Showing posts with label Madrasah. Show all posts
Showing posts with label Madrasah. Show all posts

Wednesday, February 16, 2022

Yang Inikah Pilihanmu? Belajar Menuntut Ilmu di Madrasah Yang Tepat

Menuntut ilmu sampai jenjang pendidikan yang lebih tinggi adalah hak sekaligus kewajiban setiap insan yang ingin berguna di masa depan. Dengan ilmu yang bermanfaat kita mampu memberikan kontribusi yang lebih baik dalam segala hal sesuai dengan peran dan kemampuan kita. 
Belajar di madrasah dengan keterpaduan antara sains dan ilmu agama akan membentuk insan cerdas yang memiliki konsep dasar karakter manusia yang berketuhan yang maha esa, memiliki integritas dalam menjalankan tanggungjawab pribadi sekaligus sosial dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Bekal ilmu pengetahuan umum dipadukan dengan bekal ilmu agama menjadikan pribadi yang berpandangan jauh kedepan, tidak materialistik keduniaan namun memiliki pertimbangan aspek relijius, taat dalam menjalankan aturan hukum bernegara dan taat dalam aturan hukum agama.
Tetap optimis dalam mencetak generasi masa depan bangsa dengan bekal ilmu agama justru mampu meninggikan derajat bangsa di mata dunia.
Berwawasan global dengan tetap taat beragama, toleransi dalam antara pemeluk agama, menjujung tinggi persatuan dan kesatuan bangsa.
Belajar di madrasah layaknya kawah candradimuka yang menggembleng kader-kader terbaik untuk menjadi pemimpin bangsa yang berkarakter dan bermoral. Marilah bangga dengan ajaran Islam yang rahmatin lil alamin. Yuk belajar di madrasah di tempat anda semua berada,belajar dan mengaji dengan para ustadz, kyai, ulama dan juga guru-guru di tempat kita belajar. Semoga kita menjadi manusia yang berguna dan berkontribusi besar untuk kemajuan bangsa Indonseia di masa depan.
Ada yang mau ikut meramaikan twibbon PPDB MTs Hasbullah Karanganyar, coba disini http://twb.nz/ppdb-mtshasbullah 






Monday, January 8, 2018

Akasia Bahasa Inggris 2017/2018

Berikut kunci jawaban buku akasia mata pelajaran Bahasa Inggris, pemantapan ujian nasional tahun 2017/2018, caranya klik link berikut ini. Cek kunci jawaban sebelum menggunakan. Gunakan untuk persiapan sekaligus latihan secara mandiri meningkatkan pemahaman & pengetahuan Bahasa Inggris tingkat SMP/MTS semoga bermanfaat, salam sukses ujian nasional ;

Related Posts:

Tuesday, December 26, 2017

Trapped, Antara Terjebak dan Terperangkap, Apa Bedanya?

Penggunaan imbuhan ter- (kata depan) pada kata "terjebak" memiliki makna ketidaksengajaan, tanpa direncana, menjadi objek dari suatu perbuatan tertentu (yaitu jebakan). Kata "terjebak" artinya subjek terkena suatu kondisi dimana ia terkurung oleh suatu keadaan, tempat, situasi dan sebagainya. Apakah ada perbedaan dengan kata "terperangkap"? Pada dasarnya antara "terjebak" dengan "terperangkap" memiliki arti yang sama, namun dengan konteks penggunaan dalam kalimat yang berbeda maka memiliki penafsiran yang berbeda pula. Contoh dalam kalimat: Saya terjebak macet ketika hendak mudik lebaran tahun lalu. Artinya ketiadaan pelaku penjebakkan, si objek terjebak macet karena memang kondisi macet yang menghambat kelancaran perjalanan mudiknya. Kalimat tersebut sama dengan "Saya terjebak banjir ketika berkunjung ke rumah saudara di Jakarta kemarin",  pelaku penjebakkan disini adalah alam yang berupa peristiwa banjir. Adapun contoh kalimat untuk kata "terperangkap" umumnya seperti ini: Kancil mungil itu terperangkap dalam lubang yang dibuat oleh pak tani. Ini menunjukkan perangkap bikinan pak tani berhasil menjerat korban si kancil. Dalam kalimat tersebut ada unsur kesengajaan dari pak tani, sedangkan si kancil sebagai korban. Sehingga dalam kalimat tersebut bisa dikategorikan sebagai bentuk kalimat pasif, ada si korban dan si pelaku (korban: si kancil dan si pelaku pemasang perangkap adalah pak tani).
Ada sebuah ilustrasi untuk contoh penggunaan kata terjebak (trapped), yaitu dikisahkan seorang pemuda yang berniat menyewa sebuah flat/ apartemen yang cukup murah untuk ia tempati dengan pasangan kekasihnya. Setelah kesana kemari mencari tempat yang cocok dengan budget yang ada maka bertemulah ia dengan seseorang yang menawarkan flat kosong. Selanjutnya ia dan calo tadi menuju ke gedung yang dimaksud. Setelah mengecek segala kondisi dan fasilitas maka ia setuju dengan tawaran membayar sejumlah uang, yaitu 150 ribu tunai. Esok harinya  ia mengemasi barang-barang miliknya di kontrakan yang lama untuk dipindahkan ke apartemennya yang baru.
Sesampainya di gedung apartemen yang baru, ia naik ke lantai atas dimana kamarnya berada. Apartemen tersebut tergolong apartemen yang belum berpenghuni, hanya ia sendirian yang menyewa tempat tersebut. Karena kebutuhan dan kondisi yang mendesak maka mau tinggal dan menyewanya. Disisi lain ketika ia mengecek air, lampu, dapur, toilet, kamar mandi, ruang tidur utama semuanya beres tidak ada masalah. Mulailah ia masuk ke dalam kamar yang ia sewa. Handphone miliknya ia charge ulang sambil tiduran. Ketika saatnya ia hendak pergi bekerja, ia bangun kesiangan dan akhirnya terburu-buru tidak sempat mandi hanya berkumur dan gosok gigi. Ketika hendak keluar ia mengecek HP miliknya ternyata baterai lemah, ia langsung berangkat kerja. Baru melangkah beberapa meter dari pintu ia lupa sesuatu masih tertinggal, kondisinya kunci masih menggantung di pintu. Angin yang cukup kencang membuat pintu tertutup sendiri dan posisi terkunci. Pintu yang terkunci dari luar dan posisi kunci masih menggantung membuat ia terjebak di dalam kamar. Ia berusaha dengan keras  membuka pintu tersebut dari dalam. Menendang pintu hingga mematahkan gagang pintu. Segala uasaha ia kerahkan. Ia terjebak di ruangan tersebut selama beberapa hari. Persediaan air minum  dan makanan mulai menipis. Bahkan ia hanya mengandalkan sebungkus biskuit yang ia miliki. Air minum yang tersisa 1 botol besarpun mulai habis. HP yang menjadi alat komunikasinya mulai ngedrop, bahkan ketika menelpon calo penawar jasa sewa flat itu pun sinyalnya terputus-putus. Sebenarnya ia meminta bantuan lewat telpon agar dibuatkan kunci ganda untuk kamarnya, dan meminta dibukakan pintu dari luar. Namun apa daya, baterai HP miliknya lemah hingga benar-benar tidak menyala. Setelah air minum di botol habis, biskuitpun habis, ia mulai kehausan dan kelaparan. Ia harus survive. Sekarang yang ia lakukan adalah  minum air kran, tapi ternyata air di apartemen tersebut tidak lancar, bahkan listrik yang amat vital pun mati karena masalah sekering. Untuk melompat dari lantai 34 juga ia tidak bisa karena teras flat miliknya terdapat teralis besi. Untuk melewati teralis/pagar besi ia harus memotong salah satu jeruji besi agar tubuhnya bisa menyelinap keluar, setelah itu harus turun dari teras/ balkon dengan tangan kosong menuju lantai di bawahnya. Usaha lainnya yakni membuat tanda SOS (save our soul) tanda minta tolong agar diselamatkan. Mulailah dengan membuat tulisan minta pertolongan HELP dengan bahan pasta gigi, sampai akhirnya menggunakan darahnya. Bentuk usaha lainnya dengan membakar celana di malam hari di teralis besi membentuk kata HELP. Hingga ia berusaha memotong jeruji besi menggunakan bilah dari baling-baling kipas angin yang ada dalam ruangan tersebut. Selama beberapa hari tidak makan dan tidak minum, ia letih dan jatuh pingsan. Ia harus survive dan keluar dari ruangan, jika umurnya panjang. Kondisi dirinya yang terjebak di ruangan tanpa air, tanpa listrik tanpa makanan dan minuman membuat dirinya belajar survival yaitu untuk bertahan hidup dengan kondisi lingkungan yang ada. Ia mencoba minum dari air kencingnya (urine) sendiri yang disimpan di botol, namun ia malah muntah setelah meminumnya, mencoba makan kecoa yang belum pernah ia lakukan selama hidupnya. Disaat itulah ia sadar akan kenyamanan hidupnya selama ini, bebas bekerja, bebas berangkat ke kantor, bebas menghirup udara segar, bebas makan dan minum bahkan berbagai fasilitas hidup yang mewah ia nikmati. Kini ia harus berjuang sendiri untuk menyambung nyawa agar tetap bertahan hidup sampai ia terbebas dari ruangan. Ia sendiri dikisahkan sebagai seorang pemuda yang matanya minus, penglihatannya kabur (tidak jelas) jika tanpa kacamata. Nah suatu saat kacamatanya itu rusak bagian gagangnya dan sedikit retak pada kacanya, maka dengan alat seadanya ia memperbaiki kacamata miliknya. Ia juga takut dengan tikus, nah di ruangan tersebut munculah tikus. Kondisi yang mungkin memaksanya untuk menangkap tikus sebagai bahan makanan, ia tidak lagi phobia (takut) dengan tikus. Sebelum benar-benar memakan tikus, untunglah ada burung dara (merpati) yang masuk ke ruangan kamarnya, ia bidik dengan ketapel rakitannya hingga mengenai sasaran, dibakar dengan perapian ala kadarnya, lalu disantap. 
Kejadian lainnya yang sempat mengancam jiwanya adalah peristiwa kebakaran ketika ia membuat tanda minta tolong dengan membakar celana, tirai dan kursi sofa yang ada di kamarnya ikut terbakar. Untungnya api bisa dipadamkan meskipun sedikit susah dan lama. Hujan turun membuat ia memutar otaknya untuk menampung air hujan, yaitu dengan bak mandi yang ia pindahkan ke balkon. Sekarang ia benar-benar terjebak dengan kondisi sulit, targetnya cuma bertahan hidup sampai pertolongan datang atau berusaha keluar sendiri dari kamar. Namun 2 pilihan tersebut sama-sama sulit.
Ilustrasi diatas adalah gambaran ringkasan dari film Trapped, kondisi orang yang harus survive, orang yang terjebak di ruangan yang terkunci, berada di lantai atas yang tinggi (lantai 34), kondisi lengang/ sunyi, satpam yang sudah tua dan sedikit tuli, dsb. Gambaran ilustrasi yang digunakan untuk memberikan contoh tentang penggunaan kata "terjebak" dalam konteks kalimat dan sebuah alinea cerita tertentu.
Penggunaan kata "terperangkap" bisa diilustrasikan dengan perumpamaan: Manusia terperangkap dalam lubang kemiskinan yang terus menerus membayangi hidupnya.
Masih banyak saudara kita yang terperangkap dalam lingkaran setan, yaitu kemiskinan, kebodohan dan kemalasan. Memang tidak bisa dipungkiri kemalasan membuat orang menjadi bodoh, dan terkadang orang yang bodoh juga semakin terpuruk dengan kemiskinan, karena memang pandir atau bodoh itu lebih dekat dengan kemiskinan. Dan kemiskinan lebih cenderung pada perbuatan tindak kriminal (kejahatan). Mereka melakukan kejahatan karena agar dirinya bisa survive, bisa makan sehari-hari dan menghidupi keluarganya. Ini bentuk kejahatan yang pelakunya terperangkap oleh kemiskinan. So, yang diatas sana, antara lain pemimpin, pemerintah, birokrat dan aparatur negara, seyogyanya bisa memberikan kontribusi nyata untuk meningkatkan taraf hidup rakyatnya, jika masyarakat mayoritasnya masih dalam kemiskinan maka bangsa ini harkat martabatnya bisa terancam. Karena memang kemiskinan juga bisa sebaliknya membuat rakyat tetap bodoh, orang bodoh terkadang tidak memperhatikan martabat dan harkat serta aturan hukum yang ada, yang terpenting bisa makan dan bisa hidup, maka rusaklah peradaban dan juga norma hukum. Masyarakat yang beradab akan sulit terwujud.
Pekerjaan seorang pemimpin memang tidaklah mudah, namun jika sudah diamanahi menjadi pemimpin maka haruslah bertanggungjawab atas kesejahteraan rakyat dan martabat bangsa. Itu salah satu kewajib pemimpin. Akan dibawa kemana bangsa dan negara ini jika pemimpinnya sudah acuh dengan rakyat, sudah acuh dengan kondisi permasalahan rakyat kecil, maukah dipimpin oleh presiden yang seperti itu selamanya? Tentu tidak. Di sisi lain, kita sebagai rakyat biasa harus lebih cerdas lagi dalam memilih pemimpin, jangan lagi terperangkap dengan jebakan politikus busuk, koruptor, penjahat dan mafia asing, pilihlah pemimpin yang benar-benar cinta rakyat dan negeri ini. Pemimpin yang shalih, yang lebih takut kepada pengadilan akhirat daripada hukum buatan manusia. Dukung gerakan memilih pemimpin muslim yang shalih Mantapks..
Untuk mengunduh film berjudul Trapped dapat dilakukan dengan mengklik link berikut:
1. Trapped 2017 Bluray.mp4 (1.08 GB)

Related Posts:

Sunday, September 17, 2017

Kenapa Kamu Berbeda, Jelaskan Padaku?

Kesamaan dan perbedaan merupakan dua hal yang saling berpasangan seperti baik dan buruk yang selalu ada, seperti halnya juga adanya penjahat pastilah muncul pahlawan. Ketika seorang teman yang memiliki sikap baik dan santun, tiba-tiba suatu hari sikapnya berbeda, ini membuat tanda tanya besar. Yap, pertanyaannya adalah kenapa tiba-tiba bersikap tidak seperti biasanya. Ketika rutinan tiap pekan ketemu di suatu majelis ilmu, kehadirannya rutin, kemudian tiba-tiba menghilang dari peredaran, kenapa kamu berbeda? Yang sebelumnya rajin sholat dhuha berjamaah dipagi hari, tiba-tiba enggan ikut, datangpun sudah siang, sudah termasuk kategori terlambat, kenapa kamu berbeda dari sebelumnya?
Sebelumnya ketika rapat semangat berkobar-kobar, menggebu-gebu, paling kencang berpendapat namun kenapa sekarang loyo, serasa kehilangan energi, kenapa kamu berbeda? Nah, jangan-jangan semua motivasi dari aktivitasmu adalah palsu. Motif yang mudah pudar dan akhirnya hilang. Tidak memiliki niatan lurus. Berbuat baiklah karena memang niat ingin berbuat baik, berkaryalah karena memang benar-benar ingin berkarya dengan segenap jiwa, disiplinlah karena memang melakukan kedisiplinan itu keharusan bukan semata-mata motif palsu. Coba jelaskan, kenapa kamu sekarang bersikap berbeda?
Kenapa kamu berbeda? Sudah tidak ada kepedulian dan enggan untuk menegakkan keadilan, malas membela dan membantu orang-orang yang tertindas, orang-orang yang kehilangan haknya. Penjelasan gamblang dari semua perubahan sikap itu bisa menjauhkan dari rasa curiga dan prasangka buruk. So, jelaskan kejadian yang sebenarnya. Siapa tahu aku menjadi mengerti dan memahaminya.
Wahai teman, perubahan sikap drastis dari sebelumnya peduli menjadi acuh, yang sebelumnya ramah menjadi cuek bahkan bersikap kasar, yang sebelumnya perhatian sekarang tidak mau tahu, semuanya itu harus dijelaskan. Yap, sikap yang baik untuk tetap menyolidkan hubungan antar personel dalam sebuah tim harus melalui komunikasi yang jelas dan dari hati ke hati agar muncul sikap saling mengerti, memahami bahkan saling menghargai satu dengan lainnya.
Bagaimana Engkau Menjelaskannya, Itu Penentu
Kasus renggangnya kesolidan dalam tim, perubahan (perbedaan) sikap antar anggota yang terlihat kurang harmonis, komunikasi yang kurang, kata-kata yang terucapkan bukannya menguatkan namun saling menjatuhkan, maka hal tersebut membahayakan kinerja tim. Jika sadar dan legowo, jelaskan segala sikap yang berbeda dari biasanya, kenapa melakukan hal ini maupun tidak melakukannya, orang lain dengan ketulusan kita dalam menjelaskan, akan dengan mudah menerima dan mengerti posisi kita. Syarat penjelasan yang detil, secara gamblang, kronologi serta penyebabnya dijelaskan runtut sehingga hubungan antar tim kembali cair.
Penentu dari penyatuan anggota tim yang renggang adalah adanya keterbukaan dan kesadaran rasa memiliki terhadap tim tersebut.
Hilangkan Benci dan Dendam
Keterbatasan informasi menyebabkan miskomunikasi yang cenderung merusak kekompakan sebuah tim. Wajar saja jika kebencian itu muncul, karena perilaku yang merendahkan dan juga merugikan kepentingan orang lain. Sahabat dekat bisa menjadi musuh, gara-gara awalnya rasa iri dan dengki yang dipelihara. Menimbun terus dan semakin tinggi sehingga kebencian tersebut menjadi dendam yang tak berkesudahan. Hati-hati juga dengan omongan yang tak dijaga, kita boleh menganggapnya sepele, namun belum tentu sahabat kita menanggapinya dengan kondisi yang sama. Melukai perasaan dan hati orang lain juga bisa menjadi penyebab salah satu adanya dendam dalam sebuah tim (organisasi).
Rasa Tertekan, Semakin Ditekan Semakin memberontak
Terjadinya sikap memberontak dan melawan bisa diakibatkan oleh tekanan kejiwaan. Secara teoripun jika semakin tinggi (kuat) tekanan yang diberikan maka semakin berpeluang untuk memberontak. Ibarat geyser yang airnya muncrat sampai tinggi keatas karena tekanan yang tinggi dari dalam perut bumi. Saluran air yang kecil tersebut mengeluarkan air ke permukaan bumi bahkan tingginya bisa mencapai puluhan meter, hal ini sekali lagi karena efek tekanan udara yang mengembang dan air mendidih yang bersumber pada lapisan inti bumi.
Jangan sampai tindakan seorang pemimpin keliru dalam menyikapi kerenggangan tim, ataupun kelambatan personel dalam bekerja. Jangan sampai peraturan terlalu mengekang dan membebani, sehingga secara psikologis anggota tim tidak nyaman dalam bekerja. Memang aturan tersebut dibuat untuk mendisiplinkan, namun efeknya akan fatal jika terlalu strict, ketatnya peraturan juga harus memiliki fleksibilitas.
Nah, jawaban dari pertanyaan kenapa anggota tim bersikap berbeda dari biasanya, sedikit banyak hampir terjawab. Faktor lainnya yang berpengaruh adalah adanya kesenjangan yang ada. Perbedaan yang mencolok itulah yang menimbulkan iri, sebaliknya sikap pamer juga akan muncul. Sepandai-pandainya seorang ketua mengambil langkah untuk meminimalisir kesenjangan, perbedaan dalam timnya, tetaplah membutuhkan saran dan nasehat anggota, ketua tidak boleh bersikap otoriter.
Teks Geyser, Explanation text

Penjelasan tentang Geyser bagaimana terbentuk, penyebabnya, kenapa bisa terjadi, dsb adalah terangkum kedalam bacaan yang berjenis explanation. Seperti bahasan perbedaan sikap dalam tim, teks jenis ini juga membutuhkan penjelasan secara runtut. Dan tentunya ada fenomena yang akan dijelaskan, terdapat pernyataan secara umum tentang fenomena yang terjadi. Berikut teks explanation tentang geyser:

Text 1 Explanation
How A Geyser Forms
A geyser field is usually located in an area where there has been recent volcanic activity. There can be hundreds of geysers in a geyser field. Their positions depend on the system of channels underground.
Cold surface water seeps underground. It flows through cracks in nonporous rock (rock that does not soak up water). The water is heated by hot rock, and it begins to expand and boil. Water at the top boils of or spills over. This reduces the pressure and causes deeper water to boil much more violently, creating jets of steam and fountains of hot water.

note:
Explanation text is type of text that functions to explain each step of the process (the how) and to give reasons (the why). It tells how or why something happens.  Such as how something occurs, why something happens, why things are alike or different, how to solve a problem, and how something works. Structure of the text:
General statement: states the phenomenon to be explained.
Sequenced explanation: states a series of steps which explain the phenomena.

Questions
1. Why does jets of steam happen?
2. Mention the structure of explanation text!
3. What is the synonym of channels?
4. What is explanation text?
Text 2 Narrative
Read the text carefully then answer the questions!
                Very long time ago in West Java, there lived a king, named Prabu Sungging Pabangkara. He was good ruler. He liked hunting in the forest very much
                In the forest, there lived she-pig, actually a cursed goddess. One day, she came out of her hiding place looking for water. There she saw a coconut shell filled with water. Expecting it to be a fresh water, she drank it, having no suspicious that it was king’s urine left there the day before when he went hunting.
                The consequence was very strange. She became pregnant. Few months later she gave birth to a very pretty girl. When the king was hunting again in the forest, he saw the girl and was attracted by her beauty. He took her to his place, and then he called her Dayang Sumbi and treated her as his own daughter. Time passed and Dayang Sumbi grew up into a beautiful girl. She was fond of weaving.
                One morning as she was weaving, her weaving spool flew out of the window to the field. Because she was very tired, she mumbled, whoever is willing to help me pick up the spool. I’ll treat her as my sister if she is a girl. If he is a man, I’ll treat him as my husband. These words were heard by a dog, called Tumang, actually cursed god too. He immediately picked up the spool and gave it to Dayang Sumbi. Seeing the dog had helped her, she fainted. The god had decided for her to undergo the fate. She became pregnant and a short time afterwards she gave birth to healthy strong son whom she called Sangkuriang.
                Sangkuriang became a handsome young man, as time went by. Likes his grandfather, he was fond of hunting in the forest and Tumang was faithful friend when roaming the woods. He didn’t realize that Tumang was his father. One day, when the dog didn’t obey him to chase the pig, Sangkuriang was very angry and killed the dog and cut up his flesh into pieces and took it home to his mother. For a moment Dayang Sumbi was speechless and took a spool and flung it at him.
                This left a scar on the spot. Then Dayang Sumbi sent him away. Sangkuriang left and wandered through the woods. He walked for years. Finally he returned to his native place, but did not recognize it any longer. At the end of a vast rice field, he noticed a house and saw a young girl sitting at her weaving-loom. He approached her and was charmed by her beauty. He was unaware that she was his own mother. Dayang Sumbi had been given eternal beauty by the gods which was why she looked young forever. She looked at him and noticing his good looks, she promised to marry him.
QUESTIONS
5. What do you call the text above?
6. What is the generic structure of the text above?
7. What is the purpose of the text above?
8. What is the moral value of the story above?
9. Where does the story take place?
10. Who was Raden Sungging Pabangkara?
11. “...I’ll treat him as my husband.” What is the opposite meaning of the underlined word?
12. Translate 20 underlined words from text 2
13. Change these sentences below into present tense!
a. Joko did not do math task well yesterday.
b. Deddy knew his neighbours from Mr. Rahmat yesterday.
14. Change these sentences below into past tense!
a. Students work very hard in their assignments every month.
b. Mrs. Herman says politely to her mother everyday.
15. Write verses 1 until 5 from surah Al Qomar!

Related Posts:

Tuesday, September 5, 2017

Jalan Baru: Anak Tidak Bisa Memilih Siapa Ayahnya

Ini Lho Bapakku!
Bapakmu kerjanya apa? Kalo Bapakku presiden, makanya aku seenaknya, mau maksa ini itu, mau narsis ini itu, mau bikin ini itu, mau nyolot sana sini, mau mencibir sana sini.  Bukan seperti itu seorang pemuda yang tangguh, ia tidak numpang tenar ayahnya, mengandalkan ajian mumpung. Seorang pemuda sejatinya adalah belajar melepaskan diri dari ketergantungan dan keluar dari menumpang nama besar sang ayah. Ia adalah dirinya sendiri, inilah karakter kemandirian. Siapapun dari kita akan setuju bahwa kedua orangtua kita, ayah dan ibu, merupakan sebuah takdir dari Tuhan. Hal ini tidak bisa memilih, dari rahim ibu mana kita ingin dilahirkan. Sehingga sikap bijak yang dilakukan adalah berbakti setinggi-tingginya pada ayah ibu kita, apapun kondisi mereka, entah kaya miskin, entah buruk rupa atau sebaliknya. Hal yang tidak patut adalah jika kita selalu dibalik bayang-bayang ketenaran orangtua, menghambur-hamburkan harta yang kebetulan ayah ibu kita termasuk orang yang kaya. Atau kita memaki, menyesal, mengutuk, membenci keadaan diri kita yang terlahir dari orangtua yang miskin, yang taraf pendidikannya mungkin lebih rendah dari kita, dan hal-hal yang menurut kita serba kurang.
Hal yang tidak layak lagi adalah munculnya arogansi atau kesombongan atas jabatan yang dimiliki oleh orangtua kita. Sungguh tidak layak misalnya seorang anak presiden bersikap norak dan “ndeso” dalam menyikapi masalah yang ia tidak kuasai apalagi pahami.
Ada anak hokage yang ia ingin menunjukkan jati dirinya sendiri, ia bosan dengan sikap baik teman-temannya gara-gara ayahnya sangat terkenal dan hebat serta paling berjasa terhadap desa Konoha. Yang ia harapkan adalah kebaikan yang tulus yang muncul karena memang bersumber dari dirinya.
Sikapnya sangat peduli dengan teman bahkan memiliki jiwa korsa yang tinggi. Hingga suatu ketika terjadi kekacauan yang disebabkan oleh temannya, ia berusaha berjuang mati-matian membela dan berpihak pada temannya tersebut. Hingga si temannya yang ternyata dikuasai monster Nue itu terbebas dari kutukan segel jahat.
Ia dikenal sebagai anak yang pantang menyerah, meski kadang dikenal suka pamer. Ia bukan pamer karena ayahnya adalah hokage, namun ia pamer sok bertanggung jawab dan sok mampu. Ia memamerkan dirinya karena bertujuan untuk membantu.
Dalam tim pun ia menjadi inspirasi bagi temannya. Ia sendiri memiliki kekuatan tersembunyi, yang ia sendiri belum mengetahuinya. Bahkan terkadang sedikit bermasalah dengan ayahnya, karena berbeda sudut pandang. Namun sejujurnya niatannya adalah baik.
Kasus dalam animasi fiksi tersebut hanya gambaran sekilas cara mengambil nilai positif dari seri animasi Boruto: Naruto the Next Generation, yap pewaris Kehebatan Naruto.
Jika dibuat perbandingan sekilas, anak presiden dengan aji mumpung dan anak hokage yang bahkan tidak ingin dibawah bayang-bayang ayahnya, yang lebih suka kemandirian, pertemanan dan usaha yang sungguh-sungguh dalam mencapai misinya. Terlihat mana yang kelihatan anak desa Konoha dan anak yang “emang” ndeso. Maka betulah yang dikatakan oleh Naruto dalam dialog di episode 15 seri Baruto yaitu seorang anak tidak bisa memilih siapa ayahnya, namun ia bisa memilih teman-temannya sendiri sehingga hargailah kebebasan, berlatihlah menjadi pribadi yang mandiri, hingga bersikaplah sungguh-sungguh dalam menggapai impian kita.
