Sebagai penerima kritikan dan penerima masukan/ nasehat, sikap yang harus dilakukan adalah tenang dalam mendengarkan, tunggu sampai si pemberi nasehat selesai berbicara pada kita, diam bukan berarti mengacuhkan diam disini konsentrasi dan mendengarkan. Setelah si pemberi kritikan selesai, maka giliran kita memberi respon, bentuk respon kita haruslah positif meskipun nasehat itu pertama kali didengar tidak menyenangkan atau mengenakan. Belajarlah untuk banyak mendengar sebelum kita banyak bicara.
Sahabat kita yang benar-benar peduli itulah yang terkadang membantu disaat kita down atau galau, yang memotivasi disaat kita lemah. Nah sahabat setia juga bisa menyelamatkan kita ke jalan yang benar bukan sebaliknya mengajak terus menerus berbuat dosa. Ya, setiap orang berbuat salah, berbuat dosa, namun ada baiknya kita berusaha juga untuk tersadar. Ucapkan terimakasih kepada teman-teman kita yang rela memberi nasehat pada kita, karena mereka masih perhatian dan tidak acuh/ cuek. Bagaimana rasanya dicuekin/ diacuhkan oleh teman? Gak enak kan. Nah, sebaliknya manakala kita sedang memiliki performa bagus, sesekali semangati teman kita yang sedang putus asa, teman-teman yang lagi bete, galau, atau lagi pusing. Siapa tahu kita menjadi sahabat yang berguna bagi saudara kita.
Marilah cari sahabat sejati, seorang muslim seharusnya suka memilih Al Quran sebagai sahabat sejatinya. Al Quran merupakan rujukan terpercaya, Al Quran merupakan firman Allah, yang ketika dibaca, dihayati, diresapi dan dipelajari maknanya mampu sebagai pelipur lara, penambah semangat, meningkatkan keyakinan, menguatkan tekad, mencerahkan dan membantu kita dalam menjalani kehidupan ini. Layaknya seorang sahabat, kita harus mau dikritik oleh Al Quran, terkait perilaku kita yang menyimpang, terkait akhlak, karena hati manusia bolak-balik. Jadi manusia baik (good man) dan manusia buruk (bad person) itu didasarkan pada perilakunya bukan dari fisik, warna kulit, negara asal ataupun jumlah harta yang dimiliki bahkan jabatan sekalipun. Maka dari itu, semua orang berpeluang menjadi manusia hebat, menjadi manusia yang berprestasi, menjadi manusia penyayang sesama. Sebaliknya jalan fujur (keburukan/ dosa), juga bisa dialami siapa saja. Sang Pencipta, Allah swt, menjadikan segalanya berpasang-pasangan, sehingga ketika bertemu orang yang berakhlak buruk jangan membencinya tapi berilah nasehat tanpa merendahkan diri orang tersebut. Jika mereka bisa berubah karena perantara nasehat kita sungguh amal yang luar biasa besarnya kita akan dapatkan nantinya. So, jadilah perantara kebaikan. Ketahuilah dan pahamilah siapa diri kamu, siapa diri kita sebenarnya, untuk apa kita berada, untuk apa kita dilahirkan, kenapa kita diciptakan, kenapa terlahir, cari untuk apa sejatinya kita hidup. Sudah mendapatkan jawaban? Alhamdulillah jika mendapat jawaban, jika belum terus renungkanlah. Semoga Allah swt membukakan pintu hati kita dan memberi rahmatNya, HidayahNya kepada kita semua. Yakinilah bahwa Allah swt menolong hamba-hamba Nya yang pantas untuk diberi pertolongan dan bantuan, paling tidak ketika ada signal kebaikan dari Allah swt kita merespon kebaikan tersebut dan mengolahnya menjadi kebaikan multi bentuk dan multi manfaat. Paling tidak bisa memberi nasehat kepada sahabat atau teman, dengan catatan yaitu Al Quran dan Al Hadits sebagai rujukan yang jelas, agar banyak masalah yang dapat terselesaikan dan agar lebih banyak sahabat yang tersadarkan.
Related Posts: