Monday, April 11, 2016

Lakukanlah Sekarang, Saat Ini adalah milikku

Baru saja saya bersama seorang teman guru berkunjung kedua sekolah yaitu SD Negeri 2 Kulu dan MII Gutomo dalam rangka sosialisasi dan pengenalan Madrasah Tsanawiyah Hasbullah yang berlokasi di daerah Pododadi tepatnya jalan Kempong Raya, Pododadi Karanganyar. Dalam kunjungan tersebut awalnya hanya mengantarkan surat ijin, namun dari pihak sekolah yang dikunjungi memberikan waktu saat itu juga, mau tidak mau harus melakukan sosialisasi, entah siap enggak siap ya harus disiapkan. Hikmah, manakala merencanakan sebuah kegiatan haruslah memiliki plan A dan plan B, sehingga kesiapan minimal kita miliki. Hikmah yang kedua, semakin tinggi jam terbang (ibaratnya seorang sales) maka ketrampilan komunikasi (yaitu khususnya public speaking) maka membantu kita dalam menjalani proses kehidupan, kegiatan, agenda mendadak, bahkan peristiwa di luar rencana. Kesiapan dan pengalaman memiliki peranan yang tidak kecil dalam menentukan kesuksesan sebuah target. Dari peristiwa hari ini yang bertandang ke sekolah dengan niatan awal hanya memasukkan surat tapi di lapangan sekaligus bersosialisasi kepada anak didik kelas 6, maka sangatlah penting membiasakan diri kita dalam kondisi ready for use atau istilahnya siap pakai. Kondisi siap pakai ini akan dimiliki apabila seseorang sudah terlatih dan sesuai dengan bidangnya. Waktu dan hari-harinya diisi dengan latihan, karya, aktivitas positif dan berkaitan dengan jalur keprofesian kita. Sehingga kemampuan tersebut semakin terasah. Sebetulnya tidak ada waktu luang bagi tipe seorang yang pekerja keras. Waktu yang ada fokus pada pembinaan, pelatihan, dan peningkatan ketrampilan serta kualifikasi dirinya.

Hal yang sama dan yang lebih pasti adalah datangnya sebuah kematian pada manusia. Ia datang tanpa pemberitahuan, siap atau tidak, mau atau tidak, dalam kondisi apapun, maka terjadilah. Pertanyaannya adalah ini terjadi satu kali dalam diri seorang hingga ingin ending baik atau buruk? Kondisi apa yang yang ingin dilakukan terakhir kali manakala meninggalkan dunia ini, aktivitas kebaikan yang dilakukan atau sebaliknya aktivitas kemaksiatan? Perlunya mengingat kematian adalah menjadikan diri ini harap-harap cemas dan semakin memohon kepada pemilik semesta agar diri kita diberikan akhir yang baik untuk perjalanan yang sebentar di dunia ini. Jika peristiwa di dunia  yang sifatnya ujug-ujug, mendadak tanpa persiapan itu terjadi dan dialami oleh kita, mungkin dampak dari kegagalan itu kecil untuk setelahnya, artinya dampaknya tidak sampai melukai fisik. Namun jika ngomongin masalah maut yang pasti dan datangnya yang mendadak itu adalah masalah besar karena sekali terjadi kita tiada kuasa untuk mengulangi bahkan menyetel ulang me-replay kehidupan kita. Sekali meninggalkan dunia menuju akhirat maka selamanya disana karena memang disanalah tempat paling akhir. Maukah kita menggadaikan yang sebentar ini dengan akhirat yang lama, dengan kesenangan semu sedangkan tanpa kejelasan di akhirat nantinya? Sungguh merugi jika kelalaian menghinggapi kita. Bukan salah kita sendiri, namun juga tidak bisa menyalahkan jin/ syetan terus menerus manakala kita berbuat kemaksiatan. Tanggung jawab pribadi itulah yang harus diemban sejak sekarang, ya sejak terlahir di bumi. Tidak usah mengeluh dan meratap, karena perjuangan tanpa henti, ujian yang terus datang, kondisi sulit yang tanpa ujung saat ini itu belum ada apa-apanya dengan tanpa ujungnya di akhirat. Ibaratnya usia 60 tahun penuh ujian itu masih pendek dibanding di akhirat yang tidak mengenal hitungan hari, tahun, dan abad. Karena 1 harinya di akhirat seperti 1000 tahunnya di dunia. Padahal apakah ada orang di jaman sekarang yang hidupnya sampai 1000 tahun? Jadi menderita 60 tahun di bumi belum ada apa-apanya, so gak usah mengeluh. Hal ini sering diucapkan manakala melakukan kebaikan koq ujiannya banyak, melakukan hal positif kok berat sekali, setiap hari masalah datang terus, beribadah kok lebih sulit dibanding melakukan hura-hura, orang baik kok kadang tertindas, orang yang zalim (jahat) kok bebas berkeliaran, don't worry be happy, Allah knows everything what had happened and what will be happened. Segalanya sudah diketahui oleh Allah swt, tidak ada amal kebaikan meski hanya sebutir biji dzarah yang tidak disaksikan oleh-Nya. Semuanya Allah Maha Tahu sehingga hilangkan kekhawatiran kalau amal dan aktivitas kita tidak dicatat oleh-Nya. Semuanya memiliki balasan setimpal di akhirat kelak.
Lakukanlah sekarang, saat ini adalah milikku, milik kita, karena masa sekarang merupakan sebuah anugrah dan hadiah, present dalam bahasa Inggris bisa memiliki arti sekarang, hadir dan juga hadiah. Memang benar adanya usia kita yang asli adalah saat ini, karena masa lalu sudah menjadi bagian sejarah dan masa depan belum ada kepastian. Yesterday is history, tomorrow is mystery and today is a present. Prinsip "lakukan sekarang selagi masih bisa" harus diterapkan dalam konteks kegiatan positif, sekecil apapun bentuk kegiatan positif tersebut tetap memiliki arti bahkan kita tidak tahu, bisa jadi kesuksesan kita di masa depan berawal dari hal kecil tadi. Saat ini adalah waktu real atau nyata, saat ini adalah dimana kita bisa berkarya, menghasilkan produk kebaikan. Biarkan sesuatu yang hitam jika kita pernah melakukannya di masa lalu, namun tutupilah dengan kebaikan saat ini. Jangan biarkan kita didikte oleh kemaksiatan dan masa kelam yang telah lewat, bebaskan diri kita dari semuanya itu. Gantilah dengan fitrah Islam yang lebih fresh, lebih barokah, lebih awet masa aktifnya, dan lebih pasti. So, kerja keraslah meski sendirian, fokuslah meski tidak ada yang mengawasi, bersungguh-sungguhlah meski tidak ada yang menonton karena pamrih kita hanya pada Allah swt dan Rasul Nya. Bebaskan dari sesuatu yang menipu, sesuatu yang hanya berlaku sementara, kesenangan yang hanya di dunia namun membawa sengsara di akhirat. Lepaskan juga dari kungkungan syahwat, nafsu, dan keserakahan, lepaskan dan serahkan sepenuhnya kepada sang khaliq. Semangat berkarya untuk hal yang abadi, For unlimited edition, the real happiness  for future.

Saturday, April 9, 2016

Perbaiki Yang Rusak, Menjaga Sebuah Perbuatan Mulia

Jika kita pernah melihat suatu kondisi yang diri kita tidak menyukainya dan membuat jiwa tidak tenang maupun tentram maka hal yang bisa dilakukan adalah  mengevaluasi. Pertama, evaluasi apakah ada yang salah terhadap kita atau perbuatan yang kita lakukan kepada orang lain. Kedua, evaluasi apakah kondisi tempat, wilayah ataupun daerah tersebut cocok buat diri kita atau tidak? Cocok, lanjutkan. Tidak cocok, bisakah kita berdapatasi dengannya atau tidak. Ketika kita tidak mampu beradaptasi lebih baik mencari suasana, tempat, wilayah lain yang lebih pas dengan karakter kita. Begitupun ketika kita belajar, memilih sekolah yang baru, tempat kuliah yang baru, atau tempat kerja yang baru. Dibutuhkan proses yang sering kita dengar dengan adaptasi. Mudah. Cukup mudah. Hanya terkadang jarang yang mampu melakukannya. Contoh karakter orang yang bicaranya halus, lemah lembut kemudian secara kebetulan menemui wilayah yang rata-rata masyarakatnya bicaranya lantang, temperamen keras, kerjanya cepat, dalam artian termasuk kultur/ budaya masyarakat tersebut sehingga adaptasi bagi si tokoh yang lembut, bahasanya halus mungkin tidak cocok dengan daerah yang memiliki watak keras, blak-blakan, apa adanya, lugas dan sebetulnya tidak bermaksud berkata kasar hanya logatnya saja dengan nada tinggi. Nah, kadang konflik muncul disitu, karena kurangnya saling memahami. Inilah mengapa proses adaptasi diperlukan bagi seseorang yang ingin survive. Mari bicara pada konteks amar ma'ruf nahi munkar yaitu mengajak kepada kebaikan dan mencegah pada kemungkaran. Jadi mengajak kepada hal kebaikan atau sebaliknya menasihati seseorang akan perbuatan buruk sebetulnya membutuhkan ketrampilan komunikasi yang memadai agar niatan yang baik tidak disalah tafsirkan bagi objek penerima nasihat. Niat yang benar dengan cara yang benar namun dalam situasi yang kurang pas akan membawa dampak yang kurang begitu bagus. Contoh niatan menasihati orang yang dengan nada tinggi dari kejauhan misalnya saja, akan diterima oleh si penerima nasihat sebagai makian bahkan ungkapan marah sehingga melibatkan sisi emosional. Hasil yang terjadi bukan perbuatan kebaikan namun adanya konflik atau crash antara pemberi nasihat dengan orang yang diberi nasihat. Untuk memperbaiki sebuah kondisi buruk ke arah kondisi yang lebih baik membutuhkan waktu dan proses, ada daya tahan (endurance), terdapat mentalitas tahan banting, serta keyakinan yang teguh yang menjadikan modal kuat bagi para pemberi nasihat. Contoh orang-orang yang kuat yang pekerjaannya memberi nasihat dan pengajak kebaikan adalah para Nabi Allah, para Rasul dan utusan-Nya, para dai, termasuk para misionaris.
Memperoleh atau mendapatkan hal yang baru terkadang lebih mudah dibandingkan menjaga agar yang sudah dimiliki tetap di tangan. Contoh memperoleh juara  atau ranking 1 di kelas awalnya tidak sesulit untuk mempertahankan ranking 1 dalam semester selanjutnya karena tantangan dan persaingan dari teman satu kelas semakin besar dan kompetisi berjalan sengit. Disisi lain kondisi tubuh dan semangat tidak seperti kondisi awal, beban psikologis lebih besar karena memiliki label tertinggi, sedangkan bagi kompetitor dengan leluasa mencari kelemahan dari diri kita. Maka Proses menjaga merupakan pekerjaan yang ekstra berat dan sungguh mulia jika mampu mempertahankannya.
Menyalahkan kondisi rusak memang tidak salah, namun ikut memperbaikinya agar menjadi baik itu lebih mulia. Hubungan antar personil dalam sebuah tim sangat efektif bisa mengentaskan sebuah masalah komunikasi dan masalah yang bersifat komplikasi (rumit). Karena dalam sebuah tim terdapat pembagian tugas, terdapat sistem manajerial, pengaturan dan pengelolaan, saling memberikan dorongan, saling menyemangati. Hal ini akan menggungguli pekerjaan dari 1 individu, dan sebuah tim akan menang dengan individu tersebut. Sehingga konteksnya adalah kebaikan yang tidak terorganisir akan kalah dengan kejahatan yang terorganisir dengan baik. Kerja indvidu bukan sebuah kesalahan namun akan lebih terjaga jika itu terbentuk dalam sebuah tim. Apalagi ketika tim yang berjalan memiliki kesamaan dalam visi. Keyakinan dan keimanan yang sama, yang kuat,  yang mengikat anggota tim meskipun diantara mereka memiliki latar belakang berbeda, sifat dan karakter berbeda, ataupun suku dan budaya yang berbeda.
Prinsip menjaga merupakan pekerjaan tim besar, jika dilakukan perseorangan kurang efektif meskipun bisa terwujud. Contohnya melakukan pengembangan institusi pendidikan (instansi sekolah) harus terdiri dari tim yang handal tidak boleh hanya 1 orang saja dalam melakukan pekerjaan tersebut, jika menginginkan hasil yang optimal dan memuaskan.

Seorang Pemuda Terdampar Di sebuah Pulau Di Tengah Lautan (Review Game)

Di kisahkan seorang pemuda terdampar di sebuah pulau, kondisi perahu yang ditumpanginya ketika ia tersadar sudah porak poranda terkena badai, dimana pulau tersebut terletak di tengah lautan. Dalam situasi seperti ini ia dituntut agar mampu survive selama mungkin bahkan jika mampu pergi berlayar dari pulau tersebut. Di pulau yang ia tinggali terdapat banyak tumbuh-tumbuhan dan pepohonan serta sumber daya alam yang bisa digunakan untuk menyambung hidupnya. Dia memiliki kemampuan otak yang bisa digunakan untuk berpikir agar segala benda-benda di sekelilingnya bisa dijadikan alat baginya untuk berjuang dari segala ancaman. Kekuatan selain otak adalah kekuatan hati dan kekuatan fisik yang dimiliki, hati dalam kondisi tertentu membuat kesehatan jiwanya terjamin dan kondisi fisiknya memungkinkan mobilitas mengelilingi pulau, masuk ke dalam hutan, rawa, bahkan berjalan di sepanjang pantai. Namun 3 kekuatan tersebut justru menjadi 3 kelemahan jika tidak disikapi dengan bijak. Hal yang pertama adalah otak (pikiran), ancaman ini datang manakala pikiran sudah terbebani dengan banyak persoalan maka menjadi penghambat, putus asa, bahkan cenderung depresi. Hal kedua, kekuatan hati jika penyikapannya kurang baik bukan kondisi sehat secara spiritual namun sebaliknya banyak penyakit hati menghinggapi pada akhirnya perasaan yang dialami sering tertekan, tidak nyaman, resah dan gelisah, comfortable condition belum hadir dalam jiwanya. Hal ketiga, kekuatan fisik bisa menjadi ancaman manakala justru fisik kita sering dianggap remeh dalam hal asupan gizi, perawatan kesehatan tubuh, bahkan makanan yang di makan. Karena lambung menerima makanan tidak asal penuh, tidak asal kenyang, tidak asal terisi makanan minuman, tetapi kualitas dari yang dimakan juga berpengaruh, darimana asal makanan juga berpengaruh, bagaimana cara memperoleh makanan juga berpengaruh.
Ketiga hal tersebut adalah 3 kekuatan sekaligus 3 ancaman yang dimiliki pemuda tadi, dengan tuntutan dia siap dengan perubahan external (dari luar dirinya) yaitu lingkungan atau alam semesta itu sendiri. Hujan, panas, kemarau, banjir, kebakaran, badai, angin, asap, kabut, dsb. Faktor dari alam tersebut tidak bisa dikendalikan 100% oleh diri kita. Bisa disiasati dengan menggunakan alat bantu (fasilitas/ perlengkapan) yang ada. Selama fasilitas itu memadai mungkin kondisi luar (faktor alam) bisa ditanggulangi meskipun tidak penuh (total 100%), hal ini hanya menurunkan tingkat/ dampak kerusakan yang ditimbulkan faktor alam tersebut. Darimana fasilitas itu terwujud, ya dari kreativitas otak manusia, dari kemajuan teknologi dan pemikiran, dari pemanfaatan alam sekitar. Faktor luar biasanya memiliki sifat yang tidak bisa diprediksi (unpredictable) dan sifat diluar kontrol/ bisa juga dibahasakan tidak dalam kendali penuh diri kita (uncontrolled),  yang membuat 2 sifat inilah yang banyak menguji para manusia yang mampu bertahan siapa saja, dari sekian banyak yang ada. Sehingga semakin sedikit yang tersisa membuktikan bahwa ujian yang ada semakin sulit, yang tersisa (yang sedikit) itu merupakan orang-orang pilihan (bisa juga dibaca sebagai orang terpilih). Untuk menjadi orang terpilih maka minimal memiliki kualifakasi diatas rata-rata. Berbahagialah jika kita termasuk orang-orang pilihan. Ketika banyak orang yang sedang tidur sedangkan kita masih bekerja lembur, berbahagialah karena kita pilihan, kita termasuk orang yang pekerja keras. Jika banyak orang yang sedang terlelap sedangkan kita mampu bangun malam untuk shalat tahajud bermunajat padaNya, berbahagialah karena kita termasuk yang dipilih oleh Allah swt untuk dekat dengan-Nya. Jika banyak orang menolak diberikan tugas-tugas sulit, menolak diberikan pekerjaan-pekerjaan yang secara imbalan materi tidak ada, namun kita mau dan mampu melakukannya, maka berbahagialah karena kita termasuk orang pilihan, orang langka, orang yang tanpa pamrih. Jika banyak orang yang menyukai kenyamanan tapi tidak mau bekerja keras, sedangkan kita setiap hari membanting tulang, keringat sampai kering, bahkan debu dan peluh bercampur, waktu istirahat sedikit, maka berbahagialah kita karena termasuk orang-orang tipe pejuang sejati, karena Allah swt melihat proses bukan hasil akhir, hasil akhir adalah prerogatif dari Allah swt.

Kembali pada kisah pemuda yang terdampar di pulau, disaat malam dia harus membuat tungku api atau minimal obor sebagai penerangan, disaat perut kosong dia harus mencari bahan makanan, yang terkadang beberapa diantaranya masih mentah dan mengandung racun sehingga butuh dimasak minimal di bakar di perapian hingga layak untuk dikonsumsi. Bahaya hewan, baik itu binatang melata seperti ular yang beracun harus ia hadapi dengan senjata ala kadarnya, jika tidak habislah riwayatnya. Binatang lain seperti laba-laba hutan, monyet yang suka mengganggu dan mencuri barang-barang miliknya bahkan jika bercocok tanam kita harus menjaga agar tidak dicuri monyet-monyet tersebut, binatang laut misalnya hiu, ubur-ubur dengan sengatan beracunnya, atau monster penjaga pohon yang akan bereaksi manakala kita terlalu sering menebang habis pohon-pohon yang ada di hutan hingga marahlah penjaga hutan tadi (digambarkan dengan pohon  kelapa yang mampu melempar buah kelapa sebagai serangan balasan kepada kita).

Jika ingin mendapatkan sumber alam dari laut, si pemuda tadi harus membuat rakit dari kayu atau potongan bambu, naik level bisa membuat perahu dengan kelengkapan obor dan layar untuk laju yang lebih cepat dibanding dengan rakit dayung (sampan). Di lautan jenis makanan yang tersedia adalah rumput laut, berbagai jenis ikan dan juga hewan karang. Alat yang dibutuhkan adalah pancing (dalam review game ini terbuat dari ranting dan jaring laba-laba). Keunikan dalam memperoleh alat-alat ataupun perkakas ini yang membuat pemain merasa ingin tahu, fitur gambar dan kualitas animasi juga cukup bagus,  variasi pulau yang ada dengan gambaran ombak dan aneka bianatang laut menambah game ini mendapat poin bagus dari reviewer game. Bagi temen-temen yang belum pernah memainkan game ini bisa didownload di link berikut dengan klik dan download melalui storage mega.nz
1. Don't Starve Shipwrecked Rar (787.7 Mb)
2. Game Birds Town Rar (80.6 Mb)
3. Game 4 Elements Rar (178.9 Mb)
4. Game Lost Lagoon 2 Rar (148.8 Mb)
5. The Far Kingdoms Elements rar (168.1 Mb)

Thursday, March 31, 2016

Saturday, March 26, 2016

Proyek besar, Full of Pain

Mega proyek yang tidak memiliki tender, yang membuat berkeringat, yang bikin kembang kempis, jauh dari materi melimpah. Kok bisa? Proyek ini bukanlah proyek pemerintah yang bisa dikorupsi, yang bisa di sunat anggaran dananya, yang bisa di manipulasi, jauh dari hiruk pikuk kolusi, namun memberikan kebermanfaatan bagi banyak orang. Proyek apakah itu? Proyek ini mampu dilakukan oleh siapapun selama orang tersebut memiliki kesungguhan. Proyek itu namanya proyek peradaban  membentuk masyarakat yang memiliki etika, budaya, sistem aturan dan nilai-nilai lebih dari sekedar undang-undang formal. Nama lain proyek itu adalah dakwah. Ya, dakwah yang bisa diterjemahkan sebagai amar ma'ruf nahi munkar, yang bisa diartikan menyampaikan kebenaran, bisa pula dimaknakan menegakkan keadilan, bisa juga ditafsirkan sebagai revolusi peradaban. Proyek ini adalah warisan dari generasi awal para dai Islam dan baginda Rasulullah SAW sebagai pemimpin sekaligus panutan. Kata "dakwah" bisa memiliki arti menyampaikan kebenaran yang diajarkan dalam Al Quran meski hanya satu ayat. Contoh perbuatan sederhana yang sangat mungkin dilakukan adalah mengajak seorang sahabat untuk bersama-sama shalat berjamaah. Itu contoh kecil yang manfaatnya sangat besar. Hanya diperlukan lisan dan kepedulian dari kita serta tentunya contoh berupa tindakan.
Ngomongin soal proyek, beberapa waktu lalu saya melihat foto presiden terpampang di salah satu media, ketika blusukan ke bekas proyek Hambalang, ingin memberi pandangan (opini pribadi) mengenai proyek yang kadangkala menyedot anggaran besar namun tiada manfaat yang sampai pada masyarakat. Apalagi terkait soal pembangunan fisik, entah gedung untuk instansi pemerintah, DPR, fasilitas umum, proyek angkutan/ transportasi umum, kalau hal tersebut: pelindung, pelaksana, pengawasnya tidak memiliki hati baik maka semuanya bisa kongkalikong asal jalan, asal laporan administrasi beres, meski banyak kolusi dan suap, maka entah kapan negeri ini mendapatkan keberkahan yang sudah ditunggu oleh banyak orang. Mungkin orang kaya, bos, konglomerat bahkan pebisnis tidak menunggunya, tapi di sisi lain masyarakat yang tidak mampu (yang jumlahnya lebih banyak dibanding segilintir milyuner di Indonesia) sungguh menanti-nanti itu keberkahan, menunggu yang namanya makan enak, menunggu kondisi sejahtera, mampu mendapat pendidikan yang layak, menunggu mendapatkan hak nafkah melalui ketersediaan lapangan kerja yang manusiawi. Lihatlah, berkurang atau bertambahkah jumlah pengangguran sekarang? Lebih banyak mana jumlah pengangguran di masa Jokowi dibanding pemerintahan sebelumnya? Bukannya berprasangka negatif terhadap pemnguasa saat ini, tapi ketersediaan lapangan kerja yang memadai bagi bangsanya sendiri (saat ini!) pemerintah belum mengusahakan namun justru di saat bersamaan menghadirkan pekerja asing yang sebetulnya bisa dikerjakan orang sendiri. Dimanakah sisi nasionalisme si penguasa? Nasionalisme bukan cuma tuntutan  untuk rakyat kecil yang dibebani dengan banyak pajak ini itu. 
Mari kita lanjutkan hal lain yang kurang sreg bagi rakyat semacam saya atau mirip-mirip dengan saya, kebijakan untuk nelayan tentang pelarangan alat jaring penangkap ikan yang aturannya diperbarui justru merugikan banyak nelayan yang tak mampu menjangkaunya. Peraturan baru kok malah nyengsarain? Piye tho? Pembebanan biaya iuran/ setoran BPJS yang bertambah, ini si penguasa kok menerapkan untung rugi, tapi untuk dirinya sendiri untung, masyarakat digencet, diperas habis-habisan. Mana? Apakah ekonomi tumbuh setelah 2 tahun berkuasa? Mana? Tunjukin? Mana? Dimana? Bandingkan dengan pemerintahan sebelumnya? Membandingkan disini bukan ingin kembali ke sejarah namun untuk evaluasi, seharusnya pemerintah saat ini tambah care dong pada masalah ekonomi kecil. Jawablah dengan bukti, tidak usah pake setingan pencitraan doang, tidak usah setingan intelejen, tidak usah setingan media, yang ujung-ujungnya nambah pekerjaan dan masalah baru. Mana penerapan dari UUD tahun 45 terkait kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa? Gini dibilang penguasa keren. Jauh lah. Saya cuma bisa kritik, karena fungsinya dari rakyat kecil hanya kontrol, selebihnya terserah si penguasa mau dengerin atau tidak, karena lagi-lagi yang memiliki kebijakan ya pemerintah tadi. Emang sih pemerintah itu bukan cuma satu orang, tapi kumpulan itu bagus manakala pemimpin yang "tadi itu" juga berkualitas bagus. Di masa presiden mana yang ada keributan antar menteri? Tapi bukan pas jamannya Sukarno lho, kalo dulu emang sering gonta-ganti parlemen karena intrik politik (nah kayaknya ributnya sama, hanya beda pelaku).
Ayolah ini tahun 2016, yang sudah modern dengan fasilitas canggih, meski gak semua orang, semua rakyat, memilikinya, tentunya yang di kampung-kampung. Persentase rakyat yang di desa-desa dengan yang di kota, saya tidak tau pasti tapi secara geografis banyak di kawasan pedesaan. Kalopun banyak orang di kota tapi mereka orang pengangguran yang merantau terlunta-lunta, yang tidak mendapat perhatian, tidak mendapat pekerjaan, tidak mendapat payung hukum, bahkan sebaliknya sering diberi sanksi dan hukuman sama pemerintah.
Kembali ke mega proyek akhirat, yang tujuan utamanya berbuat kebaikan, saling bantu, karena yang dituju adalah Tuhan, yang dituju adalah akhirat, yang dituju adalah hal yang belum terlihat, sehingga banyak orang kurang begitu yakin. Disisi lain kepastian untuk akhirat adalah 100%. Karena kematian itu juga adalah yang pasti bagi semua makhluk hidup, termasuk di dalamnya makhluk yang disebut manusia yang diberi akal, hati, fisik (termasuk unggul) dibanding hewan, tumbuhan atau makhluk ciptaan Allah swt lainnya. Bahkan bisa melebihi malaikat jika mampu bertakwa. Nah, marilah ke level tertinggi melebihi predikat malaikat, tentunya dengan berusaha. Jika motifnya adalah dakwah untuk Allah swt maka pastilah tidak ada yang dirugikan. Apakah ada musuhnya? Apakah ada tantangannya? Apakah banyak hambatannya? Wah, pertanyaan-pertanyaan tersebut sudah pasti jawabannya iya. Untuk menjadi tertinggi dan terbaik harus melewati tahap ujian, melalui tahap tes. Kalo dalam game adventure itu, harus bisa survive dalam segala kondisi yang ada, kalo bisa bahkan membantu orang lain untuk survive. Tiada kata yang sungguh menyejukan dan mneyelamatkan  selain ucapan dua kalimat syahadat. Mengakui tiada Tuhan selain Allah dan Nabi Muhammad adalah utusan-Nya. Sebagai muslim banggalah menjadi muslim, banggalah dengan mega proyek yang diwariskan Rasulullah SAw yaitu proyek menebar kasih sayang dan kedamaian, dalam bahasa arabnya kedamaian dan kasih sayang, ketundukan, kepasrahan, bisa dimaknai dengan satu kata yaitu Islam. Back to Islam. Kembali ke aturan Islam, insyaallah eeverything is okay,  tidak ada aturan dari Allah swt yang membuat manusia menjadi celaka, sebalaiknya membawa kesejahteraan dan kebahagiaan dunia dan akhirat tentunya.

Tuesday, March 22, 2016

Apa dan Siapa Kita? Berani Angkuh kah ...

Pertanyaan ini penting bagi manusia, sebuah pendeskripsian jati diri yang tidak terlalu rumit. Manusia yang tercipta dari air mani yang di dalamnya di tiupkan ruh  ketika sudah sampai masa tertentu. Lahir ke dunia menjadi diri kita sekarang ini. Wajah dan tubuh beserta kelengkapan anatomi, bagaimana yang cacat? Warna kulit yang beragam bahkan tinggi rendah, sampai bahasa yang dibicarakan. Semuanya semakin membuat unik dan khusus. Inilah diri kita, di hadapan Tuhan tetaplah sama yaitu sebagai makhluk. Kenapa kadang menjadi angkuh? Menjadi sombong? Menjadi takabur? Padahal sejatinya dibalik sempurna ciptaan ini, diri kita memiliki kelemahan salah satunya adalah kurang bisa mengontrol syahwat. Dalam hal ini termasuk sifat, karakter, emosi, temperamen, dsb. Apa sebetulnya tujuan adanya kita? Manfaat orang yang memiliki agama adalah membuat hidup semakin bermakna. Apa iya? Bagi yang memiliki agama ataupun kepercayaan pada Tuhan, dalam hidupnya terdapat yang dituju. Sebaliknya keterbatasan yang tidak mempercayai Tuhan (atheis) penglihatan dan fokusnya terbatas pada materi fisik dunia karena tidak sampai tataran persiapan setelah kehidupan dunia yaitu akhirat. Apa mungkin yang tidak percaya terhadap akhirat mau melakukan aktivitaas amalan akhirat. Syaratnya harus iman atau percaya terlebih dahulu sehingga orientasinya benar dan lurus.
Ini yang saya lihat dari hikmah di balik film yang dibintangi oleh Aamir Khan tahun 2014 judul PK, film ini memiliki pesan moral yang bagus. Banyak ajaran agama memiliki kesamaan yaitu percaya pada Tuhan yang satu, hanya pemeluknya sajalah yang kurang menyadari kitab sucinya sebagai tuntunan hidup. Ambil contoh di daerah Jawa Tengah, dari sekian juta orang yang memiliki KTP beragama Islam yang benar-benar sadar akan agamanya dan melaksanakan perintah agama Islan belum bisa 100%. Faktor Islam yang karena keturunan bukan mempelajari dan mengkaji isi Al-Quran dan Hadits secara baik, sehingga mereka belum dekat dengan agama fitrah ini. Kembali ke esensi dari penciptaan manusia, yaitu manusia sendiri akan tersadar bahwa dirinya sudah berikrar sebelum dia dilahirkan ke dunia, ikrar kepada Tuhan bahwa Allah lah Rabb manusia dan penguasa smesta alam (hal ini dicantumkan dalam Al Quran). Memang semua manusia tidak mengingatnya namun dalam Al Quran  nantinya di akhirat tidak ada satupun manusia yang menolak ataupun menyangkal hisab dari Tuhan nya, yang mereka minta hanya ingin diberikan 1 kesempatan lagi dikembalikan ke dunia namun Allah swt sudah menutup kesempatan tersebut. Logika sederhananya adalah orang yang sedang bermimpi tidak sadar bahwa dirinya bermimpi sampai dia tersadar bangun. Begitupun kita akan yakin dan percaya hingga nafas sudah berhenti berhembus dan menemui Tuhan kita, Allah swt.
Masih angkuh kah kita dengan Allah swt dengan melanggar segala perintah-Nya? Perlu doa, meminta pada Allah swt agar diri ini dilembutkan hatinya, dibukakan pintu hidayah, dimudahkan dalam menapaki jalan amal kebaikan ataupun minta dikuatkan dalam menghadapi segala Jalan menuju jannah-Nya kelak.