Showing posts with label kuasai dunia. Show all posts
Showing posts with label kuasai dunia. Show all posts

Monday, February 22, 2016

Pemimpin Yang Korupsi beragama Islam, Non Tidak Korupsi, Hey Islam Sama Sekali Tidak Mengajarkan Korupsi


Pernahkah mendengar ada seorang tokoh yang sesumbar pemimpin non muslim yang tidak korupsi itu lebih baik daripada yang muslim tapi melakukan korupsi? Islam tidak pernah dan tidak ada dalam ajarannya untuk berbuat korupsi, ajaran kejujuran sudah dicontohkan oleh Rasulullah SAW, kemudian diikuti oleh para sahabat beliau, terbukti ketika menjadi khalifah mereka sampai mengantarkan dan memanggul sendiri sekarung bahan makanan pokok kepada penduduk yang miskin. Nah, kalau ada tokoh yang sesumbar non muslim yang lebih baik dibanding yang muslim, ya biarin saja tidaklah benci kepadanya karena ketidak tahuan dia akan ajaran Islam. Namun, jika perkataannya itu bukan karena alasan tidak tahu melainkan menggiring opini yang sekuler (memisahkan antara agama dengan aspek kehidupan lainnya) maka saya berpendapat tokoh tersebut layak dicurigai memiliki kepentingan tersembunyi (bisa saja menarik simpati publik) demi pencalonannya dalam pemilihan gubernur.
Topik diatas mengingatkan bahwa Islam itu adalah way of life, cara ataupun sistem kehidupan sendiri. Hal ini sudah dicontohkan oleh Rasulullah SAW, beliau adalah seorang pemimpin spiritual, pemimpin negara, pedagang, sekaligus suami, kepala rumah tangga dan sebagai seorang ayah juga. Sebagai masyarakat yang awam mudah sekali tersesatkan dengan omongan tokoh yang sesumbar mulut tadi, sehingga memiliki cara berpikir negatif terhadap Islam, dia berpikir negatif sebelum mengenalnya. Sekali lagi seorang muslim tetaplah lebih baik dibandingkan selain muslim berdasarkan Al Quran dan Al hadits. Namun bagi muslim sendiri bukannya untuk menyombongkan identitas keIslamannya, di sisi lain pemahaman tentang Allah dan Rasulnya, Kitabnya, hingga meneladani Rasulullah SAW, tidak pernah diusahakannya dengan sungguh-sungguh.
Hadits tentang jumlahnya umat muslim yang banyak namun bagaikan buih, itu dikarenakan pemeluknya yang  belum mau sadar mendekat ke ajaran dan teladan Rasul. Sehingga si pemeluk tadi tidak memiliki kompetensi (tidak memenuhi standar minimum) sebagai muslim yang baik. Mari bagi sesama muslim tingkatkan kesadaran untuk berusaha mendekatkan diri kepada Allah dan Rasulnya dan bertahap mempelajari Islam ini secara syumul (menyeluruh) dan menerapkannya dalam segala aspek kehidupan. Tetaplah seorang muslim lebih unggul, karena jika muslim itu benar-benar menjalankan syariat maka pribadi (karakternya) akan meniru Rasulullah SAW dan membawa keberkahan terhadap seluruh penghuni bumi, termasuk kepada semua umat manusia, sesama muslim, dengan nasrani, yahudi atapun atheis sekalipun hanya saja kita tidak mengikuti akidah yang kafir tadi namun tidak pula memusuhi mereka, kecuali dalam kondisi tertentu. Ingatkah cerita seorang yahudi tua yang membaca syahadat justru setelah yang menyuapinya, membantunya, bersikap ramah padanya meski yahudi tersebut memaki, menghujat, mempengaruhi orang lain agar benci kepada Nabi Muhammad SAW, ketika Rasul wafat. Kenapa? Karena ketika beliau, Rasul, membantu seorang yahudi tua itu, beliau tetap diam, tidak marah ketika dimaki, dihujat, dicaci, karena ketidaktahuan belum kenalnya yahudi dengan pribadi Rasulullah SAW, bahkan sengaja tidak memperkenalkan dirinya kepada yahudi tua itu selama beliau masih hidup.

Nah, sudahkah tokoh yang berkoar-koar tadi tahu betul dengan sejarah Rasulullah dan para sahabatnya, kemuliaan hati rasul, kasih sayangnya, kedermawanannya, kejujurannya, sekaligus ketegasannya. Si tokoh yang sok tegas tadi hanya dibikin-bikin sekedar pencitraan, dan penuh konspirasi. Mereka sekali mendapat kesempatan menguasai pemerintahan, maka pribumi akan diperlakukan semena-mena tentunya dengan kasat mata melalui peraturan dan kebijakan yang diformalkan. Sadarlah umat Islam, kita ini tuan rumah di negeri ini, kenapa mau menjadi budak pendatang yang tidak mengangkat harkat, martabat, menyejahterakan seluruh bangsa. Baca dan lihat, Rasulullah mengajarkan membantu fakir miskin namun beliau sendiri adalah seorang yang punya secara materi (ketika melamar Khatijah lihat maharnya), secara materi beliau tidak kekurangan tetapi perhatian dan kepeduliannya terhadap fakir miskin begitu besar. Baca dan renungkan, janganlah menjadi muslim yang menjadi orang asing terahadap agamanya, Rasulnya dan Tuhannya, yaitu Allah swt. Mengaku muslim namun justru menjadi batu sandungan, memusuhi saudaranya sendiri. Pantaskah?
Ada yang lebih penting, semangat karena Allah swt dan RasulNya, itu haruslah mampu hadir dalam setiap aktivitas kita. Berusaha menjadi orang baik dan berusaha menjadi muslim yang benar-benar sesuai dengan predikat kemuslimannya. Agar diri kita termasuk dalam barisan manusia yang dinaungi dengan kasih sayang Allah swt dan mendapatkan syafaat Rasulullah SAW di yaumil akhir kelak. Allahua'lam bishowab.
Belajarlah mengenai data dan fakta tentang sejarah Islam, sejarah Rasul dan para sahabatnya dari sumber yang shahih agar mendapat pencerahan dan keberkahan. Fakta itulah yang mampu menguatkan keimanan kita kepada Allah swt dan menambah kecintaan kita kepada Rasulullah kekasih Nya. Berikut ini bacaan Bahasa Inggris jenis teks spoof tentang proses pencarian fakta yang kadang salah penafsiran dan salah pemahaman hingga akhirnya tersesat, tidak selamat, bukan rahmat dan kebenaran yang didapat namun bahaya yang datang karena kebodohannya.

The Facts
                Editors of newspapers and magazines often go to extremes to provide their readers with unimportant facts and statistics. Last year a journalist had been instructed by a well-known magazine to write an article on the president’s palace in a new African republic.
                When the article arrived, the editor read the first sentence and then refused to publish it. The article began: “Hundreds of steps lead to the high wall which surrounds the president’s palace.” The editor at once sent the journalist a telegram instructing him to find out the exact number of steps and the height of the wall. The journalist immediately set out to obtain these important facts, but he took a long time to send them. Meanwhile, the editor was getting impatient, for the magazine would soon go to press. He sent the journalist two urgent telegrams, but received no reply. He sent yet another telegram informing the journalist that if he did not reply soon he would be fired. When the journalist again failed to reply, the editor reluctantly published the article as it had originally been written.
A week later, the editor at last received a telegram from the journalist. Not only had the poor man been arrested, but he had been sent to prison as well. However, he had at last been allowed to send a cable in which he informed the editor that he had been arrested while counting the 1084 steps leading to the 15 foot wall which surrounded to president’s palace.