Sunday, November 22, 2015

Kerja sambil sekolah, sambil kuliah? Why not?

Saya pernah bertanya kepada Mr. takuya (seorang relawan dari Jepang), tentang kerja sambil kuliah. Dia bilang kalau hal tersebut hal yang lumrah di negaranya, bahkan dia sendiri termasuk yang bekerja part time di sebuah restoran sebagai koki dan bayarannya lumayan besar bisa di tabung. Saat ini dia masih belajar di kampus mengambil jurusan fisika, dan di bulan september s/d november berpastisipasi menjadi relawan (volunteer) dari Jepang yang datang ke sekolah kami bergerak di bidang sosial dan pendidikan. Dia mencontohkan bahwa sikap mandiri bisa diwujudkan dengan membiayai kuliah, sekolah ataupun belajar tidak tergantung pada orang tuanya. Dengan mencoba bekerja part-time, juga secara tidak langsung belajar bagaimana membagi waktunya untuk urusan kampus (kuliah) dengan job yang ia tekuni yaitu sebagai chef  restoran masakan Jepang di Tokyo. Saya memiliki pengalaman pribadi ketika kuliah yaitu bekerja model shift di warnet dan rental komputer (pengetikan sekaligus translate) dekat kampus selama hampir 3 tahun (2005-2007) selain juga mengajar les privat dari semester 4 hingga wisuda. Ternyata manfaat yang saya rasakan banyak, disamping materi yaitu uang, ada satu hal yang sangat berharga yaitu experience atau pengalaman ketika bekerja di lapangan yang kebanyakan tidak didapatkan di bangku kuliah.
Mungkin kerja part-time yang dilakukan pelajar ataupun mahasiswa masih dijumpai di kota-kota besar karena faktor terbukanya lapangan pekerjaan yang variatif dan cenderung menguntungkan secara finansial,dan faktor jauh dari kampung halaman (merantau) karena dipaksa oleh kebutuhan ekonomi. Apapun itu yang jelas alasan-alasan yang mendukung kerja sambilan ketika masih sekolah atau kuliah kadang ditentang oleh sebagian kalangan, terutama misalnya guru atau pendidik atau beberapa orang tua yang khawatir akan proses belajar murid ataupun anaknya terganggu, sehingga sekolah ataupun kuliahnya terbengkalai. Contohnya nilai ujian jadi merosot karena tenaga terkuras oleh bekerja, sehingga tubuh tidak fit  dan pikiran kurang fresh. Bahkan beberapa nilai ujian (tes) terlewatkan karena pengaturan jadwal yang mungkin berbenturan.
Harus ada komitmen diri yang kuat untuk membuat jadwal yang ketat antara pekerjaannya dengan tugas belajarnya agar kedua hal itu bisa berjalan secara sinergi, tidak sebaliknya menghambat. Bagi kita yang belum pernah merasakan kerja sambilan ketika masih sekolah mungkin belum tahu secara jelas rasanya seperti apa atau pengaturan waktunya bagaimana? Di daerah yang bukan termasuk kota besar fenomena kerja part time mungkin jarang ditemukan, kalaupun ada bisa jadi persentasenya di bawah 16%, karena didukung faktor pengawasan dan perijinan dari orang tua. Sehingga tidak terlalu menjadi pembahasan utama dalam share masalah antara guru BP/BK dengan wali murid. Ketidak ketersediaan pekerjaan yang memadai dan yang memungkinkan membuat di daerah pinggiran (kota kecil) tidak lazim bekerja sambil sekolah. Ataupun disebabkan faktor ketrampilan yang di miliki peserta didik tersebut.
Jelasnya adalah antara bekerja vs sekolah/kuliah, akan  muncul menjadi problem besar manakala kita sebagai pelaku di dalamnya kurang pandai dalam membuat jadwal (schedule) agar berjalan sinkron antara study dengan job tadi.  Skala prioritas harus dikedepankan selama kedua aktivitas berlangsung dalam waktu yang sama. Misalnya manakala mendekati ulangan semester atau kenaikan kelas bahkan ujian, pengerjaan skripsi/thesis, tugas akhir, dsb. Jika remaja saat ini memiliki kegiatan positif selain aktivitas belajar di sekolah/kampus maka akan menjauhkan dari kegiatan-kegiatan hura-hura yang sifatnya hedonis, foya-foya, tanpa arah dan tujuan yang jelas. Pembebanan tanggung jawab dengan kerja part time membantu orang menjadi bersikap lebih disiplin, cekatan, terampil dan pandai mengatur waktunya, juga bersungguh-sungguh karena baginya 1 kegiatan adalah 1 kesuksesan, maka jika tidak serius dalam 1 kegiatan sama dengan menciptakan 1 kegagalan yang tak berarti. Kegagalan karena belum mampu adalah hal wajar, namun kegagalan karena teledor, suka meremehkan dan tidak serius adalah kegagalan yang tidak termaafkan.
Berikut ini teks Bahasa Inggris dengan genre discussion mengangkat isu utama tentang menyeimbangkan part time job dengan study at school. Metode pembelajarannya menggunakan problem solving.

