Contoh cerita yang melegenda tentang kisah asmara muda mudi adalah cerita Romeo Juliet, banyak produksi film yang meremake film ini. Bahkan ceritanya juga muncul dalam teks/ bacaan di pelajaran bahasa Inggris pada topik pembahasan teks narrative. Secara sekilas cerita tersebut berkaitan dengan sepasang kekasih yang saling cinta namun keluarga kedua belah pihak adalah musuh satu sama lain. Hingga pengorbanan romeo juliet yang menjadikan kedua keluarga itu akur, tapi harus dibayar mahal dengan meninggalnya anak mereka. Ini bagi kalangan remaja menjadi kisah favorit, namun dibalik itu ada hal negatif yaitu tentang cara bunuh dirinya romeo ketika melihat si juliet terbujur kaku (padahal belum meninggal, hanya efek obat saja).
Yang dikhawatirkan adalah sebuah shortcut atau jalan pintas berupa bunuh diri ketika mengalami masalah putus cinta atau patah hati, disisi lain remaja penuh dengan gejolak jiwa, dimana rasa gundah dan galau mudah menyergap pribadi mereka. Memang perlu disikapi dengan hati-hati dalam menelaah sebuah kisah apalagi terkait dengan sesuatu yang kemudian hari dijadikan panutan atau teladan. Beberapa hari lalu saya ngobrol dengan nenek yang sudah sepuh yang tidak lain adalah nenek saya sendiri. Nama beliau adalah Sumbuk binti Castam bin Cala, lahir sekitar tahun 1940-an, secara pasti beliau enggak tahu tahun berapa lahir karena memang buta huruf alias tidak berkesempatan mengenyam pendidikan formal baca tulis. Yang nenek ingat adalah ketika ia kecil (mungkin umurnya waktu itu 5 tahun), penjajah Jepang masuk ke kampung saya, yaitu dukuh Semeda Desa Tajur kecamatan Kandangserang. Alhamdulillah sekarang nenek masih dalam kondisi sehat, hanya pendengaran dan penglihatan yang kurang bagus. Masih bisa diajak ngobrol namun volume harus tinggi sedangkan ritmenya harus lambat atau pelan-pelan, masih bisa mengenali wajah tapi harus dekat tidak boleh lebih dari 2 meter jaraknya. Nenekku bercerita bahwa ia menikah di usia sekitar 7 tahun dengan pria yang saat ini menjadi suaminya yaitu kakekku (sekarang sudah meninggal), katanya ketika ia ditanya oleh petugas penghulu kecamatan nenek diminta tangan kirinya pegang telinga kanan, ketika sudah sampai berarti sudah umur 7 tahun. Saya kaget juga mendengar di usia 7 tahun sudah boleh menikah. Tapi mungkin di tahun 1950an itu diperbolehkan. Bahkan usia kakek terpaut jauh diatas usia nenek. Beliau bercerita untuk menikah mereka harus rela berjalan kaki ke kecamatan, beliau sendiri digendong bapaknya yaitu Castam dan kakekku (suaminya nenek) berjalan kaki katanya hampir 1 jam dari semeda, tajur menuju kantor KUA kecamatan kandangserang, dan jalannya masih bebatuan dikelilingi hutan, padahal sekarangpun di tahun 2017 kondisi jalan menuju kandangserang juga masih dikeliingi hutan apalagi dulu di tahun 1950-an, pastilah lebih belantara. Sungguh perjuangan yang sungguh luar biasa.
Nenekku suka bercerita masa mudanya dulu, apalagi sejak kakek meninggal beliau merasa kesepian, makanya sangat senang kalo ada cucunya yang mengajak ngobrol. Nenek melanjutkan cerita kalo di kampung dukuh semeda waktu nenek kecil hanya ada sekitar 7 rumah alias 7 kk (kepala keluarga), bahkan belum ada langgar (mushola). Pertama kali ada langgar adalah ketika kakek saya menikah dengannya. Kakek saya yang bernama Sawal bin taswan, ternyata seseorang yang pernah nyantri (mondok) di daerah Cirebon dan pernah bertemu dengan mbah Hasbullah, yaitu pendiri yayasan dimana saya sekarang mengajar (yayasan hasbullah yang membawahi MA Hasbullah Karanganyar). Nah, awal mendirikan langgar (mushola) lokasinya berada di samping rumah anak pertamanya yang bernama mbok timbul (anak perempuan, sekaligus anak pertama). Namun tidak lama kemudian langgar tersebut ambruk terkena puting beliung. Kata ayah nenek saya yaitu, bapak Castam, bangunan mushola harus dipindahkan ke lokasi lain karena disitu tidak direstui membangun langgar di lokasi tersebut. Hingga ada salah satu warga dukuh semeda lainnya yang juga mendukung kegiatan keagamaan menawarkan rumahnya untuk dijadikan langgar, beliau namanya adalah mbah usma (beliau seumuran kakek saya). Nah jadilah langgar atau mushola itu berdiri hingga sekarang ditahun 2017, yaitu masjid Nurul Hidayah dukuh Semeda, yang jugatiap pekannya rutin untuk shalat jumat. Saya sempat berpikir jika langgar itu di bangun sejak tahun 60-an maka pahala wakaf dari tanah yang digunakan sebagai masjid hingga sekarang terus mengalir pada mbah usma, luar biasa sekali, salah satu keuntungan generasi awal yang benar-benar berkorban dan berjuang demi agama (fisabilillah), yapspahala sodaqoh jariyah.
Lama juga saya ngobrol dengan nenek mungkin hampir 2 jam tanpa jeda. Kemudian nenekku meminta tolong pada saya untuk mengecek buntelan kertas yang ada di bawah bantalnya. Nenek bilang tolong dicek isinya apa saja. Ketika saya cek ternyata berisi kertas-kertas lusuh dengan tertera tahun 1963, ada juga tahun1970, dan yang paling baru tahun 1984 dan awal 1990an. Kertas-kertas tersebut kondisinya beberapa sudah lusuh dan sedikit berlubang dimakan ngengat. Arsip kertas tersebut sebagian besar adalah semacam kuitansi atau bukti pembayaran iuran setoran pembangunan daerah, ada juga tumpi surat pembayaran pajak tanah, dsb. Selain itu juga ada buku khutbah bertuliskan arab yang sudah lapuk dan kusam tapi masih bisa dibaca, isinya macam-macam khutbah antara lain panduan atau contoh khutbah idul fitri, idul adha, khutbah jumat namun berbahasa jawa menggunakan tulisan arab. Ada 1 lembaran kertas yang isinya saya pernah baca di media sosial (tapi saat itu sudah lama, mungkin 5 tahun yang lalu), namun yang ini lebih tua yang ditulis sekitar tahun 1990-an, lembaran ini sudah berupa ketikan, isinya adalah sebagai berikut:
PENGUMUMAN UNTUK UMAT ISLAM DI SELURUH DUNIAASSALAMUALAIKUM WARAHMATULLAHI WABARAKATUHU
-------------------------------------------------------------------------------
Surat ini datangnya dari SYEH ACHMAD di Madinah, Saudi Arabia. Aku berwasiat untuk seluruh umat Islam dari Syeh Achmad penjaga makam Rasulullah SAW di Madaniyah di Masjid Nabawi Saudi Arabia yaitu sebagai berikut ini:
-------------------------------------------------------------------------------Pada waktu malam tatkala hamba sedang membaca Al Quran di makam Rasulullah SAW dan hamba sampai tertidur lalu hamba bermimpi. Di dalam mimpi hamba bertemu dengan Rasulullah SAW dan beliau bersabda: Di dalam 60.000 orang meninggal dunia diantara bilangan itu tak seorangpun mati beriman. Seseorang tidak lagi mendengar kata-kata suaminya. Orang kaya yang mampu tidak lagi menimbang rasa kepada orang-orang miskin, sudah banyak orang tidak berzakat, tidak puasa, tidak sholat, tidak menunaikan ibadah haji, apabila orang itu mampu dan tidak beramal kebaikan.
Dan supaya bersegera berbuat kebajikan dan menyembah Allah SWT.
Demikianlah pesan Rasulullah SAW kepada hamba.
Berdasarkan pesan Rasulullah SAW itu maka hamba berpesan kepada segenap umat Islam: "Berselawatlah kepada Nabi Muhammad SAW, jangan bermalas-malas, bertobatlah dengan segera, dan bersembayanglah lima waktu jangan ditinggalkan. Keluarkanlah zakat, berpuasalah di bulan Ramadhan serta tunaikanlah ibadah haji.
Bagi siapa saja yang membaca surat wasiat ini, hendaklah ia menyalinnya untuk disampaikan kepada orang lain yang beriman, karena hari penghabisan/kiamat akan segera tiba dan satu bintang akan terbit dari langit sesudah itu pintu TAUBAT akan ditutup. Tulisan dalam Al Quran akan hilang dan Matahari akan dekat diatas kepala. Saat itu manusia akan panik, itulah akibat kelalaian mereka yang selalu menuruti Syahwatnya.
Jika menyalin surat ini sebanyak 20 lembar lalu disebarkan kepada teman-teman anda maka anda akan memperoleh keuntungan setelah dua minggu kemudian Telah terbukti pada seseorang Saudagar di Bombay setelah mencatat/menyalin surat ini dan menyebarkannya dalam satu dua minggu setelah itu mendapatkan yang luar biasa besarnya dan seseorang temannya yang menganggap sepele surat ini, kemudian mendapat MUSIBAH BESAR yaitu anak laki-lakinya meninggal dunia. Maka dari itu saya berpesanbenar-benar kepada ANDA yang menerima surat ini janganlah melailaikannya dan baalah berulang-ulang lalu camkanlah betul-betul.
Ingatlah jika sengaja kita tidak memberitahukan surat ini kepada orang lain, maka tunggulah saatnya nasib apa yang akan datang menimpa dirianda. Janganlah menyesal apabila anda mendapatkan BENCANA maupun kerugian yang hebat. Sebaiknya jika anda segera menyalinnya kemudian menyebarkannya kepada orang lain, maka mendapatkan keuntungan yang sangat besar.
Surat berantai ini ditulis oleh S. T. ATHOIA seorang pengajian agama dari selatan. Sejak saat itu surat ini menjelajah sekeliling dunia hingga sampai ketangan ANDA, tentang Anda percaya atau tidaknya Anda terhadap surat berantai ini.
Tuan Musiafa bekas seorang Menteri di Sabah Malaysia telah menerima surat iniditahun 1977 dan Beliau lalu mengerahkan usahanya untuk membuat 20 lembar salinan ini dan beberapa hari kemudian Beliau mendapat lotere di Malaysia Timur.
Tan Sri Gazali Jawi bekas seorang Menteri besar Perak Malaysia telah dipecat dari jabatannya secara tidak langsung karena Beliau lupa setelah menaruh surat ini tidak disebarkannya. Setelah itu beliau ingat akan surat ini, lalu Beliau menyalinnya sebanyak 20 lembar dan dipencarkan. Teryata beberapa har kemudian Beliau dlatkembali mei Mentei Kabinet.
Daud Yusuf bekas Menteri PDK (Depdikbud) RI tidak mendapat kedudukan lagi dalam susunan Kabinet Pembangunan IV Republik Indonesia.
Maka dengan kejadian-kejadian seperti tersebut diatas, Saya mengharap Anda tidak memutuskan surat ini dan anda akan mendapatkan nasib baik atau buruk tergantung pada mau tidaknya Anda melaksanakannya.
Tunggu dalam jangka waktu dua minggu setelah menerima surat ini bahwa ALLAH SAW lah yang tahu tentang rahasia Anda ....
WASSALAMUALAIKKUM WARAHMATULLAHI WABARAKATUHU
Sudah lama sekali saya pernah membaca sejenis surat tersebut yang isinya hampir mirip. Hanya bedanya pas ketemu nenek kemarin kertas lembarannya benar-benar sudah lusuh menandakan sudah lama, dan dipojokkan tertera akhir tahun 1989 atau awal tahun 1990-an. Isi alinea pertama hingga keempat bersifat himbauan, namun paragraf selanjutnya semacam ancaman bahkan menyumpahi, saya sempat berpikir, kakek dapat lembaran tersebut kira-kira dari siapa dan apakah kakek menyalinnya. Padahal seingat saya sewaktu beliau masih hidup memang bisa menulis, tapi hanya mampu menulis namanya sendiri saja tapi untuk menyalin surat sepanjang itu kayaknya belum mampu. Kesimpulan sepintas saya adalah kakek tidak menyalinnya.
Itulah bagian oleh-oleh dari ngobrol dengan nenek saya yang super baik dan sangat kuat. Semoga keberkahan, keselamatan dan kesehatan menyertaimu nenek sayang.
Related Posts: