Showing posts with label Full. Show all posts
Showing posts with label Full. Show all posts

Tuesday, April 19, 2016

Tiba-Tiba Penuh, Ujug-ujug mampat, Shocked

Dari kemarin sore netbook tiba-tiba hang drive c (local disc c) penuh padahal ketika dicek properties nya tidak sampai 48 Gb. Saya coba searching di google dan ketemu jawabannya menggunakan disk clean up dan %temp%, tadi pagi netbook hang dan lambat lagi, mungkin karena penanganannya terlambat. Cara disk clean up dan %temp% yang sudah dicoba belum optimal, akhirnya saya mencoba searching lagi dengan keyword partisi disk c. Saya baca dari artikel tersebut bagaimana mengurangi drive d kemudian dialihkan porsinya untuk drive c yang mengalami penuh sesak. Sesaat saya berpikir, jangan-jangan virus sudah masuk ke drive c di netbook. Saya mencoba searching lagi ternyata kemungkinan terkena virus trojan winsta.exe bawaan dari windows 2000. Sampai saya menulis di blog saat ini, netbook masih discan menggunakan Security Essential bawaan dari Microsoft dan masih dalam proses. Bagi yang sudah terbiasa menghadapi masalah IT seperti petugas reparasi komputer, hal ini baginya biasa saja. Namun bagi saya level pemula, terkadang google sangat membantu hanya saja sisi validitasnya dan juga pertanggungjawaban, baik itu resiko ataupun dampak negatifnya harus siap diterima jika sumber yang digunakan abal-abal. Tadi malam juga saya sempat searching materi tentang hikmah (kandungan) Hadits Arbain ke-6, ketika saya mengeprint artikel tadi, teman saya bilang jika untuk wawasan pengetahuan it's ok namun jika untuk dipelajari dan diajarkan paling tidak harus dengan syarat "guru" yang benar-benar kafaah (kompeten) dalam bidang hadits. Banyak sekarang artikel copy paste tanpa kejelasan otentiknya atau tidak, bahkan sumber yang bertanggungjawab (hal ini penting khususnya untuk ilmu dan materi keagamaan). Karena belajar mihnimal harus ada guru yang mendampingi ataupun orang yang berpengalaman di bidang tersebut.
Dari 2 kasus yang saya alami di malam yang sama, saya menyimpulkan belajar otodidak itu bagus bahkan self learning sangat dianjurkan apalagi untuk life skill. Di sisi lain jika ilmu tersebut sifatnya menyangkut kaidah ushul fiqh (keagamaan) harus memiliki guru yang tepat. Karena dalam Islam kedudukan guru, ustad, syeikh sangat penting dalam pembelajaran. Ataupun pemandu bahkan pembina, murabbi, atau pengajar juga harus memiliki guru diatasnya lagi sehingga masih terkait untuk keilmuannya, tanpa menghentikan membuka wawasan dan pengetahuan dari berbagai sumber termasuk google. Saya pernah 1 kali mendapatkan info aba-abal dari google, yaitu ketika saya mencari kode pos kecamatan siwalan (tempat tinggal istri). Waktu itu saya belum begitu hafal kode posnya sehingga saya searching di google, dalam waktu kurang dari 3 detik langsung muncul ribuan data. Saya ambil satu dan saya gunakan, karena waktu itu saya gunakan untuk pengisian data di sekolah. Saya mencoba sms istri apakah betul kode posnya sesuai yang di google, eh ternyata salah. Kemudain saya searching lagi dengan alamat situs yang lebih terpercaya, ternyata terdapat perbedaan, kode pos yang pertama adalah kode pos dulu ketika belum dipisah antara kecamatan sragi dan siwalan. Akhirnya saya buru-buru melaporkan kode pos yang benar kepada operator sekolah. Sungguh kelalaian itu sangat berbahaya, jika serta merta langsung percaya pada satu sumber infomasi apalagi terkait hal yang penting. Tidaklah mengherankan jika media sumber informasi bisa dipelintir, bisa dibeli, bahkan bisa secara sengaja diarahkan untuk kepetingan pihak tertentu. Pembajakan data juga bisa terjadi dengan sengaja dikacaukannya data yang asli.
Saat ini berdasarkan beberapa kasus yang marak adalah berita hoax (yang kebenarannya kabur) atau kabar kabur. Arus lalu lintas informasi bisa sangat padat hingga akhirnya terlalu banyak informasi sampah. Layaknya sampah fisik yang di buang ke sungai bisa menyebabkan banjir. Sampah tersebut memenuhi saluran air, membuat aliran menjadi mampat dan ketika sudah batas maksimal maka akan berdaya ledak tinggi (dampak negatifnya).
Kesimpulannya terdapat 3 hal: yaitu pertama belajar yang benar harus melalui guru meskipun tanpa mengesampingkan sumber-sumber lain asalkan terpercaya. Yang kedua, kondisi stuck, stagnan, macet, berhenti, disebabkan karena penuhnya dan terbatasnya kapasitas harus disikappi dengan pendampingan dari sang ahli (master). Artinya dalam hidup butuh orang yang membimbing kita, bisa sahabat, ayah, ibu, atau pasangan sehingga disaat hidup penuh masalah hingga benar-benar hang, ada tempat untuk berbagi maslah hingga akhirnya reda bahkan terselesaikan, kita butuh orang lain. Ketiga, perlunya crosscheck (tabayun) terhadap informasi yang masuk kepada kita, apakah dapat dipertanggungjawabkan atau tidak, jika perlu langsung konfirmasi kepada yang bersangkutan jika itu berkaitan dengan pihak ketiga. Ketiga hal ini bisa dijadikan referensi manakala hal mendadak terjadi di luar batas kewajaran, seperti perumpamaan sebuah komputer yang tiba-tiba hang atau shutdown otomatis.

Saturday, March 26, 2016

Proyek besar, Full of Pain

Mega proyek yang tidak memiliki tender, yang membuat berkeringat, yang bikin kembang kempis, jauh dari materi melimpah. Kok bisa? Proyek ini bukanlah proyek pemerintah yang bisa dikorupsi, yang bisa di sunat anggaran dananya, yang bisa di manipulasi, jauh dari hiruk pikuk kolusi, namun memberikan kebermanfaatan bagi banyak orang. Proyek apakah itu? Proyek ini mampu dilakukan oleh siapapun selama orang tersebut memiliki kesungguhan. Proyek itu namanya proyek peradaban  membentuk masyarakat yang memiliki etika, budaya, sistem aturan dan nilai-nilai lebih dari sekedar undang-undang formal. Nama lain proyek itu adalah dakwah. Ya, dakwah yang bisa diterjemahkan sebagai amar ma'ruf nahi munkar, yang bisa diartikan menyampaikan kebenaran, bisa pula dimaknakan menegakkan keadilan, bisa juga ditafsirkan sebagai revolusi peradaban. Proyek ini adalah warisan dari generasi awal para dai Islam dan baginda Rasulullah SAW sebagai pemimpin sekaligus panutan. Kata "dakwah" bisa memiliki arti menyampaikan kebenaran yang diajarkan dalam Al Quran meski hanya satu ayat. Contoh perbuatan sederhana yang sangat mungkin dilakukan adalah mengajak seorang sahabat untuk bersama-sama shalat berjamaah. Itu contoh kecil yang manfaatnya sangat besar. Hanya diperlukan lisan dan kepedulian dari kita serta tentunya contoh berupa tindakan.
Ngomongin soal proyek, beberapa waktu lalu saya melihat foto presiden terpampang di salah satu media, ketika blusukan ke bekas proyek Hambalang, ingin memberi pandangan (opini pribadi) mengenai proyek yang kadangkala menyedot anggaran besar namun tiada manfaat yang sampai pada masyarakat. Apalagi terkait soal pembangunan fisik, entah gedung untuk instansi pemerintah, DPR, fasilitas umum, proyek angkutan/ transportasi umum, kalau hal tersebut: pelindung, pelaksana, pengawasnya tidak memiliki hati baik maka semuanya bisa kongkalikong asal jalan, asal laporan administrasi beres, meski banyak kolusi dan suap, maka entah kapan negeri ini mendapatkan keberkahan yang sudah ditunggu oleh banyak orang. Mungkin orang kaya, bos, konglomerat bahkan pebisnis tidak menunggunya, tapi di sisi lain masyarakat yang tidak mampu (yang jumlahnya lebih banyak dibanding segilintir milyuner di Indonesia) sungguh menanti-nanti itu keberkahan, menunggu yang namanya makan enak, menunggu kondisi sejahtera, mampu mendapat pendidikan yang layak, menunggu mendapatkan hak nafkah melalui ketersediaan lapangan kerja yang manusiawi. Lihatlah, berkurang atau bertambahkah jumlah pengangguran sekarang? Lebih banyak mana jumlah pengangguran di masa Jokowi dibanding pemerintahan sebelumnya? Bukannya berprasangka negatif terhadap pemnguasa saat ini, tapi ketersediaan lapangan kerja yang memadai bagi bangsanya sendiri (saat ini!) pemerintah belum mengusahakan namun justru di saat bersamaan menghadirkan pekerja asing yang sebetulnya bisa dikerjakan orang sendiri. Dimanakah sisi nasionalisme si penguasa? Nasionalisme bukan cuma tuntutan  untuk rakyat kecil yang dibebani dengan banyak pajak ini itu. 
Mari kita lanjutkan hal lain yang kurang sreg bagi rakyat semacam saya atau mirip-mirip dengan saya, kebijakan untuk nelayan tentang pelarangan alat jaring penangkap ikan yang aturannya diperbarui justru merugikan banyak nelayan yang tak mampu menjangkaunya. Peraturan baru kok malah nyengsarain? Piye tho? Pembebanan biaya iuran/ setoran BPJS yang bertambah, ini si penguasa kok menerapkan untung rugi, tapi untuk dirinya sendiri untung, masyarakat digencet, diperas habis-habisan. Mana? Apakah ekonomi tumbuh setelah 2 tahun berkuasa? Mana? Tunjukin? Mana? Dimana? Bandingkan dengan pemerintahan sebelumnya? Membandingkan disini bukan ingin kembali ke sejarah namun untuk evaluasi, seharusnya pemerintah saat ini tambah care dong pada masalah ekonomi kecil. Jawablah dengan bukti, tidak usah pake setingan pencitraan doang, tidak usah setingan intelejen, tidak usah setingan media, yang ujung-ujungnya nambah pekerjaan dan masalah baru. Mana penerapan dari UUD tahun 45 terkait kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa? Gini dibilang penguasa keren. Jauh lah. Saya cuma bisa kritik, karena fungsinya dari rakyat kecil hanya kontrol, selebihnya terserah si penguasa mau dengerin atau tidak, karena lagi-lagi yang memiliki kebijakan ya pemerintah tadi. Emang sih pemerintah itu bukan cuma satu orang, tapi kumpulan itu bagus manakala pemimpin yang "tadi itu" juga berkualitas bagus. Di masa presiden mana yang ada keributan antar menteri? Tapi bukan pas jamannya Sukarno lho, kalo dulu emang sering gonta-ganti parlemen karena intrik politik (nah kayaknya ributnya sama, hanya beda pelaku).
Ayolah ini tahun 2016, yang sudah modern dengan fasilitas canggih, meski gak semua orang, semua rakyat, memilikinya, tentunya yang di kampung-kampung. Persentase rakyat yang di desa-desa dengan yang di kota, saya tidak tau pasti tapi secara geografis banyak di kawasan pedesaan. Kalopun banyak orang di kota tapi mereka orang pengangguran yang merantau terlunta-lunta, yang tidak mendapat perhatian, tidak mendapat pekerjaan, tidak mendapat payung hukum, bahkan sebaliknya sering diberi sanksi dan hukuman sama pemerintah.
Kembali ke mega proyek akhirat, yang tujuan utamanya berbuat kebaikan, saling bantu, karena yang dituju adalah Tuhan, yang dituju adalah akhirat, yang dituju adalah hal yang belum terlihat, sehingga banyak orang kurang begitu yakin. Disisi lain kepastian untuk akhirat adalah 100%. Karena kematian itu juga adalah yang pasti bagi semua makhluk hidup, termasuk di dalamnya makhluk yang disebut manusia yang diberi akal, hati, fisik (termasuk unggul) dibanding hewan, tumbuhan atau makhluk ciptaan Allah swt lainnya. Bahkan bisa melebihi malaikat jika mampu bertakwa. Nah, marilah ke level tertinggi melebihi predikat malaikat, tentunya dengan berusaha. Jika motifnya adalah dakwah untuk Allah swt maka pastilah tidak ada yang dirugikan. Apakah ada musuhnya? Apakah ada tantangannya? Apakah banyak hambatannya? Wah, pertanyaan-pertanyaan tersebut sudah pasti jawabannya iya. Untuk menjadi tertinggi dan terbaik harus melewati tahap ujian, melalui tahap tes. Kalo dalam game adventure itu, harus bisa survive dalam segala kondisi yang ada, kalo bisa bahkan membantu orang lain untuk survive. Tiada kata yang sungguh menyejukan dan mneyelamatkan  selain ucapan dua kalimat syahadat. Mengakui tiada Tuhan selain Allah dan Nabi Muhammad adalah utusan-Nya. Sebagai muslim banggalah menjadi muslim, banggalah dengan mega proyek yang diwariskan Rasulullah SAw yaitu proyek menebar kasih sayang dan kedamaian, dalam bahasa arabnya kedamaian dan kasih sayang, ketundukan, kepasrahan, bisa dimaknai dengan satu kata yaitu Islam. Back to Islam. Kembali ke aturan Islam, insyaallah eeverything is okay,  tidak ada aturan dari Allah swt yang membuat manusia menjadi celaka, sebalaiknya membawa kesejahteraan dan kebahagiaan dunia dan akhirat tentunya.