Tuesday, July 18, 2017

Cinta, Datang & Pergi, Carilah Yang Sejati

Cinta itu berbeda dengan sekedar rasa suka, berbeda dengan kecenderungan, karena cinta lebih dalam dari dua hal tersebut. Cinta muda mudi berbeda dengan cinta suami istri, akan berbeda lagi dengan cinta orangtua kepada anak. Sama-sama cinta namun berbeda rasa dan kualitas. Cinta yang didorong nafsu adalah fana, sedangkan cinta yang didasari iman adalah kekal kalopun tidak kekal maka cinta jenis ini bertahan sangat lama. Cinta bisa saja disalah artikan atau salah tafsir, karena sudut pandang yang digunakan juga berbeda. Sudut pandang inilah yang harus benar-benar tepat, sudut pandang yang benar, sudut pandang yang sesuai dengan ajaran Islam. Contoh pemuda A berkata, "Saya cinta kamu", pada gadis pujaannya. Kemudian si gadis menerima, nah dilanjutkan dengan umbar syahwat dan kemaksiatan. Maka cinta tersebut adalah cinta nafsu yang menghantarkan pelaku pada kemunduran dan kerugian. Hal ini ibarat dengan hewan atau binatang yang dengan bebas melakukan hubungan intim tanpa ikatan, mereka melakukannya bukan karena cinta namun cenderung karena nafsu seksual belaka. Sehingga jika manusia melakukan hal demikian maka tidak ubahlah seperti hewan tadi, bahkan kemungkinan lebih hina.
Apakah cinta melulu berkaitan dengan hal nafsu dan birahi? Tidak, itu cinta yang tak tersentuh kasih sayang dan keimanan. Masih banyak di dunia ini orang yang menghargai makna cinta dengan setia pada pasangannya masing-masing. Masih banyak pemuda pemudi lajang yang masih menghargai makna cinta dengan tidak mengumbarnya hanya sebagai alat pemuas nafsu belaka. Namun dengan dampak bola salju kemajuan teknologi komunikasi dan internet ditambah dangkalnya pengetahuan agama, maka nilai komitmen, penjagaan makna cinta, serta prinsip keimanan, semuanya luntur tergerus oleh gempuran yang tak disadari yaitu media teknologi & internet lewat gadget, smartphone, dsb. Hanya mereka yang memiliki iman yang kuat pada Tuhan yang mampu menjaga makna cinta yang sebenarnya. Bahkan cinta pasangan suami istri akan bertahan manakala komitmen perkawinan/ pernikahan tersebut didasari iman yang kuat pada Rabb Nya. Jika tidak, maka yang terjadi adalah pernikahan seumur jagung, terjadi perceraian, bahkan kasus single parent, ataupun masih bisa menjaga ikatan perkawinan tetapi dibelakang terjadi perselingkuhan hebat.
Cinta lebih luas bisa diterapkan pada agama, negara dan bangsa. Nah, cinta bentuk ini harus didedikasikan penuh pengorbanan dengan tujuan sebagai pembuktian adanya loyalitas (kesetiaan). Cinta tanah air, cinta ibu pertiwi, cinta negeri sendiri, perlu adanya pembuktian. Berlaku juga ketika cinta pada agama, yang tentunya cinta pada Allah menjadi prioritas utama sebelum cinta pada lainnya. Inilah urutan cinta yang benar, yakni menempatkan Allah swt, sang rabb sebagai sandaran utama, tujuan utama, cinta utama. Yang kemudian disusul pada rasul, ibu, bapak, istri, anak, kekasih, dan sebagainya dengan tidak bertolak belakang ataupun kontra terhadap cintanya pada Allah swt.
Rasa cinta bisa datang dan pergi kapanpun karena seyogyanya hati manusia senantiasa berbolak-balik. Maha Kuasa, Allah swt yang telah membolak-balikkan hati manusia. Sehingga kriteria cinta jangan hanya dari hal fisik (yang terlihat) saja melainkan cinta harus berdasarkan alasan karena Allah dan rasulnya, meski secara fisik tidak sesuai (ideal) dengan yang kita inginkan (nafsu inginkan).
Cita rasa cinta atau selera cinta seseorang bisa dikatakan kualitas tinggi atau rendah berdasarkan dari faktor pendorong cinta tersebut. Cinta rendahan jika hanya mempertimbangkan fisik. Contohnya, seorang pemuda cinta gadis yang berparas cantik itu adalah hal yang umum dan terlalu umum. Bahkan semua orang cinta yang cantik-cantik, iya kan. Tapi tidak semua yang cantik itu baik bagi kita nantinya. Sehingga dikatakan kualitas jenis ini adalah kualitasnya kebanyakan orang. Gadis cantik akan diincar banyak orang meski secara akhlak tercela. Maksudnya bukan berarti tidak ada gadis cantik yang akhlaknya terpuji. Cuma kebanyakan dari beberapa sumber media, kita bisa mengetahui bahwa beberapa gadis penghibur itu yang diutamakan oleh mereka adalah tampilan luarnya enggak peduli akan tabiat atau perangainya. Ini membuktikan bahwa cinta pada tampilan fisik itu adalah cinta rendahan (murahan). Karena jika enggak good looking, mungkin orang tidak bisa menghargai mereka. Mereka hanya dihargai hanya dari fisiknya saja, selebihnya sampah.
Membangun selera atau cita rasa cinta yang berkualitas itu harus memiliki pondasi agama yang benar. Pemahaman tentang agama yang sesuai akan membantu dan menyelamatkan kita dari pemaknaan cinta yang keliru, arti cinta yang salah, penggunaan kata cinta yang tidak berimbang, dan tentunya agar bisa menghindarkan cinta yang sekedar nafsu syahwat semata. Khususnya bagi pemuda pemudi yang berstatus single atau yang sedang mencari pasangan hidup.
Janganlah terbuai dengan cinta karena dorongan nafsu belaka, berlatihlah mencintai karena kualitas bukan kuantitas. Menjadi pribadi yang mampu melaksanakan syariatNya, mampu mengelola cintanya dengan baik untuk amalan yang produktif, dengan konsep manajemen cinta yang bersumber pada illahi robbi, yang bermuara pada dzat yang Maha lembut dan Maha Penyayang, Allah swt.
Lagu reliji (nasyid) milik raihan tentang cinta sejati dalam liriknya mengandung nasehat yang dalam dan penanaman karakter muslim yang benar-benar tahu makna cinta yang sebenarnya. Berikut lirik lagu berjudul Carilah Cinta - raihan;

Carilah Cinta Yang Sejati
Yang Ada Hanyalah PadaNya
Carilah Cinta Yang Hakiki
Yang Hanya PadaNya Yang Esa

Carilah Cinta Yang Abadi
Yang Ada Hanyalah PadaNya
Carilah Kasih Yang Kekal Selamanya
Yang Ada Hanyalah Pada Tuhanmu

Di Dalam Mencari Cinta Yang Sejati
Banyaknya Ranjau Kan Ditempuhi
Di Dalam Mendapat Cinta Yang Hakiki
Banyaknya Onak Yang Diredahi

Namun JanjiNya
Kepada HambaNya
Tidak Pernah Dimungkiri
Dan Tidak Pernah Melupakanmu
Yakinlah Kepada Tuhanmu
Kerna Dialah Cinta Hakiki

Download lagunya dengan klik link berikut:

3 comments:

  1. Pinocchio
    Once there was a carpenter called Geppetto. He made a wooden puppet and called him Pinocchio. “How nice it would be if it were a real baby!” sighed when he finished painting it. That night, a good fairy heard him and made his wish to become real. “Awake, wood inanimate, now you’ve got a soul!” she made her magic spell touching Pinocchio with her magic wand. “Pinocchio , be always a good , brave and a selfless boy , ” said the Fairy , ” and one day you’ll be a real boy ! ” Then, she addressed to Jiminy Cricket: “I appoint you to guide Pinocchio, ” she added, before disappearing in a thousand flashes of light.

    Imagine the delight of Geppetto when he discovered that his little man of wood could move and talk! The next morning he sent him to school like a real boy. “Goodbye, son, come back soon!”
    Pinocchio was a little naughty so he disobeying her father went to the terrible Eater, a puppeteer who promised to make him famous. He enjoyed a lot of singing and dancing with the other puppets. But, when the show was over, Eater shut him in a cage. Suddenly, there appeared the Blue Fairy: “Why did not you go to school?” she asked. Pinocchio answered with a lie and his nose began to grow … Only when he told the truth, the Fairy freed him and his nose was back to normal. On the way home, Pinocchio saw a coach load of kids cheering. The coachman told him that he was directed to Toyland, where the kids could do whatever they wanted.

    “Pinocchio, come back!” Jiminy Cricket ran after him. But the puppet would not listen to him. There Pinocchio met a new boy Candlewick. He soon discovered that in Toyland the lazy and rude kids were turned into donkeys. Pinocchio ran desperately, followed by his faithful friend. Jiminy Cricket Together, then returned to the house of Geppetto , but they found none. “Who knows what l happened to him!” At that moment, a dove brought them a message: while Geppetto was looking for Pinocchio everywhere, he was swallowed by a whale and now he was his prisoner. “I want to save him!” decided the puppet.

    Arriving at the sea, he dived an dived till he found his father in the belly of the whale. But how to get out of there? So he lit a fire and the smoke made the whale sneeze so strong that, she opened its mouth. Pinocchio and Geppetto escaped on a raft. The puppet helped his father to swim in the middle of the waves: and they finally reached the shore! But as soon as they arrived Pinocchio, for the great effort fainted. Grief-stricken, Geppetto took him home. The Blue Fairy, awoke him and, as promised, rewarded his courage and his goodness, by transforming Pinocchio into a real boy.
    28

    ReplyDelete
  2. A Countryman and a Snake

    A countryman's son stepped on a snake's tail accidentally. The tail suddenly turned and hit him so that he died. The father was very angry so that he cut off part of the snake’s tail. Then, the snake in revenge stung several of the farmer's cattle. It caused him great loss. However, the farmer decided to stop the fight with the snake. He brought food and honey to the mouth of its lair, and said to it, "Let's forget and forgive. Perhaps you were right to punish my son, and take revenge on my cattle, but surely I was right in trying to revenge him. Now that we are both satisfied, why should not we be friends again?" "No, no," said the snake. "Take away your gifts. You can never forget the death of your son, nor I the loss of my tail. Injuries may be forgiven, but not forgotten.”

    (http://www2.jogjabelajar.org/web2009/smp-bing/09_animal_story/mat1/task2.htm)

    ReplyDelete
  3. A Countryman and a Snake

    A countryman's son stepped on a snake's tail accidentally. The tail suddenly turned and hit him so that he died. The father was very angry so that he cut off part of the snake’s tail. Then, the snake in revenge stung several of the farmer's cattle. It caused him great loss. However, the farmer decided to stop the fight with the snake. He brought food and honey to the mouth of its lair, and said to it, "Let's forget and forgive. Perhaps you were right to punish my son, and take revenge on my cattle, but surely I was right in trying to revenge him. Now that we are both satisfied, why should not we be friends again?" "No, no," said the snake. "Take away your gifts. You can never forget the death of your son, nor I the loss of my tail. Injuries may be forgiven, but not forgotten.”

    (http://www2.jogjabelajar.org/web2009/smp-bing/09_animal_story/mat1/task2.htm)

    ReplyDelete