Sebagai umat
yang cinta terhadap pemimpinnya yaitu Nabi Muhammad SAW, minimal kita mengenal
sosok beliau baik itu identitas secara pribadi maupun dari segi kisahnya.
Sekilas data beliau baginda Rasulullah SAW:
- Nama :
Muhammad bin Abdullah
- Kelahiran :
Mekah, tanggal 12 Rabiul Awal tahun Gajah
- Abdullah
(ayahnya) meninggal sebelum Muhammad terlahir
- Umur 6–8
tahun Muhammad dibesarkan kakeknya, Abdul Muthalib
- Kemudian
dibesarkan pamannya, Abu Thalib
- Atas
kejujurannya, Muhammad mendapat gelar Al Amin (dapat dipercaya)
- Usia 13
tahun mulai berbisnis, menemani Abu Thalib berdagang ke ke Syam
- Usia 25
tahun menikah dengan Siti Khadijah binti Khuwailid
- Muhammad
muda pernah berhasil mendamaikan pertikaian antar kabilah
- Usia 40
tahun pertama kali menerima wahyu dan diangkat menjadi Rasulullah
- Kemudian
melakukan dakwah diam-diam selama 3 tahun di Mekah
- Dilanjutkan
dengan berdakwah secara terang-terangan selama 10 tahun
- Dakwah nabi
Muhammad SAW ditentangn oleh kaumnya sendiri, Quraisy
- Hijrah ke
Madinah setelah 13 tahun berdakwah di Mekah
- Setelah haji
wada (10 H) kesehatan nabi Muhammad SAW mulai menurun
- Nabi
Muhammad meninggal dunia pada hari Senin bulan Rabiul Awal tahun 12 hijrah atau
bertepatan dengan tanggal 6 Juni 632 masehi. Menurut versi lain, beliau wafat
pada hari Senin 13 Rabiul Awal tahun 11 hijriah atau 8 Juni 632 masehi.
- Muhammad
adalah nabi dan rasul terakhir
Terdapat
perbedaan pendapat ahli sejarah Nabi Muhammad (sirah) tentang tanggal kelahiran
dan wafatnya Nabi. Satu hal yang pasti, Nabi Muhammad lahir dan meninggal pada
bulan Rabiul Awal menurut mayoritas historian.
A. KELAHIRAN NABI MUHAMMAD
Para ahli
sejarah Nabi sepakat bahwa Nabi Muhammad lahir di Makkah pada hari Senin bulan
Rabiul Awal bertepatan dengan tanggal 26 April 570 atau 571 masehi. Namun, ahli
sejarah Nabi berbeda pendapat tentang tanggal Arabnya sebagai berikut:
2 Rabiul Awal
menurut Ibnu Abdil Barr
5 Rabiul Awal
menurut Amiruddin
8 Rabiul Awal
menurut Ibnul Qayyim, Ibnu Hazm, Az Zuhri, Ibnu Dihya
9 Rabiul Awal
menurut Muhammad Suleman Mansurpuri, Mubarakpuri , Shibli Nomani, Mahmud Pasha
Falaki, Akbar Shah Najeeb Abadi, Moeen ud din Ahmed Nadvi, Abul Kalam Azad
12 Rabiul Awal
menurut Tabari, Ibnu Khaldun , Dr hameedullah, Ibnu Hisham, Abul-Hasan ‘Ali ibn
Muhammad al- Mawardi, Ibnu Ishaq
10 Rabiul Awal
menurut Abul Fida, Abu Jafar al Baqir, Al Waqadi , Al Sha’bi–
17 Rabiul Awal
menurut pandangan golongan Syiah. Sedang harinya adalah Jum'at.
22 Rabiul Awal
menurut pendapat yang diatribusikan ke Ibnu Hazm
10 Rabiul Awal
menurut Abdul Qadir Jailani
Pendapat
mayoritas adalah Nabi lahir pada 13 Rabiul Awal tahun Gajah (50 hari setelah
penyerangan pasukan Gajah dari Yaman) atau bertepatan dengan tanggal 30 atau 31
Maret tahun 571 masehi.
B. REFERENSI LAHIR
Rujukan
pustaka seputar lahirnya Nabi Muhammad S.A.W
KELAHIRAN
NABI
Dari kitab
As-Sirah al-Halabiyah diriwayatkan sebuah hadits bahwa Nabi lahir pada hari
Senin .
Bunyi Hadits: Dari
Qatadah, bahwa Rasulullah pernah ditanya tentang hari Senin. Nabi berkata: Itu
adalah hari aku dilahirkan.
Al-Bairuni
dalam kitab Al-Irsyad mengutip sebuah hadits: Nabi pernah ditanya tentang
hari Senin. Nabi menjawab: Hari Senin adalah hari aku lahir, diutus sebagai
Rasul, turunnya Quran dan hijrahku ke Madinah.
Syamsuddin bin
Salim dalam kitab Al-Ja'far al-Kabir menyatakan adalah sahih (pendapat) bahwa
Nabi lahir pada bulan Rabiul Awal tanggal 20 tahun Gajah pada masa kaisar Anu
Syarwan.
Ibnul Amid
dalam kitab Mukhtashar at-Tarikh menyatakan bahwa Nabi lahir di Bat'ha, Makkah
pada malam dari paginya hari Senin tanggal 8 Rabiul Awal bertepatan dengan
bulan Romawi tanggal 22 April tahun 882 tahun Alexander atau tahun 571 masehi.
Lagi-lagi
sebuah sejarah dilupakan, seakan-akan mereka tidak pernah tahu atau mungkin
tidak mau tahu, ini adalah sejarah yang tak boleh dilupakan, karena inilah
sebab awal penciptaan dan akhir penciptaan, ia bermula 14 abad yang lalu di
sebuah kota kecil, sebuah kota yang panas dan tandus yang dipenuhi dengan
penyembahan terhadap kayu-kayu dan batu-batu yang tak dapat berbuat apa-apa dan
juga disana terdapat sebuah kotak hitam yang dikelilingi oleh 'berhala-berhala' yang sekarang telah berubah wujud tapi
memiliki wujud 'berhala' yang sama.
Sungguh tak
terpikirkan betapa bodoh manusia zaman itu, ialah sebuah jazirah yang disebut
jazirah Arabia, perbuatan buruk dan haram, perampokan, pembunuhan
bayi,minum-minuman keras, yang memusnahkan segala kebajikan dan moral
menempatkan masyarakat jazirah Arabia ini dalam situasi kemerosotan yang luar
biasa. Mereka terpecah-pecah menjadi kabilah-kabilah (bani/kaum).
Kelahiran
Sang Nabi
Pada saat yang
sangat kritis ini muncullah sebuah bintang pada malam yang gelap gulita,
sinarnya semakin terang membuat malam menjadi terang benderang, ia bukan
bintang yang biasa, tapi bintang yang sangat luar biasa, bahkan matahari di
siang haripun malu menampakkan sinarnya karena bintang ini adalah maha bintang
yang terlahirkan ke muka bumi, ialah cahaya dalam kegelapan, ia adalah cahaya
di dalam dada, ia dikenal dengan Nama Muhammad, menurut sejarawan bintang ini
tepat terlahir tanggal 17 RabiĆ¢'ul Awwal (12 RabiĆ¢'ul awwal menurut mazhab
sunni) 570 M, bintang ini tak pernah padam walaupun 14 abad setelah
ketiadaannya, bahkan ia semakin terang dan semakin terang, dari bintang ini
terlahir 13 bintang yang lain, yang selalu menjadi hujjah bagi bintang-bintang
yang sulit bersinar lainnya di setiap zamannya. Ia memiliki silsilah yang
berhubungan langsung dengan jawara Tauhid melalui anaknya Ismail AS, yang
dilahirkan melalui rahim-rahim suci dan terpelihara dari perbuatan-perbuatan
mensekutukan Tuhan.
Ia begitu suci
sehingga Tuhan memerintahkan kepada Para Malaikat dan Jin untuk bersujud kepada
Adam, karena cahayanya dibawa oleh Adam AS untuk disampaikan kepada maksud, ia
adalah rencana Tuhan yang teramat besar yang langit dan bumi pun tak kan
sanggup memikulnya.
Peristiwa
kelahiran sang bintang dipenuhi dengan kejadian-kejadian yang luarbiasa,
dimulai dengan peristiwa padamnya api 'abadi'di kerajaan Persia, hancurnya
sesembahan batu di sana, dan penyerangan pasukan bergajah untuk menghancurkan
Ka'bah, yang di kemudian hari menjadi kiblat baginya dan ummatnya sampai akhir
zaman, namun tentara yang besar ini dihancurkan oleh burung-burung yang
dikirimkan oleh Sang Pemilik kiblat (Ka'bah), karenanya tahun ini dinamakan
tahun Gajah.
Sudah menjadi
tradisi kelahiran manusia luar biasa harus juga didahului peristiwa yang luar
biasa. Muhammad namanya, ayahnya bernama Abdullah, Ibundanya Aminah, kedua
orang tuanya berasal dari silsilah yang mulia yang merupakan keturunan Jawara
Tauhid (Ibrahim AS). Abdullah lahir kedunia hanya untuk membawa nur Muhammad
dan 'meletakkannya' ke dalam rahim
Aminah, Sang isteri saat itu mengandung (2 bulan) bayi yang kelak
menjadi manusia besar. Setelah lama kepergian sang suami, sang isteri merasakan
kesepian yang amat dalam, walaupun suaminya selalu berkirim surat. Namun pada
saat lain surat tidak lagi ia terima, begitu riang hatinya ternyata ia melihat
rombongan dagang suaminya telah pulang, tapi Ia amat terkejut karena tak
dilihatnya suaminya, datanglah seseorang dari rombongan tersebut yang
menyampaikan berita kepada Aminah, mulutnya begitu berat untuk mengucapkan
kata-kata ini kepada wanita ini, ia tidak sanggup mengutarakannya, namun
akhirnya terucap juga bahwa sang suami telah berpulang ke hadirat Allah Swt dan
dimakamkan di bawa.
Begitu goncang
hatinnya mendengarkan hal ini, tak sanggup menahan tangisnya, ia menangis
menahan sedih dan tak makan beberapa hari, namun ia bermimpi, dalam mimpinya
seorang wanita datang dan berkata kepadanya agar ia menjaga bayi dalam janinnya
dengan baik ' baik. Ia berulang kali bermimpi bertemu dengan wanita tersebut
yang ternyata adalah Maryam binti Imran (Ibu Isa as). Dalam mimpinya sang
wanita mulia ini berkata : 'Kelak bayi yang ada didalam rahimmu akan menjadi
manusia paling mulia sejagat raya, maka jagalah ia baik “ baik hingga
kelahirannya.
Saat ayahanda
Muhammad yang mulia ini Wafat dalam usia 20 tahun (riwayat lain ' 17 tahun),
sang bintang kita ini sedang berada dalam kandungan ibunya, beberapa tahun
kemudian Bunda Sang bintang menyusul suaminya dan dimakamkan di Abwa juga.
Muhammad dibawa pulang oleh Ummu Aiman dan diasuh oleh kakeknya, belum lagi
hilang duka setelah ditinggal Sang Bunda, ia pun harus kehilangan kakeknya
ketika umurnya belum lagi menginjak delapan tahun. Setelah kepergian sang
kakek, sang bintang (Muhammad) diasuh oleh pamannya, Abu Tholib, seorang putra
Abdul Mutholib yang pertama menyatakan keimanannya kepada kemenakannya sendiri
(Muhammad).
Pemandu ilahi
selalu saja dipilihkan oleh Ilahi untuk memiliki profesi sebagai seorang
gembala, melalui profesi ini beliau mengarungi beberapa waktu kehidupannya
untuk menjadi 'gembala'domba yang lebih besar, inilah pilihan Ilahi yang
memilihkan baginya sebuah jalan dimana hal ini penting bagi orang yang akan
berjuang melawan orang-orang hina yang berpikiran sampai menyembah aneka batu
dan pohon, ilahi menjadikannya kuat sehingga tidak menyerah kepada apapun
kecuali keputusan-Nya. Ada penulis sirah yang mengutip kalimat Nabi berikut
ini,
Semua Nabi
pernah menjadi gembala sebelum beroleh jabatan kerasulan.' Orang bertanya kepada Nabi,' Apakah Anda
juga pernah menjadi gembala?' Beliau menjawab,' Ya. Selama beberapa waktu saya
menggembalakan domba orang Mekah di daerah Qararit.'
Sang bintang
terlahir bukan dari kalangan orang yang teramat kaya, belum lagi ia dilahirkan
sebagai seorang yatim, dan telah kehilangan Ayah, Ibu di masa kecil sebagai
tempat bernaung, apa yang dapat dikatakan oleh anak kecil yang telah kehilangan
kedua orang tuanya sedangkan dia sendiri masih membutuhkan naungan kedua orang
tua dan kasih sayang mereka. Mari kita masuk ke jazirah Arabia lebih jauh lagi,
kita dapat melihat bahwa kondisi keuangan Muhammad terbilang cukup sulit.
Muhammad terkenal dengan kemuliaan rohaninya, keluhuran budi, keunggulan ahklaq
dan dirinya dikenal di masyarakat sebagai 'orang jujur'(al-Amin), ia menjadi salah seorang kafilah dagang Khodijah yang
terpercaya dan Khodijah memberikan dua kali lipat dibandingkan yang
diberikannya kepada orang lain. Kafilah Quraisy, termasuk barang dagangan
Khodijah, siap bertolak, kafilah tiba di tempat tujuan. Seluruh anggotanya
mengeruk laba. Namun, laba yang diperoleh Nabi lebih banyak ketimbang lain.
Kafilah kembali ke Makkah. Dalam perjalanan, Sang bintang melewati negeri 'Ad
dan Tsamud. Keheningan kematian yang menimpa kaum pembangkang itu mengundang
perhatian sang bintang.
Kafilah
mendekati Mekah, Maisarah, berkata kepada sang Bintang, 'Alangkah baiknya jika
Anda memasuki Mekah mendahului kami dan mengabarkan kepada Khodijah tentang
perdagangan dan keuntungan besar yang kita dapatkan.' Nabi tiba di Mekah ketika Khodijah sedang duduk di kamar atasnya. Ia
berlari turun dan mengajak Nabi ke ruangannya. Nabi menyampaikan, dengan
menyenangkan, hal-hal menyangkut barang dagangan. Maisarah menceritakan tentang
Kebesaran jiwa Al-Amin selama perjalanan dan perdagangan. Maisarah menceritakan
'Di Busra, Al-Amin duduk di bawah pohon untuk istirahat. Seorang pendeta, yang
sedang duduk di biaranya, kebetulan melihatnya. Ia datang seraya menanyakan
namanya kepada saya, kemudian ia berkata, '˜Orang yang duduk di bawah naungan
pohon itu adalah nabi, yang tentangnya telah saya baca banyak kabar gembira di
dalam Taurat dan Injil.
Kemudian
Khodijah menceritakan apa yang didengarnya dari Maisarah kepada Waraqah bin
Naufal, si hanif dari Arabia. Waraqah mengatakan, 'Orang yang memiliki
sifat-sifat itu adalah nabi berbangsa Arab.
Kisah Dua
Malaikat dan Pembedahan Dada Muhammad
Pada usia dua
tahun, baginda didatangi oleh dua orang malaikat yang muncul sebagai lelaki
yang berpakaian putih. Mereka bertanggungjawab untuk membedah Muhammad. Pada
ketika itu, Halimah dan suaminya tidak menyedari akan kejadian tersebut. Hanya
anak mereka yang sebaya menyaksikan kedatangan kedua malaikat tersebut lalu
mengkhabarkan kepada Halimah. Halimah lantas memeriksa keadaan Muhammad, namun
tiada kesan yang aneh ditemui.
Muhammad
tinggal di pedalaman bersama keluarga Halimah selama lima tahun. Selama itu
baginda mendapat kasih sayang, kebebasan jiwa dan penjagaan yang baik daripada
Halimah dan keluarganya. Selepas itu baginda dibawa pulang kepada datuknya
Abdul Mutallib di Makkah.
Datuk baginda,
Abdul Mutallib amat menyayangi baginda. Ketika Aminah membawa anaknya itu ke
Madinah untuk bertemu dengan saudara-maranya, mereka ditemani oleh Umm Aiman,
budak suruhan perempuan yang ditinggalkan oleh bapa baginda. Baginda
ditunjukkan tempat wafatnya Abdullah serta tempat dia dikuburkan.
Sesudah sebulan
mereka berada di Madinah, Aminah pun bersiap sedia untuk pulang semula ke
Makkah. Dia dan rombongannya kembali ke Makkah menaiki dua ekor unta yang
memang dibawa dari Makkah semasa mereka datang dahulu. Namun begitu, ketika
mereka sampai di Abwa, ibunya pula jatuh sakit dan akhirnya meninggal dunia
lalu dikuburkan di situ juga.
Muhammad
dibawa pulang ke Makkah oleh Umm Aiman dengan perasaan yang sangat sedih. Maka
jadilah Muhammad sebagai seorang anak yatim piatu. Tinggallah baginda dengan
datuk yang dicintainya dan bapa-bapa saudaranya.
"Bukankah
Dia mendapatimu sebagai seorang yatim, lalu Dia melindungimu. Dan Dia
mendapatimu sebagai seorang yang bingung lalu Dia memberikan petunjuk"
(Surah Ad-Dhuha, 93: 6-7)
Abdul
Mutallib Wafat
Kegembiraannya
bersama datuk baginda tidak bertahan lama. Ketika baginda berusia lapan tahun,
datuk baginda pula meninggal dunia. Kematian Abdul Mutallib menjadi satu
kehilangan besar buat Bani Hashim. Dia mempunyai keteguhan hati, berwibawa,
pandangan yang bernas, terhormat dan berpengaruh dikalangan orang Arab. Dia
selalu menyediakan makanan dan minuman kepada para tetamu yang berziarah dan
membantu penduduk Makkah yang dalam kesusahan.
Muhammad
diasuh oleh Abu Talib
Selepas
kewafatan datuk baginda, Abu Talib mengambil alih tugas bapanya untuk menjaga
anak saudaranya Muhammad. Walaupun Abu Talib kurang mampu berbanding saudaranya
yang lain, namun dia mempunyai perasaan yang paling halus dan terhormat di
kalangan orang-orang Quraisy.Abu Talib menyayangi Muhammad seperti dia menyayangi
anak-anaknya sendiri. Dia juga tertarik dengan budi pekerti Muhammad yang
mulia.
Pada suatu
hari, ketika mereka berkunjung ke Syam untuk berdagang sewaktu Muhammad berusia
12 tahun, mereka bertemu dengan seorang rahib Kristian yang telah dapat melihat
tanda-tanda kenabian pada baginda. Lalu rahib tersebut menasihati Abu Talib
supaya tidak pergi jauh ke daerah Syam kerana dikhuatiri orang-orang Yahudi
akan menyakiti baginda sekiranya diketahui tanda-tanda tersebut. Abu Talib
mengikut nasihat rahib tersebut dan dia tidaak banyak membawa harta dari
perjalanan tersebut. Dia pulang segera ke Makkah dan mengasuh anak-anaknya yang
ramai. Muhammad juga telah menjadi sebahagian dari keluarganya. Baginda
mengikut mereka ke pekan-pekan yang berdekatan dan mendengar sajak-sajak oleh
penyair-penyair terkenal dan pidato-pidato oleh penduduk Yahudi yang anti Arab.
Baginda juga
diberi tugas sebagai pengembala kambing. Baginda mengembala kambing keluarganya
dan kambing penduduk Makkah. Baginda selalu berfikir dan merenung tentang
kejadian alam semasa menjalankan tugasnya. Oleh sebab itu baginda jauh dari
segala pemikiran manusia nafsu manusia duniawi. Baginda terhindar daripada
perbuatan yang sia-sia, sesuai dengan gelaran yang diberikan iaitu
"Al-Amin".
Selepas baginda
mula meningkat dewasa, baginda disuruh oleh bapa saudaranya untuk membawa
barang dagangan Khadijah binti Khuwailid, seorang peniaga yang kaya dan
dihormati. Baginda melaksanakan tugasnya dengan penuh ikhlas dan jujur.
Khadijah amat tertarik dengan perwatakan mulia baginda dan keupayaan baginda
sebagai seorang pedagang. Lalu dia meluahkan rasa hatinya untuk berkahwin
dengan Muhammad yang berusia 25 tahun ketika itu. Wanita bangsawan yang berusia
40 tahun itu sangat gembira apabila Muhammad menerima lamarannya lalu
berlangsunglah perkahwinan mereka berdua. Bermulalah lembaran baru dalam hidup
Muhammad dan Khadijah sebagai suami isteri.
Turunnya
Wahyu Pertama
Pada usia 40
tahun, Muhammad telah menerima wahyu yang pertama dan diangkat sebagai nabi
sekelian alam. Ketika itu, baginda berada di Gua Hira' dan sentiasa merenung
dalam kesunyian, memikirkan nasib umat manusia pada zaman itu. Maka datanglah
Malaikat Jibril menyapa dan menyuruhnya membaca ayat quran yang pertama
diturunkan kepada Muhammad.
"Bacalah
dengan nama Tuhanmu Yang menciptakan" (Al-'Alaq, 96: 1)
Rasulullah
pulang dengan penuh rasa gementar lalu diselimuti oleh Khadijah yang cuba
menenangkan baginda. Apabila semangat baginda mulai pulih, diceritakan kepada
Khadijah tentang kejadian yang telah berlaku.
Kemudian
baginda mula berdakwah secara sembunyi-sembunyi bermula dengan kaum kerabatnya
untuk mengelakkan kecaman yang hebat daripada penduduk Makkah yang menyembah
berhala. Khadijah isterinya adalah wanita pertama yang mempercayai kenabian
baginda. Manakala Ali bin Abi Talib adalah lelaki pertama yang beriman dengan
ajaran baginda.Dakwah yang sedemikian berlangsung selama tiga tahun di kalangan
keluarganya sahaja.
Dakwah
Secara Terang-terangan
Setelah
turunnya wahyu memerintahkan baginda untuk berdakwah secara terang-terangan,
maka Rasulullah pun mula menyebarkan ajaran Islam secara lebih meluas.
"Maka
sampaikanlah olehmu secara terang-terangan segala apa yang diperintahkan
(kepadamu) dan berpalinglah dari orang-orang yang musyrik." (Al-Hijr,
15:94)
Namun begitu,
penduduk Quraisy menentang keras ajaran yang dibawa oleh baginda. Mereka
memusuhi baginda dan para pengikut baginda termasuk Abu Lahab, bapa saudara
baginda sendiri. Tidak pula bagi Abu Talib, dia selalu melindungi anak
saudaranya itu namun dia sangat risau akan keselamatan Rasulullah memandangkan
tentangan yang hebat dari kaum Quraisy itu. Lalu dia bertanya tentang rancangan
Rasulullah seterusnya. Lantas jawab Rasulullah yang bermaksud:
"Wahai
bapa saudaraku, andai matahari diletakkan diletakkan di tangan kiriku dan bulan
di tangan kananku, agar aku menghentikan seruan ini, aku tidak akan
menghentikannya sehingga agama Allah ini meluas ke segala penjuru atau aku
binasa kerananya"
Baginda
menghadapi pelbagai tekanan, dugaan, penderitaan, cemuhan dan ejekan daripada
penduduk-penduduk Makkah yang jahil dan keras hati untuk beriman dengan Allah.
Bukan Rasulullah sahaja yang menerima tentangan yang sedemikian, malah para
sahabatnya juga turut merasai penderitaan tersebut seperti Amar dan Bilal bin Rabah
yang menerima siksaan yang berat.
Wafatnya
Khadijah dan Abu Talib
Rasulullah
amat sedih melihat tingkahlaku manusia ketika itu terutama kaum Quraisy kerana
baginda tahu akan akibat yang akan diterima oleh mereka nanti. Kesedihan itu
makin bertambah apabila isteri kesayangannya wafat pada tahun sepuluh
kenabiaannya. Isteri bagindalah yang tidak pernah jemu membantu menyebarkan
Islam dan mengorbankan jiwa serta hartanya untuk Islam. Dia juga tidak jemu
menghiburkan Rasulullah di saat baginda dirundung kesedihan.
Pada tahun itu
juga bapa saudara baginda Abu Talib yang mengasuhnya sejak kecil juga meninggal
dunia. Maka bertambahlah kesedihan yang dirasai oleh Rasulullah kerana
kehilangan orang-orang yang amat disayangi oleh baginda.
Hijrah Ke
Madinah
Tekanan
orang-orang kafir terhadap perjuangan Rasulullah semakin hebat selepas
kepergian isteri dan bapa saudara baginda. Maka Rasulullah mengambil keputusan
untuk berhijrah ke Madinah berikutan ancaman daripada kafir Quraisy untuk
membunuh baginda.
Rasulullah disambut
dengan meriahnya oleh para penduduk Madinah. Mereka digelar kaum Muhajirin
manakala penduduk-penduduk Madinah dipanggil golongan Ansar. Seruan baginda
diterima baik oleh kebanyakan para penduduk Madinah dan sebuah negara Islam
didirikan di bawah pimpinan Rasulullas s.a.w sendiri.
Negara
Islam Madinah
Negara Islam
yang baru dibina di Madinah mendapat tentangan daripada kaum Quraisy di Makkah
dan gangguan dari penduduk Yahudi serta kaum bukan Islam yang lain. Namun
begitu, Nabi Muhammad s.a.w berjaya juga menubuhkan sebuah negara Islam yang
mengamalkan sepenuhnya pentadbiran dan perundangan yang berlandaskan syariat
Islam. Baginda dilantik sebagai ketua agama, tentera dan negara. Semua rakyat
mendapat hak yang saksama. Piagam Madinah yang merupakan sebuah kanun atau
perjanjian bertulis telah dibentuk. Piagam ini mengandungi beberapa fasal yang
melibatkan hubungan antara semua rakyat termasuk kaum bukan Islam dan
merangkumi aspek politik, sosial, agama, ekonomi dan ketenteraan. Kandungan
piagam adalah berdasarkan wahyu dan dijadikan dasar undang-undang Madinah.
Islam adalah
agama yang mementingkan kedamaian. Namun begitu, aspek pertahanan amat penting
bagi melindungi agama, masyarakat dan negara. Rasulullah telah menyertai 27
kali ekspedisi tentera untuk mempertahan dan menegakkan keadilan Islam.
Peperangan yang ditempuhi baginda ialah Perang Badar (623 M/2 H), Perang Uhud
(624 M/3 H), Perang Khandak (626 M/5 H) dan Perang Tabuk (630 M/9 H). Namun
tidak semua peperangan diakhiri dengan kemenangan.
Pada tahun 625
M/ 4 Hijrah, Perjanjian Hudaibiyah telah dimeterai antara penduduk Islam
Madinah dan kaum Musyrikin Makkah. Maka dengan itu, negara Islam Madinah telah
diiktiraf. Nabi Muhammad s.a.w. juga telah berjaya membuka semula kota Makkah
pada 630 M/9 H bersama dengan 10 000 orang para pengikutnya.
Perang
terakhir yang disertai oleh Rasulullah ialah Perang Tabuk dan baginda dan
pengikutnya berjaya mendapat kemenangan. Pada tahun berikutnya, baginda telah
menunaikan haji bersama-sama dengan 100 000 orang pengikutnya. Baginda juga
telah menyampaikan amanat baginda yang terakhir pada tahun itu juga. Sabda
baginda yang bermaksud:
"Wahai
sekalian manusia, ketahuilah bahawa Tuhan kamu Maha Esa dan kamu semua adalah
daripada satu keturunan iaitu keturunan Nabi Adam a.s. Semulia-mulia manusia di
antara kamu di sisi Allah s.w.t. ialah orang yang paling bertakwa. Aku telah
tinggalkan kepada kamu dua perkara dan kamu tidak akan sesat selama-lamanya
selagi kamu berpegang teguh dengan dua perkara itu, iaitu kitab al-Quran dan
Sunnah Rasulullah."
C. WAFATNYA NABI MUHAMMAD
Nabi Muhammad
meninggal dunia pada hari Senin bulan Rabiul Awal tahun 12 hijrah atau
bertepatan dengan tanggal 6 Juni 632 masehi. Menurut versi lain, beliau wafat
pada hari Senin 13 Rabiul Awal tahun 11 hijriah atau 8 Juni 632 masehi.
Ada beberapa
perbedaan tentang tanggal wafatnya Nabi sebagai berikut:
13 Rabiul Awal
menurut Muhammad Suleman Mansurpure
12 Rabiul Awal
menurut Mubarakpuri
2 Rabiul Awal
menurut Ibnu Hajar
1 Rabiul Awal
menurut Ibnu Jarir
As-Suhaili dalam kitab Ar-Raud al-Anf menyatakan pada waktu umat manusia dalam kegelapan dan suasana jahiliyyah, lahirlah seorang bayi pada 12 Rabiul Awal tahun Gajah di Makkah. Bayi yang dilahirkan bakal membawa perubahan besar bagi sejarah peradaban manusia. Bapa bayi tersebut bernama Abdullah bin Abdul Mutallib yang telah wafat sebelum baginda dilahirkan iaitu sewaktu baginda 7 bulan dalam kandungan ibu. Ibunya bernama Aminah binti Wahab. Kehadiran bayi itu disambut dengan penuh kasih sayang dan dibawa ke ka'abah, kemudian diberikan nama Muhammad, nama yang belum pernah wujud sebelumnya.
As-Suhaili dalam kitab Ar-Raud al-Anf menyatakan pada waktu umat manusia dalam kegelapan dan suasana jahiliyyah, lahirlah seorang bayi pada 12 Rabiul Awal tahun Gajah di Makkah. Bayi yang dilahirkan bakal membawa perubahan besar bagi sejarah peradaban manusia. Bapa bayi tersebut bernama Abdullah bin Abdul Mutallib yang telah wafat sebelum baginda dilahirkan iaitu sewaktu baginda 7 bulan dalam kandungan ibu. Ibunya bernama Aminah binti Wahab. Kehadiran bayi itu disambut dengan penuh kasih sayang dan dibawa ke ka'abah, kemudian diberikan nama Muhammad, nama yang belum pernah wujud sebelumnya.
Selepas itu
Muhammad disusukan selama beberapa hari oleh Thuwaiba, budak suruhan Abu Lahab
sementara menunggu kedatangan wanita dari Banu Sa'ad. Adat menyusukan bayi
sudah menjadi kebiasaan bagi bangsawan-bangsawan Arab di Makkah. Akhir tiba
juga wanita dari Banu Sa'ad yang bernama Halimah bin Abi-Dhuaib yang pada
mulanya tidak mahu menerima baginda kerana Muhammad seorang anak yatim. Namun
begitu, Halimah membawa pulang juga Muhammad ke pedalaman dengan harapan Tuhan
akan memberkati keluarganya. Sejak diambilnya Muhammad sebagai anak susuan,
kambing ternakan dan susu kambing-kambing tersebut semakin bertambah. Baginda
telah tinggal selama 2 tahun di Sahara dan sesudah itu Halimah membawa baginda
kembali kepada Aminah dan membawa pulang semula ke pedalaman.
Ringkasan kisah Nabi Muhammad SAW
diatas saya peroleh ketika sedang membantu adik dalam rangka menyelesaikan
tugas mapel PAI di sekolahnya. Beberapa poin yang bisa dipetik adalah Nabi
Muhammad SAW harus kita jadika idola dalam tindakan keseharian baik dari
sifat-sifat beliau maupun dalam hal ibadah. Salah mengambil contoh maka
berakibat fatal terhadap karakter yang dibentuk dalam diri seseorang.
Visualisasi yang kuat dari tokoh idola memiliki pengaruh kuat. Contoh yang
mudah dijumpai adalah mudahnya budaya dan perilaku negatif ditransfer oleh
idola misal artis, boyband, penyanyi, dsb. Kembali mengevaluasi ulang idola itu
sangat penting. Ketika ingin mendapatkan syafaat Rasulullah SAW di yaumil akhir
kelak maka jadilah umat beliau yang benar-benar mencontoh dan meneladani dengan baik.
Related Posts: