Keajaiban (miracle) jangan terlalu diandalkan, artinya kita enggak boleh tergantung pada keajaiban. Di sebuah sinopsis film Sepatu Dahlan ini tergambar betapa keajaiban dengan sendirinya datang pada anak manusia yang gigih mewujudkan mimpi-mimpinya. Belajar tak harus bersanding dengan fasilitas mewah, agar belajar itu memberikan dampak nyata ia tak butuh kelengkapan fasilitas yang wah dan canggih, ia tetap bisa diraih dengan ketekunan. Betapa banyak murid yang dengan gadget canggih justru ia terkendala dalam belajarnya, hanya konsen pada tawaran fitur gadget tersebut bukan dimanfaatkan sebagai media pembelajaran namun hanya sekedar hiburan dan media sosial saja. Di sisi lain tidak sedikit anak dengan segala keterbatasan mampu mewujudkan prestasi yang cemerlang dalam belajar. Jangankan gadget canggih dengan koneksi internet super cepat, sepatu saja ia tidak memilikinya. Berangkat ke sekolah harus berjalan kaki, belum lagi medan yang ditempuh bukanlah jalanan mulus tetapi berupa sungai, ladang, kebun, hingga jalan setapak penuh tanaman berduri. Jika panas terik membakar ia tak pantang menyerah bahkan ketika kondisi siang hari sepulang dari sekolah. Sesampai di rumah ia harus nyabit rumput untuk makan kambingnya. Menjadi sukses bukanlah tanpa hambatan, dikala ia harus membagi waktu dengan belajar dan menyabit rumput, ia harus ekstra tenaga untuk berlatih dengan tim bola volly di sekolahnya. Ujian besar itu datang, ibunya jatuh sakit dan harus dilarikan ke rumah sakit di kota sehingga ia dan adiknya dihadapkan dengan kondisi kelaparan yang sangat. Hanya dia dan adiknya saja di rumah tanpa ditinggali bahan makanan, namun rasa lapar yang sangat itu tidak menyurutkan semangat agar tetap bersekolah dan berlatih volly serta menyabit rumput. Dirinya memiliki semangat yang sungguh kuat, namun adiknya sedikit berbeda, adiknya belum mampu menahan rasa lapar yang membuat perut melilit. Maka ia sebagai kakak terpaksa memutar otaknya bagaimana cara agar adiknya itu mampu menahan rasa lapar yang hebat. Ia keluarkan jurus jitu yakni mengikatkan sarung di perutnya dengan kencang dengan maksud mengganjal perut yang keroncongan. Namun apa boleh buat, si adik yang masih kecil tetap saja enggak mampu bertahan mengatasi kondisi lapar tersebut.
Ini memang diangkat dari kisah asli yaitu biografi Dahlan Iskan, dengan kemasan film yang cerdas, mendidik dan cukup menghibur ini nasihat-nasihat positif mampu ditampilkan secara lugas dan mudah dipahami oleh siapapun. Sangat cocok untuk pendongkrak semangat bagi para pejuang sejati, pecinta belajar, para orang-orang yang tidak puas dengan belajar hingga ingin terus belajar, untuk anak-anak muda yang haus akan ilmu dan tantangan. Cocok juga bagi para guru yang ingin menularkan semangat kepada muridnya.
Ujian yang lebih berat tatkala ibunya yang pulang dari rumah sakit dalam kondisi sudah tidak bernyawa. Meninggalnya sang ibu menimbulkan goncangan batin yang cukup mendalam pada dirinya. Disinilah pentingnya sang ayah untuk terus memompa, memberi dorongan agar cita-cita si anak tetap berkobar menyala.
Doa tulus yang dilantunkan sang adik yang rutin dipanjatkan pada Tuhan juga membuat keajaiban tersendiri. Doa orang-orang yang menyayangi kita, doa orang-orang terdekat, dan doa para guru ternyata sungguh penting selain doa yang dipanjatkan oleh diri sendiri. Doa sang adik agar kakaknya memiliki sepatu akhirnya terkabul. Memang cita-cita tersebut terwujud dengan sukses, namun jangan sangka terkabulnya doa dan cita-cita itu mulus tanpa hambatan, tanpa aral melintang, tanpa batu ujian. Kegagalan bisa saja terjadi berkali-kali, jatuh bangun yang tidak cukup sekali, terseok-seok menapaki jalan menuju sukses bisa jadi sangat menyita waktu dan menyedot habis energi, namun janganlah berputus asa. Kendor dalam semangat harus disingkirkan, kegigihan itu akan muncul kembali jika kita menilik apa tujuan awal dari semua yang kita lakukan. Kegigihan juga harus berteman dengan kedisiplinan. Dahlan yang masuk dalam tim volly tidak serta merta ia menjadi pemain kunci dalam tim atau secara langsung keahliannya terasah. Semuanya itu harus ia dapatkan dengan susah payah, pingsan ketika berlatih ia sudah mengalaminya. Berolahraga tanpa sarapan pagi membuatnya menjadi lemas, tubuh tanpa suplai makanan yang cukup membuat tidak kuat untuk aktivitas yang berat. Setelah siuman dari pingsannya ia justru mendapatkan rezeki makan gratis plus dibungkuskan nasi untuk dibawa pulang kerumah dihadiahkan buat sang adik.
Keajaiban sangat dekat dengan Orang yang gigih
Mana mungkin mengharap keajaiban sedangkan kita sendiri hanya berpangku tangan. Harus ada usaha melayakkan (memantaskan) diri kita di hadapan Tuhan untuk memperoleh keajaiban, keberkahan dan penjagaan serta rahmat Nya. Sudahkah kita melayakkan diri kita?
Contoh saja sebagai muslim jika ingin layak mendapat pertolongan Allah maka ia sendiri harus menolong agamaNya. Dengan apa itu? Tentunya gigih berjuang, berdakwah, serta mengajak orang untuk berbuat kebaikan. Bersemangat kita melakukan kebaikan hingga berlomba-lomba bergegas melakukan kebaikan. Menikmati ibadah sholat, puasa ramadhan, zakat, dengan penuh ketulusan, enjoy melakukan ibadah-ibadah tersebut tanpa merasa terbebani sebagai kewajiban berat. Jika yang wajib/ yang fardhu sudah mampu dilaksanakan dengan enjoy, maka mulai menyukai mendawamkan ibadah sunah, sholat sunah, shaum sunah, dan mencintai sunah-sunah yang telah diajarkan oleh Rasul.
Jika belum mampu melaksanakan ibadah dengan enjoy gimana caranya? Paksa diri sendiri, gigihlah memaksa diri sendiri untuk selevel lebih tinggi dalam setiap harinya. Kegigihan itu membuahkan keajaiban, Allah swt akan mendekat pada orang-orang yang berniat mendekatkan diri pada Nya. Luarbiasa jika kesadaran hati, pintu hati, kelapangan jiwa, itu semuanya sudah dimiliki.
Milikilah cita-cita tinggi dan mulia. Bolehlah memiliki cita-cita dunia namun jangan tertipu dengan keberhasilan di dunia saja. Tapi berharaplah hingga cita-cita mulia yakni mendapatkan surga milik Allah dengan ridho Nya. Jadi cita-cita jangan terbatas pada keinginan punya sepatu bagus, mobil bagus, rumah bagus, pengen jadi profesor, dapat beasiswa keluar negeri, dll. Namun ketika semuanya itu didapat namun ternyata enggak mampu mengarahkan pada jalan ke surga tentunya sia-sia saja. Tambahkan nilai plus pada cita-cita yang dimiliki, agar punya sepatu bagus yang nantinya mampu menjembatani amalan ahli surga, menjadi profesor yang memberi manfaat pada umat dan agama, mendapat beasiswa kuliah ke luar negeri yang mampu bermanfaat terhadap dakwah, lebih-lebih jika memiliki cita-cita menjadi presiden kemudian keajaiban datang dan menjadi presiden sungguhan, maka jadilah seorang presiden yang dengan status presidennya itu mampu mengantarkan kita ke surganya Allah swt.
Teraturnya dalam Barisan Jamaah
Tokoh Dahlan dalam film Sepatu Dahlan, ia memiliki prestasi tinggi dalam bidang olahraga, ia menjadi pemain inti dalam tim bola voli sekolahnya. Ia hebat bukan untuk dirinya sendiri, ia hebat juga bukan berarti tim tidak membutuhkan orang lain. Menonjolkan diri dalam sebuah tim itu tidak perlu, karena sejatinya tim itu adalah skill kehebatan kolektif/ bersama Dengan saling mensupport, mendukung, dan saling mengisi maka tim menjadi hebat. Jangan merasa paling hebat dalam sebuah jamaah. Barisan itu akan rapi jika ada irama langkah, ritme gerak yang sama dari anggotanya. So, tokoh dahlan tetap menaati aturan agar rutin latihan dengan anggota tim lain, ia harus memiliki jiwa korsa semangat kebersamaan yang tinggi. Jangan pernah juga mengorbankan kelompok hanya gara-gara memuaskan ambisi individu semata. Hilangkan sifat egois dan ketamakan pribadi, maka tim tersebut menjadi hebat karena diisi orang-orang yang punya komitmen. Kehebatan itu muncul bukan karena kesempurnaan yang ada pada tiap anggota tim, namun kekurangan yang ada pada tiap individu itu ditutupi oleh keunggulan orang lain dalam timnya.
Unduh film Sepatu Dahlan pada link berikut:
1.
Sepatu Dahlan 2014 webdl.mp4 (1.02 GB)
2.
Dilan 1990 (2018) webdl.mp4 (1.06 GB)
3.
Merantau 2009 Bluray.mp4 (673.4 MB)
4.
Rudy Habibie 2016 webdl.mp4 (548.9 MB)