Sikap
pilih kasih itu mencerminkan tindakan tidak adil dan ketimpangan satu kelompok
dengan yang lainnya. Pilih kasih dalam memberikan pelayanan terutama berkaitan
dengan fasilitas publik dan mengurusi hajat hidup orang banyak akan membawa
dampak bermunculannya masalah baru. Sikap tersebut jika dilakukan oleh sebuah
instansi apalagi organisasi, lebih-lebih pemerintah dengan lembaga, departemen
atau kementrian di bawahnya maka memunculkan ketidakpuasan masyarakat terhadap
kinerja pemerintah. Kadang atasan beritikad baik namun jika bawahannya memiliki
paradigma yang terbelakang tidak sejalan dengan inovasi dan visi modern seorang
atasan (pemerintah) maka berjalannya organisasi tersebut tersendat. Negeri ini
orang baik jumlahnya sangat banyak, sama banyaknya dengan jumlah orang yang
jahat. Perseteruan kebaikan dan kejahatan adalah fitrah, sudah ada sejak lama,
maka evaluasi kinerja yang bersifat rutin dan terjadwal sangat penting.
Instansi pemerintah di negeri ini yang programnya lumayan bagus namun
prakteknya masih parah (bahasa kasarnya) adalah dalam bidang pelayanan
kesehatan di masyarakat. Saya mengalami sendiri ketika menemani istri untuk
melakukan persalinan dengan menggunakan fasilitas dari pemerintah, yaitu kurang
optimal jika dibandingkan dengan yang membayar sendiri (tanpa menggunakan
fasilitas tersebut. Penanganannya seadanya, waktu itu saya ingat istri
mengalami pendarahan hebat, bahkan pasca persalinan (sesudah melahirkan)
pelayanannya kurang memadai (baik itu obat, keramahan dan kesigapannya) sampai istri
mengalami pendarahan lagi setelah operasi. Waktu itu hanya sabar dan semoga
yang mengalami pelayanan buruk hanya saya. Nah ternyata, selang sekitar 1 bulan
tetangga sebelah rumah juga bercerita persis menggunakan fasilitas bantuan
pemerintah (persis sama dengan istri saya) merasakan pelayanan yang kurang
bagus dari registrasi awal sampai pengurusan administrasi akhir. Sehingga ada
kesimpulan sementara, yang sifatnya bantuan dari pemerintah tidak boleh
diandalkan apalagi terkait fasilitas pelayanan kesehatan, karena sedikit lalai
maka urusannya membahayakan kesehatan dan nyawa seseorang (tidak terlepas dari
takdir dari Allah swt).
Kesehatan
tubuh ada kaitannya dengan makanan yang masuk dalam tubuh dan sistem pencernaan
kita. Beberapa penyakit bahkan sumbernya dari makanan yang kurang higinis,
mengandung bakteri berbahaya, kuman, atau bahkan racun. Logikanya jika makanan
yang bergizi dan menyehatkan saja bisa membawa penyakit karena memakannya
berlebihan, apalagi jika makanan yang masuk kedalam tubuh tidak layak. Contoh
adanya program pemerintah beras miskin (raskin) yang secara kualitas lebih
rendah daripada beras yang standar di pasaran. Untuk sementara beras masih
menjadi makanan pokok di Indonesia, di sisi lain beras yang berupa bantuan dari
pemerintah untuk mesyarakat yang kurang mampu memiliki kualitas rendah (beras
berkualitas buruk) maka dimana jaminan kesehatan dan kesejahteraan bangsa
secara umum? Masyarakat harus bekerja keras, kreatif, jangan menganggur, jangan
sakit, berpuasa, saran tersebut sungguh baik namun tidak boleh dipukul rata. Di
sisi lain apa gunanya pemerintah jika malah menuntut masyarakat seperti itu
(meski boleh-boleh saja)? Pajak diambil pemerintah dari warganya, berbagai
pajak, segala jenis pajak, bukannya harus dikelola dengan baik? Urusan perut
(alias urusan makan) jangan dianggap remeh.
Program
makanan sehat dan bergizi sungguh diperlukan. Masyarakat menuntut pemerintah
bekerja dengan bagus, sebaliknya pemerintah menuntut masyarakat bekerja keras,
cerdas, kreatif, sabar, hemat tanpa dibarengi evaluasi kinerja dari pemerintah
maka melahirkan pemerintah yang arogan. Memakan harta yang bukan haknya bisa
mempengaruhi pribadi karena menjadi darah dan daging. Sedangkan memakan makanan
yang tidak menyehatkan menimbulkan penyakit yang muncul dalam tubuh. Ditambah
memakan makanan dalam porsi yang berlebihan juga tidak baik. Munculah
pengontrolan diri dalam tindakan terutama masalah makan. Sehatkan tubuh kita,
sehatkan juga pikiran kita, sehatkan juga jiwa kita. Jiwa harus bersih dari
hal-hal yang bisa mengotori jiwa, secara perbuatan yang mengotori jiwa adalah
sifat-sifat buruk itu sendiri. Sehatnya tubuh membutuhkan obat dan menjaga
kesehatan tubuh perlu dijaga dengan berolahraga, olahraga banyak variasinya
bisa olahraga mahal bisa juga olahraga murah sedangkan obat saat ini mahal,
apalagi hingga di rawat di rumah sakit jangan mengandalkan pemerintah saat ini
karena saat ini pelayanan kesehatan fasilitas pemerintah masih buruk kecuali
jika kita punya uang banyak dan membayar sendiri maka pelayanan memuaskan.
Sehat mahal secara biaya pengobatan dan perawatan jika kelewat parah dan akut.
Di saat sehat maka syukuri itu adalah nikmat dari Allah swt. Syukuri dengan
berbagi kepada sesama. Saat ini jangan terlalu mengandalkan pemerintah,
kekayaan alam negara yang melimpah belum jaminan sejahtera masyarakatnya karena
hanya dimiliki segilintir orang di negeri ini, siapa itu? Cari tahu di google
orang-orang yang menguasai kekayaan Indonesia. Sadarlah kesejahteraan itu
keniscayaan, jika belum terwujud ganti pemerintah sekarang, ganti motivasi,
ganti mindset, ganti paradigma, ganti semangat, dengan awalnya adalah perbaiki
niat.
Jika saat ini
belum kaya, masih miskin, termasuk kedalam golongan di bawah garis kemiskinan,
di sisi lain sudah ikhtiar, sudah bekerja keras, membanting tulang siang dan
malam, ambil hikmahnya saja mungkin keberkahan belum datang karena hak untuk
Allah swt belum kita lakukan dengan baik. Jika sudah dilakukan dengan baik
namun masih tetap saja, yakinlah dunia ini hanya sebentar kayanya di dunia
belum jaminan membuat keselamatan di akhirat. Waspada penyakit al wahn (cintai
dunia dan takut mati), maka hanya memohon pada Allah swt agar segala yang kita
lakukan membawa berkah, mendatangkan ridhoNya, dan menambah kecintaan pada
Allah dan Rasulnya. Amin. Semoga.
Berkaitan dengan materi Bahasa Inggris tentang sistem pencernaan tubuh berikut contohnya;
The Digestive
System
Human body is made up of countless million of cells. Food is needed to
build up new cells and replace the worn out cells. However, the food that we
take must be changed into the substances that can be carried in the blood to
the places where they are needed. This process is called digestion. The first
digestive process takes place in the mouth. The food we eat is broken up into
small pieces by the action of teeth, mixed with saliva, a juice secreted by
glands in the mouth. Saliva contains digestive juices which moisten the food,
so it can be swallowed easily. From the mouth, food passes through the
esophagus (the food passage) into the stomach. Here the food is mixed with the
juices secreted by the cells in the stomach for several hours. Then the food
enters the small intestine. All the time the muscular walls of the intestine
are squeezing, mixing and moving the food onwards. In a few hours, the food
changes into acids. These are soon absorbed by the villi (microscopic branch
projections from the intestine walls) and passed into the bloodstream.
bismillahirrhmannirhim
ReplyDelete