Ayam goreng, aku suka, aku suka, yah itu kalimat dalam film kartun
Upin & Ipin. Anak saya, Hisyam, suka sekali nonton film tersebut, dia juga
gemar sekali makan ayam goreng, enak. Tontonan ternyata mempengaruhi selera
makan anak. Nuansa lebaran meski sudah masuk H+7 masakan ayam masih favorit walaupun sudah tidak begitu dominan dibandingkan pas hari
raya idul fitri. Biasanya hidangan ketupat maupun lontong akan pas dengan opor
ayam, ataupun masakan dengan menu utama ayam. Yap, selain enak, halal dan juga
tidak terlalu mahal.
Halal Haram Ayam Goreng
Nah, ngomongin halal enggaknya ayam disantap kayaknya perlu peninjauan
khusus nih. Halal enggak ya kalo ternyata ayam yang dipotong itu tanpa menyebut
asma Allah dalam proses penyembelihannya? Nah loh, saya pernah membaca arti
dari QS Al Maidah ayat 3, yang
artinya berbunyi:
"Diharamkan bagimu (memakan)
bangkai, darah, daging babi, (daging hewan) yang disembelih atas nama selain Allah, yang tercekik, yang
terpukul, yang jatuh, yang ditanduk, dan diterkam binatang buas, kecuali yang
sempat kamu menyembelihnya, dan (diharamkan bagimu) yang disembelih untuk
berhala. Dan (diharamkan juga) mengundi nasib dengan anak panah, (mengundi
nasib dengan anak panah itu) adalah kefasikan. Pada hari ini orang-orang kafir
telah putus asa untuk (mengalahkan) agamamu, sebab itu janganlah kamu takut
kepada mereka dan takutlah kepada-Ku. Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk
kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai
Islam itu jadi agama bagimu. Maka barang siapa terpaksa karena kelaparan tanpa
sengaja berbuat dosa, sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha
Penyayang."
Sempat berpikir kalo beli ayamnya sudah berupa ayam potong kiloan
dipasar, kira-kira kita yakin betul gak bahwa ayam tersebut yang menyembelih
telah membaca bismillah. Kalo sembelih ayam sendiri sudah bukan persoalan. Yang
dipermasalahkan adalah ketika kita membelinya sudah bentuk daging atau malah
sudah bentuk siap santap seperti KFC, ayam goreng kentucky, atau sudah berupa
sate ayam, mie ayam (mie pangsit), dsb. Kayaknya hobi jajan atau belanja
makanan dengan menu ayam harus dikaji lagi. Karena ternyata sobat, itu sudah
jelas jika enggak menggunakan asma Allah maka harus dihindari dikonsumsi.
Selama ini kita mungkin tidak terbersit dalam pikiran kita, yang penting ayam
itu halal, so langsung sikat aja masuk kedalam perut. Lain lagi kalo daging
untuk bakso, selain dagingnya yang asli ato pake daging tikus, yang harus
dipertanyakan adalah juga cara mengolahnya. Lebih aman sih, menyantap hasil
olahan sendiri, rasa dijamin enak dan kehalalannya sudah pasti.
Ngomong-ngomong tentang hukum makanan nih, ada hadits yang
diriwayatkan oleh Bukhari terkait dengan mengkonsumsi daging yang kita sendiri
belum yakin kalo disembelih dengan asma Allah ato enggak, berikut bunyi
haditsnya:
"Sesungguhnya suatu kaum
memberi kami daging, tetapi kami tidak tahu apakah mereka itu menyebut asma'
Allah atau tidak? Dan apakah kami boleh makan daripadanya atau tidak? Maka
jawab Nabi: 'Sebutlah asma' Allah dan
makanlah." (Riwayat Bukhari)
Jadi dari hadits tersebut jika kita tetap ingin mengkonsumsi daging
yang belum yakin disembelih dengan asma Allah ato enggak, cukup dengan menyebut
nama Allah (membaca Bismillah) maka sudah halal.
Silakan sobat muslim mempertimbangkan lebih afdol mana, tapi hemat
penulis untuk kehati-hatian lebih baik menghindari mengkonsumsi daging ayam,
daging kambing, daging sapi, dsb yang menurut kita membawa keragu-raguan.
Bukannya ingin ribet dalam makan, namun menanamkan sikap selektif terhadap
makanan yang dikonsumsi karena berpengaruh juga bagi diri kita nantinya. Sebuah
hadits berbunyi:
"Setiap daging yang tumbuh
dari sumber yang haram, api neraka lebih berhak baginya”
(HR. Ahmad)
Sumber yang haram itu bisa cara mendapatkannya, hukum asal makanan
tersebut (semisal makan babi, mengkonsumsi alkohol dsb). Sehingga alangkah
baiknya seorang muslim itu berhati-hati dalam mengkonsumsi makanan.
Apa itu Minyak Jelantah?
Setahu saya minyak jelantah itu adalah minyak biasa yang dipakai buat
goreng ayam, goreng tempe, goreng pisang, dan jenis makanan lainnya. Hanya saja
memang sudah dipakai berulang-ulang sehingga minyak jelantah ini menurut dunia
kesehatan yaitu mengandung senyawa karsinogenik yang cukup tinggi dan berakibat
pada kanker, kolesterol, bahkan menurunnya kecerdasan. Wah lumayan berbahaya
juga buat kesehatan. Tapi ketika dibuang begitu saja mungkin mubazir juga, so
beberapa orang dikampung yang secara ekonomi kurang mampu maka cara menghemat
minyak goreng dangan daur ulang, meski hemat tapi disisi lain berbahaya buat
kesehatan. Maka, ketika menyantap ayam goreng sekarang ada dua hal yang
dipertimbangkan:
1. Apakah ayamnya disembelih dengan membaca Bismillah atau enggak?
2. Apakah ayamnya digoreng menggunakan minyak jelantah ato enggak?
Mungkin untuk soal nomer 2 bisa diketahui secara fisik, bekas minyak
jelantah akan terlihat jelas, dan tentunya beda ketika ayam tersebut digoreng
dengan menggunakan minyak yang masih baru. Ternyata mau makan aja kita harus
ribet ya? Hal ini dengan pertimbangan menjaga kesehatan bro.
Sedangkan kalo di rumah, ternyata kebetulan kita punya minyak jelantah
di buang aja dong. Ups, nanti dulu jangan asal buang soalnya ada cara lain
untuk memanfaatkan minyak jelantah (used cooking oil). Beradasarkan beberapa
sumber ternyata kegunaan minyak jelantah antara lain:
1. Bisa untuk sabun cair. Caranya? searching di google pasti ketemu.
2. Diolah menjadi pembersih lantai. Bukannya malah tambah licin?
hehehe.
3. Bisa untuk bahan bakar lampu badai atau lampu tradisional di rumah.
Kalo ini saya pernah mencobanya. Gunakan mangkok bekas, ambil
kapas/kain (yang bisa menyerap minyak, dibuat sumbu) nyalakan, bisa digunakan
sebagai pengganti lilin bahkan bertahan hingga 10 jam (sampe pagi).
4. Untuk pupuk penyubur.
5. Dijernihkan dengan ampas tebu kemudian bisa dipakai untuk
menggoreng kembali.
Jadi cara memenfaatkannya enggak langsung untuk menggoreng makanan.
Mengkonsumsi ayam goreng memiliki gizi yang banyak, ada juga
kolesterolnya loh. Namun jika memiliki penyakit yang harus menghindari
menyantap daging yang mengandung lemak dan kolesterol tinggi, puasa dulu khusus
dari daging. Makan saja nasi dan sayuran, jadilah vegetarian.
Mr. Abdul: Hello Mrs.
Fatimah. Where are you going?
Mrs. Fatimah: Oh, hello Mr.
Abdul. I am going to the market. I want to make fried chicken for my daughters.
They like it very much.
Mr. Abdul: I see. By the
way, how do you make your fried chicken?
Mrs. Fatimah: I use
traditional recipe. I make the seasoning myself.
Mr. Abdul: Are you sure?
Why don't you use an instant recipe? I don't think that a traditional recipe
will be much better. Instant one is much quicker.
Mrs. Fatimah: I'm
definitely sure. I know that an instant recipe is much quicker, but I don't
thinkl it's better.
Mr. Abdul: Can you tell me
the recipe?
Mrs. Fatimah: Well. I make
it easy and quick. You just need some pieces of chicken thighs for about a half
kilogram, 3 cm of ginger, one egg, one teaspoon full of pepper powder, 3 pieces
of garlic, and one tablespoon of salt. First, mix the chicken thighs with yolk,
keep in the freezer for a half an hour. Then crush the ginger, pepper, garlic,
and salt. Get the chicken thighs out from the freezer, mix it with the compound
of spices. After a while, prepare a quarter kilogram flour, mix the flour with
pepper powder. Roll them on the flour. Last, fried them in some hot oil until
they turn golden brown.2. Download Hindi Movies Bluray