Seorang pemimpin, seorang ketua, seorang raja, ataupun seorang kepala memiliki tanggungjawab yang lebih besar dibandingkan posisi lain dalam sebuah organisasi, sebuah lembaga, sebuah, negara, sebuah komunitas ataupun sebuah kelompok. Makanya harapan yang lebih ditujukan kepada para pemimpin tersebut, tanggungjawab bukan lagi sebatas individu atapun kepentingan pribadi yang diperjuangkan melainkan seluruh anggota (bawahannya). Maka keputusan yang bijak dari pemimpin sungguh dinanti oleh masyarakat luas. Secara hukum dia memiliki kekuatan dan kekebalan yang lebih, memiliki beberapa keistimewaan yang lebih namun sebaliknya jika pelanggaran terjadi maka konsekuensinya lebih besar. Contoh kecil adalah seorang presiden minum sambil berdiri menggunakan tangan kiri kemudian dijepret oleh awak media di syuting & tampil live di stasiun TV maka dari sisi etika dan keteladan menjadi negatif, sedangkan bagi orang umum mungkin makan sambil berdiri menggunakan tangan kiri itu hal yang wajar & lumrah. Letaknya perbedaan sudut pandang karena disana terdapat nilai edukasi bagi generasi muda, terdapat pengajaran keteladanan. Lebih-lebih hal tersebut terjadi dalam kegiatan Buka Bersama dengan anak yatim piatu dimana dari sudut pembelajaran Islami makan sambil berdiri dan menggunakan tangan kiri itu termasuk hal yang dicela, karena dalam sebuah hadits diajarkan makan sambil duduk dan menggunakan tangan kanan. Memang hal itu sangat kecil sekali jika untuk dikontroversialkan dan dijadikan diskusi ilmiah. Hanya saja momen yang kurang sreg dan lebih cenderung pada titik "pencitraan" saja. Akhirnya penulis ikut pada golongan yang tidak suka terhadap perbuatan/ tindakan pemimpin yang semacam itu.
Ada kisah legenda yang datang dari berbagai negara tentang bijaknya seorang pemimpin itu membawa kesejahteraan dan kondisi aman serta terciptanya keadilan dalam masyarakat. Kepribadian pemimpin yang baik bisa dinilai dari hal-hal kecil yang diperbuatnya, sehingga misal saja ingin menilai cerminan karakter pemimpin yang tidak dipoles media artinya karakter asli maka lihatlah dari kegiatan keseharian di luar liputan media dan pers. Bukan saatnya lagi mengandalkan pemimpin hasil polesan semu apalagi pencitraan buta yang lebih membodohi masyarakat luas. Penulis mengambil kisah legenda dari Cina tentang seorang Raja yang bijak ketika ingin memilih seorang penggantinya. Ia tidak memberikan mandat kepemimpinannya itu kepada orang terdekatnya ataupun keluarganya bahkan karena faktor sogokan dan suap, namun dikisahkan raja tersebut memilih calon penggantinya dengan seleksi kejujuran. Cerita ini terdapat dalam kisah Raja dan Biji, yang dengan sarana biji maka sang Raja mampu menemukan sosok pengganti dirinya yang jujur, kredibel, amanah dan bertanggungjawab, berani menerima resiko sesuai dengan perbuatan yang dilakukan. Sarana biji yang digunakan itu bertujuan mengetes para calaon yang meliputi seluruh pemuda di kerajaannya. Misi yang raja berikan kepada mereka adalah menanam biji yang diperolehnya. Dalam jangka setahun mereka harus kembali dan tentu saja Raja akan menilai tanaman ataupun pohon yang telah dirawat dan ditanamnya. Ending cerita pada terpilihnya pemuda bernama Ling yang dengan jujur membawa biji yang masih utuh, tentu saja karena biji dari Raja adalah biji yang direbus. Cerita ini sudah berkembang bertahun-tahun bahkan dalam pembelajaran di kelas sudah dijadikan bacaan untuk diskusi dan sharing, digunakan dalam penanaman moral para remaja. Cerita ini sungguh menginspirasi. Jika realita para remaja tahu bahwa pemimpin yang ada saat ini bertolak belakang dari kisah-kisah inspiratif dalam kelas maka kutub negatif dan positif akan bertemua antara ideal & realitas, bahkan menimbulkan frustasi dan penyakit apatis terhadap pemimpin serta kondisi bangsa secara umum. Lihatlah beberapa menteri yang ada tidak murni karena kualitas mereka, bahkan beberapa dari mereka ditunjuk karena membantu presiden dalam pemilihannya kemarin (hahaha,,,politik balas jasa). Ada lagi menteri yang menjabat karena anak perempuan dari tokoh partai politik tertentu dan posisinya tak digoyahkan artinya tidak boleh diganti ataupun diganggu gugat, posisi presiden takutb sama petinggi partai politik (lucu..). Nah, pemerintahan macam apa ini. Berjalannya waktu pemimpin itu memiliki permasalahan dengan janji-janjinya waktu pencalonan, banyak hal yang belum terlaksana kalau tidak dikatakan "gagal total", maka otaknya berputar, diasah sehingga gonta-ganti menteripun terjadi karena faktor tidak komitmen dan banyak kepentingan dibelakang dia khususnya dari sponsor besar pendukungnya. Jalan aman akhirnya mengambil menteri kunci (yang lagi menjadi trending) dan diganti dengan tokoh yang terkenal dari kualitasnya, menteri tersebut pernah juga menjabat era SBY, itupun lagi-lagi karena kondisi panik menuju pemilihan RI-1 tahun 2019. Yah, si bapak ingin mencalonkan dirinya lagi kayaknya. Kalau baik secara kualitas oke-oke saja, lah kalau tidak memiliki kualitas, amit-amit deh.
Ayolah kalau mau merubah maka murni dari itikad baik benar-benar karena patriotisme terhadap ibu pertiwi, benar-benar jujur mengedapankan kepentingan bangsa bukan dirinya, keluarga atapun hanya golongannya saja. Karena dia tidak lagi membawahi dirinya, keluarga, golongannya atapun pebisnis pendukungnya saja. Idealnya dia milik seluruh rakyat bangsa Indonesia, nah kenapa kok bukan secara rakyat secara umum? Keluarga, golongan dan pebisnis pendukungnya juga bagian dari rakyat Indonesia namun mereka secara kesejahteraan sepertinya tidak perlu uluran tangan untuk dibantu dan dientaskan dari kemiskinan karena memang secara ekonomi sudah mapan bahkan memiliki aset hingga milyaran rupiah. Perhatikanlah yang di bawah garis kemiskinan karena para kaum dhuafa dan terlantar itulah yang menjadikan pemberat & mempersulit di hari akhir saat yaumul mizan. Kenapa ada rakyat yang mati gara-gara 3 hari tidak mendapat makanan yang mampu disantapnya, atau bayi yang kekurangan gizi karena memang secara kondisi kesejahteraan orangtuanya tidak mampu memberikan makanan yang layak pada anaknya. Kenapa tidak mampu? Karena tidak memiliki pekerjaan yang layak dan penghasilannya mencukupi kebutuhan hidup? Kenapa tidak mencukup[i? Karena kondisi ekonomi bangsa yang sekarat tentunya. Dimana peran presiden? Memang ada sangkutnya dengan presiden? Ada dong. Banyak! Dengan powernya dan kekuatannya ya bikin dong kebijakan yang bagus, pilih menteri yang kredibel jangan asal tunjuk meski itu hak prerogatif dia. Iya kan?
Lakukan dengan kejujuran bukan hanya pencitraan, memang penting dicitrakan yang baik namun kalau tujuannya menutupi "borok" dan kebobrokan kondisi pemerintah saat ini maka endingnya adalah banyak masyarakat menjadi lebih sengsara. Bagi rakyat umum & sederhana adalah ketercukupan kebutuhan pokok itu sudah membuatnya bahagia & nyaman, orang yang lapar maka terkadang sulit dikendalikan & terkontrol. Laparnya mereka bukan karena rajin puasa namun karena memang kondisi bangsa & negara saat ini sedang krisis, meski kondisi miskin ini di media tidak diekspos. Kenapa tidak diekspos dengan jujur? Yah, karena takut tidak terpilih kembali. Wahai yang disana, jadikan kritikan & evaluasi sebagai sarana perbaikan. Masih ada waktu 3 tahun menjelang pemilihan kembali, penuhi janji-janji politik, jangan sesumbar mungkin ada perubahan persepsi negatif menjadi persepti positif yang jujur.
Berikut kisah "The Emperor and the Seed", teks naratif untuk pembelajaran Bahasa Inggris kelas XII, ini teksnya:
The Emperor and the Seed
An emperor in the far east was growing old and knew it
was time to choose his (1)..... instead of choosing one of his
assistants or (2) ......, he decided something different. He called
young people in the kingdom together one day. He said, “It’s time for me to
step down and choose the next emperor. I have decided to choose one of you.”
The kids were shocked! But the
emperor continued. “I am going to give each one of you a seed today. One very
(3)....... i want you to plant the seed, water it and come back here
after one year from today with what you have grown from this one seed. I will
then (4)....the plants that you bring, and the one I choose will be the
next emperor!”
One boy named Ling was there that
day and he, like the others, received a seed. He went home and (5).....told
his mother the story. She helped him get a pot and planting soil, and he
planted the seed and watered it carefully. Every day he would water it and
watch to see if it had grown. After about three weeks, some of the other
youths began to talk about their seeds and (6)....that were beginning to
grow.
Ling kept checking his seed, but nothing ever grew. 3 weeks, 4 weeks, 5 weeks went by. Still nothing. By now, others were talking about their plants but Ling didn't have a plant, and he felt like (7).....Six months went by, still nothing in Ling's pot. He just knew he had killed his seed.
Everyone else had trees and tall plants, but he had (8)..... Ling didn't say anything to his friends, however. He just kept waiting for his seed to grow.
A year finally went by and all the youths of the kingdom brought their plants to the emperor for (9)....Ling told his mother that he wasn't going to bring an empty pot. But his mother told him that it was better to be (10)..... about what happened. Ling felt sick to his stomach, but he knew his mother was right. He took his empty pot to the palace. When Ling arrived, he was amazed at the variety of plants grown by the other youth. They were beautiful in all shapes and sizes. Ling put his empty pot on the floor and many other kids laughed at him. A few felt sorry fro him and just said, "Hey, nice try!"
When the emperor arrived, he surveyed the room and greeted the young people. Ling just tried to hide in the back. "What great plants, trees and flowers you have grown," said the emperor. "Today, one of you will (11)...the next emperor!" All of sudden, the emperor spotted Ling at the back of the room with his empty pot. He (12)... his guard to bring him to the front. Ling was terrified. "The emperor knows I'm a failure! May be he will have me killed!"
When Ling got to the front, the Emperor asked his name. "My name is Ling," he replied. All the kids were laughing and making fun of him. The emperor asked everyone to quiet down. He looked at Ling, and then announced to (13)..., "Behold your new emperor! His name is Ling!" Ling couldn't believe it. Ling couldn't even grow his seed. How could he be the new emperor?
Then the emperor said, "One year ago today, I gave everyone here a seed. I told you to take the seed, plant it, water it, and bring it back to me today. But I gave you all (14)....seeds, which would not grow. All of you, except Ling, have brought me trees and plants and flowers. When you found that seed would not grow, you (15)... another seed for the one I gave you. Ling was the only one with the courage and honesty to bring me a pot with my seed in it. Therefore, he is the one who will be the new emperor!"
If you plant honesty, you will reap trust.
If you plant goodness, you will reap friends.
If you plant humility, you will reap greatness.
If you plant perseverance, you will reap victory.
If you plant consideration, you will reap harmony.
If you plant hard work, you will reap success.
If you plant forgiveness, you will reap reconciliation.
If you plant openness, you will reap intimacy.
If you plant patience, you will reap improvements.
If you plant faith, you will reap miracles.
WORDS CHOICES
-judge-nothing-be appointed-successor-excitedly
-ordered-special seed-inspection-a failure-the crowd
-the plants-substituted-his children-honest-boiled
No comments:
Post a Comment