Balancing: School and Part-time job
You have to consider a number of factors when deciding whether or not to get a job. The important thing is to arm yourself with as much information as possible, so you can figure out what choice makes the most sense for you. If you are considering working part-time, schedule a meeting with your school counselor to discuss this move. Talk to your counselor about why you want to work and what type of position you’re seeking. Simply explaining your goals to someone else can help you make decisions and figure out your priorities. Schoolwork, including homework and studying for tests, should always be your top priority.
“The activities and courses students choose vary considerably, so it’s important for young people to keep their individual situations clearly in mind,” says Brad McGowan, director of the Career Center at Newton North High School in Massachusetts. Further, McGowan cautions students who do decide to work: “If you are rushing through your assignment or not studying enough for tests because of work, it’s time to cut back or quit and find a less time-consuming job.”
He adds, “Students should always let their employers know what their time limits are.” If you are being pressured to work more hours than you can handle, you need to find a new place to work. You also need to make sure that a job won’t prevent you from getting enough rest.

 Questions
1. What should a student do first when considering working part time?
A. Schedule a meeting with the employer of the job.
B. Discuss with the school counselor.
C. Schedule a meeting with the school principal.
D. Discuss with your friends.
E. Schedule a meeting and discuss with the class.

2. What does Brad McGowan do?
A. Brad McGowan is a student who takes part time job.
B. Brad McGowan is the director.
C. Brad McGowan is the school counselor.
D. Brad McGowan is the employer.
E. Brad McGowan is the principal.

3. What does the word “it” in paragraph 3 refer to?
A. student
B. individual situation
C. young people
D. to keep to individual situations clearly in mind
E. to keep to individual situations clearly in mind is important.




Saturday, November 21, 2015

Kuingin SurgaMu, Ridhoilah HambaMU, Mudahkanlan kami Gapai CintaMu

Merindukan surga nya Allah swt adalah diperbolehkan, dan memohon dijauhkan dari neraka-Nya adalah dianjurkan. Kita sebagai manusia yang tidak luput dari khilaf dan dosa tetap menginginkan mendapatkan surga kelak di akhirat. Sehingga perbanyak taubat, selain beristighfar, secara perilaku harus diperbaiki bahwa kita adalah orang yang benar-benar bertaubat. Dengan memohon taubat yang sungguh-sungguh (taubat nasuha), maka sertakan dalam doa disetiap akhir shalat fardhu yaitu memohon digolongkan dalam hambaNya yang diridhoinya, berkumpul dengan Rasulullah SAW, di surga Nya.
Inilah mimpi yang juga asa seorang muslim sekaligus mu'min dengan melalui bermil-mil jarak perjuangan amal shalih dengan penuh ikhtiar tanpa rasa menyerah, merindukan mendapatkan surga. Fakta, untuk mendapatkan jalan ke surga tidak mudah bahkan penuh jalan panjang berliku nan terjal. Contoh mudah adalah jalan menuju masjid ketika berjamaah shalat subuh diwaktu pagi hari. Bukan jarak masjid yang jauh dari tempat tinggal kita, namun rasa malas ini menyelimuti diri kita dengan asyik tidur pulas meski mendengar adzan. Bisa jadi jarak rumah dengan masjid tidak lebih dari 50 meter, namun ketika berjalan untuk mendirikan shalat jamaah shubuh seperti jalan dengan jarak tempuh 5 km. Ini terbukti 50 meter tersebut seperti mendaki gunung yang menjulang, membutuhkan keberanian, energi ekstra, semangat tinggi dan komitmen yang mantap. Mohonlah pada Allah swt agar kita diberi keringanan dan kemudahan misalnya ketika pergi shalat berjamaah ke masjid. Ini jalan menuju surga yang kadang-kadang jarang orang mampu melakukannya bukan soal jarak fisik namun jarak secara psikis (beban mental). Pantaslah balasannya adalah hal yang luar biasa yaitu surga. Contoh kedua adalah ibadah puasa (baik sunah ataupun puasa ramadhan), yang membutuhkan komitmen tinggi agar mampu menjaga dari hal yang membatalkan puasa hingga tiba waktunya berbuka, apalagi ketika banyak godaan baik dari lingkungan sekitar maupun hawa nafsu dalam diri kita. Jika kita mampu maka balasannya adalah surga, jika kita bisa meluruskan niat karena Allah swt.
Gambaran kenikmatan surga itu jika dibandingkan dengan kenikmatan dunia, sangatlah jauh. Apa yang kita rasakan nikmat di dunia masih jauh berpuluh-puluh bahkan ratusan kali lipat dengan balasan nikmat di surga. Sebaliknya balasan siksa neraka juga lebih dahsyat, lebih pedih, lebih mengerikan dari lintasan pikiran dalam benak kita.
Yang harus kita lakukan sekarang adalah memotivasi diri untuk mengisi detik, menit, jam, hari, dengan amal shalih. Jangan pernah ragu, karena orang yang benar-benar beriman (percaya) yakin bahwa segala perbuatan dan perilaku memiliki balasan masing-masing entah itu perbuatan baik maupun buruk. Yang kita butuhkan adalah ridho Allah swt, tanpa ridhoNya kita tidak mungkin melakukan segala amal kebaikan ini, mengharap agar dikumpulkan kedalam golongan orang-orang yang shalih. Mimpi terbesar ini adalah jalur penuh ranjau, penuh aral melintang, hanya orang-orang pilihan yang mampu melewatinya, hanya orang-orang yang istiqomah, tekad tinggi, azzam dalam hati, dengan senjata orang beriman yaitu doa dan tawakal, believe it! We do on the right track. Kita pada jalur yang benar dengan itiba (meneladani) Rasulullah SAW. Kita tahu hal ini tidak mudah, namun yakin dengan ridhoNya kita mampu.
Berikut ini lirik nasyid milik Harris Jung, bertemakan surga (paradise) yang isi ataupun pesan dari lagu tersebut bisa membuat kita more wise to use our time, mengisi hari-hari kedepan dengan tindakan dan perbuatan yang minimal standar ahli surga, kalaupun belum mampu gunakan senjata seorang beriman yaitu bermunajat, berdoa secara optimal, kapan? setiap saat. Karena ada orang yang setiap harinya melakukan amalan ahli surga tetapi meninggal dalam keadaan su'ul khotimah, sebaliknya ada orang yang mengerjakan amalan ahli neraka dia meninggalnya khusnul khotimah. Kita berbuat baik itu kontinuitas, terus menerus, karena kita tidak tahu ending (akhir) dari kehidupan kita kapan dan dalam keadaan yang bagaimana. Berbuat dan beramalah kebaikan, tidak memilih waktu tertentu atau hanya pada momen tertentu saja, tapi setiap saat. jagalah kondisi iman kita agar bisa stabil setiap waktu dimanapun dan kapanpun (aspek waktu dan tempat). Yang membolak-balikin hati manusia hanyalah Allah swt maka segala sesuatunya Dialah yang Maha tahu. Allahu a'lam bishowab.



"Paradise" Lyrics:-
by HARRIS JUNG

Got a dream in my life, yeah!
I pray that it will happen
Devote all my time, yeah!
More than you could ever know
Ooh, I do it all with a smile, yeah!
Ooh, I'd go a million miles yeah!

Chorus:
In this world I dedicate my life to just dream about it
In this world I'll never be afraid to dream big about it
Come on let’s dream big about it
About it: Paradise
Dream big about it
About it: Paradise

If I dare to fly higher
Then I could touch the sky
It’s a really tough climb, yeah!
But I’m aiming for the next life
Ooh, I do it all with a smile, yeah!
Ooh, I'd go a million miles yeah!

CHORUS

Yo, I'm dreaming big about it
So many days and counting
I got a blessing in my life, I couldn't live without it
So that means that I'm never doubting
No I'm never doubting, no!
And that's everyday
Jae Deen on this track, I’ve got Harris J
It's your biggest dream that means you’ve got to strive
I know you want it so bad just make du'a
Yeah, you want Paradise
'Cause everything ain't about this worldly life
You won't party or go club at night
Won't do bad things, no no ‘cause that ain't your type
Here's what you do
You’ve got to work hard ‘cause it's coming soon
So let me tell you one thing that will help you through
Just know that…

Paradise will come true
Taking one day at a time
I know it's not easy to do
It's what I want most from this life


Wednesday, November 18, 2015

Kehilangan Uang, Jadikan sebagai Sodaqoh

Bagaimana jika uang yang hilang tersebut jumlahnya besar? Tentulah seperti akhir riwayat dari diri kita. Yap, uang sekarang menjadi hal terpenting dan utama, hingga kadang sampai menggeser posisi Tuhan dalam diri manusia. Orang yang telah menuhankan uang dalam hidupnya, maka suatu ketika dia mengalami frustasi dan depresi berat manakala kehilangan uang (harta) yang dimilikinya. Kita mungkin sebagian besar mengalami kehilangan uang, yang berbeda adalah mengenai jumlah uang yang hilang tersebut. Hanya saja perbedaan itu tidak hanya pada jumlah nominal yang hilang saja namun adalah perbedaan penyikapan terhadap raibnya uang yang kita miliki. Jika kita tidak bisa mengikhlaskannya, hal ini akan membawa depresi dalam hidup, perasaan sedih sampai marah, meluapkan emosi, merusak barang atau menyakiti orang lain. Bahkan terkadang mendadak pingsan dikarenakan shock, tidak siap menghadapi kenyataan yang ada.
Dengan demikian, belajar menata hati dan mental itu sangatlah dibutuhkan. Salah satunya ketika mengalami kehilangan barang (misal uang). Dampak negatif bisa teratasi, manakala kita terlalu mengagung-agungkan uang. Adalah fakta bahwa posisi uang itu vital dan penting, banyak yang bisa dibeli dengan uang (meski tidak semua), banyak yang bisa dirubah dengan uang (baik secara fisik maupun sikap). Namun diingat juga, fakta lainnya adalah kita masih bisa hidup meski uang kita tidak banyak, atau bahkan tidak memiliki uang 1 rupiahpun, maka perasaan ini bisa mengikis kekhawatiran, rasa gundah gulana kita, sehingga seakan-akan tamatlah riwayat jika uang hilang. Ingatlah, semua rezeki yang Allah limpahkan kepada kita di dalamnya terdapat hak orang lain. So, ketika mengalami kehilangan bisa jadi zakat jarang kita bayarkan, sodaqoh tidak pernah, infaq mungkin kalau ingat, nah jalan sodaqohnya dengan kejadian hilangnya uang.
Teks yang menceritakan "pengalaman pribadi penulis tentang kehilangan uang" masuk ke dalam jenis teks recount (telling past event), dengan menggunakan kata kerja kedua (verb 2), bentuk penanda waktu lampau (misalnya last, ago). Dengan sudut pandang penulis orang pertama (aku/ I). Contohnya;
My Experience: Losing Money
It was Monday afternoon at that time. I was enjoying a TV show when I heard the bell of the ice cream vendor from a distance. That reminded me of something. I jumped from my seat and grabbed my wallet. I opened my wallet, and I was surprised. There were only a few rupiahs in it. Just a week ago, my auntie gave me more than enough for what I did for her. I am good at computer so she asked me to edit some photos from the last vacation.
I tried to remember where I spent my money during the past week. I remembered going to Jatim Park with my cousin, buying two tickets, two bowls of meatball soup, and two glasses of iced lemon tea. That was all. What else did I buy?
While I was busy thinking, my cousin stepped out of the front door and called the ice cream man. He looked at me and said, “Hey, wanna grab some ice cream? It’s on me.” And I said to myself, “Well it’s free, so why not?” We both picked our ice cream and enjoyed it while we were chilling out in the living room. I asked him “It is strange that you actually treated me ice cream”. He shrugged his shoulder and said “That’s because I got some money in my wallet.” “Where did you get it?” I asked him. He replied, “No idea, man. It was just suddenly there.” “What? Let me see your wallet!” I shouted. Then, I opened it and learned that the wallet was mine. I just remembered that we had the same wallets and they even had the same color. “This is mine,” I told him. “No way! Are you sure?” he asked. I showed him a card from the wallet and said, “Look, this is my student ID card. Just a while ago I was thinking why my money was all gone.” “Sorry, man. I didn’t know that it wasn’t mine. But, don’t worry I haven’t bought anything with that. Only this ice cream,” He explained with an innocent look. I took my wallet and said, “It is okay. I’m sorry you don’t have any cash now. Here, take 20 thousands and buy some more ice cream with it. Oh, and here’s your wallet.” “Cool! Thanks, man!” he replied.
Questions
1. What is the text tells you about?
A. The writer experience in losing money 
B. The writer experience buying ice cream               
C. The wallet full of money
D. A man who pick money
E. The writer cousin

2. When did the story happen?
A. Sunday Afternoon          
B. Monday noon  
C. An afternoon
D. Monday afternoon
E. Monday morning

3. What was the writer doing at that time?
A. Bought Ice cream            
B. Watched TV Show          
C. Played with his cousin
D. Opened his wallet
E. Went to Jatim Park

4. What was he looking for?
A. Ice cream vendor            
B. Tickets 
C. His cousin money
D. His cousin
E. His wallet

5. What made the writer realize about his money?
A. Ice cream vendor fond it             
B. It is gone             
C. His cousin has the same color wallet
D. His cousin bought an ice cream
E. He went to Jatim Park




Tuesday, November 17, 2015

Iklan, Jeli membacanya agar tak sekedar konsumtif

Banyaknya iklan dalam acara maupun program TV cenderung membuat masyarakat yang tidak berpikir menjadi lebih mudah bersikap konsumtif. Media informasi yang berkembang pesat dengan didukung teknologi internet menjadi sarat bisnis. Terkadang bagi masyarakat awam lebih memposisikan dirinya sebagai konsumen (pemakai) sehingga pengeluaran dengan mudahnya dilakukan sedangkan di sisi lain pemasukan masih tetap bahkan kurang. Inilah kondisi masyarakat saat ini hampir dihegemoni oleh kaum pemodal, yang kaya semakin menumpuk kekayaannya sedangkan bagi masyarakat terbelakang secara pendidikan kadang terlilit masalah ekonomi. Mari bayangkan, yang menguasai perekonomian negeri ini hanya segelintir orang, misal pernahkah kita berpikir dalam satu hari kita mandi dengan sabun mandi merk tertentu dan dalam jangka rentang waktu tertentu barang tersebut habis pakai misal 2-3 pekan, kemudian membeli lagi. Mereka (produsen) tiap 2-3 pekan mendapat pemasukan @3500 per batang x 100000 orang (diasumsikan pengguna merk dalam skala nasional, jika tiap kecamatan terdapat 10 orang pengguna merk yang sama dikalikan jumlah kecamatan yang ada di seluruh negeri ini) maka hasilnya 350.000.000. Hal itu baru 1 jenis produk, padahal kita tahu bahwa pemilik (raja) ekonomi dan beberapa perusahaan besar (misal Bakrie Group) yang ada di Indonesia hanya dikuasai sejumlah kecil orang atau pihak tertentu.
So, bagi pengusaha dengan modal kecil jelas kalah saing, karena mereka tidak memiliki uang yang cukup untuk beriklan sedangkan "BOS" ekonomi memiliki perusahaan dengan anak perusahaannya yang hampir mencapai puluhan ditambah penguasaan terhadap media. Bagi seorang pengusaha/ perusahaan kecil untuk marketing produk (iklan) saja gak mampu. Lihat dan cermatilah di sekeliling kita, sudahkah sebagian besar rakyat kita merdeka secara ekonomi? Jawabannya belum! Ayo jadilah orang yang lebih cerdas, bolehlah waktu dihabiskan hanya untuk menonton program TV atau santai, namun gunakan analisa kita jangan mudah tergoda oleh iklan yang sifatnya persuasif untuk membeli dan membeli, jika mampu jadilah creator, entrepreneur, dan produsen. Janganlah selamanya mau dijajah secara ekonomi. Mereka pemilik perusahaan dan media, gencar beriklan, bahkan sekarang pebisnis besar sudah bosan menekuni bisnisnya sehingga merambah ke  politik, mendirikan partai politik (meski sah-sah saja) dengan sokongan /kepemilikan media penyiaran. Mereka secara ambisius ingin menguasai segalanya. Mereka mudah mengiklankan partai mereka, kehendak mereka, memolesnya agar terkesan merakyat, dengan pencitraan, support jaringan media komunikasi yang handal maka kita sebagai masyarakat awam terperdaya setiap hari dijejali informasi sampah, iklan menyesatkan. Lebih parahnya ketika pemilihan (baik pilkada ataupun pemilu legislatif) mereka menggelontorkan duit suap, uang panas secara besar-besaran. Sampai kapan negeri ini dipimpin oleh otak kapitalis? Lihat sekarang mana bukti rakyat menikmati kesejahteraan secara mayoritas, masih itu-itu saja, bahkan PHK, pengangguran, pemangku kebijakan (berakal culas) bersikap semakin memuakan.
So, iklan itu sekilas terlihat menarik dan menggoda karena memang sifatnya persuasif (membujuk), tinggal kita mau tidak menjadi budak (kuli) mereka. Gunakan apa yang kita miliki secara wise, baik itu harta, waktu, tenaga, bahkan jabatan (jika memilikinya). Orang yang paling baik adalah yang mampu memberikan kontribusi besar bagi masyarakat. Edukasi diri kita, belajarlah, banyak membaca, berdiskusi, perluas jaringan, insyaallah perubahan itu mampu kita lakukan. Revolusi itu bukan tujuan, mental itu hanyalah hasil ikutan dari pendidikan yang berkelanjutan (long life education). Jangan terpedaya dengan slogan revolusi mental tetapi ternyata omong kosong belaka. Lebih cermat dan tidak menjadi orang yang pragmatis dalam bertindak (hal itu cenderung ceroboh) maka dengan demikian kita menjadi bagian dari solusi bukan sebagai pupuk penyubur para tikus got, kapitalis-kapitalis culas tersebut.
Dalam Bahasa Inggris, jenis teks iklan sering dipelajari dengan tujuan memberikan pengetahuan cara membaca, menelaah, memahami konten, dan bagaimana bersikap dengan iklan. Banyak jenisnya, salah satunya iklan produk, iklan lowongan pekerjaan, ataupun iklan suatu program yang intinya dari berbagai jenis iklan adalah memiliki tujuan to persuade. Di bawah ini contoh soal latihan grade X terkait teks advertisement;
QUESTIONS
1. What is the advertisement about?
A. New office building
B. The unusual building downtown
C. A building in the business district
D. Office suit to rent
E. Office suit to sell
2. The good point about the suit is....
A. Furnished
B. Far from public places
C. Easy to reach for commuters
D. Available in one type size
E. Several blocks away from subway stop
3. The word unusual is same as...
A. Same
B. Not different
C. Really new
D. Like another
E. Not ordinary

Sunday, November 15, 2015

Sebuah narasi, Penuh Hikmah, Kata Bijaknya pun mencerahkan

Al kisah seorang pemuda memiliki hobi memelihara binatang. Salah satunya jenis burung, apalagi terhadap jenis burung nuri (beo). Nah suatu ketika dia mengajarkan satu kata kepada burung beonya agar menirukan kata yang ia ucapkan. Singkat cerita beo tersebut lama untuk mampu menirukan kata yang diajarkan oleh tuannya, sampai suatu ketika si pemuda ini mengancam membunuhnya dengan berkata katakan Catano atau akan ku bunuh kamu! Setelah kesal menunggu beonya tidak mampu mengucapkan catano, akhirnya dia pergi. Ketika si tuan tadi pergi keluar kandang, burung beo memasuki kandang hewan lain yaitu kandang ayam yang juga milik tuannya. Disana dia berkata pada seluruh ayam di kandang tersebut, sambil berucap "Bilang Catano atau kubunuh kalian! Esok harinya, si pemuda kaget ketika melihat ayam-ayam dalam kandang tewas mengenaskan, sebelum habis rasa kagetnya dia melihat seekor beo dengan berkacak pinggang dan berteriak katakan Catano atau kubunuh kamu!
Sedikit mereview cerita diatas yang versinya juga banyak, kadangkala kita tidak menyadari ucapan kita membawa dampak yang sangat besar (1), dari kisah singkat tersebut terpetik bahwa berhati-hatilah terhadap apa yang kita ajarkan kepada orang lain karena bisa jadi ilmu tersebut kembalinya kepada kita baik maupun buruk (2), kita pun jangan terlalu underestimate atau merendahkan orang lain karena kadang dibalik kelemahannya menyimpan kekuatan dahsyat (3), gunakanlah kemahiran kita untuk jalan kebaikan jangan sebaliknya (4). Sebetulnya jika dikaji cerita tersebut masih memiliki hikmah yang tidak sedikit bisa diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Inilah kekuatan sebuah cerita, maka ketika budaya bercerita (mendongeng) pada anak usia dini-- dimana tingkat/daya serapnya tinggi, memorinya masih kuat, dan jaringan (sel) otaknya berkembang dengan pesat---itu bisa menumbuhkan budi pekerti, nilai, bahkan menanamkan karakter yang adi luhung. Bahan ataupun materi sekarang tersedia melimpah, hanya pertanyaannya seberapa besar ketertarikan orang tua (bapak, ibu) dalam hal membaca? Pertanyaan ini menjadi problem dikarenakan budaya baca masyarakat kita masih rendah, artinya indeks ketertarikan dengan bahan bacaan (cerita, naskah, buku ilmiah, dsb) sungguh menyedihkan. Lebih cenderung menghabiskan waktu luangnya untuk hal selain membaca. Padahal kita paham jendela dunia (yaitu buku) akan benar-benar memberikan wawasan dan ilmu pengetahuan yang sangat luas jika dibuka bukunya (dibaca). Bagaimana kita ingin maju jika membaca buku saja masih jarang dilakukan.
Saat ini metode bercerita berkembang pesat memanfaatkan media audio visual dan bahkan memanfaatkan teknologi internet, namun kenapa hasilnya belum terlihat, bisa jadi masih berproses. Dalam bahasa Inggris pemanfaatan media pembelajaran bentuk klip video dalam membantu meningkatkan listening sekaligus mengajarkan nilai moral melalui sebuah dongeng (cerita) tersedia sangat melimpah, berikut kisah seorang pemalas yang berubah menjadi seorang yang rajin bekerja hingga ia akhirnya hidup bahagia dengan istrinya; let's check it out
Kisah tentang seorang laki-laki pemalas ini sebetulnya adalah cerita dari mulut ke mulut dari generasi ke generasi yang hidup berkembang dengan cara getok tular yaitu menceritakannya kembali kepada anak cucunya, yang diambil adalah hikmah dibalik cerita tersebut. Karena dalam Bahasa Inggris sendiri struktur generik dari teks naratif diawali latar belakang (orientasi) adanya masalah (komplikasi) solusinya (resolusi) dan hasil akhir cerita atau keadaan akhir dari tokoh utama (reorientasi). Di dalam cerita/dongeng diperkenalkan masalah sekaligus ditawarkan solusi, sehingga peserta didik diajarkan bagaimana cara problem solving, karena dengan itulah mereka mampu survive dalam kehidupan sosial yang nyata setelah beranjak dewasa. Mari pastikanlah kita mempelajari hikmah dari suatu kisah, agar hidup kita dan generasi penerus kita lebih tercerahkan, lebih terinspirasi kebaikan, dan lebih dahsyat dalam mengukir cerita hidup kita nantinya.
Di bawah ini contoh cerita burung beo yang pintar versi Bahasa Inggris sekaligus soal evaluasinya;
Once upon a time, a man had a wonderful parrot. There was no other parrot like it. The parrot could say every word, except one word.  The parrot would not say the name of the place where it was born. The name of the place was Catano. The man felt excited having the smartest parrot, but he could not understand why the parrot would not say Catano. The man tried to teach the bird to say Catano; however the bird kept not saying the word. At first, the man was very nice to the bird, but then he got very angry. “You stupid bird” pointed the man to the parrot. “Why can’t you say the word? Say Catano! Or I will kill you” the man said angrily. Although he tried hard to teach, the parrot would not say it.Then the man got so angry and shouted to the bird over and over. “Say Catano or I’ll kill you.” The bird kept not saying the word Catano.
One day after he had been trying so many times to make the bird say Catano, the man really got very angry. He could not bear it. He picked the parrot and threw it into the chicken house. There were four old chikens for next dinner. “You are as stupid as the chickens. Just stay with them,” said the man angrily. Then he continued to humble. “You know, I will cut the chicken for my meal. Next it will be your turn, I will eat you too, stupid parrot.” After that he left the chicken house. The next day, the man came back to the chicken house. He opened the door and was very surprised. He could not believe what he saw at the chickens on the floor. At the moment, the parrot was standing proudly and screaming at the last old chicken. “Say Catano or I’ll kill you.”
1. What did the parrot do in the chicken house?
A. It did nothing
B. It sang loudly
C. It made three chickens dead
D. It cried
E. It slept
2. What is the purpose of the text?
A. To retell experience
B. To describe something
C. To amuse readers
D. To persuade readers
E.  To tell something step by step
3. The man felt excited having the smartest parrot, but he could not understand..The similar meaning of the underlined word is...
A. Mourned
B. Worried
C. Joyful
D. Amazed
E. Annoyed
4. Why was the man very angry? Because the parrot....
A. was very intelligent
B. was very foolish
C. always say Catano
D. kept on saying Catano
E. did not interest to say Catano

Saturday, November 14, 2015

Pembatasan, Antara Baik dan Buruk

Pernahkah kita merasa dikekang atau dibatasi oleh suatu aturan? Apa yang kita rasakan ketika kehendak kita dibatasi oleh pihak tertentu, tentunya hal pertama yang dirasakan adalah ketidaknyamanan. Kenapa hal ini muncul dalam diri kita? Menurut saya, karena fitrah dari manusia adalah menginginkan kebebasan sedangkan pembatasan itu bertolak belakang dari kebebasan. Tahukah kamu bahwa sebetulnya "batasan" itu merupakan salah satu manifestasi pembatasan itu sendiri? Jadi bentuk kebebasan salah satunya adalah batasan (aturan) itu sendiri, karena di sanalah terlindunginya hak kebebasan orang tanpa terhegemoni oleh kepentingan orang lain. Contoh mudahnya adalah sebagai berikut di kampung Durian semua warganya dibebaskan untuk memiliki kebun dan tanamannya sendiri, nah si Jono, dia warga kampung Durian memiliki kebun (pohon) durian yang sedang berbuah banyak dan siap di panen. Sedangkan si Agi punya kebun durian tapi tidak berbuah, sehingga dia memetik beberapa durian dari si Jono (mencuri milik Jono). Jono dan Agi punya kebebasan, namun kebebasan yang dilakukan Agi justru merugikan Jono. Maka di sinilah diperlukan aturan (larangan) bahwa tidak boleh mencuri durian milik orang lain. dari contoh sederhana ini kita melihat sisi positif adanya pembatasan. 
Saya pernah terlibat diskusi dengan seorang teman guru, tentang pembatasan jumlah alpa (tidak masuk tanpa keterangan) bagi seorang siswa dalam 1 semester. Bentuk pembatasan ini jelas mengekang kebebasan (bagi peserta didik) namun bertujuan bagus dan berfungsi sebagai alat kontrol. Justru ketika tidak ada pembatasan, sekolah akan collapse dalam hal kedisiplinan.
Cobalah cermati, adanya pembatasan merupakan bentuk usaha penataan (management) dalam membentuk suatu sistem. Tanpa adanya pembatasan hak orang akan terdzolimi oleh orang lain atau sebaliknya. Adakah lintasan pikiran negatif dalam otak kita ketika mendengar kata pembatasan? Jawabannya mungkin bervariasi, sering, kadang-kadang, pernah atau bahkan tidak pernah. Almost people think negatively, ketika menjawab pertanyaan tadi.  Rujukannya adalah perilaku masyarakat saat ini yang sebagian besar mencerminkan ketidaksukaannya terhadap peraturan. Sehingga banyak yang melanggar aturan tersebut. Mari kita evaluasi diri sendiri, sudahkah kita menjadi bagian masyarakat yang taat peraturan, bukan taat karena takut namun kita patuh karena atas dasar kepahaman kita tentang pentingnya aturan tersebut.
Meskipun demikian, istilah "pembatasan" itu sendiri masih mengalami pro dan kontra. Misalnya saja pembatasan jumlah anak atau nama lainnya yaitu program keluarga berencana (KB) dimana menuai pro dan kontra di masyarakat. Bagi saya pribadi, pembatasan jika memang diperlukan dan tidak bertolak dengan aturan (ajaran) Islam (Al Quran dan hadits) maka kenapa harus ditolak? Jadi patuhilah suatu aturan karena kita paham akan manfaat dari aturan tersebut, karena kita memiliki sikap disiplin dan taat, bukan patuh karena takut akan kena hukuman.
Berikut ini contoh teks Bahasa Inggris tentang pro dan kontra pembatasan Keluarga Berencana;
Family Planning
Most people agree that the family planning program is desirable for the good of family and society. But individuals and religious groups differ sharply on the methods of birth control that they consider moral and acceptable. Couples that practice birth control do so for various reasons. They may want to limit or space their children, or to have no children at all. Young couples often postpone having children so that both partners can work full-time. Other couples space their children so they can give each as much attention as possible. Some women are advised by their doctor to avoid pregnancy for health reasons. In many countries with rapidly growing populations, the government encourages couples to limit the number of their families.
Even thought birth control has gained in acceptance, opposition to the practice is continuous. Some people fear that birth control encourages sexual outside marriage or that government might impose birth control. Some religious groups oppose birth control on moral grounds. Some religious groups teach that artificial methods of birth control are immoral because they separate the purposes of intercourse in marriage-conjugal love and the procreation of children. Although they oppose all artificial birth control, they consider natural family planning to be acceptable.
QUESTION
1. Some religious groups refuse to use … birth control because of moral values.
A. home-made
B. man-made
C. natural
D. original
E. high quality
2. Paragraph two tells us about..
A. the government’s encouragement for happy family.
B. the reasons why a woman avoids to have baby.
C. the reasons why couples do birth control.
D. the postponement to having children.
E. the small and big families.
3. We learn from the text that …
A. all couple want to limit their children.
B. most couples want to postpone giving birth.
C. people space children to give them less attention.
D. not everybody agrees with the birth control methods.
E. women avoid being pregnant because of economic problems.