Saturday, August 29, 2015

kreativitas itu perlu, mengisi waktu dengan ekskul yang manfaat


Kegiatan ekstra kurikuler yang ada di sekolah-sekolah biasanya memberikan beragam pilihan dalam melatih ketrampilan & bakat kita. Tapi hati-hati, jangan asal ikut saja tanpa ada niat & tujuan yang jelas. Kita harus memiliki spesifikasi dalam keahlian tertentu, artinya tidak semua kegiatan ekskul yang ada harus diikuti semuanya. Selain menguras energi/ tenaga, kadangkala waktu kita habis untuk mengikuti kegiatan tersebut, padahal tugas sekolah juga banyak. Hak kita untuk belajar dalam bidang akademik (pelajaran) juga harus diperhatikan.
So, ketika mengikuti kegiatan ekstra kurikuler disarankan agar mempunyai prioritas dan aspek untuk jenjang prestasi kita di masa depan. Kehati-hatian ini juga memiliki dampak positif, salah satunya hanya kegiatan yang punya kecenderungan kita sukai yang kita pilih, sehingga karena rasa suka tadi mampu memompa kesungguhan & motivasi kita agar mampu berprestasi di bidangnya. Misalnya ketika harus memilih antara ikut ekstra volly dengan ekstra musik, dimana hari & waktunya bersamaan, maka harus memilih yang lebih dekat dengan kecenderungan talent kita.
Opini diatas tidak bermaksud menghalangi seseorang untuk mencoba ketrampilan baru, dan menguasai bidang baru. Tetapi yang dikritisi disini adalah masalah prioritas dan juga efektivitas waktu yang dimiliki dengan jumlah kegiatan ekstra yang akan diikuti. Menjadi orang yang mampu mengenali bakat sendiri akan membawa keuntungan yang sangat besar di masa yang akan datang. Tidak mengherankan jika saat ini terdapat banyak alat ataupun tes untuk mengetahui bakat atau potensi yang dimiliki oleh kita baik secara emosional, pikiran ataupun bahkan potensi spiritual.
Akhirnya, ada sebuah kesimpulan yaitu mengisi waktu dengan hal yang bermanfaat salah satunya dengan mengikuti ekskul yang ada di sekolah merupakan sebuah pilihan dalam membentuk kepribadian, bakat bahkan ketrampilan kita dalam menyiapkan masa depan yang lebih baik & barokah.

Saturday, August 15, 2015

Proses berdiri, tegak, berjalan hingga Berlari...



Dalam dunia usaha (bisnis), tahap perintisan adalah bagian yang membutuhkan energi ekstra (semangat, tenaga, pikiran bahkan waktu). Namun demikian tahap inilah yang justru menentukan langkah-langkah dalam tahapan berikutnya. Tidak hanya dalam dunia usaha saja, dalam dunia nyata, misalnya seorang bayi setelah melalui masa tahapan tengkurap dan merangkak, dia akan berusaha berdiri tegak, sedikit demi sedikit belajar melangkah meski hanya 1 langkah terkadang itupun bukan 1 langkah yang sempurna. Apakah pernah kita melihat bayi itu bosan terus berhenti, besoknya lagi tidak mencoba? Kalo bosan, mungkin seorang bayi atau anak kecil juga merasakan hal itu tapi diam berhenti, hal tersebut jarang terjadi.
Berdiri tegak membutuhkan keseimbangan, bergerak, berjalan bahkan berlari merupakan bentuk usaha agar bisa seimbang. Adapun jatuh itu adalah resiko kecil yang membuat lebih bergairah untuk melanjutkan proses berjalan menuju titik akhir. Jadilah terampil karena kerja kerja kerja dan kerja, tapi harus kerja keras, tidak slogan saja bukti nol seperti banyak tokoh terkenal detik ini yang sedang pegang kendali. Menjadi lincah asyiknya adalah di prosesnya bukan sekedar hasil.
Bahkan kadang proses sampai menjadi lincah, terampil, berjalan dengan sempurna kadang sering diabadikan oleh orang tuanya. alasannya karena momen tersebut sungguh luar biasa, termasuk juga saya mengalami sendiri.
Di dalam dunia pendidikan, proses seorang pelajar dari belum tahu menjadi tahu, belum bisa menjadi bisa, belum lancar menjadi lancar, setiap individu memiliki variasi waktu yang berbeda tetapi yang jelas ada rentang waktu disana, terdapat sebuah proses yang berlangsung sampai indikator keberhasilan itu dimiliki.
Saat ini ketika memiliki negara dengan pemerintahan yang belum mampu mendongkrak geliat pertumbuhan ekonomi, kadang butuh bukti agar pemerintah sedang berproses memperbaiki keadaan yang tidak menguntungkan ini, merubah kedalam kondisi yang baik. tetapi ketika bukti yang diharapkan belum ada, bahkan itikad baik, usaha perubahan kearah tersebut tidak berjalan optimal, perlu pelatih (coach) agar si pelajar, agar si bayi, mengalami proses yang normal melakukan pembelajaran agar mampu berdiri tegak, berjalan dan berlari. Detik ini, jujur pemerintah yang ada, secara subjektif saya, belum berproses dengan baik, apakah karena kurang kapabel atau tidak sesuai dengan ahlinya, pandai tapi bukan di bidangnya, pintar tapi belum tepat di posisinya. Mungkin itulah hasil yang ada  sekarang. Kondisi ekonomi terpuruk masyarakat bawah terasa sangat jelas untuk detik ini. Halo kabar pemerintah?












Teori sederhana, yang berkualitas dialah, merekalah, yang memimpin, yang belum mampu, akan terlihat asli hanya memaksakan kehendak, ambisi, hasrat, tanpa pikiran bijak, hanya tamak dalam dada yang sudah penuh sesak.....penuh kehendak bukan untuk bangsa hanya golongannya saja, orang biasa, khalayak, kebanyakan, mudah merasakan kondisi sulit ini tanpa direkayasa...

Yang Sudah Terjadi, Biarlah Berlalu, Hikmah ....


Kita harus pandai-pandai mencari hikmah dari sebuah peristiwa yang sudah terjadi. Apalagi peristiwa tersebut menyangkut hal terpenting dalam hidup kita. Momen bahagia, ceria, atau sebaliknya, harus disikapi secara bijak agar ada makna dan pembelajaran yang kita peroleh.
Terlalu mahal jika peristiwa tersebut dibiarkan terjadi begitu saja tanpa ada sebuah nilai yang kita bisa petik darinya. Sebetulnya bagi seorang muslim anugrah ataupun prahara sebetulnya akan menjadi hal yang sama-sama bisa mendatangkan kebaikan/ pahala tergantung dari penyikapan yang ada.
Dalam gambar adalah ketika saya pribadi masih berusia 11 tahun bersama adik dan bapak ibu saya, kejadian ini berlangsung 20 tahun yang lalu dan masih terekam bagus dalam ingatan saya ketika itu berlibur di ancol dan mencoba naik perahu. Dan hal ini secara pribadi ada nilai-nilai historis yang tidak bisa dilupakan begitu saja. Sama mungkin ketika anda memiliki momen terindah pada masa lampau.
Nah, dalam bahasa Inggris peristiwa, kejadian, ataupun kegiatan yang sudah selesai dilakukan/ terjadi di masa lampau bisa diungkapkan dalam bentuk tulisan maupun lisan dengan menggunakan tenses Simple Past tense, yaitu kata kerjanya bentuk kedua (past participle) atau verb2. Kalimatnya memiliki pattern atau rumus yakni sbb:

bentuk Active Sentence:
(+) Subject + V2
(-) Subject + did + not + V1
(?) Did + Subject + V1?

Dalam konteks kalimat bisa berupa:
I studied English grammar yesterday. And I did not  take  Math course yesterday afternoon, because it was rain. Why did my Math teacher give me a  reward?

Dalam menggunakan kata keterangan waktu (time signal) antara lain:
Yesterday
 Last .... (last month, year, etc)
..... ago. (a week ago, month, year, etc)









Misalnya dalam kalimat:

  1. My baby slept soundly yesterday.
  2. He didn't talk much to me, did he get a good meals yesterday?
  3. Many bats flew to the west area a week ago.
  4. The scientists did not know the reasons, why did they fly away to that place last week?
Exercises (soal latihan)

    Mr. Matta/go to/the beach yesterday
Answer:
(+) Mr. Matta went  to the beach yesterday.
(-) Mr. Matta did not go to the beach yesterday.
(?) Did Mr. Matta go to the beach yesterday?
Yes, he did. No, he did not.

Do these exercises as sample above!
1.She/bring/some beach balls a week ago
2.Gatot/buy/ a new surfboard  yesterday
3.Mrs. Anis/wear/sunglasses to the beach last week
4.Mr. heri and his son/sit/on the bench yesterday morning


Thursday, August 13, 2015

Mendongeng, Ketrampilan Orangtua yang hampir dilupakan

Mungkin acara/kegiatan mendongeng orangtua (bapak/ ibu) dengan anaknya sekarang sudah tergantikan dengan adanya gadget teknologi canggih sekarang, namun ternyata kebiasaan ini memiliki nilai positif, salah satunya adalah membangun hubungan dari aspek psikologis antara si orangtua terhadap putra putrinya. Manfaat lain yang bisa diperoleh adalah menanamkan nilai moral dengan hikmah yang ada dalam dongeng atau cerita yang dibacakan/ diceritakan tersebut, tergantung dari pilihan judul dongeng yang akan digunakan menjadi bahan materinya, misalnya kisah 25 nabi/rasul, sahabat nabi, bahkan sampai hikayat ataupun dongeng, apalagi bangsa Indonesia ini memiliki khasanah cerita rakyat yang sangat beragam dan melimpah.

Nah, bagi anda yang sedang mempelajari writing (menulis) dalam Bahasa Inggris, dongeng atau cerita termasuk kedalam genre Narrative text. Jenis teks ini memiliki tujuan to entertain/ to amuse dengan menyisipkan pesan moral ataupun hikmah (moral value) dengan harapan ada penanaman nilai-nilai kehidupan untuk membentuk manusia yang berkepribadian/ berkarakter.










Berikut adalah contoh teks naratif:

The legend of Tangkuban Perahu (Sangkuriang)
Very long time ago in West Java, there lived a king, named Prabu Sungging Pabangkara. He was good ruler. He liked hunting in the forest very much.
In the forest, there lived she-pig, actually a cursed goddess. One day, she came out of her hiding place looking for water. There she saw a coconut shell filled with water. Expecting it to be a fresh water, she drank it, having no suspicious that it was king’s urine left there the day before when he went hunting. 
The consequence was very strange. She became pregnant. Few months later she gave birth to a very pretty girl. When the king was hunting again in the forest, he saw the girl and was attracted by her beauty. He took her to his place, and then he called her Dayang Sumbi and treated her as his own daughter. Time passed and Dayang Sumbi grew up into a beautiful girl. She was fond of weaving
One morning as she was weaving, her weaving spool flew out of the window to the field. Because she was very tired, she mumbled, whoever is willing to help me pick up the spool. I’ll treat her as my sister if she is a girl. If he is a man, I’ll treat him as my husband. These words were heard by a dog, called Tumang, actually cursed god too. He immediately picked up the spool and gave it to Dayang Sumbi. Seeing the dog had helped her, she fainted. The god had decided for her to undergo the fate. She became pregnant and a short time afterwards she gave birth to healthy strong son whom she called Sangkuriang.

Sangkuriang became a handsome young man, as time went by. Likes his grandfather, he was fond of hunting in the forest and Tumang was faithful friend when roaming the woods. He didn’t realize that Tumang was his father. One day, when the dog didn’t obey him to chase the pig, Sangkuriang was very angry and killed the dog and cut up his flesh into pieces and took it home to his mother. For a moment Dayang Sumbi was speechless and took a spool and flung it at him.
This left a scar on the spot. Then Dayang Sumbi sent him away. Sangkuriang left and wandered through the woods. He walked for years. Finally he returned to his native place, but did not recognize it any longer. At the end of a vast rice field, he noticed a house and saw a young girl sitting at her weaving-loom. He approached her and was charmed by her beauty. He was unaware that she was his own mother. Dayang Sumbi had been given eternal beauty by the gods which was why she looked young forever. She looked at him and noticing his good looks, she promised to marry him. 
They made plans for their wedding day, but one day she discovered the scar on his forehead. She knew that he was her own son who had come back to his village. She made an effort to make him understand that marriage between them was impossible, but Sangkuriang refused to accept it. She had an idea and aid to him “All right, you shall marry me if only you can dam up the citarum river and build a vessel all in one night.”


















Sangkuriang agreed and started to work by using his magic powers and his praying to the gods for help. To prevent the marriage, before Sangkuriang finished his work, she stretched the red veil which covered her head over the eastern side of the plain. Through her magic powers, the red light spread over the landscape, giving the impression that the sun was rising and that time was up. Angrily, Sangkuriang kicked the vessel which was almost finished upside down. Sometimes later the vessel became the mountain of Tangkuban Perahu on the northern side of Bandung.


CHECKING YOUR UNDERSTANDING ABOUT STORY ABOVE
1.What does the text tell us about?
2.What is the type of the text above? Mention the generic structure of the text!
3.Where does the story take place?
4.Who was Raden Sungging Pebangkara?
5.What did Dayang Sumbi look like?
6. What is the purpose of the text above?
7. She looked at him..” What does the underlined word refer to?
6. 

Recount Text










Dalam materi pembelajaran bahasa Inggris, jika kita akan menulis atau mengutarakan sebuah kejadian, peristiwa taupun kegiatan yang kita lakukan/alami dan terjadi di masa lalu maka genre/jenis penulisan yang digunakan adalah text recount.
Teks ini memiliki karakter utama yaitu sudut pandang penulis aku, atau subjek tertentu dengan penggunaan kata kerja past participle (past tense) atau kata kerja bentuk ke-2, misal went (pergi), walked (berjalan), talked (berbicara), dll. Dan yang paling nyata adalah adanya kata keterangan waktu yang menunjukkan lampau, misalnya last (yang lalu), ago, last month, last week, last summer, etc.

Judul (title) yang ada juga bisa dikenali, misalnya excursion to Botanic garden, My camping, Holiday at Sanur Beach, etc. Berikut ini adalah contoh teks recount:











An Excursion to Botanic Bogor Garden
All right, everybody, I’ll tell you about this great place. On Friday 16 March we went to Bogor Botanic Garden. We went there by bus and we arrived at that famous garden at 10 o’clock.
Arriving at the garden, we were divided into two groups. Group A followed Mrs. Nina and Group B followed Mr. Ahmad. I was in group A. Well, first we went to odd tropical plants and Mrs. Nina read us some of the information. Then, we looked at all the lovely plants. After that, we went to a little spot near the Raffles cemetery and had morning tea. Next, we did some sketching and then we met group B at the information center to have our lunch.
Soon, it was time for us to go to the orchid section while Group B did some research on flowers. A lady led us to the orchid section. Then, she explained about many kinds of Orchids.
Next, we had a look at the Indonesian orchid. Wow, we saw many kinds of Indonesian orchids. They were all beautiful. Later, we took a look at the American, European and Asian orchid’s section. It was interesting. Soon after we had finished our observations, we went back outside and met group B. Then, we got on the bus and returned to school. We really enjoyed the trip and to Bogor Botanic Garden.










Communicative purpose ot text : to tell past events (activities)
Structure of text: Orientation,  Events, Reorientation

QUESTIONS
1.       What is the type of the text above?
2.       What is the title of the text above?
3.       Then, we looked at all the lovely plants. What does the underlined word refer to?
4.       “We went back outside...”What is the opposite meaning of underlined word?
5.       Find the Indonesian meaning of these words below!
a.       Arrived
b.      Followed
c.       Saw
d.      Enjoyed
e.      Went
f.        Divided
g.       Orchid
h.      Returned
i.         Explained
j.        Garden

6.       Translate these words into English based on the text above!


a.       Indah (B-L)
b.      Penelitian (O-S)
c.       Bunga (F-S)
d.      Luar ruangan (O-E)
e.      Menarik (I-G)
f.        Jenis (K-S)
g.       Penelitian (R-H)
h.      Sedangkan (W-E)
i.         Tiba/ hadir (A-G)
j.        Aneh (O-D)

Related Posts