Sunday, November 29, 2015

Katakan ini secara rutin, kejadiannya sedang terjadi waktu lampau

Setiap yang rutin akan membawa hasil pasti, mambangun sebuah konstruksi kokoh, melalui tempaan terjadwal. Hari ini pergi mengaji, besok mengaji, dalam siklus/ periode tertentu dilakukan terjadwal membuahkan hasil penanaman nilai dan pembentukan akhlak. Selalu dibentuk dalam jadwal yang sudah pasti, membuat tubuh ini tidak shock, ada manfaat adaptasi yang diperoleh. Mengaji secara rutin, walau sedikit akan membentuk karakter muslim yang ideal, mengaji kepada guru, syekh, ustadz, kyai, habib, dai atau siapapun adalah bentuk aktif seorang muslim dalam rangka tholabul ilmi, menuntut ilmu. Pelajar yang rutin berangkat untuk belajar ke sekolah 6 hari, 1 hari libur dalam seminggu harus dengan ruh dan jiwa. Katakanlah aktivitas belajar adalah bukti kecintaannya terhadap ilmu sehingga cintanya harus dibuktikan dengan berangkat ke sekolah meski hujan, panas terik, dingin, apapun cuacanya tidak mengurangi ghiroh/ azzam dalam hati. Teori menghafal yang diucapkan /dikatakan berulang-ulang, dalam tempo tertentu, hingga mencapai jumlah tertentu, menghasilkan memori (daya ingat), metode klasik menghafal yang hingga saat ini tetap dilakukan, akan lebih mudah mengena seandainya pelaku tadi memahami bahwa pengamalan ilmu dan mempelajari ilmu adalah 2 hal yang tidak bisa dipisahkan.
Rutin itu terjadwal dan memiliki tempo, bisa jadi setiap hari (everyday), dua pekan sekali (twice a week), dan seterusnya hingga pelaku memutuskan untuk tidak melakukan kegiatan itu lagi. Yang Rutin itu bisa mengalahkan orang yang berbakat, karena untuk bisa rutin membutuhkan kerja keras, tanpa hal tersebut akan bosan dan berhenti. Energi yang digunakan untuk kerja keras tidak terbuang percuma. Asupan gizi maupun nutrisi dari makanan dan minuman menjadi benar-benar teroptimalkan tidak terbuang percuma hanya menjadi feces (kotoran) saja, berterimakasihlah kepada kerja keras sehingga makanan dan minuman jadi sesuatu yang berkah. Kerja keras itu bentuk aktif dari orang yang memiliki harapan atau cita-cita (dream), meski tidak semua mimpi menjadi kenyataan. Rutin itu present tense, yaitu suatu kebenaran umum general truth yang tidak bisa disangkal, artinya jika kita misalnya berjalan 1 meter 1 hari maka dalam 1 bln mampu berjalan sejauh minimal 30 meter, 1 meter sedikit dibanding 5 meter sekaligus dalam sehari. Bukan banyaknya meter yang dilihat tetapi rutinnya dia berjalan dan terjadwal. Jika saya dalam 1 minggu menulis di blog 1 judul, paling tidak dalam 1 semester minimal terdapat 24 judul. Ini hasil dari kerja keras dirutinkan, akhirnya terakumulasi. Saya pernah meminta murid saya menghafal beberapa ayat dari salah surat dalam Al Quran, dengan jadwal dibaca bersama di kelas 5x, sampai pada tanggal tertentu pengecekan dimulai, hasil akhir memang tidak begitu memuaskan namun secara proses kerja keras yang rutin merupakan bagian dari solusi untuk hafalan.
Mari bandingkan dengan orang yang pernah hafal beberapa ayat dari surat dalam Al Quran namun dia sekarang tidak melakukan lagi, pengecekan ada 2 kemungkinan, ingat dan lupa. Dan kemungkinan besar lupa karena tidak ada aktivitas kerja keras yang dirutinkan. Dia hafal, tapi itu kejadian yang terjadi sudah lama, nah kalo dicek saat ini kondisinya sudah beda. Aktivitas masa lampau yang sedang terjadi saat ini (artinya berdurasi) bisa disebut past continuous. Jika present tense disandingkan dengan past continuous maka akan mendapat gambaran pola sebagai berikut:
Present tense: saat ini, rutin, kebenaran umum
Past continuous: lampau, sedang berlangsung saat itu

Polanya:
A. Present tense: Subject + Verb 1 s/es
B. Past continuous: Subject +was/were+V-ing
untuk pasifnya, memiliki pola:
A. Object + is,am,are + v-3 + by + subject
B. Object + was/were+being+ verb 3 + by+subject

Contoh dalam kalimat:
A. I understand English a little. dirubah ke pasif ---> English is understood by me a little.
B. They were calling her in this room at 7 a.m. dirubah ke pasif menjadi:
----> She was being called by them in this room at 7 a.m.

PRACTISE
Give symbol (P) if present tense and (PC) if the sentence is past continuous.
1. I really like mango and strawberry, I eat them almost everyday. (...)
2. The box is sent by him  to my office. (...)
3. The sun shines brightly, it rises in the east. (...)
4. Prof. Gatot was calling his wife at that office. (...)
5. They often make sandwich sweetly in some celebrations. (...)
6. Many kids were being trained by him in doing martial art at this dormitory. (...)


Saturday, November 28, 2015

Be loyal till the end, good manner from lover

Ngomongin setia 'n ndak setia, temen-temen yang remaja mungkin lebih tahu, tapi tidak lebih menghayati dalam pengamalannya (^-^), setia itu mungkin salah satunya adalah menjadi orang yang selalu komitmen terhadap only one person, meski kadangkala sangat menguras energi, tul kan? Belum lama ini saya melihat berita tragis di salah satu stasiun TV swasta tentang suami-istri yang cekcok (bertengkar) yang diakhiri dengan mati bersama. Menurutku contoh tadi bukan setia hingga akhir, namun contoh orang yang masih tipis iman, bahasa psikologinya unstable emotion, kelabilan dalam hati membuat orang melakukan tindakan shortcut, yang sebetulnya bukan solusi tepat. Setiap orang menginginkan pasangan yang setia sampai akhir, jika pasangan suami istri ya berarti saling menjaga sampai mereka tua renta menjadi kakek nenek, atau ketika cucunya sudah banyak. bahkan meski salah satu diantaranya wafat terlebih dahulu, tetap dan selalu setia. Dalam hal apa saja, sikap setia itu dibolehkan sih? Karena tidak semua kondisi yang menganjurkan kita untuk setia lho....
Giliran ada nyamannya langsung aja deket dan berbaikan, namun giliran kita lagi kesulitan, kondisi nggak nyaman tidak satupun teman yang mau mendekat bahkan mereka yang bilang adalah sobat setia kita. Nah loh, jadi sikap setia memang harus diuji terlebih dahulu, setelah mengalami pembuktian baru deh namanya benar-benar setia. Dalam persahabatan (friendship), bentuk kesetiaan biasanya tercermin dari kebersamaan, tolong menolong, saling menguatkan, dan kumpul bersama baik keadaan bahagia maupun sedih. Setia mendampingi kapanpun kita butuhkan, ada tanpa harus diminta, mau tanpa harus dipaksa, bahkan secara sukarela mengulurkan tangan kepada kita. Balasan orang yang setia adalah pengorbanan, penghormatan, bisa juga perlakuan yang khusus. Setia bisa ditujukan kepada individu (perorangan), lembaga/ instansi, agama dan negara. Contoh setia kepada individu adalah seorang Bapak yang penuh kesabaran menunggui anaknya yang sedang bermain di taman, halaman, pekarangan, dan tidak beranjak pergi sampai si anaknya bosan bermain dan minta pulang. Contoh setia kepada instansi, penerapannya berupa kinerja yang cekatan, tidak lamban, sikap disiplin dan profesional, seorang petugas keamanan sebuah instansi yang dengan cekatan membekuk pelaku pencurian di tempat kerjanya karena didorong sikap keprofesionalannya serta tanggungjawab, yang terangkum dengan sikap setia menjaga keamanan meski nyawa taruhannya.
Apakah sikap setia kita terhadap sesuatu tersebut selamanya dibenarkan? Yap, saya setuju asalkan catatannya tidak setia terhadap perbuatan yang buruk, tindakan kriminal, perilaku menyesatkan, tingkah laku tidak bermoral, apalagi setia terhadap perbuatan-perbuatan syetan. Kita dianjurkan hanya loyal kepada Tuhan kita, yaitu Allah swt. Karena sikap setia disini bermakna patuh dan taat, melakukan apapun  yang diperintahnya dan menjauhi yang dilarangNya. Dengan usaha keras dan gigih selama kita mampu melakukannya. Kesetiaan tanpa batas, menghasilkan pengorbanan tanpa pamrih, menciptakan pembelaan jika ada orang/pihak yang akan menyerang atau merugikan, bahkan mewujudkan sebuah ikatan yang kokoh diantara orang-orang yang loyal. Komunitas para perindu dan pemburu surgaNya, akan melakukan apapun demi menggapai ridhoNya. Setia dengan dasar 2 kalimat syahadatain yang menjadi dasar akidah seorang muslim.
Wahai teman, sudahkan kita menjadi hambaNya yang setia ketika Dia memanggil kita 5x setap hari disaat muadzin mengumandangkan adzan, atau kita masih setia dengan TV kita, hp kita, netbuk, atau asyik dengan game dan lainnya. Kesetiaan itu perlu pembuktian, bukan hanya pengakuan. Ada kisah tentang keluarga yang memiliki seekor hewan peliharaan yang sangat setia kepada keluarga tersebut, pengabdiannya tidak diragukan lagi. Sampai suatu hari sebuah insiden menimpa sang hewan tadi, kisah selanjutnya ada dalam teks narative berikut ini:
The faithful dog
Once there was a husband and his wife who had a baby. They had a dog named Bony. It was a very smart dog and faithful to them. The dog used to take care of the baby while were working in the rice field. One afternoon, while working in the field, they heard Bony barking. It was running toward them. Its mouth smeared with blood. The husband shocked and thought that it had killed their baby. Suddenly he took his sickle and threw it to the dog. It hit the dog’s had and the dog head and the dog fell down and died.  Hurriedly, they got home and saw the baby sleeping. When the husband looked around in the baby’s room, he found a big snake lying on the floor. It was dead and blood spilled everywhere. It seemed the dog had killed the snake and the killed his faithful dog.
QUESTIONS
1. Who was Bonny? Bonny was....
A. the husband's name
B. the wife's name
C. the baby's name
D. the dog's name
E. the snake's name

2. Why was the dog running toward the couple?
A. because it afraid of snake
B. because it was hurt
C. because the dog wanted some food
D. because the dog wanted to tell that something dangerous was happened
E. because snake wanted to catch them

3. ......finally was killed by the husband.
A. the baby
B. the snake
C. the dog
D. the wife
E. the couple

4. The snake was killed by....
A. the dog
B. the husband
C. the wife
D. father
E. baby

5. What is the moral value of the story above?
A. Don't be careless
B. Don't be careful
C. Loyal is not good thing
D. Be loyal is bad behavior
E. Don't kill any snake


Kritiklah, jika membawa kebaikan yang lebih

Mengkritik adakalanya diperlukan untuk proses peningkatan dan perbaikan mutu dari objek (sasaran) yang dikritik. Sebagai pelaku kritik, maka harus benar-benar menjauhkan dari sikap kebencian atau kedengkian, sehingga proses mengkritik tersebut lurus karena niat memperbaiki. Banyak kondisi yang mempengaruhi kualitas kritikan, termasuk kondisi emosional dari pengkritik atapun yang dikritik. Jika tidak stabil maka bisa mengarah pada percekcokan (adu mulut), hasil akhirnya timbul permusuhan antara kedua belah pihak. Pihak pengkritik bisa muncul dari orang yang benci, namun sebaliknya bisa muncul dari pihak yang benar-benar sayang padanya. Sehingga tidak selamanya lovers itu diam ketika orang yang dicintainya melakukan kesalahan atau tindakan yang buruk, namun kadang kritikan itu diperlukan untuk menyelamatkan orang yang kita sayangi.
Haters (pihak pembenci) ketika mengkritik tidak memiliki alasan kuat atau hanya ungkapan kebencian saja, bukan masukan yang disertai solusi, hampir sama dengan kritikan dari pihak lovers hanya hasil akhir yang diinginkan dari kritikan tersebut adalah kehancuran atau kegagalan yang lebih buruk menimpa pada orang yang dikritiknya. Anjuran saja, jika posisi kita sebagai seorang kritikus, maka lakukanlah jika hal itu akan membawa sebuah kemaslahatan/ kebaikan. Namun jika kritikan kita lebih condong faktor rasa benci dan dengki, hapuslah karena hal itu merupakan akar dari permusuhan. Dan permusuhan itu sendiri seringkali memiliki banyak sekali dampak negatifnya, bahkan permusuhan itu adalah datangnya dari syetan yang memberikan hembusan rasa tidak senang yang akut kepada manusia yang jiwanya lemah.
Dalam dunia pendidikan, cara mengkritik juga harus diperhatikan, biasanya dalam forum diskusi ilmiah, debat sastra, atau seminar biasanya memiliki kode etik dalam memberikan pertanyaan, sanggahan, bahkan kritikan. Objek kritik seringkali bukan orangnya secara langsung tetapi berupa hasil (karya) dari seseorang, misalnya adalah kritik sastra, kritik novel, atau kritik film. Malahan dalam dunia hiburan saat ini kritik film membantu para penikmat film dalam memilih film yang bagus untuk ditonton, yaitu sebagai acuan. Kritikan dalam hal ini sering dikenal dengan review, dan pengkritik adalah ahli di bidangnya. Contoh lain adalah review dari sebuah game komputer tertentu yang mencari kelemahan dari games tersebut baik secara tampilan, kerumitan, efek animasinya atau detil konsep cerita yang ada dalam game, review tersebut diarahkan ke perusahaan game sebelum game tersebut dikeluarkan kepada konsumen.
Teks (bacaan) yang berisi sebuah review konsentrasinya biasanya pada sebuah karya sastra, misalnya adalah film, puisi, novel, drama. Berikut ini contoh teks review dalam Bahasa Inggris :
“The Aviary”
Reviewed by Sbyteens
Author        : Kathleen O’Dell
Genre         : Magic, mystery
Looking for a creepy tale involving a mysterious old mansion, family secrets, missing children and talking birds? Your search is over. Young Clara Dooley is the daughter of a servant, sequestered to the grounds of the Glendoveer mansion due to a weak heart. Left to her own devices, Clara stumbles upon a long-forgotten mystery involving the disappearance of the six Glendoveer children. Long presumed dead, Clara will work to uncover the truth behind the tragedy, aided by her friend Daphne and five feathered friends.
“The Aviary” blends the old-fashioned feel of gothic horror with a hint of supernatural magic.  The result is the perfect recipe for an entertaining and engaging read.


QUESTIONS
1. What does the text tell us about?
2. After reading the text above, we know that Clara was a/an ...
3. What is the genre of story which given critique by the reviewer?
4. Why the reviewer think that the book is amusing to read?
5. Who is writer of the story?


Sunday, November 22, 2015

Kerja sambil sekolah, sambil kuliah? Why not?

Saya pernah bertanya kepada Mr. takuya (seorang relawan dari Jepang), tentang kerja sambil kuliah. Dia bilang kalau hal tersebut hal yang lumrah di negaranya, bahkan dia sendiri termasuk yang bekerja part time di sebuah restoran sebagai koki dan bayarannya lumayan besar bisa di tabung. Saat ini dia masih belajar di kampus mengambil jurusan fisika, dan di bulan september s/d november berpastisipasi menjadi relawan (volunteer) dari Jepang yang datang ke sekolah kami bergerak di bidang sosial dan pendidikan. Dia mencontohkan bahwa sikap mandiri bisa diwujudkan dengan membiayai kuliah, sekolah ataupun belajar tidak tergantung pada orang tuanya. Dengan mencoba bekerja part-time, juga secara tidak langsung belajar bagaimana membagi waktunya untuk urusan kampus (kuliah) dengan job yang ia tekuni yaitu sebagai chef  restoran masakan Jepang di Tokyo. Saya memiliki pengalaman pribadi ketika kuliah yaitu bekerja model shift di warnet dan rental komputer (pengetikan sekaligus translate) dekat kampus selama hampir 3 tahun (2005-2007) selain juga mengajar les privat dari semester 4 hingga wisuda. Ternyata manfaat yang saya rasakan banyak, disamping materi yaitu uang, ada satu hal yang sangat berharga yaitu experience atau pengalaman ketika bekerja di lapangan yang kebanyakan tidak didapatkan di bangku kuliah.
Mungkin kerja part-time yang dilakukan pelajar ataupun mahasiswa masih dijumpai di kota-kota besar karena faktor terbukanya lapangan pekerjaan yang variatif dan cenderung menguntungkan secara finansial,dan faktor jauh dari kampung halaman (merantau) karena dipaksa oleh kebutuhan ekonomi. Apapun itu yang jelas alasan-alasan yang mendukung kerja sambilan ketika masih sekolah atau kuliah kadang ditentang oleh sebagian kalangan, terutama misalnya guru atau pendidik atau beberapa orang tua yang khawatir akan proses belajar murid ataupun anaknya terganggu, sehingga sekolah ataupun kuliahnya terbengkalai. Contohnya nilai ujian jadi merosot karena tenaga terkuras oleh bekerja, sehingga tubuh tidak fit  dan pikiran kurang fresh. Bahkan beberapa nilai ujian (tes) terlewatkan karena pengaturan jadwal yang mungkin berbenturan.
Harus ada komitmen diri yang kuat untuk membuat jadwal yang ketat antara pekerjaannya dengan tugas belajarnya agar kedua hal itu bisa berjalan secara sinergi, tidak sebaliknya menghambat. Bagi kita yang belum pernah merasakan kerja sambilan ketika masih sekolah mungkin belum tahu secara jelas rasanya seperti apa atau pengaturan waktunya bagaimana? Di daerah yang bukan termasuk kota besar fenomena kerja part time mungkin jarang ditemukan, kalaupun ada bisa jadi persentasenya di bawah 16%, karena didukung faktor pengawasan dan perijinan dari orang tua. Sehingga tidak terlalu menjadi pembahasan utama dalam share masalah antara guru BP/BK dengan wali murid. Ketidak ketersediaan pekerjaan yang memadai dan yang memungkinkan membuat di daerah pinggiran (kota kecil) tidak lazim bekerja sambil sekolah. Ataupun disebabkan faktor ketrampilan yang di miliki peserta didik tersebut.
Jelasnya adalah antara bekerja vs sekolah/kuliah, akan  muncul menjadi problem besar manakala kita sebagai pelaku di dalamnya kurang pandai dalam membuat jadwal (schedule) agar berjalan sinkron antara study dengan job tadi.  Skala prioritas harus dikedepankan selama kedua aktivitas berlangsung dalam waktu yang sama. Misalnya manakala mendekati ulangan semester atau kenaikan kelas bahkan ujian, pengerjaan skripsi/thesis, tugas akhir, dsb. Jika remaja saat ini memiliki kegiatan positif selain aktivitas belajar di sekolah/kampus maka akan menjauhkan dari kegiatan-kegiatan hura-hura yang sifatnya hedonis, foya-foya, tanpa arah dan tujuan yang jelas. Pembebanan tanggung jawab dengan kerja part time membantu orang menjadi bersikap lebih disiplin, cekatan, terampil dan pandai mengatur waktunya, juga bersungguh-sungguh karena baginya 1 kegiatan adalah 1 kesuksesan, maka jika tidak serius dalam 1 kegiatan sama dengan menciptakan 1 kegagalan yang tak berarti. Kegagalan karena belum mampu adalah hal wajar, namun kegagalan karena teledor, suka meremehkan dan tidak serius adalah kegagalan yang tidak termaafkan.
Berikut ini teks Bahasa Inggris dengan genre discussion mengangkat isu utama tentang menyeimbangkan part time job dengan study at school. Metode pembelajarannya menggunakan problem solving.

Balancing: School and Part-time job
You have to consider a number of factors when deciding whether or not to get a job. The important thing is to arm yourself with as much information as possible, so you can figure out what choice makes the most sense for you. If you are considering working part-time, schedule a meeting with your school counselor to discuss this move. Talk to your counselor about why you want to work and what type of position you’re seeking. Simply explaining your goals to someone else can help you make decisions and figure out your priorities. Schoolwork, including homework and studying for tests, should always be your top priority.
“The activities and courses students choose vary considerably, so it’s important for young people to keep their individual situations clearly in mind,” says Brad McGowan, director of the Career Center at Newton North High School in Massachusetts. Further, McGowan cautions students who do decide to work: “If you are rushing through your assignment or not studying enough for tests because of work, it’s time to cut back or quit and find a less time-consuming job.”
He adds, “Students should always let their employers know what their time limits are.” If you are being pressured to work more hours than you can handle, you need to find a new place to work. You also need to make sure that a job won’t prevent you from getting enough rest.

 Questions
1. What should a student do first when considering working part time?
A. Schedule a meeting with the employer of the job.
B. Discuss with the school counselor.
C. Schedule a meeting with the school principal.
D. Discuss with your friends.
E. Schedule a meeting and discuss with the class.

2. What does Brad McGowan do?
A. Brad McGowan is a student who takes part time job.
B. Brad McGowan is the director.
C. Brad McGowan is the school counselor.
D. Brad McGowan is the employer.
E. Brad McGowan is the principal.

3. What does the word “it” in paragraph 3 refer to?
A. student
B. individual situation
C. young people
D. to keep to individual situations clearly in mind
E. to keep to individual situations clearly in mind is important.




Saturday, November 21, 2015

Kuingin SurgaMu, Ridhoilah HambaMU, Mudahkanlan kami Gapai CintaMu

Merindukan surga nya Allah swt adalah diperbolehkan, dan memohon dijauhkan dari neraka-Nya adalah dianjurkan. Kita sebagai manusia yang tidak luput dari khilaf dan dosa tetap menginginkan mendapatkan surga kelak di akhirat. Sehingga perbanyak taubat, selain beristighfar, secara perilaku harus diperbaiki bahwa kita adalah orang yang benar-benar bertaubat. Dengan memohon taubat yang sungguh-sungguh (taubat nasuha), maka sertakan dalam doa disetiap akhir shalat fardhu yaitu memohon digolongkan dalam hambaNya yang diridhoinya, berkumpul dengan Rasulullah SAW, di surga Nya.
Inilah mimpi yang juga asa seorang muslim sekaligus mu'min dengan melalui bermil-mil jarak perjuangan amal shalih dengan penuh ikhtiar tanpa rasa menyerah, merindukan mendapatkan surga. Fakta, untuk mendapatkan jalan ke surga tidak mudah bahkan penuh jalan panjang berliku nan terjal. Contoh mudah adalah jalan menuju masjid ketika berjamaah shalat subuh diwaktu pagi hari. Bukan jarak masjid yang jauh dari tempat tinggal kita, namun rasa malas ini menyelimuti diri kita dengan asyik tidur pulas meski mendengar adzan. Bisa jadi jarak rumah dengan masjid tidak lebih dari 50 meter, namun ketika berjalan untuk mendirikan shalat jamaah shubuh seperti jalan dengan jarak tempuh 5 km. Ini terbukti 50 meter tersebut seperti mendaki gunung yang menjulang, membutuhkan keberanian, energi ekstra, semangat tinggi dan komitmen yang mantap. Mohonlah pada Allah swt agar kita diberi keringanan dan kemudahan misalnya ketika pergi shalat berjamaah ke masjid. Ini jalan menuju surga yang kadang-kadang jarang orang mampu melakukannya bukan soal jarak fisik namun jarak secara psikis (beban mental). Pantaslah balasannya adalah hal yang luar biasa yaitu surga. Contoh kedua adalah ibadah puasa (baik sunah ataupun puasa ramadhan), yang membutuhkan komitmen tinggi agar mampu menjaga dari hal yang membatalkan puasa hingga tiba waktunya berbuka, apalagi ketika banyak godaan baik dari lingkungan sekitar maupun hawa nafsu dalam diri kita. Jika kita mampu maka balasannya adalah surga, jika kita bisa meluruskan niat karena Allah swt.
Gambaran kenikmatan surga itu jika dibandingkan dengan kenikmatan dunia, sangatlah jauh. Apa yang kita rasakan nikmat di dunia masih jauh berpuluh-puluh bahkan ratusan kali lipat dengan balasan nikmat di surga. Sebaliknya balasan siksa neraka juga lebih dahsyat, lebih pedih, lebih mengerikan dari lintasan pikiran dalam benak kita.
Yang harus kita lakukan sekarang adalah memotivasi diri untuk mengisi detik, menit, jam, hari, dengan amal shalih. Jangan pernah ragu, karena orang yang benar-benar beriman (percaya) yakin bahwa segala perbuatan dan perilaku memiliki balasan masing-masing entah itu perbuatan baik maupun buruk. Yang kita butuhkan adalah ridho Allah swt, tanpa ridhoNya kita tidak mungkin melakukan segala amal kebaikan ini, mengharap agar dikumpulkan kedalam golongan orang-orang yang shalih. Mimpi terbesar ini adalah jalur penuh ranjau, penuh aral melintang, hanya orang-orang pilihan yang mampu melewatinya, hanya orang-orang yang istiqomah, tekad tinggi, azzam dalam hati, dengan senjata orang beriman yaitu doa dan tawakal, believe it! We do on the right track. Kita pada jalur yang benar dengan itiba (meneladani) Rasulullah SAW. Kita tahu hal ini tidak mudah, namun yakin dengan ridhoNya kita mampu.
Berikut ini lirik nasyid milik Harris Jung, bertemakan surga (paradise) yang isi ataupun pesan dari lagu tersebut bisa membuat kita more wise to use our time, mengisi hari-hari kedepan dengan tindakan dan perbuatan yang minimal standar ahli surga, kalaupun belum mampu gunakan senjata seorang beriman yaitu bermunajat, berdoa secara optimal, kapan? setiap saat. Karena ada orang yang setiap harinya melakukan amalan ahli surga tetapi meninggal dalam keadaan su'ul khotimah, sebaliknya ada orang yang mengerjakan amalan ahli neraka dia meninggalnya khusnul khotimah. Kita berbuat baik itu kontinuitas, terus menerus, karena kita tidak tahu ending (akhir) dari kehidupan kita kapan dan dalam keadaan yang bagaimana. Berbuat dan beramalah kebaikan, tidak memilih waktu tertentu atau hanya pada momen tertentu saja, tapi setiap saat. jagalah kondisi iman kita agar bisa stabil setiap waktu dimanapun dan kapanpun (aspek waktu dan tempat). Yang membolak-balikin hati manusia hanyalah Allah swt maka segala sesuatunya Dialah yang Maha tahu. Allahu a'lam bishowab.



"Paradise" Lyrics:-
by HARRIS JUNG

Got a dream in my life, yeah!
I pray that it will happen
Devote all my time, yeah!
More than you could ever know
Ooh, I do it all with a smile, yeah!
Ooh, I'd go a million miles yeah!

Chorus:
In this world I dedicate my life to just dream about it
In this world I'll never be afraid to dream big about it
Come on let’s dream big about it
About it: Paradise
Dream big about it
About it: Paradise

If I dare to fly higher
Then I could touch the sky
It’s a really tough climb, yeah!
But I’m aiming for the next life
Ooh, I do it all with a smile, yeah!
Ooh, I'd go a million miles yeah!

CHORUS

Yo, I'm dreaming big about it
So many days and counting
I got a blessing in my life, I couldn't live without it
So that means that I'm never doubting
No I'm never doubting, no!
And that's everyday
Jae Deen on this track, I’ve got Harris J
It's your biggest dream that means you’ve got to strive
I know you want it so bad just make du'a
Yeah, you want Paradise
'Cause everything ain't about this worldly life
You won't party or go club at night
Won't do bad things, no no ‘cause that ain't your type
Here's what you do
You’ve got to work hard ‘cause it's coming soon
So let me tell you one thing that will help you through
Just know that…

Paradise will come true
Taking one day at a time
I know it's not easy to do
It's what I want most from this life


