Showing posts with label teks. Show all posts
Showing posts with label teks. Show all posts

Sunday, June 3, 2018

Nothing to Worry About, Tak Ada Yang Perlu Dicemaskan

Tak ada yang perlu dikhawatirkan tentang kondisi negara saat ini. Toh masih baik-baik saja, masih aman-aman saja. Banyak rakyat yang masih bisa makan. Di bulan puasa ini rakyat bisa menghemat makan. Harga-harga masih terkondisikan di pasar. Tak usah perlu was-was untuk hari esok, pergi kerja dapet uang ato tidak bahkan punya kerjaan ataupun tidak.Yaps, beberapa orang temanku bilang begitu ketika merespon hastag #2019GantiPresiden. Mungkin beliau-beliau ini perlu pencerahan agar tahu kondisi nyata, apalagi untuk anak cucu generasi penerus nantinya.
Tiada kekhawatiran memang bagus jika persepsi tersebut dimaknai sebagai sikap tawakal kepada Tuhan yang Maha Kuasa setelah melakukan ikhtiar ini dan itu. Jika belum melakukan apa-apa, apalagi menutup mata, telinga dan parahnya lagi menutup pikiran maka yang terjadi adalah adanya informasi kurang berimbang karena telah menjadi korban media yang mencoba memberitakan (melakukan) pencitraan terhadap pemimpin saat ini. Hal demikian dikatakan terlalu menutup diri karena tidak mau tahu dan membuka kesadaran diri bahwa sekarang ada sesuatu yang tidak beres dengan dengan kondisi bangsa khususnya nahkoda yang memimpin. Jelas-jelas sudah banyak janji yang tidak ditunaikan. Jangankan ketika menjadi orang nomor 1, ketika menjadi walikota dan gubernur saja sudah melanggar janjinya bahwa akan memimpin selama 5 tahun tidak meninggalkannya di tengah jalan. Buktinya, belum sampe 5 tahun jadi walikota, ia berambisi jadi gubernur. Eh, urusan di Jakarta belum beres 5 tahun, ia demi ambisinya sekaligus memanfaatkan kepolosan dan kesederhanaannya (hasil pencitraan) maju ke pilpres. Dan ketahuan deh, ternyata selama ini  prestasi yang kelihatan moncer tersebut bukan 100% kenyataan, hanya karena sudut kamera yang sudah pas (bantuan media dan cukong aseng).
Intinya, jangan percaya sama pemimpin yang suka ingkar janji alias pandai berbohong jika tidak ingin urusan negara dan bangsa ini tambah amburadul. Kasihan generasi pelanjut tongkat estafet bangsa akan diwarisi puluhan masalah-masalah yang besar akibat salah urus negara di masa sekarang.
Ada cerita terkait orang yang terlalu over self confidence dengan sebuah keadaan yang sedang dialaminya. Cerita ini tentang orang yang bepergian melewati jalanan yang rusak. Dikisahkan sekelompok remaja pergi touring menggunakan jeep offroad. Yang memegang kemudi sebut saja namanya Bruce. Ia sangat yakin dengan medan yang dilaluinya. Ketika 2 orang temannya mengingatkan bahwa perkampungan selanjutnya masih jauh, si Bruce ini tetap gigih dengan keinginannya melanjutkan perjalanan. Ketika baru saja keluar dari satu kampung yang disinggahi di depan mereka terpampang jalanan yang berlubang dan kerikil yang berserakan di badan jalan. Kondisi jalan yang tidak terlalu bagus. Karena kendaraan yang digunakan jenis offroad maka tiada kekhawatiran bagi Bruce untuk terus melaju. Dengan sesekali melihat peta, ia meyakinkan kepada temannya bahwa desa selanjutnya hanya berjarak kurang lebih 20 mil jauhnya.
Mobil tersebut melaju dengan kecepatan tinggi karena untuk menghemat waktu agar segera sampai di desa berikutnya. Kondisi jalan yang semakin jelek, lubang yang banyak menganga dan kerikil yang juga bertebaran membuat mobil terkadang sedikit oleng ke kanan dan ke kiri. Temannya di belakang semakin khawatir kalau-kalau mesin dan tangki oli maupun bahan bakar bocor terkena  benturan batu sepanjang jalan yang berlubang. Namun jawab Bruce apa? Tak perlu banyak kekhawatiran akan hal tersebut karena ia sudah terampil untuk jenis jalan medan offroad seperti itu.
Mereka sedikit lega karena jalanan berlubang dan berbatu sudah tidak ada, di depan mereka hanya terdapat hamparan padang rumput dan semak belukar yang luas.  Kendaraan terus melaju dengan kecepatan masih tinggi, hingga tiba-tiba Bruce menghentikan kendaraan ketika di depannya terdapat retakan yang membentuk kubangan yang cukup lebar dan dalam. Bruce meminta temannya untuk mengecek kubangan tersebut, alih-alih dia hanya duduk di dalam mobil sambil mengamati temannya tersebut. Laporannya ternyata kubangan itu lebar sekitar 2 kaki atau kurang lebih hampir 1 meter dan kedalaman mencapai 4 kaki (kira-ra 1,5 meter). Menyikapi laporan dari temannya, Bruce langsung tancap gas. Ketika sudah masuk kubangan mobil berhenti manakala tanda oli di meteran bahan bakar menunjukan kosong alias kehabisan. Jelaslah ada kebocoran disana. Disitulah ending dari terlalu keras kepala, rasa khawatir disini bukan dimaknai galau namun diartikan sebuah kewaspadaan dan kehati-hatian agar tidak terlalu ugal-ugalan atau sembrono dalam mengemudi. Ditambah lagi medan yang dilalui di kondisi jalanan yang tidak normal, penuh lubang dan kerikil.
Cerita ini mirip kenyataan kondisi jalan raya Bojong-Wiradesa yang jadi korban truk besar pengangkut material dan tanah proyek jalan tol pantura. Kerusakan jalan yang sudah cukup parah. Sudah banyak memakan korban jiwa hingga meninggal di tempat, baik karena kecelakaan tunggal sebab jalan yang berlubang maupun serempetan bahkan tabrakan karena sama-sama mencari jalur yang tidak rusak. Itulah proyek tol yang saat ini kurang memperhatikan keberadaan jalan dan pengguna jalan raya di sekitar proyek tol tersebut.
Ada makna lain menurut subjektif penulis yaitu terkait pengemudi yang sembrono terlalu meremehkan dan menggampangkan urusan, dengan slogan ora usah khawatir, tenang saja kondisi masih aman terkendali, dsb. Pengemudi (sopir) di cerita Bruce ini dianalogikan sebagai pemimpin yang ngakunya berprestasi dan capable dalam memimpin (over), sehingga saran dari temannya tidak dihiraukan lagi. Dengan kondisi jalan rusak ia tetap menggeber laju kendaraannya sekencang-kencangnya hingga oleng. Untungnya tidak terbalik. Namun keteledorannya tersebut akhirnya dipetik dengan bocornya tangki oli mesin karena benturan keras dengan batu. Begitupun pemimpin yang kurang peka terhadap masalah rakyat dan negaranya saat ini. Kondisi utang negara yang sangat besar, impor yang dilakukan yang tidak mempertimbangkan rakyatnya sendiri, tenaga kerja asing yang membuat cemburu rakyatnya di saat susah cari kerja dan penghasilan, kebijakan menaikkan BBM yang kurang memihak rakyat kecil, listrik naik, dan belum lagi masalah penanganan hukum, penuntasan kasus korupsi e-ktp, blbi, serta kebijakan dalam bidang ekonomi, rupiah melemah terhadap dolar, dll. Justru ia sibuk membangun image positif dirinya sendiri demi maju lagi di pilpres. Sebetulnya mudah saja agar rakyat simpati, tunaikan seluruh janji-janji politiknya sewaktu kampanye mencalonkan dirinya pada pilpres 2014 yang lalu bukan dengan cara pembodohan publik ataupun pencitraan belaka. Alih-alih terbuka terhadap kritikan dan masukan, eh malah memperalat Pancasila dengan milik segolongan kelompok saja. Yang mengkritik dirinya dianggap anti Pancasila. Padahal beberapa kasus terjadi justru partai dari pendukungnya berlaku radikal dan anarkis terhadap salah seorang wartawan radar bogor ketika terjadi penggerebekan di kantor media tersebut. Wis piye jal, yang pancasilais malah sering berlaku mirip preman jalanan.
Artikel cerita touring melewati jalanan rusak disadur dari text spoof berbahasa Inggris, berikut teksnya:
The rough road across the plain soon became so bad that we tried to get Bruce to drive back to the village we had cme from. Even though the road was littered with boulders and pitted with holes, Bruce was not in the least perturbed. Glancing at his map, he informed us that the next village was a mere twenty miles away. It was not that Bruce always underestimated the difficulties. He simply had no sense danger at all. No matter the conditions were, he believed that a car should be driven as fast as it could possibly go.
As we bumped over the dusty track, we swerved to avoid large boulders. The wheels scooped up the stones which hammered ominously under the car. We felt sure that sooner or later a stone would rip a hole in our patrol tank or damage the engine. Because of this, we kept looking back, wondering if we were leaving a trail of oil and petrol behind us.
What a relief it was when the boulders suddenly disappeared, giving way to a stretch of plain where the only obstacles were clumps of bushes. But there was  worse to come. Just ahead of us there was a huge fissure. In response to renewed pleadings, Bruce stopped. Though we all got out to examine the fissure, he remained in the car. We informed him that the fissure extended for fifty yards and was two feet wide and four feet deep. Even this had no effect. Bruce engaged low gear and drove at a terrifying speed, keeping the front wheel astride the crack as he followed its zig-zag course. Before we had time to worry about what might happen, we were back on the plain again. Bruce consulted the map once more  and told us that the village was now only fifteen miles away. Our next obstacle was a shallow pool of water about half a mile across. Bruce charged at it, but in the middle, the car came to a grinding halt. A yellow light on the dashboard flashed angrily and Bruce cheerfully announced that there was no oil in the engine!


Related Posts:

Thursday, August 10, 2017

Tim Bagus, Tak Perlu Banyak Orang, Tikus dan Sosis

Tim yang bagus memiliki ciri-cirinya yaitu tujuan (misi) berjalan dan tercapai dengan gemilang. Meski terdapat kendala, hambatan dan rintangan, tim tersebut tetap melaju menerjang semua aral (obstacles), menembus batas hingga target diraih. Dalam tataran pelaksanaan, kerja tim membutuhkan sebuah manajemen (pengaturan), disitulah dibutuhkan kecakapan seorang leader (ketua) yang mumpuni. Anggota tim bisa gemuk bisa juga tim yang ramping. Masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan. Tim yang ramping misalnya, untuk koordinasi antar anggota dapat berjalan efektif dan tidak butuh banyak persamaan persepsi, geraknya juga cepat serta memiliki efisiensi dalam anggaran dan juga efisiensi waktu. Sedangkan tim yang besar memiliki keunggulan beban kerja ringan karena dikerjakan dan dibagi-bagi menjadi tim kecil, memiliki daya saing yang lebih tinggi, peluang disegani lawan karena secara kuantitas lebih banyak. Kelemahan tim yang besar, terkadang adalah munculnya intrik atau konflik internal dalam tim. Masalah personal ini timbul karena dalam koordinasi antar anggota membutuhkan komunikasi yang kompleks, mengatur kesamaan pandangan juga ribet dan gerak langkahnya membutuhkan waktu yang lebih lama. Tentunya membutuhkan energi ekstra bagi leader tim besar agar anak buahnya memiliki tekad bulat dan suhu berjuang yang sama, agar tim berjalan kompak.
Banyaknya orang atau personel dalam tim seyogyanya disikapi secara khusus, sehingga dalam proses pembentukan tim nantinya lebih cenderung disesuaikan dengan kebutuhan dan misi yang akan dicapai. Semacam agen intelejen yang geraknya senyap namun keberadaannya nyata dan berpengaruh serta benar-benar produktif dalam mengumpulkan info, mengolah, menganalisa, menyimpulkan hingga mengeksekusi sebuah instruksi atasan (leader).
Kuantitas Yang Rapuh
Terlalu banyaknya orang yang terlibat juga kadang membuat tim itu besar dari luar namun ternyata rapuh bahkan keropos di dalam. Atau perumpamaan buih yang sangat banyak di lautan namun mudah terombang-ambing, tidak memiliki pijakan yang jelas, jika memilikipun mereka tak pandai menjaga prinsip dan komitmen. Walhasil mudahlah dicerai berai, sama halnya peristiwa politik belah bambu ala penjajah yaitu devide et impera, VOC dengan trik adu dombanya mampu menguasai Indonesia dengan trik licik dan kejam, sesama anak bangsa saling bunuh, saling serang, bahkan mau-maunya menjadi pecundang di bawah kaki penjajah.
Jumlah anggota tim yang besar harus disikapi serius, pemberian latihan yang intensif, porsi komunikasi dan evaluasi yang pas dan efektif, perhatian kesejahteraan tim juga harus benar-benar diperhatikan. Karena jika terjadi kecemburuan antar anggota, maka membuat runyam dan intrik internal yang runcing serta sulit diurai untuk diselesaikan.
Jika sebuah misi sudah terlaksana dengan baik, maka lakukanlah evaluasi. Tidak boleh ada anggota yang merasa paling berjasa, karena sikap ujub, sombong dan berbangga diri berlebihan dapat meruntuhkan kerjasama, hingga gagalnya tim yang solid.
Cerita fabel kekompakan tim
Ada kalanya perlu belajar dari cerita fabel agar muncul inspirasi serta kesadaran dalam berinterkasi dan membuat tim yang bagus. Ada kisah menarik antara tikus, burung dan sosis yang tinggal serumah. Ketiganya memiliki jalinan persahabatan yang unik dan solid. Rasa aman, nyaman bahkan adanya ketercukupuan secara materi benar-benar dirasakan dalam rumah tersebut. Masing-masing memiliki job harian. Burung mencari kayu bakar di hutan, tikus menyiapkan air, dan juga mengatur meja serta tungku api. Sedangkan sosis memiliki tugas sebagai juru masak.
Suatu ketika tokoh burung merasa paling berjasa atas segala yang dicapai oleh ketiganya. Dia memiliki tugas yang paling jauh, harus mengambil kayu dari hutan yang letaknya puluhan kilometer dari rumah, sedangkan tikus dan sosis bekerja cukup berada di dalam rumah. Terlebih dia digembosi oleh burung lain bahwa ia hanya diperalat dan dijadikan pesuruh yang melakukan kerja kasar dan melelahkan. Ia disarankan agar kedua temannya rolling atau gantian jenis tugas. Maka si burung tadi menyampaikan kepada temannya tersebut, namun ternyata tikus dan sosis menentang ide gilanya. Meski menentang, tikus dan sosis, tidak bisa berbuat banyak karena burunglah yang selama ini memang melakukan tugas utama dan memiliki peran penting dalam rumah sehingga ia ibarat sebagai pemimpin yang harus ditaati. Akhirnya perputaran jenis pekerjaan pun dilakukan. Sosis yang harus  mencari kayu bakar, sedangkan burung cukup mengambil air dari sumur.
Hasilnya pun sudah bisa diterka, kekacauan mulai terjadi. Awal-awalnya kelihatan lancar namun ternyata tanda-tanda kehancuran tim sudah terlihat jelas. Sosis yang ditugasi mencari kayu sudah lama belum kembali membawa kayu. Burung dan tikus takut sesuatu yang buruk terjadi pada sosis. Rasa menyesal terbersit dalam pikiran si burung. Disisi lain ia juga sudah tidak sabar menyantap hidangan untuk hari itu. Burung pun menyusul sosis, dimana gerangan sosis mencari kayu bakar, kok belum kembali membawa kayu bakar, apakah berhasil atau justru tersesat. Belum lama ia terbang baru beberapa meter, terlihat seekor anjing mengoyak tubuh sosis dan melahapnya dengan tanpa rasa bersalah. Maut menyergap sosis, burung pun tak berkutik. Ia kembali ke rumah. Sebelum kembali ke rumah, ia menyelesaikan tugas sosis mengambil kayu bakar ke hutan.
Sekembalinya dari mencari kayu bakar, burung melakukan persiapan untuk menyiapkan api dan mengambil air. Sedangkan tikus sibuk mempersiapkan makanan. Ternyata si tikus tidak secakap dan semahir sosis dalam memasak. Ia melakukan persis apa yang sosis lakukan, yaitu melompat dan memotong sayuran. Namun sebelum semua sajian selesai, tikus melakukan pekerjaan dengan terburu-buru, disaat meracik sayuran ia tergelincir di meja sajian, kulitnya terkelupas hingga tewas mengenaskan.
Kini tinggalah burung sendirian. Singkat cerita ia sudah keburu lapar, maka ia mencari makanan kesana kemari, dan tak mendapatkan apa-apa. Ia mulai mempersiapkan makanannya sendiri. Ia mulai dengan membuat api di tungku, melempar kayu kesana kemari, kayu berserakan, naasnya kayu yang berceceran tersebut terbakar api. Ia pun bergegas mengambil air ke sumur. Ketika ia hendak ambil air, ember yang digunakannya terjatuh, ia terseret masuk kedalam sumur. Burung mati tenggelam. Ending yang tragis bagi persahabatan 3 hewan tersebut.
Hikmah cerita tikus
Ada beberapa hal yang bisa kita gali hikmahnya dari cerita fabel di atas antara lain adalah sebagai berikut:
a. Jangan pernah merasa paling berjasa, karena sikap ini bisa menyuburkan keangkuhan, kesombongon hingga akhirnya dapat merusak tim. Hal ini ternyata bisa menyerang hati siapa saja terutama ketua ataupun anggota tim yang memiliki keunggulan/ kemampuan diatas rata-rata dibanding personel lain. Nah, jika mampu meredam sikap merasa paling berperan/ berjasa maka keutuhan tim bisa dijamin hingga kinerja dan misi tim tuntas atau paripurna.
b. Tugas/ pekerjaan harus dibebankan kepada ahlinya, bukan diserahkan kepada sembarangan orang. Jika seseoang melakukan suatu pekerjaan bukan bidangnya, ditakutkan hasilnya kurang optimal ban bisa membuat kacau pekerjaan. Contoh pemerintahan periode saat ini, kacau, yang bukan ahli di bidangnya menjadi menteri ini menteri itu, walhasil deh periode pemerintahan saat ini kesejahteraan rakyatnya kurang terasa, sebut saja model pemerintahan saat ini adalah yang paling umbrus dan nyeleneh terhitung sejak Indonesia merdeka di tahun 1945 hingga tahun 2017. Beda banget pas jaman pak SBY.
c. Rolling tugas/ peran memang suatu saat dibutuhkan sebagai penyegaran/ variasi maupun pengkaderan, hanya saja harus disertai pendampingan. Jika tanpa panduan atau arahan yang terjadi adalah poin nomor 2 diatas. Seandainya burung, tikus, dan sosis memiliki kemampuan yang mahir di semua bidang maka tidak akan terjadi kekacauan. Jika personel tim memiliki spesifikasi keahlian sendiri, namun juga disertai ketrampilan umum yang dikuasainya diatas rata-rata maka predikat multi talenta bisa disandang. Keistimewaan bagi tim yang memiliki anggota  bertalenta lebih dari satu keahlian atau bahkan multi keahlian. Salah satu keuntungannya adalah adanya secondman yang dapat diandalkan, yaitu ketika pemeran utama (ketua aslinya) memiliki halangan atau gangguan.
Cerita burung, tikus dan sosis tersebut tergolong kedalam genre narrative, teks berbahasa inggris ini diambil dari buku paket kelas XII Bahasa Inggris untuk tingkat SMA/ MA terbitan Intan Pariwara kurikulum KTSP. Teks ini bisa digunakan untuk latihan reading comprehension dan memperkaya kosakata atau vocabulary teman-teman semua. Berikut teksnya:

The Mouse, the Bird and the Sausage
Once upon a time a mouse, a bird and a sausage formed a partnership. They kept house together, and for a long time they lived in peace and prosperity, acquiring many possessions. The bird’s task was to fly into the forest every day to fetch wood. The mouse carried water, made the fire, and set the table. The sausage did the cooking.
Whoever is too well off always wants to try something different! Thus one day the bird made another bird, who boasted to him of his own situation. This bird criticized him for working so hard while the other two worked so little. So, the next day, because of his friend’s advice, the bird refused to go to the forest. He said that he had been their servant long enough. He was no longer going to be fool for them. Everyone should try a different task for a change. The mouse and the sausage argued against this, but the bird was the master, and he insisted on giving it a try. The sausage was to fetch wood, the mouse became the cook, and the bird was to carry water.
And what was the result? The sausage walked with heavy steps toward the forest, the bird made the fire, and the mouse put on the pot and waited for the sausage to return with wood for the next day. However, the sausage stayed out so long that the other two feared that something bad had happened. The bird flew off to see if he could find her. A short distance away he saw a dog eating the sausage. The bird was angry because of the dog’s bad attitude, but the dog claimed that he had discovered false letters on the sausage, so she would have to die.
Filled with sorrow, the bird carried the wood home himself and told the mouse what he had seen and heard. They were very sad, but were determined to stay together and make the best of it. The bird set the table while the mouse prepared the food. She jumped into the pot, as the sausage had always done, in order to slither and weave in and about the vegetables and grease them, but before she reached the middle, her hair and skin were scalded off, and she died.
When the bird wanted to eat, no cook was there. Beside himself, he threw the wood this way and that, called out, looked everywhere, but no cook was to be found. Because of his carelessness, the scattered wood caught fire, and the entire house was soon aflame. The bird rushed to fetch water, but the bucket fell into the well, carrying him with it, and he drowned.

Related Posts:
2. Download Koleksi Film SRK Full

Sunday, July 30, 2017

Reading Test Comprehension for SMA/MA, Uji Kecakapan Bahasa Inggris

Uji kecakapan Bahasa Inggris dapat secara lisan maupun tulisan, hal ini dapat dilakukan untuk berbagai macam tujuan, misalnya adalah untuk persiapan tes CPNS, melamar pekerjaan kaitannya dengan bahasa inggris, dsb. Khusus kecakapan dalam reading comprehension, biasanya bagi level pemula kendala yang dihadapi adalah kosakata yang minim. Perkara yang tidak sepele yang butuh waktu cukup lama agar penguasaan kosakata mencukupi kriteria. Hanya saja, ketika berlatih reading comprehension dibandingkan dengan sekedar menjawab soal pilihan ganda berbentuk bacaan itu ternyata terdapat sedikit perbedaan, meski keduanya memiliki kesamaan dengan adanya bacaan yang cukup membosankan, karena panjangnya teks dan asingnya kata-kata yang digunakan. Jika goal/ tujuan yang dicapai adalah sekedar benar dalam tes bacaan/ teks maka dapat menggunakan metode screening, ide utama, bahkan cukup mencari kata kunci dalam setiap soal/ nomor yang kadangkala secara tersurat terdapat di dalam teks itu sendiri.
Lain tulisan, lain pula tes lisan. Untuk speaking dalam bahasa inggris lebih cenderung kepada lawan bicara, ketika penguji (penanya) menggunakan bahasa yang lazim dipakai dalam percakapan sehari-hari, maka tidak perlu penguasaan kosakata yang kompleks. Sehingga hanya dibutuhkan rasa percaya diri dan pembiasaan terkait pengucapan kata (pronunciation). Dikarenakan cara baca yang jauh berbeda antara tulisan dan pengucapan. Hal ini bisa disiasati dengan cara sering mendengar lagu, berita, atau pidato dalam bahasa target (bahasa inggris). Bahkan bisa juga disiasati dengan menonton film berbahasa asing tanpa menggunakan subtitle, karena fokus pada spelling dan pronunciation saja, karena terkadang ketika terdapat subtitle lebih fokus membaca terjemahan daripada fokus cara pengucapan, mimik, dan artikulasi kata.
Sobat semua yang bukan spesialis ahli bahasa inggris (awam), tentunya akan lebih mudah berlatih pada tes tulis karena cenderung bahasa inggris pasif dibandingkan dalam bentuk percakapan (conversation). Padahal pola tahapan belajar bahasa yang ideal adalah listening, speaking, reading dan terakhir writing. Hanya tahapan ideal tersebut jarang diterapkan, kebanyakan atau umumnya dengan metode menulis terlebih dahulu. Walaupun sekali lagi hal ini kurang ideal, karena tahapan pertama belajar bahasa adalah mendengarkan agar dapat menirukan secara verbal (lisan), baru kemudian ke tahapan selanjutnya.
Terlepas dari teknik dan cara belajar bahasa yang ideal, jika sobat semua ingin berlatih tes tulis berbentuk pilihan ganda dari suatu bacaan, mungkin latihan soal berikut ini dapat sedikit menjadi referensi;

BADMINTON

Badminton is an indoor sport that has been greatest since the end of World War II. It is a sport for two or four players. The players use long lightweight handled rackets to hit a shuttlecock. A shuttlecock is usually made of cork and feathers. The court is about 5, 2 meter wide and 13.4 meter long for singles, and 1 meter wider for doubles.
In order to score, a player has to serve or put the shuttlecock into play. A server can score when the opponent lets the shuttlecock fall to the ground or by a fault. A fault occurs when the opponent, in an attempt to return the shuttlecock safely, allows it to go into or under net. To hit the shuttlecock out of the playing area is also a fault. Men win a game after collecting 15 points. In women's singles 11 points win a game.
Badminton has been growing very rapidly. It grows either as a backyard recreation or as a competitive sport. The international Badminton Federation was founded in 1934 with nine nations represented. Now it has members in more than 40 nations, and a world tournament for both men and women is held every two years.

1. Which of the sentences is correct based on the text........
A. Badminton is an indoor game
B. Badminton can only be played outdoors
C. The players are all men
D. Badminton can be played either as indoor game or outdoors game
E. The players must be over 15 years old.
Jawaban: A

2. A player hits the shuttlecock with........
A. A long handled racket
B. A long lightweight handled racket
C. A racket which is as light as a shuttlecock
D. A handled racket which is a heavy as bat
E. A very lightweight racket.
Jawaban: B

3. There is only one correct sentence related to the text.
A. Instead of shuttlecock the players may use light balls
B. A players can get a point if he can't return the shuttlecock
C. Badminton is a kind of sport for more than four players
D. After collecting 15 point a man player wins the game
E. Both men and woman players have to collect less than 15 points
Jawaban: D

4. Which of the following sentences shows that badminton rackets are not as heavy as tennis rackets?
A. The players use long handled rackets
B. Badminton rackets are lightweight
C. A players hits a shuttlecock with a rackets
D. Tennis rackets are bigger than badminton rackets
E. Badminton rackets are smaller compared with tennis rackets
Jawaban: B

5. When does a fault occur?
A. When the player return the shuttlecock of his opponent
B. After the player hits the shuttlecock with his racket
C. While the shuttlecock passes through the net
D. When the player falls on the ground
E. When the players can't return the shuttlecock of his opponent
Jawaban: E

Two very important fuel gases are made from petroleum during the retaining process. They are butane and propane, which are similar to methane. These gases are sold in small tanks and are used for cigarette lighters, portable welding torches, and camping stoves. Mixtures of the two gases are stored under pressure as a liquid. For this reason the mixture is called liquid petroleum gas or LPG. As it is used a liquid in the tank evaporates and leaves the tank as gas. The main use of LPG is as a cooking fuel on farms and in small towns where a central gas making plant would not be practical. Instead of piping the gas to house where it is to be used, a tank of LPG is connected directly to the stove. Because LPG is sold in tanks, it is often called tank gas or bottled gas.
LPG is also used to a small extent to run automobiles and tractors.
When the fuel tank is empty, it is replaced by a full one.

6. What are similar to the methane?
A. Petroleum
B. Butane
C. Propane and petroleum
D. Petroleum and butane
E. Butane and propane
Jawaban: E

7. The main use of liquefied petroleum gas is for........
A. Portable welding torches
B. Cooking fuel
C. Cigarette lighters
D. Camping stoves
E. Gas making plant
Jawaban: B

8. The following answers are all correct except one. Which one is wrong?
Bottled gas provides the fuel........
A. for cooking
B. for heating
C. for lighting used by campers
D. for hot water in homes in rural areas
E. for giving supply in homes in rural areas
Jawaban: C

9. Piping the gas to the houses in rural areas from a central gas making plant is........
A. Expensive
B. Practical
C. Impractical
D. Efficient
E. Reasonable
Jawaban: C

10. LPG is a mixture of........
A. Butane and methane
B. Propane and liquid
C. Liquid and butane
D. Butane, propane and liquid
E. Butane and propane
Jawaban: E

THE DIGESTIVE SYSTEM

When you are hungry and you have dinner, your mouth waters. This is the first step in changing the food you eat into the kind of food that cells can use. This change is called digestion, and it begins in the mouth. Suppose you are eating sandwich. Your front teeth cut and tear the sandwich. The molar grind it, Saliva, the juice in the mouth, gets everything moist.
Saliva also contains a type of chemical called and enzyme. It starts breaking down the starch of the bread into sugar. The moist ball of the food is carried to the mouth by the tongue. Muscles force the food to the esophagus. They do their work so well that the food would travel a long even if the person were doing a headstand.

11. Changing the food that we eat into the kind of liquid that cells used in called........
A. Processing
B. Digestion
C. Cutting or tearing
D. Grinding
E. Eating
Jawaban: B

12. When you eat a piece of meat or an apple, the use of your front teeth is for........ them.
A. Testing
B. Tearing
C. Grinding
D. Chewing
E. Breaking
Jawaban: B

13. What substance makes the food in the mouth moist?
A. The juice
B. The milk
C. The starch
D. The water
E. The saliva
Jawaban: E

14. The tongue carries the moist food to........
A. The stomach
B. The back of the mouth
C. The small intestines
D. The esophagus
E. The windpipe
Jawaban: D

15. The food would travel a long even if the person were doing........
A. A headstand.
B. A handshake
C. Running
D. Walking
E. Eating
Jawaban: A

16. Dialogue
A:  "When did the old man fall?"
B: “......”
A. When he got off the bus
B. When he was getting off the bus
C. After he had got off the bus
D. Before he had been getting off the bus
E. While she got off the bus
Jawaban: A

17. The luggage is twice the baby's weight.
The luggage is........ the baby.
A. as heavy as
B. heavier than
C. not so heavy as
D. lighter than
E. as light as
Jawaban: B

18. His father speaks French but his mother speaks English.
This means........
A. His father and mother speak French and English
B. His father speaks French, his mother speaks English
C. His father speaks French and English
D. His mother speaks English and French
E. His mother speaks French, his father speaks English
Jawaban: B

19. She would rather........ vegetables than flowers.
A. growing
B. grows
C. grew
D. to grow
E. grow
Jawaban: E

20. His grandfather usually walks around the garden to see the blooming flowers.
The underlined words mean........
A. flowers that are going to bloom
B. flowers that are blooming
C. flowers that will be blooming
D. flowers that have been blooming
E. flowers that had been blooming
Jawaban: B

Related Posts:

Thursday, September 17, 2015

Polusi Udara, Udara yang tidak Sehat Sungguh Kronis

Polusi udara, bayangkan kebutuhan dasar akan oksigen ataupun udara bersih, segar dan steril dari pencemaran menjadi barang yang langka. Apa jadinya kalau hal tersebut melanda dalam sebuah kawasan yang luas, bukan hanya dalam lingkup kota, tapi sudah melebar ke negara tetangga.
Ya, saat ini pencemaran udara menjadi problem yang kadang menjadi musuh berkala, beberapa waktu lalu terjadi asap pekat karena terjadi kebakaran hutan di beberapa wilayah di Indonesia, yang dampaknya tidak kecil bagi penduduk sekitar bahkan sudah ke level zona merah. Level yang patut dicemaskan, kondisi sudah sangat kritis, sudahkah kita memiliki solusi untuk masalah ini? Ya, kita harus saling membantu, saling bekerjasama untuk mengatasi masalah polusi udara.
Sebenarnya udara yang digratiskan oleh Allah swt ini, mampu dijaga dari kondisi buruk sehingga sesuatu yang sebenarnya nikmat tidak menjadi sesuatu yang berbahaya bagi manusia, dalam hal ini bagi sistem pernafasan.
Kadar polusi uadara bukan hanya karena gejala alam saja yang kian hari semakin tidak sesuai siklus, namun didalamnya terdapat campur tangan bahkan karena keberadaan manusia itu sendiri yang kurang begitu memperhatikan keseimbangan alam, tata ruang, bahkan terkait lahan hijau yang berfungsi sebagai paru-paru dunia. Ya, paru-paru yang merupakan organ terpenting yang berfungsi sebagai alat pernafasan.

Dalam bahasa Inggris bahasan mengenai polusi udara termasuk dalam tema materi teks Analytical Exposition (karangan berbentuk analisa dengan kesimpulan dari penulis). Tujuan utama dari jenis teks ini adalah membujuk/ mempengaruhi pembaca terhadap sebuah kasus tertentu, misalnya adalah tentang polusi udara. Biasanya memiliki struktur bacaan : wacana, pendapat & diakhiri kesimpulan pribadi dari penulis.


Berikut ini sekilas tentang bahasan Teks Analytical Exposition;
Type of text: Analytical Exposition
Goal: to persuade the readers to concern with one case
Structure: thesis—arguments—reiteration
For example: 
AIR POLLUTION
Air is said to be polluted if it contains a lot of impurities and another poisonous particle which make people suffer from it. Air pollution causes a great deal suffering for human being. There are two main types of air pollution, natural pollution and pollution caused by human activities.
The damage caused by air pollution is enormous, many flowers and vegetable crops suffer ill effect from car exhaustion gases. Trees have been killed by pollution from power plants. Cattle have been poisoned by the fumes smelter that recover aluminum from ore.

Air pollution causes rubber tires on automobile to deteriorate and become porous. Fine building becomes shabby, their wall blackened with soot that has settled on them. Building surface may actually crack because of air pollution. It also causes irritation, scratchy throat, and respiratory illness. From the fact above, pollution is really dangerous for us especially from those who live near Industrial areas or heavy street.







QUESTIONS
1. How air is considered to be polluted?
2. Do you think that air pollution make our life more convenient? Give your reasons!
3. Mention two types of air pollution!
4. What does the writer warn the readers dealing with air pollution?
5.  “It causes irritation...” What does the underlined word refer to?












Related Posts: