupun pengkaderan, hanya saja harus disertai pendampingan. Jika tanpa panduan atau arahan yang terjadi adalah poin nomor 2 diatas. Seandainya burung, tikus, dan sosis memiliki kemampuan yang mahir di semua bidang maka tidak akan terjadi kekacauan. Jika personel tim memiliki spesifikasi keahlian sendiri, namun juga disertai ketrampilan umum yang dikuasainya diatas rata-rata maka predikat multi talenta bisa disandang. Keistimewaan bagi tim yang memiliki anggota  bertalenta lebih dari satu keahlian atau bahkan multi keahlian. Salah satu keuntungannya adalah adanya secondman yang dapat diandalkan, yaitu ketika pemeran utama (ketua aslinya) memiliki halangan atau gangguan.
Cerita burung, tikus dan sosis tersebut tergolong kedalam genre narrative, teks berbahasa inggris ini diambil dari buku paket kelas XII Bahasa Inggris untuk tingkat SMA/ MA terbitan Intan Pariwara kurikulum KTSP. Teks ini bisa digunakan untuk latihan reading comprehension dan memperkaya kosakata atau vocabulary teman-teman semua. Berikut teksnya:

The Mouse, the Bird and the Sausage
Once upon a time a mouse, a bird and a sausage formed a partnership. They kept house together, and for a long time they lived in peace and prosperity, acquiring many possessions. The bird’s task was to fly into the forest every day to fetch wood. The mouse carried water, made the fire, and set the table. The sausage did the cooking.
Whoever is too well off always wants to try something different! Thus one day the bird made another bird, who boasted to him of his own situation. This bird criticized him for working so hard while the other two worked so little. So, the next day, because of his friend’s advice, the bird refused to go to the forest. He said that he had been their servant long enough. He was no longer going to be fool for them. Everyone should try a different task for a change. The mouse and the sausage argued against this, but the bird was the master, and he insisted on giving it a try. The sausage was to fetch wood, the mouse became the cook, and the bird was to carry water.
And what was the result? The sausage walked with heavy steps toward the forest, the bird made the fire, and the mouse put on the pot and waited for the sausage to return with wood for the next day. However, the sausage stayed out so long that the other two feared that something bad had happened. The bird flew off to see if he could find her. A short distance away he saw a dog eating the sausage. The bird was angry because of the dog’s bad attitude, but the dog claimed that he had discovered false letters on the sausage, so she would have to die.
Filled with sorrow, the bird carried the wood home himself and told the mouse what he had seen and heard. They were very sad, but were determined to stay together and make the best of it. The bird set the table while the mouse prepared the food. She jumped into the pot, as the sausage had always done, in order to slither and weave in and about the vegetables and grease them, but before she reached the middle, her hair and skin were scalded off, and she died.
When the bird wanted to eat, no cook was there. Beside himself, he threw the wood this way and that, called out, looked everywhere, but no cook was to be found. Because of his carelessness, the scattered wood caught fire, and the entire house was soon aflame. The bird rushed to fetch water, but the bucket fell into the well, carrying him with it, and he drowned.

Related Posts:
2. Download Koleksi Film SRK Full

Wednesday, July 26, 2017

Jangan Terlena, Waktumu Jadi Bumerang

Tahukah sobat semua, apa itu senjata bumerang? Yap, senjata khas suku pedalaman di Australia (Aborigin) ini terkenal dengan ciri khususnya yaitu kembali pada sang pemilik. Jika pada zaman dahulu, suku aborigin menggunakannya untuk berburu binatang, saat ini senjata bumerang banyak digunakan didalam cabang olahraga (dilombakan) maupun sekedar keahlian (hiburan). Bahan baku yang dipakai umumnya adalah kayu, ringan, dan senjata ini terbang dengan memutar (spin) kemudian kembali pada sang pemilik. Nah hubungannya dengan waktu, menurut penulis ada beberapa kemiripan. Pertama, waktu yang dimiliki manusia sehari 24 jam, waktu terus bergulir dan meninggalkan pemiliknya namun dampak dari waktu akan kembali pada sang pemilik, yaps benar, waktu berpeluang membuahkan karya (prestasi) maupun amal. Dengan amalan ini tentunya manusia mendapatkan keuntungan. Bumerang yang digunakan oleh pemilik yang ahli/skillful dapat mendatangkan keuntungan antara lain memperoleh hewan buruan. Namun jika sang pemilik terlena dan kurang hati-hati, bahkan jika pandir (bodoh) dalam menggunakannya maka itu kembali dengan membawa bencana yakni bisa mecelakai sang pemiliknya. Hal yang sama berlaku dengan waktu, 24 jam sehari jika dioptimalkan dengan kebaikan maka membawa keberuntungan, di dunia berupa prestasi dan karya, di akhirat berupa amal kebajikan. Sebaliknya menyia-nyiakan waktu dampak negatifnya kembali kepada sang pemilik. Hidup tiada prestasi, hampa dan hambar, lebih-lebih jika hanya terisi dengan aktivitas keburukan dan kemaksiatan. Maka menjadi pembawa malapetaka kelak di akhir hidupnya hingga di alam akhirat.
Waktu itu sendiri adalah bentuk potensi manusia, potensi yang dapat digali maupun hanya terpendam tertimbun tidak dimanfaatkan sebaik mungkin, dibiarkan berlalu begitu saja tanpa ada hal yang istimewa. Dan Al Quran sudah memberikan pedoman (panduan) pada umat Islam dalam QS Al Ashr 1-3 yang artinya:
"Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian. Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal shaleh, dan naseh-menasehati supaya menaati kebenaran, dan nasehat-menasehati supaya menetapi kesabaran."
Coba dipikir dan direnungkan deh, seharian online, fb enggak ketinggalan, wa selalu terpantau, bbm aktif, internet selalu terkoneksi, namun ternyata itu semua enggak ngaruh pada amalan kebaikan malahan justru kebanyakan remaja asyik kepada hal yang sia-sia. Wifi (internet) yang sejatinya berpotensi untuk menambah pengetahuan dan mengarahkan pada kebaikan justru memabukkan dan membuat terlena akan realita tugas dan tanggungjawab.
Setiap zaman selalu terdapat pengganggu khusus, artinya beda generasi, tantangan dan hambatanpun berbeda. Sehingga harus kreatif dan bijak menghadapi serta menggunakan segala fasilitas kemajuan teknologi. Gadis yang masih sekolah di jenjang SMP mengalami kehamilan di luar nikah adalah sebuah cela (aib). Sedangkan budaya freesex meski gak hamil itu induknya aib. Awalnya dari terlalu banyak hal sia-sia yang menghiasi kehidupan keseharian mereka, lambat laun kebosanan menghinggapinya dan galau itu didorong bisikan nafsu syetan maka terjerumus kepada kemaksiatan.
Analogi bumerang dengan waktu yang mirip untuk hal kedua adalah terkait kompetensi si pemilik (kecakapan). Tidak semua remaja terpengaruh  dengan dampak negatif internet dan teknologi, masih banyak remaja muslim cerdas, sholeh penuh prestasi. Inilah pribadi yang kompetensinya (kecakapan/ muwashofatnya) standar dan layak disebut generasi penerus bangsa. Untuk menjadi ideal perlu tahapan dan latihan, hal ini persis agar mahir menggunakan bumerang perlu latihan yang berulang-ulang bahkan jika perlu setiap hari berinteraksi dengan alat tersebut. Maka sebuah keharusan bagi remaja yang sedang tumbuh kembang secara fisik, mental/ emosional, bahkan spiritual sering-sering berinteraksi dengan kebaikan agar efek pembiasaan baik itu menjadi watak sekaligus kepribadian.
Meninggalkan Hidup Yang Menipu (Melenakan)
Lalai dari tugas dan tanggungjawab adalah bentuk sikap pengecut dan imbasnya sangat merugikan. Seorang suami yang lalai akan kewajibannya mencari nafkah bagi keluarga (istri dan anaknya) adalah berdosa, seorang pelajar yang hura-hura kemudian cenderung hedonis sehingga lalai tugasnya belajar itu sangat merusak pribadi dan kemajuan bangsa, seorang pemimpin yang lalai memperhatikan hak-hak rakyatnya adalah penipu dan pengecut yang dzolim. Intinya sikap lalai itu membawa kepada keburukan. Dalam firman Allah swt QS Al Munafiqun ayat 9 disebutkan:
"Hai orang-orang yang beriman, janganlah harta-hartamu dan anak-anakmu melalaikan kamu dari mengingat Allah. Barangsiapa yang berbuat demikian, maka mereka itulah orang-orang yang rugi."
Dari ayat Al Quran tersebut jelas disebutkan harta bisa melalaikan kita dari mengingat Allah, anakpun demikian. Apalagi sudah tidak punya harta, tidak bertanggungjawab pada keluarga (istri & anak), mentaati Allah pun tidak, maka sungguh kemalangan yang besar.
Orang yang rajin bekerja sehingga penghasilan dan hartanya melimpah saja masih diingatkan agar tidak lalai terhadap Allah. Maka prioritas utama muslim adalah Allah, rasulNya, kedua orangtua, kemudian prioritas dari tiap individu masing-masing.
Lihatlah sekeliling kita tinggal, kehidupan yang sudah sibuk mengurusi dunia, melulu dunia, terkadang hampir-hampir lupa pada akhirat. Lupa bahwa ia adalah hamba (makhluk) yang diciptakan dengan misi, yap misi utama manusia adalah beribadah (menyembah), mengabdi pada Tuhan, Allah yang Esa.
Maka meninggalkan hal-hal yang tidak bermanfaat, tidak ada efek terhadap kebaikan dan perbaikan diri, dan tentunya meninggalkan hal-hal yang mubazir (sia-sia) adalah ciri seorang muslim yang berkualitas. Ini sesuai dengan isi dari hadits arbaain ke-12:
Dari Abu Hurairah ra dia berkata Rasulullah saw bersabda, merupakan tanda baiknya Islam seseorang, dia meninggalkan sesuatu yang tidak berguna baginya.
(HR Turmudzi)
Paling tidak muslim itu termotivasi untuk menyibukkan hari-harinya (24 jamnya) dengan perkara-perkara yang mulia (baik) serta menjauhkan perkara yang hina dan rendah (buruk). Jika belum bisa berarti predikat muslim yang baik belum layak disematkan pada kita. Inilah karakter pemuda muslim penerus bangsa yang benar-benar layak memimpin negeri ini, generasi bangsa yang berkilau, bersinar, berprestasi di tengah-tengah kemunduran moral dan bobroknya mental baik itu orang dewasa maupun di kalangan pemudanya. Maka menjadi generasi pilihan adalah tugas semua pemuda muslim. Tentunya karena pilihan, maka kita tidak menjadi orang kebanyakan yang suka menghambur-hamburkan waktu, tenaga, harta untuk perkara yang sia-sia dan remeh temeh. Yups, semangat be greatest moslem generation. Dedikasikan waktu 24 jam sehari hanya untuk Allah swt, maknanya adalah apapun aktivitas kita dalam 24 jam sehari tersebut niatkan ibadah pada Allah swt. Itulah sumber utama motivasi yang harus dijaga agar jangan sampai padam dalam dada & jiwa setiap muslim. Berikut lirik nasyid yang memberi inspirasi bahwa manusia hidupnya itu milik Tuhan, harus didedikasikan, abdikan, dicurahkan hanya pada Allah swt, judul nasyid 'Ku MilikMu'

Kuberdoa
Dengan jiwa dan tubuhku
Setiap hari sepanjang hidupku
Dengan napasku
Aku berjanji pada-Mu
Untuk hidup hanya untuk-Mu
O Allah!
Kau bangkitkan jiwaku
Cahaya-Mu terangi hatiku
Hidupku,
Kupersembahkan pada-Mu
Ku milik-Mu
Ku milik-Mu

Chorus:
Kini kutahu rasanya
Hidup dalam cahaya kasih-Mu
Kini kutahu rasanya
Menemukan damai di hati
Seandainya semua tahu
Indahnya mengabdi pada-Mu
Seandainya semua tahu
Kasih-Mu lepaskan belenggu
Bebaskanku, kuatkanku

O Allah!
Kubersyukur pada-Mu
Walau kata tak sanggup ungkapkan
Kau buatku,
Mampu lawan keraguan
Dan tegar hadapi tantangan
Hanya Engkau
Sanggup bangkitkan jiwaku
Cahaya-Mu terangi hatiku
Dan hidupku,
Kupersembahkan pada-Mu
Ku milik-Mu
Ku milik-Mu

CHORUS

Cinta, hidup, siang, malam, harta, doa semua
untuk-Mu (x2)
Dan tiada satu pun dapat bersaing dengan-Mu di hatiku
Cinta, hidup, siang, malam, harta, doa semua untuk-Mu


Download lagu nasyid terkait pentingnya optimalisasi waktu & ghiroh Islam: