Showing posts with label sejarah bulutangkis. Show all posts
Showing posts with label sejarah bulutangkis. Show all posts

Saturday, September 3, 2016

Bulutangkis, Menangkis & Mengalihkan Citra Negatif

Hari gembira ketika menyambut tim bulutangkis yang menang, namun sambutan istemewa yang terjadi adalah by designed. Menteri olahraga dengan bangga mendampingi setelah usai laga tersebut, hingga pemberian bonus dan hadiah berupa rumah masing-masing seharga 1,5 miliar rupiah. Bukan menyoal atletnya, ini adalah soal memanfaatkan peluang/momen bagus untuk berita positif guna meng-counter keterpurukan sejumlah cabang olahraga yang lainnya, dan beberapa masalah amburadul yang diperbuat menteri tertentu semisal dalam cabang sepakbola yang hingga kini belum ending dengan tuntas dan beres. Harus diikuti prestasi di cabang olahraga yang lain agar benar-benar potensi olahraga dan prestasi atlet di negeri ini tidak terkubur karena faktor elit politik tertentu. Bulutangkis seakan langsung di anak emaskan karena memperoleh medali emas. Prestasi bulutangkis di Indonesia di awal pernah memiliki prestasi fantastis melebihi kondisi sekarang. Berhubung saat ini di bidang olahraga belum menunjukkan kebangkitannya, maka bulutangkis dengan raihan medali emas ini menjadi penangkis isu negatif yang melanda pemerintah sekarang sekaligus dijadikan alihan isu, yah patut berbangga namun masih sedih dengan pemerintah.
Yang berprestasi di bidangnya harus benar-benar diberikan penghargaan dan tindak lanjut yang termanaje secara benar, jika hanya pas momen  pertandingan saja saya kira bukan pembinaan atlet yang berkesinambungan. Alasan yang kuat adalah regenerasi atlet dan estafet pengalaman sekaligus jam terbang bertanding perlu dilakukan peningkatan. Pernah mendengar atlet yang jatuh miskin dan namanya tidak dikenal lagi setelah beberapa tahun meskipun dia peraih medali emas di cabangnya? Ya negeri ini pernah melakukan hal tersebut kepada atlet tinju yaitu beliau  Ellyas pical yang melegenda atas kemenangannya sebagai juara dunia kelas bantam versi IBF tahun 80-an. Beberapa tahun yang lalu sempat media swasta nasional meliput dirinya yang mengalami kesulitan ekonomi, dimana prestasinya belum mampu menjamin kesejahteraan diri dan keluarganya ketika sudah pensiun menjadi atlet. Bisa jadi jika penyambutan yang istimewa kepada atlet bulutangkis peraih medali emas saat ini benar-benar cuma semarak sesaat, apalagi cuma isu penguntung pemerintah sesaat, maka kemungkinan kedepannya 2 atlet tersebut secara prestasi akan menurun karena tidak diperhatikan dalam hal follow up dari prestasinya hingga masalah kesejahteraan pemain (atlet). Bolehlah mengambil keuntungan dari momen gembira dan heroik ini, namun itikad baik itu bukan kerja satu menit dan pragmatis, itikad baik itu harus continue (berkesinambungan) agar benar-benar wujud dari program yang tersusun dengan baik. Bukan prestasi yang kebetulan namun prestasi yang diraih karena pembinaan rutin yang terjadwal. Maka memperoleh medali emas ini saya yakin akan menular ke cabang olahraga yang lain, pertandingan selevel internasionalpun bukan berhenti disini karena sejatinya program tersebut memiliki siklus dan terjadwal sehingga persiapan, latihan, pembinaan dan programpun dilaksanakan dengan penuh komitmen. Boleh jadi prestasi saat ini adalah buah dari persiapan dan latihan 3 tahun sebelumnya, karena semangat juang atlet bisa dibangun dengan kondisi hangat dan persaingan yang sehat, jauh dari intrik dan kepentingan politik yang nisbi. Jayalah Indonesia dengan prestasi olahraganya, saya saat ini belum cukup berbangga karena masih banyak cabang olahraga yang belum beres, wahai menteri tertentu jangan senang dulu yah.
Berikut conotoh teks Recount untuk materi Bahasa Inggirs kelas VIII jenjang SMP/Mts berkaitan dengan Badminton:
Today is Sunday. Rian and Hadi are busy in their room. they are going to have a badminton match. They put their badminton rackets in their bag. It is the semi final game. They must win if they want to play in the final game. After everything is ready, they go to the stadium where their coaches and friends are waiting. They go there by taxi because the stadium is far from their house. It takes fifteen minutes to get there by taxi. Rian and Hadi see their friends in the second field to pracctice.
Rian and Hadi are practicing for ten minutes. At nine o'clock the game begins. The linesmen take their place and the umpire sits in his place. He announces that the game will start. The first single players of the two team are asked to take their place.
QUESTIONS
1. When are they going to have a badminton match?
A. today
B. on Sunday
C. yesterday
D. tomorrow
2. Is the match today the final round?
A. It is the final round.
B. It is not the final round.
C. Yes, it is.
D. No, it is not.
3. How did they get to the stadium?
A. on foot
B. by motorcycle
C. by taxi
D. by bus
4. Where do they see their friends practicing badminton? In the ...
A. second field
B. second floor
C. hall
D. indoor
5. How long do they practice?
A. at nine o'clock
B. for ten minutes
C. for an hour
D. for fifteen minutes
6. Who announces that the match will start?
A. the coach
B. the linesmen
C. the umpire
D. the participants
7. The text tells us about....
A. Rian and Hadi practice for ten minutes.
B. the game begins at nine o'clock.
C. the linesmen take their place.
D. the umpire announces that he game begins