Selamat datang di hutan, ada frase negatif jika diterapkan untuk kondisi hukum di negara saat ini yaitu hukum rimba. Siapa yang kuat, dia yang menang. Sisi mengayomi yang tertindas, terlihat sangat kurang. Tertindas berarti bukan dia itu minoritas namun dari sisi pembelaan dan penyikapan masalah hukum. Minoritas yang kuat dengan uangnya mampu mempengaruhi keputusan hukum lewat peradilan yang ada. Hukum rimba, baca saja seperti itu. Nyatanya demikian, proses hukum yang tidak fair terlihat sekali di masa pemerintahan periode 2014 - 2019, sekarang sudah 2018 kurang dari 1 tahun hampir selesai namun mampu menunjukkan keadilan di mata hukum.
Masih ingat beberapa kebijakan pemerintah yang sempat bikin blunder? Yang terbaru misalnya menteri agama mengeluarkan list 200 mubaligh versi pemerintah, ini justru memecah belah umat Islam. Memecah belahnya dimana? Indonesia itu sangat luas dengan jumlah pemeluk agama Islam yang banyak, jumlah masjid saja lebih dari 200 se-Indonesia. Hal yang sama juga dengan jumlah dai/ mubaligh se-Indonesia, mengapa dai/ mubaligh yang legal untuk berceramah hanya berjumlah 200 saja? Kan nyeleneh itu namanya. Belum lagi ada daftar dai yang sudah almarhum. So, pemerintah itu jangan suka-suka dalam membuat aturan maupun kebijakan, ini kaitannya dengan bangsa bukan selevel RT/RW. Jika ada salah sedikit saja bisa berdampak besar bagi stabilitas negara dan bangsa. Jangan semena-mena dengan kekuasaan yang sekarang dimiliki. Negara ini bukanlah hutan rimba dimana yang kuat dialah yang menang, bukan. Namun pemerintah justru harus membuat aturan dan kebijakan yang membuat bangsa ini tentram, alias tidak bikin suasana gaduh. Keadilan harus ditegakkan setinggi-tingginya, maka rakyat akan trust pada pemerintah itu sendiri.
Jika penguasa itu memiliki mental diktator dan penindas, bengis, berat sebelah, tidak adil, bahkan lebih mengedepankan keuntungan material, negara di bisniskan, bukan rakyat yang dikedepankan maka sama saja negara ini tanpa aturan. Negara diliputi kegelapan, awan gelap yang mendukung semangat berbuat curang, kejahatan, dan kelicikan yang lebih pro pada praktek-praktek neo liberal.
Yaps, kondisi yang belum stabil terus menerus bisa membuat peluang terjadinya collapse alias tumbangnya kehormatan bangsa dan negara. Pemerintah yang semrawut bisa jadi dikarenakan oleh apaturnya (secara personalnya) belum memiliki integritas. Ditambah lagi mental birokrasi yang panjang, rumit, dan berpeluang menyuburkan praktek korupsi, kolusi, dan nepotisme. Padahal ini sudah melewati fase reformasi yang menentang segala bentuk praktek KKN.
Bolehlah kita menyebutnya selamat datang di hutan belantara, dimana yang kuatlah yang menang, rakyat lemah tidak mendapat pengayoman dan perlindungan yang layak, yang punya duit yang berkuasa sedangkan yang miskin semakin tertindas tanpa bisa bersuara. Yaps, karena suara mereka juga sudah terbeli dengan uang. Sungguh miris, jika hal tersebut benar-benar terjadi. Butuh pahlawan untuk menyelamatkan kondisi yang buruk ini agar bisa kembali ke arah masa depan bangsa yang cerah. Butuh nahkoda yang piawai dalam memimpin negara dan bangsa. Yang berwibawa, cerdas dan amanah. Ternyata rakyat mampu mengumpulkan kekuatan untuk menumbangkan pemimpin yang kurang kredibel, suka berbohong, apalagi lebih mementingkan gerombolannya saja. Dengan kekuatan media sosial sepertinya bisa menjadi alternatif solusi untuk menyalurkan semangat kebenaran dan keadilan.
Tema tulisan di artikel ini seperti sebuah judul film Jumanji: Welcome to the Jungle di tahun 2017 yang menceritakan sekelompok pemuda yang bermain game papan dimana misinya menyelamatkan hutan dari pengaruh kekuatan yang jahat, agar hutan kembali normal sedia kala. Para jagoan tersebut masing-masing memiliki skill dan talenta yang berbeda, mereka hebat pada posisinya masing-masing. Sangat profesional, melakukan kerja berdasarkan keahliannya. Mengurusi masalah yang menjadi bidangnya, bukan mengurusi urusan di luar bidang keahlian yang dimiliki. Coba lihat beberapa menteri saat ini, mereka mengurusi masalahnya sendiri belum selesai eh malah ngurusi urusan menteri lain. Beberapa juga membuat kecewa banyak rakyat dengan kebijakkannya dan omongannya yang kadang menyakiti hati rakyat.
Ini dia tautan unduhan untuk film Jumanji 2017:
1. Jumanji: Welcome to the Jungle 2017 HDTS.mkv (901.5 MB) [sub indo]
2. Jumanji: Welcome to the Jungle 2017 bluray.mkv (950.3 MB) [sub indo]
Masih ingat beberapa kebijakan pemerintah yang sempat bikin blunder? Yang terbaru misalnya menteri agama mengeluarkan list 200 mubaligh versi pemerintah, ini justru memecah belah umat Islam. Memecah belahnya dimana? Indonesia itu sangat luas dengan jumlah pemeluk agama Islam yang banyak, jumlah masjid saja lebih dari 200 se-Indonesia. Hal yang sama juga dengan jumlah dai/ mubaligh se-Indonesia, mengapa dai/ mubaligh yang legal untuk berceramah hanya berjumlah 200 saja? Kan nyeleneh itu namanya. Belum lagi ada daftar dai yang sudah almarhum. So, pemerintah itu jangan suka-suka dalam membuat aturan maupun kebijakan, ini kaitannya dengan bangsa bukan selevel RT/RW. Jika ada salah sedikit saja bisa berdampak besar bagi stabilitas negara dan bangsa. Jangan semena-mena dengan kekuasaan yang sekarang dimiliki. Negara ini bukanlah hutan rimba dimana yang kuat dialah yang menang, bukan. Namun pemerintah justru harus membuat aturan dan kebijakan yang membuat bangsa ini tentram, alias tidak bikin suasana gaduh. Keadilan harus ditegakkan setinggi-tingginya, maka rakyat akan trust pada pemerintah itu sendiri.
Jika penguasa itu memiliki mental diktator dan penindas, bengis, berat sebelah, tidak adil, bahkan lebih mengedepankan keuntungan material, negara di bisniskan, bukan rakyat yang dikedepankan maka sama saja negara ini tanpa aturan. Negara diliputi kegelapan, awan gelap yang mendukung semangat berbuat curang, kejahatan, dan kelicikan yang lebih pro pada praktek-praktek neo liberal.
Yaps, kondisi yang belum stabil terus menerus bisa membuat peluang terjadinya collapse alias tumbangnya kehormatan bangsa dan negara. Pemerintah yang semrawut bisa jadi dikarenakan oleh apaturnya (secara personalnya) belum memiliki integritas. Ditambah lagi mental birokrasi yang panjang, rumit, dan berpeluang menyuburkan praktek korupsi, kolusi, dan nepotisme. Padahal ini sudah melewati fase reformasi yang menentang segala bentuk praktek KKN.
Bolehlah kita menyebutnya selamat datang di hutan belantara, dimana yang kuatlah yang menang, rakyat lemah tidak mendapat pengayoman dan perlindungan yang layak, yang punya duit yang berkuasa sedangkan yang miskin semakin tertindas tanpa bisa bersuara. Yaps, karena suara mereka juga sudah terbeli dengan uang. Sungguh miris, jika hal tersebut benar-benar terjadi. Butuh pahlawan untuk menyelamatkan kondisi yang buruk ini agar bisa kembali ke arah masa depan bangsa yang cerah. Butuh nahkoda yang piawai dalam memimpin negara dan bangsa. Yang berwibawa, cerdas dan amanah. Ternyata rakyat mampu mengumpulkan kekuatan untuk menumbangkan pemimpin yang kurang kredibel, suka berbohong, apalagi lebih mementingkan gerombolannya saja. Dengan kekuatan media sosial sepertinya bisa menjadi alternatif solusi untuk menyalurkan semangat kebenaran dan keadilan.
Tema tulisan di artikel ini seperti sebuah judul film Jumanji: Welcome to the Jungle di tahun 2017 yang menceritakan sekelompok pemuda yang bermain game papan dimana misinya menyelamatkan hutan dari pengaruh kekuatan yang jahat, agar hutan kembali normal sedia kala. Para jagoan tersebut masing-masing memiliki skill dan talenta yang berbeda, mereka hebat pada posisinya masing-masing. Sangat profesional, melakukan kerja berdasarkan keahliannya. Mengurusi masalah yang menjadi bidangnya, bukan mengurusi urusan di luar bidang keahlian yang dimiliki. Coba lihat beberapa menteri saat ini, mereka mengurusi masalahnya sendiri belum selesai eh malah ngurusi urusan menteri lain. Beberapa juga membuat kecewa banyak rakyat dengan kebijakkannya dan omongannya yang kadang menyakiti hati rakyat.
Ini dia tautan unduhan untuk film Jumanji 2017:
1. Jumanji: Welcome to the Jungle 2017 HDTS.mkv (901.5 MB) [sub indo]
2. Jumanji: Welcome to the Jungle 2017 bluray.mkv (950.3 MB) [sub indo]
Related Posts: