Showing posts with label English. Show all posts
Showing posts with label English. Show all posts

Tuesday, July 28, 2020

Berkenalan Yuk, Hello Let me Introduce myself

Bismillah, dengan mengawali segala aktivitas melalui dzikir pada Allah swt marilah menyibukkan diri dengan amalan kebaikan, produktif dalam setiap menitnya, produktif dalam setiap jamnya yang mampu menghasilkan amal nyata yang mendatangkan kebermanfaatan untuk diri kita dan juga orang lain. Berbuat kebaikan mulai dari hal kecil dan sederhana seperti misalnya mendoakan teman atau orang lain ketika kita bertemu. Kalau dalam Islam dianjurkan mengucapkan salam ketika berjumpa dengan saudara, kawan, sahabat bahkan orang yang baru pertama kali bertemu dengan kita, tentunya hal ini dilakukan jika orang yang kita temui tadi adalah sesama muslim. Anjuran ini tidak lain adalah mengandung pelajaran yaitu lakukanlah kebaikan itu meskipun hanya berupa berdoa untuk kebaikan orang lain. Dalam salam terkandung doa yang luar biasa, tidak sekedar kata hai atau hello bahkan lebih dari itu. Salam itu sendiri artinya semoga Allah swt melimpahkan dan mencurahkan keselamatan, rahmat dan keberkahan untukmu. Hal yang sungguh luar biasa, maka sebarkan salam secara utuh karena didalamnya memiliki doa yang sangat mulia.
Berusaha istiqomah dalam kebaikan, itu sebuah hal yang butuh kekuatan ekstra dan memang berat. Karena gangguan dan halangannya pastilah lebih banyak. Contoh saja kita istiqomah dalam kebaikan berupa sholat berjamaah di masjid, pastilah butuh energi yang lebih dibandingkan hanya sholat sendirian di rumah atau di tempat yang saat itu kita sedang beraktivitas. Karena berjamaah di masjid berarti sholatnya harus di awal waktu sesuai dengan jadwal yang ada, ketika mendengar adzan langsung bergegas menuju ke masjid terdekat. Setelah itu ambil air wudhu dan ikut sholat berjamaah dengan imam. Meluangkan waktu dan tenaga. Sedangkan kalau hanya sholat sendirian kadangkala keutamaan sholat awal waktu tidak bisa kita ambil, sholat sudah mendekati akhir waktu itupun kadang kurang khusyu, dsb. Itulah contoh istiqomah dalam kebaikan itu berat, memang butuh perjuangan. Jika ringan itu bukan istiqomah ya, tapi istirahat, guyonannya begitu. Nah contoh istiqomah dalam kebaikan lainnya misalnya adalah belajar. Bagi seorang siswa, belajar dimanapun ia berada, baik berada di lingkungan sekolah atau madrasah, di rumah, bahkan di alam terbuka. Belajar tentunya terkadang berat, karena lebih asyik untuk bermain dan bersenda gurau, atau lebih nyaman bersantai menonton tv, lihat film, yotube, buka media sosial, dsb. Mungkin saja jika makna belajar itu diterapkan lebih luas lagi maka belajar juga bisa memanfaatkan teknologi internet, bisa melalui jejaring sosial, youtube, searching di google, dll. Salah satu bentuk aktivitas belajar adalah membaca, berdiskusi, menelaah dan mengerjakan soal latihan.
Nah bagi sobat semua yang baru masuk ke jenjang sekolah tertentu, setidaknya butuh adaptasi yang baru karena mungkin lingkungan baru, metode pembelajarannya pun masih baru, teman-temannya juga baru. Maka diperlukan adaptasi atau penyesuaian diri. Berkenalanlah dengan lingkungan baru tersebut, semakin bagus kita beradaptasi maka semakin besar peluangnya untuk mencapai keberhasilan. Kenalkan diri kita pada lingkungan baru tersebut, juga kita membuka diri dengan cara mau berkenalan dengan orang lain. Saling menyapa, saling berkenalan tentunya bisa menambah saudara, menambah kawan, merekatkan ukhuwah/ persaudaraan serta bisa menyambung tali silaturahmi. Contoh paragraf mengenalkan diri, silahkan baca teks berikut ini (kelas daring juga baca ini):

           Hello, Alia! Let me introduce myself. My name is Hannah. I know your name from my friend, Caroline. She told me that you sent her an email telling her that you would like to have more pen pals from the US. I’d really like to be your E-pal. You sound really cool!
          I guess I’d better tell you something about myself first. I’m 16  years old and I attend Thomas Edison High School here in Minneapolis, Minnesota, USA. I have two brothers and two half sisters and I’m the middle child. My father died a few years ago so my mother runs the house and the family business. My father was a barista.
            I have lots of hobbies. I like music – mostly classical music and folk music – but I don’t play an instrument. I like sports,  especially tennis and basketball. At school I’m in the basketball team and I spend most of my extra-curricular time playing basket ball. I’m into animals very much. My sister and I have three dogs. They need lots of attention as you can imagine. My favorite subjects at school are art and geography. I think I’d like to become a park ranger when I graduate, perhaps work for the National Parks Service.
              I don’t like reading but I love drawing and painting. How about you? Please drop me a line, Alia! Can’t wait to hear from you!
Hannah

Paragraf di atas adalah bentuk teks surat yang berisi perkenal diri yang ditulis Hannah untuk teman barunya yang bernama Alia. Belajar untuk membaca dengan spelling (pengucapan) yang tepat dan berusaha memahami maknanya. Bahasa Inggris bagi sebagian orang itu bahasa yang sudah umum atau hal yang biasa, namun bagi sebagian orang juga masih menjadi bahasa asing yang butuh adaptasi, yang butuh waktu dan kerja keras untuk bisa menguasainya. Bersungguh-sungguh dalam belajar, kemudian fokus maka insyaallah kita bisa menguasai bahasa asing tersebut. Tidak mudah memang, namun jika mau berusaha pastilah bisa, tidak ada istilah sulit jika kita mau belajar dan berusaha. There is nothing impossible.

Sunday, April 19, 2020

Arwah Yang Gentayangan, Adakah? The White Lady (Mystery)

Apakah kalian percaya pada hal-hal yang ghaib, bukan takhayyul, misalnya adanya malaikat, jin, syetan, dsb? Sebagai orang yang punya agama seharusnya kita juga mengimani hal yang ghaib, termasuk percaya akan adanya hari kiamat, neraka dan surga.
Nah, kalo hantu, arwah, sundel bolong, setan, genderuwo, apakah meyakini keberadaannya? Silahkan itu pendapat pribadi, masing-masing dari diri kita. Yang jelas semua makhluk baik yang terlihat mata maupun yang tak terlihat, bahkan alam semesta beserta isinya, adalah ciptaan Allah SWT. Jadi tidak perlu takut sama hantu dan semacamnya.
Ada cerita misteri, tentang arwah gentayangan yang berwujud sesosok wanita yang menghuni suatu lokasi di daerah danau Ontario (terletak antara negara Kanada & Amerika serikat) di wilayah Amerika bagian utara. Hantu wanita itu bergentayangan mencari anaknya yang sudah meninggal (karena diperkosa oleh seorang pemuda setempat). Arwah ini akhirnya mengganggu setiap laki-laki yang berkunjung ke kawasan taman dan danau tersebut. Kebanyakan korbannya adalah kaum pria, karena si arwah memiliki dendam pada pelaku pembunuhan putrinya.
Itu adalah cerita dari The White Lady yang kebenarannya masih diragukan. Teksnya berbentuk narrative dan genre cerita misteri/ horor. Berikut isi teksnya:
The White Lady
In the early 1800s, the white lady and her daughter were supposed to have lived on the land where the Durand Eastman Park-part of the Irondequoit and Rochester-now stand. One day, the daughter disappeared. Convinced that the girl had been raped and murdered by a local farmer, the mother searched the marshy lands day after day, trying to discover where her child’s body was buried. She took with her two German shepherd dogs to aid in her search, but she never found a trace of her daughter. Finally, in her grief, the mother threw herself off a cliff into Lake Ontario and died. Her dog pined for their mistress and shortly joined her in the grave.
After death, the mother’s spirit returned to continue the search for her child. People say that on foggy nights, the White Lady rose from the small Durand Lake which faced Lake Ontario. She was accompanied by her dogs and together they roamed through the Durand Eastman Park, still searching for her missing daughter.
The White Lady was not a friendly spirit. She disliked men and often seeks vengeance against the males visiting the park on her daughter’s behalf. There had been reported of the White Lady chased, men into the lake, shook their cars, and their lived miserable until they left the park. She had never touched any females accompanying these unfortunate fellows.
Setelah membaca teks narrative diatas, bisa dilanjutkan dengan latihan soal pilihan ganda sejumlah 4 nomor (untuk pembelajaran online) [LATIHAN PILGAN]

Sunday, April 12, 2020

Catatumbo, Tahukah Kamu Apa Catatumbo Itu?

Catatumbo Lightning
Catatumbo adalah nama suatu daerah di negara Venezuela. Di kawasan ini petir atau kilat sering terjadi berkali-kali bahkan tercatat hampir ribuan kali selama durasi satu jam. Cahayanya sangat terang dan tajam, bisa dilihat dari jarak lebih kurang 400 km, wuihh keren luar biasa yah. Dari fenomena alam inilah kemudian beberapa cerita atau dongeng muncul tentang kedahsyatan Catatumbo Lightning.
Dalam bahasa Inggris fenomena alam bisa dikategorikan kedalam teks bergenre Report. Berikut contoh teks report tentang fenomena alam Catatumbo.

Report text (Natural phenomenon)
You the saying “lightning never strikes the same place twice?” forget it. On a good night, one lake in Venezuela hosts thousands of lightning strikes every hour.
The phenomenon is known variously as the Beacon of Maracaibo, Catatumbo lightning or – cue dramatic roll of thunder – the everlasting storm. That last one might be a slight exaggeration but where the Catatumbo River meets Lake Maracaibo there is an average of 260 storm days per year. Here the night sky is regularly illuminated for nine hours with thousands of flashes of naturally produced electricity.
Venezuela’s lake Maracaibo earned a place in the Guinness Book of World Records for “highest concentration of lightning” with 250 lightning flashes per square kilometer each year. The storm ease off in the dryer months of January and February and are most spectacular at the peak of the wet season around October. At this time of year, you can see average of 28 lightning flashes each minute.
The Catatumbo lightning is bright enough that it can be seen 400 km (250 miles) away and colonial sailors were said to use it for navigation. The force and duration of the storms have inspired many tales but eyewitness claims the lightning is multi-colored are a trick of the light.


Untuk jelasnya bisa dengan latihan soal berikut ini, klik link (untuk pembelajaran online) [Soal Latihan]

Sunday, June 3, 2018

Nothing to Worry About, Tak Ada Yang Perlu Dicemaskan

Tak ada yang perlu dikhawatirkan tentang kondisi negara saat ini. Toh masih baik-baik saja, masih aman-aman saja. Banyak rakyat yang masih bisa makan. Di bulan puasa ini rakyat bisa menghemat makan. Harga-harga masih terkondisikan di pasar. Tak usah perlu was-was untuk hari esok, pergi kerja dapet uang ato tidak bahkan punya kerjaan ataupun tidak.Yaps, beberapa orang temanku bilang begitu ketika merespon hastag #2019GantiPresiden. Mungkin beliau-beliau ini perlu pencerahan agar tahu kondisi nyata, apalagi untuk anak cucu generasi penerus nantinya.
Tiada kekhawatiran memang bagus jika persepsi tersebut dimaknai sebagai sikap tawakal kepada Tuhan yang Maha Kuasa setelah melakukan ikhtiar ini dan itu. Jika belum melakukan apa-apa, apalagi menutup mata, telinga dan parahnya lagi menutup pikiran maka yang terjadi adalah adanya informasi kurang berimbang karena telah menjadi korban media yang mencoba memberitakan (melakukan) pencitraan terhadap pemimpin saat ini. Hal demikian dikatakan terlalu menutup diri karena tidak mau tahu dan membuka kesadaran diri bahwa sekarang ada sesuatu yang tidak beres dengan dengan kondisi bangsa khususnya nahkoda yang memimpin. Jelas-jelas sudah banyak janji yang tidak ditunaikan. Jangankan ketika menjadi orang nomor 1, ketika menjadi walikota dan gubernur saja sudah melanggar janjinya bahwa akan memimpin selama 5 tahun tidak meninggalkannya di tengah jalan. Buktinya, belum sampe 5 tahun jadi walikota, ia berambisi jadi gubernur. Eh, urusan di Jakarta belum beres 5 tahun, ia demi ambisinya sekaligus memanfaatkan kepolosan dan kesederhanaannya (hasil pencitraan) maju ke pilpres. Dan ketahuan deh, ternyata selama ini  prestasi yang kelihatan moncer tersebut bukan 100% kenyataan, hanya karena sudut kamera yang sudah pas (bantuan media dan cukong aseng).
Intinya, jangan percaya sama pemimpin yang suka ingkar janji alias pandai berbohong jika tidak ingin urusan negara dan bangsa ini tambah amburadul. Kasihan generasi pelanjut tongkat estafet bangsa akan diwarisi puluhan masalah-masalah yang besar akibat salah urus negara di masa sekarang.
Ada cerita terkait orang yang terlalu over self confidence dengan sebuah keadaan yang sedang dialaminya. Cerita ini tentang orang yang bepergian melewati jalanan yang rusak. Dikisahkan sekelompok remaja pergi touring menggunakan jeep offroad. Yang memegang kemudi sebut saja namanya Bruce. Ia sangat yakin dengan medan yang dilaluinya. Ketika 2 orang temannya mengingatkan bahwa perkampungan selanjutnya masih jauh, si Bruce ini tetap gigih dengan keinginannya melanjutkan perjalanan. Ketika baru saja keluar dari satu kampung yang disinggahi di depan mereka terpampang jalanan yang berlubang dan kerikil yang berserakan di badan jalan. Kondisi jalan yang tidak terlalu bagus. Karena kendaraan yang digunakan jenis offroad maka tiada kekhawatiran bagi Bruce untuk terus melaju. Dengan sesekali melihat peta, ia meyakinkan kepada temannya bahwa desa selanjutnya hanya berjarak kurang lebih 20 mil jauhnya.
Mobil tersebut melaju dengan kecepatan tinggi karena untuk menghemat waktu agar segera sampai di desa berikutnya. Kondisi jalan yang semakin jelek, lubang yang banyak menganga dan kerikil yang juga bertebaran membuat mobil terkadang sedikit oleng ke kanan dan ke kiri. Temannya di belakang semakin khawatir kalau-kalau mesin dan tangki oli maupun bahan bakar bocor terkena  benturan batu sepanjang jalan yang berlubang. Namun jawab Bruce apa? Tak perlu banyak kekhawatiran akan hal tersebut karena ia sudah terampil untuk jenis jalan medan offroad seperti itu.
Mereka sedikit lega karena jalanan berlubang dan berbatu sudah tidak ada, di depan mereka hanya terdapat hamparan padang rumput dan semak belukar yang luas.  Kendaraan terus melaju dengan kecepatan masih tinggi, hingga tiba-tiba Bruce menghentikan kendaraan ketika di depannya terdapat retakan yang membentuk kubangan yang cukup lebar dan dalam. Bruce meminta temannya untuk mengecek kubangan tersebut, alih-alih dia hanya duduk di dalam mobil sambil mengamati temannya tersebut. Laporannya ternyata kubangan itu lebar sekitar 2 kaki atau kurang lebih hampir 1 meter dan kedalaman mencapai 4 kaki (kira-ra 1,5 meter). Menyikapi laporan dari temannya, Bruce langsung tancap gas. Ketika sudah masuk kubangan mobil berhenti manakala tanda oli di meteran bahan bakar menunjukan kosong alias kehabisan. Jelaslah ada kebocoran disana. Disitulah ending dari terlalu keras kepala, rasa khawatir disini bukan dimaknai galau namun diartikan sebuah kewaspadaan dan kehati-hatian agar tidak terlalu ugal-ugalan atau sembrono dalam mengemudi. Ditambah lagi medan yang dilalui di kondisi jalanan yang tidak normal, penuh lubang dan kerikil.
Cerita ini mirip kenyataan kondisi jalan raya Bojong-Wiradesa yang jadi korban truk besar pengangkut material dan tanah proyek jalan tol pantura. Kerusakan jalan yang sudah cukup parah. Sudah banyak memakan korban jiwa hingga meninggal di tempat, baik karena kecelakaan tunggal sebab jalan yang berlubang maupun serempetan bahkan tabrakan karena sama-sama mencari jalur yang tidak rusak. Itulah proyek tol yang saat ini kurang memperhatikan keberadaan jalan dan pengguna jalan raya di sekitar proyek tol tersebut.
Ada makna lain menurut subjektif penulis yaitu terkait pengemudi yang sembrono terlalu meremehkan dan menggampangkan urusan, dengan slogan ora usah khawatir, tenang saja kondisi masih aman terkendali, dsb. Pengemudi (sopir) di cerita Bruce ini dianalogikan sebagai pemimpin yang ngakunya berprestasi dan capable dalam memimpin (over), sehingga saran dari temannya tidak dihiraukan lagi. Dengan kondisi jalan rusak ia tetap menggeber laju kendaraannya sekencang-kencangnya hingga oleng. Untungnya tidak terbalik. Namun keteledorannya tersebut akhirnya dipetik dengan bocornya tangki oli mesin karena benturan keras dengan batu. Begitupun pemimpin yang kurang peka terhadap masalah rakyat dan negaranya saat ini. Kondisi utang negara yang sangat besar, impor yang dilakukan yang tidak mempertimbangkan rakyatnya sendiri, tenaga kerja asing yang membuat cemburu rakyatnya di saat susah cari kerja dan penghasilan, kebijakan menaikkan BBM yang kurang memihak rakyat kecil, listrik naik, dan belum lagi masalah penanganan hukum, penuntasan kasus korupsi e-ktp, blbi, serta kebijakan dalam bidang ekonomi, rupiah melemah terhadap dolar, dll. Justru ia sibuk membangun image positif dirinya sendiri demi maju lagi di pilpres. Sebetulnya mudah saja agar rakyat simpati, tunaikan seluruh janji-janji politiknya sewaktu kampanye mencalonkan dirinya pada pilpres 2014 yang lalu bukan dengan cara pembodohan publik ataupun pencitraan belaka. Alih-alih terbuka terhadap kritikan dan masukan, eh malah memperalat Pancasila dengan milik segolongan kelompok saja. Yang mengkritik dirinya dianggap anti Pancasila. Padahal beberapa kasus terjadi justru partai dari pendukungnya berlaku radikal dan anarkis terhadap salah seorang wartawan radar bogor ketika terjadi penggerebekan di kantor media tersebut. Wis piye jal, yang pancasilais malah sering berlaku mirip preman jalanan.
Artikel cerita touring melewati jalanan rusak disadur dari text spoof berbahasa Inggris, berikut teksnya:
The rough road across the plain soon became so bad that we tried to get Bruce to drive back to the village we had cme from. Even though the road was littered with boulders and pitted with holes, Bruce was not in the least perturbed. Glancing at his map, he informed us that the next village was a mere twenty miles away. It was not that Bruce always underestimated the difficulties. He simply had no sense danger at all. No matter the conditions were, he believed that a car should be driven as fast as it could possibly go.
As we bumped over the dusty track, we swerved to avoid large boulders. The wheels scooped up the stones which hammered ominously under the car. We felt sure that sooner or later a stone would rip a hole in our patrol tank or damage the engine. Because of this, we kept looking back, wondering if we were leaving a trail of oil and petrol behind us.
What a relief it was when the boulders suddenly disappeared, giving way to a stretch of plain where the only obstacles were clumps of bushes. But there was  worse to come. Just ahead of us there was a huge fissure. In response to renewed pleadings, Bruce stopped. Though we all got out to examine the fissure, he remained in the car. We informed him that the fissure extended for fifty yards and was two feet wide and four feet deep. Even this had no effect. Bruce engaged low gear and drove at a terrifying speed, keeping the front wheel astride the crack as he followed its zig-zag course. Before we had time to worry about what might happen, we were back on the plain again. Bruce consulted the map once more  and told us that the village was now only fifteen miles away. Our next obstacle was a shallow pool of water about half a mile across. Bruce charged at it, but in the middle, the car came to a grinding halt. A yellow light on the dashboard flashed angrily and Bruce cheerfully announced that there was no oil in the engine!


Related Posts:

Monday, April 16, 2018

Mimpi Yang Berlanjut, Realita Yang Tertunda

Tidur nyenyak adalah sebuah anugerah yang patut di syukuri, karena ada beberapa diantara saudara kita yang terkena penyakit insomnia yaitu kesulitan untuk tidur. Apalagi kalo hawa sejuk di pegunungan, angin bertiup lembut membuat rasa kantuk datang. Semilirnya angin menambah hasrat ingin istirahat sejenak melepaskan penat. Tidur hingga bermimpi. Bisa bangun dari tidur dengan kondisi tubuh bugar adalah kenikmatan yang tiada tara, bisa saja tidurnya kita di malam hari adalah tidur selama-lamanya, jadi bersyukurlah kalo bisa bangun kembali dan sangat dianjurkan untuk berdoa sebelum maupun sesudah bangun tidur. Aktivitas ini adalah sebagai cerminan rasa syukur kita pada Allah swt yang telah membangkitkan kembali diri ini dari kondisi mati sementara. Dalam tidur, terkadang kita bermimpi hal yang menyenangkan, menakutkan, bahkan sesuatu yang kita sendiri merasa bingung akan mimpi yang dialami. Misteri mimpi ini jika dikaji mengandung banyak sisi positif, di dalam mimpi terkadang tersirat suatu pesan tertentu, karena mimpi itu datangnya dari Allah swt, meski ada mimpi yang datangnya dari gangguan jin dan syetan, sehingga memang tidak semua mimpi memiliki makna khusus karena itu hanyalah bagian dari bunga tidur. Salah satu contoh mimpi yang memiliki penafsiran khusus adalah dalam kisah nabi Yusuf As yang menafsirkan mimpi sang raja Mesir kala itu. Kisah yang terkenal adalah kecerdasan nabi Yusuf As yang menafsirkan mimpi tujuh ekor sapi betina gemuk yang dimakan tujuh ekor sapi betina yang kurus, diterjemahkan sebagai pertanda bahwa akan datang dimana masa-masa panen yang melimpah ruah, makmur selama kurun waktu 7 tahun, kemudian disusul masa paceklik selama 7 tahun pula. Sehingga beliau, nabi Yusuf As, menyarankan sang raja agar menyimpan hasil panen selama 7 tahun masa kemakmuran agar nanti ketika musim paceklik tiba, rakyat tidak kelaparan karena masih memiliki cadangan bahan makanan.
Begitulah sebuah contoh penafsiran dari mimpi, masih banyak lagi tentang pemaknaan dari sebuah mimpi yang menghiasi tidur seseorang. Jangan sampai mimpi itu membawa sisi negatif. Berkembang di masyarakat penafsiran tentang sebuah mimpi tertentu sebagai pertanda buruk, pertanda kematian, musibah, dan sebagaianya. Dimana jika kita tidak pandai-pandai menyikapi hal tersebut, maka bisa merusak akidah kita, yakni terhadap hal yang berbau mistis dan takhayul. Hal ini sangat berbeda antara penafsiran mimpi yang dilakukan oleh nabi Yusus As dengan tafsir mimpi versi ramalan dukun yang mengarah pada kepercayaan terhadap hal-hal yang berbau takhayul, mistis, klenik, dari mimpi seseorang. Karena sebetulnya musibah, malapetaka, kematian dsb itu sudah digariskan oleh Allah swt. Manusia bolehlah memprediksi, namun jika percaya pada mimpi-mimpi tertentu kemudian meminta dukun untuk mencari penangkalnya maka hal tersebut sudah tergolong pada tindakan musyrik atau menyekutukan Allah swt.
Beda lagi dengan definisi "mimpi" sebagai pengganti kata "cita-cita" atau asa, semisal dari kalimat berikut: "Bu Mimin bermimpi ingin umrah bulan depan, padahal ia sendiri belum mendaftarkan diri di biro umrah manapun". Nah kata "mimpi" disitu tergolong bermakna berkeinginan, berkehendak, bercita-cita, dsb.
Realita Yang Tertunda ataukah Kenyataan Yang Gagal?
Tentu makna tertunda jelas berbeda dengan pembatalan, karena batal berarti gagal terlaksana. Sedangkan tertunda masih ada kemungkinan dikerjakan dan ditindaklanjuti entah dengan penggantian waktu maupun tempat pelaksanaan. 
Saudaraku penggunaan kata mimpi yang penulis akan wacanakan adalah tentang sebuah cita-cita besar yang saat ini belum terwujud namun harapan tersebut masih sangat besar, hasrat tinggi untuk mewujudkan. Seperti seorang pelajar yang bermimpi memiliki sepatu baru, ia akan sering melihat-lihat model sepatu keluaran terbaru dari merk favoritnya. Pernahkah memiliki mimpi yang terus bergelayut dalam pikiran kita, artinya angan-angan (namun bukan sekedar angan-angan kosong) untuk memiliki ini itu, melakukan hal-hal yang belum juga kesampaian? Jika iya, anggaplah sebagai realita yang tertunda. Bisa disebut sebagai fiksi, kata fiksi ini beberapa hari terakhir menjadi bahan perdebatan terkait sanggahan kecebong yang mempermasalahkan statement Prof. Rocky Gerung di sebuah acara diskusi di salah satu channel TV nasional. Ah sudahlah, memang kecebong tidak terbiasa dengan budaya berpikir dan berdebat secara jernih.
Mimpi yang ada dalam sebuah dongeng cerita berikut ini bisa jadi memiliki makna janganlah terlalu jumawa, arogan, pongah terhadap kondisi yang ada saat ini. Bisa jadi memang saat ini berkuasanya seseorang itu karena sengaja ditakdirkan dengan maksud memperlihatkan borok aslinya, yang sebetulnya bukan bunga mawar namun hanya sekedar bunga bangkai, yang tidak sedap baunya. Dibuka aibnya, ditelanjangi kelemahan-kelemahannya, diperlihatkan ketidakbecusannya untuk melaksanakan setumpuk janji-janji kampanye di tahun 2014 lalu. Kau yang berjanji, kau sendiri yang mengingkari. Bangsa ini harus tersadar, kondisi ibu pertiwi diambang kesemrawutan jika tidak segera dibenahi. Maka sangat cocok tagar #2019GantiPresiden.
Ceritanya adalah sebagai berikut, dikisahkan ada 2 ekor ayam jago yang sedang bertarung. Jelas, dalam setiap pertarungan kalah dan menang adalah hal yang wajar. Namun jago yang satu ini, ia menang dengan berbuat curang. Ia berkokok sekeras-kerasnya. Ya, mirip peribahasa tong kosong nyaring bunyinya. Nah di lokasi tersebut sudah lama seekor rajawali terbang berputar-putar, persis diatas areal pertarungan 2 jago. Jago yang menang dengan congkaknya bertengger dan terus berkokok, sedangkan jago yang kalah bergeser pergi menjauh namun masih di lokasi. Bidikan yang tepat, jago yang menang dan berkokok keras tadi langsung disambar oleh rajawali yang memang sudah lama menunggu kelengahan si jago. Akhirnya nyawa si jago pemenang nan congkak pun melayang menjadi santapan sang elang, si rajawali perkasa. Siapakah yang akhirnya memimpin pekarangan ayam tersebut? Tentu saja jago yang menyingkir tadi, meski kalah dalam pertarungan, dialah yang akhirnya memimpin pekarangan, sebuah kerajaan tempat dimana ayam-ayam tinggal. Tersisa satu jago saja, maka si jago itulah yang berhak memimpin di kerajaan tersebut.
Menang berarti tawadhu, bukan sebaliknya kesombongan menyesakki dada ataupun congkak diperlihatkan. Hal yang sangat wajar jika kaos bisa mengganti presiden, itu bukanlah hal yang mustahil dilakukan. Sangat nyaman dilakukan, senyaman memakai kaos olahraga dalam setiap kegiatan outdoor. Nyaman sekali jika kaos tersebut mampu merealisasikan sebuah tagar. Logikanya sama dengan baju kotak-kotak yang mampu menipu sekian banyak masyarakat hingga akhirnya menjadikan si anu menjadi presiden. Meski kekecewaan didapatkan, karena ternyata 4 tahun sudah menjadi pembuktian ketidakcakapannya sebagai seorang leader yang amanah terhadap janji-janjinya sendiri sewaktu kampanye. Jangankan mengemban janji rakyat, memakmurkan bangsa, mewujudkan negara yang berkeadilan dan menjunjung tinggi tegaknya persamaan di mata hukum, melaksanakan janjinya sendiri aja ora iso. Mendekati pilpres ia mulai mendadak alim, padahal belum hilang ingatan di kepala kita bagaimana perlakuan terhadap para ulama, pendeskreditan terhadap umat muslim, bahkan sampai terbit perpu ormas yang lagi-lagi menyudutkan pemeluk agama Islam. Satu hal yang terlihat jelas bagi orang awam seperti saya yaitu kelicikan yang dilakukan demi mimpi pribadinya.
Biarlah rajawali menyambar si congkak, rakyat sejatinya memiliki kekuatan perubahan, diberikannya podium kemenangan seharusnya dioptimalkan untuk melaksanakan mandat rakyat secara profesional dan bertanggungjawab. Kalo hanya sesumbar telah bangun proyek ini dan itu, sedangkan kenyataan pertalite naik, listrik mencekik, ekonomi nyungsep, lapangan pekerjaan sedikit, pengangguran masih banyak, utang negara yang makin lama enggak lunas2. Maka pada intinya rakyat sangat wajar mencampakkan, mengacuhkan, melemparkan orang tersebut yang telah gagal menjadi leader ideal, caranya abaikan di pilpres 2019 nanti. Maklum pula, seandainya mimpi yang berlanjut mengganti pemimpin semakin banyak pendukungnya. Memang di tahun 2018  realita untuk ganti si anu masih tertunda, tapi bagi saudara-saudara sebangsa dan setanah air yang masih ingin Indonesia sejahtera, maka #2019GantiPresiden adalah gerakan mulia untuk menyelamatkan Indonesia dari salah urus, yang selama 4 tahun Indonesia sudah dibuat semrawut oleh si nganu. Bacalah fakta-fakta yang ada tentang sejumlah janji yang sampai april 2018, banyak yang tidak terselesaikan (tertunaikan). Sudahkah meroket? Jika setuju bahwa belum meroket, maka bergabunglah dengan gerakan ini. Bersama-sama melakukan jihad politik untuk melahirkan pemimpin yang amanah, yang membawa Indonesia maju, mensejahterakan bangsanya. Memilih pemimpin, dalam Islam sudah ada tuntunannya, so mengaculah pada Al Quran, jangan mau dikibulin oleh pencitraan musiman. Kalo saja si nganu bagus, maka selama 4 tahun seharusnya Indonesia terbukti mengalami perbaikan dan kemajuan ekonomi. Nyatanya itu fiktif. Memang cerita ganti presiden saat ini di tahun 2018 masih fiksi, dikarenakan belum masuk tanggal mainnya. Hanya masalah waktu saja, #2019GantiPresiden adalah bom waktu yang tiap menitnya semakin membesar dan siap untuk meledak, meletus dan booming. Bismillah untuk menyatukan langkah agar #2019GantiPresiden membawa kebaikan bagi bangsa Indonesia.
Amiin. Allahu a'lam bishowab. Hanya Allah swt yang Maha Tahu Misteri pilpres 2019.
Cerita ayam jago yang dipaparkan adalah saduran dari sebuah cerita naratif berbahasa Inggris berikut ini:
A New King
It is a story from the farm yard. There were two roosters lived in farmyard. They were fighting fiercely to be the king of the farmyard. One finally gained advantage and the other surrendered. The loosing rooster slunk away and hid itself in a quiet corner. The winner flew up to high wall, flapped its wings and crowed its victory, as loud as it could.
Suddenly, an eagle came sailing through the air and carried it off, with its talons. The loosing rooster immediately came out of its corner and ruled the farmyard from then on.
QUESTIONS
1. From the text we know that ...
A. Only one rooster can rule the roost.
B. The roosters are fighting to flap their wings.
C. The eagle had watched them all day.
D. The farmyard needs a new king.
E. The eagle was the real foe.

2. "...as loud as it could." The underlined word, refers to...
A. an eagle
B. the loosing rooster
C. the winning rooster
D. the winning eagle
E. the surrendered rooster

3. What can we learn from the story?
A. There's always a bigger enemy in this life.
B. Your friend can be your enemy.
C. Always grab an opportunity before you lost it.
D. Don't be arrogant when we have achieved our goal.
E. Don't be cruel person in this life.

Related Posts:

