Showing posts with label akhirat. Show all posts
Showing posts with label akhirat. Show all posts

Monday, April 11, 2016

Lakukanlah Sekarang, Saat Ini adalah milikku

Baru saja saya bersama seorang teman guru berkunjung kedua sekolah yaitu SD Negeri 2 Kulu dan MII Gutomo dalam rangka sosialisasi dan pengenalan Madrasah Tsanawiyah Hasbullah yang berlokasi di daerah Pododadi tepatnya jalan Kempong Raya, Pododadi Karanganyar. Dalam kunjungan tersebut awalnya hanya mengantarkan surat ijin, namun dari pihak sekolah yang dikunjungi memberikan waktu saat itu juga, mau tidak mau harus melakukan sosialisasi, entah siap enggak siap ya harus disiapkan. Hikmah, manakala merencanakan sebuah kegiatan haruslah memiliki plan A dan plan B, sehingga kesiapan minimal kita miliki. Hikmah yang kedua, semakin tinggi jam terbang (ibaratnya seorang sales) maka ketrampilan komunikasi (yaitu khususnya public speaking) maka membantu kita dalam menjalani proses kehidupan, kegiatan, agenda mendadak, bahkan peristiwa di luar rencana. Kesiapan dan pengalaman memiliki peranan yang tidak kecil dalam menentukan kesuksesan sebuah target. Dari peristiwa hari ini yang bertandang ke sekolah dengan niatan awal hanya memasukkan surat tapi di lapangan sekaligus bersosialisasi kepada anak didik kelas 6, maka sangatlah penting membiasakan diri kita dalam kondisi ready for use atau istilahnya siap pakai. Kondisi siap pakai ini akan dimiliki apabila seseorang sudah terlatih dan sesuai dengan bidangnya. Waktu dan hari-harinya diisi dengan latihan, karya, aktivitas positif dan berkaitan dengan jalur keprofesian kita. Sehingga kemampuan tersebut semakin terasah. Sebetulnya tidak ada waktu luang bagi tipe seorang yang pekerja keras. Waktu yang ada fokus pada pembinaan, pelatihan, dan peningkatan ketrampilan serta kualifikasi dirinya.

Hal yang sama dan yang lebih pasti adalah datangnya sebuah kematian pada manusia. Ia datang tanpa pemberitahuan, siap atau tidak, mau atau tidak, dalam kondisi apapun, maka terjadilah. Pertanyaannya adalah ini terjadi satu kali dalam diri seorang hingga ingin ending baik atau buruk? Kondisi apa yang yang ingin dilakukan terakhir kali manakala meninggalkan dunia ini, aktivitas kebaikan yang dilakukan atau sebaliknya aktivitas kemaksiatan? Perlunya mengingat kematian adalah menjadikan diri ini harap-harap cemas dan semakin memohon kepada pemilik semesta agar diri kita diberikan akhir yang baik untuk perjalanan yang sebentar di dunia ini. Jika peristiwa di dunia  yang sifatnya ujug-ujug, mendadak tanpa persiapan itu terjadi dan dialami oleh kita, mungkin dampak dari kegagalan itu kecil untuk setelahnya, artinya dampaknya tidak sampai melukai fisik. Namun jika ngomongin masalah maut yang pasti dan datangnya yang mendadak itu adalah masalah besar karena sekali terjadi kita tiada kuasa untuk mengulangi bahkan menyetel ulang me-replay kehidupan kita. Sekali meninggalkan dunia menuju akhirat maka selamanya disana karena memang disanalah tempat paling akhir. Maukah kita menggadaikan yang sebentar ini dengan akhirat yang lama, dengan kesenangan semu sedangkan tanpa kejelasan di akhirat nantinya? Sungguh merugi jika kelalaian menghinggapi kita. Bukan salah kita sendiri, namun juga tidak bisa menyalahkan jin/ syetan terus menerus manakala kita berbuat kemaksiatan. Tanggung jawab pribadi itulah yang harus diemban sejak sekarang, ya sejak terlahir di bumi. Tidak usah mengeluh dan meratap, karena perjuangan tanpa henti, ujian yang terus datang, kondisi sulit yang tanpa ujung saat ini itu belum ada apa-apanya dengan tanpa ujungnya di akhirat. Ibaratnya usia 60 tahun penuh ujian itu masih pendek dibanding di akhirat yang tidak mengenal hitungan hari, tahun, dan abad. Karena 1 harinya di akhirat seperti 1000 tahunnya di dunia. Padahal apakah ada orang di jaman sekarang yang hidupnya sampai 1000 tahun? Jadi menderita 60 tahun di bumi belum ada apa-apanya, so gak usah mengeluh. Hal ini sering diucapkan manakala melakukan kebaikan koq ujiannya banyak, melakukan hal positif kok berat sekali, setiap hari masalah datang terus, beribadah kok lebih sulit dibanding melakukan hura-hura, orang baik kok kadang tertindas, orang yang zalim (jahat) kok bebas berkeliaran, don't worry be happy, Allah knows everything what had happened and what will be happened. Segalanya sudah diketahui oleh Allah swt, tidak ada amal kebaikan meski hanya sebutir biji dzarah yang tidak disaksikan oleh-Nya. Semuanya Allah Maha Tahu sehingga hilangkan kekhawatiran kalau amal dan aktivitas kita tidak dicatat oleh-Nya. Semuanya memiliki balasan setimpal di akhirat kelak.
Lakukanlah sekarang, saat ini adalah milikku, milik kita, karena masa sekarang merupakan sebuah anugrah dan hadiah, present dalam bahasa Inggris bisa memiliki arti sekarang, hadir dan juga hadiah. Memang benar adanya usia kita yang asli adalah saat ini, karena masa lalu sudah menjadi bagian sejarah dan masa depan belum ada kepastian. Yesterday is history, tomorrow is mystery and today is a present. Prinsip "lakukan sekarang selagi masih bisa" harus diterapkan dalam konteks kegiatan positif, sekecil apapun bentuk kegiatan positif tersebut tetap memiliki arti bahkan kita tidak tahu, bisa jadi kesuksesan kita di masa depan berawal dari hal kecil tadi. Saat ini adalah waktu real atau nyata, saat ini adalah dimana kita bisa berkarya, menghasilkan produk kebaikan. Biarkan sesuatu yang hitam jika kita pernah melakukannya di masa lalu, namun tutupilah dengan kebaikan saat ini. Jangan biarkan kita didikte oleh kemaksiatan dan masa kelam yang telah lewat, bebaskan diri kita dari semuanya itu. Gantilah dengan fitrah Islam yang lebih fresh, lebih barokah, lebih awet masa aktifnya, dan lebih pasti. So, kerja keraslah meski sendirian, fokuslah meski tidak ada yang mengawasi, bersungguh-sungguhlah meski tidak ada yang menonton karena pamrih kita hanya pada Allah swt dan Rasul Nya. Bebaskan dari sesuatu yang menipu, sesuatu yang hanya berlaku sementara, kesenangan yang hanya di dunia namun membawa sengsara di akhirat. Lepaskan juga dari kungkungan syahwat, nafsu, dan keserakahan, lepaskan dan serahkan sepenuhnya kepada sang khaliq. Semangat berkarya untuk hal yang abadi, For unlimited edition, the real happiness  for future.