Showing posts with label pro. Show all posts
Showing posts with label pro. Show all posts

Saturday, November 14, 2015

Pembatasan, Antara Baik dan Buruk

Pernahkah kita merasa dikekang atau dibatasi oleh suatu aturan? Apa yang kita rasakan ketika kehendak kita dibatasi oleh pihak tertentu, tentunya hal pertama yang dirasakan adalah ketidaknyamanan. Kenapa hal ini muncul dalam diri kita? Menurut saya, karena fitrah dari manusia adalah menginginkan kebebasan sedangkan pembatasan itu bertolak belakang dari kebebasan. Tahukah kamu bahwa sebetulnya "batasan" itu merupakan salah satu manifestasi pembatasan itu sendiri? Jadi bentuk kebebasan salah satunya adalah batasan (aturan) itu sendiri, karena di sanalah terlindunginya hak kebebasan orang tanpa terhegemoni oleh kepentingan orang lain. Contoh mudahnya adalah sebagai berikut di kampung Durian semua warganya dibebaskan untuk memiliki kebun dan tanamannya sendiri, nah si Jono, dia warga kampung Durian memiliki kebun (pohon) durian yang sedang berbuah banyak dan siap di panen. Sedangkan si Agi punya kebun durian tapi tidak berbuah, sehingga dia memetik beberapa durian dari si Jono (mencuri milik Jono). Jono dan Agi punya kebebasan, namun kebebasan yang dilakukan Agi justru merugikan Jono. Maka di sinilah diperlukan aturan (larangan) bahwa tidak boleh mencuri durian milik orang lain. dari contoh sederhana ini kita melihat sisi positif adanya pembatasan. 
Saya pernah terlibat diskusi dengan seorang teman guru, tentang pembatasan jumlah alpa (tidak masuk tanpa keterangan) bagi seorang siswa dalam 1 semester. Bentuk pembatasan ini jelas mengekang kebebasan (bagi peserta didik) namun bertujuan bagus dan berfungsi sebagai alat kontrol. Justru ketika tidak ada pembatasan, sekolah akan collapse dalam hal kedisiplinan.
Cobalah cermati, adanya pembatasan merupakan bentuk usaha penataan (management) dalam membentuk suatu sistem. Tanpa adanya pembatasan hak orang akan terdzolimi oleh orang lain atau sebaliknya. Adakah lintasan pikiran negatif dalam otak kita ketika mendengar kata pembatasan? Jawabannya mungkin bervariasi, sering, kadang-kadang, pernah atau bahkan tidak pernah. Almost people think negatively, ketika menjawab pertanyaan tadi.  Rujukannya adalah perilaku masyarakat saat ini yang sebagian besar mencerminkan ketidaksukaannya terhadap peraturan. Sehingga banyak yang melanggar aturan tersebut. Mari kita evaluasi diri sendiri, sudahkah kita menjadi bagian masyarakat yang taat peraturan, bukan taat karena takut namun kita patuh karena atas dasar kepahaman kita tentang pentingnya aturan tersebut.
Meskipun demikian, istilah "pembatasan" itu sendiri masih mengalami pro dan kontra. Misalnya saja pembatasan jumlah anak atau nama lainnya yaitu program keluarga berencana (KB) dimana menuai pro dan kontra di masyarakat. Bagi saya pribadi, pembatasan jika memang diperlukan dan tidak bertolak dengan aturan (ajaran) Islam (Al Quran dan hadits) maka kenapa harus ditolak? Jadi patuhilah suatu aturan karena kita paham akan manfaat dari aturan tersebut, karena kita memiliki sikap disiplin dan taat, bukan patuh karena takut akan kena hukuman.
Berikut ini contoh teks Bahasa Inggris tentang pro dan kontra pembatasan Keluarga Berencana;
Family Planning
Most people agree that the family planning program is desirable for the good of family and society. But individuals and religious groups differ sharply on the methods of birth control that they consider moral and acceptable. Couples that practice birth control do so for various reasons. They may want to limit or space their children, or to have no children at all. Young couples often postpone having children so that both partners can work full-time. Other couples space their children so they can give each as much attention as possible. Some women are advised by their doctor to avoid pregnancy for health reasons. In many countries with rapidly growing populations, the government encourages couples to limit the number of their families.
Even thought birth control has gained in acceptance, opposition to the practice is continuous. Some people fear that birth control encourages sexual outside marriage or that government might impose birth control. Some religious groups oppose birth control on moral grounds. Some religious groups teach that artificial methods of birth control are immoral because they separate the purposes of intercourse in marriage-conjugal love and the procreation of children. Although they oppose all artificial birth control, they consider natural family planning to be acceptable.
QUESTION
1. Some religious groups refuse to use … birth control because of moral values.
A. home-made
B. man-made
C. natural
D. original
E. high quality
2. Paragraph two tells us about..
A. the government’s encouragement for happy family.
B. the reasons why a woman avoids to have baby.
C. the reasons why couples do birth control.
D. the postponement to having children.
E. the small and big families.
3. We learn from the text that …
A. all couple want to limit their children.
B. most couples want to postpone giving birth.
C. people space children to give them less attention.
D. not everybody agrees with the birth control methods.
E. women avoid being pregnant because of economic problems.



Saturday, October 24, 2015

Masalahnya pro dan kontra itu bagaikan Kucing Dan Anjing

Banyak ditemui, perseteruan antara pro dan kontra terjadi di masyarakat akhir-akhir ini terhadap banyak kasus, bahkan di media sosial pro dan kontra tersebut memunculkan kelompok haters  dan lovers. Sebenarnya mudah saja mengamati dua pihak yang berseteru, apalagi ketika kedua kubu tersebut sudah melakukan perbuatan secara etika tidak patut bahkan cenderung anarki. Publik dibuat tercengang ketika berita terbaru sebut saja masalah revisi UU KPK, antara pendukung pemimpin yang suka pencitraan & tebar pesona dengan kelompok yang membenci pemimpin tersebut. Contoh lain misalnya, tidak diperkarakannya pelaku pembakaran masjid di Tolikara (antara pro dan kontra), atau masalah sepele bagi beberapa orang seperti  perbedaan mahzab, yang berbau agama misalnya pro dan kontra pengawasan isi khutbah jumat di masjid-masjid yang dipantau oleh anggota intelijen. Banyak masalah pro dan kontra yang muncul di masyarakat yang jika penanganannya tidak tepat dan bijak bisa memicu ketegangan bahkan konflik antar masyarakat.
Sebetulnya terdapat disiplin ilmu yang terkait dengan adanya pro dan kontra yaitu manajemen konflik. Seseorang yang memiliki sedikit banyak ketrampilan dalam manajemen konflik, biasanya mampu menjadikan konflik sebagai peluang untuk sukses. Lho berarti mengambil keuntungan dari konflik seseorang dong? Sebetulnya bisa dikatakan iya, namun tidak sertamerta menari-nari diatas penderitaan orang lain, hanya saja merekayasa sebuah konflik agar tercipta kondisi yang lebih baik sebelum adanya konflik, bahasa sederhananya seperti mengelola musibah agar menjadi sebuah anugrah.
Pihak yang berkepentinganlah yang kadang lebih ngotot, baik yang fanatik pro atau fanatik menentang/kontra, dan jumlahnya bisa mengembang busa (hanya kuantitas) atau sebaliknya terlihat sedikit, tetapi mewakili suara masyarakat banyak (fenomena gunung es/ iceberg). Jika hanya layaknya busa, berarti masalah tersebut kecil hanya dibantu blow up media saja, yang akan mereda sendiri ketika masyarakat bosan. Sedangkan jika masalah yang pro dan kontra dimana dua kubu tersebut seperti gunung es, maka harus segera dipecahkan solusinya, hal ini dikhawatirkan akan menjadi snowball, yang lambat laun dengan berjalannya waktu menjadi masalah besar yang serius, akan menjadi bom waktu yang bisa memakan korban.
Nah, ada titik perbedaan yang seharusnya ditarik garis yang bersinggungan yang memungkinkan menjadi titik temu (persamaan), sehingga butuh mediasi, butuh orang yang bijak, jalan akhir adalah ke ranah hukum.
Lihatlah ketika anjing dan kucing melakukan interaksi, saat 2 binatang tersebut bertemu, perkelahian mereka tidak mencapai frekuensi 100% dari seluruh pertemuan yang ada, misalnya dari 100 pertemuan 80x berkelahi, 15x biasa tanpa reaksi, 5x reaksi dengan suara. Artinya, meskipun benar-benar musuh ada kalanya perlu gencatan senjata, perlu keadaan yang kondusif yang tidak gaduh. Dalam Islam sudah jelas, jika kita marah, membenci seseorang bahkan terlanjur bermusuhan,  maka janganlah melebihi dari 3 hari, artinya ada pembatasan jumlah hari kita untuk marah dengan tetangga, saudara sesama muslim, atau teman kita. Bolehlah adu argumen, namun ketika diluar forum diskusi berbaikan kembali. Hindarilah perdebatan, beda pendapat itu sah-sah saja, cari solusinya dengan jalan musyawarah/ syuro, karena ada keberkahan dalam mekanisme musyawarah, duduk bersama secara kekeluargaan, tidak memaksakan kehendak, belajar melihat melalui sudut pandang yang berbeda atau lebih dari satu sudut pandang.
Belajar Teks Bahasa Inggrisn yang membahas tentang pro dan kontra termasuk dalam genre text discussion text. Text tersebut mengetengahkan isu/topik dari dua sudut pandang yang berbeda antara yang setuju dan yang bertolak belakang. Berikut contoh teks discussion:

TEXT DISCUSSION
goal/aim/purpose:  to present two points of view about an issue
structure: issue -- arguments for --- arguments against -- conclusion/recommendation
feature: conjunctive relation

Helpful and Harmful Effects of Technology
The technology that helped bring about our modern society began about 200 years ago. At that time, more and more factories were built. These factories began using machines powered by steam. The machines could make things faster and often cheaper than people could make them by hand. This kind of technology affected people's lives more and more. It has had both helpful and harmful effects on the world.
Technology has helped people in many different ways. First of all, it allows them to make more things now than they did in the past. For example 150 years ago, people and animals did most of the work on farm in the United States. Today, machines do most of the work on U.S. farms.
Another way technology has helped people is by giving them more time to relax. Because machines can do so much work, people today do not have to work as hard as people in the past. Technology has also made work easier and safer.
Pollution is one of the most harmful effects of modern technology. Many countries face air, water, soil and noise pollution. Our technology also uses up many natural resources, such as oil, wood and coal. Many of these resources cannot be replaced after they are used.
Computers and other machines have replaced people in the workplace. It's often hard for these people to find new jobs. Another problem with technology is that it lets people produce more powerful weapons. such weapons make the world more dangerous place.
Today, technology helps people meet goals that would have been impossible a hundred years ago. But it also presents great challenges, or issues to think about. One challenge is finding ways to end the harmful effects of technology. Another is how to make sure the same problems won't happen with new technologies.