Sunday, April 8, 2018

Little Molly, Home Sweet Home

Sebuah kisah dari si kecil Molly yang tinggal  di sebuah kota kecil. Rumah yang di huni Molly terletak di pinggir sungai yang indah. Rumah mungil, sederhana namun cukup indah. Molly adalah anak putri satu-satunya dalam keluarga, orangtuanya tidak kaya, namun mereka hidup bahagia dan berkecukupan.
Si Molly ini semakin beranjak usianya, ternyata tidak begitu menyukai rumahnya yang kecil. Dan kalo diperhatikan dengan seksama ternyata rumahnya juga tidak begitu rapi, sehingga dalam dirinya ada perasaan kecewa dan kurang puas. Ia menyukai rumah yang jendelanya bersinar, berkilau bagaikan emas, yang terletak di puncak sebuah gunung. Ia sungguh tertarik dengan rumah tersebut. Rumah yang ia lihat itu menjadi rumah impiannya.
Semakin dia mencintai rumah dengan jendela emas yang berkilauan di puncak gunung, ia juga semakin membenci rumahnya sendiri. Walaupun demikian, rasa bencinya tidak ia ungkapkan kepada ayah ibunya. Ia hanya memendam rasa kecewanya di dalam hati. Ia memahami kondisi ekonomi keluarganya, sehingga ia tidak ingin menambah beban kedua orangtuanya untuk membuatkan dirinya rumah yang bagus nan berkilau. Di lubuk hatinya yang dalam, hasrat untuk memiliki rumah seperti yang dilihatnya masih membara, terus bergejolak.
Waktu terus berjalan, tahun berganti, Molly semakin tumbuh menjadi gadis dewasa yang cantik dan anggun. Di usianya yang ke-12 tahun, ia semakin berhasrat memiliki rumah dengan jendela emas yang berkilau, tidak seperti rumahnya yang jendelanya terbuat dari kayu dan sudah cukup lapuk. Ia semakin tumbuh dewasa, hingga ibunya suatu hari membolehkan Molly pergi jalan-jalan keluar rumah cukup jauh yakni untuk mendaki puncak gunung yang disana terdapat Rumah Jendela Emas. Ia mulai menyiapkan bekal perjalanan. Ia mendaki sampai ke puncak dengan usaha yang gigih dan mengeluarkan banyak tenaga. Ia gembira mampu sampai di puncak. Ia langsung bergegas menuju rumah yang dilihatnya sangat bagus itu. Semakin mendekat dengan rumah yang dimaksud, ia seakan tidak percaya dan sungguh kaget. Ternyata bangunan tersebut hanyalah bekas istana kuno yang tinggal puing-puing yang berserakan, sampah dan debu menghiasi istana yang lebih mirip rumah hantu tersebut. Bangunan kuno dan dindingnya berlumut, membuat kesan jorok. Ternyata yang selama ini ia lihat dari kejauhan hanyalah bangunan yang lebih jelek daripada rumahnya sendiri. Jendela yang berkilau seperti emas ternyata hanya pantulan sinar matahari yang mengenai kubangan air dekat puing rumah tersebut.
Molly menghela nafas, menghirup nafas panjang, ia lagi-lagi menemui kekecewaan. Kini ia melihat ke bawah persis dimana rumahnya berada. Disana terlihat sebuah rumah mungil yang asri, indah, jendelanya lebih bersinar terang, kuning keemasan. Itulah rumahnya yang selama ia benci. Rumah idaman dengan jendela emas yang berkilau ternyata sudah ia tinggali lama, dan rumah itu tidak lain adalah rumahnya sendiri.
Mampu Mensyukuri Yang Dimilikinya
Impian Molly memiliki rumah impian dengan segala kriteria pribadinya ternyata telah mengantarkan ia agar lebih belajar mensyukuri segala sesuatu yang ia miliki, bukan mengeluhkan sesuatu yang belum dimiliki. Belajar untuk melihat dari sudut pandang yang berbeda, hal tersebut sesekali diperlukan. Sudut pandang yang keliru membuat jalan yang ditempuh juga keliru. Kesalahan akan berulang manakala ketika kita tersadar, kita tidak mampu membaca pintu hidayah yang sudah terbuka. Apa yang kita dambakan, impikan, cita-citakan ternyata sudah ada dalam diri kita sendiri. Contohnya saja Molly mendambakan istana (rumah) versi miliknya, dimana ia sendiri sejak lama tinggal di dalam rumah tersebut. Ide untuk mendaki gunung bukan ide yang buruk. Justru ia menjadi kenal lebih dekat dan mengetahui realita sesungguhnya. Tidak seindah yang ia bayangkan, tidak semegah yang ia pikirkan. Hanyalah bangunan tua, karena pantulan sinar matahari sajalah sehingga terlihat begitu istimewa.
Kedekatan Jiwa Dengan Sang Pencipta
Budak materialisme akan menuhankan kekayaan dan kemegahan serta harta duniawi dengan melupakan sisi moral, norma dan aturan agama. Unsur penghambaan yang overdosis telah menggejala di zaman penuh pragmatisme, serba instan, hedonis dan penuh tipu daya. Banyak orang sudah tidak lagi memegang nilai-nilai kejujuran, menjunjung nilai keadilan dan aturan hukum. Ia berani melanggar dan menabrak semua rambu-rambu tersebut, yang terpenting harta banyak, berkecukupan dan serba mewah tanpa peduli dengan sesama. Ia bahkan berani menggunakan jabatannya untuk menggencet dan menindas yang di bawah. Demi ambisinya akan penguasaan materi dunia.  Sungguh nyata, banyak orang cinta dunia yang telah melalaikan kampung akhirat. Kilauan dan gemerlap hingar bingar pesona dunia telah membutakan mata batin dan mengeraskan hatinya. Ia menjadi pribadi yang sudah tidak takut akan balasan, dosa, dan azab. Tidak mengenal rasa tanggungjawab apalagi bertingkah laku yang cermat dan amanah. Mudah tersinggung apabila ada yang mengingatkan, merasa dirinya paling berjasa atas keberhasilan hidupnya, melupakan peran Sang Pencipta.
Hamba dunia ini bukanlah bualan atau isapan jempol, atau omong kosong, sekarang ini sudah banyak merasuk dalam dada setiap manusia tanpa terkecuali seorang muslim. Tipuan dunia sungguh menyilaukan sehingga kita tidak mampu membedakan mana yang benar dan mana yang keliru.
Kedekatan jiwa dengan sang khaliq dibutuhkan agar jiwa ini tidak terasa kering, kosong, sepi di tengah hingar bingar dunia. Materialisme semu, harta dunia yang sekedar fatamorgana, ambisi yang keliru maka semuanya itu harus diluruskan, benahi sudut pandang akan makna dari hidupnya kita di dunia. Eksisnya di dunia tidak selama dengan eksisnya manusia di akhirat. Kehidupan yang cuma beberapa tahun tidak ada artinya dengan akhirat yang tanpa batas. Sudahkah kita membenahi ambisi duniawi kita? Jangan terlalu jauh menyimpang, sangat berat sekali untuk kembali ke rel yang benar. Hanya pada Tuhan sajalah kita mengharap bimbinganNya agar kita menapaki jalur yang benar. Berdoa agar tetap digolongkan menjadi golongan orang-orang yang taqwa, menjadi hamba Nya yang berada dalam naungan rahmat serta hidayah Nya.
Cobalah tengok dari 24 jam sehari, lebih banyak untuk dunia atau kita abdikan pada Allah swt? Bisa jadi waktu hidup sehari selama 24 jam, tidak lebih dari setengahnya kita gunakan untuk hal yang sia-sia, belum lagi menit-menit yang berlalu untuk hal-hal maksiat dan dosa. Berapa kali beristighfar yang sudah kita ucapkan secara lisan manakala kita lalai ataupun bermaksiat? Berapa sering kita meminta ini itu, berdoa untuk hal yang sifatnya pribadi dan duniawi, namun jarang bibir ini beristighfar memohon ampunannya. Jangankan istighfar, bersyukur saja belum terbiasa kita lakukan.
Ayolah kawan semua, semakin canggih teknologi jangan sampai membuat diri ini lalai dengan persiapan kematian dan persiapan kehidupan setelah mati. Yang kita cari sebetulnya sudah ada dalam diri kita masing-masing. Ketenangan batin, ketentraman jiwa, kepuasan hati akan tercapai manakala mampu memaknai tiap menit yang kita miliki untuk hal yang positif. Beralihlah dari aktivitas dunia ansich menjadi aktivitas dunia yang bernilai akhirat. Sebagai manusia yang beragama maka ajaran agama yang harus dijadikan pedoman hidup. Iman itu perlu dipupuk dan dirawat agar tidak layu dan mati. Hati ini harus sering diberi nutrisi agar tidak tumpul dan keras. Menjadi manusia yang komitmen dalam agamanya butuh pembuktian. Hal itu antara lain adalah ujian hidup dengan bentuknya yang beragam. Semoga kita menjadi manusia yang memiliki energi positif dan mampu menularkan aura positif kepada orang lain. Salah satu jalan hidup pilihan generasi nabi dan sahabat adalah jalan dakwah, menyeru kepada kebaikan, menegakkan dan memperjuangkan syariat, serta menjadikan Islam sebagai rahmatan lil alamin. Memiliki cita-cita mendapat rumah di surga dengan ridho Nya. Selagi kita masih bernafas, maka kesempatan masih terbuka lebar untuk menjadikan dunia ini sebagai ladang amal.
Molly and Golden Windows
Little Molly lived in a small beautiful town. Her tiny house was constructed on the banks of a beautiful river, near a mountain. She was the only daughter for her parents. Although they weren't very rich, they lived happily.
Molly did not like her house very much. She felt that the house was too small and not very neat. She liked the house on top of the mountain because of the glittering golden windows. The windows sparkled and glazed so beautifully that little Molly completely mesmerized. She went crazy for that the glittering golden windows and started to hate her home more. However, little Molly was so sweet and she understood the struggles her family was undergoing.
Years passed by and she grew up quickly. She became 12 years and looked very beautiful like a golden princess. She believed that she was supposed to live in a house with golden windows, not in an old wooden house.
As she grew older, her mom allowed her to move around her house. It was a holiday and she decided to climb the mountain and peek into the house with the golden windows. With so many struggles, she reached the top of the mountain.
She stood in front of the house and saw the dirtiest house, in fact the damaged castle with dark windows. The golden windows she saw were in fact the reflection of the dark and dirty windows. Suddenly, she looked at her home. A window in hers was shining like gold. She realized that the sun rays reflected in the water made the window glow. The truth was she lived in her dream home, the home with beautiful golden windows.
Questions
1. What was the main problem of the story?
A. Molly had an unhappy family living in a small house.
B. Molly's parents forbade her from going far from their house.
C. Molly wanted to stay in a big house with golden windows.
D. The large haouse on the top of the mountain was very dirty.
E. Molly failed to reach her dream house on the top of the mountain.

2. How did Molly feel on her arrival at the top of the mountain?
A. Queer
B. Afraid
C. Worried
D. Shocked
E. Pleased

3. What would happen if Molly never visited her dream house on the top of mountain?
A. She would know that house became dirty.
B. She would still dream to have that house.
C. She would leave her small house to live in that house.
D. She would look for another house with golden windows.
E. She would realize that her house was better than that house.

4. What can we learn from the story?
A. We should appreciate others.
B. We should be brave to face challenging.
C. We should be grateful for what we have.
D. We should work hard to achieve success.
E. We should be honest to the others.

Related Posts:

Saturday, March 31, 2018

Kamu Mau Ngapain Sih? Mau Ujian Sekolah?

Ketika jalan-jalan ke kandangserang beberapa waktu yang lalu, saya cukup berkesan dengan medan yang dilalui. Padahal saya sendiri asli orang kandangserang tetapi cukup surprise dengan kelok jalan menanjak yang dilalui. Saya bertempat di desa Tajur, sedangkan desa yang saya tuju adalah desa Sukoharjo. Dalam rangka visitasi calon peserta didik. Lokasinya persis di belakang SMP 2 Kandangserang. Sepeda motor yang saya kendarai cukup kuat dengan kondisi jalanan beraspal yang sudah mengelupas. Mogok 2 kali di tanjakan yang memaksa mas Dodi turun agar motor kembali kuat menanjak. Seandainya perjalanan dilakukan setiap hari maka bisa jadi saya lihai melewati rute tersebut, ini hanya masalah kebiasaan dan pembiasaan. Sekembalinya dari kegiatan visitasi, saya dengan tim dari madrasah mampir ke destinasi wisata watu ireng. Cukup refresh ketegangan yang saya alami setelah melewati medan yang menantang. Kegiatan jalan-jalan tersebut memakan waktu hampir 8 jam termasuk pulang dan pergi, berangkat dari Karanganyar sekitar pukul setengah sembilan pagi dan kembali sampai di madrasah sekitar pukul 4 sore, tentunya termasuk waktu istirahat dan sholat.
Jenis jalanan yang dilalui memang sulit tapi itu tidak menjadi hambatan berarti, karena memang misi kunjungan sudah diniati dan diagendakan secara matang sejak jauh-jauh hari. Maknanya adalah perencanaan adalah bentuk kesiapan, selalu merencanakan kegiatan dengan matang adalah bentuk keseriusan. Dan hal tersebut sangat membantu tercapainya misi dengan optimal. Seandainya melakukan kunjungan tersebut tanpa persiapan dan perencanaan yang matang bisa jadi gagal dilaksanakan, kalopun dilakukan maka hasilnya kurang memuaskan.
Nah apalagi bagi sobat semua siswa kelas akhir baik itu kelas 9 SMP/MTs ataupun kelas 12 SMA/MA, mau ngikuti serangkaian kegiatan ujian kok tanpa persiapan dan perencanaan yang matang, bakalan deh kecewa di akhir. Terkadang yang sudah disiapkan dengan belajar sungguh-sungguh aja, hasilnya masih jelek apalagi kok tanpa bekal apapun.
Kamu mau ngapain berangkat ujian kok malamnya tidak belajar, mau ujian sekolah atau cuma main ketemu teman doang? Tidak ada keberhasilan yang dicapai dengan santai-santai apalagi tanpa blueprint yang jelas. Paling tidak schedule (jadwal) telah tersusun dengan baik dan ditindaklanjuti dengan menjalankan jadwal tersebut secara disiplin. Apa yang dinginkan terkadang tidak semuanya bisa tercapai. Sama halnya tidak semua doa langsung dikabulkan sekaligus pada saat itu. Berharap hasil terbaik dengan menyiapkan untuk yang terburuk. Berusaha mati-matian agar mampu bertanding secara all out.
Ngomongin tentang serangkaian kegiatan yang dimiliki kelas akhir, dalam beberapa hari kedepan akan sibuk dan padat dengan jadwal ujian. Contoh di madrasah kami, rangkaian kegiatan yang disodorkan mulai dari ujian praktek, ulangan akhir semester, ujian akhir madrasah berbasis komputer, unbk dan terakhir ujian sekolah, pelepasan kelas akhir / farewell party, pengumuman hasil unbk, dst. Nah silahkan sobat semua ketahui kepadatan kegiatan masing-masing agar mampu mengatur waktu belajar dengan sebaik mungkin. Mendisiplinkan diri maka orang lain akan segan. Bersikap keras terhadap diri sendiri maka dunia ini akan lunak dan takluk di tangan kalian, sebaliknya malas-malasan tanpa kedisiplinan diri maka dunia ini yang akan bersikap keras terhadap kalian. Kebaikan dari proses belajar yang rutin nantinya akan kembali didapatkan oleh diri kita sendiri, bukan orang lain. Jangan pernah berpikir bahwa belajar itu hanya buang-buang waktu atau bahkan perbuatan yang sia-sia. Sekali-kali jangan membiarkan pikiran ini untuk malas, karena tanpa diminta saja rasa malas itu datang dengan sendirinya. Malas itu sudah hal yang lumrah dan biasa, maka menjadi luar biasa manakala kita mampu menjadi siswa yang disiplin dan tangguh dalam belajar. Kita mengetahui sendiri betapa banyak pelajar sekarang kehilangan jati diri, etika, sopan santun, dan semangat belajar karena memang perkembangan zaman yang telah mengikis sikap-sikap positif tersebut.
Jadilah manusia pembelajar, tak sungkan belajar secara mandiri, tak malu membaca di tengah kerumunan teman yang asyik ngobrol dan ngegosip, tetap percaya diri mengandalkan kemampuan sendiri di tengah-tengah budaya mencontek dan kecurangan lainnya dengan variasi bentuknya. Di bawah ini ada sedikit panduan dan contoh soal latihan untuk kegiatan ujian sekolah tingkat madrasah aliyah, cara mengunduhnya cukup dengan klik link tsb, pergunakan dengan bijak sebagai penambah wawasan dan pengetahuan:

Saturday, March 17, 2018

Pecinta Sejati, Taat & Meneladani

Yang setia, yang mengikuti arahan, dan otomatis mengerjakan perintah. Kita setia terhadap negara kita maka berarti menerima segala konsekuensi manakala negara ini membutuhkan pengorbanan dari para warga negaranya. Bukti sejarah menyebutkan bahwa banyak para pahlawan negeri ini yang gugur mengorbankan jiwa mereka demi kemerdekaan bangsa Indonesia. Kesetiaannya terhadap sang ibu pertiwi dibuktikan dengan bersimbah darah bertempur melawan penjajah asing. Para pahlawan mengedepankan kepentingan bangsa dan negara, memperjuangkan kemerdekaan, melawan segala bentuk penindasan terhadap rakyat. Mereka tidak taat terhadap pemerintahan kolonialisme Belanda pada saat itu, sikap loyalnya terhadap amanat bangsa dan negara demi mewujudkan Indonesia merdeka. Sudut pandang para pejuang adalah hidup merdeka, rela mati daripada berada dalam penindasan penjajahan pihak asing. Mungkin para pahlawan akan bersedih hati jika melihat kondisi bangsa Indonesia saat ini, kemerdekaan yang diperoleh dengan susah payah penuh pengorbanan ribuan nyawa melayang, ternyata saat ini kemerdekaan itu hanya sekedar tataran wacana, retorika kata tanpa perwujudan nyata. Nyatanya banyak rakyat yang masih hidup kesusahan, nyatanya sebagian besar lulusan sarjana malah menjadi pengangguran, nyatanya kekayaan alam negeri ini belum mampu mengangkat martabat dan tingkat kemakmuran rakyat, lha dimana letak merdekanya?
Sumbangsih Setiap Warga Diperlukan
Peran serta nyata dari masyarakat yang cinta pada kemajuan bangsa dan negaranya adalah bisa diwujudkan dengan taat membayar pajak. Jika rakyatnya sudah taat membayar pajak maka diharapkan negaranya memiliki pendapatan yang optimal dari sisi pajak, itupun seandainya diperuntukkan untuk pembangunan dan program kesejahteraan rakyatnya. Bisa dibayangkan jika banyak warga yang cinta terhadap kedaulatan NKRI ini melaksanakan kewajiban membayar pajak, taat dan setia terhadap aturan hukum yang berlaku maka bukan hal yang aneh manakala peradaban bangsa ini menuju martabat yang tinggi menuju Indonesia maju itu terwujud, Indonesia bukan lagi sebagai negara berkembang saja. Coba fakta sekarang apa yang sedang terjadi? Si pemimpin sepertinya habis akal untuk memajukan negara dan bangsa, malah justru utang menumpuk, banyak janji  kampanyenya terlupakan alias mangkrak tidak terealisasi. Wajar jika rakyat memberikan label si pemimpin dengan julukan pinokio alias si hidung panjang karena hobinya tipu-tipu.
Kisah Pecinta Yang Setia dan Punya Komitmen
Sebut saja kisah ini adalah cerita pengantar tidur yang dibumbui dengan lika-liku pemuda pemudi yang dipenuhi perasaan saling menyukai. Orang yang memegang komitmennya biasanya memiliki integritas kepribadian yang tidak diragukan lagi, orang lain akan segan, menghormati dan memandang takzim padanya. Sebaliknya terhadap orang yang tidak memiliki integritas kepribadian maka sikap yang ditunjukkan adalah  makian, hujatan, celaan, mungkin bisa juga sumpah serapah. 
Alkisah jaman dahulu kala di suatu perkampungan hiduplah pemuda miskin yang jujur, kemiskinannya tersebut bukan akibat dari kejujurannya, melainkan di desa ia tinggal kebanyakan rakyatnya hidup miskin. Orang yang kaya dan memiliki harta berlimpah jumlahnya tidak banyak. Tinggalah juga di kampung tersebut seorang gadis cantik, ia giat bekerja, orangtuanya dari pihak keluarga berada. Banyak pemuda yang ingin melamar dirinya, termasuk pemuda miskin tadi. Pada suatu kesempatan si pemuda berhasil mendekati si gadis dan membisikkan suatu hal yakni ia ingin melamar dirinya agar menjadi istri yang sah. Si gadis pura-pura tidak mendengar bisikan sang pemuda tadi, ia hanya berlalu di hadapan pemuda tanpa bereaksi sama sekali.
Sang pemuda tidak kalah gigihnya, ia membisikkan kalimat yang sama manakala berkesempatan mendekati si gadis. Saking frekuensi yang terlalu sering dan responnya sama yakni tidak ada tanggapan sama sekali, semangat si pemuda hampir saja pudar. Suatu saat ketika ia mulai putus asa, ternyata si gadis menjawab bahwa ia mau menjadi istrinya asalkan dengan satu syarat si pemuda harus berlomba bertarung dengan pemuda lainnya yang juga memiliki niatan melamar dirinya.
Akhirnya hari perlombaan tiba, terkumpul 7 pemuda termasuk si pemuda miskin. Mereka bertanding satu sama lain untuk saling mengalahkan, ternyata sama-sama kuat. Tantangan kedua yaitu ketujuh pemuda tadi berlomba mengambil air di telaga yang berada di desa tersebut. Sampai suatu musibah terjadi yakni tiba-tiba tanggul yang berada di pinggir danau jebol oleh ombak misterius, ketujuh pemuda tadi terkena ombak, 5 pemuda terseret arus. Tinggal si pemuda dan temannya. Kondisi kelelahan di dalam air membuat mereka berdua tak mampu menolong kelima pemuda lainnya. Mereka berdua lapar, salah seorang diantara mereka mendapatkan ikan, lalu dimakanlah ikan mentah tersebut. Singkat cerita si pemuda miskin merasa haus hingga minum air sebanyak-banyaknya tanpa menyadari dirinya telah berubah bentuk menjadi ikan dari badan hingga kakinya. Temannya segera bergegas berlari ketakutan dan memberitahu penduduk setempat termasuk si gadis. Karena terlanjur berjanji pada sang pemuda maka si gadis tetap menunggu calon suaminya itu dan tidak mau menikah dengan pemuda lain.
Cerita diatas hanyalah sekedar dongeng atau hikayat tentang seorang perempuan yang berkomitmen terhadap janjinya, ia tidak mau mengingkari janjinya meski pemuda yang mencintai dirinya telah berubah menjadi ikan. Bagaimana rasa cinta telah menumbuhkan ketaatan dan kesetiaan terhadap pasangan.
Kesetiaan Menjadi Hal Yang Langka
Saat ini banyak cinta tak mampu bertahan dalam pembuktian berjalannya waktu. Cinta bertahan hanya pada masa pacaran, setelah menikah hanya bosan dan penyesalan. Kadangkala belum sampai ke jenjang pernikahan sudah mengalami percekcokan hingga perpisahan jalan terbaik. Yang sudah fase pernikahanpun terkadang ketidakcocokan itu justru muncul hingga perceraian menjadi jalan yang diambil. Bukan dikalangan remaja atau keluarga muda saja, bahkan selevel artis, kyai, tokoh pun kerap terjadi. Hal ini membuktikan bahwa cinta sejati itu yang bisa membuktikannya adalah waktu. Karena hanya dengan waktulah kesetiaan dari cinta dapat diukur, variabel lain tidak ada yang mampu memaknai cinta secara jujur. Artinya mereka yang sanggup bertahan saling mencintai hingga menua itulah yang memang benar-benar membuktikan kesetiaan dan komitmen cintanya, fisik boleh saja menua dan keriput namun cinta dan pengorbanan terhadap pasangan tak lekang oleh zaman. Hal ini memang langka terjadi, meskipun tetap ada. Pada dasarnya cinta terhadap makhluk atau sesama itu cinta fana yang akan berubah tergantung variabel cintanya; paras cantik, harta kekayaan, warisan, jabatan, bahkan tempat tinggal, dsb. Ketika semua variabel cinta semakin berkurang bahkan hilang dengan berjalannya waktu, maka kualitas cinta pun sirna. Karena hal tersebut cintanya bersifat materi yang tidak kekal. Mana ada wanita yang parasnya akan selalu cantik, kulitnya kencang, halus, pastilah keriput ketika umurnya terus bertambah. Usia lanjutnya telah membuat tubuhnya tidak indah lagi secara fisik. Maka jika variabel cintanya karena kecantikan pastilah hanya bertahan ketika si pasangan di usia 40, jika sudah mendekati 50 sudah melirik orang lain. Sebaliknya perempuan yang cintanya karena suaminya kaya raya, maka hartanya hanya bertahan 10 tahun setelah itu habis, maka habis pula cinta pada suaminya.
Tidak tepat jika cinta itu disandarkan pada manusia atau sesama makhluk. Tahukah jawabannya, pada siapakah seharusnya cinta itu benar-benar dicurahkan? Sebagian besar dari kita sepertinya sudah tahu dan paham jawabannya. Yang masih perlu diperbaiki adalah bukan jawabannya namun pembuktian cinta kita terhadap Rabb, Sang Khaliq, pencipta diri kita, alam semesta dengan segala isinya. Pembuktian cinta itu adalah taat pada perintahNya. Wujudnya kesetiaan kita pada Rasul adalah dengan meneladani beliau. Hingga cinta Allah dan RasulNya menjadi benar-benar nyata kita miliki yakni dengan pembuktian dalam bertindak, berperilaku, berbuat sesuai dalam koridor syariat. Pecinta sejati itu adalah yang taat dan mau meneladani sosok yang dicintai. Cinta pada manusia itu sah-sah saja, asalkan cinta pada orang yang tepat dan pantas untuk kita cintai, dengan tujuan rasa cinta tersebut mampu mendekatkan pada cinta yang hakiki pada Allah dan Rasulnya.
So, jika pemimpin sudah cinta pada Allah dan RasulNya, enggak mungkin deh ia melanggar janji, sumpah jabatan, apalagi menipu jutaan rakyatnya. Karena ia takut akan pertanggungjwabannya di hadapan Sang Khaliq. Rasulullah adalah teladan sejati bagi para pemimpin negeri yang benar-benar ingin memajukan bangsanya, memakmurkan negerinya, memberikan kesejahteraan yang layak pada penduduk yang tinggal di wilayah yang ia pimpin. Pilihlah pempimpin yang memilih dirinya taat pada Allah dan RasulNya, bukan pemimpin yang taat pada antek asing apalagi kapitalis.
Berikut sajian teks narrative faithful lovers tale:
The Faithful Lovers
The following story will be special for each of you who want to know the real meaning of love.
Hmm, there once lived a chief's daughter who had many admirers. All the young men in the village wanted to have her for a wife and were all eager to fill her skin bucket when she went to the brook for water.
There was a young man in the village. He was a good hunter; but he was poor and had a mean family. He loved the maiden and wished he could marry her. So, one day when she went for water, he threw his robe over her head while he whispered in her ear: “Will you marry me?”
For a long time the maiden acted as if she hadn’t heard anything, but one day she whispered back saying that she would be willing to marry him if he took a scalp.
So he made a war party of seven, himself and six other young men. Before they started, they sat down to smoke and rest beside a beautiful lake at the foot of a green knoll that rose from its shore. The knoll was covered with green grass and somehow as they looked at it they had a feeling that there was something about it that was mysterious or uncanny.
One of  the lover’s friends was so curious about it that he ventured into the knoll. Four of the young men followed. Having reached to the top of the knoll, all five began to jump and stamp about in sport.
But, suddenly they stopped. The knoll had begun to move toward the water. It was a gigantic turtle! The five men cried out in alarm and tried to run, but it was too late! They cried; but the others could do nothing. In just a few moments, the waves had closed over them.
The other two men: the lover and his friend went on, but with heavy hearts. After some days, they came to a river. Worn out with fatigue, the lover threw himself down on the bank. Fortunately, the lover’s friend came up to help him.
The following day, his friend told him that he found a fish which he had cleaned and asked him to eat the fish together. The lover said that if he ate the fish, his friend had to promise to fetch him all the water that he could drink. When they had eaten, the kettle was rinsed out and the lover’s friend brought it back with full of water. The lover drank the water at a draught. Again his friend filled the kettle at the river and again the lover drank it dry but still asked for more water. The lover’s friend then took the lover to the river. When the lover saw the river, he walked to the river, sprang in, and lying down in the water with his head toward land, drank greedily.
Then, he called out his friend. The friend came and was amazed to see that the lover was now a fish from his feet to his middle. Sick at heart, he ran off a little away and threw himself upon the ground in grief. After a while, he returned to find that the lover was now a fish up to his neck.
The friend went home and told his story. There was great mourning over the death of the five young men and for the lost lover. In the river, the lover had become a great fish and its fin was just above the surface. Canoes had to be portaged at great labor around the obstruction.
Meanwhile, the chief’s daughter mourned for her lover as for a husband and nobody could comfort her. Day by day, she sat inside her mother’s tepee with her head covered with her robe, silent, working, and working. Whenever her mother asked, the maiden did not reply.
The days lengthened into moons until a year had passed. And then the maiden arose. She left her mother’s tepee with holding lots of things in her hands. There were three pairs of moccasins, three pairs of leggings, three belts, three shirts, three head dresses with beautiful feathers, and sweet smelling tobacco.
One day she had a new canoe made. Then, the next morning she stepped into the canoe and floated slowly down the river toward the great fish. Her canoe came and stopped to the place where the great fin arose. One by one she laid her presents on the fish's back, scattering the feathers and tobacco over his broad spine.
“Oh, fish,” she cried, “oh, fish, you who were my lover, I shall not forget you.. Because you were lost for love of me, I shall never marry. All my life I shall remain a widow. Take these presents. And now leave the river, and let the waters run free, so my people may once more descend in their canoes.” Slowly the great fish sank, his broad fin disappeared, and the waters of the St. Croix (Stillwater) were free.


Related Posts:
3. Download Listening UN 2017

Sunday, March 11, 2018

Pulau Komodo, Habitat Khusus & Ikon Global

Taman Nasional Pulau Komodo sebagai habitat asli hewan komodo yang berasal dari Indonesia menjadi salah satu ikon keajaiban dunia terbaru dari 7 keajaiban dunia yang sudah ada. Hal ini berdasarkan polling yang dilakukan oleh salah satu situs media internasional pada tahun 2011. Indonesia sebagai negara pemilik taman nasional ini memiliki tanggung jawab dalam pelestarian dan menjaganya dari kepunahan. Rasa bangga sebagai salah satu bagian dari dunia Internasional yang terlibat aktif dalam cagar alam hewan langka dengan penakaran di habitat aslinya. Pulau Komodo ini terletak di propinsi Nusa Tenggara Timur, yakni sebelah timur pulau sumbawa dan sebelah barat pulau Flores. Sebetulnya cagar alam ini sudah lama sekali sebelum diumumkan secara Internasional, yakni pada tahun 1938. Bahkan saat itu Indonesia belum mendeklarasikan kemerdekaannya, masih dalam kungkungan penjajahan Belanda. Dan selanjutnya dijadikan taman nasional pada tahun 1980 yang luas areanya hampir 520 km persegi atau 200 mil persegi. Meskipun pulau tersebut sebagai habitat asli komodo (Komodo Dragon), namun tetap dihuni oleh penduduk setempat sekitar 450 jiwa, sensus tahun 2002.
Sungguh luar biasa, pulau ini akhirnya menjadi ikon dunia sebagai pulau khusus untuk hewan langka yaitu Komodo, artinya di negara lain tidak memilikinya only in Indonesia. Pulau Komodo menjadi destinasi istimewa yang mampu mempromosikan keberadaan Indonesia di mata Internasional dalam aspek pariwisata. Tempat ini bisa dijadikan sebagai pusat studi ilmiah mahasiswa bahkan peneliti pemerhati fauna langka. Keberadaan Komodo dengan segala kekhasannya merupakan aset bangsa dan saat ini telah menjadi aset dunia dalam program cagar alam ataupun pelestarian hewan langka. Maka sudah selayaknya rasa bangga sebagai warga negara yang menjaga kelestarian alam baik flora dan fauna, diikuti dengan rasa tanggungjawab. Kenapa? Alasannya adalah dengan sikap tanggungjawab dari masyarakat maka misi tersebut dapat dijalankan dengan lancar. Sikap tanggungjawab ditanamkan kepada masyarakat & pihak yang terkait, antara lain pemerintahan propinsi dan warga sekitar pulau komodo. Pemerintah pusat juga bertanggungjawab membantu kelancaran dalam bidang transportasi dari aspek fasilitas (karena ini destinasi wisata dunia), dan yang tak kalah pentingnya adalah undang-undang yang melindungi hewan tersebut manakala terjadi pelanggaran maka pelaku bisa dijerat hukum atau dipidanakan bahkan menghukum pelakunya dengan sanksi yang berat.
Ikon Global
Apa sih daya tarik dari hewan ini? Mungkin karena langkanya, alias hampir punah akhirnya menjadi istimewa. Sebetulnya komodo adalah hewan pemalu karena jika banyak pengunjung maupun wisatawan yang datang kadangkala komodo asyik di persembunyiannya. Sehingga hal tersebut perlu trik khusus dengan cara pemberian makan. Menu utama bisa ayam hidup, potongan daging babi atau potongan2 daging/tulang kambing mentah. Agar potensi wisata ini bisa dioptimalkan maka perlu promosi secara masif baik regional maupun tingkat internasional. Penanaman kesadaran pada warga setempat itu sangat penting. Dengan pelibatan langsung maka sense of belonging-nya tumbuh, mereka bisa dilibatkan sebagai pemandu wisata, dalam bisnis penginapan, restoran atau bahkan hingga sewa perahu, aneka souvenir, foto, dsb. Kreatifitas dipadu dengan teknologi informasi sangat berpeluang menjadikan pulau komodo sebagai ikon global destinasi wisata fauna internasional, sekaligus menumbuhkan industri ekonomi kreatif warga setempat.
Data mencatat pada bulan Agustus 2009 terdapat 1300 ekor komodo, kemudian masih ada beberapa ratus ekor di pulau Rinca, flores dan Gili Motang.
Berikut teks deskripsi tentang komodo dan habitatnya
Komodo Island National Park, national park in south central Indonesia, occupying most of the island of komodo, which lays in Indonesia archipelago, east of the island of Sumbawa and west of the island Flores. First protected in 1938 and founded as a national park in 1980, komodo island nationl park covers 520 sq km. The island has just one village of about 450 people.  The island's volcanic slopes are generally hot and barren, through briefly during the annual monsoon season  they turn green. A few tall lontar palm trees grow on the hill slopes, and tamarind trees (tropical evergreens) are found around the village.
The island of komodo is one of the view remaining areas inhabited by the komodo dragon, which is protected in Indonesia. Komodo dragons are giant monitor lizards that roam wild over the island. They measure up to 3 meters long, weigh up to 135 kg, and can live 100 year. Park officials regularly supply pig and goat carcasses to attract the lizards to viewing areas for tourists. About 1,000 of the dragons are known  to live on the island of komodo, another 1,000 live on the neighbouring island of Rinca.

Related Posts: