Showing posts with label manajemen waktu. Show all posts
Showing posts with label manajemen waktu. Show all posts

Sunday, April 29, 2018

Hidup Adalah Permainan, Jadilah Pemain Yang Cerdas

Dalam permainan terdapat aturan, tata tertib maupun regulasi. Dalam hidup pun demikian, ada aturan baik itu perundang-undangan atau hukum. Di dalam sebuah permainan ada misi yang harus dijalankan dan diselesaikan, di dalam hidup juga sama. Setiap orang yang hidup memiliki cita-cita, mereka memiliki misinya masing-masing. Di dalam permainan ada batasan waktu, misalnya saja permainan cabang olahraga seperti sepakbola, basket, dsb. Demikian pun dalam game komputer atau game android, ada tipe game yang dibatasi waktu. Nah ibarat sedang main game nih, orang hidup di dunia ini dibatasi oleh waktu yang bernama maut. Ya, maut atau kematianlah yang membatasi manusia beraktivitas mengejar mimpi-mimpinya di dunia. Jika ruh ini sudah terlepas dari raga maka tubuh ini tinggal sebagai jasad yang tak bernyawa (disebut mayat atau bangkai jika hewan). Dalam permainan kadang ada saatnya individual, kadang ada saatnya mengedepankan kerjasama tinggal jenis permainan apa yang ingin dimainkan. Misalnya cabang permainan catur maka dia bersifat individual sedangkan sepakbola dan permainan beregu lainnya membutuhkan kekompakkan tim. Game online yang bersifat kolektif, disana membutuhkan kerjasama dengan player lain. Di dalam hidup pun sama, kadang di saat tertentu kita berperan sebagai single fighter, pejuang yang mengandalkan kemandirian tidak tergantung pada orang lain. Namun di saat yang lain pula kita menjadi bagian tim yang tidak bisa terlepas dari bagian masyarakat sehingga harus memiliki sinergi untuk bahu-membahu bekerjasama. Di dalam permainan biasanya ada winner dan loser, jika misi gagal biasanya game over.
Di dalam hidup, meskipun tidak terlihat secara jelas sekali namun pemenang dan pecundang tetaplah ada. Contohnya orang yang berhasil mwujudkan cita-citanya bisa disebut sebagai pemenang, sebaliknya yang gagal ataupun terpuruk hidupnya disebut sebagai pecundang. Di dalam permainan menang dan kalah itu hal yang wajar, bisa dialami oleh siapa saja. Artinya hari ini bisa jadi ia menang, sedangkan di esok hari ia mengalami kekalahan. Kemenangan dan kekalahan seperti dipergilirkan. Di dalam realita kehidupan juga sama, orang yang kemarin menjadi pecundang, di hari berikutnya tidak mustahil ia akan menjadi pemenang tinggal apakah ia belajar dari kekalahan dan kesalahan yang ia perbuat atau tidak. Seperti peribahasa umum orang hidup itu kadang berada di atas kadang berada di bawah. Ketika berada di atas janganlah angkuh, sedangkan ketika dibawah janganlah berputus asa.
Jadilah Pemain Yang Cerdas
Pemain yang cerdas adalah pemain yang mampu membaca peluang untuk dioptimalkan menjadi keberhasilan. Kecerdasan dalam permainan bisa kecerdasan kolektif (terdiri dari pemain-pemain yang cerdas) juga bisa berupa kecerdasan individual. Selama pemain itu memposisikan dirinya dengan benar maka ia mampu totalitas dengan apa yang menjadi tugasnya. Seorang striker dalam permainan sepakbola harus bersifat agresif dan posisinya di lini depan atau daerah musuh, akan menjadi buruk manakala seorang striker berada di lini tengah bahkan barisan pertahanan. Lihatlah sejenak dalam fase/etape kehidupan kita sejak masa anak-anak, atau usia SD, SMP, SMA, kuliah, kerja, hingga berkeluarga, sudahkah memposisikan diri kita dengan benar? Ada kalanya kita berperan sebagai murid, anak, rekan kerja bahkan kepala rumah tangga. Dari ragam posisi yang kita pernah jalani itu sudahkah berperan secara optimal penuh kesungguhan dan tanggungjawab? Jika iya maka beruntunglah berarti permainan dalam kondisi aman, jika jawabannya tidak maka waspadalah dan berhati-hatilah karena orang yang teledor atau tidak amanah dengan posisinya akan membawa keburukan dalam permainan hidupnya.
Cara menjadi pemain yang cerdas adalah selalu banyak belajar dari pengalaman baik pengalaman keberhasilan ataupun pengalaman ketika mengalami kekalahan. Selama masih berada di bumi (dunia) maka label pemain masih kita sandang, musuh bisa datang kapanpun dalam bentuk ragam yang berbeda. Maksudnya adalah musuh dalam hidup itu ujian yang menghampiri manusia. Ujian tidak selamanya berupa musibah ataupun masalah ekonomi, masalah karir, dan masalah lainnya. Ketika di puncak kejayaanpun itu juga termasuk bentuk ujian. Sehingga kaya dan miskin juga bisa dikategorikan sebagai ujian. Orang kaya ujiannya dengan hartanya apakah harta yang dimilikinya bisa menolongnya di hari perhitungan amal atau justru menambah beban pertanggungjawaban. Orang miskin dengan kemiskinannya jelas ia mendapatkan ujian apakah keluh kesahnya itu menjauhkan dari rasa syukur terhadap nikmat dari Tuhan atau tidak. Sehingga orang cerdas adalah orang yang mampu menyikapi hidup secara proporsional dan dalam koridor agama yang baik. Kenapa membawa agama? Karena agama berkaitan dengan Tuhan dan keyakinan. Nah, ketika orang percaya dan mengimani keberadaan Tuhan yang Maha Esa maka ia menjalani hidup dengan koridor aturan yang telah Tuhan firmankan. Karena setelah kematian ada kehidupan, orang-orang yang mati akan dibangkitkan lagi. Sebagai firman Allah swt dalam QS Al Mujadilah ayat 6:
Pada hari ketika mereka dibangkitkan Allah semuanya, lalu diberitakan-Nya kepada mereka apa yang telah mereka kerjakan. Allah mengumpulkan (mencatat) amal perbuatan itu, padahal mereka telah melupakannya. Dan Allah Maha Menyaksikan segala sesuatu.

Sehingga keyakinan itu mengarah pada hal yang lebih jauh lagi bukan hanya sekedar hidup di dunia semata, namun untuk hidup setelah mati karena itulah yang kekal. Itu belum dialami manusia karena hari kiamat belum terjadi sehingga yang bisa manusia lakukan adalah mengimaninya dengan seyakin-yakinnya.
Pemain yang cerdas tidak mudah hilang konsentrasi dalam permainan ia harus fokus pada misi yang dijalankan. Orang hidup juga jangan mudah terlena, ia harus fokus dengan amanat sejatinya sebagai manusia. Meski ia hidup di dunia namun hidupnya di dunia itu disiapkan sebagai bekal setelah mati.
Dalam permainan itu menguras tenaga kadang juga menguras otak dan biaya. di dalam hidup juga sama. Orang-orang membanting tulang siang dan malam untuk mencari nafkah, menguras tenaga dan pikiran, setelah uang terkumpul ia gunakan kembali untuk memenuhi kebutuhan hidup. Maka orang hidup juga bisa disebut menguras dan mengeluarkan banyak uang.
Oke, sedikit persamaan antara hidup dengan permainan, sehingga tidak ada salahnya menyimpulkan hidup adalah permainan. Sedangkan diluar persamaan masih banyak perbedaannya. Ini hanya mengingatkan kepada kita semua akan hak manusia untuk game over dari permainan atau selesai dari kehidupan. Janganlah buang-buang waktu dengan hal yang sia-sia. Saat ini lagi trending game online misal mobile legends atau game lainnya. Jangan-jangan kita pecandu jenis game ini. Nah, sudahkah yang kita lakukan sudah proporsional? Ataukah bermain game telah menyita menit bahkan jam-jam dalam umur kita? Waktu jika sudah terlewat tak akan bisa kembali, jam 3 sore hari ini sudah berbeda dengan jam 3 sore besok atau minggu depan. Bijaklah dengan waktu yang kita miliki. Mainkan "Game" sebagaimana mestinya, mainkan secara proporsional atau porsinya hanya sekedar penghilang jenuh. Bermain Game bukan sebagai hal pokok dalam jatah umur yang terbatas ini. Lakukan dan jalani the real game yakni kehidupan dunia untuk bekal akhirat.
Beberapa game pc penghilang rasa jenuh dan penat:
1. Cities Skylines Green Cities.rar (1.9 GB)
2. Toy Defense.exe (114.5 MB)
3. Toy Defense 2.exe (95 MB)
4. Super Toy Cars.exe (131.6 MB)
5. Green City 2.exe (223.2 MB)
6. Air Assault.exe (23.9 MB)
7. Defense of Roman Britain.exe (116 MB)

Game Android Mobile Legends 5v5 dapat dimainkan di pc/laptop menggunakan emulator, salah satunya nox:
1. Mobile Legends 5v5.apk (98.8 MB)
2. Unduh Emulator : nox (574.3 MB)

Related Posts:

Monday, August 21, 2017

Buat Apa Belajar, Studying and Learning, Are They Wasting Time?

Belajarlah yang rajin nanti kamu menjadi orang pintar. Begitulah nasehat yang sering kita dengar dari para orang tua dan guru. Setelah menjadi orang pintar, untuk apakah kepintaran kita itu? Ternyata tujuan untuk belajar jika hanya menjadi orang pintar adalah sebuah tujuan yang dangkal. Hal itu belum menyentuh hakikat keberadaan manusia di alam semesta. Kepintaran atau kepandaian manusia bukan tujuan akhir ketika kita belajar.
Mari pahami dulu apa itu definisi belajar. Secara umum, pengertian belajar adalah proses atau usaha yang dilakukan suatu makhluk (termasuk juga hewan)  dari yang sebelumnya pandir (bodoh) menjadi tahu (pintar), yang sebelumnya tidak mahir menjadi terampil, yang sebelumnya gagal menjadi sukses, dari yang kurang ilmu menjadi bertambah ilmu pengetahuannya, dll. Nah, setelah mendapatkan kepandaian, kesuksesan, ketrampilan, dan luasnya wawasan ilmu pengetahuan harapan selanjutnya adalah mampu memberikan manfaat pada diri, orang lain, keluarga, masyarakat, negara, bangsa serta agama. Dengan jalan tersebut diharapkan Tuhan ridho kepada jalan yang kita lalui yaitu menjadi agen kebaikan bagi alam semesta.
Kesibukan Yang Bermakna
Kata “Belajar” seringkali berkaitan dengan murid, guru, pelajaran, ilmu, sekolah, madrasah bahkan terkadang ada kaitannya dengan pekerjaan dan penghidupan yang layak. Mari kita batasi kata belajar untuk sementara waktu pada tataran murid dan keilmuannya. Pendidikan merupakan domain yang lebih spesifik dibandingkan belajar itu sendiri, jika sudut pandangnya adalah sistem penjenjangan (tingkatan) dengan kurikulum yang memiliki standar tertentu. Sedangkan kata belajar bisa terlepas dari sistem baku dengan kurikulum formal, belajar tidak mengenal umur, tidak dibatasi tempat (terbebas dari ruang dan waktu). Contohnya, tukang sol sepatu ia belajar cara mengesol sepatu yang benar, efisien dengan hasil sol yang kuat sehingga pelanggannya puas, Ia tidak dibatasi oleh usianya dan latarbelakang tempat asal. Dan hal tersebut terkadang tidak ada dalam kurikulum baku karena sol sepatu termasuk ketrampilan hidup (life skill) yang diambil bebas dari pengalaman selama menjalani profesi tersebut, dengan bergulirnya waktu, si pelaku memiliki pengalaman.
Nah, kegiatan atau aktivitas tersebut bisa dikatakan sebagai manifestasi atau wujud belajar (dari pengalaman), belajar untuk mendapatkan hasil yang terbaik. Aktivitas belajar ini dapat menjadi hal utama yang menyibukkan manusia selama ia hidup di dunia. Selama kesibukan yang dilakukan manusia memiliki manfaat (makna tertentu) maka itu merupakan bagian dari proses pembelajaran. Sehingga istilah long life education menjadi hal yang sangat sesuai dilakukan oleh manusia. Apalagi dalam ajaran Islam, manusia adalah khalifah di bumi. Dimana segala tugas dan tanggungjawab itu terbebankan kepada manusia, jika tugas tersebut sukses maka tentunya ada reward yang besar, sebaliknya jika lalai akan tanggung jawabnya maka ada konsekuensi yang harus ditanggung. Dan manusia bisa belajar dari kegagalannya, sama seperti orang yang berdosa masih diberikan pintu untuk bertaubatan nasuha kepada Tuhannya.
Tidak sembarang aktivitas yang menyibukkan itu selalu membawa manfaat. Terkadang justru sebaliknya melalaikan dari tujuan utama, untuk apa manusia itu hidup. Maka marilah belajar untuk fokus pada aktivitas yang benar-benar sarat dengan kebaikan dan kebermanfaatan.
Di banyak tempat seringkali kita dengan mudah menjumpai banyak orang yang sibuk dengan aktivitasnya masing-masing. Sejak pagi-pagi buta sudah mulai bekerja hingga malam hari sibuk dengan pekerjaan. Hal itu rutin dilakukan setiap hari. Dibela-belain membanting tulang demi sesuap nasi penyambung hidup dirinya beserta keluarganya. Hal ini memungkinkan adanya unsur kejenuhan, jika manusia hanya mengejar materi secara fisik tanpa dibekali sisi ruhiyah dan konsep ajaran ibadah yang benar. Konsep tentang “bekerja adalah salah satu bentuk ibadah,” harus diresapi sebagai makna bahwa koridor kebaikan itu menjadi bingkai utama dalam melakukan pekerjaan. Jika pekerjaan yang dilakukan sudah melenceng dari bingkai tersebut, maka hal ini termasuk kategori kesibukkan yang melenakan bahkan justru menjadi kesibukan yang destruktif. Hindarilah jenis kesibukan seperti ini.
Sukses Belajar, Belajar Sukses
Menurut penafsiran saya, frase sukses belajar itu adalah mengerti dengan benar cara terbaik dalam mempelajari suatu hal (menguasai betul akan metode belajar yang benar) sehingga efisien dan efektif, tentunya mengharap hasil yang maksimal dan optimal. Sedangkan frase “belajar sukses” lebih cenderung pada cara menghadapi dan menyikapi segala masalah yang mungkin muncul dalam mencapai tujuan. Karena sejatinya sukses diraih bukan tanpa kegagalan, namun dengan kegagalan yang dihadapi kemudian bangkit, berjuang, menaklukan masalah dan akhirnya benar-benar berhasil. Jika kedua frase tersebut yaitu “sukses belajar” dan “belajar sukses” menjadi pendorong utama seseorang beraktivitas melakukan tugas dan pekerjaannya, maka tidak sekedar sibuk saja yang ia dapatkan, namun sibuknya itu memiliki bobot yang berharga. Membuat torehan emas dalam sejarah hidupnya.
Sudahkah kita menyibukkan diri dengan kegiatan berbobot hari ini? Mantap, segala kegiatan akan memiliki bobot jika motivasi awalnya benar. Niat yang harus senantiasa diperbaharui dalam detik, menit, jam, bahkan setiap hari adalah niatan mengharap ridho Allah semata.
Persepsi Yang Keliru
Cara pandang kita sebagai subjek (pelaku) terhadap sebuah benda (objek) berpengaruh terhadap kehidupan. Frame berpikir yang benar perlu ditanamkan sejak dini. Pola pikir (mindset) itulah yang menjadi karakter utama sehingga membentuk kepribadian. Ambil contoh seperti ini, selembar kertas putih bisa saja memiliki 2 persepsi, persepsi pertama adalah kertas yang bersih tanpa noda alias suci (terbebas dari kotoran), sedangkan persepsi kedua bisa saja kertas putih tersebut dianggap sebagai kertas kosong tanpa tulisan sehingga belum memiliki makna, tidak berisi, tidak ada kegunaan. Cara berpikir positif yang seharusnya mampu dimunculkan untuk persepsi pertama yang mengganggap selembar kertas itu suci dan tidak bernoda, yaitu orang yang baik (bersih dari kesalahan) jika terkena setitik debu saja maka akan terlihat kotor, sehingga kebersihan hati dan kesucian jiwa senantiasa harus dijaga meski dari sekecil apapun bentuk maksiatnya. Karena pada dasarnya maksiat yang kecil jika terus menerus dilakukan mampu membuat hati kotor dan kelam layaknya kertas putih yang dibiarkan terkena debu dan noda. Jadi penjagaan hati dan jiwa itu penting, tidak meremehkan perbuatan dosa meski itu hanya setitik. Nilai positifnya adalah agar tidak meremehkan dan menggampangkan perbuatan maksiat, karena seyogyanya kemaksiatan itu menjadi penghalang dari karunia dan rahmat serta hidayah (petunjuk) Nya.
Penyikapan positif terhadap persepsi kertas putih yang kedua terkait kertas yang kosong dianggap sebagai sesuatu yang belum ada isinya, dan bobotnya. Maka analoginya adalah layaknya usb yang masih baru, maka peluang untuk menyimpan data masih terbuka lebar. Nah, kertas putih yang kosong itupun, anggap saja sebuah chance (kesempatan dan peluang) yang harus dioptimalkan. Isilah kertas yang kosong itu dengan torehan tinta emas, catatan yang membanggakan. Keberadaan waktu yang dimiliki harus dimaknai sebagai kreasi, penciptaan produk dan karya terbaik, biografi hidup kita akankah ditulis dengan hal baik atau buruk tergantung dengan kebebasan pilihan tiap individu. Apakah diisi dengan hal yang sia-sia atau sesuatu yang produktif. Maksudnya yakni diisi dengan hal negatif atau sebaliknya diisi dengan karya-karya besar, prestasi yang membanggakan itu tergantung kitanya sendiri. Dan hal tersebut sudah dimulai sejak lahir hingga saat ini, sampai halaman terakhir yaitu maut menjemput.
Persepsi itulah yang membentuk watak dan mental. Waktu atau usia/umur itulah adalah sesuatu yang netral. Kenetralan objek (benda) akan menjadi bias manakala mindset dan persepsi yang keliru terus menerus dipupuk subur oleh diri kita sendiri. Yang berakibat fatal jika persepsi keliru itu mengarahkan kepada perbuatan yang bersifat destruktif.
Do Something, Special Thing
Jangan biarkan waktu berlalu tanpa karya, tanpa prestasi, tanpa membaca, tanpa bekerja, tanpa berpikir. Bayangkan saja kalo kita melihat teman kita yang hobinya melamun dan melongo, liatnya aja males  dan sebel, apalagi bergaul dengan pelakunya (tentu tidak mendapatkan apa-apa). Banyak budaya positif yang dapat kita terapkan untuk menghiasi aktivitas harian kita. Budaya membaca adalah salah satu contohnya. Membaca segala jenis bacaan, cerpen, komik, ensiklopedi, buku pelajaran, kamus, buku sejarah, kitab suci, bahkan biografi kisah sukses para tokoh dunia. Misalnya tokoh Soichiro Honda, yang dengan drop outnya di sekolah formal namun ia tetap belajar dan melakukan karya besar. Yang ujung-ujungnya sebagai pencetus mesin Honda, kita tahu sendiri merek kendaraan yang satu ini di Indonesia saja masih tetap merajai dibanding merek kendaraan produk China. Atau membaca Biografi tokoh nasional ataupun pahlawan misalnya Soekarno, Mohammad Hatta, Jendral Sudirman, dll. Dari aktivitas membaca itulah wawasan, ilmu, semangat, bahkan inspirasi bisa kita peroleh.
Lakukanlah sesuatu, jangan biarkan waktu yang kita miliki 24 jam sehari ini hanya diisi dengan rutinan tidur, makan, toilet, nge game, bahkan nongkrong yang sejatinya kurang mengarahkan pada masa depan yang cerah. Hal-hal yang sepele, dan efeknyapun sepele alias tidak berefek untuk kesuksesan masa depan kita.
Milikilah target
Penting sekali bagi orang yang hidup itu memiliki tujuan atau target. Inilah kenapa orang yang punya mimpi itu selalu memiliki energi semangat yang tak pernah padam, selama mimpinya itu belum terwujud. Saya punya teman sejak SD hingga sekarang yang selalu memiliki target dalam hidupnya. Ketika waktu SD, teman saya itu, pengen sekali sebelum lulus SD agar bisa naik (mengendarai sepeda), padahal ia seorang anak perempuan yang di keluarganya tidak ada sepeda sama sekali. Ditambah medan (secara geografis) di desa saya adalah daerah pegunungan, untuk lahan datarnya terbatas, sehingga untuk berlatih naik sepeda kayuh harus ekstra tenaga dengan tantangan berupa  tanjakan dan jalan menurun. Namun nyatanya sebelum ia masuk SMP, ia sudah bisa naik sepeda meski belum mahir sekali dan belum punya sepeda sendiri. Ia dengan bangganya pinjam dan memboncengkan adiknya dengan sepeda itu. Kemudian ketika SMP, teman saya ini memiliki mimpi bisa ke Jakarta sebelum melanjutkan sekolah ke jenjang yang lebih tinggi, ia sejak lahir hingga saat itu belum pernah kesana. Padahal ia tinggal di kampung dengan latarbelakang keluarga petani yang tidak memiliki riwayat kerabatnya merantau ke ibukota. Sekitar pertengahan kelas tiga, Alhamdulillah mimpinya itu kesampaian, yaitu agenda study tour sekolah ternyata destinasinya sama dengan mimpinya yaitu ke Jakarta.
Yang saya kagumi adalah dari kebulatan tekadnya dan kesungguhannya menggenggam mimpi sekuat tenaga, hingga totalitas bersungguh-sungguh demi keinginannya tercapai. Ia tidak bosan-bosannya memiliki capaian-capaian dalam hidup. Baik target jangka panjang maupun jangka pendek. Ini yang ingin saya bagi tentang semangat memiliki mimpi, siapapun gratis memiliki cita-cita, tidak memandang status tempat tinggal entah di desa maupun di kota, dari keluarga petani maupun pejabat, semuanya diberikan kesempatan dan peluang yang sama. Tinggal seberapa gigihkah kita dalam merealisasikan mimpi yang kita miliki.
Everybody is Special
Yap, semua orang itu istimewa, memiliki keunggulannya masing-masing. So, buat sobat yang masih merasa minder, coba deh renungkan dan instropeksi diri keunggulan dan kelemahan apa yang dimiliki. Saya pernah membaca suatu artikel tentang jarum. Jadi jarum yang sekecil itupun ternyata memiliki kegunaannya. So pasti kita manusia, yang  berkali-kali lipat lebih besar dibandingkan jarum.
Jarum Jahitpun Punya Makna
Ukurannya yang kecil tidak menghilangkan fungsi, tujuan dan kegunaan jarum. Tidak seyogyanya pula jarum harus protes untuk dibentuk menjadi benda lain. Jarum yang tajam tersebut bisa mendatangkan malapetaka dan juga dapat membawa keuntungan. Bahaya dari jarum yang tajam bisa melukai jari, menusuk kulit bahkan bisa menciderai tubuh kita. Sebaliknya jika digunakan sesuai prosedur maka membawa manfaat yang luar biasa. Pakaian yang dipakai kita, salah satu peran dari jarum lho.
Nah, kebanyakan manusia tidak memikirkan makna keberadaan dirinya di dunia ini. Kesibukannya sehari-hari telah menyita sebagian besar waktu, tenaga dan kesempatannya untuk memikirkan hal terpenting dalam kehidupannya. Yakni, untuk mempertanyakan dan mendapatkan jawaban pasti mengapa ia hadir di dunia ini. Seseorang yang mendapatkan jawaban pasti Mengapa ia ada di dunia ini, Untuk Apa ia hidup, Mau Ke Mana arah hidupnya, memiliki sikap hidup yang berbeda dengan mereka yang acuh dengan segala hal tersebut. Orang yang memahami dengan benar arti dan tujuan hidupnya akan berusaha sungguh-sungguh menjalani hidupnya sesuai dengan makna dan tujuan tersebut.
Kenapa Jarum jahit itu dibuat? Kenapa Manusia itu diciptakan di dunia? Yaps, 2 pertanyaan yang berbeda namun memiliki hakikat yang sama.
Lihatlah segala yang ada di sekitar kita yang dibuat manusia. Sebutlah satu saja yang terkecil dari semua yang ada. Sekali lagi ambil contoh jarum jahit. Kini coba pikirkan, mengapa jarum jahit ada di dunia ini? Dengan cepat, kita pasti akan menjawab bahwa benda kecil tajam ini ada untuk membantu manusia menjahit kain atau pakaian, atau untuk kegunaan serupa lainnya. Yang pasti tak pernah sedikit pun terlintas dalam benak siapa pun yang berakal sehat bahwa jarum jahit ada dengan sendirinya tanpa kegunaan apa pun. Dengan pengetahuan ini, kita akan menggunakan jarum jahit sesuai dengan tujuan pembuatannya. Kita bisa pula memanfaatkan jarum jahit untuk kegunaan lain yang sesuai dengan bentuk serta bahan bakunya, misalnya untuk melubangi kertas atau plastik, dan sebagainya. Yang pasti, kita tidak akan menggunakannya untuk hal-hal yang memang tidak cocok seperti: untuk dimakan, untuk menulis atau untuk mengikat benda. Kalau hal ini kita paksakan, maka akan membahayakan diri kita maupun orang lain, atau tidak akan bisa sama sekali karena memang bukan fungsinya.
Alangkah eloknya kita merenungkan hal ini sobat,
Sama halnya, manusia adalah wujud yang jauh lebih besar, lebih rumit dan lebih sempurna daripada si mungil jarum jahit. Pastilah keberadaan manusia di dunia ini ada guna dan tujuannya, yaitu menjadi sebaik-baik hamba dari Sang Pencipta, menebar kebaikan dan kemanfaatan bagi manusia lain dan segenap makhluk. Sudah selayaknya manusia mengarahkan kehidupannya sesuai tujuan penciptaan tersebut. Ini adalah kesimpulan dari pemikiran akal sehat. Tidak sepatutnya manusia acuh atau tak peduli akan tujuan keberadaannya. Manusia hendaknya berusaha mengarahkan segenap kegiatannya sehari-hari dalam rangka melaksanakan tujuan hidup ini. Mereka sepatutnya menggunakan seluruh anggota tubuhnya, daya-pikir dan kejiwaannya sesuai dengan fungsi penciptaan masing-masing alat tubuh dan sarana hidup tersebut. Jika tidak, ini akan membahayakan dirinya maupun orang lain, bahkan seluruh isi alam semesta yang lainnya. Yuk, jangan bosan memperbaiki diri, fungsikan diri kita agar memberi banyak manfaat bagi sesama.

Related Posts:
2. Download Koleksi Film SRK Full

Monday, April 11, 2016

Lakukanlah Sekarang, Saat Ini adalah milikku

Baru saja saya bersama seorang teman guru berkunjung kedua sekolah yaitu SD Negeri 2 Kulu dan MII Gutomo dalam rangka sosialisasi dan pengenalan Madrasah Tsanawiyah Hasbullah yang berlokasi di daerah Pododadi tepatnya jalan Kempong Raya, Pododadi Karanganyar. Dalam kunjungan tersebut awalnya hanya mengantarkan surat ijin, namun dari pihak sekolah yang dikunjungi memberikan waktu saat itu juga, mau tidak mau harus melakukan sosialisasi, entah siap enggak siap ya harus disiapkan. Hikmah, manakala merencanakan sebuah kegiatan haruslah memiliki plan A dan plan B, sehingga kesiapan minimal kita miliki. Hikmah yang kedua, semakin tinggi jam terbang (ibaratnya seorang sales) maka ketrampilan komunikasi (yaitu khususnya public speaking) maka membantu kita dalam menjalani proses kehidupan, kegiatan, agenda mendadak, bahkan peristiwa di luar rencana. Kesiapan dan pengalaman memiliki peranan yang tidak kecil dalam menentukan kesuksesan sebuah target. Dari peristiwa hari ini yang bertandang ke sekolah dengan niatan awal hanya memasukkan surat tapi di lapangan sekaligus bersosialisasi kepada anak didik kelas 6, maka sangatlah penting membiasakan diri kita dalam kondisi ready for use atau istilahnya siap pakai. Kondisi siap pakai ini akan dimiliki apabila seseorang sudah terlatih dan sesuai dengan bidangnya. Waktu dan hari-harinya diisi dengan latihan, karya, aktivitas positif dan berkaitan dengan jalur keprofesian kita. Sehingga kemampuan tersebut semakin terasah. Sebetulnya tidak ada waktu luang bagi tipe seorang yang pekerja keras. Waktu yang ada fokus pada pembinaan, pelatihan, dan peningkatan ketrampilan serta kualifikasi dirinya.

Hal yang sama dan yang lebih pasti adalah datangnya sebuah kematian pada manusia. Ia datang tanpa pemberitahuan, siap atau tidak, mau atau tidak, dalam kondisi apapun, maka terjadilah. Pertanyaannya adalah ini terjadi satu kali dalam diri seorang hingga ingin ending baik atau buruk? Kondisi apa yang yang ingin dilakukan terakhir kali manakala meninggalkan dunia ini, aktivitas kebaikan yang dilakukan atau sebaliknya aktivitas kemaksiatan? Perlunya mengingat kematian adalah menjadikan diri ini harap-harap cemas dan semakin memohon kepada pemilik semesta agar diri kita diberikan akhir yang baik untuk perjalanan yang sebentar di dunia ini. Jika peristiwa di dunia  yang sifatnya ujug-ujug, mendadak tanpa persiapan itu terjadi dan dialami oleh kita, mungkin dampak dari kegagalan itu kecil untuk setelahnya, artinya dampaknya tidak sampai melukai fisik. Namun jika ngomongin masalah maut yang pasti dan datangnya yang mendadak itu adalah masalah besar karena sekali terjadi kita tiada kuasa untuk mengulangi bahkan menyetel ulang me-replay kehidupan kita. Sekali meninggalkan dunia menuju akhirat maka selamanya disana karena memang disanalah tempat paling akhir. Maukah kita menggadaikan yang sebentar ini dengan akhirat yang lama, dengan kesenangan semu sedangkan tanpa kejelasan di akhirat nantinya? Sungguh merugi jika kelalaian menghinggapi kita. Bukan salah kita sendiri, namun juga tidak bisa menyalahkan jin/ syetan terus menerus manakala kita berbuat kemaksiatan. Tanggung jawab pribadi itulah yang harus diemban sejak sekarang, ya sejak terlahir di bumi. Tidak usah mengeluh dan meratap, karena perjuangan tanpa henti, ujian yang terus datang, kondisi sulit yang tanpa ujung saat ini itu belum ada apa-apanya dengan tanpa ujungnya di akhirat. Ibaratnya usia 60 tahun penuh ujian itu masih pendek dibanding di akhirat yang tidak mengenal hitungan hari, tahun, dan abad. Karena 1 harinya di akhirat seperti 1000 tahunnya di dunia. Padahal apakah ada orang di jaman sekarang yang hidupnya sampai 1000 tahun? Jadi menderita 60 tahun di bumi belum ada apa-apanya, so gak usah mengeluh. Hal ini sering diucapkan manakala melakukan kebaikan koq ujiannya banyak, melakukan hal positif kok berat sekali, setiap hari masalah datang terus, beribadah kok lebih sulit dibanding melakukan hura-hura, orang baik kok kadang tertindas, orang yang zalim (jahat) kok bebas berkeliaran, don't worry be happy, Allah knows everything what had happened and what will be happened. Segalanya sudah diketahui oleh Allah swt, tidak ada amal kebaikan meski hanya sebutir biji dzarah yang tidak disaksikan oleh-Nya. Semuanya Allah Maha Tahu sehingga hilangkan kekhawatiran kalau amal dan aktivitas kita tidak dicatat oleh-Nya. Semuanya memiliki balasan setimpal di akhirat kelak.
Lakukanlah sekarang, saat ini adalah milikku, milik kita, karena masa sekarang merupakan sebuah anugrah dan hadiah, present dalam bahasa Inggris bisa memiliki arti sekarang, hadir dan juga hadiah. Memang benar adanya usia kita yang asli adalah saat ini, karena masa lalu sudah menjadi bagian sejarah dan masa depan belum ada kepastian. Yesterday is history, tomorrow is mystery and today is a present. Prinsip "lakukan sekarang selagi masih bisa" harus diterapkan dalam konteks kegiatan positif, sekecil apapun bentuk kegiatan positif tersebut tetap memiliki arti bahkan kita tidak tahu, bisa jadi kesuksesan kita di masa depan berawal dari hal kecil tadi. Saat ini adalah waktu real atau nyata, saat ini adalah dimana kita bisa berkarya, menghasilkan produk kebaikan. Biarkan sesuatu yang hitam jika kita pernah melakukannya di masa lalu, namun tutupilah dengan kebaikan saat ini. Jangan biarkan kita didikte oleh kemaksiatan dan masa kelam yang telah lewat, bebaskan diri kita dari semuanya itu. Gantilah dengan fitrah Islam yang lebih fresh, lebih barokah, lebih awet masa aktifnya, dan lebih pasti. So, kerja keraslah meski sendirian, fokuslah meski tidak ada yang mengawasi, bersungguh-sungguhlah meski tidak ada yang menonton karena pamrih kita hanya pada Allah swt dan Rasul Nya. Bebaskan dari sesuatu yang menipu, sesuatu yang hanya berlaku sementara, kesenangan yang hanya di dunia namun membawa sengsara di akhirat. Lepaskan juga dari kungkungan syahwat, nafsu, dan keserakahan, lepaskan dan serahkan sepenuhnya kepada sang khaliq. Semangat berkarya untuk hal yang abadi, For unlimited edition, the real happiness  for future.