Wednesday, March 28, 2018

Unduh Thor Ragnarok, Perseteruan & Musuh Bersama

Bagi pembaca yang sudah menonton Thor Ragnarok 2017 mesti tahu pria ganteng Chris Hemsworth, ia sebagai Thor putra Odin. Ada hal yang sedikit beda dibanding Thor versi sebelumnya yakni potongan rambut si doi. Ia di film Thor tersebut dikisahkan di tawan oleh Grandmaster dan pengikutnya yang ujung-ujungnya rambut panjangnya di potong. Hal yang istimewa lagi adalah tentang kekuatan Thor itu sendiri. Lebih dahsyat ia memiliki kekuatan tersembunyi sebagai putra petir. Ini tampak ketika ia melawan Hulk. Hancurnya palu (hammer) miliknya bukan menjadi sebab bagi dia untuk kehilangan kekuatan. Tidak bergantung pada senjata, akan tetapi sumber kekuatannya justru muncul dari dalam dirinya. Pribadi kuat dengan jiwa heroisme tinggi membuat dicintai rakyatnya. Kakaknya yang bernama Loki kerap membuat masalah dengan dia. Ini soal tahta, juga terkait perseteruan internal keluarga antara kakak beradik. Kerajaan Asgard telah kehilangan rajanya yang bernama Odin, yang tidak lain adalah ayah dari Thor dan Loki. Raja Odin yang telah wafat, membuat tahta Asgard kosong dan membuat rakyat kehilangan pimpinannya. Loki datang menyamar menjadi Odin, ia ahli dalam mengubah bentuk rupa. Hingga si adik datang kembali ke Asgard dan mengacaukan niat jahat Loki, yang ujung-ujungnya perseteruan lama muncul. Ternyata yang ditonjolkan dalam Thor Ragnarok bukan Loki sebagai musuh utama, melainkan Hela, ia adalah putri pertama Odin yang juga haus dengan tahta kekuasaan ayahnya. Ia sangat berambisi menguasai Asgard.
Musuh Bersama, Bersatu Mengalahkannya
Ada sebuah hikmah bagus yakni adanya rujuk, perbaikan hubungan antara Thor dan Loki untuk menghadapi Hela. Kekuatan yang dimiliki Hela sungguh di luar jangkauan Thor dan Loki. Palu yang dimiliki Thor saja mampu di hancur leburkan olehnya. Asgard takluk di tangan Hela. Ia seorang diri mampu menumpas semua tentara dan pengawal serta penjaga yang ada di kerajaan Asgard. Kekuatan yang mematikan dan merusak. Ada seorang penjaga kerajaan yang masih bersembunyi yakni Heimdall, ia mampu berhubungan dan berkomunikasi batin dengan Thor meski dalam jarak yang sangat jauh. Ia juga yang membantu Thor untuk memandu kembali datang ke Asgard untuk bertarung dengan Hela.
Musuh bersama itu adalah Hela. Thor dan Loki bahu membahu melawan Hela, mereka dibantu Heimdall dan rakyat Asgard. Sosok perempuan yang merupakan anggota Valkyrie juga turut bertarung bersama melawan kekuatan Hela. Masih  dalam usaha untuk menumbangkan Hela, Thor meminta Hulk ikut bergabung merapat, mengokohkan dan menguatkan pasukan yang dipimpin oleh Thor. Hingga Thor seorang diri beradu kekuatan melawan Hela, ia mengeluarkan kekuatan tersembunyinya yakni energi besar putra petir. Untuk sesaat usahanya berhasil menghentikan Hela. Namun bukan antagonis utama jika langsung kalah, Hela berhasil bangkit kembali, ia belum tamat. Jalan satu-satunya adalah membangkitkan kembali raksasa api Surtur yang pernah ditaklukan oleh Thor. Yaps, cerita selesai, Asgard hancur bersama tewasnya Hela di tangan Raksasa Surtur. Kerajaan Asgard bolehlah hancur tanpa sisa, namun rakyat Asgard tetap selamat. Selama Asgard masih ada di dalam dada setiap rakyatnya maka ia belum berakhir, secara fisik telah hancur berkeping-keping namun Asgard masih hidup dalam sanubari bangsanya.
Hikmah positif, kekuatan jahat sehebat apapun pasti tumbang dengan bersatu padu mengalahkannya. Filmnya sih boleh tentang fiksi dan dunia superhero Amerika, namun tidak ada salahnya mengambil benang merah yang memberi inspirasi bagi kita yang sedang berjuang mengalahkan pemimpin dzolim. Memaksakan diri untuk mengambil hikmah dari sebuah film yang ditonton. Di negara kita saat ini, ada mukidi polos namun tirani, ia lugu namun sangat bengis dan ambisius, tamak kekuasaan. Negara ini pelan-pelan dibuatnya hancur. Perlahan-lahan namun terasa, negara ini menjadi terseok-seok. Jalan satu-satunya adalah mengalahkan dia di pilpres 2019. Ini bukan hal mustahil untuk dilakukan. Ketika saat ini menjadi oposisi, artinya di luar pemerintahan, bayangkan saja seperti Thor tanpa palu (hammernya) namun masih memiliki kekuatan tersembunyi yang lebih dahsyat dari sekedar berada dalam pemerintahan.
Kesemrawutan dan gonjang ganjing masalah yang ada sudah menjadi bukti dari tidak pronya si mukidi terhadap kesejahteraan rakyat. Bolehlah ia didukung oleh finansial besar dari cukong, ataupun hidden man di negeri ini dengan gerombolan cebongnya dan banteng pendukung. Jangan gentar dan ragu, optimislah, yang muak dengan kinerja mukidi juga tidak sedikit, rakyat yang dikecewakan dengan janji palsunya sangat banyak, maka ia telah menjadi musuh bersama rakyat. Ganti presiden 2019 memang sebuah keharusan demi kebaikan dan masa depan Indonesia yang cerah. Kasihan generasi penerus jika dibebani dengan utang hingga 4000 triliun.
Bahu-membahu, bahkan mengoptimalkan bekas musuh untuk menumbangkan kekuatan mukidi. Siapa bekas musuh itu? Ada. Episode ini semakin menarik apalagi jika musuh bersama tersebut sudah mengalami kepanikan, tinggal kita tetap waspada merapatkan barisan, merajut kembali kekuatan ukhuwah dan tingkatkan kualitas ruhiyah. Sejarah besar sudah terjadi pada momen 212, maka keajaiban dari sebuah persatuan itu akan kita saksikan bersama di pilpres 2019. Ketidakadilan itu pasti ditumbangkan, diganti dengan penegakkan keadilan yang membawa kesejahteraan dan kemakmuran bersama. Tidak perlu takut dengan ancaman musuh saat ini, biarkan intimidasi dan ancaman menguap hilang, tak goyah sedikitpun untuk tetap saling bergandengan tangan. Umat Islam harus meyakini bahwa kesempurnaan ajaran Islam itu tidak diragukan lagi, politik Islam itu ada sebagaimana adanya ekonomi syariah, karena Islam itu negara dan pemerintahan.Cakupannya sudah sesuai dengan kebutuhan manusia baik itu sejak era nabi Nuh hingga manusia terakhir yang hidup di bumi. Umat Islam harus percaya diri dengan Islam, so muliakanlah diri kita sebagai muslim dengan menjadi muslim yang taat. Saat ini butuh persatuan umat dalam bidang politik demi melawan tirani dan kesewenang-wenangan. Memiliki cara pandang, mindset (fikroh) yang benar. Salam jihad politik untuk tumbangkan pemimpin tirani! Semangat menyongsong pilpres 2019, presiden baru.
Unduh film Thor Ragnarok pada link berikut:

Related Posts:

87 comments:

  1. Malin Kundang

    Onece upon a time, there lived a fisherman with his family in the coastal area of West Sumatra. That little family consist of the fisherman, his wife and his son. The name of his son was Malin Kundang. They have lived in poverty for a long time. One day the fisherman decided to sail to a new world hoping that he will find his fortune and change the life of his family. Months passed by but there was no news from the fisherman and after more than a year the fisherman was still not returning to his hometown.

    With the help of Malin Kundang, his mother started to work in order to fulfill their daily need. Luckily, Malin Kundang was a smart and diligent boy so he always try to lighten the burden of his mother. But he was also a bit naughty. There was once a day where Malin was chasing a chicken and he accidentally stumbled on a rock and he injured his right arm leaving a permanent scratch mark on it.

    When he was older, he decided to be a ship’s crew so that he can sail to a new place and find his fortune so he can make her mother happy with his wealth that he earned from his trip. He got this idea when he saw a ship captain that was once a poor man now had became a very wealthy man after he came back from his trip. When he had made up his mind, he told his mother about his plan. His mother disagree with his idea, but Malin kept forcing his mother to allow him to go. Finally his mother gave him her permission.

    The next day, after preparing for some supplies, Malin and his mother went to the pier where the ship was waiting for him. He said good bye to his mother and his mother told him to never forget her and to return when he had became a successful man. She let Malin go with tears in her eyes. They waved their hand to each other as the ship moved away from the pier until it couldn’t be seen anymore.

    Malin Kundang spent his time on the ship learning about sailorship from some senior ship’s crew. Unfortunately, the ship was attacked by pirates in the middle of the sea. All merchandise on the ship was raided by the pirates. The pirates also killed most of the ship’s crew. Malin Kundang was safe because during the attack, he hid in a small secret chamber of the ship. When the pirates had acquired all valuable stuff from the ship, they went away and left the ship to sink.

    The ship was drifted to the shore. Malin Kundang was the only survivor from the ship. He was so tired but he forced himself to walk and search for the nearest village. When he arrived at the nearest village, the villagers helped him and give him some food and water. After that, Malin Kundang told them the story about the ship and the pirates. The villagers took pity on him so they helped him to start a live in their village.

    ReplyDelete
  2. The soil in the village was very fertile so Malin Kundang decided to start his own farm. He worked diligently on his farm every day. Day by day he became even more wealthy. With knowledge that he acquired during his time on his old ship, he started to buy some ship and build his own fleet with more than 100 employee. As soon as he became a rich man, he wedded a very beautiful girl in the village.

    The story of Malin Kundang who had became a wealthy man spread across the ocean until it was heard by his mother in his hometown. His mother was so happy and grateful to hear the news that her son had became a successful man. Ever since she heard the news, Malin Kundang’s mother went to the pier every day hoping that she can see it right away when Malin Kundang returned to the village. But, Malin Kundang was never showed up.

    Years have passed since the first time the news reach Malin Kundang’s hometown. One day, Malin and his wife decided to go on a sea voyage with their large and beautiful ship. One of the place that they visited was Malin’s hometown. Malin Kundang’s mother who kept showing up at the pier every day quickly recognized her son who was standing on the ship’s deck with a beautiful woman. She became even more certain that it was Malin Kundang when she saw the scratch mark on his right arm.

    Malin Kundang’s mother run toward Malin Kundang and hug him. “Malin Kundang, my son, I miss you so much, why didn’t you sent any news all this time? I’ve been waiting for you” she said. Instead of hugging his mother, Malin Kundang pushed the old woman backward until she fell to the ground. “Who are you?” said Malin Kundang pretending that he didn’t recognize his mother, “I don’t know you!” he yelled at her. “I’m your mother Malin, have you forgotten me, son?” asked his mother. “Is this really your mother Malin?” asked his wife. “No, absolutely not. She was just a beggar who pretended to be my mother so she can get my treasure” he said. Malin Kundang’s mother was very angry to hear what he said, she raised her hand and pray to God, “Oh god, my heart was so hurt, if he really is my son, i cursed him into a stone” she said. Not long after that, a storm came and destroyed Malin’s ship, after that Malin Kundang’s body slowly turned into coral.

    ReplyDelete
  3. Malin Kundang

    Pada suatu masa, hiduplah seorang nelayan bersama dengan keluarganya di daerah pesisir Sumatera Barat. Keluarga kecil itu terdiri dari si nelayan, istrinya dan anak laki-laki nya. Nama anak laki-laki itu adalah Malin Kundang. Mereka telah lama hidup dalam kemiskinan. Suatu hari si nelayan memutuskan untuk berlayar ke dunia baru berharap dia akan menemukan keberuntungannya dan merubah kehidupan keluarganya. Bulan-bulan telah berlalu namun tidak ada berita dari si nelayan dan setelah lebih dari satu tahun si nelayan belum juga kembali ke kampung halamannya.

    Dengan bantuan Malin Kundang, ibu nya mulai bekerja demi memenuhi kebutuhan mereka sehari-hari. Untungnya, Malin Kundang adalah seorang anak yang pandai dan rajin sehingga dia selalu berusaha untuk meringankan beban ibu nya. Namun dia juga sedikit nakal. Pernah suatu hari dimana Malin sedang mengejar seekor ayam dan dia secara tidak sengaja tersandung batu dan dia melukai lengan kanan nya dan meninggalkan bekas luka yang permanen di sana.

    Ketika dia telah tumbuh dewasa, dia memutuskan untuk menjadi awak kapal sehingga dia bisa berlayar ke tempat yang baru dan menemukan keberuntungannya agar dia bisa membahagiakan ibunya dengan kekayaan yang dia peroleh dari perjalanannya itu. Dia mendapatkan ide ini ketika dia melihat seorang kapten kapal yang dulunya adalah seorang pria miskin sekarang telah menjadi orang yang sangat kaya setelah dia kembali dari perjalanannya. Ketika dia telah yakin dengan keputusannya, dia mengatakan rencananya kepada ibu nya. Ibu nya tidak setuju dengan ide itu, namun Malin tetap memaksa ibu nya untuk mengijinkannya pergi. Akhirnya ibu nya memberikan ijin kepadanya.

    Keesokan hari nya, setelah menyiapkan beberapa bekal, Malin dan ibu nya pergi ke dermaga dimana sebuah kapal telah menunggu nya. Dia mengucapkan selamat tinggal pada ibu nya dan ibu nya berpesan kepadanya untuk tidak pernah melupakan nya dan memintanya kembali ketika dia telah menjadi orang yang sukses. Dia melepaskan kepergian Malin dengan air mata di matanya. Mereka saling melambaikan tangan disaat kapal mulai bergerak menjauh dari dermaga hingga itu tidak dapat dilihat lagi.

    ReplyDelete
  4. Malin Kundang menghabiskan waktu nya di atas kapal dengan belajar tentang pelayaran pada beberapa awak kapal yang lebih berpengalaman. Sungguh sial, kapal itu diserang oleh bajak laut di tengah laut. Semua barang dagangan di atas kapal di rampas oleh bajak laut itu. Bajak laut itu juga membunuh sebagian besar awak kapal. Malin Kundang selamat karena selama penyerangan itu, dia bersembunyi di dalam sebuah ruangan rahasia kecil di kapal itu. Ketika si bajak laut telah mendapatkan semua barang berharga dari kapal itu, mereka pergi dan meninggalkan kapal itu begitu saja.

    Kapal itu hanyut ke pantai. Malin Kundang adalah satu-satu nya orang yang selamat dari kapal itu. Dia sangat kelelahan namun dia memaksakan dirinya untuk berjalan dan mencari desa terdekat. Ketika dia sampai di desa terdekat, penduduk desa membantunya dan memberinya sedikit makanan dan air. Setelah itu, Malin Kundang menceritakan pada mereka cerita tentang kapal dan bajak laut itu. Penduduk desa merasa kasihan kepadanya sehingga mereka membantunya untuk memulai kehidupan di desa mereka.

    Tanah di desa tersebut sangat subur sehingga Malin Kundang memutuskan untuk memulai pertaniannya sendiri. Dia bekerja dengan rajin di kebunnya setiap hari. Hari demi hari dia menjadi semakin kaya. Dengan pengetahuan yang dia dapat selama dia berada di kapal lamanya, dia mulai membeli beberapa kapal dan membangun armada nya sendiri dengan lebih dari 100 pekerja. Segera setelah dia menjadi pria kaya, dia menikahi seorang gadis yang sangat cantik di desa nya.

    Cerita tentang Malin Kundang yang telah menjadi pria kaya menyebar melintasi samudera hingga itu terdengar oleh ibu nya di kampung. Ibu nya sangat gembira dan bersyukur mendengar berita bahwa anak laki-laki nya telah menjadi seorang yang sukses. Semenjak dia mendengar berita itu, ibu Malin Kundang pergi ke dermaga setiap hari berharap bahwa dia akan bisa langsung melihatnya ketika Malin Kundang kembali ke kampung halaman. Namun, Malin Kundang tidak pernah muncul.

    Tahun-tahun telah berlalu sejak berita itu pertama kali sampai ke kampung halaman Malin Kundang. Suatu hari, Malin dan istrinya memutuskan untuk pergi dalam sebuah pelayaran laut dengan kapal mereka yang besar dan cantik. Salah satu tempat yang mereka kunjungi adalah kampung halaman Malin. Ibu Malin Kundang yang terus datang ke dermaga setiap hari dengan segera mengenali anak nya yang sedang berdiri di geladak kapal bersama seorang wanita cantik. Dia menjadi semakin yakin bahwa itu adalah Malin Kundang ketika dia melihat tanda bekas luka di lengan kanan nya.

    Ibu Malin Kundang berlari kearah Malin Kundang dan memeluknya. “Malin Kundang, anak ku, aku sangat merindukanmu, mengapa kau tidak mengirim berita selama ini? Aku telah menunggumu” kata nya. Bukannya memeluk ibunya, Malin Kundang mendorong wanita tua itu kebelakang hingga dia jatuh ke tanah. “Siapa kau?” kata Malin Kundang berpura pura bahwa dia tidak mengenali ibu nya, “Aku tak mengenalmu!” dia berteriak padanya. “Aku ibu mu Malin, apakah kau telah melupakanku, nak?” tanya ibunya. “Apakah ini benar-benar ibu mu Malin?” tanya istrinya. “Tidak, tentu saja tidak. Dia hanyalah seorang pengemis yang berpura-pura menjadi ibuku agar dia bisa mendapatkan hartaku” kata nya. Ibu Malin Kundang sangat marah mendengar yang dia katakan, dia pun mengangkat tangannya dan berdoa pada Tuhan, “Oh Tuhan, hatiku sangat sakit, jika dia benar adalah anakku, aku kutuk dia menjadi batu” kata nya. Tak lama setelah itu, badai datang dan menghancurkan kapal milik Malin, setelah itu tubuh Malin Kundang perlahan berubah menjadi batu karang.

    ReplyDelete
  5. Golden Snail

    Long long time ago, there lived two princess in a big kingdom in Java. Their name were Dewi Galuh and Candra Kirana. They have an opposite personality. Candra Kirana was beautiful and kind while Dewi Galuh was evil and envious. They were never really close to each other because every time Candra Kirana have something, Dewi Galuh will always try to find a way to make it hers.

    One day, Candra Kirana was engaged with the crown prince of Kahuripan kingdom named Raden Inu Kertapati. He was a wise, handsome, brave, kind and talented man. A lot of woman in his kingdom adored him. Dewi Galuh was very jealous of Candra Kirana because Dewi Galuh had crush on Raden Inu Kertapati. She started to use her cunning mind to find a way to get rid of Candra Kirana from him.

    Dewi Galuh finally decided to use the help of the great witch to curse Candra Kirana. The witch agreed to help her but she also told her that her magic had a weakness. One day, when Candra Kirana was walking at the beach the witch showed up in front of her. The witch started to cast her spell toward Candra Kirana and turn her into a golden snail. The witch then picked the golden snail up and throw it into the ocean. Before that, the witch told the golden snail that she will be able to return to her original form when she met her true love.

    One day an old lady was walking at the beach. She saw the golden snail from distance. She decided to approach it because it was beautiful. She thought that it would be a good pet for her. After that, she picked it up and brought it home. She put the golden snail in a water jar.

    The next day, when she woke up in the morning, she found a lot of food were served on the table. She tasted it and it turned out to be very delicious. She was very hungry so she didn’t think to much about where did the food came from even though she was actually surprised. When she had finished her breakfast, the old lady went out to look for some fish and she returned on the afternoon.

    Every day when the old lady woke up, the same thing happened over and over again. So many delicious food were served on the table. After a couple of days, she decided to find out who the person behind all this decent food on her table every day. One morning, she pretended to went out as she used to do but she didn’t really go. She hid at her backyard and wait for a couple of minutes. After that she took a peek inside through the window.

    ReplyDelete
  6. She saw the golden snail turned into a beautiful lady, she also watched her cooking and cleaning the house. The old lady walked back to her house and surprised Candra Kirana. “Who are you my dear” said the old lady. “I’m Candra Kirana, I was a princess of Daha kingdom” said Candra Kirana. “What happened to you?” asked the old lady. “I was cursed by an evil witch sent by my sister, because my sister was envy to me.” Candra Kirana replied to the old lady question. After that Candra Kirana turned back into the golden snail.

    Meanwhile at the palace, Raden Inu Kertapati was doing everything that he can to find Candra Kirana. He finally decided to disguise himself as an ordinary villager so he can continue the search by himself. He walked from one house to another trying to talk to the villagers and collecting information about his beloved fiancee. No one gave him a valuable information about it. So he continued the search to another village.

    One day, Raden Inu Kertapati was very tired and thirsty. He saw a small hut and decided to go there. He knocked the door several times until finally someone opened the door. He was very surprised to see that the person who opened the door was his beloved fiancee, Candra Kirana. They were very happy. The curse broke forever because Candra Kirana finally met her true love. Candra Kirana told him everything. They decided to went back to the palace along with the old lady.

    At the palace, Candra Kirana told the whole story to her father, the King. The king summoned Dewi Galuh to the main hall. When she showed up in the main hall, she saw Candra Kirana and Raden Inu Kertapati was standing next to her father. She realized that her father knew what she did to her sister the moment she entered the room, so she run away from the palace into the forest. Unfortunately she felt into a cliff.

    A couple weeks after that, Raden Inu Kertapati and Candra Kirana got married. The King celebrate it by helding a big wedding party. Everybody in their kingdom was invited. After that, they live happily ever after.

    ReplyDelete
  7. Keong Mas

    Pada jaman dahulu kala, hiduplah dua orang puteri di sebuah kerajaan yang besar di Jawa. Nama mereka adalah Dewi Galuh dan Candra Kirana. Mereka memiliki kepribadian yang bertolak belakang. Candra Kirana itu cantik dan baik sementara Dewi Galuh itu jahat dan iri hati. Mereka tidak pernah benar-benar dekat satu sama lainnya karena setiap kali Candra Kirana memiliki sesuatu, Dewi Galuh akan selalu mencoba mencari cara untuk membuat itu menjadi miliknya.

    Suatu hari, Candra Kirana bertunangan dengan putra mahkota karajaan Kahuripan yang bernama Raden Inu Kertapati. Dia adalah seorang yang bijak, tampan, pemberani, baik dan berbakat. Banyak wanita di kerajaan nya mengagumi nya. Dewi Galuh sangat cemburu pada Candra Kirana karena Dewi Galuh menyukai Raden Inu Kertapati. Dia mulai menggunakan pikiran liciknya untuk mencari cara menyingkirkan Candra Kirana dari nya.

    Dewi Galuh akhirnya memutuskan untuk menggunakan bantuan penyihir besar untuk mengutuk Candra Kirana. Penyihir itu setuju untuk membantu nya namun dia juga mengatakan pada Dewi Galuh bahwa sihir nya memiliki kelemahan. Suatu hari saat Candra Kirana sedang berjalan di pantai, penyihir itu muncul dihadapannya. Penyihir itu mulai melemparkan mantra nya kearah Candra Kirana dan merubahnya menjadi seekor keong mas. Penyihir itu kemudian mengangkat keong mas dan membuang nya ke lautan. Sebelum itu, penyihir itu mengatakan pada keong mas bahwa dia akan bisa berubah kembali ke bentuk asli nya ketika dia bertemu cinta sejatinya.

    Suatu hari seorang wanita tua sedang berjalan di pantai. Dia melihat keong mas itu dari kejauhan. Dia memutuskan untuk mendekati nya karena itu sangat cantik. Dia berfikir bahwa itu akan menjadi peliharaan yang bagus untuknya. Setelah itu, dia mangambil nya dan membawanya pulang. Dia meletakkan keong mas itu dalam sebuah tempat air.

    Keesokan harinya ketika dia terbangun di pagi hari, dia menemukan begitu banyak makanan telah tersedia di atas meja. Dia mencicipi nya dan ternyata itu sangat lezat. Dia sangat lapar hingga dia tidak berpikir terlalu jauh tentang dari mana makanan tersebut berasal meski sebenarnya dia sangat terkejut. Ketika telah selesai sarapan, wanita tua itu pergi ke luar untuk mencari ikan dan dia kembali pada sore hari.

    Setiap hari ketika sang wanita tua itu terbangun, hal yang sama terjadi lagi dan lagi. Begitu banyak makanan lezat telah tersedia di meja. Setelah beberapa hari, dia memutuskan untuk mencari tau siapa orang dibalik semua makanan enak yang ada di meja nya setiap hari. Pada suatu pagi, dia berpura-pura pergi ke luar seperti yang biasanya dia lakukan namun dia tidak benar-benar pergi. Dia bersembunyi di halaman belakang rumahnya dan menunggu beberapa menit. Setelah itu dia mengintip ke dalam melalui jendela.

    ReplyDelete
  8. Dia melihat keong mas itu berubah menjadi seorang wanita yang cantik, dia juga melihat nya memasak dan membersihkan rumah. Wanita tua itu berjalan kembali ke rumah nya dan mengejutkan Candra Kirana. “Siapakah engkau anakku?” kata wanita tua itu. “Aku Candra Kirana, aku adalah putri kerajaan Daha” kata Candra kirana. “Apa yang terjadi padamu?” tanya wanita tua itu. “Aku dikutuk oleh seorang penyihir jahat yang dikirim oleh saudariku, karena saudari ku iri kepadaku.” ujar Candra Kirana menjawad pertanyaan wanita tua itu. Setelah itu Candra Kirana berubah kembali menjadi keong mas.

    Sementara itu di istana, Raden Inu Kertapati sedang melakukan segala yang dia bisa untuk menemukan Candra Kirana. Dia akhirnya memutuskan untuk menyamar sebagai seorang penduduk desa biasa sehingga dia dapat melanjutkan pencarian itu sendiri. Dia berjalan dari satu rumah ke rumah lainnya berusaha berbicara dengan penduduk desa dan mengumpulkan informasi tentang tunangan tercintanya. Tidak ada satupun yang memberinya informasi berharga tentang itu. Jadi dia melanjutkan pencariannya ke desa lain.

    Suatu hari, Raden Inu Kertapati sangat lelah dan haus. Dia melihat sebuah pondok kecil dan memutuskan untuk pergi ke sana. Dia mengetuk pintu beberapa kali hingga akhirnya seseorang membukakan pintu. Dia sangat terkejut melihat orang yang membukakan pintu itu adalah tunangan tercintanya, Candra Kirana. Mereka sangat bahagia. Kutukan itu hilang selamanya karena Candra Kirana akhirnya bertemu cinta sejatinya. Candra Kirana menceritakan padanya semuanya. Mereka memutuskan untuk kembali ke istana bersama dengan sang wanita tua.

    Di istana, Candra Kirana menceritakan keseluruhan cerita pada ayahnya, sang raja. Raja pun memanggil Dewi Galuh ke ruang utama. Ketika dia muncul di ruang utama, Dewi Galuh melihat Candra Kirana dan Raden Inu Kertapati sedang berdiri di sebelah ayahnya. Dia menyadari bahwa ayahnya tau apa yang dia lakukan pada saudari nya pada saat dia memasuki ruangan itu, jadi dia melarikan diri dari istana menuju hutan. Sungguh sial dia terjatuh ke jurang.

    Beberapa minggu setelah itu, Raden Inu Kertapati dan Candra Kirana menikah. Raja merayakan itu dengan mengadakan pesta pernikahan yang besar. Semua orang di kerajaan tersebut diundang. Setelah itu, mereka hidup bahagia selamanya.

    ReplyDelete
  9. Timun Mas

    Once upon a time, there lived an old widow. Her name was mbok Sirni. She lived by herself for years since her husband had passed away many years ago. She was very lonely and she expected a child in her life. She kept praying to God every day for her dream and she believed that miracle would happened to those who had hope in their heart.

    One night, a giant came into her dream. The giant told her to go into the jungle where she usually collected firewood. The giant also told her that she would find the answer of her dream in that place. When she woke up in the morning, she decided to follow the instruction in her dream.

    Mbok Sirni went to the jungle in the morning and headed to the direction that the giant told her in her dream. When she arrived in the location she saw a huge golden cucumber laying on the ground. She was about to take the golden cucumber when suddenly a giant showed up in front of her. It was the giant that she saw in her dream. She was really afraid when she saw the giant and she said, “please, don’t eat me Giant”.

    The Giant laughed to hear mbok Sirni’s statement. The giant said “I’m not here to eat you old woman. I am here to grant you your wish”. “My wish, what do you mean Giant?” asked mbok Sirni to the giant. “You said that you wanted a child, didn’t you?” said the giant. “Yes, that’s true” said mbok Sirni. “Well, if you really want to have a child, take this golden cucumber with you. You will find a baby inside it. You can keep the child with you but one day, you have to bring the child to me so I can eat it.” Said the giant. Mbok Sirni agree to the giant offer because she had been waiting for so long to have a child and she thought that this was the only way to achieve it.

    Mbok Sirni brought the golden cucumber back to her house. She cut it open and she found that there was a baby girl inside it. The baby was very pretty. Mbok Sirni was very happy that she finally had a child. She named the baby “Timun Mas” as the baby was from a golden cucumber. Drowned in her happiness, she forgot her promise to the giant.

    The years went by and Timun Mas had grown into a beautiful, smart and kind young lady. Mbok Sirni was very proud of what Timun Mas had become. Their life was so complete until one night the giant showed up in mbok Sirni’s dream again. The giant remind her that he would come to their house next week. The giant also told her to prepare her child to be his food.

    Ever since that night, mbok Sirni was uneasy. She was so afraid of losing her child, but she also realized that this was all her mistake when she made the promise to the giant. She finally decided to tell Timun Mas about the problem. Timun Mas was so shocked to find out the truth. She refused to go with the giant because she wanted to stay with her mother. After discussing the problem, they decided to ask for a help from an ascetic who lived in a mountain.

    ReplyDelete
  10. The next day, they went to the mountain where the ascetic lived. They started the journey in the morning and they managed to arrive in the place by the afternoon. It was a huge cave and they entered it. The ascetic man greet them and asked their purpose to come into that place. Mbok Sirni explained everything to the ascetic man and she asked for his help. The ascetic man asked them to wait and he walked into his secret chamber.

    When the ascetic man went out from his secret chamber, he brought four small bundles made of banana leaves in his hand. He gave it to mbok Sirni and Timun Mas. He told them that each of the bundle contain different thing such as: cucumber seed, needle, salt and shrimp paste (terasi). He also told Timun Mas to bring it with her when the giant came to take her, and if the giant tried to chase her, Timun Mas had to throw the bundle one by one toward the giant. After that they thanked the ascetic man and went back to their house.

    Timun Mas and mbok Sirni waited for the day when the giant would come to their house, but this time they were not afraid anymore because they already had a weapon to fight the giant. After a couple of day, the giant came to their house. Mbok Sirni came out of the house and face the giant. She asked the giant to release Timun Mas from their agreement, but the giant refused. Mbok Sirni called Timun Mas and asked her to come out of the house. Timun Mas introduced herself and stood up in front of the giant.

    When the giant saw Timun Mas, his hunger get even worse. He was about to grab Timun Mas with his hand when Timun Mas suddenly dodged and run away from him. The giant start chasing Timun Mas, but Timun Mas was very agile so she can buy some distance between them.

    After a couple of minutes, Timun Mas started to be tired and the giant started to catch up. She decided to open the first bundle, and the content was cucumber seed. She throwed the bundle toward the giant and suddenly the jungle turned into a large field of cucumber tree. In instant the cucumber tree grew around the giant body and bind him. It stopped the giant for a while and Timun Mas managed keep the distance between them. But it wasn’t long until the giant managed to get out of the trap and chased Timun Mas again.

    Timun Mas opened the second bundle and throw it toward the giant when she realized that the giant was so close. It turned out that the second bundle contained some magic needles that grow into a large field of bamboo tree. The bamboo tree stabbed the giant’s foot so it bleed, but the giant managed to get out of the trap for the second time.

    Timun Mas was so surprised to see the giant get out of the trap easily, so she decided to open the third bundle and throw it toward the giant. The third bundle contained salt that magically turned the field into a vast and deep ocean. For the third time, the giant managed to swim across the ocean easily. Timun Mas became more nervous this time, because there was only one remaining weapon in her hand, and it was the last bundle which contained shrimp paste (terasi). With her remaining energy, she threw the last bundle toward the giant and in instant the land turned into flaming lava and the giant was drowned in it and died.

    Timun Mas was so relief that she finally free from the Giant who wanted to consume her. She went back home to her mother who was waiting for her to return home safely. They were so happy and they prayed to God to show their gratitude. Finally, Timun Mas and mbok Sirni live happily ever after.

    ReplyDelete
  11. Timun Mas

    Pada suatu masa, hiduplah seorang janda tua. Namanya adalah mbok Sirni. Dia tinggal sendirian selama bertahun-tahun semenjak suami nya meninggal dunia bertahun-tahun yang lalu. Dia sangat kesepian dan dia mengharapkan seorang anak dalam hidupnya. Dia terus berdoa pada tuhan setiap hari untuk mimpinya ini dan dia percaya bahwa keajaiban akan terjadi pada mereka yang memiliki harapan di dalam hatinya.

    Suatu malam, seorang raksasa datang kedalam mimpinya. Raksasa itu menyuruhnya untuk pergi kedalam hutan dimana dia biasanya mengumpulkan kayu bakar. Raksasa itu juga mengatakan padanya bahwa dia akan menemukan jawaban dari mimpinya di tempat itu. Ketika dia bangun di pagi hari, dia memutuskan untuk mengikuti petunjuk dalam mimpinya.

    Mbok Sirni pergi ke hutan di pagi hari dan berjalan kearah yang diberitahukan oleh sang raksasa di dalam mimpinya. Ketika dia tiba di lokasi itu dia melihat sebuah timun berwarna emas yang sangat besar tergeletak di atas tanah. Dia baru saja akan mengambil timun emas itu ketika tiba-tiba seorang raksasa muncul di hadapannya. Itu adalah raksasa yang dia lihat dalam mimpinya. Dia sangat ketakutan ketika dia melihat sang raksasa dan dia berkata, “tolong, jangan makan aku raksasa”.

    Raksasa itu tertawa mendengar pernyataan mbok Sirni. Raksasa itu berkata “Aku di sini bukan untuk memakanmu wanita tua. Aku di sini untuk mengabulkan permintaanmu”. “Permintaanku, apa maksudmu wahai raksasa?” tanya mbok Sirni kepada sang raksasa. “Kamu bilang bahwa kamu menginginkan seorang anak, ya kan?” kata raksasa itu. “Ya, itu benar” kata mbok Sirni. “Baiklah, jika kamu benar-benar ingin memiliki seorang anak, bawalah timun emas ini bersamamu. Kamu akan menemukan seorang bayi di dalam nya. Kamu bisa merawat anak itu bersamamu namun suatu hari, kamu harus membawa anak itu padaku agar aku bisa memakannya.” Kata raksasa itu. Mbok Sirni setuju dengan penawaran sang raksasa karena dia telah menunggu begitu lama untuk memiliki anak dan dia pikir bahwa ini adalah satu-satu nya cara untuk mencapai itu.

    Mbok Sirni membawa pulang timun emas itu ke rumah nya. Dia membelahnya dan dia menemukan bahwa ada seorang bayi perempuan di dalamnya. Bayi itu sangat cantik. Mbok Sirni sangat bahagia karena pada akhirnya memiliki seorang anak. Dia menamai anak itu “Timun Mas” karena bayi itu berasal dari sebuah timun berwarna emas. Tenggelam dalam kebahagiaannya, dia lupa akan janji nya pada sang raksasa.

    Tahun-tahun berlalu dan Timun Mas telah tumbuh menjadi gadis muda yang cantik, pandai dan baik. Mbok Sirni sangat bangga akan perkembangan Timun Mas. Hidup mereka sangat lengkap hingga pada suatu malam sang raksasa muncul lagi dalam mimpi mbok Sirni. Raksasa itu mengingatkannya bahwa dia akan datang ke rumah mereka minggu depan. Raksasa itu juga mengatakan padanya untuk menyiapkan anak itu sebagai makanannya.

    ReplyDelete
  12. Semenjak malam itu, mbok Sirni menjadi gelisah. Dia sangat takut kehilangan anak nya, namun dia juga menyadari bahwa ini semua merupakan kesalahannya ketika dia membuat janji pada sang raksasa. Dia akhirnya memutuskan untuk memberitahukan masalah itu pada Timun Mas. Timun Mas sangat terkejut saat mengetahui kebenaran itu. Dia menolak untuk ikut dengan sang raksasa karena dia ingin tetap tinggal bersama dengan ibu nya. Setelah mendiskusikan masalah itu, mereka memutuskan untuk meminta bantuan dari seorang pertapa yang tinggal di sebuah gunung.

    Keesokan hari nya, mereka pergi ke gunung dimana pertapa itu tinggal. Mereka memulai perjalanan di pagi hari dan mereka berhasil tiba di tempat itu pada sore hari. Tempat itu adalah sebuah gua yang besar dan mereka memasuki nya. Pertapa itu menyapa mereka dan menanyakan tujuan mereka datang ke tempat itu. Mbok Sirni menjelaskan semua nya pada sang pertapa dan dia meminta bantuan pertapa itu. Pertapa itu meminta mereka untuk menunggu dan dia berjalan memasuki kamar rahasia nya.

    Saat pertapa itu keluar dari ruangan rahasia nya, dia membawa empat bungkusan kecil terbuat dari daun pisang di tangannya. Dia memberikan itu pada mbok Sirni dan Timun Mas. Dia memberitahu mereka bahwa masing-masing bungkusan itu berisikan hal yang berbeda-beda seperti: biji timun, jarum, garam dan terasi. Dia juga menyuruh Timun Mas untuk membawa bungkusan itu bersamanya ketika sang raksasa tiba untuk mengambilnya, dan jika sang raksasa mencoba mengejarnya, Timun Mas harus melemparkan bungkusan itu satu per satu kearah sang raksasa. Setelah itu mereke berterimakasih pada sang pertapa dan kembali ke rumah mereka.

    ReplyDelete

  13. Timun Mas sangat terkejut melihat sang raksasa bisa keluar dari jebakan dengan mudah nya, jadi dia memutuskan untuk membuka bungkusan ketiga dan melemparkannya kearah sang raksasa. Bungkusan ketiga ini berisi garam yang secara ajaib merubah ladang itu menjadi lautan yang dalam dan luas. Untuk ketiga kali nya, sang raksasa berhasil berenang menyebrangi lautan dengan mudah. Timun Mas menjadi semakin gugup saat ini, karena hanya tersisa satu senjata di tangannya, dan itu adalah bungkusan terakhir yang berisi terasi. Dengan tenaga nya yang tersisa, dia melemparkan bungkusan terakhir kearah sang raksasa dan dalam sekejap tanah di tempat itu berubah menjadi lahar panas yang menyala dan sang raksasa tenggelam di dalamnya dan mati.

    Timun Mas sangat lega karena dia akhirnya terbebas dari sang raksasa yang ingin memakannya. Dia pulang kerumah kepada ibu nya yang telah menunggu nya pulang dengan selamat. Mereka sangat bahagia dan mereka berdoa pada tuhan untuk menunjukkan rasa bersyukur mereka. Akhirnya, Timun Mas dan mbok Sirni hidup bahagia selamanya.

    ReplyDelete
  14. Sarip Tambak Oso
    Long long time ago, during the colonial age in Indonesia, there lived a man by the name Sarip in Tambak Oso village. He lived there with his mother and his brother, Mualim. His father had passed away when he was a kid. His father was a master of martial art who possesed a supernatural power. Before his death, Sarip's father gave him a piece of red clay that he called as "Lemah Abang" in Javanese language, and he asked Sarip and his mother to eat the red clay. The clay was a magical object that allowed Sarip to link his soul to his mother soul, this way, Sarip would never be dead as long as his mother stayed alive although he was killed a thousand times a day.
    The village was divided into two parts separated by a river, each part was guarded by a skillful fighter. The east side of the river was called Wetan Kali and it was guarded by Sarip and the west part of the river was called Kulon Kali and it was guarded by Paidi, a man with an excellent skill in fighting who possesed an heirloom that he called as Jagang Baceman. They respected each other teritories and never tried to disturb each other business.
    Sarip and his family were oppressed by the colonial government and its cronies. This condition had forged him to be a strong-looking and impatient man, but he was always cared to the sufferings of the people in his village. He also loved his mother so much and he always wanted to make a better life for his mother and that was the reason why he decided to leave his mother alone and went to Gedangan village in order to try his fortune.
    A year after Sarip left the village, his mother decided to allow his uncle, Ridwan, to manage a pond that Sarip's father left for him because she was unable to do it by herself. His uncle was supposed to pay the tax of the pond to the colonial government and also share a few of the profit to Sarip's mother, but he didn't do it. Mr. Ridwan turned out to be a cunning person who wanted to claim the pond along with its profit for himself. He didn't even lend any money to Sarip's mother to pay the tax to the colonial government.

    ReplyDelete
  15. The colonial government sent the village chief to collect the tax from Sarip's mother because she didn't pay it until it was over the due date. When the chief arrived at Sarip's house, Sarip's mother told the village chief that she didn't have any money to pay the tax. The chief got angry when he heard that, so he threatened to hurt her. She begged for additional time but the village chief didn't want to hear any reason from her. The village chief slapped Sarip's mother on the cheek and she fell to the ground. Unexpectedly, Sarip was just returned to his village and he saw the incident. He ran toward the village chief and kicked his chest and the chief fell to the ground. Sarip didn't stop right there, he jumped on the village chief body and punch him repeatedly until the village chief stopped breathing.
    Sarip helped his mother to stand up and brought her to their house. His mother cried and told him everything, including the story about his cunning uncle. Sarip got mad to hear the story, but he realized that he had to go from the village, because he was a fugitive at that moment for what he did to the village chief. So he told his mother to stay at home and he explained that he had to go for a while so the authorities couldn't catch him. He gave his mother some money before he left the village and he said good bye to his mother. When he was on the run, Sarip assembled a group consist of his loyal friends. Together, they rob some house of colonial government agent and its cronies, after that they share the spoils to the poor. The colonial government started to be uneasy of the condition, so they sent some skillful fighter to beat Sarip Tambak Oso but no one managed to do that.
    After a couple of month on the run, Sarip decided to go back to his hometown. When he arrived at his village, he went to his uncle's house. He asked his uncle to give him what his uncle had promised to his mother. But his uncle refused to give him what he wanted. Sarip was so angry to hear the statement, he was about to attack him when suddenly someone grab his hand and pushed him back. The person was Paidi, the guardian of Kulon Kali.
    Sarip was very surprised that Paidi was working to protect uncle Ridwan. It turned out that Paidi was wiling to do that because Paidi was in love with uncle Ridwan's daughter, Saropah. It gave him no choice but to protect uncle Ridwan. None of them was wiling to surrender and the fight was inevitable. They had a fierce fight but in the end Paidi was able to defeat Sarip by using his heirloom, Jagang Baceman. After that, he threw Sarip's body into the river.
    Sarip's body drifted away following the river flow until it ended up in front of his mother who happened to be there because she was washing her clothes at the river. She jumped into the river and dragged Sarip's body to the river bank. She cried when she saw the condition of Sarip and she hugged him. She scream and said "Sarip, tangio le.. durung wayahe awakmu mati" (Sarip, wake up son.. it is not your time yet). Suddenly Sarip resurrected from the death. His mother brought him back to their house because he still needed time for his recovery.
    After a couple of day, Sarip decided to go back to his uncle house for a revenge. When he arrived there everyone was shocked to find out that he was still alive. Mr.Ridwan asked Paidi to fight and defeat Sarip for the second time. Paidi and Sarip had a fierce duel for the second time, but this time Sarip managed to defeat Paidi.
    Mr. Ridwan ran away and reported the incident to the authorities of colonial government. He also leaked the secret of Sarip's supernatural power. When the authorities had found out the weakness of Sarip, they sent their troops to catch Sarip's mother and after that they killed her. This condition made Sarip to be vulnerable. After that, the troops went to catch Sarip, and when they found him, they fire all of their weapon to Sarip's body and he fell to the ground.

    ReplyDelete
  16. Sarip Tambak Oso
    Pada jaman dahulu kala, selama masa penjajahan di Indonesia, hiduplah seorang pria dengan nama Sarip di desa Tambak Oso. Dia tinggal di sana bersama dengan ibu dan kakak nya, Mualim. Ayah nya telah meninggal waktu dia masih anak-anak. Ayah nya merupakan ahli bela diri yang memiliki kekuatan gaib. Sebelum kematiannya, ayah Sarip memberi nya sepotong tanah liat merah yang ia sebut sebagai "Lemah Abang" dalam Bahasa Jawa, dan dia meminta Sarip dan Ibu nya untuk memakan tanah liat itu. Tanah liat itu merupakan benda gaib yang memungkinkan Sarip menghubungkan jiwa nya pada jiwa ibu nya, dengan begini, Sarip tidak akan pernah mati selama ibu nya tetap hidup meskipun dia di bunuh ribuan kali dalam satu hari.
    Desa itu dibagi menjadi dua bagian yang dipisahkan oleh sungai, masing-masing wilayah itu dijaga oleh seorang petarung yang sangat ahli. Sisi timur sungai itu disebut Wetan Kali dan itu dijaga oleh Sarip dan bagian barat dari sungai itu disebut Kulon Kali dan itu dijaga oleh Paidi, seorang pria dengan kemampuan bertarung yang sangat baik yang memiliki pusaka yang disebutnya sebagai Jagang Baceman. Mereka saling menghargai wilayah satu dan yang lainnya dan tidak pernah mencoba mengganggu urusan masing-masing.
    Sarip dan keluarga nya selalu ditindas oleh pemerintah penjajah dan antek-antek nya. Keadaan ini telah menempa nya menjadi seorang pria dengan penampilan yang kuat dan sifat yang tidak sabaran, namun dia selalu perduli pada penderitaan orang-orang di desa nya. Dia juga sangat menyayangi ibu nya dan dia selalu ingin memberikan kehidupan yang lebih baik bagi ibu nya dan itu merupakan alasan mengapa dia memutuskan untuk meninggalkan ibu nya sendirian dan pergi ke desa Gedangan dengan tujuan mencoba peruntungannya.
    Satu tahun setelah Sarip meninggalkan desa, ibu nya memutuskan untuk mengijinkan pamannya, Ridwan, untuk mengelola sebuah tambak yang diwariskan ayah Sarip karena dia tidak mampu mengurus nya sendirian. Sang paman seharusnya membayarkan pajak dari tambak itu kepada pemerintahan penjajah dan juga berbagi sedikit hasil dari tambak tersebut pada ibu nya Sarip, namun dia tidak melakukannya. Pak Ridwan ternyata merupakan orang yang licik yang ingin mengambil tambak itu beserta seluruh hasilnya bagi dirinya sendiri. Dia bahkan tidak meminjamkan uang sedikit pun kepada ibu nya Sarip untuk membayar pajak pada pemerintah penjajah.
    Pemerintah penjajah mengirim kepala desa untuk mengambil pajak dari ibu nya Sarip karena dia tidak juga membayar hingga melebihi tanggal jatuh tempo nya. Ketika sang kepala desa sampai di rumah Sarip, ibu nya Sarip mengatakan pada sang kepala desa bahwa dia tidak memiliki uang sama sekali untuk membayar pajak. Sang kepala desa marah saat dia mendengar hal itu, jadi dia mengancam akan menyakiti nya. Ibu nya Sarip memohon tambahan waktu namun sang kepala desa tidak mau mendengar alasan apapun dari nya. Sang kepala desa itu menampar ibu nya Sarip di bagian pipi dan dia terjatuh ke tanah. Secara tak diduga-duga, Sarip baru saja kembali ke kampung nya dan dia melihat kejadian itu. Dia berlari ke arah kepala desa itu dan menendang dada nya dan sang kepala desa itu pun jatuh ke tanah. Sarip tidak berhenti sampai disitu, dia melompat ke atas tubuh kepala desa itu dan memukul nya berulang-ulang hingga sang kepala desa itu berhenti bernapas.
    Sarip membantu ibu nya berdiri dan membawa nya ke rumah mereka. Ibu nya menangis dan menceritakan semuanya pada nya, termasuk cerita tentang pamannya yang licik. Sarip sangat marah mendengar cerita itu, namun dia menyadari bahwa dia harus pergi dari desa itu, karena pada saat itu dia adalah seorang buronan atas apa yang telah dia lakukan terhadap kepala desa itu. Jadi dia meminta ibu nya untuk tetap tinggal di rumah dan dia menjelaskan bahwa dia harus pergi untuk sementara waktu agar pihak berwajib tidak bisa menangkapnya. Dia memberi sedikit uang pada ibu nya sebelum dia pergi dari desa itu dan dia mengucapkan selamat tinggal pada ibu nya.

    ReplyDelete
  17. Saat sedang dalam pelarian, Sarip membentuk sebuah grup yang terdiri dari teman-teman setia nya. Bersama-sama, mereka merampok beberapa rumah agen pemerintah penjajah dan antek-antek nya dan setelah itu mereka membagikan harta rampasan itu pada orang miskin. Pemerintah penjajah mulai resah dengan keadaan itu, jadi mereka mengirimkan beberapa petarung handal untuk mengalahkan Sarip Tambak Oso namun tidak satupun berhasil melakukan itu.
    Setelah beberapa bulan dalam pelarian, Sarip memutuskan untuk kembali ke kampung halaman nya. Ketika dia tiba di desa itu, dia pergi ke rumah paman nya. Dia meminta paman nya untuk memberikan apa yang paman nya telah janjikan pada ibu nya. Namun paman nya menolak memberikan apa yang dia mau. Sarip sangat marah mendengar pernyataan itu, dia baru saja akan menyerang paman nya ketika tiba-tiba seseorang menangkap tangannya dan mendorongnya mundur. Orang itu adalah Paidi, penjaga Kulon Kali.
    Sarip sangat terkejut saat mengetahui bahwa Paidi bekerja untuk melindungi paman Ridwan. Ternyata Paidi bersedia melakukan hal itu karena Paidi jatuh cinta pada anaknya paman Ridwan, si Saropah. Hal itu membuatnya tidak memiliki pilihan lain kecuali melindungi paman Ridwan. Tidak satupun dari mereka bersedia mundur dan pertarungan pun tak terhindarkan. Mereka bertarung dengan sengit namun pada akhirnya Paidi berhasil mengalahkan Sarip dengan menggunakan pusaka miliknya, Jagang Baceman. Dia membuan tubuh Sarip ke sungai.
    Tubuh Sarip hanyut mengikuti aliran sungai hingga ia berhenti di depan ibu nya yang kebetulan sedang berada di sana karena dia sedang mencuci pakaian di sungai. Dia melompat ke dalam sungai dan menyeret tubuh Sarip ke tepi sungai. Dia menangis ketika dia melihat keadaan Sarip dan memeluknya. Dia berteriak dan berkata "Sarip, tangio le.. durung wayahe awakmu mati" (Sarip, bangun nak.. belum saatnya kamu mati). Tiba-tiba Sarip bangun dari kematian. Ibu nya membawa nya kembali ke rumah mereka karena dia masih memerlukan waktu untuk pulih.
    Setelah beberapa hari, Sarip memutuskan untuk kembali lagi ke rumah pamannya untuk membalas dendam. Ketika dia tiba di sana, semua orang terkejut saat mengetahui bahwa dia masih hidup. Pak Ridwan meminta Paidi untuk bertarung dan mengalahkan Sarip untuk kedua kali nya. Paidi dan Sarip bertarung secara sengit untuk kedua kali nya, namun kali ini Sarip berhasil mengalahkan Paidi.
    Pak Ridwan melarikan diri dan melaporkan kejadian ini pada pihak berwajib dari pemerintah penjajah. Dia juga membocorkan rahasia kekuatan gaib milik Sarip. Ketika pihak berwajib telah mengetahui kelemahan Sarip, mereka mengirimkan pasukan untuk menangkap ibu nya Sarip dan kemudian mereka membunuh nya. Keadaan ini membuat Sarip menjadi mudah di serang. Setelah itu pasukan pemerintah penjajah pergi untuk menangkap Sarip, dan saat mereka menemukannya, mereka menembakkan semua senjata mereka ke tubuh Sarip dan seketika dia jatuh ke tanah.

    ReplyDelete
  18. Cindelaras

    Long long time ago, there lived a king by the name Raden Putra. He ruled Jenggala Kingdom with his beautiful queen. He also had a concubine. His wife, the queen, and the concubine had a very contradictory character. The queen was a kindhearted and wise person while the concubine was a cunning and envious person.

    One day, the concubine decided to get rid of the queen so she can have the love and full attention of Raden Putra all for herself. With the help of an evil shaman, the concubine pretended to get ill and put the blame on the queen. All evidence that the shaman and the concubine brought to the king proved that the guilt was on the queen’s hand, so the king decided to banish the queen from the palace and instructed his servant to kill her without knowing that the queen was pregnant.

    The queen was forced to leave the palace. The servant escort the queen until they arrived in the jungle. The servant believed that the queen was innocent but there was nothing that he can do to defend the queen in front of the king. So the servant decided to build a small hut for the queen. When he was about to return to the palace, he ask for a piece of the queen’s clothes and put some blood of a wild rabbit on it so he can report to the king that he had fulfilled his duty.

    The queen lived all by herself for months until she gave birth to a boy. The boy was very healthy and handsome. The queen named him Cindelaras. Years passed by, Cindelaras grew into a kind, skillful and strong young man. He spent his time playing with animals in the jungle. One day, an eagle dropped a chicken egg in front of Cindelaras. He picked it up and brought it to his hut.

    Cindelaras kept the egg in a warm jar for a couple of days until it finally hatched. He took care of the chicken until it grew into a strong and bulky rooster. One day Cindelaras was so surprised when he heard that his rooster could talk just like human. At that moment the rooster said:

    “My master is Cindelaras”

    “His house is in the middle of jungle”

    “His father is Raden Putra”

    and the rooster kept repeating it over and over again. Cindelaras who felt curious about the rooster statement finally decided to ask to his mother about his origin. At first, his mother refused to tell him the truth but Cindelaras kept forcing her to explain everything until his mother had no other choice but to tell him the whole story.

    When he learned the truth about himself, Cindelaras decided to go to Jenggala Kingdom to see his father, Raden Putra. On his way to the palace, he went through some village where he joined some cockfighting. His rooster won all the fight and he became famous in no time especially with his unique rooster who kept saying that he was the son of the king in the end of every fight.

    ReplyDelete
  19. The news about Cindelaras and his mighty rooster spread quickly and reached the palace. Raden Putra who was a fan of cockfighting invited Cindelaras to the palace and challenged his rooster to fight the king’s rooster. He was so convinced that his rooster would not lose so he offered all of his wealth as the bet. Cindelaras agreed with the king’s offer and he offered his life as the bet if he lost the fight as he thought that it was the only precious thing that he can offer to the king.

    The fight between the two roosters finally began. They both attacked each other fiercely. The king’s rooster tried so hard to laid its punch to Cindelaras’ rooster but Cindelaras’ rooster was very agile and it could dodge every blow. The battle took some time until finally Cindelaras’ rooster saw an opening and launched its ultimate attack and took down the king’s rooster. Cindelaras’ rooster won the fight and it started saying some things that it always said in every fight.

    “My master is Cindelaras”

    “His house is in the middle of jungle”

    “His father is Raden Putra”

    Raden Putra was so shocked to hear that and he asked to Cindelaras about it. Cindelaras confirmed the rooster statements, he told Raden Putra that he was his son. Suddenly, Cindelaras mother came out from the crowd and walked toward Raden Putra and Cindelaras. She explained everything to Raden Putra. Realizing his mistake, Raden Putra apologized to the queen and also Cindelaras. He also asked them to return to the palace and stay with him. As for the concubine and the evil shaman, Raden Putra placed them in a jail.

    ReplyDelete
  20. Cindelaras

    Pada jaman dahulu kala, hiduplah seorang raja bernama Raden Putra. Dia memerintah Kerajaan Jenggala bersama dengan ratu nya yang cantik. Dia juga memiliki seorang selir. Istrinya, sang ratu, dan si selir memiliki karakter yang sangat berlawanan. Sang ratu merupakan orang yang baik hati dan bijak sementara sang selir adalah orang yang licik dan pencemburu.

    Suatu hari, sang selir memutuskan untuk menyingkirkan sang ratu sehingga dia bisa memiliki cinta dan perhatian penuh dari Raden Putra untuk dirinya sendiri. Dengan bantuan seorang dukun yang jahat, sang selir berpura-pura sakit dan melemparkan kesalahan pada sang ratu. Semua bukti yang dibawa sang dukun dan sang selir kepada raja membuktikan bahwa kesalahan berada di tangan sang ratu, sehingga sang raja memutuskan untuk membuang sang ratu dari istana dan memerintahkan prajurit nya untuk membunuh sang ratu tanpa mengetahui bahwa sang ratu sedang hamil.

    Sang ratu dipaksa meninggalkan istana. Si prajurit mengawal sang ratu hingga mereka tiba di dalam hutan. Si prajurit percaya bahwa sang ratu tidak bersalah namun tidak ada yang bisa dia lakukan untuk membela sang ratu di hadapan sang raja. Akhirnya si prajurit memutuskan untuk membangun sebuah pondok yang kecil untuk sang ratu. Ketika dia akan kembali ke istana, dia meminta sepotong pakaian sang ratu dan menumpahkan sedikit darah kelinci liar pada kain itu agar dia bisa melaporkan pada sang raja bahwa dia telah melaksanakan tugas nya.

    Sang ratu hidup seorang diri selama berbulan-bulan hingga dia melahirkan seorang anak laki-laki. Anak laki-laki itu sangat sehat dan tampan. Sang ratu menamai nya Cindelaras. Tahun-tahun berlalu, Cindelaras tumbuh menjadi seorang pemuda yang baik, cekatan dan kuat. Dia menghabiskan waktunya dengan bermain bersama hewan-hewan di dalam hutan. Suatu hari, seekor burung elang menjatuhkan sebuah telur ayam di depan Cindelaras. Dia mengambilnya dan membawa telur itu ke pondoknya.

    Cindelaras menyimpan telur itu di dalam sebuah kendi yang hangat selama beberapa hari hingga akhirnya telur itu menetas. Dia merawat anak ayam itu hingga ayam itu tumbuh menjadi seekor ayam jantan yang kuat dan berbadan besar. Suatu hari Cindelaras sangat terkejut ketika dia mendengar bahwa ayam jagi miliknya ini bisa berbicara seperti manusia. Pada waktu itu ayam jantan tersebut mengatakan:

    “Tuanku bernama Cindelaras”

    “Rumahnya di tengah hutan”

    “Ayah nya adalah Raden Putra”

    dan ayam jago itu terus mengulang nya lagi dan lagi. Cindelaras yang merasa penasaran tentang pernyataan ayam jantan akhirnya memutuskan untuk bertanya pada ibu nya tentang asal usulnya. Pada awalnya, ibu nya menolak untuk menceritakan yang sebenarnya namun Cindelaras terus memaksa ibunya untuk menjelaskan semua nya hingga akhirnya ibunya tidak memiliki pilihan lain selain memberitahukan kepada dia keseluruhan ceritanya.

    ReplyDelete
  21. Saat dia mengetahui kebenaran tentang dirinya, Cindelaras memutuskan untuk pergi ke Kerajaan Jenggala untuk menemui ayahnya, Raden Putra. Dalam perjalanannya menuju istana, dia melewati beberapa desa dimana dia mengikuti beberapa sabung ayam. Ayam jantan miliknya memenangkan semua pertarungan dan dia menjadi terkenal dalam sekejap terlebih lagi dengan ayam jantan nya yang unik yang selalu mengatakan bahwa dia adalah anak dari sang raja pada setiap akhir pertandingan.

    Berita tentang Cindelaras dan ayam jago nya yang perkasa menyebar dengan cepat dan mencapai istana. Raden Putra yang merupakan penggemar sabung ayam mengundang Cindelaras ke istana dan menantang ayam jago nya untuk melawan ayam jago milik sang raja. Dia sangat yakin bahwa ayam jago nya tidak akan kalah sehingga dia menawarkan seluruh kekayaannya sebagai taruhan. Cindelaras setuju dengan tawaran sang raja dan dia menawarkan hidupnya sebagai taruhan jika dia kalah dalam pertandingan itu karena dia pikir itu merupakan satu-satunya hal paling berharga yang bisa ditawarkannya pada sang raja.

    Pertarungan antara kedua ayam jago itu pun dimulai. Keduanya menyerang satu sama lain dengan sangat ganas. Ayam jago milik sang raja mencoba dengan sangat keras untuk mendaratkan pukulannya pada ayam jago milik Cindelaras, namun ayam jago milik Cindelaras sangat gesit dan ia bisa mengelak dari setiap pukulan. Pertarngan itu memakan waktu yang cukup lama hingga akhirnya ayam jago milik Cindelaras melihat sebuah kesempatan dan meluncurkan serangan terakhir nya dan menjatuhkan ayam jantan milik sang raja. Ayam jago milik Cindelaras memenangkan pertandingan itu dan ia mulai mengucapkan kalimat-kalimat yang selalu ia katakan di setiap akhir pertandingan

    “Tuanku bernama Cindelaras”

    “Rumahnya di tengah hutan”

    “Ayah nya adalah Raden Putra”

    Raden Putra sangat terkejut mendengar hal itu dan dia menanyakan tentang itu pada Cindelaras. Cindelaras membenarkan pernyataan ayam jantan itu, dia mengatakan pada Raden Putra bahwa dia adalah anaknya. Tiba-tiba, ibu Cindelaras keluar dari kerumunan penonton dan berjalan ke arah Raden Putra dan Cindelaras. Dia menjelaskan semua nya pada Raden Putra. Menyadari kesalahannya, Raden Putra meminta maaf pada sang ratu dan juga Cindelaras. Dia juga meminta mereka untuk kembali ke istana dan tinggal bersamanya. Sedangkan untuk sang selir dan dukun jahat, Raden Putra menempatkan mereka dalam penjara.

    ReplyDelete
  22. Leungli

    Once upon a time, there lived seven sisters in a small village. Their parents had passed away many years ago. Of all the seven sisters, the last child was the only person who had nice attitude and kind heart. Her name was Nyi Bungsu Rarang. Her sisters always treated her badly. She was the one who took care of the family and did all the house work such as cooking and doing the laundry.

    One day, when Nyi Bungsu was doing the laundry at the river, one of her sister’s clothes fell into the river and drifted away. Her sister was so mad at her and asked her to find the missing clothes right away. Nyi Bungsu was so sad, but she realized that it was her mistake, so she went back to the river bank hoping that she would find the clothes.

    Nyi Bungsu Rarang was walking at the river bank when suddenly a goldfish showed up in the water. The goldfish swam toward Nyi Bungsu and it introduced itself to Nyi Bungsu. The goldfish turned out to have the ability to talk just like human and its name was Leungli. Nyi Bungsu introduced herself to Leungli and she said that she couldn’t talk to it at the moment because she had to find her sister’s missing clothes. Leungli took pity on her and decided to help her. Within minutes, Leungli managed to find the clothes and gave it to Nyi Bungsu. Nyi Bungsu was very happy and she thanked the goldfish.

    Ever since that day, Nyi Bungsu Rarang and Leungli become best friend. Whenever Nyi Bungsu had a problem, she would go to the river bank and she would sing in Sundanese to call Leungli and in no time the goldfish would showed up in the water. They would spend hours every day just to talk to each other and Leungli always find a way to cheer Nyi Bungsu up every time she felt sad. Nyi Bungsu Rarang also brought half of her meal every day to the river so she can give it to her best friend, Leungli.

    Nyi Bungsu Rarang’s sisters was curious about the change in Nyi Bungsu attitude, because recently she spent more time at the river than she used to. One day, they decided to follow her to the river secretly. When they arrived at the location, they saw that Nyi Bungsu was talking to a goldfish. They started to think to catch it and brought it back to their house so that they could cook it because the size of Leungli’s body was so big. They observed Nyi Bungsu and Leungli for a couple of days until they managed to figure out the way to summon the magical goldfish.

    One day they went to the river bank and they sang in Sundanese just like what Nyi Bungsu always do when she wanted to call Leungli. Nyi Bungsu’ sisters also brought some food and they throw it into the river as a bait to make Leungli showed up. Suddenly Leungli appeared in the water and the sisters quickly caught it by using a fishing net. Leungli tried to escape but the sisters were stronger so it couldn’t do anything.

    They brought the goldfish to their house and then they cooked it. Nyi Bungsu Rarang who had no idea that her best friend was dead by the hand of her sister went to the river to feed Leungli. She sang and tried to call the goldfish for several times but nothing happened. She was so sad that she couldn’t see her best friend that day so she decided to went back to her house.

    When she arrived at her house, she went to the kitchen and she found the remains of a large goldfish on a plate. She recognized it right away that it was her best friend, Leungli. She realized that her sisters were behind this. She cried when she brought Leungli’s remains to her backyard and she buried the remains there.

    A few days later, a golden tree grew on top of Leungli’s grave. The leaves were made of gold and the fruits were made of jewel. Within a couple of days, the news about the golden tree had spread among the villagers. A lot of people came to take the fruits and the leaves of the golden tree but every time someone tried to take it, the leaves and the fruits would turn into dust. Nyi Bungsu Rarang was the only person who could take the fruits and the leaves from the golden tree without turning it into dust.

    ReplyDelete
  23. The story about Nyi Bungsu Rarang and her golden tree finally reached the palace. The prince who heard the story decided to go to the village because he wanted to see it for himself. He and his bodyguard started the trip in the morning and they arrived at the village in the afternoon. He went to the location of the golden tree and he saw Nyi Bungsu Rarang was standing next to it. He introduced himself and he said that he wanted to try to pluck a golden leaf from the tree. Nyi Bungsu Rarang allowed him to try it and as they both predicted, the leaf turned into dust. After that Nyi Bungsu showed him what happened if she was the one plucking the leaf. The prince was so surprised to see that the leaf didn’t turn into dust on Nyi Bungsu’s hand.

    After the event, they decided to get to know each other better, so the prince stayed in the village for a couple of days. The more he knew about Nyi Bungsu Rarang the more affection he had in his heart for her, so he decided to propose Nyi Bungsu Rarang and brought her back to the palace as his bride. Nyi Bungsu Rarang turned out to have the same feeling for the prince so she accepted the prince proposal. Finally, they got married and live happily ever after at the palace.

    ReplyDelete
  24. The story about Nyi Bungsu Rarang and her golden tree finally reached the palace. The prince who heard the story decided to go to the village because he wanted to see it for himself. He and his bodyguard started the trip in the morning and they arrived at the village in the afternoon. He went to the location of the golden tree and he saw Nyi Bungsu Rarang was standing next to it. He introduced himself and he said that he wanted to try to pluck a golden leaf from the tree. Nyi Bungsu Rarang allowed him to try it and as they both predicted, the leaf turned into dust. After that Nyi Bungsu showed him what happened if she was the one plucking the leaf. The prince was so surprised to see that the leaf didn’t turn into dust on Nyi Bungsu’s hand.

    After the event, they decided to get to know each other better, so the prince stayed in the village for a couple of days. The more he knew about Nyi Bungsu Rarang the more affection he had in his heart for her, so he decided to propose Nyi Bungsu Rarang and brought her back to the palace as his bride. Nyi Bungsu Rarang turned out to have the same feeling for the prince so she accepted the prince proposal. Finally, they got married and live happily ever after at the palace.

    ReplyDelete
  25. Kakak-kakak Nyi Bungsu Rarang merasa penasaran akan perubahan dalam sikap Nyi Bungsu, karena belakangan ini dia menghabiskan lebih banyak waktu di sungai dibandingkan sebelumnya. Suatu hari, mereka memutuskan untuk mengikutinya ke sungai secara diam-diam. Ketika mereka sampai di lokasi tersebut, mereka melihat Nyi Bungsu sedang berbicara dengan seekor ikan mas. Mereka mulai berpikir untuk menangkap ikan itu dan membawanya ke rumah agar mereka bisa memasaknya karena ukuran tubuh si Leungli sangat besar. Mereka mengamati Nyi Bungsu dan Leungli selama beberapa hari hinga mereka berhasil mempelajari cara untuk memanggil ikan mas ajaib itu.

    Suatu hari mereka pergi ke tepi sungai dan mereka menyanyi dalam bahasa Sunda sama seperti yang selalu dilakukan oleh Nyi Bungsu ketika dia ingin memanggil Leungli. Kakak-kakak Nyi Bungsu juga membawa beberapa makanan dan mereka melamparkannya kedalam sungai sebagai umpan untuk membuat Leungli muncul. Tiba-tiba Leungli muncul di dalam air dan para saudari itu dengan segera menangkapnya dengan menggunakan sebuah jaring. Leungli mencoba untuk meloloskan diri namun para saudari itu lebih kuat dari nya sehingga dia tidak bisa melakukan apa-apa.

    Mereka membawa ikan mas itu ke rumah mereka dan kemudian mereka memasaknya. Nyi Bungsu Rarang yang tidak mengatahui sama sekali bahwa teman baiknya telah mati ditangan kakak-kakak nya pergi ke sungai untuk memberi makan Leungli. Dia bernyanyi dan mencoba memanggil ikan mas itu selama beberapa kali namun tidak ada apapun yang terjadi. Dia sangat sedih karena dia tidak bisa melihat teman baiknya hari itu jadi dia memutuskan untuk pulang ke rumah nya.

    Ketika dia tiba di rumah nya, dia pergi ke dapur dan dia menemukan sisa-sisa dari seekor ikan mas besar di atas piring. Dia segera mengenalinya bahwa itu adalah teman baiknya, si Leungli. Dia menyadari bahwa kakak-kakak nya berada dibalik semua ini. Dia menangis saat dia membawa sisa-sisa tubuh Leungli ke halaman belakang rumah nya dan dia menguburkan sisa-sisa itu di sana.

    Beberapa hari kemudian, sebuah pohon emas tumbuh di atas kuburan Leungli. Daun-daun nya terbuat dari emas dan buah-buah nya terbuat dari permata. Dalam beberapa hari, berita tentang pohon emas itu telah menyebar diantara penduduk desa. Banyak orang datang untuk mengambil buah dan daun dari pohon emas itu namun setiap kali seseorang mencoba untuk mengambilnya, daun-daun dan buah-buah itu akan berubah menjadi debu. Nyi Bungsu Rarang adalah satu-satu nya orang yang bisa mengambil buah dan daun dari pohon emas itu tanpa mengubahnya menjadi debu.

    Cerita tentang Nyi Bungsu Rarang dan pohon emas nya akhirnya sampai ke istana. Sang pangeran yang mendengar cerita tersebut memutuskan untuk pergi ke desa itu karena dia ingin melihatnya sendiri. Dia dan pengawalnya memulai perjalanan di pagi hari dan mereka tiba di desa itu pada sore hari nya. Dia pergi menuju lokasi pohon emas itu dan dia melihat Nyi Bungsu Rarang sedang berdiri di sebelahnya. Dia memperkenalkan dirinya dan dia mengatakan bahwa dia ingin mencoba memetik selembar daun emas dari pohon itu. Nyi Bungsu Rarang mengijinkan nya untuk mencoba hal itu dan seperti yang mereka berdua perkirakan, daun itu berubah menjadi debu. Setelah itu Nyi Bungsu menunjukkan pada sang pangeran apa yang terjadi jika dialah yang memetik daun itu. Sang pangeran sangat terkejut saat dia melihat bahwa daun itu tidak berubah menjadi debu di tangan Nyi Bungsu.

    Setelah kejadian itu, mereka memutuskan untuk mengenal satu sama lain dengan lebih baik, jadi sang pangeran menetap di desa itu selama beberapa hari. Semakin banyak yang dia tau tentang Nyi Bungsu Rarang semakin besar juga perasaan yang ada dalam hatinya untuk dia, jadi sang pangeran memutuskan untuk melamar Nyi Bungsu Rarang dan membawanya ke istana sebagai calon pengantin nya. Nyi Bungsu Rarang ternyata memiliki perasaan yang sama untuk sang pangeran jadi dia menerima lamaran sang pangeran. Akhirnya, mereka menikah dan hidup bahagia selama nya di istana itu.

    ReplyDelete
  26. Damarwulan

    Once upon a time, there lived a queen by the name Dewi Suhita in Majapahit kingdom. She was famous by her title Ratu Ayu Kencana Wungu. She was the sixth ruler of Majapahit kingdom. During her time ruling the kingdom, Majapahit managed to conquer many regions and expanded their territory. At that time, the center of the kingdom was located in Trowulan, East Java.

    One of small kingdoms conquered by Majapahit was Blambangan kingdom which located in Banyuwangi. The kingdom was ruled by a noble from Klungkung, Bali, by the name Adipati Kebo Marcuet. The adipati was known to be apowerful man with supernatural power. His appearance looked like a buffalo because he had two horns on his head.

    Ratu Ayu Kencana Wungu considered Adipati Kebo Marcuet as a threat because he kept trying to reclaim his teritory from Majapahit. Therefore she decided to make a contest. She announced the contest to some of her most loyal servant and asked them to spread the word. Her announcement was “Whoever managed to defeat Adipati Kebo Marcuet would be titled as the Adipati of Blambangan and the queen would take him to be her husband.”. The word spread in no time and many people joined the contest but none of them were able to defeat Adipati Kebo Marcuet.

    One day, a fine and powerful young man came to join the contest. His name was Jaka Umbaran. He is the grandchild of Adipati Kebo Marcuet’s teacher and supporting father, Ki Ajah Pamengger. It turned out that Jaka Umbaran knew the weakness of Adipati Kebo Marcuet. He challenged Adipati Kebo Marcuet into a duel and with his heirloom “Gada Wesi Kuning” Jaka Umbaran won the battle.

    Ratu Ayu Kencana Wungu was very happy with the result of the battle. After that, she made Jaka Umbaran to be the Adipati of Blambangan and entitled him with a new name, Minakjinggo. But, Ratu Ayu Kencana Ungu did not fulfill her promise to mary Minakjinggo as the winner of the duel. She refused to be his wife because the physical appearance of Minakjinggo was no longer perfect after the battle. His face was broken, his body was crooked and he also became cripple.

    Minakjinggo kept trying to propose Ratu Ayu Kencana Wungu several times, even after he had two beautiful concubine by the name Dewi Wahita and Dewi Puyengan. But, Ratu Ayu Kencana Ungu did not change her decision. She kept rejecting the proposal and it caused a deep pain in Minakjinggo’s heart.

    Ever since that day, Minakjinggo hold a grudge toward Ratu Ayu Kencana Wungu and he promised to himself that he would avenge her one day. In order to do so, Minakjinggo started to claim some territories of Majapahit and built his own army. He also planned to attack Majapahit with his forces.

    Knowing this plan, Ratu Ayu Kencana Wungu decided to make another contest. The reward of this contest was the queen herself, so whoever managed to defeat Minakjinggo would wed Ratu Kencana Wungu. The prize of the contest attracted so many people to participate in it, but none of them were able to defeat Minakjinggo.

    ReplyDelete
  27. One night, Ratu Ayu Kencana Wungu had a dream. In her dream, she saw a very handsome young man fought Minakjinggo and won the battle. In the morning, she told the description of the man in her dream to her kingdom counselor and asked him to find the man. After a long search, the counselor finally managed to locate a young man that match the description given by Ratu Ayu Kencana Wungu. The young man was one of the servants in the house of Patih Loh Gender and his name was Damarwulan.

    Damarwulan was actually the son of Patih Udara, one of Majapahit’s Patih before his place was replaced by Patih Loh Gender. When he heard about the contest held by the queen, he decided to join the contest without any hesitation. So, Damarwulan and the kingdom counselor went to see Ratu Ayu Kencana Wungu at the palace.

    When they arrived at the palace, they went to see Ratu Ayu Kencana Wungu in the main hall. In front of the queen, Damarwulan express his intention to join the contest. Ratu Ayu Kencana Wungu recognized Damarwulan as the young man in her dream, so she granted him her permission. After that, Damarwulan went to Blambangan to challenge Minakjinggo into a duel with him.

    Damarwulan shouted in front of Minakjinggo’s palace. He challenged Minakjinggo to get out of his palace and had a duel with him. It didn’t take too long for Minakjinggo to respond the challenge. He went out of his palace to face Damarwulan. He brought along his heirloom “Gada Wesi Kuning” with him.

    They started the fight as soon as they laid eyes on each other on the field in front of the palace. The fight was fierce, but in the end Damarwulan got hit by Gada Wesi Kuning and he passed out. He was thrown into the jail by Minakjinggo’s servants after that.

    When he was in jail, Minakjinggo’s concubine, Dewi Wahita and Dewi Puyengan, visited him. It turned out that both they had crush on him, so they treat his injury and helped him to heal. They also told him that Minakjinggo’s power relied on his heirloom “Gada Wesi Kuning”. They said that without the heirloom, Minakjinggo would be powerless. Damarwulan then asked them to steal the heirloom for him, and they agreed to do so.

    In the night, Dewi Wahita and Dewi Puyengan stole the heirloom and then they gave it to Damarwulan. They also released him from the jail. Damarwulan escaped the palace and returned in the morning to challenge Minakjinggo for the second time. Minakjinggo was so shocked to see his heirloom was in Damarwulan’s hand. He was about to asked how did Damarwulan got the heirloom when suddenly Damarwulan launched his surprise attack and defeated Minakjinggo easily.

    Damarwulan returned to Majapahit after that. He reported to the queen that he had accomplished his mission and he brought Minakjinggo’s heirloom as the proof that he had defeated Minakjinggo. The queen trusted him and she decided to fulfill her promise. They got married after that and Damarwulan became the ruler of Majapahit.

    ReplyDelete
  28. Damarwulan

    Pada jaman dahulu kala, hiduplah seorang ratu bernama Dewi Suhita di kerajaan Majapahit. Dia dikenal dengan nama Ratu Ayu Kencana Wungu. Dia merupakan pemimpin keenam dari kerajaan Majapahit. Selama masa pemerintahannya di kerajaan itu, Majapahit berhasil menaklukkan banyak daerah dan memperluas wilayah mereka. Pada saat itu, pusat kerajaan terletak di Trowulan, Jawa Timur.

    Satu dari kerajaan kecil yang ditaklukkan oleh Majapahit adalah kerajaan Blambangan yang terletak di Banywangi. Kerajaan itu dipimpin oleh seorang bangsawan dari Klungkung, Bali, yang bernama Adipati Kebo Marcuet. Adipati ini dikenal sebagai seorang pria yang kuat yang memiliki kekuatan gaib. Penampilannya mirip dengan seekor kerbau karena dia memiliki dua buah tanduk di kepala nya.

    Ratu Ayu Kencana Wungu menganggap Adipati Kebo Marcuet sebagai ancaman karena dia terus saja mencoba mendapatkan kembali wilayahnya dari Majapahit. Oleh karena itu dia memutuskan untuk membuat sebuah sayembara. Dia mengumumkan sayembara itu pada beberapa pelayan nya yang paling setia dan meminta mereka untuk menyebarkan berita itu. Pengumumannya berisi “Siapa saja yang berhasil mengalahkan Adipati Kebo Marcuet akan dijadikan Adipati di Blambangan dan sang ratu akan menjadikannya sebagai suami”. Berita itu menyebar dengan cepat dan banyak orang yang mengikuti sayembara tersebut namun tidak satupun dari mereka mampu mengalahkan Adipati Kebo Marcuet.

    Pada suatu hari, seorang pria yang tampan dan kuat datang untuk mengikuti sayembara tersebut. Nama nya adalah Jaka Umbaran. Dia merupakan cucu dari guru sekaligus ayah angkat dari Adipati Kebo Marcuet, Ki Ajah Pamengger. Ternyata Jaka Umbaran mengetahui kelemahan dari Adipati Kebo Marcuet. Dia menantang Adipati Kebo Marcuet untuk bertarung dan dengan pusaka miliknya “Gada Wesi Kuning” Jaka Umbaran memenangkan pertandingan itu.

    ReplyDelete
  29. Ratu Ayu Kencana Wungu sangat gembira dengan hasil pertandingan itu. Setelah itu, dia menobatkan Jaka Umbaran sebagai Adipati dari Blambangan dan memberinya gelar dengan sebuah nama baru, Minakjinggo. Namun, Ratu Ayu Kencana Wungu tidak memenuhi janji nya untuk menikahi Minakjinggo sebagai pemenang dari pertarungan itu. Dia menolak untuk menjadi istri nya karena penampilan fisik dari Minakjinggo tidak lagi sempurna setelah pertarungan itu. Wajah nya telah rusak, tubuh nya bungkuk dan dia juga menjadi pincang.

    Minakjinggo terus berusaha melamar Ratu Ayu Kencana Wungu beberapa kali, bahkan setelah dia memiliki dua selir yang cantik bernama Dewi Wahita dan Dewi Puyengan. Namun Ratu Ayu Kencana Wungu tidak merubah keputusannya. Dia tetap menolak lamaran itu dan hal itu menyebabkan rasa sakit yang dalam di hati Minakjinggo.

    Semenjak hari itu, Minakjinggo menyimpan dendam terhadap Ratu Ayu Kencana Wungu dan ia berjanji pada diri nya sendiri bahwa dia akan membalasnya suatu hari. Untuk mencapai hal itu, Minakjinggo mulai mengambil beberapa wilayah kerajaan Majapahit dan membangun pasukannya sendiri. Dia juga merencanakan untuk menyerang Majapahit dengan kekuatannya.

    Mengetahui rancana ini, Ratu Ayu Kencana Wungu memutuskan untuk mengadakan sayembara lagi. Hadiah dari sayembara ini adalah sang ratu sendiri, jadi siapapun yang berhasil mengalahkan Minakjinggo akan menikahi Ratu Kencana Wungu. Hadiah sayembara itu menarik begitu banyak orang untuk ikut serta di dalam nya, namun tidak satu pun dari mereka mampu mengalahkan Minakjinggo.

    Pada suatu malam, Ratu Ayu Kencana Wungu bermimpi. Dalam mimpi nya dia melihat seorang pemuda yang sangat tampan bertarung melawan Minakjinggo dan memenangkan pertarungan itu. Pada pagi hari nya, dia menceritakan deskripsi pria dalam mimpinya itu pada penasihat kerajaannya dan meminta nya untuk menemukan pria itu. Setelah pencarian panjang, sang pensihat kerajaan akhirnya berhasil menemukan seorang pemuda yang cocok dengan deskripsi yang diberikan oleh Ratu Ayu Kencana Wungu. Pemuda itu merupakan salah satu pelayan di rumah Patih Loh Gender dan namanya adalah Damarwulan.

    Damarwulan sebenarnya adalah anak dari Patih Udara, salah satu patih Majapahit sebelum posisinya digantikan oleh Patih Loh Gender. Ketika dia mendengar tentang sayembara yang diadakan oleh sang ratu, dia memutuskan untuk mengikuti sayembara tersebut tanpa ragu sedikitpun. Jadi, Damarwulan dan penasihat kerajaan pergi untuk menghadap Ratu Ayu Kencana Wungu di istana.

    Ketika mereka tiba di istana, mereka pergi menghadap Ratu Ayu Kencana Wungu di ruang utama. Di hadapan sang ratu, Damarwulan mengutarakan niat nya untuk ikut serta dalam sayembara tersebut. Ratu Ayu Kencana Wungu mengenali Damarwulan sebagai pemuda yang ada dalam mimpinya, jadi dia memberikan izinnya pada Damarwulan. Setelah itu, Damarwulan pergi menuju Blambangan untuk menantang Minakjinggo untuk bertarung dengannya.

    Damarwulan berteriak di depan istana Minakjinggo. Dia menantang Minakjinggo untuk keluar dari istana nya dan berduel dengannya. Tidak membutuhkan waktu yang lama bagi Minakjinggo untuk merespon tantangan tersebut. Dia keluar dari istana nya untuk menghadapi Damarwulan. Dia membawa serta pusaka Gada Wesi Kuning miliknya.

    Mereka segera bertarung saat mereka telah saling memandang satu sama lain di lapangan di depan istana itu. Pertarungan itu sengit, namun pada kahirnya Damarwulan terkena pukulan Gada Wesi Kuning dan dia pingsan. Dia dimasukkan kedalam penjara oleh pelayan Minakjinggo setelah nya.

    Saat dia sedang berada di dalam penjara, selir Minakjinggo, Dewi Wahita dan Dewi Puyengan, mengunjungi nya. Ternyata keduanya jatuh cinta pada Damarwulan, jadi mereka merawat luka nya dan membantu nya untuk sembuh. Mereka juga mengatakan pada nya bahwa kekuatan Minakjinggo terletak pada pusaka nya “Gada Wesi Kuning”. Mereka mengatakan bahwa tanpa pusaka itu, Minakjinggo akan menjadi tak berdaya. Damarwulan kemudian meminta mereka untuk mencuri pusaka tersebut untuk nya, dan mereka setuju untuk melakukan hal itu.

    ReplyDelete

  30. Pada malam hari, Dewi Wahita dan Dewi Puyengan mencuri pusaka itu dan mereka memberikannya pada Damarwulan. Mereka juga melepaskan nya dari penjara. Damarwulan melarikan diri dari istana dan kembali lagi pada pagi hari nya untuk menantang Minakjinggo untuk kedua kali nya. Minakjinggo sangat terkejut melihat pusaka nya berada di tangan Damarwulan. Dia baru saja akan bertanya bagaimana caranya Damarwulan memperoleh pusaka miliknya ketika tiba-tiba Damarwulan meluncurkan serangan kejutannya dan mengalahkan Minakjinggo dengan mudahnya.

    Damarwulan kembali ke Majapahit setelah itu. Dia melapor pada sang ratu bahwa dia telah menyelesaikan misi nya dan dia membawa serta pusaka milik Minakjinggo sebagai bukti bahwa dia telah mengalahkan Minakjinggo. Sang ratu percaya kepadanya dan dia memutuskan untuk memenuhi janjinya. Mereka pun menikah setelah itu dan Damarwulan menjadi pemimpin Majapahit.

    ReplyDelete
  31. Damarwulan

    Once upon a time, there lived a queen by the name Dewi Suhita in Majapahit kingdom. She was famous by her title Ratu Ayu Kencana Wungu. She was the sixth ruler of Majapahit kingdom. During her time ruling the kingdom, Majapahit managed to conquer many regions and expanded their territory. At that time, the center of the kingdom was located in Trowulan, East Java.

    One of small kingdoms conquered by Majapahit was Blambangan kingdom which located in Banyuwangi. The kingdom was ruled by a noble from Klungkung, Bali, by the name Adipati Kebo Marcuet. The adipati was known to be apowerful man with supernatural power. His appearance looked like a buffalo because he had two horns on his head.

    Ratu Ayu Kencana Wungu considered Adipati Kebo Marcuet as a threat because he kept trying to reclaim his teritory from Majapahit. Therefore she decided to make a contest. She announced the contest to some of her most loyal servant and asked them to spread the word. Her announcement was “Whoever managed to defeat Adipati Kebo Marcuet would be titled as the Adipati of Blambangan and the queen would take him to be her husband.”. The word spread in no time and many people joined the contest but none of them were able to defeat Adipati Kebo Marcuet.

    One day, a fine and powerful young man came to join the contest. His name was Jaka Umbaran. He is the grandchild of Adipati Kebo Marcuet’s teacher and supporting father, Ki Ajah Pamengger. It turned out that Jaka Umbaran knew the weakness of Adipati Kebo Marcuet. He challenged Adipati Kebo Marcuet into a duel and with his heirloom “Gada Wesi Kuning” Jaka Umbaran won the battle.

    Ratu Ayu Kencana Wungu was very happy with the result of the battle. After that, she made Jaka Umbaran to be the Adipati of Blambangan and entitled him with a new name, Minakjinggo. But, Ratu Ayu Kencana Ungu did not fulfill her promise to mary Minakjinggo as the winner of the duel. She refused to be his wife because the physical appearance of Minakjinggo was no longer perfect after the battle. His face was broken, his body was crooked and he also became cripple.

    Minakjinggo kept trying to propose Ratu Ayu Kencana Wungu several times, even after he had two beautiful concubine by the name Dewi Wahita and Dewi Puyengan. But, Ratu Ayu Kencana Ungu did not change her decision. She kept rejecting the proposal and it caused a deep pain in Minakjinggo’s heart.

    Ever since that day, Minakjinggo hold a grudge toward Ratu Ayu Kencana Wungu and he promised to himself that he would avenge her one day. In order to do so, Minakjinggo started to claim some territories of Majapahit and built his own army. He also planned to attack Majapahit with his forces.

    Knowing this plan, Ratu Ayu Kencana Wungu decided to make another contest. The reward of this contest was the queen herself, so whoever managed to defeat Minakjinggo would wed Ratu Kencana Wungu. The prize of the contest attracted so many people to participate in it, but none of them were able to defeat Minakjinggo.

    One night, Ratu Ayu Kencana Wungu had a dream. In her dream, she saw a very handsome young man fought Minakjinggo and won the battle. In the morning, she told the description of the man in her dream to her kingdom counselor and asked him to find the man. After a long search, the counselor finally managed to locate a young man that match the description given by Ratu Ayu Kencana Wungu. The young man was one of the servants in the house of Patih Loh Gender and his name was Damarwulan.

    ReplyDelete
  32. Damarwulan was actually the son of Patih Udara, one of Majapahit’s Patih before his place was replaced by Patih Loh Gender. When he heard about the contest held by the queen, he decided to join the contest without any hesitation. So, Damarwulan and the kingdom counselor went to see Ratu Ayu Kencana Wungu at the palace.

    When they arrived at the palace, they went to see Ratu Ayu Kencana Wungu in the main hall. In front of the queen, Damarwulan express his intention to join the contest. Ratu Ayu Kencana Wungu recognized Damarwulan as the young man in her dream, so she granted him her permission. After that, Damarwulan went to Blambangan to challenge Minakjinggo into a duel with him.

    Damarwulan shouted in front of Minakjinggo’s palace. He challenged Minakjinggo to get out of his palace and had a duel with him. It didn’t take too long for Minakjinggo to respond the challenge. He went out of his palace to face Damarwulan. He brought along his heirloom “Gada Wesi Kuning” with him.

    They started the fight as soon as they laid eyes on each other on the field in front of the palace. The fight was fierce, but in the end Damarwulan got hit by Gada Wesi Kuning and he passed out. He was thrown into the jail by Minakjinggo’s servants after that.

    When he was in jail, Minakjinggo’s concubine, Dewi Wahita and Dewi Puyengan, visited him. It turned out that both they had crush on him, so they treat his injury and helped him to heal. They also told him that Minakjinggo’s power relied on his heirloom “Gada Wesi Kuning”. They said that without the heirloom, Minakjinggo would be powerless. Damarwulan then asked them to steal the heirloom for him, and they agreed to do so.

    In the night, Dewi Wahita and Dewi Puyengan stole the heirloom and then they gave it to Damarwulan. They also released him from the jail. Damarwulan escaped the palace and returned in the morning to challenge Minakjinggo for the second time. Minakjinggo was so shocked to see his heirloom was in Damarwulan’s hand. He was about to asked how did Damarwulan got the heirloom when suddenly Damarwulan launched his surprise attack and defeated Minakjinggo easily.

    Damarwulan returned to Majapahit after that. He reported to the queen that he had accomplished his mission and he brought Minakjinggo’s heirloom as the proof that he had defeated Minakjinggo. The queen trusted him and she decided to fulfill her promise. They got married after that and Damarwulan became the ruler of Majapahit.

    ReplyDelete
  33. Damarwulan

    Pada jaman dahulu kala, hiduplah seorang ratu bernama Dewi Suhita di kerajaan Majapahit. Dia dikenal dengan nama Ratu Ayu Kencana Wungu. Dia merupakan pemimpin keenam dari kerajaan Majapahit. Selama masa pemerintahannya di kerajaan itu, Majapahit berhasil menaklukkan banyak daerah dan memperluas wilayah mereka. Pada saat itu, pusat kerajaan terletak di Trowulan, Jawa Timur.

    Satu dari kerajaan kecil yang ditaklukkan oleh Majapahit adalah kerajaan Blambangan yang terletak di Banywangi. Kerajaan itu dipimpin oleh seorang bangsawan dari Klungkung, Bali, yang bernama Adipati Kebo Marcuet. Adipati ini dikenal sebagai seorang pria yang kuat yang memiliki kekuatan gaib. Penampilannya mirip dengan seekor kerbau karena dia memiliki dua buah tanduk di kepala nya.

    Ratu Ayu Kencana Wungu menganggap Adipati Kebo Marcuet sebagai ancaman karena dia terus saja mencoba mendapatkan kembali wilayahnya dari Majapahit. Oleh karena itu dia memutuskan untuk membuat sebuah sayembara. Dia mengumumkan sayembara itu pada beberapa pelayan nya yang paling setia dan meminta mereka untuk menyebarkan berita itu. Pengumumannya berisi “Siapa saja yang berhasil mengalahkan Adipati Kebo Marcuet akan dijadikan Adipati di Blambangan dan sang ratu akan menjadikannya sebagai suami”. Berita itu menyebar dengan cepat dan banyak orang yang mengikuti sayembara tersebut namun tidak satupun dari mereka mampu mengalahkan Adipati Kebo Marcuet.

    Pada suatu hari, seorang pria yang tampan dan kuat datang untuk mengikuti sayembara tersebut. Nama nya adalah Jaka Umbaran. Dia merupakan cucu dari guru sekaligus ayah angkat dari Adipati Kebo Marcuet, Ki Ajah Pamengger. Ternyata Jaka Umbaran mengetahui kelemahan dari Adipati Kebo Marcuet. Dia menantang Adipati Kebo Marcuet untuk bertarung dan dengan pusaka miliknya “Gada Wesi Kuning” Jaka Umbaran memenangkan pertandingan itu.

    Ratu Ayu Kencana Wungu sangat gembira dengan hasil pertandingan itu. Setelah itu, dia menobatkan Jaka Umbaran sebagai Adipati dari Blambangan dan memberinya gelar dengan sebuah nama baru, Minakjinggo. Namun, Ratu Ayu Kencana Wungu tidak memenuhi janji nya untuk menikahi Minakjinggo sebagai pemenang dari pertarungan itu. Dia menolak untuk menjadi istri nya karena penampilan fisik dari Minakjinggo tidak lagi sempurna setelah pertarungan itu. Wajah nya telah rusak, tubuh nya bungkuk dan dia juga menjadi pincang.

    Minakjinggo terus berusaha melamar Ratu Ayu Kencana Wungu beberapa kali, bahkan setelah dia memiliki dua selir yang cantik bernama Dewi Wahita dan Dewi Puyengan. Namun Ratu Ayu Kencana Wungu tidak merubah keputusannya. Dia tetap menolak lamaran itu dan hal itu menyebabkan rasa sakit yang dalam di hati Minakjinggo.

    ReplyDelete
  34. Semenjak hari itu, Minakjinggo menyimpan dendam terhadap Ratu Ayu Kencana Wungu dan ia berjanji pada diri nya sendiri bahwa dia akan membalasnya suatu hari. Untuk mencapai hal itu, Minakjinggo mulai mengambil beberapa wilayah kerajaan Majapahit dan membangun pasukannya sendiri. Dia juga merencanakan untuk menyerang Majapahit dengan kekuatannya.

    Mengetahui rancana ini, Ratu Ayu Kencana Wungu memutuskan untuk mengadakan sayembara lagi. Hadiah dari sayembara ini adalah sang ratu sendiri, jadi siapapun yang berhasil mengalahkan Minakjinggo akan menikahi Ratu Kencana Wungu. Hadiah sayembara itu menarik begitu banyak orang untuk ikut serta di dalam nya, namun tidak satu pun dari mereka mampu mengalahkan Minakjinggo.

    Pada suatu malam, Ratu Ayu Kencana Wungu bermimpi. Dalam mimpi nya dia melihat seorang pemuda yang sangat tampan bertarung melawan Minakjinggo dan memenangkan pertarungan itu. Pada pagi hari nya, dia menceritakan deskripsi pria dalam mimpinya itu pada penasihat kerajaannya dan meminta nya untuk menemukan pria itu. Setelah pencarian panjang, sang pensihat kerajaan akhirnya berhasil menemukan seorang pemuda yang cocok dengan deskripsi yang diberikan oleh Ratu Ayu Kencana Wungu. Pemuda itu merupakan salah satu pelayan di rumah Patih Loh Gender dan namanya adalah Damarwulan.

    Damarwulan sebenarnya adalah anak dari Patih Udara, salah satu patih Majapahit sebelum posisinya digantikan oleh Patih Loh Gender. Ketika dia mendengar tentang sayembara yang diadakan oleh sang ratu, dia memutuskan untuk mengikuti sayembara tersebut tanpa ragu sedikitpun. Jadi, Damarwulan dan penasihat kerajaan pergi untuk menghadap Ratu Ayu Kencana Wungu di istana.

    Ketika mereka tiba di istana, mereka pergi menghadap Ratu Ayu Kencana Wungu di ruang utama. Di hadapan sang ratu, Damarwulan mengutarakan niat nya untuk ikut serta dalam sayembara tersebut. Ratu Ayu Kencana Wungu mengenali Damarwulan sebagai pemuda yang ada dalam mimpinya, jadi dia memberikan izinnya pada Damarwulan. Setelah itu, Damarwulan pergi menuju Blambangan untuk menantang Minakjinggo untuk bertarung dengannya.

    Damarwulan berteriak di depan istana Minakjinggo. Dia menantang Minakjinggo untuk keluar dari istana nya dan berduel dengannya. Tidak membutuhkan waktu yang lama bagi Minakjinggo untuk merespon tantangan tersebut. Dia keluar dari istana nya untuk menghadapi Damarwulan. Dia membawa serta pusaka Gada Wesi Kuning miliknya.

    Mereka segera bertarung saat mereka telah saling memandang satu sama lain di lapangan di depan istana itu. Pertarungan itu sengit, namun pada kahirnya Damarwulan terkena pukulan Gada Wesi Kuning dan dia pingsan. Dia dimasukkan kedalam penjara oleh pelayan Minakjinggo setelah nya.

    Saat dia sedang berada di dalam penjara, selir Minakjinggo, Dewi Wahita dan Dewi Puyengan, mengunjungi nya. Ternyata keduanya jatuh cinta pada Damarwulan, jadi mereka merawat luka nya dan membantu nya untuk sembuh. Mereka juga mengatakan pada nya bahwa kekuatan Minakjinggo terletak pada pusaka nya “Gada Wesi Kuning”. Mereka mengatakan bahwa tanpa pusaka itu, Minakjinggo akan menjadi tak berdaya. Damarwulan kemudian meminta mereka untuk mencuri pusaka tersebut untuk nya, dan mereka setuju untuk melakukan hal itu.

    Pada malam hari, Dewi Wahita dan Dewi Puyengan mencuri pusaka itu dan mereka memberikannya pada Damarwulan. Mereka juga melepaskan nya dari penjara. Damarwulan melarikan diri dari istana dan kembali lagi pada pagi hari nya untuk menantang Minakjinggo untuk kedua kali nya. Minakjinggo sangat terkejut melihat pusaka nya berada di tangan Damarwulan. Dia baru saja akan bertanya bagaimana caranya Damarwulan memperoleh pusaka miliknya ketika tiba-tiba Damarwulan meluncurkan serangan kejutannya dan mengalahkan Minakjinggo dengan mudahnya.

    Damarwulan kembali ke Majapahit setelah itu. Dia melapor pada sang ratu bahwa dia telah menyelesaikan misi nya dan dia membawa serta pusaka milik Minakjinggo sebagai bukti bahwa dia telah mengalahkan Minakjinggo. Sang ratu percaya kepadanya dan dia memutuskan untuk memenuhi janjinya.

    ReplyDelete
  35. Mereka pun menikah setelah itu dan Damarwulan menjadi pemimpin Majapahit.

    ReplyDelete
  36. Lebai Malang
    Long long time ago, in a village of West Sumatra, there lived an old man with a wishy washy character. He was a spiritual teacher and in their village the job of a spiritual teacher was known as “Lebai”. So, people in his village often called him “Pak Lebai”. The vilage was located at the river bank, so the main transportation of the villager was boat. It was no different with Pak Lebai, whenever he wanted to go to anyplace, he would used his old boat.
    One day, when he was travelling on his boat, he ran into his neighbour who lived at the headstream side of the river. His neighbour invited him to his son wedding party tomorrow. Pak Lebai accepted the invitation and he said that he would come to the party. After that, he continued his trip.
    He row his boat slowly as he imagine that he would get a lot of delicious food tomorrow at his neighbor’s party. Suddenly his boat bumped into another boat and he was so shocked. It turned out that, it was his neighbour who lived at the downstream side of the river. Pak Lebai greet him and asked where he was headed. His neighbour told him that he was actually looking for him because he wanted to invite him to his daughter wedding party tomorrow. His neighbour also told him that he also provided various take away food for all guests who attended the party. Pak Lebai accepted the invitation and he also said that he would come to the party. Actually, Pak Lebai was uncertain which party that he would attend tomorrow. So he decided to go home and give himself more time to consider it.
    At night, he sit in front of his house looking at the dark night sky. His mind was still occupied by the thought about the invitations of the two parties. He was confused to decided which party that he would go to because both party have their own attractive point. The party at the headstream side of the river was closer to his house than the party at the downstream side of the river, so he wouldn’t spend much energy to row his boat there. But if he went to the party at the downstream side of the river, he would be able to brought back a lot of food. After a couple of hours, he finally decided to go to the party at the downstream side of the river.
    In the morning he prepared his boat and then he went toward the downstream. In the middle of the route he started to feel exhausted and then he changed his mind and he turned the boat around and went toward the headstream. When he was about to reach the destination, he saw some people rowing their boat to the opposite direction. He stopped them and asked why did they headed to the downstream when they were so close with the location of the party at the headstream. They told him that the food in the party was not delicious so they left the party sooner.
    Knowing this condition, Pak Lebai turned his boat around and he row it toward the downstream. When he arrived at the location of the party, he was too late because the party was over. He turned his boat around one more time and headed to the party at the headstream. Unfortunately, the party was also over and he didn’t get any delicious food at all that day. The story about his misfortune spread among the villager, and started from that day, the villager called him Pak Lebai Malang.

    ReplyDelete
  37. Lebai Malang
    Long long time ago, in a village of West Sumatra, there lived an old man with a wishy washy character. He was a spiritual teacher and in their village the job of a spiritual teacher was known as “Lebai”. So, people in his village often called him “Pak Lebai”. The vilage was located at the river bank, so the main transportation of the villager was boat. It was no different with Pak Lebai, whenever he wanted to go to anyplace, he would used his old boat.
    One day, when he was travelling on his boat, he ran into his neighbour who lived at the headstream side of the river. His neighbour invited him to his son wedding party tomorrow. Pak Lebai accepted the invitation and he said that he would come to the party. After that, he continued his trip.
    He row his boat slowly as he imagine that he would get a lot of delicious food tomorrow at his neighbor’s party. Suddenly his boat bumped into another boat and he was so shocked. It turned out that, it was his neighbour who lived at the downstream side of the river. Pak Lebai greet him and asked where he was headed. His neighbour told him that he was actually looking for him because he wanted to invite him to his daughter wedding party tomorrow. His neighbour also told him that he also provided various take away food for all guests who attended the party. Pak Lebai accepted the invitation and he also said that he would come to the party. Actually, Pak Lebai was uncertain which party that he would attend tomorrow. So he decided to go home and give himself more time to consider it.
    At night, he sit in front of his house looking at the dark night sky. His mind was still occupied by the thought about the invitations of the two parties. He was confused to decided which party that he would go to because both party have their own attractive point. The party at the headstream side of the river was closer to his house than the party at the downstream side of the river, so he wouldn’t spend much energy to row his boat there. But if he went to the party at the downstream side of the river, he would be able to brought back a lot of food. After a couple of hours, he finally decided to go to the party at the downstream side of the river.
    In the morning he prepared his boat and then he went toward the downstream. In the middle of the route he started to feel exhausted and then he changed his mind and he turned the boat around and went toward the headstream. When he was about to reach the destination, he saw some people rowing their boat to the opposite direction. He stopped them and asked why did they headed to the downstream when they were so close with the location of the party at the headstream. They told him that the food in the party was not delicious so they left the party sooner.
    Knowing this condition, Pak Lebai turned his boat around and he row it toward the downstream. When he arrived at the location of the party, he was too late because the party was over. He turned his boat around one more time and headed to the party at the headstream. Unfortunately, the party was also over and he didn’t get any delicious food at all that day. The story about his misfortune spread among the villager, and started from that day, the villager called him Pak Lebai Malang.

    ReplyDelete
  38. Si Pitung

    During the colonial age in Indonesia, there lived a boy with his family in a small village called Rawabelong. His name was Pitung. His father was a farmer and his name was Pak Piun and his mother was Bu Pinah. He had three siblings.

    Since he was a child he learned martial arts and also knowledge about Islam from a man by the name Haji Naipin, a famous spiritual teacher in Rawabelong. Pitung was a diligent student. He practiced anything that his teacher taught him every day. He became skillful in no time and his teacher became even more fond of him. His teacher even decided to teach him everything that he knows including a very powerful magic called Pancasona. It is a magical power that will make anyone who learned it to be invulnerable or weapon resistant.

    All of his knowledge and ability didn’t make him to be arrogant. He was always humble and kind to anyone. He always helped his father at the paddy field, helped his mother at home and even sometimes he also helped his neighbors whenever they needed his help. This attitude was the reason why all people in his village like him.

    One day, Pitung witnessed some thugs seized of the villagers livestock and crop forcefully. This was not actually the first time something like this happened in the village, but it was his first experience to see it happened in front of him. The villagers were not dare to fight, because they were sent by the landlord, so they just hide inside their house as the thugs collected their livestock and crop. He got mad and he challenged the thugs to fight him. The thugs laughed at his challenge because he was alone and they thought that it would be very easy for them to beat him.

    They started to attack him, but Pitung was so agile that he could dodge almost all of their move. The thugs quickly loose their temper because their attack seemed to have no effect on Pitung at all, so they attacked him ferociously. When the thugs’ move seemed to get slow, Pitung launched his attack and he took them down one by one so easily. After that, the thugs ran away, but before that they threatened him that they would report his action to the landlord. When the thugs had gone, the villagers went out from their house and thanked him for his help.

    Ever since that day, Pitung decided to protect his village from thugs and evil landlord who sent them. Every time some thugs were sent to seize the villagers belongings, Pitung would show up and face them. He managed to win every fight with the thugs as he is very skillful, and his name became even more famous than before.

    After having a fight with Pitung, some of the thugs realize their wrongdoing and decided to stop doing that. They changed into a better person and they became Pitung’s friend. As their number got bigger, Pitung decided to assembled a group. With this group, Pitung robbed the house of some landlords and rich people and after that they shared the spoils with the poor and the villager.

    Pitung and his group became famous among the villager for what they did. Unfortunately, there are other groups who used Pitung’s name to rob rich people for their own benefit. The landlords and rich people became uneasy with this condition. They reported it to colonial government and the colonial government reacted by sending its troops to catch Pitung and his group.

    Knowing that he had become a fugitive, Pitung and his group decided to flee from their village. They move from one place to another to make it hard fot the authorities to catch them. During their time on the run, they kept doing their action, they took the wealth of the rich and landlords and then share it with the poor until one day they got caught when they were doing their action in a landlords house. Pitung let the authorities caught him so his group could flee.

    ReplyDelete
  39. The authorities put Pitung in a jail in Grogol. One night, Pitung escaped from the jail by climbing to the roof. The guards were shocked to find an empty cell in the morning. They became even more convinced that Pitung has supernatural power after that.

    The authorities realized that it was not going to be easy to catch Pitung for the second time, so they decided to catch his father and his teacher instead and they asked Pitung to surrender in exchange for their safety. Pitung agreed to trade himself for the safety of Pak Piun and Haji Naipin, so they arranged the meeting.

    When the day had come, Pitung went to the meeting location. There were already colonial troops guarding the place. He could see his father and his teacher in that place. He asked the authorities to release them first before he surrender. The commander of the troops agreed to his request and command one of his soldiers to release Pak Piun and Haji Naipin. When he saw that his father and his teacher were safe, he walked toward the troops to surrender. The commander was so happy that he managed to catch a famous fugitive like Pitung, so he said “Finally, I catch you, Pitung”. Right before the soldier grab him, Pitung said “You got me, but not for long. I will escape from your prison again”. The commander got mad when he heard it, so he changed his mind about catching him. He made a few steps backward and he gave signal to the troop to shoot Pitung, and with his single hand move all of the soldiers fired their gun toward Pitung’s body and in instant Pitung’s body fell to the ground.

    ReplyDelete
  40. Si Pitung

    Pada masa penjajahan di Indonesia, hiduplah seorang anak laki-laki bersama keluarga nya di sebuah desa kecil bernama Rawabelong. Nama nya adalah Pitung. Ayahnya adalah seorang petani dan namanya adalah Pak Piun dan ibu nya adalah Bu Pinah. Dia mempunyai tiga saudara kandung.

    Sejak dia masih kecil dia belajar seni beladiri dan juga pengetahuan tentang Islam dari seorang pria bernama Haji Naipin, seorang guru agama terkenal di Rawabelong. Pitung merupakan seorang siswa yang rajin. Dia berlatih apapun yang diajarkan guru nya setiap hari. Dia menjadi terampil dalam waktu yang singkat dan guru nya pun menjadi semakin sayang kepada nya. Guru nya bahkan memutuskan untuk mengajarkannya segala hal yang ia tau termasuk sebuah ilmu yang sangat kuat yang disebut Pancasona. Itu merupakan sebuah kekuatan gaib yang akan membuat siapapun yang mempelajari nya menjadi kebal atau tahan terhadap senjata.

    Semua pengetahuan dan kemampuan yang dimiliknya tidak membuatnya menjadi sombong. Dia selalu rendah hati dan baik kepada siapa saja. Dia selalu membantu ayah nya di sawah, membantu ibu nya di rumah dan bahkan terkadang dia juga membantu tetangga-tetangga nya disaat mereka membutuhkan bantuannya. Sikap ini merupakan alasan mengapa semua orang di desa nya menyukai nya.

    Pada suatu hari, Pitung menyaksikan beberapa penjahat merampas hewan ternak serta hasil panen milik warga secara paksa. Ini sebenarnya bukan merupakan pertama kali nya hal seperti ini terjadi di desa itu, namun ini pengalaman pertamanya menyaksikan hal itu terjadi dihadapannya. Penduduk desa tidak berani melawan, karena mereka itu dikirim oleh tuan tanah, jadi mereka hanya bisa bersembunyi di dalam rumah mereka disaat para penjahat itu mengumpulkan hewan ternak serta hasil panen mereka. Dia menjadi marah dan dia menantang para penjahat itu untuk bertarung dengannya. Para penjahat itu tertawa atas tantangannya karena dia sendirian dan mereka pikir itu akan sangat mudah bagi mereka untuk mengalahkannya.

    Mereka mulai menyerang nya, namun Pitung sangat gesit hingga dia bisa mengelak hampir seluruh gerakan mereka. Para penjahat itu dengan cepat kehilangan kesabaran mereka karena serangan mereka terlihat tidak berdampak sama sekali pada Pitung, jadi mereka menyerang nya dengan ganas. Saat gerakan para penjahat itu mulai terlihat melambat, Pitung meluncurkan serangannya dan dia mengalahkan mereka satu per satu dengan sangat mudah. Setelah itu, para penjahat itu kabur, namun sebelum itu mereka mengancam nya bahwa mereka akan melaporkan perbuatannya pada tuan tanah. Saat para penjahat sudah pergi, para penduduk desa keluar dari rumah mereka dan berterimakasih pada nya atas pertolongannya.

    ReplyDelete
  41. Semenjak hari itu, Pitung memutuskan untuk melindungi desa nya dari para penjahat dan tuan tanah yang kejam yang mengirim mereka. Setiap kali beberapa penjahat dikirim untuk merampas barang milik penduduk desa, Pitung akan muncul dan menghadapi mereka. Dia berhasil memenangkan setiap pertarungan dengan para penjahat itu karena dia sangat mahir, dan nama nya menjadi semakin terkenal dari sebelumnya.

    Setelah bertarung melawan Pitung, beberapa penjahat itu menyadari kesalahan mereka dan memutuskan untuk berhenti melakukan itu. Mereka berubah menjadi pribadi yang lebih baik dan mereka menjadi teman Pitung. Seiring bertambahnya jumlah mereka, Pitung memutuskan untuk membentuk sebuah kelompok. Bersama kelompok ini, Pitung merampok rumah beberapa tuan tanah dan orang kaya dan setelah nya mereka membagikan hasil rampasan itu dengan orang miskin dan penduduk desa.

    Pitung dan kelompoknya menjadi terkenal di kalangan penduduk desa atas apa yang mereka lakukan. Sayangnya, ada beberapa kelompok lain yang menggunakan nama Pitung untuk merampok orang kaya demi keuntungan mereka sendiri. Para tuan tanah dan orang kaya menjadi resah dengan keadaan ini. Mereka melaporkan hal itu pada pemerintah kolonial dan pemerintah kolonial bereaksi dengan mengirimkan pasukannya untuk menangkap Pitung dan kelompoknya.

    Mengetahui bahwa diri nya telah menjadi buronan, Pitung dan kelompoknya memutuskan untuk melarikan diri dari desa mereka. Mereka berpindah dari satu tempat ke tempat yang lain untuk menyulitkan pihak berwajib untuk menangkap mereka. Selama masa pelarian mereka, mereka tetap melakukan aksi mereka, mereka mengambil kekayaan dari orang kaya dan tuan tanah dan kemudian membagikannya pada orang miskin hingga suatu hari mereka tertangkap saat mereka sedang melakukan aksi nya di rumah seorang tuan tanah. Pitung membiarkan pihak berwajib menangkap dirinya sehingga kelompoknya bisa melarikan diri.

    Pihak berwajib menempatkan Pitung di sebuah penjara di Grogol. Pada suatu malam, Pitung melarikan diri dari penjara itu dengan memanjat ke atap. Penjaga penjara terkejut saat menemukan sel yang kosong di pagi hari. Mereka menjadi semakin yakin bahwa Pitung memiliki kekuatan gaib setelah itu.

    Pihak berwajib menyadari bahwa tidak akan mudah untuk menangkap Pitung kedua kali, jadi mereka memutuskan untuk menangkap ayah dan guru nya sebagai gantinya dan mereka meminta Pitung untuk menyerahkan diri sebagai gantinya untuk keselamatan mereka. Pitung setuju untuk menukar diri nya untuk keselamatan Pak Piun dan Haji Naipin, jadi mereka mengatur pertemuan.

    Saat hari yang telah disepakati tiba, Pitung pergi ke lokasi pertemuan. Sudah ada pasukan kolonial menjaga tempat itu. Dia bisa melihat ayah dan guru nya di sana. Dia meminta pihak berwajib untuk melepaskan mereka terlebih dahulu sebelum dia menyerahkan diri. Pimpinan pasukan itu setuju dengan permintaannya dan memerintahkan salah satu prajurit nya untuk melepaskan Pak Piun dan Haji Naipin. Saat dia melihat bahwa ayah dan guru nya telah aman, dia berjalan ke arah pasukan itu untuk menyerahkan diri. Pemimpin pasukan sangat senang karena dia berhasil menangkap buronan terkenal seperti Pitung, kemudian dia berkata “Akhirnya, aku menangkap mu, Pitung”. Tepat sebelum prajurit itu menangkap nya, Pitung berkata “Ya kamu berhasil menangkap saya, tapi tidak untuk waktu yang lama. Saya akan lolos dari penjara mu lagi”. Pemimpin pasukan itu menjadi marah saat dia mendengar hal ini, jadi dia merubah pikiran nya tentang menangkap dia. Dia melangkah beberapa kali ke belakang dan memberi sinyal pada pasukan nya untuk menembak Pitung, dan dengan satu kali gerakan tangan nya semua prajurit menembakkan senjata mereka kearah tubuh Pitung dan seketika tubuh Pitung jatuh ke tanah.

    ReplyDelete
  42. Sang Kabelah

    Long long time ago, in a small village in Lampung, there lived a happy couple. Every day, they helped each other to work at the small farm in their backyard. They love each other and they were never feel unhappy, but there was one thing that they both expected to happen since a very long time, and it was having a child.

    They had tried so many ways to get pregnant, but none of it seemed to work. They didn’t regret the result of their hard work and they devoted all of their hope to the God. They always pray to the God every day, asking the same request over and over again in their prayer, “Please help us, we really want a child. We will be grateful although the child only has a half body and we will always love the child fully” asked them sincerely.

    One day, their prayer were answered. The wife of the man finally got pregnant. They were very happy for it. They kept the pregnancy well until the day to give birth came. They were surprised to find out the condition of their baby. The baby boy only had one ear, one eye, one hand and also one foot, just like they ask in their prayer. They didn’t regret it at all and they named the baby Kabelah.

    The time goes by and Kabelah had grown into a teenager. He was healthy and always happy when he was at home with his parents, but he didn’t have friend because all teenager at his neighborhood considered him as a freak with his physical appearance. He was so sad when other people treated him that way. He tried to be patient until one day he just couldn’t bear it anymore so he decided to go on a journey to find the God to get answer about his condition.

    Kabelah’s parents tried to stop him, but he had made up his mind, so they had no other choice but to let him go on his journey. Finally, Kabelah started his journey. He brought some supplies for his journey such as food and spare clothes. He said good bye to his parents and ask them to pray for his safety.

    He had no idea of where to go, so he just kept on walking as long as he still had energy, and when he was tired, he would find a place to sleep and rest for a while. One day, he ran into an old man who was sitting on a huge stone in a jungle. Kabelah stopped in front of him and asked him “I am sorry to disturb your meditation, Sir. My name is Kabelah, I am on a journey to find the God, could you possibly tell me where to go?”. The old man opened his eyes and said “Hey you freak, listen to me! I have been meditating in this place for years just to find the God, and I still couldn’t find Him until now. With your condition, I believe you will never find Him. Now, Get out of here!” Said the old man rudely.

    Kabelah was so shocked and sad to hear the answer from the old man, but he didn’t get angry to him. He decided to continue his journey. He tried to find a path to get out of the jungle and when he find it, he accidentaly ran into a group of robber. They stopped him and asked him to give them any valuable things that he brought. Kabelah tried to be brave and said “I’m so sorry Sirs, I don’t have anything valuable to you. Please let me pass, I’m on a journey to find the God and I have nothing to give to you”. One of the robber took pity on him and told his group to let him pass. Kabelah was so grateful and said “Thank you so much Sirs, I promise I will return to this place when I have found the God”. After that they say good bye to each other.

    ReplyDelete
  43. Kabelah continued his journey and he kept walking until the night was coming. He tried to find a place to sleep and he found a small cave nearby. He walked into the cave and suddenly he felt so sleepy and then he just passed out. When he was unconscious, he dreamt that he was in a very beautiful place that he never saw before in his life. The place felt so calm and relaxing. Kabelah decided to pray to God. He said “God, I’m so grateful for the life that you have given to me. Right now, I need to understand about my condition, please help me”. Suddenly, he woke up. He felt something strange on his body and he was so shocked when he saw that he had two hands and two feet. After that he tried to find some water around the cave to see his reflection on it and he became even more surprised when he found out that the had a complete face right now, with two ears and two eyes. He was so grateful at that moment and said “Thank you God, Thank you so much”.

    Feeling successful on his quest, Kabelah decided to return to his village. He can only imagine how happy his parents would be when they saw his condition right now. He walked through the same path that he use when he left the village. On his journey back to his village, he met again with the group of robber that he met earlier and he told his story to them. Kabelah’s story made all members of the robber group believed in God again and realized their mistake. They decided to stop doing the robbery and all of them became farmers. Kabelah also met the old man who talked rudely to him earlier and he also told the man his story. The old man regretted his attitude and apologized to Kabelah. The old man also changed his attitude ever since that day.

    Finally, Kabelah arrived at his house. His parents were so happy to see his current condition. They invited all people in their village to a dinner to show their gratitude to God for a miracle that had been given to their child. During the dinner, they also gave a new name for Kabelah, and the new name was Muhammad Syukur. They forgave all people who used to treat Kabelah badly and they live happily ever after.

    ReplyDelete
  44. Sang Kabelah

    Pada jaman dahulu kala, di sebuah desa kecil di Lampung, hiduplah sepasang suami istri yang bahagia. Setiap hari mereka saling membantu dalam bekerja di perkebunan kecil di halaman belakang mereka. Mereka saling mencintai dan mereka tidak pernah merasa tidak bahagia, namun ada satu hal yang telah lama mereka inginkan terjadi, dan itu adalah memiliki seorang anak.

    Mereka telah mencoba berbagai macam cara untuk bisa mengandung, namun tidak satupun yang memberikan hasil. Mereka tidak menyesali hasil dari usaha mereka itu dan mereka mencurahkan semua harapan mereka pada tuhan. Mereka selalu berdoa pada tuhan setiap hari, meminta hal yang sama berulang-ulang dalam doa mereka, “Tolong kami, kami sangat menginginkan seorang anak. Kami akan sangat bersyukur meskipun anak itu hanya memiliki setengah tubuh dan kami akan selalu mencintai anak itu secara utuh” pinta mereka dengan tulus.

    Pada suatu hari, doa mereka dijawab. Istri sang pria itu akhirnya mengandung. Mereka sangat bahagia akan hal itu. Mereka menjaga kehamilan itu dengan baik hingga hari kelahiran pun tiba. Mereka sangat terkejut saat mengetahui keadaan sang bayi. Bayi laki-laki itu hanya memiliki satu telinga, satu mata, satu tangan dan juga satu kaki, sama seperti yang mereka minta dalam doa mereka. Mereka tidak menyesali hal itu sama sekali dan mereka menamai bayi itu Kabelah.

    Waktu berlalu dan Kabelah telah tumbuh menjadi seorang remaja. Dia sehat dan selalu bahagia saat dia berada di rumah bersama kedua orang tua nya, namun dia tidak memiliki teman karena semua remaja di sekitar tempat tinggal nya menganggap nya sebagai seorang yang aneh dengan penampilan fisik nya. Dia sangat sedih ketika orang lain memperlakukan nya seperti itu. Dia mencoba untuk bersabar hingga suatu hari dia sudah tak sanggup menahannya lagi sehingga dia pun memutuskan untuk melakukan perjalanan untuk menemukan tuhan dan memperoleh jawaban akan keadaannya ini.

    Orang tua Kabelah mencoba menghentikan nya, namun dia telah membuat keputusan, jadi mereka tidak memiliki pilihan lain selain membiarkannya melakukan perjalanan itu. Akhirnya, Kabelah memulai perjalanannya. Dia membawa beberapa bekal untuk perjalanannya itu seperti makanan dan pakaian. Dia berpamitan dengan orang tua nya dan meminta mereka mendoakan keselamatannya.

    Dia tidak tau harus kemana, jadi dia terus saja berjalan selama dia masih memiliki tenaga, dan ketika dia lelah, dia akan mencari tempat untuk tidur dan beristirahat sejenak. Suatu hari, dia bertemu dengan seorang pria tua yang sedang duduk di atas batu besar di sebuah hutan. Kabelah berhenti di hadapannya dan bertanya padanya “Maafkan aku mengganggu meditasi mu, Pak. Namaku adalah Kabelah, aku sedang dalam perjalanan mencari Tuhan, bisakah bapak menunjukkan kearah mana saya harus pergi?”. Pria tua itu membuka matanya dan berkata “Hey kamu orang aneh, dengarkan aku! Aku telah bermeditasi di tempat ini selama bertahun-tahun untuk menemukan Tuhan, dan kau masih tidak bisa menemukannya hingga saat ini. Dengan kondisi kamu, aku yakin kamu tak akan pernah menemukan Nya. Sekarang, pergi dari sini!” kata pria tua itu dengan kasar.

    ReplyDelete
  45. Kabelah sangat terkejut dan sedih mendengar jawaban dari pria tua itu, namun dia tidak marah pada nya. Dia memutuskan untuk melanjutkan perjalanannya. Dia mencoba menemukan jalan untuk keluar dari hutan itu dan saat dia menemukannya, secara tidak sengaja dia bertemu dengan sekumpulan perampok. Mereka menghentikannya dan memintanya untuk menyerahkan segala barang berharga yang dia bawa. Kabelah mencoba untuk memberanikan diri dan berkata “Maafkan aku tuan-tuan, aku tidak memiliki barang berharga apapun bagimu. Tolong ijinkan aku lewat, aku sedang dalam perjalanan untuk mencari Tuhan dan aku tidak memiliki apa-apa yang bisa aku berikan padamu”. Salah satu perampok itu merasa kasihan padanya dan mengatakan pada kelompok nya untuk membiarkannya lewat. Kabelah sangat bersyukur dan dia berkata “Terimakasih banyak tuan-tuan, saya berjanjisaya akan kembali ke sini saat saya telah menemukan Tuhan”. Setelah itu mereka saling berpamitan.

    Kabelah melanjutkan perjalanannya dan terus berjalan hingga malam pun tiba. Dia mencoba mencari tempat untuk tidur dan dia menemukan sebuah gua kecil di sekitar situ. Dia berjalan memasuki gua itu dan tiba-tiba dia merasa sangat mengantuk dan dia langsung pingsan. Saat dia sedang tidak sadar, dia bermimpi sedang berada di sebuah tempat yang sangat indah yang belum pernah dilihatnya selama ini dalam hidupnya. Tempat itu terasa sangat tenang dan nyaman. Kabelah memutuskan untuk berdoa pada Tuhan. Dia berkata “Tuhan, aku sangat bersyukur atas kehidupan yang telah kau berikan padaku. Saat ini, aku perlu memahami tentang keadaanku ini, aku mohon tolonglah aku”. Tiba-tiba, dia terbangun. Dia merasakan sesuatu yang aneh pada tubuhnya dan dia sangat terkejut saat dia melihat bahwa dia memiliki dua tangan dan dua kaki. Setelah itu dia mencoba mencari air di sekitar gua itu untuk melihat bayangan nya di air itu dan dia menjadi semakin terkejut saat dia menemukan bahwa dia memiliki wajah yang utuh sekarang, dengan dua telinga dan dua mata. Dia sangat bersyukur pada saat itu dan berkata “Terimakasih Tuhan, terimakasih banyak”.

    Merasa telah berhasil dalam pencariannya, Kabelah memutuskan untuk kembali ke desa nya. Dia hanya bisa membayangkan seberapa bahagia nya orang tuanya nanti saat mereka melihat kondisi nya saat ini. Dia berjalan lewat jalan yang sama yang dia gunakan saat dia meninggalkan desa nya. Dalam perjalanan pulang ke desa nya, dia bertemu lagi dengan kelompok perampok yang dia temui sebelumnya dan dia menceritakan kisah nya pada mereka. Cerita Kebalah membuat semua anggota kelompok perampok itu percaya kepada Tuhan lagi dan menyadari kesalahan mereka. Mereka memutuskan untuk berhenti merampok dan mereka semua menjadi petani. Kabelah juga bertemu dengan pria tua yang bicara kasar padanya sebelumnya dan dia juga menceritakan pengalamannya pada pria tua itu. Pria tua itu menyesali sikapnya dan meminta maaf pada Kabelah. Pria tua itu juga merubah sikapnya semenjak hari itu.

    Akhirnya Kabelah sampai di rumah nya. Kedua orang tua nya sangat bahagia melihat keadaan nya sekarang. Mereka mengundang semua orang di desa nya dalam sebuah acara makan malam untuk menunjukkan rasa syukur mereka pada Tuhan akan keajaiban yang telah diberikan pada anak mereka. Selama acara makan malam itu, mereka juga memberikan nama baru bagi Kabelah, dan nama baru itu adalah Muhammad Syukur. Mereka memaafkan semua orang yang pernah memperlakukan Kabelah dengan buruk dan mereka hidup bahagia selama nya.

    ReplyDelete
  46. Putri Gading Cempaka

    Long long time ago, there lived a great king in Bengkulu. His name is king Ratu Agung. He ruled Sungai Serut Kingdom for years and during those years, the people in the kingdom live peacefully and prosperous. The king has seven children. The last child was the only daughter in the family and her name is Putri Gading Cempaka.

    Putri Gading Cempaka was very beautiful and kind. There were so many noble man came to their kingdom to propose the princess but her father, king Ratu Agung, refused all of them because for him Putri Gading Cempaka was still too young to get married.

    One day, the king summon all of his children into his room. At that moment he was so weak and he said to all of them “My children, I think my time has come to leave you. I hope you all can keep your relationship as brother and sister. I have two important message that I want to tell you before I die. First, I appointed Anak Dalam as my sixth son to be the next king of our kingdom. I hope you all can accept my decision. Second, if a big disaster ever happened on this land and you think that there is nothing you can do to save it, go to Bungkuk mountain and stay there. Wait until a great king came to propose my daughter”. All of his children listened to his message carefully. None of them complained about it. A couple days later, the king passed away.

    All people in the kingdom mourned the king’s death. Putri Gading Cempaka and all of her brothers burried their father in a special place. A couple days after the burial ceremony, they started to carry out their father’s will. They held the crowning ceremony of Anak Dalam to replace their father as the new king. For some reasons, they decided to change the name of the kingdom into Bangkahulu kingdom. Just like his father, Anak Dalam lead the kingdom wisely and the people love him so much.

    One day, a prince of Aceh kingdom came to their land. He brought along with him so many people and present because he wanted to propose Putri Gading Cempaka. He sent some of his soldiers and counselor to the palace to see king Anak Dalam. When they arrived at the palace, the counselor stated their intention to the king. King Anak Dalam told the counselor that they couldn’t accept the prince proposal because they had to keep their promise to their father. After that the counselor and the soldiers returned to their ship and report the result to the prince.

    The prince was so angry tohear the news from his counselor. He felt that king Anak Dalam and his brother had insulted him with their decision. So he challenged king Anak Dalam to a war. The big war was inevitable and it last for days with so many casualties. At that moment, king Anak Dalam and his brothers realized that this may be the right time to cary out their father’s second will. So they decided to bring anything they can and they flee to Bungkuk mountain with some survivors of the war.

    When king Anak Dalam and his people flee from the kingdom, the prince from Aceh also returned to his kingdom. This condition left Bangkahulu kingdom to be empty and unguarded. Hearing the news, some noble men from Lebong Balik Bukit came to the kingdom and tried to claim it. But, instead of combining their power to claim the throne, those noble men fight each other over the throne. A couple weeks later, a wise man by the name Maharaja Sakti came to the land and brought all of the noble men into an agreement.

    The noble men realized that they cannot be a king so they asked Maharaja Sakti to be their king and claimed Bangkahulu kingdom. Maharaja Sakti agreed to their idea so they held a crowning ceremony at the palace. On the day of the ceremony, a big storm suddenly appeared in the kingdom. They canceled the ceremony and they waited for the storm to be over. But the storm was not getting lighter.

    ReplyDelete
  47. Maharaja Sakti was curious about the storm, it was as if as he was not meant to held the crowning ceremony. So he decided to ask to his shaman about the unusual condition. The shaman told him that if he wanted to be the king of the kingdom, he should wed the descendant of the rightful king. After that, Maharaja Sakti asked the shaman to locate the princess whereabout. The shaman used his magical power and he found that the princess was in Bungkuk mountain with her brothers.

    Maharaja Sakti sent some of his soldiers and his counselor to go to Bungkuk mountain to deliver his message to the princess and her brother. When they arrived at Bungkuk mountain, they went to Putri Gading Cempaka’s location right away and they stated their intention to her and her brother. Putri Gading Cempaka and her brothers realized that this was exactly the same as their father told them before he die, so they gladly accept the proposal.

    After that, Putri Gading Cempaka and her brothers along with the soldiers which were sent to deliver the message from Maharaja Sakti returned to Bangkahulu kingdom. They held a big wedding party in the palace and they crowned Maharaja Sakti as the new king of Bangkahulu kingdom with Putri Gading Cempaka as the queen. Together, they rebuilt the kingdom and moved the palace into a new location at Kuala Sungai Lemau. When the construction process was complete, they changed the name of the kingdom into Sungai Lemau kingdom.

    ReplyDelete
  48. Putri Gading Cempaka

    Pada jaman dahulu kala, hiduplah seorang raja yang hebat di Bengkulu. Nama nya adalah raja Ratu Agung. Dia memimpin kerajaan Sungai Serut selama bertahun-tahun dan selama masa itu, orang-orang di kerajaan itu hidup dengan damai dan makmur. Sang raja memiliki tujuh orang anak. Anak yang terakhir adalah anak perempuan satu-satu nya di keluarga itu dan nama nya adalah Putri Gading Cempaka.

    Putri Gading Cempaka sangatlah cantik dan baik. Ada begitu banyak pria dari golongan bangsawan datang ke kerajaan mereka untuk melamar sang putri namun ayah nya, sang raja Ratu Agung, menolak mereka semua karena bagi nya Putri Gading Cempaka masih terlalu muda untuk menikah.

    Suatu hari, sang raja memanggil semua anak nya ke dalam ruangan nya. Pada saat itu dia dalam kondisi sangat lemah dan dia mengatakan pada mereka semua “Anak-anak ku, aku rasa waktuku telah tiba untuk meninggalkan kalian. Ayah harap kalian semua bisa menjaga hubungan kalian sebagai saudara. Aku punya dua pesan penting yang ingin aku sampaikan sebelum aku mati. Yang pertama, aku menunjuk Anak Dalam sebagai anak ku yang ke enam untuk menjadi raja selanjutnya di kerajaan kita. Aku harap kalian semua bisa menerima keputusanku. Yang kedua, jika sebuah bencana besar terjadi di tanah ini dan kau menganggap bahwa tidak ada yang bisa kau lakukan untuk menyelamatkan nya, pergilah ke gunung Bungkuk dan tinggal lah di sana. Tunggulah hingga seorang raja yang hebat datang untuk melamar anak perempuanku”. Semua anak nya mendengarkan pesan itu dengan baik. Tidak ada satupun dari mereka yang mengeluhkan hal itu. Beberapa hari kemudian, sang raja meninggal dunia.

    ReplyDelete
  49. Semua orang di kerajaan itu berduka atas kematian sang raja. Putri Gading Cempaka dan semua saudara nya menguburkan ayah mereka di sebuah tempat khusus. Beberapa hari setelah upacara penguburan itu, mereka mulai melaksanakan wasiat ayah mereka. Mereka menyelenggarakan upacara penobatan Anak Dalam untuk menggantikan ayah mereka sebagai raja yang baru. Karena beberapa alasan, mereka memutuskan untuk mengubah nama kerajaan itu menjadi kerajaan Bangkahulu. Sama seperti ayah nya, Anak Dalam memimpin kerajaan itu dengan bijak dan orang-orang pun sangat menyukai nya.

    Pada suatu hari, seorang pangeran dari kerajaan Aceh datang ke tanah mereka. Dia membawa serta bersama nya begitu banyak orang dan hadiah karena dia ingin melamar Putri Gading Cempaka. Dia mengirimkan beberapa prajurit dan penasihat nya ke istana untuk bertemu raja Anak Dalam. Ketika mereka tiba di istana, sang penasihat menyatakan niatan mereka pada sang raja. Raja Anak Dalam mengatakan pada sang penasihat bahwa mereka tidak bisa menerima lamaran sang pangeran karena mereka harus menjaga janji pada ayah mereka. Setelah itu sang penasihat dan prajurit kembali ke kapal mereka dan melaporkan hasil nya kepada sang pangeran.

    Sang pangeran sangat marah mendengar berita dari penasihat nya. Dia merasa bahwa raja Anak Dalam dan saudara-saudara nya telah menghina nya dengan keputusan mereka. Jadi dia pun menantang raja Anak Dalam untuk berperang. Perang besar sudah tak terelakkan lagi dan perang itu berlangsung selama berhari-hari dengan begitu banyak korban. Pada saat itu, raja Anak Dalam dan saudara-saudara nya menyadari bahwa ini mungkin waktu yang tepat untuk melaksanakan wasiat kedua ayah mereka. Jadi mereka memutuskan untuk membawa apapun yang mereka bisa dan melarikan diri ke gunung Bungkuk bersama beberapa orang yang selamat dari perang itu.

    Saat raja Anak Dalam dan orang-orang nya melarikan diri dari kerajaan itu, pangeran dari Aceh pun kembali ke kerajaan nya. Kondisi ini menyebabkan karajaan Bangkahulu menjadi kosong dan tak terjaga. Mendengar berita ini, beberapa bangsawan dari Lebong Balik Bukit datang ke kerajaan itu dan mencoba menguasai nya. Namun bukannya menyatukan kekuatan mereka untuk mengambil tahta itu, para bangsawan itu malah bertarung satu sama lain memperebutkan takhta itu. Beberapa minggu kemudian, seorang pria yang bijak yang bernama Maharaja Sakti datang ke tanah itu dan membawa semua bangsawan itu pada sebuah persetujuan.

    Para bangsawan itu menyadari bahwa mereka tidak bisa menjadi seorang raja maka mereka meminta Maharaja Sakti untuk menjadi raja mereka dan mengambil alih kerajaan Bangkahulu. Maharaja Sakti setuju dengan ide mereka maka mereka mengadakan upacara penobatan di istana. Pada hari upacara itu, badai besar tiba-tiba saja muncul di kerajaan itu. Mereka pun membatalkan upacara penobatan itu dan menunggu badai nya mereda. Namun badai itu tidak juga mereda.

    ReplyDelete

  50. Maharaja Sakti menjadi penasaran tentang badai itu, itu terlihat seperti dia tidak ditakdirkan untuk mengadakan upacara penobatan itu. Maka dia memutuskan untuk bertanya pada dukun nya mengenai keadaan yang tidak biasa itu. Sang dukun mengatakan pada nya bahwa jika ia ingin menjadi raja di kerajaan itu, dia harus menikahi keturunan dari raja yang syah. Setelah itu, Maharaja Sakti meminta sang dukun untuk menemukan keberadaan sang putri tersebut. Sang dukun menggunakan kekuatan gaib nya dan dia pun menemukan bahwa sang putri berada di gunung Bungkuk bersama saudara-saudara nya.

    Maharaja Sakti mengirimkan beberapa prajurit nya dan juga penasihat nya untuk pergi ke gunung Bungkuk untuk menyampaikan pesan nya pada sang putri dan kakak-kakak nya. Ketika mereka sampai di gunung Bungkuk, mereka segera menuju lokasi Putri gading Cempaka dan mereka menyatakan niatan mereka pada nya dan kakak- kakak nya. Putri Gading Cempaka dan kakak-kakak nya menyadari bahwa ini sama persis dengan yang dikatakan ayah mereka sebelum dia meninggal, maka mereka pun dengan senang hati menerima lamaran itu.

    Setelah itu, Putri Gading Cempaka dan kakak-kakak nya bersama para prajurit yang dikirim untuk menyampaikan pesan dari Maharaja Saktu kembali ke kerajaan Bangkahulu. Mereka mengadakan pesta pernikahan yang besar di sitana dan mereka menobatkan Maharaja Sakti sebagai raja yang baru dari kerajaan Bangkahulu dengan Putri Gading Cempaka sebagai ratu nya. Bersama-sama, mereka membangun kembali kerajaan itu dan memindahkan istana ke lokasi yang baru di Kuala Sungai Lemau. Saat proses pembangunan telah selesai, mereka mengubah nama kerajaan itu menjadi kerajaan Sungai Lemau.

    ReplyDelete
  51. Siamang Putih
    Long long time ago, in a coastal area of Tiku beach, West Sumatra, there lived a very beautiful princess named Putri Julian. She was the daughter of a very wealthy ship’s captain named Nahkoda Baginda and she was also the granddaughter of Tuanku Raja Kecik, the king of Pagaruyung Kingdom. There were so many young men fell in love with her but none of them were brave enough to propose her because of her beauty and her wealth that these young men thought that they didn’t deserve her as they were just ordinary people who worked as a fisherman or a ship’s crew.
    Putri Julian waited for months for a handsome and wealthy man to come to her house and propose her, but no one was coming. Putri Julian started to feel uneasy with this condition and it made her locked herself in her room for days. The news about her condition finally reached her grandfather, Tuanku Raja Kecik, and her grandfather decided to do something about it.
    Tuanku Raja Kecik held a family meeting at the palace. Putri Julian’s father and mother came to the meeting. They discussed about Putri Julian’s condition and tried to find solution for it. After talking about that matter for hours, they came up with a decision. The decision was to held a huge party for the folk so that everyone would gather in one place and it would be easier for them to find candidates for Putri Julian.
    The night before the big party began, Putri Julian met a fine young man named Sutan Rumandang in her dream. She believed that this man was the one she was waiting forthis whole time so she decided to told her dream to her parents and her grandfather. Based on this story, Tuanku Raja Kecik asked his soldier to find this young man in the party. The soldier asked every person who came to the party but until the party was over, a man by the name Sutan Rumandang was never be found.
    Tuanku Raja Kecik was unsatisfied with the result, so he decided to ask for help from the kingdom’s sorcerer. He asked the sorcerer to locate Sutan Rumandang’s whereabout and make him come to their place. With his magical powers, the sorcerer managed to fulfill Tuanku Raja Kecik’s request.
    One day, a ship dock at the pier. The ship was broken because it was hit by a storm. One of Pagaruyung’s soldier saw it and walked toward the ship to check for survivors. He found that the captain of the ship along with its crew were alive and well. The soldier went back to the palace to report it to the king.
    After hearing the report from the soldier, Tuanku Raja Kecik asked the soldier to bring the ship’s captain to him. The soldier went back to the pier and returned with the ship’s captain to the palace. All member of the royal family were there, including Putri Julian. They were waiting in the palace to welcome the ship’s captain and when the soldier and the ship’s captain entered the room, Putri Julian was so surprised to see the ship’s captain, because he was the man that she saw in her dream. She told her mother right away that this man was the one that she had been waiting for this whole time.

    ReplyDelete
  52. Tuanku Raja Kecik welcomed the ship’s captain kindly and he allowed the ship’s captain to introduce himself. After that the ship’s captain introduced himself to all member of the royal family in the room and he said that his name was Sutan Rumandang and his father was a very wealthy man who lived across the sea. Tuan Raja Kecik and all member of the royal family were so happy to hear it.
    Tuanku Raja Kecik didn’t want to wait any longer for this chance, so he explained his intention right away to Sutan Rumandang. He said that he really wanted Sutan Rumandang to marry his beautiful granddaughter, Putri Julian. Sutan Rumandang was so happy to hear the request because from the moment he entered the room, he just couldn’t move his eyes from the beautiful princess sitting next to the king. But he decided to refuse the proposal because he wanted to be a successful and wealthy man first before he got married with someone.
    The king and all member of the royal family understood his reason and they agreed with him. They gave him their support by helping him to fix his ship. A day before Sutan Rumandang sail with his ship, they held an engagement party of Sutan Rumandang and Putri Julian at the palace.
    The next day, Putri Julian, her parents and her grandfather went to the pier to say good bye to Sutan Rumandang. Putri Julian was so sad to let Sutan Rumandang left with his ship but there was nothing that she could do to stop it. So she just cried as she saw her fiance get in to the ship.
    Sutan Rumandang stood on the deck and waved his hand toward Putri Julian and her family at the shore. Suddenly Putri Julian shouted and said “Be careful on your journey! I wish you a good luck. Please come back as soon as you achive your goal. I promise I will always wait for you and I will never marry someone else. If I break my promise, let me be a Siamang”. After that Sutan Rumandang replied to Putri Julian “Thank you my love, I will come back to you as soon as I can. I promise I will always be faithful to you. If I break my promise let me sink with this ship to the bottom of the ocean”. After that the ship departed.
    Ever since that day, Putri Julian waited for her fiance to return and marry her. She kept praying to the God for the safety of her fiance and she also kept checking to the pier for his ship every day. She had been waiting for two years but her fiance had not return yet.
    One day a large merchant ship dock at their pier. The soldier who guard the pier reported it to Putri Julian right away. Putri Julian and her family went to the pier in a rush when they heard the news. But when they arrived at the pier, Putri Julian was so disappointed to found that it was not her fiance’s ship.
    She was about to returned to the palace when she saw the captain of the ship walked down from the deck. The ship’s captain was very handsome and glamorous. Suddenly her disappointment disappeared. Within seconds, she felt that her heart was caught by the handsome captain. She told her mother about her feeling and her mother invited the captain to the palace.

    ReplyDelete
  53. At the palace the ship’s captain introduce himself to Putri Julian and her family. He explained that he was a wealthy man and his father was a noble man from some place far away from that place. Tuanku Raja Kecik and Putri Julian’s parents were so happy to hear that. They asked the ship’s captain if he wanted to marry Putri Julian and he said “yes”. So they held a wedding party at the palace. They invited all people in the kingdom.
    On the wedding day, there are so many people attending the party. The groom and the bride sat at the opposite side and in the middle there is a Penghulu who acted as the person to legalized the wedding. The main event started, and the Penghulu started to ask a question to the ship’s captain as the groom, he said “are you willing to marry her?”. And the ship’s captain said “yes”. After that the Penghulu asked the same question to Putri Julian. She was about to answer the question when suddenly she felt her body was in pain and she jumped so high to the roof. Every person who attended the wedding watched it when Putri Julian’s body started to change. White hair grew on all over her body and it got thicker and thicker. All people run out of the palace as she turned into a White Siamang.
    Her family realized that it was because of she broke her promise to Sutan Rumandang. They regretted it but it was too late. Ever since that day, the White Siamang would sit on the roof of the palace looking at the shore as if she was waiting for Sutan Rumandang but it was never happened until one day the White Siamang died. All people in the kingdom were so sad and they burry the body in a special place. As for Sutan Rumandang, there was a news about his ship were sink into the bottom of the ocean as he also broke his promise because he got married with another girl.

    ReplyDelete
  54. Siamang Putih
    Pada jaman dahulu kala, di daerah pesisir pantai Tiku, Sumatera Barat, hiduplah seorang putri yang sangat cantik yang bernama Putri Julian. Dia adalah anak dari seorang kapten kapal yang sangat kaya bernama Nahkoda Baginda dan dia juga merupakan cucu dari Tuanku Raja Kecik, raja Kerajaan Pagaruyung. Ada begitu banyak pemuda yang jatuh cinta pada nya namun tak satupun dari mereka yang cukup berani untuk melamar nya karena kecantikan dan kekayaan nya para pemuda ini berpikir bahwa mereka tidak pantas untuk memiliki nya karena mereka hanyalah rakyat biasa yang bekerja sebagai nelayan atau kru kapal.
    Putri Julian menunggu selama berbulan-bulan kehadiran seorang pria tampan dan kaya ke rumah nya dan melamar nya, namun tidak ada yang datang. Putri Julian mulai merasa gelisah dengan keadaan ini dan itu membuatnya mengurung diri di kamar nya selama berhari-hari. Berita tentang keadaannya akhirnya sampai ke kakek nya, Tuanku Raja Kecik, dan kakek nya memutuskan untuk melakukan sesuatu akan hal itu.
    Tuanku Raja Kecik menyelenggarakan pertemuan keluarga di istana. Ayah dan Ibu Putri Julian datang ke pertemuan itu. Mereka membahas tentang keadaan Putri Julian dan mencoba mencari solusi untuk masalah itu. Setelah membicarakan masalah itu selama beberapa jam, mereka akhirnya menemukan sebuah keputusan. Keputusan nya adalah mengadakan pesta besar untuk rakyat agar semua orang bisa berkumpul bersama di satu lokasi dan hal ini akan mempermudah mereka untuk menemukan calon untuk Putri Julian.
    Pada malam hari sebelum pesta besar itu dimulai, Putri Julian bertemu dengan seorang pria yang sangat tampan bernama Sutan Rumandang dalam mimpi nya. Dia percaya bahwa pria ini lah yang selama ini dia tunggu jadi dia memutuskan untuk menceritakan mimpi nya pada orang tua nya dan kakek nya. Berdasarkan cerita ini, Tuanku Raja Kecik memerintahkan prajurit nya untuk mencari pria ini di pesta itu. Si prajurit bertanya pada setiap orang yang datang ke pesta itu namun hingga pesta itu berakhir, pria bernama Sutan Rumandang tidak ditemukan.

    ReplyDelete
  55. Tuanku Raja Kecik tidak puas dengan hasil itu, jadi dia memutuskan untuk meminta bantuan ahli sihir istana. Dia meminta penyihir itu untuk menemukan keberadaan Sutan Rumandang dan membuatnya datang ke tempat mereka. Dengan kekuatan gaib nya, penyihir itu berhasil memenuhi permintaan Tuanku Raja Kecik.
    Pada suatu hari, sebuah kapal berlabuh di dermaga mereka. Kapal itu dalam kondisi rusak karena badai. Salah seorang prajurit kerajaan Pagaruyung melihat nya dan berjalan kearah kapal itu untuk memeriksa orang yang selamat. Dia melihat bahwa kapten kapal itu beserta kru nya masih dalam keadan hidup dan dalam kondisi yang baik. Si prajurit kembali ke istana untuk melaporkan nya pada sang raja.
    Setelah mendengar laporan dari prajurit, Tuanku Raja Kecik memerintahkan sang prajurit untuk membawa kapten kapal itu pada nya. Sang prajurit pergi ke dermaga dan kembali bersama dengan kapten kapal itu ke istana. Semua anggota keluarga kerajaan telah berada di sana, termasuk Putri Julian. Mereka telah menunggu di istana untuk menyambut kapten kapal itu dan saat prajurit dan kapten kapal memasuki ruangan, Putri Julian sangat terkejut saat dia melihat sang kapten kapal, karena dia adalah pria yang dilihatnya di dalam mimpi nya. Dia segera mengatakan pada ibu nya bahwa pria inilah yang ia tunggu selama ini.
    Tuanku Raja Kecik menyambut kapten kapal dengan ramah dan dia mempersilahkan kapten kapal itu untuk memperkenalkan diri nya. Setelah itu sang kapten kapal memperkenalkan diri nya pada semua anggota keluarga kerajaan di ruangan itu dan dia mengatakan bahwa nama nya adalah Sutan Rumandang dan ayah nya adalah seorang yang sangat kaya yang tinggal di sebrang lautan. Tuanku Raja Kecik dan semua anggota keluarga kerajaan sangat gembira mendengar hal itu.
    Tuanku Raja Kecik tidak ingin menunggu lebih lama lagi untuk kesempatan ini, jadi dia segera menjelaskan niatannya pada Sutan Rumandang. Dia mengatakan bahwa dia sangat ingin Sutan Rumandang untuk menikahi cucu nya yang cantik, Putri Julian. Sutan Rumandang sangat gembira mendengar permintaan itu karena sejak pertama dia memasuki ruangan itu, dia tidak bisa mengalihkan pandangan nya dari putri cantik yang duduk di samping sang raja itu. Namun dia memutuskan untuk menolak lamaran itu karena dia ingin menjadi seorang pria yang sukses dan kaya terlebih dahulu sebelum dia menikahi seseorang.
    Sang raja dan semua anggota keluarga kerajaan memahami alasan nya dan mereka setuju dengan nya. Mereka memberikan dukungan pada nya dengan cara membantu nya memperbaiki kapal nya. Sehari sebelum Sutan Rumandang berlayar dengan kapal nya, mereka menyelenggarakan pesta pertunangan antara Sutan Rumandang dan Putri Julian di istana.

    ReplyDelete
  56. Keesokan hari nya, Putri Julian, orang tua nya dan juga kakek nya pergi ke dermaga untuk mengantar kepergian Sutan Rumandang. Putri Julian sangat sedih saat mengantar Sutan Rumandang yang akan pergi dengan kapal nya, namun tidak ada yang bisa dia lakukan untuk menghentikan itu. Jadi dia hanya menangis saat dia melihat tunangan nya menaiki kapal itu.
    Sutan Rumandang berdiri di atas geladak kapal dan melambaikan tangan nya ke arah Putri Julian dan keluarga nya di tepi pantai. Tiba-tiba Putri Julian berteriak dan berkata “Hati-hati dalam perjalananmu! Aku harap kamu beruntung. Kembalilah segere saat kau telah mencapai mimpimu. Aku berjanji aku akan selalu menunggumu dan aku tidak akan menikahi orang lain. Jika aku melanggar janji ku, biarlah aku menjadi seekor Siamang”. Setelah itu Sutan Rumandang menjawab perkataan Putri Julian “Terimakasih cintaku, aku akan kembali padamu secepat yang aku bisa. Aku berjanji aku akan selalu setia padamu. Jika aku melanggar janji ku biarlah aku tenggelam bersama kapal ini ke dasar lautan”. Setelah itu kapal nya pun berangkat.
    Semenjak hari itu, Putri Julian menunggu tunangan nya kembali dan menikahi nya. Dia selalu berdoa pada tuhan untuk keselamatan tunangan nya dan dia juga selalu memastikan kedatangan kapal nya di dermaga setiap hari. Dia telah menunggu selama dua tahun namun tunangan nya tidak juga kembali.
    Pada suatu hari sebuah kapal dagang besar berlabuh di dermaga mereka. Sang prajurit yang menjaga dermaga segera melaporkan hal itu pada Putri Julian. Putri Julian dan keluarga nya segera pergi ke dermaga saat mereka mendengar berita itu. Namun saat mereka tiba di pelabuhan, Putri Julian sangat kecewa saat melihat bahwa itu bukanlah kapal milik tunangan nya.
    Dia baru saja akan kembali ke istana ketika dia melihat kapten kapal itu turun dari geladak kapal. Kapten kapal itu sangat tampan dan mempesona. Tiba-tiba kekecewaan nya hilang. Dalam beberapa detik, dia merasa bahwa hati nya telah tertangkap oleh kapten tampan itu. Dia mengatakan pada ibu nya tentang perasaan nya dan ibu nya mengundang kapten itu ke istana.
    Di istana, sang kapten kapal mengenalkan diri nya ke Putri Julian dan keluarga nya. Dia menjelaskan bahwa dia adalah seorang pria kaya dan ayah nya adalah seorang bangsawan dari suatu tempat yang jauh dari tempat itu. Tuanku Raja Kecik dan orang tua Putri Julian sangat gembira mendengar nya. Mereka bertanya pada kapten kapal itu apakah dia mau menikahi Putri Julian dan dia mengatakan “Iya”. Jadi mereka mengadakan pesta pernikahan di istana. Mereka mengundang semua orang di kerajaan itu.

    ReplyDelete
  57. Pada hari pernikahan, ada begitu banyak orang menghadiri pesta itu. Pengantin pria dan pengantin wanita duduk di sisi yang berlawanan dan di bagian tengah ada seorang Penghulu yang berindak sebagai orang yang melegalkan pernikahan itu. Acara utama pun dimulai, dan sang Penghulu mulai menanyakan pertanyaan pada sang kapten kapal sebagai pengantin pria, dia berkata “apakah kamu bersedia menikahi dia?” dan sang kapten kapal mengatakan “Iya”. Setelah itu sang Penghulu menanyakan pertanyaan yang sama pada Putri Julian. Dia baru saja akan menjawab pertanyaan itu ketika dia tiba-tiba merasakan kesakitan pada tubuh nya dan dia melompat sangat tinggi ke atap. Semua orang yang hadir di pesta itu menyaksikan nya ketika tubuh Putri Julian mulai berubah. Rambut putih tumbuh di sekujur tubuh nya dan itu semakin lama semakin tebal. Semua orang berlarian keluar dari istana saat dia berubah menjadi seekor Siamang Putih.
    Keluarga nya menyadari bahwa itu dikarenakan dia melanggar janji nya pada Sutan Rumandang. Mereka menyesali hal itu namun semua telah terlambat. Semenjak hari itu, Siamang Putih itu akan selalu duduk di atap istana memandang ke arah pantai seolah ia sedang menunggu Sutan Rumandang namun ia tidak pernah datang hingga suatu hari Siamang Putih itu mati. Semua orang di kerajaan sangat bersedih dan mereka menguburkan tubuh nya di tempat khusus. Sedangkan untuk Sutan Rumandang, terdengar kabar tentang kapal nya yang tenggelam ke dasar lautan karena dia juga melanggar janji nya karena dia menikahi gadis lain.

    ReplyDelete
  58. Buaya Perompak

    Long long time ago, Tulang Bawang river in Lampung was inhabited by a ferocious crocodile. Fisherman and all villager who live near the river were always alert every time they went to the river. All of them were afraid of the crocodile because they believe that the crocodile was always the one responsible on every missing person cases.

    One day a beautiful girl went to the river to wash her clothes. Her name is Aminah. She lived in the village with her parents. She went to the river in the morning. She usually went to the river with her friends but at that moment she went there alone. Her parents waited for her to return home in the afternoon, but she didn’t return to the house until the evening. Her parents were so worried so they decided to check their daughter at he river. When they arrived at the river they didn’t find their daughter. They only found her clothes at the river bank.

    Aminah’s parents decided to report it to the vilage chief and asked the help of other villager to search for their daughter. After they reported it to the village chief, the chief called all villagers and commanded all of them to search for the missing girl at the river. So all of them went to the river together. They brought so many torch and weapon in order to protect themselves from the crocodile. They spent hours walking around the river bank but they found nothing. The village chief finally decided to sent everyone home. Aminah’s parents were so sad at that moment, but there was nothing they could do, so they went back to their house too.

    Meanwhile somewhere under the river, Aminah had just regain her consciousness. She opened her eyes and looked around. She relaized that she was in a cave. She tried to remember what happened and slowly she tried to stand up. She walked around the cave. There were some rooms with some torch hanging on the wall. She looked into one of the rooms and she found a lot of gold and treasure scattered on the floor. She was so amazed to se the mountain of gold in front of her eyes so she went into the room and touched one of the treasures. She wasn’t careful when she picked a gold coin on the bottom of the treasures and she accidentally caused the treasures on the top of the gold pile fell down and made clanking noises.

    Suddenly there was sound of a creature came out of water and crawled on the ground. The steps sounded heavy. Aminah tried to peek out and she saw a huge crocodile was walking toward her. She was so scared and she hid behind the pile of gold. The crocodile walked into the room and called Aminah, the crocodile said “Please come out, don’t be afraid. I’m not going to hurt you. Come on, don’t hide. I know that you are there”. Aminah was so surprised to know that the crocodile was able to talk just like human. Aminah tried to reply to the crocodile, she said “Who are you? How can you talk like human?”. The crocodile answered “My name was Somad, and I used to be a pirate. One day someone cursed me and turned me into a crocodile”. “So this pile of gold is yours?” asked Aminah to the crocodile. “Yes that is mine. But it will all be yours if you want to stay with me in this cave” said the crocodile. “No, I can’t. I have to go home. My parents will be worried if I don’t return home soon.” Said Aminah. “I will eat you if you ever try to leave this cave. So you can choose now, you can stay with me here or you can try to leave and I will kill you” said the crocodile. Aminah think about it for a while. She tried to find a way to trick this crocodile so that she can escape from him unharmed. She finally decided to pretend that she agree to stay in the cave with the crocodile.

    ReplyDelete
  59. Aminah said “Okay, I will stay here with you, but I don’t see any food around. What if I get hungry? Can I go outside and get some food?”. “I will handle it, you don’t have to go outside” said the crocodile. “Okay, but I don’t see a way out around here, how can you go out there? Besides, you are a crocodile, I believe you cannot buy any food from the villager, because they are all afraid of you” said Aminah. “You don’t have to worry about it. Since you agree to be my friend, I will tell you a secret. Every month, during the full moon, I will be able to turn into my human form, and over the years, I have dug a small tunnel over there” said the crocodile pointing into the corner of the cave “and I can use it as a passage to get out of this cave” said the crocodile.

    The crocodile was so happy that he didn’t realize that he had given useful information that can help Aminah to run away from the cave. He also gave Aminah a lot of gold and beautiful dress to be put on. Aminah pretended to ba happy and she tried to be nice to the crocodile every day. One day, the crocodile fell asleep in his room. Aminah saw this as a great opportunity to escape from the cave. She walked slowly toward the tunnel. She entered the tunnel and she crawled until she reached the end of the tunnel. Finally she was free and she returned to her house safely. Her parents were so grateful when they saw her. After that she told everything to her parents and she also gave them some jewelry that she wore on her body.

    ReplyDelete
  60. Buaya Perompak

    Pada jaman dahulu kala, sungai Tulang Bawang di lampung dihuni oleh seekor buaya yang ganas. Nelayan dan semua penduduk desa yang tinggal di dekat sungai selalu siaga setiap saat mereka pergi ke sungai. Mereka semua takut dengan buaya itu karena mereka percaya bahwa buaya itu merupakan dalang di setiap kejadian orang hilang.

    Pada suatu hari seorang gadis cantik pergi ke sungai untuk mencuci pakaian nya. Nama nya adalah Aminah. Dia tinggal di desa itu bersama orang tua nya. Dia pergi ke sungai pada pagi hari. Dia biasanya pergi ke sungai bersama teman-teman nya namun pada saat itu dia pergi ke sana sendirian. Orang tua nya menunggu nya pulang di sore hari nya, namun dia tidak juga kembali ke rumah hingga malam hari. Kedua orang tua nya sangat cemas maka mereka memutuskan untuk memeriksa anak mereka di sungai. Ketika mereka sampai di sungai mereka tidak menemukan anak mereka. Mereka hanya menemukan pakaian nya di pinggir sungai.

    Orang tua Aminah memutuskan untuk melaporkan hal itu pada kepala desa dan meminta bantuan pada penduduk desa yang lain untuk mencari anak mereka. Setelah mereka melaporkan hal itu pada kepala desa, sang kepala desa memanggil semua penduduk desa dan memerintahkan mereka untuk mencari gadis yang hilang itu di sungai. Jadi mereka semua pergi ke sungai beramai-ramai. Mereka membawa begitu banyak obor dan senjata untuk melindungi diri mereka dari buaya. Mereka menghabiskan berjam-jam berjalan mengelilingi tepian sungai namun mereka tidak menemukan apa-apa. Sang kepala desa akhirnya memutuskan untuk memulangkan semua orang. Orang tua Aminah sangat sedih pada saat itu, namun tidak ada yang bisa mereka lakukan, jadi mereka juga pulang ke rumah.

    ReplyDelete
  61. Semntara itu disuatu tempat di dasar sungai, Aminah baru saja tersadar. Dia membuka mata nya dan melihat kesekitar. Dia menyadari bahwa dia berada di dalam sebuah gua. Dia mencoba untuk mengingat apa yang terjadi dan perlahan dia mencoba untuk bangun. Dia berjalan mengelilingi gua itu. Ada beberapa ruangan dengan beberapa obor tergantung di dinding nya. Dia melihat kedalam salah satu ruangan itu dan dia menemukan begitu banyak emas dan harta benda berserakan di lantai. Dia sangat takjub melihat gunung enas di depan mata nya dan dia pun masuk kedalam ruangan itu dan menyentuh salah satu harta benda tersebut. Dia tidak berhati-hati ketika dia mengambil sebuah koin emas di bagian bawah harta benda itu dan dia secara tidak sengaja menyebabkan harta yang berada di bagian atas tumpukan emas itu terjatuh dan membuat suara gemerincing.

    Tiba-tiba ada suara seekor makhluk keluar dari air dan merangkak di atas tanah. Langkah nya terdengar berat. Aminah mencoba mengintip dan dia melihat seekor buaya yang besar sedang berjalan ke arah nya. Dia sangat ketakutan dan dia bersembunyi dibalik tumpukan emas itu. Sang buaya berjalan masuk kedalam ruangan itu dan memanggil Aminah, sang buaya berkata “Keluarlah, jangan takut. Aku tak akan menyakitimu. Ayo, jangan bersembunyi. Aku tau kau ada disana”. Aminah sangat terkejut saat mengetahui bahwa buaya itu bisa berbicara layaknya manusia. Aminah mencoba menjawab perkataan sang buaya, dia berkata “Siapa kau? Bagaimana bisa kau berbicara seperti manusia?”. Sang buaya menjawab “Namaku adalah Somad, dan aku dulunya adalah seorang perompak. Suatu hari seseorang mengutukku dan merubahku menjadi seekor buaya”. “Jadi tumpukan emas ini adalah milikmu?” tanya Aminah pada sang buaya. “Ya itu adalah milikku. Tapi itu semua akan menjadi milikmu jika kamu mau tinggal bersamaku di gua ini” kata sang buaya. “Tidak, aku tidak bisa. Aku harus pulang ke rumah. Orang tua ku akan khawatir jika aku tidak segera pulang.” kata Aminah. “Aku akan memakanmu jika kamu pernah mencoba meninggalkan gua ini. Jadi kau bisa memilih sekarang, kau bisa tinggal bersamaku di sini atau kau bisa mencoba untuk pergi dan aku akan membunuhmu” kata sang buaya. Aminah berpikir tentang pilihan itu untuk beberapa saat. Dia mencoba mencari cara untuk menipu sang buaya agar dia bisa kabur dari nya tanpa terluka. Dia akhirnya memutuskan untuk berpura-pura bahwa dia menyetujui untuk tinggal di gua itu bersama sang buaya.

    ReplyDelete

  62. Aminah berkata “Baiklah, aku akan tinggal di sini bersama mu, tapi aku tidak melihat ada satu makanan pun di sekitar sini. Bagaimana jika aku merasa lapar? Bolehkah aku pergi ke luar dan mencari makanan?”. “Aku yang akan mengurus hal itu, kamu tidak perlu keluar” kata sang buaya. “Baiklah, tapi aku tidak melihat ada jalan keluar dari sini, bagaimana bisa kamu pergi ke luar sana? Selain itu, kamu adalah seekor buaya, saya yakin kamu tidak bisa membeli makanan apapun dari penduduk desa, karena mereka semua takut padamu” kata Aminah. “Kamu tidak perlu khawatir akan hal itu. Karena kau setuju untuk menjadi temanku, aku akan memberitahukanmu sebuah rahasia. Setiap bulan, selama bulan purnama, aku akan bisa berubah menjadi wujud manusia ku, dan selama bertahun-tahun, aku telah menggali sebuah terowongan kecil di sebelah sana” kata buaya itu sambil menunjuk kearah pojok gua “dan aku bisa menggunakan nya sebagai jalan untuk keluar dari gua ini” kata buaya itu.

    Sang buaya itu sangat gembira hingga dia tidak menyadari bahwa dia telah memberikan informasi berharga yang bisa membantu Aminah untuk melarikan diri dari gua itu. Dia juga memberikan Aminah banyak emas dan pakaian yang bagus untuk dipakai. Aminah berpura-pura bahagia dan dia mencoba bersikap baik pada sang buaya setiap hari. Pada suatu hari, sang buaya tertidur di ruangannya. Aminah melihat hal ini sebagai kesempatan yang baik untuk kabur dari gua itu. Dia berjalan pelan-pelan kearan terowongan itu. Dia memasuki terowongan itu dan dia merangkak hingga dia mencapai ujung terowongan itu. Akhirnya dia terbebas dan kembali ke rumah nya dengan aman. Orang tua nya sangat bersyukur ketika mereka melihatnya. Setelah itu dia menceritakan semua nya pada kedua orang tua nya dan dia juga memberikan mereka sebagian perhiasan yang dipakai nya di tubuh nya.

    ReplyDelete
  63. Telu Pak

    Long long time ago in a small village in Lampung, there lived a wealthy family. The family only had one child and his name is Buyung. The way his parents treated him has made Buyung to be a spoiled child. He was so lazy and he loved to spend money on unimportant things.

    A couple years later, Buyung had grown into a handsome man, but still he didn’t want to work or to do anything to earn money. One day he met a very beautiful girl and decided to marry her. A couple of months later they held their wedding party. After that they live in luxury in Buyung’s house. Every day they just stay in Buyung’s house spending their time doing nothing.

    One day, Buyung’s parents passed away. As the only child in the family, Buyung inherited all wealth of his parents. Ever since that day, Buyung and his wife became even more reckless in spending their money and they started to run out of money in no time, especially when they didn’t have any income at all.

    Their life started to change. They were forced to live in a small house and to sell all of their treasure. Sometimes, it was even hard for them to have a proper food to eat. This condition didn’t make Buyung change his behavior at all. Most of the time, he spend his day in his daydream. One day, his wife couldn’t take his action anymore so she tried to talk to him.

    “My dear husband, you can’t stay like this forever. I believe that you can make our live better, but you need to change” said Buyung’s wife.

    “I’m sorry my love if I make you worry. I agree with you, I need to change. But, I don’t know what to do. Do you have any suggestion for me?” asked Buyung to his wife.

    “I think you should go somewhere away from here, to a new place that you’ve never been before, so you may find something new that can open your mind. Besides, you can also find a teacher that may teach you something useful for us.” Sadi Buyung’s wife.

    “I think that’s a good idea my love. Thank you so much” said Buyung.

    The next day Buyung started his journey. He departed in early morning. He walked for days until he reached a new place that he had never seen before. In that place he tried to socialize with local people. He talked to them and asked them where he can find a wise man who can help him out of his problem. One of the locals told him that there was an old man who live near the jungle and he often helped to find solution to people who came to him. Finaly, Buyung decided to go there.

    When he arrived at the old man’s house he knocked the door and wait until the man opened it. Buyung introduced himself to the old man, and the old man welcomed him to his house. They had a light talk for a while and then Buyung started to express his intention to the old man.

    ReplyDelete
  64. Telu Pak

    Long long time ago in a small village in Lampung, there lived a wealthy family. The family only had one child and his name is Buyung. The way his parents treated him has made Buyung to be a spoiled child. He was so lazy and he loved to spend money on unimportant things.

    A couple years later, Buyung had grown into a handsome man, but still he didn’t want to work or to do anything to earn money. One day he met a very beautiful girl and decided to marry her. A couple of months later they held their wedding party. After that they live in luxury in Buyung’s house. Every day they just stay in Buyung’s house spending their time doing nothing.

    One day, Buyung’s parents passed away. As the only child in the family, Buyung inherited all wealth of his parents. Ever since that day, Buyung and his wife became even more reckless in spending their money and they started to run out of money in no time, especially when they didn’t have any income at all.

    Their life started to change. They were forced to live in a small house and to sell all of their treasure. Sometimes, it was even hard for them to have a proper food to eat. This condition didn’t make Buyung change his behavior at all. Most of the time, he spend his day in his daydream. One day, his wife couldn’t take his action anymore so she tried to talk to him.

    “My dear husband, you can’t stay like this forever. I believe that you can make our live better, but you need to change” said Buyung’s wife.

    “I’m sorry my love if I make you worry. I agree with you, I need to change. But, I don’t know what to do. Do you have any suggestion for me?” asked Buyung to his wife.

    “I think you should go somewhere away from here, to a new place that you’ve never been before, so you may find something new that can open your mind. Besides, you can also find a teacher that may teach you something useful for us.” Sadi Buyung’s wife.

    “I think that’s a good idea my love. Thank you so much” said Buyung.

    The next day Buyung started his journey. He departed in early morning. He walked for days until he reached a new place that he had never seen before. In that place he tried to socialize with local people. He talked to them and asked them where he can find a wise man who can help him out of his problem. One of the locals told him that there was an old man who live near the jungle and he often helped to find solution to people who came to him. Finaly, Buyung decided to go there.

    When he arrived at the old man’s house he knocked the door and wait until the man opened it. Buyung introduced himself to the old man, and the old man welcomed him to his house. They had a light talk for a while and then Buyung started to express his intention to the old man.

    ReplyDelete

  65. “My deepest apology Sir, but the reason why I came to your house was because I need a suggestion to solve my problem” said Buyung to the old man.

    “Sure, no problem. Now, please explain to me about your problem so I can help you to figure out some possible way out. Said the old man.

    After that Buyung started to tell him the story of his life. He told the old man that he was a very wealthy man. His life started to change when his parents passed away, and now he didn’t know what to do to earn money and make his life better.

    “Buyung, listen to me. If you want to change your life to be better, remember this word: if you ever think of doing a good thing, no matter how hard it is, force yourself to do it” said the old man.

    Buyung tried to understand the meaning of the word but it was difficult for him. But he believed that he will understand about it in time, so he thanked the old man and say good bye to him. After that he went back to his village.

    When he arrived at his house, his wife welcomed him warmly and she asked her husband about his journey. Buyung told his wife that he met a wise man on his journey and he learned a very meaningful lesson from the old man. He also told her that he believed their life would change if he carried out the lesson.

    Three months after he tried to do as the old man told him, his life was still the same. There was no betterment at all. His wife tried to cheer him up and she said “Don’t give up my love, I believe that you can change our life to be better. I think you need to find another teacher”. The word from his wife gave a new spirit in Buyung’s heart, so he decided to went on another journey.

    ReplyDelete
  66. On this second journey, he met a new teacher who gave him a new lesson. He tried to carried out the lesson for three months, but still nothing changed in his life. His wife kept telling him to find another teacher and another lesson. His wife’s persistence in supporting him always gave him hope that they will have a better life someday. So he went on another journey, but the result was all the same until he met the fourth teacher who told him a very meaningful lesson. The teacher told him “If anyone ever ask for your help, don’t wait and don’t refuse, even if it is in the middle of the night, help him or her right away”. The teacher also told him that if he carried out the lesson, his life would be happy.

    After that, Buyung returned to his village. He started to do as the teacher said. He tried to help other people who needed his help and he realized that he was happy with his own deed. Starting from that moment, he decided to change his name into Telu Pak. The word “Pak” means “four” in his local language and this meant to show that he had learned a meaningful life lesson four times from four teachers and he managed to change his life after that.

    One night two royal soldier came to Telu Pak’s house. They brought a dead mouse deer with them and they asked for Telu Pak’s help to burry the mouse deer because they have to return to the palace immediately. Telu Pak remembered the lesson from his teacher, so he accepted the request. He dug a hole in his backyard to burry the mouse deer. Suddenly his hoe stumbled upon something, when he lifted it from the ground he found that it was a huge and glowing stone. He decided to keep it and bring it back to his house because he thought that it was unique.

    When he had finished burrying the moouse deer, Telu Pak went back to his house. He brought the stone with him and place it in front of door. After that he went to bed. In the morning, Telu Pak’s wife was so surprised to find the stone. She asked her husband about it and Telu Pak told her the whole story. His wife told him that the stone was actually a diamond with the size of a man fist. She also told him that the price of the diamond was very expensive and they could be very rich if they sold it.

    Telu Pak was so surprise to hear his wife explanation, so he decided to break the diamond into some smaller pieces and brought it to a jewelry store near their house to sell it. It turned out that the price of the piece of diamond was so expensive. The merchant even willing to trade his store with the piece of diamond. They agreed to do the trade but they need someone from the kingdom to legalize the transaction so they went to the palace.

    When they arrived at the palace, they explained everything to the king. When they showed the fraction of the diamond to the king, the king had a evil thought in his mind. He wanted to fool them and claim the diamond for himself. The king told them that he had a large piece of diamond too, and he believed that the fragment of diamond on their hand was a part of his diamond and that he wanted it back.

    Telu Pak tried to stay calm when he heard the king statement. He knew that the king’s true intention was to claim his diamond. He said “If you say so my King, Let’s prove it. Let’s put our diamonds on the ground, If my diamond move toward your diamond then you can have it. But if there is nothing happen, then you should legalize my transaction with the merchant”.

    “I accept your challenge” said the King.

    After that they both placed their diamond on the ground and watched it, but both diamonds stay where they were. None of it moved even just a little bit. The king finally accepted the result and he legalized the transaction between Telu Pak and the merchant. After that, Telu Pak and his wife moved to their new jewelry store and with the remaining pieces of the diamonds, they build a successfull jewelry business. Telu Pak and his wife never forget the lesson from his teacher and they always helped others who needed their help.

    ReplyDelete
  67. Telu Pak

    Pada jaman dahulu kala di sebuah desa kecil di Lampung, hiduplah sebuah keluarga yang kaya raya. Keluarga itu hanya memiliki satu anak dan namanya adalah Buyung. Cara orang tua nya memperlakukannya telah membuat Buyung menjadi anak yang manja. Dia sangat malas dan dia suka menghabiskan uang untuk hal yang tidak penting.

    Beberapa tahun kemudian, Buyung telah tumbuh menjadiseorang pria yang tampan, namun dia tetap saja tidak mau bekerja atau melakukan apapun untuk menghasilkan uang. Pada suatu hari dia bertemu dengan seorang gadis cantik dan memutuskan untuk menikahi nya. Beberapa bulan kemudian mereka melaksanakan pesta pernikahan mereka. Setelah itu mereka tinggal dalam kemewahan di rumah si Buyung. Setiap hari mereka hanya berdiam di rumah Buyung menghabiskan waktu mereka tanpa melakukan apa-apa.

    Suatu hari orang tua Buyung meninggal dunia. Sebagai anak tunggal dalam keluarga itu, Buyung mewarisi semua harta kekayaan orang tua nya. Semenjak hari itu, Buyung dan istri nya menjadi semakin sembrono dalam menggunakan uang mereka dan mereka pun mulai kehabisan uang dalam waktu yang singkat, terlebih lagi saat mereka tidak memiliki pemasukan sama sekali.

    Kehidupan mereka mulai berubah. Mereka terpaksa tinggal di sebuah rumah yang kecil dan mereka terpaksa menjual semua harta benda mereka. Terkadang, mereka pun kesulitan untuk menyediakan makanan yang layak untuk di makan. Keadaan ini tidak membuat Buyung merubah prilaku nya sama sekali. Sering nya, dia menghabiskan hari-hari nya dalam lamunan nya. Suatu hari istri nya tidak bisa mentolerir tingkah laku nya lagi maka dia pun berusaha bicara pada nya.

    “Suami ku tersayang, kamu tidak bisa seperti ini terus. Aku percaya kau bisa membuat hidup kita lebih baik, tapi kau perlu berubah” kata istri si Buyung.

    “Maafkan aku sayang jika aku membuatmu khawatir. Aku setuju denganmu, aku harus berubah. Tapi aku tidak tau apa yang harus aku lakukan. Apa kau ada saran untukku?” tanya Buyung pada istri nya.

    “Aku pikir kau harus pergi jauh dari sini, ke suatu tempat baru yang belum pernah kau datangi sebelum nya, sehingga kau mungkin akan mendapatkan sesuatu yang baru yang bisa membuka pikiranmu. Selain itu, kamu juga bisa mencariseorang guru yang mungkin akan mengajarkanmu suatu hal yang berguna bagi kita” kata istri si Buyung.

    “Aku pikir itu ide yang sangat bagus sayangku. Terimakasih banyak” kata si Buyung.

    Keesokan hari nya Buyung memulai perjalanan nya. Dia berangkat pada pagi hari. Dia berjalan selama berhari-hari hingga dia sampai di sebuah tempat yang baru yang belum pernah dia lihat sebelum nya. Di tempat itu dia mencoba bersosialisasi dengan penduduk setempat. Dia berbicara dengan mereka dan bertanya dimana dia bisa menemukan orang bijak yang bisa membantunya mengatasi masalah nya. Salah satu dari penduduk itu mengatakan pada nya bahwa ada seorang pria tua yang tinggal di dekat hutan dan dia sering membantu mencarikan jalan keluar bagi orang-orang yang datang pada nya. Akhirnya Buyung memutuskan untuk pergi ke sana.

    ReplyDelete
  68. Saat dia tiba di rumah orang tua itu, dia mengetuk pintu dan menunggu hingga orangtua itu membukakan pintu nya. Buyung memperkenalkan diri nya pada orang tua itu, dan orang tua itu mempersilahkan nya masuk ke dalam rumah nya. Mereka berbincang-bincang sebentar dan kemudian Buyung mulai mengutarakan niatannya pada orang tua itu.

    “Saya minta maaf Pak, tapi alasan saya datang ke rumah bapak ini karena saya membutuhkan saran untuk menyelesaikan masalah saya” ungkap si Buyung pada orang tua itu.

    “Tidak apa-apa, tidak masalah. Sekarang, ceritakanlah padaku tentang masalahmu supaya aku bisa membantumu mencari jalan keluar nya.” Ujar orang tua itu.

    Setelah itu Buyung mulai menceritakan pada nya kisah hidup nya. Dia mengatakan pada orang tua itu bahwa dia dulunya adalah seorang yang sangat kaya raya. Hidupnya mulai berubah ketika orang tua nya meninggal, dan sekarang dia tidak tau apa yang harus dia lakukan untuk menghasilkan uang dan membuat hidupnya lebih baik.

    “Buyung, dengarkan aku. Kalau kau ingin mengubah hidupmu menjadi lebih baik, ingatlah kata-kata ini: jika kau berniat melakukan suatu hal baik, tidak perduli betapa sulitnya itu, paksakan dirimu untuk melakukan nya” ujar pria tua itu.

    Buyung mencoba memahami arti dariperkataan itu namun hal itu sulit untuk nya. Tapi dia percaya bahwa dia akan paham pada waktu nya, maka dia pun berterimakasih pada orang ua itu dan berpamitan dengan nya. Setelah itu dia kembali ke desa nya.

    Saat dia sampai di rumah nya, istri nya menyambutnya dengan hangat dan dia bertanya pada suami nya tentang perjalanan nya. Buyung mengatakan pada istri nya bahwa dia bertemu dengan seorang yang bijak dalam perjalanan nya dan dia mempelajari pelajaran yang sangat bermakna dari pria tua itu. Dia juga mengatakan bahwa dia yakin kehidupan mereka akan berubah jika dia menjalankan pelajaran itu.

    Tiga bulan setelah dia mencoba malekukan seperti apa yang dikatakan orang tua itu pada nya, kehidupan nya masih sama saja. Tidak ada perbaikan sama sekali. Istri nya mencoba menyemangati nya dan berkata “Jangan menyerah sayangku, aku yakin kamu bisa mengubah hidup kita menjadi lebih baik. Aku rasa kau perlu mencari guru yang lain”. Perkataan istri nya memberikan semangat baru di hari Buyung, maka dia pun memutuskan untuk melakukan perjalanan lagi.

    Dalam perjalanan nya yang kedua, dia bertemu dengan seorang guru yang memberikan nya pelajaran baru. Dia mencoba menjalankan pelajaran itu selama tiga bulan, namun tetap tidak ada perubahan dalam hidupnya. Istri nya terus saja mendukung nya untuk mencari guru yang lain dan pelajaran yang lain. Ketekunan istri nya dalam menyemangati nya selalu memberi nya harapan bahwa mereka akan memiliki kehidupan yang lebih baik suatu hari nanti. Maka dia pun melakukan perjalanan lainnya, namun hasilnya sama saja hingga dia bertemu guru nya yang keempat yang mengatakan pada nya sebuah pelajaran yang sangat bermakna. Sang guru mengatakan pada nya “Jika ada yang meminta pertolongan mu, jangan ditunda dan jangan ditolak, bahkan jika itu terjadi pada tengah malam, segeralah tolong dia”. Sang guru juga mengatakan bahwa jika dia menjalankan pelajaran ini, hidupnya akan bahagia.

    Setelah itu, Buyung kembali ke desa nya. Dia mulai bertindak seperti apa yang guru nya katakan. Dia mencoba membantu orang lain yang membutuhkan bantuannya dan dia menyadari bahwa dia merasa bahagia akan perbuatannya itu. Mulai dari saat itu, dia memutuskan untuk merubah nama nya menjadi Telu Pak. Kata “Pak” berarti “empat” dalam bahasa daerah itu dan ini bertujuan untuk menunjukkan bahwa dia telah mempelajari pelajaran hidup yang berguna empat kali dari empat guru dan dia berhasil merubah hidupnya setelah nya.

    ReplyDelete
  69. Pada suatu malam dua orang prajurit istana datang ke rumah Telu Pak. Mereka membawa seekor kandil yang sudah mati dan mereka meminta bantuan Telu Pak untuk menguburkannya karena mereka harus kembali ke istana segera. Telu Pak mengingat pelajaran dari guru nya, maka diapun menerima permintaan itu. Dia menggali lobang di halaman belakang rumah nya untuk menguburkan kancil itu. Tiba-tiba cangkul nya terbentur sesuatu, ketika dia mengangkatnya dari tanah, dia menemukan bahwa itu adalah sebuah batu yang besar dan bersinar. Dia memutuskan untuk menyimpannya dan membawanya pulang ke rumah karena dia pikir itu unik.

    Saatdia telah selesai menguburkan kancil itu, Telu Pak kembali ke rumah nya. Dia membawa batu itu bersama nya dan meletakkan nya di depan pintu. Setelah itu dia pun tidur. Pada pagi hari nya, istri Telu Pak sangat terkejut saat menemukan batu tersebut. Dia bertanya pada suami nya tentang hal itu dan Telu Pak menceritakan keseluruhan cerita pada istri nya. Istri nya memberitahukan pada nya bahwa batu itu sebenarnya adalah sebuah berlian dengan ukuran sebesar kepalan tangan manusia. Dia juga mengatakan bahwa harga berlian itu sangat mahal dan mereka bisa menjadi kaya jika mereka menjual nya.

    Telu Paksangat terkejut mendengar penjelasan dari istri nya, maka dia pun memutuskan untuk memecah berlian itu menjadi beberapa potongan dengan ukuran lebih kecil dan membawa nya pada sebuah toko perhiasan di dekat rumah mereka untuk menjualnya. Ternyata harga berlian itu sangatlah mahal. Sang saudagar bahkan bersedia menukarkan toko nya dengan kepingan berlian itu. Mereka pun setuju untuk melakukan pertukaran namun mereka membutuhkan seseorang dari kerajaan untuk mensahkan transaksi itu maka mereka pun pergi ke istana.

    Saat mereka tiba di istana, mereka menjelaskan semua nya pada sang raja. Ketika mereka menunjukkan pecahan berlian itu pada sang raja, sang raja memiliki pikiran jahat dalam benak nya. Dia ingin membohongi mereka dan mengambil berlian itu untuk diri nya sendiri. Sang raja mengatakan pada mereka bahwa dia memiliki sebuah potongan berlian yang besar juga, dan dia percaya bahwa pecahan berlian yang ada ditangan mereka adalah bagian dari berlian milik nya dan dia menginginkan nya kembali.

    Telu Pak mencoba untuk tetap tenang ketika dia mendengar pernyataan sang raja. Dia tau bahwa niatan sang raja yang sebenarnya adalah untuk memiliki berlian milik nya. Dia berkata “Jika anda mengatakan seperti itu raja ku, mari kita buktikan. Ayo letakkan berlian kita di atas tanah, jika berlian saya bergerak ke arah berlian milik anda maka anda bisa memiliki nya. Namun jika tidak terjadi apa-apa, maka anda harus mensahkan transaksi saya dengan saudagar itu”.

    “Aku terima tantangan mu” kata sang raja.

    Setelah itu mereka berdua meletakkan berlian mereka di atas tanah dan memperhatika nya, namun kedua berlian itu tetap berada di posisi awal mereka. Tidak satupun dari mereka bergerak meski sedikit saja. Sang raja akhirnya menerima hasilnya dan dia mensahkan transaksi antara Telu Pak dan saudagar itu. Setelah itu, Telu Pak dna istri nya pindah ke toko perhiasan baru milik mereka dan dengan sisa pecahan berlian yang mereka miliki, mereka membangun sebuah usaha perhiasan yang sukses. Telu Pak dan istri nya tidak pernah melupakan pelajaran dari guru nya dan mereka selalu membantu orang lain yang membutuhkan bantuan mereka.

    ReplyDelete
  70. Si Kepar

    Long-long time ago in a village in South east Aceh, there lived a little boy named Kepar. He lived with his mother. He never had a chance to get to know his father because his father and his mother were diforced when he was one year old. This condition made him to be a target of bullies. Almost every day, his friends called him as fatherless boy. He was so sad about it and it made him curious about his father.

    One day, Kepar decided to ask his mother about his father. At first, his mother refused to tell him about it, but Kepar kept forcing his mother to tell him. He even threatened to commit suicide if his mother didn’t tell him about it. At the end, his mother told him everything that he wanted to know about his father including the information about his father’s whereabout.

    The next day, Kepar decided to go on a journey to find his father. He said good bye to his mother and departed on his journey. He walked through a jungle and across the river in order to reach the location of his father on top of a mountain. When he reached the location, he saw an old man was working on a distance. Kepar walked toward him right away.

    “Hello Sir, good afternoon” said Kepar

    “Oh Hi, good afternoon Son” said the old man

    “Who are you boy? asked the old man

    “My name is Kepar, Sir. I came from Tanah Alas” said Kepar introducing himself to the old man

    “Tanah alas? Are you sure?” asked the old man. He seemed to be surprise when he heard the name of the village where Kepar came from.

    “Yes, Sir. I’m serious. Why are you so surprise to hear that?” asked Kepar to the old man.

    “No, nothing” said the old man. “What brought you here Boy?” asked the old man

    Kepar sat next to the old man and started to tell his story to the old man. Finally the old man knew that Kepar is his son, but he didn’t know that Kepar’s mother is still alive because Kepar didn’t told him. Ever since that day, Kepar often visited his father and stayed over in his father’s hut. Kepar never told his mother that his father was still alive. He did it because he wanted to bring them back together and he had an idea about it.

    ReplyDelete
  71. One night, Kepar told his mother his idea.

    “Mom, have you ever think about remarried?” asked Kepar to his mother.

    “No, why did you ask about it?” said Kepar’s mother.

    “Umm, I just think that you look tired working every day to fulfill our needed. If you remarried, you will get help in your work. Besides, I will be very happy to have a father, so my friend will not call me fatherless boy anymore.” Said Kepar to his mother.

    “I’m so sorry my dear that you have to experience it. But I am too old now, even if I want to remarried, I think it will not be easy to find someone who want to be my husband” said Kepar’s mother.

    “Don’t worry about mom, I will take care of everything” said Kepar to his mother.

    The next day, Kepar went to see his father at the mountain. He asked the same thing to his father, and his father’s response was similar to the response of his mother, that he was too old to remarried. After that, Kepar told his father to not worry about it because he would take care of everything.

    Kepar started to carry out his plan. He arranged a meeting in a village near to the place where his father lived. When his mother and his father arrived at the location of the meeting, they recognized each other right away. They greeted each other and had a light talk for a while. After that they started to talk about their mistake in the past. They apologized to each other and they decided to remarried. Kepar was so happy with their decision. They lived together in Kepar’s house after the wedding. Ever since that day, no one called Kepar as fatherless boy anymore.

    ReplyDelete
  72. Si Kepar

    Pada jaman dahulu kala di sebuah desa di daerah Aceh bagian tenggara, hiduplah seorang anak laki-laki bernama Kepar. Dia hidup bersama ibu nya. Dia tidak pernah memiliki kesempatan untuk mengenal ayah nya karena ayah dan ibu nya bercerai saat dia berusia satu tahun. Keadaan ini membuatnya menjadi sasaran olok-olok. Hampir setiap hari, teman-teman nya memanggilnya sebagai anak tak berayah. Dia sangat sedih akan hal itu dan itu membuatnya penasaran tentang ayah nya.

    Suatu hari, Kepar memutuskan untuk bertanya pada ibu nya tentang ayah nya. Pada awal nya, ibu nya menolak untuk menceritakan hal itu pada nya, namun Kepar tetap memaksa ibunya untuk bercerita dengan nya. Dia bahkan mengancam akan melakukan bunuh diri jika ibu nya tidak memberitahu nya tentang hal itu. Pada akhirnya, sang ibu memberitahukan semua yang ingin ia tau tentang ayah nya termasuk informasi tentang keberadaan ayah nya.

    Keesokan hari nya, Kepar memutuskan untuk melakukan perjalanan mencari ayah nya. Dia berpamitan pada ibu nya dan memulai perjalanan nya. Dia berjalan melalui hutan dan menyebrangi sungai untuk mencapai lokasi keberadaan ayah nya di atas gunung. Saat dia sampai di lokasi itu, dia melihat seorang pria tua sedang bekerja di kejauhan. Kepar pun berjalan ke arahnya dengan segera.

    “Halo Pak, selamat siang” ujar Kepar

    “Oh hai, selamat siang nak” kata pria tua itu

    “Siapakah kamu nak?” tanya orang tua itu

    “Nama saya Kepar, Pak. Saya datang dari Tanah Alas” ujar Kepar memperkenalkan dirinya pada pria tua itu

    “Tanah Alas? Apa kau yakin?” tanya pria tua itu. Dia nampak terkejut saat dia mendengar nama desa asal Kepar.

    “Iya , Pak. Saya serius. Kenapa bapak begitu terkejut mendengar nya?” tanya Kepar pada pria tua itu

    “Tidak, Tidak apa-apa” ungkap pria tua itu. “Apa yang membawa mu ke sini nak?” tanya pria tua itu

    Kepar pun duduk di samping pria tua itu dan mulai menceritakan kisah nya. Akhirnya pria tua itu pun tau bahwa Kepar adalah anak nya, namun dia tidak tau bahwa ibu Kepar masih hidup karena Kepar tidak memberitahukannya. Semenjak hari itu, Kepar sering mengunjungi ayah nya dan menginap di pondok milik ayah nya. Kepar tidak pernah memberitahukan ibu nya bahwa ayah nya masih hidup. Dia melakukan hal itu karena dia ingin menyatukan mereka kembali dan dia telah memiliki ide untuk itu.

    ReplyDelete
  73. Pada suatu malam, Kepar menyatakan pada ibu nya tentang ide nya.

    “Ibu, pernahkah ibu berpikir untukmenikah lagi?” tanya Kepar pada ibu nya.

    “Tidak, mengapa kau menanyakan hal itu?” ujar ibu Kepar.

    “Umm, aku hanya berpikir bahwa ibu terlihat sangat lelah bekerja setiap hari untuk memenuhi kebutuhan kita. Jika ibu menikah lagi, ibu akan mendapatkan bantuan dalam bekerja. Selain itu, aku akan sangat senang bisa memiliki seorang ayah, sehingga teman-teman ku tidak akan memanggilku anak tak berayah lagi” ungkap Kepar pada ibu nya.

    “Maafkan ibu anakku kau harus mengalami hal itu. Tapi ibu sudah terlalu tua sekarang, kalaupun ibu mau menikah lagi, ibu pikir tidak akan mudah untuk menemukan seseorang yang mau menjadi suami ibu” ujar ibu Kepar.

    “Jangan khawatir akan hal itu ibu, aku akan mengurus semua nya” ungkap Kepar pada ibu nya

    Keesokan hari nya, Kepar pergi menemui ayah nya di gunung. Dia menanyakan hal yang sama pada ayah nya, dan respon ayah nya sama saja dengan respon ibu nya, bahwa dia sudah terlalu tua untuk menikah lagi. Setelah itu, Kepar mengatakan pada ayah nya agar tidak khawatir akan hal itu karena dia akan mengurus segala nya.

    Kepar mulai menjalankan rencana nya. Dia mengatur pertemuan di sebuah desa yang dekat dengan tempat tinggal ayah nya. Saat ibu dan ayah nya tiba di lokasi pertemuan itu, mereka langsung mengenali satu sama lain. Mereka saling menyapa dan mengobrol sebentar. Setelah itu mereka mulai membicarakan kesalahan mereka di masa lalu. Mereka pun saling meminta maaf dan mereka memutuskan untuk menikah lagi. Kepar sangat bahagia dengan keputusan mereka. Mereka tinggal bersama di rumah Kepar setelah pernikahan itu. Semenjak hari itu, tidak ada satupun yang memanggil Kepar sebagai anak tak berayah lagi.

    ReplyDelete
  74. Suwidak Loro
    Long long time ago, there lived a girl with an ugly appearance in a small village in Java. Her name was Suwidak Loro which means “sixty two” in Javanese Language. It was her nickname because she only had sixty two hairs on her head. She lived with her mother who loved her very much. Although she was not pretty, her mother never stopped praising her every night.
    Every time Suwidak Loro went to bed at night, her mother would always sang a song about her. She said in her song, “Suwidak Loro, my dearest child. You are the most beautiful girl. I wish you will marry a king one day”. She kept repeating the song from the night until the dawn every day.
    Suwidak Loro’s mother didn’t realize that her voice disturbed some of her neighbours every night. They couldn’t sleep well because her voice was so loud. One day, one of the neighbours came to her house and complained about her routine in singing the song. The neighbour also said that her wish in the song would never happened because of Suwidak Loro’s appearance. Suwidak Loro’s mother didn’t listen to her neighbour and she kept doing that.
    Realizing that the complaint didn’t work, the neighbour went to the palace and reported the problem to the king. The neighbour met the king at the main hall and said “Your Majesty, please accept my apology. I’m here to report a problem.”. The king replied “Take a seat my dear citizen. Now, tell me what is it you want to talk about?”. After that the neighbour explained everything “Thank you Your Majesty. I want to talk about an old woman who live next to my house. I cannot sleep well almost every night because she always sings from night till the dawn. Besides, the song is boring because she kept saying the same thing in her song every night.”. The king felt curious and asked “What was the song like? Can you sing it for me?”. The neighbour replied to the king “I think I can try if you pleased, Your Majesty” and then the neighbour tried to sing the song “Suwidak Loro, my dearest child. You are the most beautiful girl. I wish you will marry a king one day”.
    The king get even more curious after hearing the story. He thought that the story probably true because if the girl in the song was not as beautiful as it said, her mother wouldn’t expect her to marry a king, so he decided to ask his Patih to go to the village and propose Suwidak Loro to be his wife.
    The next day, Patih and some soldier prepared some wedding presents that they were going to bring to Suwidak Loro’s house. They also brought a beautiful wedding dress and a horse cart to pick Suwidak Loro up. When everything was ready, they departed to the village where Suwidak Loro lived.
    When they arrived at the village, Patih asked one of his soldiers to go to Suwidak Loro’s house to check if Suwidak Loro and her mother were ready to welcome them. The soldier went to the house and he met Suwidak Loro’s mother. He explained to her that the king had sent his Patih and some soldiers to propose Suwidak Loro and if she and her daughter accepted the proposal, they were ready to brought Suwidak Loro to the palace. Suwidak Loro’s mother refused to let the soldier went away with Suwidak Loro. She said that her daughter was so beautiful that no ordinary person should see her. After that she requested to see Patih and the soldier escorted her to him.
    In front of Patih, Suwidak Loro’s mother explained her reason why she didn’t let the soldier to bring her daughter.

    ReplyDelete
  75. She asked the Patih to give her the wedding dress and sent some of his soldiers to bring the horse cart to her house so she can prepared Suwidak Loro herself. She also said that no one should see inside the horse cart until they reach the palace. The Patih agreed to her request as long as she accepted the proposal.
    Suwidak Loro’s mother returned to her house immediately and when she arrived at her house she called her daughter right away and explained to her about the proposal. Suwidak Loro was very surprised and excited to hear the news. After that Suwidak Loro’s mother helped her to wear the wedding dress and she also put on some make up at her. When they had finished the preparation, Suwidak Loro got into the horse cart. Before she left with the soldier and Patih to the palace, her mother said something “My daughter, don’t you ever open the curtain or show yourself to anyone before you arrive at the palace. I really hope that the king will take you as his wife and I always pray for your happines. Here is your favorite food so that you won’t get hungry on the journey”. Suwidak Loro replied to her mother “Thank you mother, I will always remember what you said”. After that they said good bye to each other because Suwidak Loro’s mother didn’t go with them to the palace. The soldier brought the horse cart to Patih and they went to the palace.

    ReplyDelete
  76. On the journey, a very beautiful Goddess suddenly showed up inside the horse cart. The Goddess said that she was very hungry and she smelled the fragrance of Suwidak Loro’s food. She asked for the food from Suwidak Loro, but Suwidak Loro refused and said “I am sorry, Goddess, I cannot give you this food because it was a gift from my mother”. “But I am really hungry. Please give me the food and I will give you anything in return.” Said the Goddess. Suwidak Loro thought about it for a while and then she said “All right, if you want this food I will give it to you, but I want your beautiful face in return”. The Goddess agreed and said “Okay, I will give my face to you”. After that they exchanged their face and finally Suwidak Loro became so pretty.
    When Suwidak Loro, Patih and the soldier arrived at the palace, the king was waiting for his bride in front of the gate. He welcomed them and he asked Suwidak Loro to get out of the horse cart. He was so surprised and happy when he saw Suwidak Loro and he said “You are so beautiful just like the song said”. After that, they held the wedding party and they invited all people in the kingdom, including Suwidak Loro’s mother and the neighbour who reported about Suwidak Loro and her mother to the king. The king gave some reward to Suwidak Loro’s neighbour. After that Suwidak Loro, her mother and the King live happily together in the palace.

    ReplyDelete
  77. Suwidak Loro
    Pada jaman dahulu kala, hiduplah seorang gadis dengan penampilan yang jelek di sebuah desa kecil di Jawa. Nama nya adalah Suwidak Loro yang berarti “enam puluh dua” dalam Bahasa Jawa. Itu merupakan nama panggilan nya karena dia hanya memiliki enam puluh dua helai rambut di kepala nya. Dia tinggal bersama ibu nya yang sangat mencintai nya. Meski dia tidak cantik, ibu nya tidak pernah berhenti memuji nya setiap malam.
    Setiap kali Suwidak Loro beristirahat di malam hari, ibu nya akan selalu menyanyikan sebuah lagu tentang nya. Dia berkata dalam lagu nya “Suwidak Loro, anakku tersayang. Kamu adalah gadis paling cantik. Aku harap kamu akan menikahi seorang raja suatu hari nanti”. Dia terus mengulang ulang lagu itu dari malam hingga subuh setiap hari.
    Ibu Suwidak Loro tidak menyadari bahwa suara nya mengganggu beberapa tetangga nya setiap malam. Mereka tidak bisa tidur dengan tenang karena suara nya sangat kencang. Suatu hari, salah seorang tetangga nya datang ke rumah nya dan mengeluh tentang kebiasaan nya menyanyikan lagu itu. Tetangga nya itu juga mengatakan bahwa harapannya di dalam lagu tersebut tidak akan pernah terjadi karena penampilan Suwidak Loro. Ibu Suwidak Loro tidak mendengarkan tetangga nya itu dan dia tetap saja melakukan hal itu.
    Menyadari bahwa keluhan nya tidak berdampak apa-apa, sang tetangga pergi ke istana dan melaporkan masalah itu pada raja. Sang tetangga bertemu dengan raja di ruang utama dan berkata “Yang mulia, mohon terima permintaan maaf saya. Saya datang ke sini untuk melaporkan sebuah masalah”. Sang raja menjawab “Silahkan duduk warga ku. Sekarang ceritakan padaku apa yang ingin kau bicarakan?” Setelah itu sang tetangga menjelaskan semua nya “Terimakasih yang mulia. Saya ingin membicarakan tentang seorang wanita tua yang tinggal di sebelah rumah saya. Saya tidak bisa tidur dengan nyenyak hampir setiap malam karena dia selalu bernyanyi dari malam hingga subuh. Selain itu, lagu nya sangat membosankan karena dia terus saja mengatakan hal yang sama dalam lagu nya setiap malam”. Sang raja menjadi penasaran dan bertanya “Seperti apa lagu nya? Apa kamu bisa menyanyikan nya untuk saya?”. Sang tetangga pun menjawab pertanyaan sang raja “Sepertinya saya bisa mencoba jika anda menginginkan nya, yang mulia” dan kemudian sang tetangga mencoba menyanyikan lagu itu “Suwidak Loro, anakku tersayang. Kamu adalah gadis paling cantik. Aku harap kamu akan menikahi seorang raja suatu hari nanti”.

    ReplyDelete
  78. Suwidak Loro
    Pada jaman dahulu kala, hiduplah seorang gadis dengan penampilan yang jelek di sebuah desa kecil di Jawa. Nama nya adalah Suwidak Loro yang berarti “enam puluh dua” dalam Bahasa Jawa. Itu merupakan nama panggilan nya karena dia hanya memiliki enam puluh dua helai rambut di kepala nya. Dia tinggal bersama ibu nya yang sangat mencintai nya. Meski dia tidak cantik, ibu nya tidak pernah berhenti memuji nya setiap malam.
    Setiap kali Suwidak Loro beristirahat di malam hari, ibu nya akan selalu menyanyikan sebuah lagu tentang nya. Dia berkata dalam lagu nya “Suwidak Loro, anakku tersayang. Kamu adalah gadis paling cantik. Aku harap kamu akan menikahi seorang raja suatu hari nanti”. Dia terus mengulang ulang lagu itu dari malam hingga subuh setiap hari.
    Ibu Suwidak Loro tidak menyadari bahwa suara nya mengganggu beberapa tetangga nya setiap malam. Mereka tidak bisa tidur dengan tenang karena suara nya sangat kencang. Suatu hari, salah seorang tetangga nya datang ke rumah nya dan mengeluh tentang kebiasaan nya menyanyikan lagu itu. Tetangga nya itu juga mengatakan bahwa harapannya di dalam lagu tersebut tidak akan pernah terjadi karena penampilan Suwidak Loro. Ibu Suwidak Loro tidak mendengarkan tetangga nya itu dan dia tetap saja melakukan hal itu.
    Menyadari bahwa keluhan nya tidak berdampak apa-apa, sang tetangga pergi ke istana dan melaporkan masalah itu pada raja. Sang tetangga bertemu dengan raja di ruang utama dan berkata “Yang mulia, mohon terima permintaan maaf saya. Saya datang ke sini untuk melaporkan sebuah masalah”. Sang raja menjawab “Silahkan duduk warga ku. Sekarang ceritakan padaku apa yang ingin kau bicarakan?” Setelah itu sang tetangga menjelaskan semua nya “Terimakasih yang mulia. Saya ingin membicarakan tentang seorang wanita tua yang tinggal di sebelah rumah saya. Saya tidak bisa tidur dengan nyenyak hampir setiap malam karena dia selalu bernyanyi dari malam hingga subuh. Selain itu, lagu nya sangat membosankan karena dia terus saja mengatakan hal yang sama dalam lagu nya setiap malam”. Sang raja menjadi penasaran dan bertanya “Seperti apa lagu nya? Apa kamu bisa menyanyikan nya untuk saya?”. Sang tetangga pun menjawab pertanyaan sang raja “Sepertinya saya bisa mencoba jika anda menginginkan nya, yang mulia” dan kemudian sang tetangga mencoba menyanyikan lagu itu “Suwidak Loro, anakku tersayang. Kamu adalah gadis paling cantik. Aku harap kamu akan menikahi seorang raja suatu hari nanti”.

    ReplyDelete
  79. Dalam perjalanan, seorang dewi yang sangat cantik tiba-tiba muncul di dalam kereta kuda. Dewi itu mengatakan bahwa dia sangat lapar dan dia mencium aroma makanan milik Suwidak Loro. Dia meminta makanan itu dari Suwidak Loro, namun Suwidak Loro menolak dan berkata “Maafkan aku Dewi, aku tidak bisa memberimu makanan ini karena ini adalah hadiah dari ibu ku”. “Namun aku sangat lapar. Tolong berilah aku makanan itu dan aku akan memberikan apapun sebagai ganti nya.” Kata Dewi itu. Suwidak Loro memikirkan hal itu sebentar dan kemudian dia berkata “Baiklah, kalau kamu menginginkan makanan ini aku akan memberikan nya padamu, namun aku ingin wajah cantikmu sebagai ganti nya”. Sang Dewi itu pun menyetujui dan berkata “Baiklah, aku akan memberikan wajahku untukmu”. Setelah itu mereka bertukar wajah dan akhirnya Suwidak Loro menjadi sangat cantik.
    Ketika Suwidak Loro, Patih dan prajurit tiba di istana, sang raja telah menunggu pengantin wanita nya di depan gerbang. Dia menyambut mereka dan meminta Suwidak Loro untuk keluar dari kereta kuda. Dia sangat terkejut dan bahagia ketika dia melihat Suwidak Loro dan dia berkata “Kamu sangat cantik tepat seperti yang dikatakan dalam lagu itu”. Setelah itu, mereka menyelenggarakan pesta pernikahan dan mereka mengundang semua orang di kerajaan itu, termasuk ibu Suwidak Loro dan tetangga yang melaporkan tentang Suwidak Loro dan ibu nya pada raja. Sang raja memberikan imbalan pada tetangga Suwidak Loro itu. Setelah itu Suwidak Loro, ibu nya dan sang raja hidup bahagia selama nya di istana.

    ReplyDelete
  80. Si Molek
    A long time ago, there lived a very beautiful girl in a small village at the shore in Riau. Her name was Molek. She lived with her parents and her six sisters. She was the last child and of all the sibling, she was the most beautiful one. Her father was a fisherman and her mother was a housewife. Molek was very diligent and kind. She helped her parents every day.
    Molek and her sisters were very famous among men in their village and also from far away. There were a lot of men came to their house just to propose one of Molek’s sisters but they always refuse, because they think that none of the men were worthy to be their husband. As the time went by, the word about their arrogant behaviour spread widely and it made their popularity disappear and no more candidate came to their house.
    Months passed by and still no man came to their house to propose one of the girls. This condition made the fisherman and his wife became uneasy. They were worried that their daughter will be single until they grew old. One day, someone came to their house. When the fisherman went out to check who was standing in front of their house, he was so surprised to see that it was not a person but a giant fish.
    The giant fish introduced itself to the fisherman. It said that the name was Jerawan. The giant fish also said that he wanted to propose to one of the fisherman’s daughter. The fisherman and his wife said that they will accepted the proposal as long as their daughter agreed to it, so they went into their house and ask to their daughter one by one.
    All of the fisherman’s daughters refused the proposal except the youngest daughter, Molek. When the fisherman ask to Molek, Molek said “I’m willing to be Jerawan’s wife as long as he has a good heart, always kind to others and always love me”. The fisherman was surprised with this answer and then he told Jerawan about his daughter decision. Jerawan was so happy to hear this answer and he promised that he will always love Molek and kind to others.
    A couple of days later, Jerawan and Molek got married. They held a simple wedding party at the fisherman’s house. After that they live together as husband and wife in Jerawan’s house. Their life after the wedding was not easy. Molek’s sisters always mock her every day because her husband was a giant fish. Even though her heart was really sad, but Molek never show it to her husband.
    Every time her husband went back from work, Molek would welcome him warmly. No matter how sad she was, she always show her smile to her husband. But she was actually curious about one thing that her husband never told her, and that is his job. Every day, Jerawan went out of their house in early morning and he would returned in the afternoon. He was never come home empty handed, there was always something that he brought to their house such as fish and money.

    ReplyDelete
  81. One day, Molek decided to follow her husband when he went out of the house in the morning. She did this because she wanted to know what did her husband do every day to earn money. So, when Jerawan went out in the morning, Molek followed him secretly. He walked toward the beach and a moment before he arrived at the beach, Jerawan stopped and hide behind a bush. Molek was watching from distance all this time. A couple of minutes later, a handsome man walked out of the bush and went to the beach. Molek was so suprised to see it. She couldn’t believe what she saw, so she decided to check on the bush. When she looked into the bush she found a large fish skin hanging in it. It was the moment that she realized that the handsome man that she saw earlier was her husband, Jerawan. She was very happy to find out about it.
    It turned out that Jerawan was a fisherman just like Molek’s father. Molek was very grateful when she found out that her husband was a very handsome man and also a very diligent fisherman. She decided to keep the fish skin so that she can forced Jerawan to stay in his human form. She waited for him at the bush until he returned from the sea at the afternoon.
    When Jerawan returned from the sea, he went to the bush to put his fish skin back on, but he couldn’t find it. Suddenly, Molek showed up and surprised him. He was about to run away when Molek grabbed his hand and said “No, please don’t run. I know that you are my husband, Jerawan”. “How can you find out about it?” asked Jerawan. Molek said “I followed you this morning and I saw that you turned into a handsome man, so I decided to take your fish skin and hide it”. When he heard the explanation, Jerawan realized that he had no other choice but to tell his wife the truth about him. He told Molek that Jerawan was not his real name. His real name was Tanara. After that Molek asked him to stay in his human form and he agreed to her request.
    They went back to their house and surprised everyone in their village including Molek’s parents and sisters. The sisters regretted their decision to refuse the proposal from Tanara when he was in his fish form. They apologized to Tanara and Molek for their attitude all this time. Tanara and Molek forgave them and they live happily together.

    ReplyDelete
  82. Si Molek
    Pada jaman dahulu kala, hiduplan seorang gadis cantik di sebuah desa kecil di tepi pantai Riau. Nama nya adalah Molek. Dia tinggal bersama orang tua nya dan keenam saudari nya. Dia adalah anak terakhir dari semua kakak beradik itu, dia juga merupakan yang paling cantik diantara yang lain. Ayah nya adalah seorang nelayan dan ibu nya adalah ibu rumah tangga. Molek sangat rajin dan baik. Dia membantu orang tua nya setiap hari.
    Molek dan kakak-kakak nya sangat terkenal diantara para pria di desa nya dan juga dari daerah yang jauh. Ada banyak pria yang datang ke rumah mereka hanya untuk melamar salah satu kakak Molek namun mereka selalu menolak, karena mereka berpikir bahwa tidak satupun dari para pria itu yang pantas menjadi suami mereka. Seiring berjalan nya waktu, cerita tentang sikap sombong mereka menyebar secara luas dan hal ini membuat popularitas mereka menghilang dan tidak ada lagi calon yang datang ke rumah mereka.
    Bulan-bulan berlalu dan masih saja tidak ada pria yang datang ke rumah mereka untuk melamar salah satu dari gadis itu. Keadaan ini membuat sang nelayan dan istri nya menjadi gelisah. Mereka khawatir anak-anak perempuan mereka akan tetap melajang hingga mereka tua. Suatu hari, seseorang datang ke rumah mereka. Ketika sang nelayan keluar dan memeriksa siapa yang sedang berada di depan rumah mereka, dia sangat terkejut saat dia melihat bahwa itu bukanlah manusia namun seekor ikan raksasa.
    Ikan raksasa itu memperkenalkan diri nya pada sang nelayan. Ia mengatakan bahwa nama nya adalah Jerawan. Sang ikan raksasa itu juga mengatakan bahwa dia ingin melamar salah satu anak nelayan itu. Sang nelayan dan istri nya mengatakan bahwa mereka akan menerima lamaran itu selama anak mereka menyetujui nya, mereka pun masuk ke dalam rumah dan menanyakan kepada anak-anak mereka satu persatu.
    Semua anak sang nelayan menolak lamaran itu kecuali anak terakhir mereka, Molek. Saat sang nelayan bertanya pada Molek, Molek mangatakan bahwa “Saya bersedia untuk menjadi istri sang Jerawan selama dia memiliki hati yang baik, selalu berbaik hati pada orang lain dan selalu mencintai saya”. Sang nelayan sangat terkejut dengan jawaban ini dan dia memberitahukan keputusan putri nya ini pada Jerawan. Jerawan sangat gembira mendengar jawaban ini dan dia berjanji bahwa dia akan selalu mencintai Molek dan berbaik hati pada orang lain.
    Beberapa hari kemudian, Jerawan dan Molek pun menikah. Mereka mengadakan pesta pernikahan yang sederhana di rumah sang nelayan. Setelah itu mereka hidup bersama sebagai suami istri di rumah si Jerawan. Kehidupan mereka setelah pernikahan tidaklah mudah. Kakak-kakak Molek selalu mengejek nya setiap hari karena suami nya adalah seekor ikan raksasa. Meskipun hati nya sangat sedih, namun Molek tidak pernah menunjukkan itu pada suami nya.

    ReplyDelete
  83. Setiap kali suami nya kembali dari bekerja, Molek akan menyambutnya dengan hangat. Tidak perduli seberapa sedih dirinya saat itu, dia selalu menunjukkan senyumannya pada suami nya. Namun dia sebenarnya penasaran akan satu hal yang tidak pernah diceritakan oleh suami nya, dan itu adalah pekerjaannya. Setiap hari, Jerawan pergi dari rumahnya pada pagi hari dan dia akan kembali pada sore hari nya. Dia tidak pernah pulang ke rumah dengan tangan hampa, selalu saja ada yang dibawa nya pulang seperti misalnya ikan dan uang.
    Suatu hari, Molek memutuskan untuk mengikuti suami nya ketika dia keluar rumah di pagi hari. Dia melakukan hal ini karena dia ingin tau apa yang suami nya lakukan setiap hari untuk menghasilkan uang. Jadi, ketika Jerawan keluar di pagi hari, Molek mengikutinya diam-diam. Dia berjalan ke arah pantai dan sesaat sebelum dia sampai di pantai, Jerawan berhenti dan bersembunyi di balik semak-semak. Molek mangawasi nya dari kejauhan selama ini. Beberapa menit kemudian, seorang pria tampan berjalan keluar dari semak-semak itu dan pergi ke pantai. Molek sangat terkejut melihat itu. Dia tidak bisa mempercayai apa yang dilihatnya, dia pun memutuskan untuk memeriksa semak-semak itu. Saat dia melihat kedalam semak-semak itu, dia menemukan sebuah kulit ikan yang lebar tergantung di sana. Pada saat itulah dia menyadari bahwa pria tampan yang baru saja dilihatnya adalah suami nya, Jerawan. Dia sangat gembira akan hal itu.
    Ternyata Jerawan adalah seorang nelayan, sama seperti ayah nya Molek. Molek sangat bersyukur saat dia mengetahui bahwa suami nya adalah seorang pria yang sangat tampan dan juga seorang nelayan yang sangat rajin. Dia memutuskan untuk menyimpan kulit ikan itu agar dia bisa memaksa Jerawan untuk tetap berada dalam wujud manusia nya. Dia menunggu nya di semak-semak hingga dia kembali dari laut di sore hari nya.
    Ketika Jerawan kembali dari laut, dia pergi menuju semak-semak untuk memakai kulit ikan nya lagi, namun dia tidak bisa menemukan nya. Tiba-tiba, Molek muncul dan mengejutkan nya. Dia baru saja akan berlari ketika Molek menangkap tangan nya dan berkata “Jangan, tolong jangan lari. Aku tau bahwa kau adalah suamiku, Jerawan”. “Bagaimana kamu bisa tau?” tanya Jerawan. Molek menjawab “Aku mengikuti mu pagi ini dan aku melihat kamu berubah menjadi pria tampan, jadi aku memutuskan untuk mengambil kulit ikan milikmu dan menyembunyikan nya”. Saat dia mendengar penjelasan itu, Jerawan menyadari bahwa dia tidak mempunyai pilihan lain selain menceritakan pada istrinya kebenaran tentang dirinya. Dia mengatakan pada Molek bahwa Jerawan bukanlah nama asli nya. Nama asli nya adalah Tanara. Setelah itu Molek meminta nya untuk tetap dalam wujud manusia nya saja dan dia menyetujui permintaan itu.
    Mereka kembali ke rumah mereka dan mengejutkan semua orang di desa nya termasuk orang tua Molek dan juga kakak-kakak nya. Kakak-kakak Molek menyesali keputusan mereka yang menolak lamaran dari Tanara saat dia masih dalam wujud ikan nya. Mereka meminta maaf pada Tanara dan Molek atas sikap mereka selama ini. Tanara dan Molek memaafkan mereka dan mereka hidup bahagia bersama-sama.

    ReplyDelete
  84. Ozone Destruction Because of Global Warming

    Currently we are facing a big problem that can threaten human existence. The problem is global warming. Global warming is the rising of earth’s temperature average abnormally. This phenomenon will lead to the depletion of ozone’s layer in earth’s atmosphere. The ozone’s layer which is supposed to protect us from sun’s ray now starts to perforate so that the sun’s rays directly will light us. This will endanger life of all creatures on earth. The destruction of ozone layer in atmospheres can be caused by our activities that we unknowingly harm us. What’s cause ozone destruction? The following are factors that can damage ozone:

    The first is the use of a motor vehicle which is too much. The development in the field of transportation turned out to be one of the factors causing ozone destruction. We are very addicted on motor vehicle now. We don’t realize that the use of motor vehicle will produce combustion gases such as CO and CO2. These gases will be collected and settle in atmospheres so that it scrapes ozone’s layer gradually. The more motor vehicle used the more CO and CO2 gas will be produced. Consequently, the destruction of ozone will be happened sooner.

    The second is illegal logging. This irresponsible act is done by greedy and irresponsible human being. They continue to cut trees on their behalf without knowing the importance of trees for this earth. Though tree can convert gases CO2 into O2 which are very important for us. Without trees gases CO and CO2 will be increase more and more. Of course this will fasten ozone destruction.

    ReplyDelete
  85. The third is the development of the industry. The rapid industry development also accelerates the damage of ozone layer. Many factories were established, especially in big cities produce fumes which are very dangerous. Similar to motor vehicle’s fumes, factory’s smoke will also produce gases CO and CO2.

    The fourth is the use of fossil fuels. Today, Human prefers use fossil fuels such as kerosene, gasoline, diesel and others. Fossil fuels are used in all aspects of human life such as household, office and industry. They do not consider that every use of fossil fuels will produce harmful gases for the ozone layer.

    The last is the Use of CFCs (Chloro Fluro Carbon). CFC gases are gases which are generated from the use of spray cans (Aerosol) as perfume, Refrigerator, Air Conditioner and solvent substances. CFC gases that accumulate in the atmosphere will decompose when exposed to ultraviolet light and turn into chlorine atoms which are substances ozone destroyer.

    Based on the discussion above, we can conclude that the destruction of ozone’s layer is as the result of our own actions. Therefore let us stop ruining ozone and keep our protective layer by reducing the use of motor vehicles, looking for alternative sources of energy that are friendly for environmental, reducing the use of tools that produce CFCs and doing reforestation. With the preservation of the ozone layer, we will be safe from the sun’s ray which is very dangerous.

    ReplyDelete
  86. Rusaknya Lapisan Ozon karena Global Warming

    Saat ini kita menghadapi masalah besar yang dapat mengancam keberadaan manusia. masalah besar ini adalah global warming. Global warming adalah menaiknya suhu rata-rata permukaan bumi secara tidak normal. Fenomena ini akan menyebabkan menipisnya lapisan ozone di atmoshper bumi. Lapisan ozon yang seharusnya melindungi kita dari sinar langsung matahari kini mulai berlubang sehingga sinar matahari langsung mengenai kita. hal ini akan membahayakan kehidupan semua makhluk di bumi. Rusaknya lapisan ozon di athmospher dapat disebabkan oleh aktivitas-aktivitas manusia sendiri yang tanpa kita sadari membahayakan kita. apa saja yang menyebabkan rusaknya lapisan ozone? berikut adalah beberapa hal yang kita lakukan yang dapat merusak lapisan ozone:

    Yang pertama adalah penggunaan kendaraan bermotor yang terlalu banyak. kemajuan di dalam bidang transportasi ini ternyata merupakan salah satu faktor penyebab rusaknya lapisan ozone. Kita sangat tergantung dengan kendaraan bermotor. Tanpa kita sadari penggunaan kendaraan bermotor akan menghasilkan gas-gas hasil pembakaran seperti CO dan CO2. Gas-gas ini akan terkumpul dan mengendap di athmosphere sehingga mengikis lapisan ozone. Semakin banyak kendaraan bermotor semakin banyak pula gas CO dan CO2 yang dihasilkan. Akibatnya semakin cepat pula perusakan lapisan ozone ini.

    Yang kedua adalah penebangan hutan liar. Perbuatan yang sangat tidak bertanggung jawab ini dilakukan oleh manusia-manusia yang rakus tidak bertanggung jawab. Mereka terus menebang pohon yang ada demi kepentingan mereka tanpa mengetahui betapa pentingnya pohon untuk bumi ini. Padahal pohon bisa mengubah gas-gas CO2 menjadi O2 yang sangat penting buat kita. Tanpa adanya pohon gas-gas CO dan CO2 akan semakin banyak. tentunya hal ini akan mempercepat kerusakan Ozone.

    ReplyDelete
  87. Yang ketiga adalah perkembangan industry. perkembangan industry yang sangat pesat juga ikut mempercepat kerusakan lapisan ozone. Banyak pabrik-pabrik yang berdiri terutama di kota-kota besar dan menghasilakn asap-asap hasil produksi yang sangat berbahaya. Sama halnya dengan asap kendaraan bermotor, asap pabrik ini juga menghasilakn gas-gas CO dan CO2.

    Yang keempat adalah penggunaan bahan bakar fosil. manusia saat ini sangat tergantung dengan penggunaan bahan bakar fosil seperti Minyak tanah, bensin, solar dan lain-lain. Bahan bakar fosil ini digunakan di semua aspek kehidupan manusia seperti keperluan rumah tangga, perkantoran dan industry. setiap penggunan bahan bakar fosil akan menghasilkan gas-gas berbahaya buat lapisan ozone.

    Yang terakhir adalah Pengunaan gas CFC (Kloro Fluro Karbon). Gas CFC merupakan gas-gas yang dihasilkan dari penggunaan kaleng-kaleng penyemprot (Aerosol) seperti farfume, Lemari Es, Air Conditioner dan zat-zat pelarut. Gas CFC yang menumpuk di atmosphere tersebut akan terurai apabila terkena sinar ultra violet dan berubah menjadi atom klorin yang merupakan zat penghancur ozon.

    berdasarkan diskusi diatas, kita bisa menyimpulkan bahwa Perusakan lapisan ozon merupakan hasil dari perbuatan kita sendiri. oleh karena itu marilah kita berhenti merusak dan menjaga lapisan pelindung kita ini dengan cara mengurangi penggunaan kendaraan bermotor, mencari sumber alternative energy yang ramah lingkungan, mengurangi penggunaan alat-alat yang menghasilkan CFC dan melakukan Reboisasi. dengan terjaganya lapisan ozone kita, kita akan selamat dari sinar matahari yang sangat berbahaya.

    ReplyDelete