Showing posts with label exercise. Show all posts
Showing posts with label exercise. Show all posts

Sunday, November 22, 2015

Kerja sambil sekolah, sambil kuliah? Why not?

Saya pernah bertanya kepada Mr. takuya (seorang relawan dari Jepang), tentang kerja sambil kuliah. Dia bilang kalau hal tersebut hal yang lumrah di negaranya, bahkan dia sendiri termasuk yang bekerja part time di sebuah restoran sebagai koki dan bayarannya lumayan besar bisa di tabung. Saat ini dia masih belajar di kampus mengambil jurusan fisika, dan di bulan september s/d november berpastisipasi menjadi relawan (volunteer) dari Jepang yang datang ke sekolah kami bergerak di bidang sosial dan pendidikan. Dia mencontohkan bahwa sikap mandiri bisa diwujudkan dengan membiayai kuliah, sekolah ataupun belajar tidak tergantung pada orang tuanya. Dengan mencoba bekerja part-time, juga secara tidak langsung belajar bagaimana membagi waktunya untuk urusan kampus (kuliah) dengan job yang ia tekuni yaitu sebagai chef  restoran masakan Jepang di Tokyo. Saya memiliki pengalaman pribadi ketika kuliah yaitu bekerja model shift di warnet dan rental komputer (pengetikan sekaligus translate) dekat kampus selama hampir 3 tahun (2005-2007) selain juga mengajar les privat dari semester 4 hingga wisuda. Ternyata manfaat yang saya rasakan banyak, disamping materi yaitu uang, ada satu hal yang sangat berharga yaitu experience atau pengalaman ketika bekerja di lapangan yang kebanyakan tidak didapatkan di bangku kuliah.
Mungkin kerja part-time yang dilakukan pelajar ataupun mahasiswa masih dijumpai di kota-kota besar karena faktor terbukanya lapangan pekerjaan yang variatif dan cenderung menguntungkan secara finansial,dan faktor jauh dari kampung halaman (merantau) karena dipaksa oleh kebutuhan ekonomi. Apapun itu yang jelas alasan-alasan yang mendukung kerja sambilan ketika masih sekolah atau kuliah kadang ditentang oleh sebagian kalangan, terutama misalnya guru atau pendidik atau beberapa orang tua yang khawatir akan proses belajar murid ataupun anaknya terganggu, sehingga sekolah ataupun kuliahnya terbengkalai. Contohnya nilai ujian jadi merosot karena tenaga terkuras oleh bekerja, sehingga tubuh tidak fit  dan pikiran kurang fresh. Bahkan beberapa nilai ujian (tes) terlewatkan karena pengaturan jadwal yang mungkin berbenturan.
Harus ada komitmen diri yang kuat untuk membuat jadwal yang ketat antara pekerjaannya dengan tugas belajarnya agar kedua hal itu bisa berjalan secara sinergi, tidak sebaliknya menghambat. Bagi kita yang belum pernah merasakan kerja sambilan ketika masih sekolah mungkin belum tahu secara jelas rasanya seperti apa atau pengaturan waktunya bagaimana? Di daerah yang bukan termasuk kota besar fenomena kerja part time mungkin jarang ditemukan, kalaupun ada bisa jadi persentasenya di bawah 16%, karena didukung faktor pengawasan dan perijinan dari orang tua. Sehingga tidak terlalu menjadi pembahasan utama dalam share masalah antara guru BP/BK dengan wali murid. Ketidak ketersediaan pekerjaan yang memadai dan yang memungkinkan membuat di daerah pinggiran (kota kecil) tidak lazim bekerja sambil sekolah. Ataupun disebabkan faktor ketrampilan yang di miliki peserta didik tersebut.
Jelasnya adalah antara bekerja vs sekolah/kuliah, akan  muncul menjadi problem besar manakala kita sebagai pelaku di dalamnya kurang pandai dalam membuat jadwal (schedule) agar berjalan sinkron antara study dengan job tadi.  Skala prioritas harus dikedepankan selama kedua aktivitas berlangsung dalam waktu yang sama. Misalnya manakala mendekati ulangan semester atau kenaikan kelas bahkan ujian, pengerjaan skripsi/thesis, tugas akhir, dsb. Jika remaja saat ini memiliki kegiatan positif selain aktivitas belajar di sekolah/kampus maka akan menjauhkan dari kegiatan-kegiatan hura-hura yang sifatnya hedonis, foya-foya, tanpa arah dan tujuan yang jelas. Pembebanan tanggung jawab dengan kerja part time membantu orang menjadi bersikap lebih disiplin, cekatan, terampil dan pandai mengatur waktunya, juga bersungguh-sungguh karena baginya 1 kegiatan adalah 1 kesuksesan, maka jika tidak serius dalam 1 kegiatan sama dengan menciptakan 1 kegagalan yang tak berarti. Kegagalan karena belum mampu adalah hal wajar, namun kegagalan karena teledor, suka meremehkan dan tidak serius adalah kegagalan yang tidak termaafkan.
Berikut ini teks Bahasa Inggris dengan genre discussion mengangkat isu utama tentang menyeimbangkan part time job dengan study at school. Metode pembelajarannya menggunakan problem solving.

Balancing: School and Part-time job
You have to consider a number of factors when deciding whether or not to get a job. The important thing is to arm yourself with as much information as possible, so you can figure out what choice makes the most sense for you. If you are considering working part-time, schedule a meeting with your school counselor to discuss this move. Talk to your counselor about why you want to work and what type of position you’re seeking. Simply explaining your goals to someone else can help you make decisions and figure out your priorities. Schoolwork, including homework and studying for tests, should always be your top priority.
“The activities and courses students choose vary considerably, so it’s important for young people to keep their individual situations clearly in mind,” says Brad McGowan, director of the Career Center at Newton North High School in Massachusetts. Further, McGowan cautions students who do decide to work: “If you are rushing through your assignment or not studying enough for tests because of work, it’s time to cut back or quit and find a less time-consuming job.”
He adds, “Students should always let their employers know what their time limits are.” If you are being pressured to work more hours than you can handle, you need to find a new place to work. You also need to make sure that a job won’t prevent you from getting enough rest.

 Questions
1. What should a student do first when considering working part time?
A. Schedule a meeting with the employer of the job.
B. Discuss with the school counselor.
C. Schedule a meeting with the school principal.
D. Discuss with your friends.
E. Schedule a meeting and discuss with the class.

2. What does Brad McGowan do?
A. Brad McGowan is a student who takes part time job.
B. Brad McGowan is the director.
C. Brad McGowan is the school counselor.
D. Brad McGowan is the employer.
E. Brad McGowan is the principal.

3. What does the word “it” in paragraph 3 refer to?
A. student
B. individual situation
C. young people
D. to keep to individual situations clearly in mind
E. to keep to individual situations clearly in mind is important.




Tuesday, November 17, 2015

Iklan, Jeli membacanya agar tak sekedar konsumtif

Banyaknya iklan dalam acara maupun program TV cenderung membuat masyarakat yang tidak berpikir menjadi lebih mudah bersikap konsumtif. Media informasi yang berkembang pesat dengan didukung teknologi internet menjadi sarat bisnis. Terkadang bagi masyarakat awam lebih memposisikan dirinya sebagai konsumen (pemakai) sehingga pengeluaran dengan mudahnya dilakukan sedangkan di sisi lain pemasukan masih tetap bahkan kurang. Inilah kondisi masyarakat saat ini hampir dihegemoni oleh kaum pemodal, yang kaya semakin menumpuk kekayaannya sedangkan bagi masyarakat terbelakang secara pendidikan kadang terlilit masalah ekonomi. Mari bayangkan, yang menguasai perekonomian negeri ini hanya segelintir orang, misal pernahkah kita berpikir dalam satu hari kita mandi dengan sabun mandi merk tertentu dan dalam jangka rentang waktu tertentu barang tersebut habis pakai misal 2-3 pekan, kemudian membeli lagi. Mereka (produsen) tiap 2-3 pekan mendapat pemasukan @3500 per batang x 100000 orang (diasumsikan pengguna merk dalam skala nasional, jika tiap kecamatan terdapat 10 orang pengguna merk yang sama dikalikan jumlah kecamatan yang ada di seluruh negeri ini) maka hasilnya 350.000.000. Hal itu baru 1 jenis produk, padahal kita tahu bahwa pemilik (raja) ekonomi dan beberapa perusahaan besar (misal Bakrie Group) yang ada di Indonesia hanya dikuasai sejumlah kecil orang atau pihak tertentu.
So, bagi pengusaha dengan modal kecil jelas kalah saing, karena mereka tidak memiliki uang yang cukup untuk beriklan sedangkan "BOS" ekonomi memiliki perusahaan dengan anak perusahaannya yang hampir mencapai puluhan ditambah penguasaan terhadap media. Bagi seorang pengusaha/ perusahaan kecil untuk marketing produk (iklan) saja gak mampu. Lihat dan cermatilah di sekeliling kita, sudahkah sebagian besar rakyat kita merdeka secara ekonomi? Jawabannya belum! Ayo jadilah orang yang lebih cerdas, bolehlah waktu dihabiskan hanya untuk menonton program TV atau santai, namun gunakan analisa kita jangan mudah tergoda oleh iklan yang sifatnya persuasif untuk membeli dan membeli, jika mampu jadilah creator, entrepreneur, dan produsen. Janganlah selamanya mau dijajah secara ekonomi. Mereka pemilik perusahaan dan media, gencar beriklan, bahkan sekarang pebisnis besar sudah bosan menekuni bisnisnya sehingga merambah ke  politik, mendirikan partai politik (meski sah-sah saja) dengan sokongan /kepemilikan media penyiaran. Mereka secara ambisius ingin menguasai segalanya. Mereka mudah mengiklankan partai mereka, kehendak mereka, memolesnya agar terkesan merakyat, dengan pencitraan, support jaringan media komunikasi yang handal maka kita sebagai masyarakat awam terperdaya setiap hari dijejali informasi sampah, iklan menyesatkan. Lebih parahnya ketika pemilihan (baik pilkada ataupun pemilu legislatif) mereka menggelontorkan duit suap, uang panas secara besar-besaran. Sampai kapan negeri ini dipimpin oleh otak kapitalis? Lihat sekarang mana bukti rakyat menikmati kesejahteraan secara mayoritas, masih itu-itu saja, bahkan PHK, pengangguran, pemangku kebijakan (berakal culas) bersikap semakin memuakan.
So, iklan itu sekilas terlihat menarik dan menggoda karena memang sifatnya persuasif (membujuk), tinggal kita mau tidak menjadi budak (kuli) mereka. Gunakan apa yang kita miliki secara wise, baik itu harta, waktu, tenaga, bahkan jabatan (jika memilikinya). Orang yang paling baik adalah yang mampu memberikan kontribusi besar bagi masyarakat. Edukasi diri kita, belajarlah, banyak membaca, berdiskusi, perluas jaringan, insyaallah perubahan itu mampu kita lakukan. Revolusi itu bukan tujuan, mental itu hanyalah hasil ikutan dari pendidikan yang berkelanjutan (long life education). Jangan terpedaya dengan slogan revolusi mental tetapi ternyata omong kosong belaka. Lebih cermat dan tidak menjadi orang yang pragmatis dalam bertindak (hal itu cenderung ceroboh) maka dengan demikian kita menjadi bagian dari solusi bukan sebagai pupuk penyubur para tikus got, kapitalis-kapitalis culas tersebut.
Dalam Bahasa Inggris, jenis teks iklan sering dipelajari dengan tujuan memberikan pengetahuan cara membaca, menelaah, memahami konten, dan bagaimana bersikap dengan iklan. Banyak jenisnya, salah satunya iklan produk, iklan lowongan pekerjaan, ataupun iklan suatu program yang intinya dari berbagai jenis iklan adalah memiliki tujuan to persuade. Di bawah ini contoh soal latihan grade X terkait teks advertisement;
QUESTIONS
1. What is the advertisement about?
A. New office building
B. The unusual building downtown
C. A building in the business district
D. Office suit to rent
E. Office suit to sell
2. The good point about the suit is....
A. Furnished
B. Far from public places
C. Easy to reach for commuters
D. Available in one type size
E. Several blocks away from subway stop
3. The word unusual is same as...
A. Same
B. Not different
C. Really new
D. Like another
E. Not ordinary