Showing posts with label pemilu. Show all posts
Showing posts with label pemilu. Show all posts

Tuesday, March 15, 2016

Masih Ragu? Renungkan lagi...

Lahan terbuka seakan perlahan sirna di kawasan perkotaan dan pemukiman padat, hal ini sudah terjadi diawal tahun 2000 di negara kita. Hampir itu sudah menjalar ke pelosok kampung (berlaku di Jawa), sehingga dampak yang semakin jelas adalah persahabatan alam dengan manusia semakin renggang saja, ditambah dengan pencemaran oleh limbah industri. Saya angkat hal ini untuk mengawali kegalauan kondisi lingkungan yang ada, saat ini kondisi ekonomi 2 tahun Jokowi menjadi presiden saya pribadi belum merasakan perubahan yang menuju kualitas ekonomi yang bagus, egois sekali, ternyata kebanyakan teman dan sahabat juga merasakan hal yang sama sehingga kondisi ekonomi secara nasional belum membaik. Apalagi coba? Kondisi stabilitas politik, runyam, mana ada liga reguler sepak bola lenyap (cuma di jaman menteri olagraga saat ini) sebelum-sebelumnya sejak saya lahir tahun 1984 belum pernah terjadi. Hmm, lihat kondisi penurunan akhlak remaja secara umum (kalo ini sih sesuai dengan prediksi atau ciri-ciri akhir zaman), kebanyakan pemuda sekarang lebih suka hura-hura, bermaksiat, bergerombol bukan untuk hal produktif, lihat apa yang terjadi 20 tahun kedepan dimana usia mereka bertambah, dimana kesiapan generasi bangsa ini? Jadi maksud saya adalah ingin menegaskan tanpa ditambah dengan masalah lingkungan, bangsa ini sudah memiliki masalah yang pelik, dimana terkadang rakyat itu tergantung yang memimpin. Nah, kalo yang memimpin bangsa sekarang, maaf, tidak dirasakan manfaatnya sama rakyat bawah ngapain mereka ada. Masih ragu kalo yang ada saat ini kurang profesional mimpin negara dan bangsa ini? Rupiah kapan selevel dengan mata uang asing paling enggak kawasan Asia Tenggara lah, bikin sebelnya itu sebelum jadi  pemimpin seperti sekarang teori visinya berlebihan, kecewa itu tanda cinta lho, saya cinta dengan negara ini, tidak rela hancur perlahan gara-gara pemimpin yang kurang kompeten dan keberpihakan pada ekonomi rakyat masih kecil sekali, renungkanlah wahai yang di istana sana,,,tunjukkan bahwa dulu metode blusukan yang buat pencitraan itu manfaat buat level bangsa dan negara bukan sekadar level kampung.
Masih ragu? Bagi sahabat yang dulu terlanjur memilih yang sekarang ini, renungkan deh, pilihan itu berimbas selama lima tahun, inilah kelemahan demokrasi 1 suara dari 1 orang (yang kurang berpikir dalam memilih) tidak beda jauh dengan 1 suara dari orang yang benar-benar tulus menginginkan perubahan dan kemajuan bangsa. Ingat tidak, jika kemarin memilih hanya ikut-ikutan dan sekarang merasakan kondisi yang sulit. Bukan hanya 1 atau 2 orang yang terkena efeknya, karena ini bukan masalah RT/RW atau kampung, tapi negara yang menyangkut hajat hidup orang banyak, banyak perut yang harus dikasih makan, banyak balita yang butuh asupan gizi, renungkan...
Hati-hati dari kesalahan yang sudah diperbuat, jangan terjebak di lubang yang sama, jelaslah sekarang yang pura-pura membela rakyat yang mana, hari-hari kedepan nantinya banyak momen memilih pemimpin dari berbagai level dari desa hingga negara, jangan terjadi kondisi seperti ini lagi karena terlalu mahal dan beresiko untuk bangsa dan negri ini. Pemimpinku, pemimpin kita bersama, merenung deh, sekali memimpin berbuat yang terbaik bagi negeri dong, kalo orang awam 1 perbuatan salah tidak terlalu berimbas, nah sedangkan pemimpin tidak serius dalam melakukan pekerjaannya sebut saja misal 1 kesalahan maka jutaan penduduk ini akan merasakan dampaknya. Munculkanlah ketulusan dalam menyejahterakan bangsa ini, munculkanlah keadilan di negeri ini KARENA ENGKAULAH PEMIMPINNYA.
Jangan biarkan kami bangsa ini mengenangmu dengan ketidakbecusan engkau, namun tinggalkan kenangan hormat dan bangga kalo pernah memiliki presiden seperti engkau. Keluhan itu muncul karena ketidakpuasan, hal ini muncul bukan tanpa sebab, so terbukalah terhadap kritik, renungkan, tindakan buruk orang biasa tidak terlalu ngefek namun tindakan buruk seorang pemimpin banyak menimbulkan kegaduhan tentunya (seperti suara bising yaitu mengganggu dan tidak enak untuk dinikmati).