Sudah nonton film Moana
belum? Kalo belum perlu direkomendasikan buat penggemar film keluaran Disney
ini. Cocok buat keluarga yang punya anak kecil yang gemar nonton film animasi.
Film dengan background laut dan pantai, serta tradisi kaum pelaut hingga kisah
petualangan menemukan pusaka untuk mengembalikan keseimbangan kekuatan alam dan
kehidupan di bumi. Tonton film dengan keluarga anda, tentunya pendampingan
tetap diperlukan agar anak diarahkan dan diajarkan tentang nilai-nilai
kehidupan, selain juga menikmati film ini sebagai hiburan semata. Dapat di
download versi HDTS dengan klik link di bawah ini: 1. Moana.2016.HDTS.mkv (399.7 MB) [download here]
Mungkin 3 musim tersebut hanya
terjadi di daerah saya saja, kalopun ada kesamaan di tempat lain itu hanya
kebetulan saja. Persamaa musim hujan di bulan Januari membuat sebagian orang
lebih protektif lagi dalam menjaga kesehatan setiap harinya. Karena lengah
sedikit maka dampaknya kita harus diistirahatkan dari segala jenis macam
pekerjaan dan aktivitas. Nah, untuk musim Hajatan nih, biasanya perlu merogoh
kocek yang cukup guna ikut menghadiri acara tersebut, bisa untuk membeli kado
atapun sekedar isi amplop. Nih, mengantisipasi banyaknya undangan teman,
sahabat, ataupun handai taulan maka sebetulnya perlu mengeposkan uang ekstra
agar jangan sampai terlalu banyak kesulitan nantinya di kemudian hari. Untuk
musim terakhir, sebetulnya masih ada kaitannya dengan orang yang punya gawe
(hajatan), hanya saja khusus momen wedding party. Bagi pasangan muda
mudi yang dalam taraf pendekatan (pacaran mungkin) biasanya akan lebih
termotivasi ketika menghadiri pesta pernikahan temannya. Teman wanitanya ingin
segera minta kepastian dan kejelasan kapan tanggal mainnya. Bagi si cowok yang
udah siap dan punya tabungan biasanya tinggal menunggu hasil keputusan keluarga
dari kedua belah pihak. Nah, bagi yang Cuma untuk pelampiasan kepuasan (nafsu)
saja maka dia akan mencari-cari banyak alasan untuk menunda, bahkan jika ada
niatan untuk tidak serius dalam hubungan. Oke, 3 musim dengan penyikapan yang
berbeda.
Ada sebuah cerita lama yang
berkisah seorang ksatria yang digdaya dengan paras menawan bertubuh tegap.
Pangeran ini suatu hari melakukan perjalanan ke hutan untuk berburu menjangan
(rusa atau kijang). Dia bertolak dari tempatnya sendirian tanpa dikawal oleh
prajurit, terus menuju kedalam hutan. Diceritakan bahwa kisah ini dalam era
kerajaan yang terkadang terjadi saling serang antara kerajaan satu dengan
lainnya. Sang pangeran tersebut ternyata putra dari raja Prabu Merak. Dimana
Prabu Merak ini sedang menggempur kerajaan lain bernama Kerajaan Klungkung. Di
tengah perjalanan para pengawalnya menyusul sang pangeran. Pangeran sendiri
bernama Raden Banterang.
Tidak lama setelah pengawalnya
mampu menyusul Raden Banterang, rombongan sang pangeran bertemu dengan sesosok
gadis lajang yang manis, cantik dan terlihat anggun layaknya dari keturunan
keluarga bangsawan. Tidak disangka, ternyata gadis tersebut adalah puteri dari
Raja yang memimpin kerajaan Klungkung. Ditanya kenapa dia seorang diri berada
di hutan maka sang puteri menjawab secara jujur bahwa dia sedang menyelamatkan
diri dari medan pertempuran. Sang ayah telah tewas dibunuh oleh Raja dari
kerajaan musuh yang tidak lain adalah Prabu Merak, sang ayah Raden Banterang.
Singkat cerita, si puteri cantik
menikah dengan Raden Banterang. Nah si puteri ini memiliki saudara laki-laki
yang masih menyimpandendam untuk membalas kematian sang ayah. Sehingga dia
meminta adiknya yang menikah dengan putra dari raja musuh untuk menghabisi
nyawa sang pangeran. Ada gejolak dan pertentangan dalam hati sang puteri.
Melihat hal tersebut sang kakak melakukan tindakan dengan menaruh sebuah keris
ditempat tidur mereka. Perbuatan ini diketahui oleh Raden Banterang, terjadilah
percekcokan dan adu mulut antara Raden Banterang dan sang istri. Si puteri
berusaha menjelaskan dengn jujur sesuai fakta yang terjadi di lapangan, namun
Raden Banterang tidak menanggapinya. Makasi puteri tadi akhirnya berlari menuju
ke sungai dan terjun kedalamnya. Dikisahkan selepas tubuh tuan puteri terjun
dan masuk ke dasar sungai terjadi suatu keanehan yaitu tercium semerbak aroma
harum dan wangi. Nah, sejak itulah sungai tersebut dinamakan Banyuwangi
(digunakan juga sebagai nama daerah tersebut).
Inilah dongeng yang turun temurun
diceritakan dari nenek moyang yang menceritakan asal usul sebuah daerah kenapa
diberi nama seperti itu. Cerita ini adalah cerita (dongeng) yang berkembang
dari Jawa Timur. Masih ada kaitannya dengan jalinan asmara muda mudi yang
berujung hingga ke pelaminan. Ada tantangan selanjtnya ketika sudah terjalin
sebuah ikatan suci (pernikanan) yaitu bagaimana caranya agar mampu menjaga dan
bertahan agar tetap harmonis. Bagi ayah dan ibu kita apalagi kakek dan nenek
kita yang masih hidup, mereka memiliki banyak ilmu dan pengalaman terkait
masalah keluarga. So, tidak ada salahnya bagi teman-teman yang baru saja
menempuh suatu jenjang pernikahan meminta banyak saran dan nasehat dari mereka.
3 musim yaitu musim hujan, musim
hajatan, dan musim nikah hanyalah bagian dari potongan (kepingan) peristiwa
yang dialami banyak orang. Penyikapan yang diambilpun sangat beragam. Maka
hasilnya (output) juga sangat bervariasi. Dari ketiganya ada beberapa kesamaan
yaitu adanya ujian/ cobaan yang ada, akan datang, terus datang silih berganti
untuk benar-benar mengecek kualitas diri kita. Dan dari tindakan dan perbuatan
kita itulah nantinya ada sesuatu yang harus dipertanggungjawabkan kelak. Lakukan
yang terbaik, jauhkan rasa penyesalan (jika itu ada), teruslah belajar (dari
para orang tua kita, teman, bahkan belajar dari kegagalan) karena sebuah alasan
yaitu sempurnanya kita sebagai manusia karena kita masih memiliki kekurangan
& kelemahan.
Berikut cerita tentang Banyuwangi
dengan kompilasi soal latihan bagi adik-adik kelas IX yang akan menghadapi
ujian nasional. Kalau kalian tidak usah memikirkan nikah ya, hehehehhe---ada
waktunya sendiri. Semangat belajar, karena itu hak asasi kita untuk sukses. Kenapa hak asasi? Karena kitalah yang mengelola hak itu, mau menggunakannya dengan optimal atau bahkan mengabaikannya, Up to you...bro & sis...
FINAL EXAMINATION
PREPARATION
Narrative Text (for number
1-3)
A long time 'ago, in East Java there was a
kingdom led by Prabu Merak. He had a handsome prince named Raden Banterang.
Their kingdom, had a battle with Klungkung kingdom.
One day, Banterang was hunting
with his guards when he met a very
beautiful woman. Although it was strange to find a beautiful woman in the
jungle, he asked her, "Who are you, lady?" The lady told him that she
is the daughter of Klungkung King who ran away to the jungle to escape
from the battle. She was very sad when
her father died in the battle. Banterang was quite shocked in hearing this,
because his father "Prabu Merak' was the king who killed the woman's
father.
Nonetheless, Banterang fell in
love with her and took the woman to be his wife. Later the woman's brother
found out the marriage. He gave his sister a keris and asked her to kill
Banterang.
Banterang found the Keris on his
bed. He thought that his wife would kill him. However it was the princess
brother who put the keris on the bed. The princess and Banterang then had a
quarrel. In her desperate attempt to prove her innocence, the princess jumped into a river.
Since then, the river is known as Banyuwangi Banyu means water and, wangi
means frágrarit. The river's name reflects the princess honesty.
1. What is the main idea of the
second paragraph?
A. Raden Banterang fell in love
and married the princess.
B. Two kingdoms were fighting
against each other.
C. Prabu Merak killed the king of
Klungkung.
D. Raden Banterang met a beautiful woman.
2. How did the princess prove that she was not guilty?
A. By killing her father
B. By
jumping into the river
C. By reflecting the smell odor
D. By fighting against her
husband
3. Why was the princess in the woods alone?
A. Because she hunted some wild animals
B. Because she escaped from the hunters
C. Because
she rescued herself from the battle
D. Because her father was
died before killing the enemy
Recount Text (for number 4-9)
Last weekend, I visited my pen
pal's house. His Name is Anto. There were many activities I did there. In the
morning, Anto and I had breakfast. We had traditional food. I liked it very
much.
After breakfast, he took me to
the garden behind his house. The garden was very big and beautiful. There is a
big bird cage in the garden. The were many kinds of birds in that cage. I spent
a long time feeding the birds. I also took pictures with those beautiful birds.
After visiting the bird cage, Anto and I went to the flower garden not far
from his house. We took a rest and had
lunch under a big tree and watch butterflies flying above
colourful flowers. In the afternoon, we swam in the pool in the backyard. It
was so fun. I really enjoyed my time with Anto.
4. What is the last paragraph
about?
A. Anto had butterflies as his
pet.
B. The writer's friend is a good
swimmer.
C. There are a lot of flowers in
Anto's house.
D. The writer had a good time with his friend
5. What did the writer do with
his friend after feeding the birds?
A. They visited uniqe animal’s
cage not far the flower garden.
B. They arranged some foods for
their lunch under a big tree.
C. They took pictures with some
wonderful plants.
D. They were visiting the flower garden near
from Anto’s house.
6. What is the main idea of the
last paragraph?
A. The
writer really enjoyed his weekend so much.
B. Anto was the generous friend
who always help him.
C. The beautiful of flower garden
near Anto’s house.
D. Severeal activities that arranged by the writer’s friend.
7. “I also took pictures with those
beautiful birds.What is the underlined word refer to?
A. birds with beautiful feathers
B.
birds that fed by the writer
C. birds inside the cage
D. birds outside the cage
8. How long did the writer spend
his weekend in Anto’s house?
A. one
day
B.two days
C. three days
D. four days
9. “It was so fun.”The
underlined word can be replaced with...
A.
pleasant
B. tiring
C. starving
D. awful
Narrative Text (for number
10-12)
There was a girl named Pina who
lived on a fruit plantation with her mother. When her mother worked night and
day, little Pina would spend all her time playing with her friends. When her
mother asked her to do something, she would always reply that she couldn't find
things, even if it was laying right in front of her eyes.
One day, her mother fell ill and
couldn't even get up to cook some food. So, she asked Pina to cook some rice.
However, Pina being her lazy self, said "I can't find the pot, so where
should I put the rice?". Her mother told her where the pot was. Then she
said, "where is the ladle, how am I going to cook without a ladle?".
Again her sick mother had to tell her
the exact location. Pina did the same with salt, rice and water! Enraged by
Pine's behaviour, her mother cursed, "May you grow a thousand eyes"
and went back to sleep.
When she woke up, she could not find her daughter. She searched, and so did
every single person on the plantation. After a few days, a strange fruit with
thousand of little dots was seen on the plantation. When Pina's mother saw the
fruit, she was immediately reminded of Pina's beautiful brown eyes and thus,
the fruit with a thousand eyes was named "Pinya", meaning pineapple
in Tagalog.
10. What is the main idea of
paragraph two?
A.
Pina's mother was so angry that she cursed her daughter.
B. Pina was too lazy to cook her
own food.
C. Pina's mother was terribly
ill.
D. Pina was a really bad
cook.
11. What is the moral lesson that
we can take from the story above?
A. Be careful with your mouth
B. Don’t be lazy daughter
C. Work hard makes us more
success
D. Obey and respect our mother
12. Which statement is TRUE based
on the story above, except...
A.
Pina did her mother instruction without complaining.
B. The story was about little
girl who didnt obey her mother.
C. The story was about the legend
of pineapple.
D. It was folktale from Philipine.
Procedure Text (for number 13-18)
Make sure that the power cord is firmly connected
to the back of the CPU and connected to electricity source.
Connect the monitor cable to the back of the CPU.
Connect the keyboard and mouse cords to the back
panel of the CPU, too.
Press the power button located on the front panel
of the CPU. The desktop will start a booting process in your computer.
When you finish using
the computer, click the "Start" button and choose the "Turn
off computer" option. This will display the options to
"Stand by", "Restart" or "Turn Off" the
computer.
13. "This will
display the options ... "(step 5). The underlined word refers to... .
A.
clicking "Turn off"
B. pressing the power
C. clicking "Start"
button
D. connecting a cable
14. What should you do be before
connecting the mouse cord to the CPU?
A.
Connect the monitor cable to the back of the CPU.
B. Press the power button located
on the front panel.
C. Connect the power cord to the
electricity source.
D. Click "Start" button or restart the computer.
15. What is the intention of the text
above?
A.
giving instructions how to use a set of personal computer
B. the way of typing use the
keyboard of computer
C. tell how to shutdown the computer properly and
safely
D. persuading the readers how to install new software in computer
16. Which of the statements below
are not true based on the text, except...
A. Remove the electricity cord
after using the computer
B. Make sure our hands are not
touching the front panel
C. Clicking start button after
opening the office programs
D. Connect the keyboard to the back panel of
computer
17. After connecting the mouse cord to the back panel,
we...
A. remove the keyboard cord from computer
B. click start button on the screen
C. connect the power cord into the electrity source
D. turn on the computer and wait the booting
process
18. “...located on the front
panel of the CPU. The opposite meaning of the underlined word is...
Saya bersama teman satu grup ngaji
sekitar 2 bulan lalu (tepatnya awal November 2016) mengadakan kegiatan
bermalam. Sebetulnya kegiatan ini awalnya tidak bertempat di tajur, hanya saja
karena kendala teknis dan cuaca pada saat itu sering hujan maka jadilah tajur
menjadi tempat alternatif. Meskipun sebagai tempat alternatif, tajur, masih
cukup recommended banget untuk dijadikan tempat menginap sekaligus
kegiatan outbond pagi harinya. Kami pada waktu itu berjumlah 11 orang termasuk
ustad (guru ngajinya) bersepakat mengadakan agenda mabit dalam rangka
mengumpulkan teman-teman agar lebih aktif dan semangat lagi dalam mengadakan
kegiatan ngaji rutin tiap pekannya. Bapak-bapak yang hadir ketika rapat
pembahasan sepakat untuk dilaksanakannya kegiatan keluar, artinya diluar
rutinan ngaji tiap pekan. Memang kompak
itu harus didasari rasa kepahaman diantara anggota, satu sama lain harus saling
memahami. Disisi lain juga harus tertanam komitmen bersama (tanggungjawab
kelompok atau grup). Dalam kegiatan ini diperbolehkan mengajak anak namun tidak
boleh mengajak istri, makanya harus rela meninggalkan istri 1 malam. Beberapa
dari kami harus ijin karena keesokan harinya ada kegiatan kantor yaitu jalan
sehat KORPRI.
Kegiatan Mabit itu sendiri adalah
inisiatif bersama sehingga ketika ada teman satu kelompok yang ijin maka harus
mendapat persetujuan bersama. Sebetulnya durasi kegiatan Mabit tidak terlalu
lama yakni dari pemberangkatan dijadwal pukul 4 sore hari sabtu hingga ahad
pagi pukul 9. Saya sendiri sebagai tuan rumah yang ditempati harus meminta ijin
kepada ayah dan ibu saya, karena saya sendiri bukan pemilik rumahnya. Ternyata
kegiatan ini mendapat sambutan menggembirakan. Namun untuk urusan konsumsi kami
semua yang menanggung dengan iuran sukarela. Tepatnya pukul 18.00 wib pak nardi datang ketika suasana hujan masih
deras, beliau orang pertama yang datang lebih awal dibandingkan bapak-bapak yang
lain. Kami sempat ngobrol sebentar sebelum beberapa menit kemudian rombongan
pak eko dkk datang, waktu itu hujan belum juga reda. Agenda sholat maghrib dan
isya berjamaah di masjib membaur dengan warga setempat juga berdampak positif
dalam rangka syiar Islam. Setelah sholat isya kami membaca almatsurat bersama
dilanjutkan sharing dan tanya jawab seputar pribadi dan keluarga masing-masing.
Diantara kami hampir semuanya sudah menikah, hanya 1 orang yang belum yaitu mas
haryanto, sehingga terkadang menjadi bahan candaan (sambil menyemangatinya agar
segera mencari pasangan hidup...he..he). Di tengah-tengah sharing yang asyik
itu, tiba-tiba listrik padam, dan dengan sigap lilin dinyalakan. Dan jadilah
suasana lebih romantis dan khusyuk (termasuk bikin ngantuk juga). Makan
malampun dihidangkan, kami menyantap dengan lahap dikarenakan kondisinya cukup
dingin, nafsu makan bertambah 2 kali lipat. Apalagi ada mendoan anget sama
sambel, bikin lebih maknyus dan mantap. Kenyang dengan santapan makan malam,
obrolan dan tanya jawabdisudahi karena sudah larut yaitu jam menunjukkan pukul
setengah 11 malam. Kami semua harus istirahat lebih awal karena jam 3 pagi
agenda shalat tahajud bersama dan target tilawah 1 juz di kegiatan mabit
tersebut. Pagi harinya setelah sholat subuh berjamaah di masjid dan membaca
almatsurat, beberapa bapak-bapak yang lain meminta ijin (ada 5 orang ijin).
Beliau-beliaunya tersebut ada agenda yang tidak bisa ditinggal di ahad pagi
itu.
Setelah breakfast, pukul 6 kami
mengagendakan morning sport antara lain jogging, sepakbola dan memanah.
Ketika main sepak bola berhubung orang dewasanya tinggal 5 orang maka saya
mengajak adik saya untuk ikut serta ketambahan juga dari anaknya ustad eko
untuk ikut bermain. Medan lapangan yang basah karena diguyur hujan semalaman
maka membuat permainan mengasyikkan, licin, berlumpur, dan kenangan masa kecil
pun terulang yaitu main bola sambil kotor-kotoran (padahal sudah berumur semua,
hehehe) Untuk olahraga memanah saat itu pertama kalinya saya melakukannya.
Sedikit grogi tentunya, sasaran juga belum terlalu memuaskan ketika proses
pembidikan. Cukup fun juga
memanah ini. Memanah adalah salah satu jenis olahraga yang dianjurkan oleh
Rasulullah SAW yang harus dikuasai oleh seorang muslim. Karena saya baru
pertama kalinya maka ketika memegang busur panah tangan sedikit gemetar.
Ternyata tidak semudah ketika melihat adegan memanah di film-film itu, apalagi
yang memanah sambil berkuda, wuih tentunya keren karena memerlukan skill yang
tinggi.
Ending dari olahraga pagi adalah
kegiatan crossing Paingan river, inilah yang paling menantang dari
olahraga pagi yang kami lakukan saat itu. Arus sungai Paingan (terusan sungai
dari Linggo Asri) masih deras, warna kecoklatan karena malamnya banjir kecil.
Kami mencoba menyeberangi sungai yang deras dengan membawa beberapa
barang-barang, busur panah+anak panah, bola, botol minuman, snack, alas kaki.
Belum saya sendiri menggendong hisyam, dia selalu ikut ketika ada teman
sepermainannya ikut olahraga. Dan lebih serunya lagi, hampir di tengah sungai,
beberapa dari kami berhenti karena belum terlalu mahir berenang. Jadilah saya
selaku tuan rumah harus bolak-balik menggandeng tangan bapak-bapak yang lain
agar tidak terseret arus sungai yang deras. Menantang sekali, bahkan ketika
ikut mukhoyam pun agenda menyeberangi sungai yang deras belum pernah terjadi
plus memapah peserta lain untuk menyebarangi sungai. Ada 3 hal yang harus ada
ketika menyebrangi sungai yang cukup deras yaitu keberanian, daya tahan
(endurance), dan tentunya ketrampilan berenang. Misi crossing the river
berhasil dijalankan dengan sukses, bahkan diakhiri dengan mandi dan main air di
sungai, pokoknya asyik. Hingga jam 9 pagi kami masih asyik di sungai, setelah
itu kembali ke homestay untuk
sarapan kedua dan akhirnya penutupan kegiatan mabit.
Cerita kegiatan mabit diatas termasuk
kedalam jenis teks Recount, yaitu teks Inggris yang bertujuan menceritakan
kegiatan masa lampau dengan keterlibatan si penanya (tokoh aku) kepada para
pembaca—retell past event. Struktur teksnya adalah orientation (latar
belakang), events (kegiatan/ peristiwa), dan diakhiri reorientation (akhir/
kesimpulan perasaan si penulis dari kegiatan yang diceritakannya tersebut.
Berikut ini contoh teks Recount untuk persiapan latihan Ujian Nasional Kelas IX
SMP/MTs:
Text 1
Last
weekend, I visited my pen pal's house. His Name is Anto. There were many
activities I did there. In the morning, Anto and I had breakfast. We had
traditional food. I liked it very much.
After
breakfast, he took me to the garden behind his house. The garden was very big
and beautiful. There is a big bird cage in the garden. The were many kinds of
birds in that cage. I spent a long time feeding the birds. I also took pictures
with thosebeautiful birds.
After
visiting the bird cage, Anto and I went to the flower garden not far from his
house. We took a rest and had lunch
under a big tree and watch
butterflies flying above colourful flowers. In the afternoon, we swam in the
pool in the backyard. It was so fun. I really enjoyed my time with Anto.
1. What is the last paragraph about?
A. Anto had
butterflies as his pet.
B. The writer's
friend is a good swimmer.
C. There are a lot
of flowers in Anto's house.
D. The writer had a
good time with his friend
Text 2
January 12th, 2013
Hi Martina,
How are things? I am
very glad to read your last letter telling that you spent your holiday in
Spain. Now I want to tell you about my holiday, too.
It was an exciting
holiday. I spent the holiday with my family. We went to Huatulco, Iceland and
New York. We chose those places since the climate and the tourist spots are
different very much from the others.
In Huatulco, the
climate is very hot because it is on the pacific coast. Completely different
with Huatulco, Iceland has cold climate. There are many lands covered with ice.
While in New York, the climate is between the other two.
For tourist objects,
Huatulco and Iceland have fewer interesting places that can attract tourists
compared to New York. We saw many beautiful places, like volcanos, geysers,
etc. While in New York, there are many amazing skyscrapers buildings.
I hope we can visit
them together on our next holiday, can't we?
Miss you much,
Virda
2. Where did the writer's friend spend the holiday?
Saya memiliki anak laki-laki yang suka
banget ngemil dan jajan, seandainya gak pinter-pinter memenej uang jajan
kayaknya gak ada cukupnya nurutin jajan si anak. Mungkin kalo soal jajan
makanan sih oke-oke saja namun kalo udah tertular hobi temennya jajan yang
kurang ada manfaatnya (misalnya aja permen karet) lebih baik dia nangis gak
apa-apa daripada keterusan terbiasa jajan yang kurang begitu manfaat dan
lebih-lebih tidak ada nilai gizinya.
Di saat ramainya orang merayakan
pergantian tahun baru masehi (2016 ke 2017) dengan hampir 80% motifnya hura-hura dan maksiat, dibalik
itu semua ternyata memakan ongkos yang banyak, begadang semaleman badan jadi
kurang fit dan kemungkinan paginya pelampiasan tidur seharian sehingga beberapa
ibadah sholat terlewatkan. Mungkin saja menurut yang merayakan tersebut itu
sah-sah saja karena itu waktu milik mereka, duit juga mereka yang punya, dan
resikonya juga yang tanggung mereka sendiri. Apa begitu pentingkah sehingga
kebiasaan (adat) merayakan tahun baru dengan pesta pora, melakukan banyak
maksiat di satu malam hingga meninggalkan sampah yang berserakan itu signifikan
dengan hari-hari berikutnya sepanjang tahun yang akan dilaluinya nanti? Sungguh
sebuah logika yang kurang tepat dimana ketika mengharap tahun ini lebih baik
dibandingkan tahun yang sudah lewat, namun di malam pergantian tahunnya
dilewatkan dengan kebiasaan hura-hura, cenderung dosa dan banyak keburukannya.
Nah, buanglah suatu adat ataupun kebiasaan yang kurang membawa manfaat dan
produktivitas tentunya bagi kita si pelaku.
Anak saya, yang namanya hisyam, dia suka
main air di sungai. Terkadang ketika diajak ke sungai, dia bertahan hingga 1
jam. Padahal di usianya yang belum genap 4 tahun waktu 1 jam di sungai
tergolong lama, suhunya yang dingin bisa kemungkinan terkena pilek. Atau
terkadang kalau kurang pengawasan bahaya tenggelam atau resiko hanyut. Sehingga
pengawasan ekstra dari saya harus dilakukan untuk menghindari akibat yang tidak
diinginkan.
Sama halnya dengan contoh anak kecil main
di sungai, ketika kita sudah menganggap bahwa tidak ada yang mencatat amal baik
buruk kita maka segalanya menjadi berbahaya. Yeah, tanpa merasa diawasi oleh
Alllah swt, maka perilaku kita menjadi cenderung mengikuti nafsu, suka yang
senang-senang, misalnya rame-rame di
alun-alun merayakan pergantian tahun baru. Sebetulnya masyarakat Indonesia
dengan mayoritas pemeluknya adalah beragama Islam, kebiasaan (adat) yang
bersifat boros, menghamburkan uang secara percuma, begadang hingga larut bahkan
dini hari yang tidak ada kaitannya dengan ibadah, melakukan campur baur
(ikhtilat) dengan lawan jenis dengan nafsu dan niatan maksiat, itu semua
harusnya tidak menjadi tren. Momen pergantian tahun baru dengan nonton konser,
menghitung mundur, pesta kembang api, tiup terompet, hingga pulang pagi sampai
terkadang sholat subuhnya kelewat karena efek mengantuk yang dahsyat maka momen
tersebut bukannya sebagai sarana perbaikan diri malah bermaksiat pada dirinya
(melanggar aturan agamanya—ketika si pelaku berbuat asusila misalnya).
Sebetulnya juga ketika berbicara umat Islam sendiri, maka dalam Islam menganut
kalender hijriyah ketika memaknai pergantian tahun. Kalaupun merayakan
pergantian tahun dalam kalender masehi, namun seyogyanya tidak dengan perbuatan
yang jauh dari tuntunan ajaran Islam. Sekarang memang sudah menjadi hal aneh
ketika orang itu tidak mengikuti tren (arus) kebanyakan masyarakat. Meskipun
tren yang dilakukan itu melanggar norma, etika bahkan syariat. Coba tanya
kenapa? Mungkin memang zamannya mendekati zaman akhir, ini bisa juga menjadi
alasannya, atau memang kurangnya edukasi yang baik dari media dan orang tua--alasan
tersebut juga tidak salah. Nah, pola
pikir (mindset) cara pandang manusia
juga berpengaruh dalam memaknai pergantian tahun, kesadaran bahwa pergantian
tahun (bertambah usia—dan berkurangnya jatah di dunia untuk hidup) harus
disikapi secara benar. Ritual tiap tahun seperti ini terus terulang dan satu hal
yang diuntungkan adalah kaum materialis. Penanaman sifat boros, budaya
materialistik, kebebasan tanpa norma dan aturan, serta budaya syaithan. Nah loh, kenapa budaya
syaithan? Pernah tidak pembaca menjumpai berita ditemukannya banyak kondom
berserakan di lokasi perayaan tahun baru? Itu bukan hal asing kayaknya,
sehingga makin lama yang maksiat itu justru menjadi hal biasa dan wajar.
Sebaliknya hal-hal yang bersifat religius (taat beragama) dianggap aneh.
Pengawasan dan nasehat dari orang yang
lebih bijak dan faham sangat diperlukan dalam menyikapi kejadian perayaan yang
hura-hura tersebut. Mengingatkan dan memahamkan juga butuh keberanian,
sedangkan yang mendapatkan peringatan dan nasehat harus memiliki kelapangan dan
rasa legowo--tidak sebaliknya jengkel ataupun marah. Saya menjadi lebih ketat kepada anak saya
ketika soal jajan makanan akhir-akhir ini karena demi kebaikannya, meski
terkadang pernah dia menangis saking pengin banget beli permen karet namun
tidak dijinkan juga. Yuk, kita juga ketat dalam memilih tren, adat kebiasaan,
agar tidak merugikan diri kita di masa mendatang. Nah, berhubung meninggalkan
sesuatu yang terlanjur dianggap enak oleh kita itu adalah hal berat dan sulit
maka butuh orang lain dalam prosesnya. Banyak artikel tentang perayaan tahun
baru masehi yang secara sejarah itu bukan berasal dari ajaran Islam sehingga
tidak usah begitu menggebu-gebu ketika malam tahun baru masehi. Jika ingin
merayakannya, mungkin ada baiknya lakukan dengan kewajaran dan dengan etika
(batasan) tidak meniru budaya yang tidak jelas sumbernya itu dan asal muasalnya
bagi kita pemeluk agama Islam. Nasehat (tulisan) ini bukanlah teguran ataupun
tamparan hanya berbagai saran aja siapa tahu kita sudah hanyut terbawa arus
hedonisme dan budaya jahiliyah. Nah, mumpung sebelum tenggelam dan hanyut
terlalu dalam, dengan banyaknya saudara-saudara muslim yang mengingatkan
temen-temen yang masih memiliki adat yang mubazir itu untuk segera
meninggalkannya di pergantian tahun depan maka diharapkan yang muslim mampu
menjaga dirinya dari hal-hal sia-sia semacam kegiatan perayaan pergantian tahun
dengan pesta nonton konser (lebih-lebih ada bau maksiatnya---hhiiii).
Tanamkan rasa percaya dan keyakinan bahwa
diri kita senantiasa diawasi oleh Allah swt, ada 2 malaikat yang mencatat amal
baik dan amal buruk, ada hari akhir, perhitungan amal kebajikan, siksa kubur,
dan hal yang pasti adalah itulah yang paling akhir (setelah hidup di dunia).
Artinya tidak bisa me-reset ulang jika kondisinya sudah di alam kubur dan maut
menjemput kita. Be positive,
berkawanlah dengan sahabat dan teman sejati yang mengingatkan kita akan akhirat.
Jadilah diri kita polisi untuk diri sendiri, artinya menegur diri sendiri, kalo
bisa menghukum diri sendiri jika berbuat salah, sebagai sarana muhasabah dan
instropeksi diri. Terkadang strict
terhadap diri sendiri diperlukan agar menjadi pemenang sejati (karena ada
peribahasa begini: sejatinya musuh diri kita sebenarnya adalah hawa nafsu
kita--maka barangsiapa mampu mengendalikan & menaklukannya maka berarti
termasuk pemenang sejati).
Berikut contoh tren (kecenderungan)/
kebiasaan baik yaitu tren berlatih soal bahasa Inggris kaitannya buat
temen-temen kelas IX yang bentar lagi akan menghadapi ujian. Tadrib (latihan)
adalah kebiasaan baik bagi para pemenang sejati. Karena mereka melakukan bentuk
persiapan yang nyata dan berkaitan erat dengan keberhasilannya (memenuhi
target) ---jika memiliki target—jelang ujian kelak. Tidak ada salahnya berlatih
dengan variasai jenis soal (kategori mudah, sedang dan sulit). Berikut contoh
reading test untuk Bahasa Inggris kelas IX. Belajar juga harusnya dijadikan kegiatan rutin harian baik menjelang ujian ataupun tidak, harus tetep dilakukan. Kenapa? Yah, karena belajar yang baik harus dilakukan teratur bukan ujug-ujug (ataupun tiba-tiba). Meski dia itu seorang yang super jenius...
READING TEXT
Funeral ceremony, is the most complicated and
expensive event in Toraja society. Only nobles in the Aluk religion have the
right to have an extensive death feast. Generally, the death feast of a
nobleman is attended by a lot of people and carried out for several days. The
ceremonial site structures are specially made by the deceased family in a
large, grassy field with a shelter for audiences. Other than crying and
wailing, the.Torajan expresses sorrow with music, funeral chants, songs and
poems. The ritual is often held for weeks, months, or years after the death,
until the deceased's family had raised a significant amount of money needed for
the funeral expenses Traditionally, Torajans believe that death is not a sudden
event, but a gradual process toward Puya (the land of souls, or after life).
The body of the deceased is wrapped in several layers of cloth and kept under
the tongkonan during this waiting period. Until the funeral ceremony is
completed the soul of the deceased is believed to linger around the village and
will only begin its journey to Puya after the funeral. 1. What does the text tell us about?. A. The Torajan art festival. B. Torajan crying ceremony. C. The musical feast in Toraja. D. The funeral ceremony in Toraja.
Dear Aldy, Long time no see, how are you today? I hope you
are alright. Last holiday, my family and I spent one night in
the countryside. It is not far from our city and it is not a crowded place. We
stayed in a rented Wooden house. It was really nice. At night, we made a small fire in front of the
house and sang together. We were very happy. We woke up very late the next
morning because we stayed up till after midnight. After lunch my father drove
us home. It was a great holiday. Will you join us next
time? See you soon. Your best friend, Sandy 2. The letter tells us about ........ A. Sandy's holiday in the countryside B. making a small fire and singing together C. Aldy's favourite place for holiday D. a rented wooden house
Paragraf rumpang
Questions 1 to 3, complete the following text
with the words provided. On Saturday night, the student of SMPN 12 (1) ... on a
nearby hill. They chose a flat land to set up a (2) ... . It was on the bank of
a waterfall. They were happy. They worked (3) ... . Some of them cooked food,
some of them swept the place and prepared the fire wood.
1. A.climbed B. camped C. played D. Worked
2. A.house B.building C.lodging D.tent
3. A.seriously B. thoroughly C. angrily D. Slowly
For questions 4 to 6,
complete the passage with tile suitable words. Last month my family and I
attended Grandpa's funeral. It was my first time to go to such a ceremony. It
(4) ..... one day to finish the ceremony. In this ceremony we wore black
(5)...... Before the ceremony began, the deceased was placed in a sandalwood
coffin. Then, many processions followed. The funeral ceremonies made me and my
family tired. However, we were grateful because it ran (6) ...........