Showing posts with label anime. Show all posts
Showing posts with label anime. Show all posts

Tuesday, September 5, 2017

Jalan Baru: Anak Tidak Bisa Memilih Siapa Ayahnya

Ini Lho Bapakku!
Bapakmu kerjanya apa? Kalo Bapakku presiden, makanya aku seenaknya, mau maksa ini itu, mau narsis ini itu, mau bikin ini itu, mau nyolot sana sini, mau mencibir sana sini.  Bukan seperti itu seorang pemuda yang tangguh, ia tidak numpang tenar ayahnya, mengandalkan ajian mumpung. Seorang pemuda sejatinya adalah belajar melepaskan diri dari ketergantungan dan keluar dari menumpang nama besar sang ayah. Ia adalah dirinya sendiri, inilah karakter kemandirian. Siapapun dari kita akan setuju bahwa kedua orangtua kita, ayah dan ibu, merupakan sebuah takdir dari Tuhan. Hal ini tidak bisa memilih, dari rahim ibu mana kita ingin dilahirkan. Sehingga sikap bijak yang dilakukan adalah berbakti setinggi-tingginya pada ayah ibu kita, apapun kondisi mereka, entah kaya miskin, entah buruk rupa atau sebaliknya. Hal yang tidak patut adalah jika kita selalu dibalik bayang-bayang ketenaran orangtua, menghambur-hamburkan harta yang kebetulan ayah ibu kita termasuk orang yang kaya. Atau kita memaki, menyesal, mengutuk, membenci keadaan diri kita yang terlahir dari orangtua yang miskin, yang taraf pendidikannya mungkin lebih rendah dari kita, dan hal-hal yang menurut kita serba kurang.
Hal yang tidak layak lagi adalah munculnya arogansi atau kesombongan atas jabatan yang dimiliki oleh orangtua kita. Sungguh tidak layak misalnya seorang anak presiden bersikap norak dan “ndeso” dalam menyikapi masalah yang ia tidak kuasai apalagi pahami.
Ada anak hokage yang ia ingin menunjukkan jati dirinya sendiri, ia bosan dengan sikap baik teman-temannya gara-gara ayahnya sangat terkenal dan hebat serta paling berjasa terhadap desa Konoha. Yang ia harapkan adalah kebaikan yang tulus yang muncul karena memang bersumber dari dirinya.
Sikapnya sangat peduli dengan teman bahkan memiliki jiwa korsa yang tinggi. Hingga suatu ketika terjadi kekacauan yang disebabkan oleh temannya, ia berusaha berjuang mati-matian membela dan berpihak pada temannya tersebut. Hingga si temannya yang ternyata dikuasai monster Nue itu terbebas dari kutukan segel jahat.
Ia dikenal sebagai anak yang pantang menyerah, meski kadang dikenal suka pamer. Ia bukan pamer karena ayahnya adalah hokage, namun ia pamer sok bertanggung jawab dan sok mampu. Ia memamerkan dirinya karena bertujuan untuk membantu.
Dalam tim pun ia menjadi inspirasi bagi temannya. Ia sendiri memiliki kekuatan tersembunyi, yang ia sendiri belum mengetahuinya. Bahkan terkadang sedikit bermasalah dengan ayahnya, karena berbeda sudut pandang. Namun sejujurnya niatannya adalah baik.
Kasus dalam animasi fiksi tersebut hanya gambaran sekilas cara mengambil nilai positif dari seri animasi Boruto: Naruto the Next Generation, yap pewaris Kehebatan Naruto.
Jika dibuat perbandingan sekilas, anak presiden dengan aji mumpung dan anak hokage yang bahkan tidak ingin dibawah bayang-bayang ayahnya, yang lebih suka kemandirian, pertemanan dan usaha yang sungguh-sungguh dalam mencapai misinya. Terlihat mana yang kelihatan anak desa Konoha dan anak yang “emang” ndeso. Maka betulah yang dikatakan oleh Naruto dalam dialog di episode 15 seri Baruto yaitu seorang anak tidak bisa memilih siapa ayahnya, namun ia bisa memilih teman-temannya sendiri sehingga hargailah kebebasan, berlatihlah menjadi pribadi yang mandiri, hingga bersikaplah sungguh-sungguh dalam menggapai impian kita.
Tukang Pamer, Pastilah Menemui Kekecewaan
Yap, bukannya mengandalkan aji mumpung. Jabatan di dunia itu ada batasnya. Apalagi jabatan presiden yang berlaku maksimal 2 periode, itupun kalo tahun 2019 kepilih lagi. Makanya jangan terlalu bangga dengan predikat anak pejabat karena secuilpun itu bukan ciri dan syarat seorang pemuda yang hebat. Pemuda yang hebat itu yang dengan gagah inilah aku, bukan inilah bapakku.
Jangan Kaget dan kecewa kalo setelah menjadi bukan siapa-siapa lagi enggak ada yang memandang dengan kagum, mungkin malahan akan segera dilupakan. Bersikaplah, Less is more, tampil dan bersikap bersahaja sajalah.
Bersikap dan Bertutur Kata Yang Berbobot
Apa yang kita lakukan dan apa yang kita katakan adalah bobot dari diri kita. Sehingga orang bisa langsung mengerti dan paham betul seperti apa kepribadian kita dengan melihat tindak-tanduk dan lisan kita. So, lakukan aktivitas yang memiliki bobot tinggi, sampaikanlah kata-kata yang yang penuh hikmah dan ajakan kebaikan, bukan ujaran ndeso dan diupload di youtube. Itu sih cemen.
Bersikap seperti kita menghadapi maut, yaitu adanya kepasrahan yang total kepada Allah swt. Sikap ini menumbuhkan kerendah hatian, mengikis sikap ujub. Jangan terlalu sering tergantung pada fasilitas mewah apalagi hingga menjadi bagian dari hidup/ separuh nyawa kita. Masak iya sih, gara-gara smartphone ketinggalan di rumah seharian terasa lemes dan tidak bergairah bekerja. Berarti benda tersebut sudah dituhankan alias menjadi berhala. Very Danger!
Lebih seringlah bersosialisasi secara langsung dengan teman daripada melalui sosial media, gadget dan sejenisnya, tidak akan muncul kepedulian, mungkin yang muncul adalah suka pamer dan rasa ego yang tinggi menjulang.
Bersikap sesuai Buku Manual
Tidak sepenuhnya sesuai buku panduan, minimal tidak melanggar yang dilarang. Taatilah kewajiban ibadah, setahap-demi setahap menuju pada peningkatan kualitas dan kuantitas ibadah. Sering-seringlah melihat buku panduan, AL Quran, siapa tahu penyimpangan yang dilakukan sudah terlalu jauh sehingga sudah saatnya kembali pada rel yang benar, karena rel/ jalur yang asli akan menuntun pada destinasi yang tepat.
Improvisasi adalah keharusan dalam berkarya, namun jika improvisasi telah menjauhkan diri dari ajaran yang fitrah maka sehebat-hebatnya improvisasi tidak akan memiliki kegunaan yang banyak. Miliki syarat mutlak menjadi pengguna buku manual yang baik, yaitu adanya kepasrahan, dengan kembali pada dien yang dirahmati, yaitu milah Nabi Ibrahim AS. Milikilah syarat tersebut agar segala kebaikan yang kita perbuat memiliki bobot dihadapan Tuhan. Maka berIslamlah, so selanjutnya Allah yang membimbing kita.
Ambil segala pelajaran dari alam sekeliling kita, ambil hikmah dari nasehat para kyai dan ustad serta guru-guru kita. Hormati, munculkanlah sikap respect pada mereka, bukan sebaliknya bersikap”ndeso” apalagi mencibir orang-orang alim. Ketika berhibur pun berusaha mengambil hikmah dan nilai positif dari hiburan itu, bahkan dari film selevel animasi Boruto. Sobat yang pengen nonton Boruto episode 15 silahkan download linknya berikut ini:

Saturday, August 24, 2013

Idola Masa Lalu



My past idol...
Ya ksatria baja hitam rx, hahaha, kutaro minami. Terkenal banget loh pas waktu aku kecil. Bagi sobat semua pastilah punya tokoh superhero tersendiri ketika masih kecil, iya kan? Coba siapa yang mengidolakan kamen rider?

Related Posts: