Ngomongin soal proyek, beberapa waktu lalu saya melihat foto presiden terpampang di salah satu media, ketika blusukan ke bekas proyek Hambalang, ingin memberi pandangan (opini pribadi) mengenai proyek yang kadangkala menyedot anggaran besar namun tiada manfaat yang sampai pada masyarakat. Apalagi terkait soal pembangunan fisik, entah gedung untuk instansi pemerintah, DPR, fasilitas umum, proyek angkutan/ transportasi umum, kalau hal tersebut: pelindung, pelaksana, pengawasnya tidak memiliki hati baik maka semuanya bisa kongkalikong asal jalan, asal laporan administrasi beres, meski banyak kolusi dan suap, maka entah kapan negeri ini mendapatkan keberkahan yang sudah ditunggu oleh banyak orang. Mungkin orang kaya, bos, konglomerat bahkan pebisnis tidak menunggunya, tapi di sisi lain masyarakat yang tidak mampu (yang jumlahnya lebih banyak dibanding segilintir milyuner di Indonesia) sungguh menanti-nanti itu keberkahan, menunggu yang namanya makan enak, menunggu kondisi sejahtera, mampu mendapat pendidikan yang layak, menunggu mendapatkan hak nafkah melalui ketersediaan lapangan kerja yang manusiawi. Lihatlah, berkurang atau bertambahkah jumlah pengangguran sekarang? Lebih banyak mana jumlah pengangguran di masa Jokowi dibanding pemerintahan sebelumnya? Bukannya berprasangka negatif terhadap pemnguasa saat ini, tapi ketersediaan lapangan kerja yang memadai bagi bangsanya sendiri (saat ini!) pemerintah belum mengusahakan namun justru di saat bersamaan menghadirkan pekerja asing yang sebetulnya bisa dikerjakan orang sendiri. Dimanakah sisi nasionalisme si penguasa? Nasionalisme bukan cuma tuntutan untuk rakyat kecil yang dibebani dengan banyak pajak ini itu.
Mari kita lanjutkan hal lain yang kurang sreg bagi rakyat semacam saya atau mirip-mirip dengan saya, kebijakan untuk nelayan tentang pelarangan alat jaring penangkap ikan yang aturannya diperbarui justru merugikan banyak nelayan yang tak mampu menjangkaunya. Peraturan baru kok malah nyengsarain? Piye tho? Pembebanan biaya iuran/ setoran BPJS yang bertambah, ini si penguasa kok menerapkan untung rugi, tapi untuk dirinya sendiri untung, masyarakat digencet, diperas habis-habisan. Mana? Apakah ekonomi tumbuh setelah 2 tahun berkuasa? Mana? Tunjukin? Mana? Dimana? Bandingkan dengan pemerintahan sebelumnya? Membandingkan disini bukan ingin kembali ke sejarah namun untuk evaluasi, seharusnya pemerintah saat ini tambah care dong pada masalah ekonomi kecil. Jawablah dengan bukti, tidak usah pake setingan pencitraan doang, tidak usah setingan intelejen, tidak usah setingan media, yang ujung-ujungnya nambah pekerjaan dan masalah baru. Mana penerapan dari UUD tahun 45 terkait kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa? Gini dibilang penguasa keren. Jauh lah. Saya cuma bisa kritik, karena fungsinya dari rakyat kecil hanya kontrol, selebihnya terserah si penguasa mau dengerin atau tidak, karena lagi-lagi yang memiliki kebijakan ya pemerintah tadi. Emang sih pemerintah itu bukan cuma satu orang, tapi kumpulan itu bagus manakala pemimpin yang "tadi itu" juga berkualitas bagus. Di masa presiden mana yang ada keributan antar menteri? Tapi bukan pas jamannya Sukarno lho, kalo dulu emang sering gonta-ganti parlemen karena intrik politik (nah kayaknya ributnya sama, hanya beda pelaku).
Ayolah ini tahun 2016, yang sudah modern dengan fasilitas canggih, meski gak semua orang, semua rakyat, memilikinya, tentunya yang di kampung-kampung. Persentase rakyat yang di desa-desa dengan yang di kota, saya tidak tau pasti tapi secara geografis banyak di kawasan pedesaan. Kalopun banyak orang di kota tapi mereka orang pengangguran yang merantau terlunta-lunta, yang tidak mendapat perhatian, tidak mendapat pekerjaan, tidak mendapat payung hukum, bahkan sebaliknya sering diberi sanksi dan hukuman sama pemerintah.
Kembali ke mega proyek akhirat, yang tujuan utamanya berbuat kebaikan, saling bantu, karena yang dituju adalah Tuhan, yang dituju adalah akhirat, yang dituju adalah hal yang belum terlihat, sehingga banyak orang kurang begitu yakin. Disisi lain kepastian untuk akhirat adalah 100%. Karena kematian itu juga adalah yang pasti bagi semua makhluk hidup, termasuk di dalamnya makhluk yang disebut manusia yang diberi akal, hati, fisik (termasuk unggul) dibanding hewan, tumbuhan atau makhluk ciptaan Allah swt lainnya. Bahkan bisa melebihi malaikat jika mampu bertakwa. Nah, marilah ke level tertinggi melebihi predikat malaikat, tentunya dengan berusaha. Jika motifnya adalah dakwah untuk Allah swt maka pastilah tidak ada yang dirugikan. Apakah ada musuhnya? Apakah ada tantangannya? Apakah banyak hambatannya? Wah, pertanyaan-pertanyaan tersebut sudah pasti jawabannya iya. Untuk menjadi tertinggi dan terbaik harus melewati tahap ujian, melalui tahap tes. Kalo dalam game adventure itu, harus bisa survive dalam segala kondisi yang ada, kalo bisa bahkan membantu orang lain untuk survive. Tiada kata yang sungguh menyejukan dan mneyelamatkan selain ucapan dua kalimat syahadat. Mengakui tiada Tuhan selain Allah dan Nabi Muhammad adalah utusan-Nya. Sebagai muslim banggalah menjadi muslim, banggalah dengan mega proyek yang diwariskan Rasulullah SAw yaitu proyek menebar kasih sayang dan kedamaian, dalam bahasa arabnya kedamaian dan kasih sayang, ketundukan, kepasrahan, bisa dimaknai dengan satu kata yaitu Islam. Back to Islam. Kembali ke aturan Islam, insyaallah eeverything is okay, tidak ada aturan dari Allah swt yang membuat manusia menjadi celaka, sebalaiknya membawa kesejahteraan dan kebahagiaan dunia dan akhirat tentunya.