Memang betul sekarang cuaca terkadang berubahnya tidak menggunakan
siklus seperti 10 tahun silam, artinya terkadang hari ini panas terik kemudian
2 hari berikutnya hujan dari pagi hingga sore tak berhenti. Cuaca di negara
tropis seperti Indonesia dengan curah hujan yang cukup tinggi memiliki imbas
terhadap daya tahan tubuh orang yang tinggal di wilayah tersebut. Seperti 2
hari ini di tempat saya tinggal, hujan hampir seharian mewarnai aktivitas
harian. Memang hujan harus disyukuri, namun efek untuk beraktivitas sepertinya
mengalami sedikit gangguan. Hal yang paling mencolok adalah hujan di pagi hari,
bagi saya yang berangkat kerja menggunakan sepeda motor hal ini meskipun sudah
diantisipasi dengan memakai jas hujan tetap saja rasanya berbeda manakala
suasana pagi mendung apalagi diguyur hujan. Lain cerita jika menggunakan
kendaraan roda empat. Belum semisal jalanan tergenang banjir, atau daerah
sekitar tergenang luapan air banjir dari sungai, bahkan daerah pesisir pantai
yang sering mengalami rob, hujan yang turun dengan durasi lebih dari 1 jam saja
akan membuat kegiatan sehari-hari tidak nyaman dan tidak optimal.
Sebaliknya cuaca yang panasnya menyengat hingga siang hari terasa
benar-benar panas dan berkeringat, ditambah udara kering, polusi udara yang
muncul dari pabrik dan kendaraan bermotor juga menjadi bahan yang cocok untuk
dikeluhkan. So, hujan berkeluh kesah, panas pun menggerutu. Tampaknya jika kita
dalam posisi seperti ini maka sungguh
menyiksa dan terpuruknya hidup dan kehidupan kita. Saya ingin mengkritik
pribadi saya sendiri, ketika keluh kesah datang, ternyata tidak memberikan penyelesaian
atau mengurangi permasalahan yang ada, justru yang ada suasana hati makin kacau
dan masalah masih utuh, bahkan memburuk karena kondisi hati yang galau tidak
menentu. Dimana awalnya tadi hanya masalah kecil terkait hujan dan panas yang
tidak sesuai dengan keinginan kita.
Mari kita ambil sisi positif, ambil contoh saja ketika kebetulan kita
tinggal di wilayah yang cukup panas dan curah hujan yang sangat rendah, yaitu
daerah gurun pasir. Wilayah ini paling cocok untuk penerapan energi surya
(matahari) untuk membangkitkan listrik bahkan kendaraan bertenaga surya yang
sangat ramah lingkungan. Energi yang dihasilkan dari tenaga surya tersebut
tidak memberi efek samping (hasil buang) yang membahayakan kelestarian
lingkungan dan kesehatan manusia. Apalagi ketika saat ini energi fosil artinya
yang bersumber dari minyak bumi dan batu bara (bahan tambang) jumlahnya makin
terbatas. Walaupun beberapa waktu lalu sempat terjadi harga minyak dunia
menurun, namun hal itu hanya karena di pasaran stoknya melimpah dan juga
dipengaruhi oleh kondisi politik di negara timur tengah yang notabene masih
penghasil terbesar untuk minyak bumi. Sedangkan cadangan minyak bumi yang ada
di seluruh penjuru dunia artinya di sumur-sumur (kilang minyak) yang ada
diprediksi hanya bisa bertahan beberapa ratus tahun saja tidak mencukupi untuk anak
cucu kita kedepannya. Maka energi alternatif dari tenaga surya ini sangat
membantu.
Lain lagi bagi para shabat mungkin saja yang tinggal di daerah dengan
curah hujan yang tinggi, maka untuk bercocok tanam sangat bagus, baik untuk
pertanian, perkebunan, dan hutan yang juga sebagai paru-paru dunia, mampu
membawa keuntungan tersendiri. Bahkan dari sektor perkebunan dan pertanian saja
jika dikelola dengan kombinasi teknologi yang tepat guna dan manajemen yang
bagus dilengkapi distribusi yang lancar maka mampu menjadi pemasok kebutuhan
pangan rakyat dunia. Sehingga, plus minus dari kondisi cuaca masing-masing
daerah yang berbeda ini memiliki pemanfaatan yang optimal.
Bagaimana fakta di lapangan? Misalnya saja di kota Jakarta yang sering
banjir padahal hanya hujan beberapa menit saja sudah membuat jalan-jalan utama
di kota tersebut tergenang air. Apa yang salah dengan hal tersebut? Bisa jadi
tata kelola kota yang kurang bagus, dari sistem drainase, kemudian proses
pembuangan sampah hingga pengolahan limbah (sampah) termasuk juga pembangunan
gedung-gedung pencakar langit yang tidak memenuhi standar tata ruang kota yang
hijau sehingga akhirnya musibah itu kembali kepada pelaku yang juga sekaligus
penghuni di wilayah tersebut.
Sebetulnya masalah tersebut (yaitu masalah banjir di Jakarta) masih
jadi bahan perdebatan dan topik serta isu yang laku keras untuk dijual ketika
menjelang pemilihan gubernur dan wakil gubernur DKI. Dimana contoh ketika
Jokowi berjanji menjadi gubernur DKI waktu itu akan mengatasi masalah banjir di
Jakarta tapi itu hanya omong kosong dengan meninggalkan amanah dan rakus, bisa
juga dikatakan tamak ingin menjadi presiden RI. Sekarang setelah menjadi presiden sampai
artikel milik penulis ini dipublikasikan yaitu bulan oktober, dia menurut saya
belum membawa perubahan dan perbaikan bagi bangsa Indonesia apalagi membawa
kemajuan dan kesejahteraan bagi rakyatnya. Karena sepertinya menurut subjektif
penulis dia memiliki sifat lari dari amanah dan kurang bertanggungjawab, mudah
dipengaruhi pihak di belakang layar artinya kurang tegas, kebijaksanaannya
belum terlihat, contohnya kebijakan pemerintah terkadang justru menyakitkan
dan menyulitkan rakyat kebanyakan (bukan golongan tertentu).
Pro dan kontra pendapat itu sah-sah saja, mau menulis dia hebat itu
juga bebas-bebas saja, sebaliknya mau menulis dia kurang becus jadi presiden
juga kayaknya layak-layak saja toh saat ini Indonesia belum menjadi negara yang
cukup makmur. Nggak usah bukti bahwa rakyatnya masih melarat, silakan temui di
pasar, jalanan, bahkan kota-kota besar sampai ke pelosok desa, tataplah dan rasakan dengan hati
nurani yang jujur sudahkah sebagian rakyat kita hidup dalam kecukupan dan
kelayakan? Mikir dong pemimpin itu....
Tulisan ini berujung pada keluh kesah untuk pemimpin, namun di balik
itu masih optimis akan bangkitnya dan majunya bangsa Indonesia. Dan itu akan
datang sebentar lagi manakala pemimpin
yang ada nantinya adalah muslim yang taat, yang takut sama Allah swt, meneladani
Rasul, insyallah dijamin amanah dan rakyatnya sejahtera. Why not? Karena yang
dicontoh adalah beliau baginda Rasulullah SAW..minimal para shabat beliau
ataupun khulafaur rasyidin. Mampu bertahan dan menjaga agar harapan itu masih
ada adalah sebuah bentuk ikhtiar menatap masa depan bangsa yang gemilang... Bravo
Indonesia, always work harder and smarter.
berikut ini tulisan paragraf teks Discussion tentang pro dan kontra solar energy cocok untuk pembelajaran Bahasa Inggris kelas XII tingkatan SMA/MA:
Solar Energy
The solar energy is cheaper than any other fossil fuel because we can
get the abundant source from the sun. In sunny desert areas, 50% of the sun’s
radiation that reaches the ground could be used to produce electricity for
businesses and industry, to provide heat, light and hot water from homes. Meanwhile,
experimental solar ponds can produce hot water to drive generators.
Unfortunately, we cannot yet power our homes entirely on sunlight. Solar
energy can only be exploited in bright light. Its greatest potential is,
therefore, in hot countries that have clear skies for most of the year.
In addition, to harness the solar power, solar cells are needed to
convert directly into electricity. Solar cells are very cheap to run, but
relatively expensive to buy and many people cannot afford it.
Needless to say, solar energy is a useful and non-polluted source of
energy. Nevertheless, solar cells, the main important device to harness the sun’s
energy are still very expensive.
QUESTIONS
1. “Its greatest potential is, therefore, in hot countries
that have clear skies for most of the year.” The word its refers to..
A. homes
B. solar energy
C. bright light
D. hot countries
E. slear skies
2. what do you call the last paragraph of the text?
A. conclusion
B. recommedation
C. resolution
D. description
E. reorientation
3. The contra arguments can be found in paragraph...
A. one and two
B. one and three
C. four
D. two and three
E. one and four