Wednesday, November 18, 2015

Kehilangan Uang, Jadikan sebagai Sodaqoh

Bagaimana jika uang yang hilang tersebut jumlahnya besar? Tentulah seperti akhir riwayat dari diri kita. Yap, uang sekarang menjadi hal terpenting dan utama, hingga kadang sampai menggeser posisi Tuhan dalam diri manusia. Orang yang telah menuhankan uang dalam hidupnya, maka suatu ketika dia mengalami frustasi dan depresi berat manakala kehilangan uang (harta) yang dimilikinya. Kita mungkin sebagian besar mengalami kehilangan uang, yang berbeda adalah mengenai jumlah uang yang hilang tersebut. Hanya saja perbedaan itu tidak hanya pada jumlah nominal yang hilang saja namun adalah perbedaan penyikapan terhadap raibnya uang yang kita miliki. Jika kita tidak bisa mengikhlaskannya, hal ini akan membawa depresi dalam hidup, perasaan sedih sampai marah, meluapkan emosi, merusak barang atau menyakiti orang lain. Bahkan terkadang mendadak pingsan dikarenakan shock, tidak siap menghadapi kenyataan yang ada.
Dengan demikian, belajar menata hati dan mental itu sangatlah dibutuhkan. Salah satunya ketika mengalami kehilangan barang (misal uang). Dampak negatif bisa teratasi, manakala kita terlalu mengagung-agungkan uang. Adalah fakta bahwa posisi uang itu vital dan penting, banyak yang bisa dibeli dengan uang (meski tidak semua), banyak yang bisa dirubah dengan uang (baik secara fisik maupun sikap). Namun diingat juga, fakta lainnya adalah kita masih bisa hidup meski uang kita tidak banyak, atau bahkan tidak memiliki uang 1 rupiahpun, maka perasaan ini bisa mengikis kekhawatiran, rasa gundah gulana kita, sehingga seakan-akan tamatlah riwayat jika uang hilang. Ingatlah, semua rezeki yang Allah limpahkan kepada kita di dalamnya terdapat hak orang lain. So, ketika mengalami kehilangan bisa jadi zakat jarang kita bayarkan, sodaqoh tidak pernah, infaq mungkin kalau ingat, nah jalan sodaqohnya dengan kejadian hilangnya uang.
Teks yang menceritakan "pengalaman pribadi penulis tentang kehilangan uang" masuk ke dalam jenis teks recount (telling past event), dengan menggunakan kata kerja kedua (verb 2), bentuk penanda waktu lampau (misalnya last, ago). Dengan sudut pandang penulis orang pertama (aku/ I). Contohnya;
My Experience: Losing Money
It was Monday afternoon at that time. I was enjoying a TV show when I heard the bell of the ice cream vendor from a distance. That reminded me of something. I jumped from my seat and grabbed my wallet. I opened my wallet, and I was surprised. There were only a few rupiahs in it. Just a week ago, my auntie gave me more than enough for what I did for her. I am good at computer so she asked me to edit some photos from the last vacation.
I tried to remember where I spent my money during the past week. I remembered going to Jatim Park with my cousin, buying two tickets, two bowls of meatball soup, and two glasses of iced lemon tea. That was all. What else did I buy?
While I was busy thinking, my cousin stepped out of the front door and called the ice cream man. He looked at me and said, “Hey, wanna grab some ice cream? It’s on me.” And I said to myself, “Well it’s free, so why not?” We both picked our ice cream and enjoyed it while we were chilling out in the living room. I asked him “It is strange that you actually treated me ice cream”. He shrugged his shoulder and said “That’s because I got some money in my wallet.” “Where did you get it?” I asked him. He replied, “No idea, man. It was just suddenly there.” “What? Let me see your wallet!” I shouted. Then, I opened it and learned that the wallet was mine. I just remembered that we had the same wallets and they even had the same color. “This is mine,” I told him. “No way! Are you sure?” he asked. I showed him a card from the wallet and said, “Look, this is my student ID card. Just a while ago I was thinking why my money was all gone.” “Sorry, man. I didn’t know that it wasn’t mine. But, don’t worry I haven’t bought anything with that. Only this ice cream,” He explained with an innocent look. I took my wallet and said, “It is okay. I’m sorry you don’t have any cash now. Here, take 20 thousands and buy some more ice cream with it. Oh, and here’s your wallet.” “Cool! Thanks, man!” he replied.
Questions
1. What is the text tells you about?
A. The writer experience in losing money 
B. The writer experience buying ice cream               
C. The wallet full of money
D. A man who pick money
E. The writer cousin

2. When did the story happen?
A. Sunday Afternoon          
B. Monday noon  
C. An afternoon
D. Monday afternoon
E. Monday morning

3. What was the writer doing at that time?
A. Bought Ice cream            
B. Watched TV Show          
C. Played with his cousin
D. Opened his wallet
E. Went to Jatim Park

4. What was he looking for?
A. Ice cream vendor            
B. Tickets 
C. His cousin money
D. His cousin
E. His wallet

5. What made the writer realize about his money?
A. Ice cream vendor fond it             
B. It is gone             
C. His cousin has the same color wallet
D. His cousin bought an ice cream
E. He went to Jatim Park