Pernahkah kita merasa dikekang atau dibatasi oleh suatu aturan? Apa yang kita rasakan ketika kehendak kita dibatasi oleh pihak tertentu, tentunya hal pertama yang dirasakan adalah ketidaknyamanan. Kenapa hal ini muncul dalam diri kita? Menurut saya, karena fitrah dari manusia adalah menginginkan kebebasan sedangkan pembatasan itu bertolak belakang dari kebebasan. Tahukah kamu bahwa sebetulnya "batasan" itu merupakan salah satu manifestasi pembatasan itu sendiri? Jadi bentuk kebebasan salah satunya adalah batasan (aturan) itu sendiri, karena di sanalah terlindunginya hak kebebasan orang tanpa terhegemoni oleh kepentingan orang lain. Contoh mudahnya adalah sebagai berikut di kampung Durian semua warganya dibebaskan untuk memiliki kebun dan tanamannya sendiri, nah si Jono, dia warga kampung Durian memiliki kebun (pohon) durian yang sedang berbuah banyak dan siap di panen. Sedangkan si Agi punya kebun durian tapi tidak berbuah, sehingga dia memetik beberapa durian dari si Jono (mencuri milik Jono). Jono dan Agi punya kebebasan, namun kebebasan yang dilakukan Agi justru merugikan Jono. Maka di sinilah diperlukan aturan (larangan) bahwa tidak boleh mencuri durian milik orang lain. dari contoh sederhana ini kita melihat sisi positif adanya pembatasan.
Saya pernah terlibat diskusi dengan seorang teman guru, tentang pembatasan jumlah alpa (tidak masuk tanpa keterangan) bagi seorang siswa dalam 1 semester. Bentuk pembatasan ini jelas mengekang kebebasan (bagi peserta didik) namun bertujuan bagus dan berfungsi sebagai alat kontrol. Justru ketika tidak ada pembatasan, sekolah akan collapse dalam hal kedisiplinan.
Cobalah cermati, adanya pembatasan merupakan bentuk usaha penataan (management) dalam membentuk suatu sistem. Tanpa adanya pembatasan hak orang akan terdzolimi oleh orang lain atau sebaliknya. Adakah lintasan pikiran negatif dalam otak kita ketika mendengar kata pembatasan? Jawabannya mungkin bervariasi, sering, kadang-kadang, pernah atau bahkan tidak pernah. Almost people think negatively, ketika menjawab pertanyaan tadi. Rujukannya adalah perilaku masyarakat saat ini yang sebagian besar mencerminkan ketidaksukaannya terhadap peraturan. Sehingga banyak yang melanggar aturan tersebut. Mari kita evaluasi diri sendiri, sudahkah kita menjadi bagian masyarakat yang taat peraturan, bukan taat karena takut namun kita patuh karena atas dasar kepahaman kita tentang pentingnya aturan tersebut.
Meskipun demikian, istilah "pembatasan" itu sendiri masih mengalami pro dan kontra. Misalnya saja pembatasan jumlah anak atau nama lainnya yaitu program keluarga berencana (KB) dimana menuai pro dan kontra di masyarakat. Bagi saya pribadi, pembatasan jika memang diperlukan dan tidak bertolak dengan aturan (ajaran) Islam (Al Quran dan hadits) maka kenapa harus ditolak? Jadi patuhilah suatu aturan karena kita paham akan manfaat dari aturan tersebut, karena kita memiliki sikap disiplin dan taat, bukan patuh karena takut akan kena hukuman.
Berikut ini contoh teks Bahasa Inggris tentang pro dan kontra pembatasan Keluarga Berencana;
Family Planning
Most people agree that the family planning
program is desirable for the good of family and society. But individuals and
religious groups differ sharply on the methods of birth control that they
consider moral and acceptable. Couples
that practice birth control do so for various reasons. They may want to limit
or space their children, or to have no children at all. Young couples often
postpone having children so that both partners can work full-time. Other
couples space their children so they can give each as much attention as
possible. Some women are advised by their doctor to avoid pregnancy for health
reasons. In many countries with rapidly growing populations, the government
encourages couples to limit the number of their families.
Even thought birth control has gained in
acceptance, opposition to the practice is continuous. Some people fear that
birth control encourages sexual outside marriage or that government might
impose birth control. Some religious groups oppose birth control on moral
grounds. Some religious groups teach that artificial methods of
birth control are immoral because they separate the purposes of intercourse in
marriage-conjugal love and the procreation of children. Although they oppose
all artificial birth control, they consider natural family planning to be
acceptable.
QUESTION
1. Some religious groups refuse to use … birth control because of moral values.
1. Some religious groups refuse to use … birth control because of moral values.
A. home-made
B. man-made
C. natural
D. original
E. high quality
2. Paragraph two tells us about..…
A. the government’s encouragement for happy
family.
B. the reasons why a woman avoids to have baby.
C. the reasons why couples do birth control.
D. the postponement to having children.
E. the small and big families.