Saturday, September 3, 2016

Bulutangkis, Menangkis & Mengalihkan Citra Negatif

Hari gembira ketika menyambut tim bulutangkis yang menang, namun sambutan istemewa yang terjadi adalah by designed. Menteri olahraga dengan bangga mendampingi setelah usai laga tersebut, hingga pemberian bonus dan hadiah berupa rumah masing-masing seharga 1,5 miliar rupiah. Bukan menyoal atletnya, ini adalah soal memanfaatkan peluang/momen bagus untuk berita positif guna meng-counter keterpurukan sejumlah cabang olahraga yang lainnya, dan beberapa masalah amburadul yang diperbuat menteri tertentu semisal dalam cabang sepakbola yang hingga kini belum ending dengan tuntas dan beres. Harus diikuti prestasi di cabang olahraga yang lain agar benar-benar potensi olahraga dan prestasi atlet di negeri ini tidak terkubur karena faktor elit politik tertentu. Bulutangkis seakan langsung di anak emaskan karena memperoleh medali emas. Prestasi bulutangkis di Indonesia di awal pernah memiliki prestasi fantastis melebihi kondisi sekarang. Berhubung saat ini di bidang olahraga belum menunjukkan kebangkitannya, maka bulutangkis dengan raihan medali emas ini menjadi penangkis isu negatif yang melanda pemerintah sekarang sekaligus dijadikan alihan isu, yah patut berbangga namun masih sedih dengan pemerintah.
Yang berprestasi di bidangnya harus benar-benar diberikan penghargaan dan tindak lanjut yang termanaje secara benar, jika hanya pas momen  pertandingan saja saya kira bukan pembinaan atlet yang berkesinambungan. Alasan yang kuat adalah regenerasi atlet dan estafet pengalaman sekaligus jam terbang bertanding perlu dilakukan peningkatan. Pernah mendengar atlet yang jatuh miskin dan namanya tidak dikenal lagi setelah beberapa tahun meskipun dia peraih medali emas di cabangnya? Ya negeri ini pernah melakukan hal tersebut kepada atlet tinju yaitu beliau  Ellyas pical yang melegenda atas kemenangannya sebagai juara dunia kelas bantam versi IBF tahun 80-an. Beberapa tahun yang lalu sempat media swasta nasional meliput dirinya yang mengalami kesulitan ekonomi, dimana prestasinya belum mampu menjamin kesejahteraan diri dan keluarganya ketika sudah pensiun menjadi atlet. Bisa jadi jika penyambutan yang istimewa kepada atlet bulutangkis peraih medali emas saat ini benar-benar cuma semarak sesaat, apalagi cuma isu penguntung pemerintah sesaat, maka kemungkinan kedepannya 2 atlet tersebut secara prestasi akan menurun karena tidak diperhatikan dalam hal follow up dari prestasinya hingga masalah kesejahteraan pemain (atlet). Bolehlah mengambil keuntungan dari momen gembira dan heroik ini, namun itikad baik itu bukan kerja satu menit dan pragmatis, itikad baik itu harus continue (berkesinambungan) agar benar-benar wujud dari program yang tersusun dengan baik. Bukan prestasi yang kebetulan namun prestasi yang diraih karena pembinaan rutin yang terjadwal. Maka memperoleh medali emas ini saya yakin akan menular ke cabang olahraga yang lain, pertandingan selevel internasionalpun bukan berhenti disini karena sejatinya program tersebut memiliki siklus dan terjadwal sehingga persiapan, latihan, pembinaan dan programpun dilaksanakan dengan penuh komitmen. Boleh jadi prestasi saat ini adalah buah dari persiapan dan latihan 3 tahun sebelumnya, karena semangat juang atlet bisa dibangun dengan kondisi hangat dan persaingan yang sehat, jauh dari intrik dan kepentingan politik yang nisbi. Jayalah Indonesia dengan prestasi olahraganya, saya saat ini belum cukup berbangga karena masih banyak cabang olahraga yang belum beres, wahai menteri tertentu jangan senang dulu yah.
Berikut conotoh teks Recount untuk materi Bahasa Inggirs kelas VIII jenjang SMP/Mts berkaitan dengan Badminton:
Today is Sunday. Rian and Hadi are busy in their room. they are going to have a badminton match. They put their badminton rackets in their bag. It is the semi final game. They must win if they want to play in the final game. After everything is ready, they go to the stadium where their coaches and friends are waiting. They go there by taxi because the stadium is far from their house. It takes fifteen minutes to get there by taxi. Rian and Hadi see their friends in the second field to pracctice.
Rian and Hadi are practicing for ten minutes. At nine o'clock the game begins. The linesmen take their place and the umpire sits in his place. He announces that the game will start. The first single players of the two team are asked to take their place.
QUESTIONS
1. When are they going to have a badminton match?
A. today
B. on Sunday
C. yesterday
D. tomorrow
2. Is the match today the final round?
A. It is the final round.
B. It is not the final round.
C. Yes, it is.
D. No, it is not.
3. How did they get to the stadium?
A. on foot
B. by motorcycle
C. by taxi
D. by bus
4. Where do they see their friends practicing badminton? In the ...
A. second field
B. second floor
C. hall
D. indoor
5. How long do they practice?
A. at nine o'clock
B. for ten minutes
C. for an hour
D. for fifteen minutes
6. Who announces that the match will start?
A. the coach
B. the linesmen
C. the umpire
D. the participants
7. The text tells us about....
A. Rian and Hadi practice for ten minutes.
B. the game begins at nine o'clock.
C. the linesmen take their place.
D. the umpire announces that he game begins

Monday, August 15, 2016

What did You today? Kawan Dalam Medan Pertempuran

Setidaknya satu langkah menuju cita-cita yang diinginkan membutuhkan dorongan dari kawan sejawat kita. Kawan lah yang sedikit banyak menghibur di kala sedih itu menyapa kehidupan diri kita. Pertanyaannya adalah siapa kawan itu? Sudahkah kita cocok dalam memilih bahkan mendapatkan teman? Pengaruh pergaulan tentunya mewarnai jenis kegiatan yang dilakukan oleh kita. Segala pekerjaan dan usaha mau tidak mau terlibat interaksi dengan orang lain. Nah, orang lain inilah jika frekuensinya sering bertemu maka ada tautan, terjalin sebuah ikatan persahabatan. Ada keuntungan jika kawan itu adalah satu misi dan satu barisan dengan kita, artinya adalah visi yang mereka miliki hampir mirip dengan visi hidup kita sehingga ada nuansa kebersamaan dan kompetisi sehat untuk meraih visi tersebut.
Terlepas dari keberadaan kawan kita, seabrek, puluhan pekerjaan setiap hari, berjibun tugas yang sudah dilakukan, apakah semuanya itu menambah pundi-pundi tabungan amal kebaikan kita nanti di akhirat? Setiap hari, siang datang dan kita jadikan untuk aktivitas hingga berganti malam kita jadikan istirahat tanpa terasa rutinitas itu menambah dekatnya kita dengan kematian, dekatnya dengan penghujung hidup, dekatnya dengan ketentuan tempat akhir, dekatnya dengan alam kubur, sudahkah kita merenungkan hal tersebut wahai sobatku? Apa yang sudah kita lakukan selama bertahun-tahun kita menjejakkan kaki kita di dunia ini, bumi menjadi saksi, bahkan segala makhluk hidup  di semesta akan memintai pertanggungjawaban kita jika memiliki kesalahan dengan mereka. Sudah berapa kali kita membantu dan meringankan beban orang lain atau sebaliknya sudah berapa orang yang pernah disakiti oleh kita? Semuanya tercatat dan tidak ada hal yang terlewatkan begitu saja. Medan tempur itu adalah bangunnya kita mengawali aktivitas di pagi hari hingga ke tempat peraduan di malam hari, saat kita terlelap pun ada waktu yang terlewat tanpa kita sadar bahwa hal tersebut juga dimintai pertanggungjawaban. Apakah waktu tidur kita lebih banyak daripada waktu bekerja dan beramal?
Sebagai muslim yang taat, ibadah harian uatmanya sholat merupakan hal pokok yang menjadikan kunci timbangan amal sholeh nantinya. Usaha untuk berjamaah di masjid hingga menambah dengan sholat sunah baik itu rawatib, dhuha, tahajud, dan sholat sunah lainnya mampu menolong kita kelak. Sadarkah jika sholat berjamaah itu membantu manakala sholat kita kurang sempurna kemudian karena berjamaah maka ditutupi dengan jamaah lain? Hingga keuntungan mendapatkan 27 derajat tiap kali kita berjamaah di masjid. Subhanallah, jika mampu rutin sebuah laba yang besar. Marilah komparasikan dengan sholat yang pernah terlewat, entah ketika kita ketiduran atau bahkan sibuk karena pekerjaan dunia. Yang menggerakkan hati kita untuk beribadah sejatinya adalah Allah swt, bersyukurlah jika penjagaan dan hidayah itu senantiasa kita dapatkan. Hati maupun jiwa manusia memiliki ftrah kecenderungan terhadap 2 hal yaitu kebaikan (taqwa) atau sebaliknya keburukan (fujur). Berusahalah mensucikan hati ini, berusahalah untuk membersihkan hati dari noda-noda kemaksiatan, meski menurut diri kita hanyalah noda dari dosa-dosa kecil. Sebetulnya dosa-dosa kecil yang diremehkan itulah terkadang yang menjadi kerak, menjadi bintik hitam pekat karena terlalu seringnya kita perbuat.
Tetaplah memohon (berdoa) hanya padaNya utamanya untuk kebaikan dunia dan akhirat, bapak ibu dan guru-guru yang pernah mengajarkan kepada kita tentang agama ini, tentang kebaikan, tentang makna asli dari kehidupan. Pelajaran dari para ulama, para pahlawan dengan pengorbanan mereka, membuktikan bahwasanya keuntungan materi dunia itu bukan tujuan utama namun yang terbesar justru nilai ibadah dan penghambaan terhadap sang Kholiq (pencipta). Karena penghambaan terhadap Rabbul izzati yang akhirnya mendorong kita mampu bekerja, mampu beribadah, mampu menggapai cita-cita, bahkan semangat itu lahir dari kekuatan spiritual, yang artinya semakin manusia dekat dengan Tuhan nya maka dia semakin dekat dengan kesuksesan. Tidak ada kekhawatiran akan kesuksesannya di dunia, dia lebih merasa khawatir nasibnya kelak di akhirat. Penentuan itu sejatinya sudah kita rancang dan susun sedemikian rupa di ladang dunia ini. Seuntai senyuman kepada bapak dan ibu kita, sikap ramah kepada tetangga, uluran tangan kepada kawan, infak kecil kepada pengemis di jalan yang tidak tercatat di memori kita, boleh jadi ketika hal tersebut tulus ikhlas kita perbuat maka itu menjadi kunci amal kebajikan, kunci pemberat timbangan amal di yaumul mizan.
Manusia yang telah terkubur dalam lumpur dosa dan maksiat tetap diberi kesempatan dengan taubatan nasuha, Allah swt Maha pengampun, justru jangan berburuk sangka padaNya karena kita telah terlanjur banyak kesalahan hingga enggan untuk menyapa dan melangkah mendekat kepadaNya. Janganlah menjadi manusia yang sombong dengan tidak mau bersimpuh, sujud, dan meratap menangis kepada Sang Pencipta. Keluarkan semua tetesan air mata itu hanya padaNya, kalaupun kepada manusia tapi menangislah karena Allah artinya adalah bolehlah menangis kepada manusia tapi asalkan itu ujungnya kepada sang Rabbul izzati, hal demikian tidak masalah. Cahaya rahmat dan keberkahan akan menyinari hati dan jiwa manakala keinginan untuk berubah itu tetap ada, cahaya iman mampu menentramkan dan menghadirkan rasa nyaman bagi hamba-hamba yang berserah diri pada Tuhan. 
Marilah tata kembali iman kita, atur dan setting ulang pikiran kita, kelola dengan baik dan optimalkan jatah waktu di dunia ini agar kelak kita termasuk kedalam golongan orang-orang yang beruntung. Berbahagialah kita manakala diberikan kesempatan untuk bergabung dengan orang-orang yang shalih, kaki dan tangan harus diberdayakan untuk kebermanfaatan bagi umat, bagi agama, bagi negara, bagi ibu pertiwi, bagi masyarakat, bagi bapak dan ibu kita, jangan biarkan tangan dan kaki ini menjadi sarana perusak ataupun penghancur kehidupan kita sendiri. Indahnya dan manisnya surga perlu diperjuangkan dengan melakukan hal-hal pahit dalam perjuangan, ibadah, dakwah, artinya ujian itu biarlah terasa pahit namun itulah yang menjadikan kita lebih pantas dan layak menerima indahnya dan manisnya surga. Mohon hanya kepada Allah saja untuk keselamatan dunia dan akhirat. 
Jadikan semangat sholat berjamaah menjadi jembatan untuk amal-amal yang lain agar semakin subur tertanam. Berikut ini lirik lagu nasyid milik dawud Wharnsby berjudul, "What did I do today?"
What did I do today?
Oh the moon has come
The day is done
The night has covered up the sun.
I have stood so often before you to pray
But I wonder Allah, tell me, what did I do today?
Did I remember the words of Al-Fatiha?
Did I take time to thank you for all that I have?Did I call on you to guide my way?
Tell me, what did I do today?

I has whispered to you
As I made ruku
Subhana Rabiy'yal adheem.
But was my faith
Bright or grey?
Oh Allah, tell me, what did I do today?
Did I smile at my brother?
Was I kind to my mother?
Did I teach another something that I know
Or did my love of this world lead me astray?
Tell me, what did I do today?

Sami Allah hu liman hamida
Rabanna lakal hamd.
Sami Allah hu liman hamida
Rabanna lakal hamd.
La illaha il Allah.
La illaha il Allah.

Though I've bowed to you
with my face in the dust,
subhana raby'yal a'la
Did I turn to you
And did I obey?
Oh Allah, tell me, what did I do today?
Did I use my mind?
Did I use my time?
If I search my heart what will I find?
The light of your guidance is a glimmering ray,
Tell me, what did I do today?
Oh Allah, tell me, what did I do today
Berikut file lagu nasyid milik Dawud Wharnsby bisa didownload dengan klik link di bawah ini:
1. Dawud Wharnsby - Flowers are red.mp3 ((3.7 Mb)
2. Dont talk to me about Muhammad (pbuh).mp (4.1 MB)
3. The People of the Boxes- Dawud Wharnsby.mp3 (3.4 Mb)
4. The Prophet Nasheed by Dawud Wharnsby Ali.mp3 (1.3 Mb)
5. Sing Children Of The World by Dawud Wharnsby Ali.mp3 (5.1 Mb)
6. what did i do today - dawud wharnsby ali.mp3 (2.7 Mb)

Related Posts
1. Download Action Movies Jet li Bluray
2. Download Drama & Cartoon Movies
3. Download Korean Drama
4. Download Game PC
5. Download Hindi movies Bluray
6. Download Koleksi Film SRK Full
7. Download Listening UN 2017

Sunday, August 14, 2016

Semarak Hari Kemerdekaan, Yo Ayo Merdeka


Menghibur diri dengan menonton film Kemerdekaan, mengisi di lingkungan sekitar dengan lomba-lomba. Mencoba menjadi bagian dari bangsa yang merayakan kemerdekaan yang ke-71, usia yang seyogyanya cukup untuk mensejahterakan bangsa seluruhnya dan seutuhnya. Mari berkontribusi untuk bangsa ini, mengukur perjuangan para pahlawan dan pendahulu bangsa sungguh kita belum sebanding bahkan tidak layak sama sekali. Masihkah bangsa ini berkutat dengan masalah perut, bagaimana dengan pendidikan, bagaimana dengan penegakkan hukum, keadilan bagi masyarakat kelas bawah karena merekalah yang tidak memiliki back up yang kuat, sering mereka menjadi sasaran kambing hitam oleh para mafia hukum dan dimanfaatkan untuk elite tertentu. Sudahkan usia 71 tahun merdeka benar-benar dirasakan keberadaannya oleh segenap masyarakat dan bangsa? Atau mungkinkah justru diri kitalah yang tidak menghargai jerih payah para pahlawan karena ikut andil dalam bobroknya dan turunnya martabat dan moral bangsa? Ayo, yo ayo kawan, sahabat, teman-teman semua, tinggalnya, hidupnya dan menetapnya kita bahkan lahirnya kita di bumi pertiwi ini tidak serta merta kemerdekaan itu dihadiahkan kepada generasi kta saat ini. Semua itu dengan darah, nyawa, pengorbanan beribu-ribu pahlawan yang namanya bahkan tidak diketahui satu persatu. Toh, kalaupun beberapa diantaranya tercatat namanya itu belum mewakili semua. Generasi awal bangsa ini banyak berasal dari kalangan umat Islam, yang merelakan jiwa dan dirinya untuk mengusir penjajah, tanah air ini sudah banyak  mengalami peristiwa sejarah yang penuh perjuangan. Wahai kaum muda tidakkah engkau rela bangsa ini sekarang terkoyak oleh narkoba, pesta sex, kenakalan remaja, adanya cacat hukum dan peradilan. Buktikan dengan prestasi, dengan kejuaraan di ajang internasional karena hal ini sebagai salah satu wujud penghormatan kepada pahlawan, membuktikan bahwa kita menghargai perjuangan mereka semua. Salam takbir, Indonesia merdeka, penjajah hengkang dari bumi pertiwi salah satunya dengan ramainya pekikan takbir para pejuang, banyak dari mereka ulama sekaligus pejuang yang militan. Ayo, ayo semangat untuk terus berIslam sebagai wujud patriotisme seorang muslim yang cinta pada tanah tumpah darahnya. Selamat Hari Kemerdekaan, HUT RI ke-71. Berikut dokumenter perang kemerdekaan Indonesia 1946, file asli:

Saturday, August 13, 2016

Asyiknya Camping, Dibarengi Kemampuan Survival

Beberapa pekan yang lalu tepatnya  tanggal 2 hingga 4 Agustus sahabat-sahabatku di MA Hasbullah mengadakan kegiatan kemah yang dikemas dalam acara KBO. Banyak sekali poin (mata) acara yang disuguhkan oleh panitia terutama kepada peserta didik baru. Kegiatan ini merupakan gabungan antara siswa-siswi Madarsah Aliyah dan Madrasah Tsanawiyah. Saya sendiri sebagai pendamping selepas kegiatan tersebut menyoroti beberapa hal (tidak semua kejadian/ peristiwa) yang akan dibahas. Masalah pertama adalah ternyata kemampuan meng-handle suatu kegaitan di alam harus didukung oleh  SOP (Standard Operating Procedure) yang jelas dan terinci. Misalnya saja apakah kegiatan renungan malam dengan didahului shalat qiyamul lail ataupun tahajud pukul 3 dini hari itu membawa resiko besar atau tidak. Karena paling tidak hawa dingin yang menusuk tulang, posisi peserta yang kesadaran belum pulih 100 % ketika bangun tidur, hingga kondisi spiritual/ ruhiyah dari mereka. Karena hal ini mempengaruhi lancar tidaknya renungan malam. Yang patut diketahui yakni poin tentang kondisi ruhiyah peserta, karena bukannya membicarakan hal yang mistis namun patut diwaspadai bahwasanya benteng terbesar seseorang agar terjauh dari gangguan jin (atau makhluk gaib lainnya) sebenarnya kedekatan individu tersebut dengan Rabb Nya, minimal bibir itu selalu basah untuk berdzikir. Sehingga setiap saat disibukkan dengan menyebut asma Allah swt, selalu terjaga dan fokus agar pikiran tidak kosong. Hal ini terlepas dari apakah tempat itu terkenal "angker" atau tidak. Yang tidak kalah pentingnya adalah sahabat atau keberadaan teman yang mendampingi, ini bisa sangat berpengaruh ketika di alam bebas kita melakukan berbagai macam aktivitas. Posisi (fungsi) teman bisa mengingatkan, mencegah bahkan menolong kita dalam kondisi apapun entah itu marabahaya dari segi bencana alam atau faktor gaib, misalnya saja membantu mengingatkan sudah ibadah atau belum, mengajak berdiskusi yang bermanfaat agar pikiran ini tidak melayang ataupun melamun yang ujung-ujungnya pikiran kosong dan akhirnya terjadi yang tidak diharapkan.
Masalah kedua secara teknis sebenarnya adalah manajemen pendanaan (Terkait soal budget), yaitu keuangan  dari panitia yang melaksanakan kegiatan tersebut. Masalah finansial itu sangatlah  penting sehingga kegiatan tersebut berjalan dan di lapangan tidak terkendala gara-gara dana membengkak dan akhirnya selepas kegiatan panitia merugi apalagi timbul hutang. Ini prioritas kedua, panitia yang bijak dalam merencanakan sebuah kegiatan perlu menyadari bahwasanya kontrol aliran pengeluaran harus sesuai dengan rencana meskipun terasa sulit. Ketika ini berjalan disiplin artinya tidak melenceng jauh dari proposal yang ada maka kategori keberhasilan kepanitiaan semakin sukses. Pengalaman saya pribadi ketika berkemah, biasanya kebutuhan mendadak di lapangan bermunculan sangat banyak, dari seksi kepanitiaan terutama perlengkapan dan konsumsi biasanya yang mengalami pembengkakan. Dan ini akan semakin buruk jika tidak melihat rancangan (estimasi) dana yang ada. Harus ada skala prioritas bagi bendahra kegiatan untuk bisa mebelanjakan pos-pos pengeluaran mana yang mendesak dan penting sedangkan yang kurang begitu penting dibatalkan terlebih dahulu.
Hal ketiga adalah kerjasama tim yang terbangun dalam kepanitiaan itu sangatlah penting. Seorang korlap (koordinator lapangan) bisa saja dihandle (ditangani) oleh satu orang namun jika kurang adanya komunikasi dan kesepahaman, saling mengerti, disiplin dalam mengikuti aturan yang ada, maka bisa jadi terjadi kurang sreg, apalagi kegaitan alam yang banyak faktor mempengaruhi yaitu tenaga, faktor emosi, kondisi fitnya tubuh karena porsi tidur yang kurang, asupan konsumsi/ makanan karena terkadang terlalu sibuk hingga kondisi alam yang dingin, hujan, panas terik, dsb.
Tim akan semakin profesional jika jam terbang menangani sebuah acara semakin banyak dan sering. Seperti konsep game (permainan yang ada) harus disesuaikan dengan jenjang dan level dari peserta. Contoh dalam kegiatan kemah yang diadakan OSIS MAHAKA adalah adanya OutBond dengan jumlah 7 pos utama (keagamaan, kebangsaan, sosial, pramuka, halang rintang, kreativitas, PBB) dan beberapa pos bayangan yang ditambah sebagai pelengkap sebut saja mencari botol di dasar sungai, survival cacing dan merayap. Para penjaga pos akan semakin mengedepankan faktor keselamatan peserta. Di pos Kreativitas yaitu berupa menara bambu air, maka safety bagi peserta yang tidak mampu berenang harus dipertimbangkan dengan melihat kondisi arus sungai yang deras dan cukup dalam, jumlah personel panitia yang ada harus mencukupi untuk kewaspadaan jika sewaktu-waktu peserta tenggelam ataupun hanyut terbawa arus sungai.
Beberapa manfaat dari camping yang saya lihat selama 3 hari di Rogoselo adalah tingkat ukhuwah dan kebersamaan itu muncul, rasa saling memahami, memaafkan dan menyayangi terjalin, berlatih kedisiplinan (terutama instruksi peluit yang cukup membuat lelah kepala suku/ ketua regu), rasa bertanggungjawab (misalnya saja kebersihan lingkungan, penjadwalan petugas muadzin, imam, kultum, dsb), daya juang semakin tinggi ini terbukti ketika outbond berlangsung, patriotisme bisa diambil dari pelatihan baris-berbaris dan beberapa apel serta upacara yang ada, kreativitas ketika penampilan/ performance api unggun. Dan saya rasa hal tersebut bisa didapatkan sekaligus dalam satu acara yaitu camping, tentunya resiko dan kekurangan serta hambatan juga tidak luput menyertai kegiatan tersebut. Namun semuanya kita kembalikan niat awal kita, kegiatan alam tersebut sebagai sarana untuk mentadaburi ciptaan Allah swt yang luar biasa. Semakin mendekat dan cinta alam sekitar, juga semakin dekat dan cinta kepada Pencipta Alam sekitar. Karena Maha Suci Allah yang telah meciptakan jagat raya termasuk bumi, didalamnya kita tinggal dan hidup, disediakan fasilitas oksigen yang tanpa batas dan panorama serta sumber air dan makanan yang melimpah, tinggal kita sebagai manusia mampu bijak dalam penggunaan dan pelestariannya atau tidak. Karena kerusakan di bumi (alam) sebetulnya juga akibat ulah manusia itu sendiri. Pelajaran kecil dimana ketika tidak boleh mencabut pohon atau sembarangan membuang sampah atau memetik sesuatu di alam, alam itu memiliki penjaga yang ketika itu diganggu ataupun dirusak maka kembalinya kepada manusia itu sendiri. Marilah senantiasa bertasbih kepada Allah swt, memuji akan kebesarannya, berlindung dari segala marabahaya baik yang ditimbulkan oleh ulah tangan kita sendiri ataupun karena faktor lainnya. Cintailah alam dengan menanamkan cinta kepada Penciptanya, artinya jadilah muslim yang peduli alam juga sekaligus tidak melalaikan kepedulian terhadap perintahNya. Greenpeace!
Berikut file foto kegiatan KBO 2-4 Agustus 2016 MA Hasbullah karanganyar dapat di download dengan klik link di bawah ini:
1. Foto Pembukaan.rar (413.8 Mb)
2. Foto Hari Pertama.rar (359.9 Mb)
3. Foto Kegiatan pagi.rar (481.6 Mb)
4. Foto Hari Kedua.rar (743.6 Mb)
5. Foto Kegiatan Siang.rar (335.4 Mb)
6. Foto Penutupan.rar (567.2 Mb)






Related Posts:

Wednesday, August 10, 2016

Berpisah untuk Kebaikan, Ketika Pertemuan itu membawa Ketegangan

Ada kisah fabel (binatang) tentang sebuah ikatan persahabatan yang dijunjung tinggi oleh pelakunya. Diceritakan tinggalah seekor singa di sebuah hutan. Suatu hari, ketika ia pergi mencari air minum menuju sungai. Secara tidak sengaja kaki sang singa terjerembab oleh lumpur di sungai. Ia berusaha keluar dari lumpur tersebut, namun tidak berhasil. Terpaksa ia harus terjebak di lumpur dan terpanggang di bawah terik matahari dan dingin menerpanya ketika malam hari. Kondisi ini hingga beberapa hari, sang singa pun mengalami kelaparan karena tidak mendapat makanan. Setelah beberapa hari terjebak di lumpur tanpa bebas bergerak, maka di suatu hari datang seekor Jackal (sejenis serigala) mendekat. Jackal tersebut ingin pergi minum ke sungai tersebut. Ketika jackal melihat sang singa terjebak di lumpur, iapun bertanya pada sang singa apa yang terjadi. Setelah mendengar cerita dari sang singa maka jackal hatinya luluh dan terpanggil untuk membantu singa terbebas dari lumpur. Dengan sekuat tenaga jackal mengeluarkan singa dari lumpur.
Singkat cerita jackal berhasil membantu singa. Atas kebaikan hati jackal maka sang singa memberikan tawaran imbalan yaitu berupa kerjasama dalam mencari mangsa karena sang singa mahir dalam menangkap mangsa buruan. Jackal menerima tawaran imbalan sebagai balas jasa terima kasih tersebut.
Cerita berlanjut, baik jackal dan singa memiliki keluarga yaitu istri dan anak-anak mereka berkembangbiak menjadi keluarga besar. Nah 2 keluarga besar tersebut hidup rukun berdampingan, mereka saling berbagi makanan dan tempat tinggal. Di suatu ketika, istri sang singa mengeluhkan seringnya stok bahan makanan untuk anak-anaknya hingga akhirnya ia menyampaikan keluh kesahnya tersebut kepada anak-anaknya. Sedangkan anak-anak singa itu bercerita kepada anak-anak jackal ketika mereka semua bermain bersama. Sekembali dari bermain anak-anak jackal bercerita kepada ibunya yaitu istri sang jackal. Nah, akhirnya istri jackal menceritakan keluh kesah dari keluarga singa kepada suaminya yaitu jackal. Merasa disindir dan dianggap merepotkan serta menjadi beban bagi keluarga singa maka jackal pergi seorang diri menemui singa.
Jackal bertanya kepada singa, " Saya waktu dulu membantumu tanpa pamrih mengharap imbalan, dan kamu sendiri yang memberikan tawaran imbalan sebagai gantinya, namun sekarang mendengar keluh kesah dari istrimu seakan-akan keluarga jackal menjadi benalu bagi keluargamu. Seharusnya kamu sendiri langsung berbicara padaku 4 mata bukannya melalui perantara anak-anak kita." Mendengar curhat dari jackal, sang singa sungguh terkejut. Dia menjawab, "Wahai jackal, temanku sejati, saya secara pribadi tidak merasa ada masalah dengan hubungan persahabatan kita bahkan berprasangka buruk apalagi sampai menganggap engkau sebagai parasit, benar-benar tidak pernah sampai terpikir sampai sana." Singa juga memastikan akan memberikan pemahaman kepada istrinya akan keadaan yang sesungguhnya antara dia dengan jackal. Keputusan akhir dari dua pihak yaitu untuk sementara berpisah, namun berpisahnya mereka masih sebagai teman. Singa dan jackal menyadari level (tingkat) pemahaman persahabatan mereka belum bisa dimengerti oleh istri dan anak-anak mereka sehingga berpisah merupakan salah satu cara agar hubungan kekerabatan mereka tetap terjaga.
Hikmahnya dari kisah fabel tersebut adalah untuk suatu kebaikan terkadang harus berpisah, artinya tidak kemana-mana selalu bersama-sama. Keputusan itu juga untuk sehatnya persahabatan mereka dan agar lebih awet. Suatu kebijakan  yang tepat untuk mengambil perpisahan dimana ketika pertemuan itu justru memunculkan masalah serius, memunculkan percekcokan ataupun ketegangan . Hati itu akan menyatu manakala ruh (jiwa) itu memiliki level pemahaman yang sama dan terkadang tidak mempertimbangkan jarak fisik yang jauh. Dan hanya Allah swt saja yang menyatukan hati-hati hambanya. Maka mohon hanya pada Allah swt saja agar kita dipertemukan dengan sahabat-sahabat ataupun orang-orang yang baik, bahkan ketika memohon dipertemukan dengan jodoh atau pendamping hidup. Karena hati itu akan saling tertarik dengan hati yang memiliki selera sama. Berikut ini teks Jackal yang menyelamatkan sang singa.
The Jackal who saved the Lion
Once upon a time, there lived a lion in a forest. One day, when he went to drink water in a river, one of his feet got stuck into the damp mushy mud of the river. He tried a lot to get out of the mud, but he didn’t achieve. He had to lie without food for days because he didn’t find any help. On one fortunate day, a kind jackal came to drink water from the river.when he saw the lion, he went closer to the lion and said, “What is the matter? Why are you resting here?”
The lion narrated him the pathetic story. The jackal instantly made a way out from the sand but the lion was unable to move his feet. As he set in the same posture for last several days, his body became stiff. The jackal understood the condition of the lion and helped him to get out of the  mud with an extra effort. The lion was really thankful to jackal for his kind help. He was very happy top get free after so many days.
The lion appreciated the effort made by the jackal. He offered the jackal to live close to him and also promised to give food to him whenever he caught food.  The jackal accepted the offer and started living with the lion. Thus, they lived happily sharing the food. With the passing time,they expanded their families. The lion had cubs and the jackal had kid jackals. Both, the lion and the jackal were passing their days happily. They didn’t have any idea that their friendship was not liked by their families.
One day after a long time, lady of the lion’s house, told her cubs that she didn’t like the empty between the jackal and her husband. The cubs passed the message to the kid jackals. The kids complained the matter to the lady jackal. The lady jackal passed the complaint to her husband.
The jackal went to the lion and asked, “I helped you without any thought in return. You had asked me to live with you, so I started living with you. Now, if you don’t want me to live with you, you should have told me yourself. What did you involve your wife and cubs to convey this?” The lion was shocked to hear such words. He said, “My dear friend, what are you saying ? I don’t find any problem with you or your friendship.” He assured the jackal that he had no such ill-feelings for the friendship between them.
The lion also assured that he would talk to the lioness and solve the whole matter. The jackal was intelligent and understood the situation. He said to the lion, “dear friend, I know you are sincere, but our families could not exactly respond the same level of friendship. So, let us stay apart and meet often as friends. We could also hunt together. It would be better., if our families stay apart.” The lion agreed to the proposal with a heavy heart.
The two families parted from each other as friends. The jackal and the lion continued to share the friendship. They often met each other and hunt together. Thus, the two friends shared a healthy friendship throughout their life.