Tukang Pamer, Pastilah Menemui Kekecewaan
Yap, bukannya mengandalkan aji mumpung. Jabatan di dunia itu ada batasnya. Apalagi jabatan presiden yang berlaku maksimal 2 periode, itupun kalo tahun 2019 kepilih lagi. Makanya jangan terlalu bangga dengan predikat anak pejabat karena secuilpun itu bukan ciri dan syarat seorang pemuda yang hebat. Pemuda yang hebat itu yang dengan gagah inilah aku, bukan inilah bapakku.
Jangan Kaget dan kecewa kalo setelah menjadi bukan siapa-siapa lagi enggak ada yang memandang dengan kagum, mungkin malahan akan segera dilupakan. Bersikaplah, Less is more, tampil dan bersikap bersahaja sajalah.
Bersikap dan Bertutur Kata Yang Berbobot
Apa yang kita lakukan dan apa yang kita katakan adalah bobot dari diri kita. Sehingga orang bisa langsung mengerti dan paham betul seperti apa kepribadian kita dengan melihat tindak-tanduk dan lisan kita. So, lakukan aktivitas yang memiliki bobot tinggi, sampaikanlah kata-kata yang yang penuh hikmah dan ajakan kebaikan, bukan ujaran ndeso dan diupload di youtube. Itu sih cemen.
Bersikap seperti kita menghadapi maut, yaitu adanya kepasrahan yang total kepada Allah swt. Sikap ini menumbuhkan kerendah hatian, mengikis sikap ujub. Jangan terlalu sering tergantung pada fasilitas mewah apalagi hingga menjadi bagian dari hidup/ separuh nyawa kita. Masak iya sih, gara-gara smartphone ketinggalan di rumah seharian terasa lemes dan tidak bergairah bekerja. Berarti benda tersebut sudah dituhankan alias menjadi berhala. Very Danger!
Lebih seringlah bersosialisasi secara langsung dengan teman daripada melalui sosial media, gadget dan sejenisnya, tidak akan muncul kepedulian, mungkin yang muncul adalah suka pamer dan rasa ego yang tinggi menjulang.
Bersikap sesuai Buku Manual
Tidak sepenuhnya sesuai buku panduan, minimal tidak melanggar yang dilarang. Taatilah kewajiban ibadah, setahap-demi setahap menuju pada peningkatan kualitas dan kuantitas ibadah. Sering-seringlah melihat buku panduan, AL Quran, siapa tahu penyimpangan yang dilakukan sudah terlalu jauh sehingga sudah saatnya kembali pada rel yang benar, karena rel/ jalur yang asli akan menuntun pada destinasi yang tepat.
Improvisasi adalah keharusan dalam berkarya, namun jika improvisasi telah menjauhkan diri dari ajaran yang fitrah maka sehebat-hebatnya improvisasi tidak akan memiliki kegunaan yang banyak. Miliki syarat mutlak menjadi pengguna buku manual yang baik, yaitu adanya kepasrahan, dengan kembali pada dien yang dirahmati, yaitu milah Nabi Ibrahim AS. Milikilah syarat tersebut agar segala kebaikan yang kita perbuat memiliki bobot dihadapan Tuhan. Maka berIslamlah, so selanjutnya Allah yang membimbing kita.
Ambil segala pelajaran dari alam sekeliling kita, ambil hikmah dari nasehat para kyai dan ustad serta guru-guru kita. Hormati, munculkanlah sikap respect pada mereka, bukan sebaliknya bersikap”ndeso” apalagi mencibir orang-orang alim. Ketika berhibur pun berusaha mengambil hikmah dan nilai positif dari hiburan itu, bahkan dari film selevel animasi Boruto. Sobat yang pengen nonton Boruto episode 15 silahkan download linknya berikut ini:

Monday, August 21, 2017

Buat Apa Belajar, Studying and Learning, Are They Wasting Time?

Belajarlah yang rajin nanti kamu menjadi orang pintar. Begitulah nasehat yang sering kita dengar dari para orang tua dan guru. Setelah menjadi orang pintar, untuk apakah kepintaran kita itu? Ternyata tujuan untuk belajar jika hanya menjadi orang pintar adalah sebuah tujuan yang dangkal. Hal itu belum menyentuh hakikat keberadaan manusia di alam semesta. Kepintaran atau kepandaian manusia bukan tujuan akhir ketika kita belajar.
Mari pahami dulu apa itu definisi belajar. Secara umum, pengertian belajar adalah proses atau usaha yang dilakukan suatu makhluk (termasuk juga hewan)  dari yang sebelumnya pandir (bodoh) menjadi tahu (pintar), yang sebelumnya tidak mahir menjadi terampil, yang sebelumnya gagal menjadi sukses, dari yang kurang ilmu menjadi bertambah ilmu pengetahuannya, dll. Nah, setelah mendapatkan kepandaian, kesuksesan, ketrampilan, dan luasnya wawasan ilmu pengetahuan harapan selanjutnya adalah mampu memberikan manfaat pada diri, orang lain, keluarga, masyarakat, negara, bangsa serta agama. Dengan jalan tersebut diharapkan Tuhan ridho kepada jalan yang kita lalui yaitu menjadi agen kebaikan bagi alam semesta.
Kesibukan Yang Bermakna
Kata “Belajar” seringkali berkaitan dengan murid, guru, pelajaran, ilmu, sekolah, madrasah bahkan terkadang ada kaitannya dengan pekerjaan dan penghidupan yang layak. Mari kita batasi kata belajar untuk sementara waktu pada tataran murid dan keilmuannya. Pendidikan merupakan domain yang lebih spesifik dibandingkan belajar itu sendiri, jika sudut pandangnya adalah sistem penjenjangan (tingkatan) dengan kurikulum yang memiliki standar tertentu. Sedangkan kata belajar bisa terlepas dari sistem baku dengan kurikulum formal, belajar tidak mengenal umur, tidak dibatasi tempat (terbebas dari ruang dan waktu). Contohnya, tukang sol sepatu ia belajar cara mengesol sepatu yang benar, efisien dengan hasil sol yang kuat sehingga pelanggannya puas, Ia tidak dibatasi oleh usianya dan latarbelakang tempat asal. Dan hal tersebut terkadang tidak ada dalam kurikulum baku karena sol sepatu termasuk ketrampilan hidup (life skill) yang diambil bebas dari pengalaman selama menjalani profesi tersebut, dengan bergulirnya waktu, si pelaku memiliki pengalaman.
Nah, kegiatan atau aktivitas tersebut bisa dikatakan sebagai manifestasi atau wujud belajar (dari pengalaman), belajar untuk mendapatkan hasil yang terbaik. Aktivitas belajar ini dapat menjadi hal utama yang menyibukkan manusia selama ia hidup di dunia. Selama kesibukan yang dilakukan manusia memiliki manfaat (makna tertentu) maka itu merupakan bagian dari proses pembelajaran. Sehingga istilah long life education menjadi hal yang sangat sesuai dilakukan oleh manusia. Apalagi dalam ajaran Islam, manusia adalah khalifah di bumi. Dimana segala tugas dan tanggungjawab itu terbebankan kepada manusia, jika tugas tersebut sukses maka tentunya ada reward yang besar, sebaliknya jika lalai akan tanggung jawabnya maka ada konsekuensi yang harus ditanggung. Dan manusia bisa belajar dari kegagalannya, sama seperti orang yang berdosa masih diberikan pintu untuk bertaubatan nasuha kepada Tuhannya.
Tidak sembarang aktivitas yang menyibukkan itu selalu membawa manfaat. Terkadang justru sebaliknya melalaikan dari tujuan utama, untuk apa manusia itu hidup. Maka marilah belajar untuk fokus pada aktivitas yang benar-benar sarat dengan kebaikan dan kebermanfaatan.
Di banyak tempat seringkali kita dengan mudah menjumpai banyak orang yang sibuk dengan aktivitasnya masing-masing. Sejak pagi-pagi buta sudah mulai bekerja hingga malam hari sibuk dengan pekerjaan. Hal itu rutin dilakukan setiap hari. Dibela-belain membanting tulang demi sesuap nasi penyambung hidup dirinya beserta keluarganya. Hal ini memungkinkan adanya unsur kejenuhan, jika manusia hanya mengejar materi secara fisik tanpa dibekali sisi ruhiyah dan konsep ajaran ibadah yang benar. Konsep tentang “bekerja adalah salah satu bentuk ibadah,” harus diresapi sebagai makna bahwa koridor kebaikan itu menjadi bingkai utama dalam melakukan pekerjaan. Jika pekerjaan yang dilakukan sudah melenceng dari bingkai tersebut, maka hal ini termasuk kategori kesibukkan yang melenakan bahkan justru menjadi kesibukan yang destruktif. Hindarilah jenis kesibukan seperti ini.
Sukses Belajar, Belajar Sukses
Menurut penafsiran saya, frase sukses belajar itu adalah mengerti dengan benar cara terbaik dalam mempelajari suatu hal (menguasai betul akan metode belajar yang benar) sehingga efisien dan efektif, tentunya mengharap hasil yang maksimal dan optimal. Sedangkan frase “belajar sukses” lebih cenderung pada cara menghadapi dan menyikapi segala masalah yang mungkin muncul dalam mencapai tujuan. Karena sejatinya sukses diraih bukan tanpa kegagalan, namun dengan kegagalan yang dihadapi kemudian bangkit, berjuang, menaklukan masalah dan akhirnya benar-benar berhasil. Jika kedua frase tersebut yaitu “sukses belajar” dan “belajar sukses” menjadi pendorong utama seseorang beraktivitas melakukan tugas dan pekerjaannya, maka tidak sekedar sibuk saja yang ia dapatkan, namun sibuknya itu memiliki bobot yang berharga. Membuat torehan emas dalam sejarah hidupnya.
Sudahkah kita menyibukkan diri dengan kegiatan berbobot hari ini? Mantap, segala kegiatan akan memiliki bobot jika motivasi awalnya benar. Niat yang harus senantiasa diperbaharui dalam detik, menit, jam, bahkan setiap hari adalah niatan mengharap ridho Allah semata.
Persepsi Yang Keliru
Cara pandang kita sebagai subjek (pelaku) terhadap sebuah benda (objek) berpengaruh terhadap kehidupan. Frame berpikir yang benar perlu ditanamkan sejak dini. Pola pikir (mindset) itulah yang menjadi karakter utama sehingga membentuk kepribadian. Ambil contoh seperti ini, selembar kertas putih bisa saja memiliki 2 persepsi, persepsi pertama adalah kertas yang bersih tanpa noda alias suci (terbebas dari kotoran), sedangkan persepsi kedua bisa saja kertas putih tersebut dianggap sebagai kertas kosong tanpa tulisan sehingga belum memiliki makna, tidak berisi, tidak ada kegunaan. Cara berpikir positif yang seharusnya mampu dimunculkan untuk persepsi pertama yang mengganggap selembar kertas itu suci dan tidak bernoda, yaitu orang yang baik (bersih dari kesalahan) jika terkena setitik debu saja maka akan terlihat kotor, sehingga kebersihan hati dan kesucian jiwa senantiasa harus dijaga meski dari sekecil apapun bentuk maksiatnya. Karena pada dasarnya maksiat yang kecil jika terus menerus dilakukan mampu membuat hati kotor dan kelam layaknya kertas putih yang dibiarkan terkena debu dan noda. Jadi penjagaan hati dan jiwa itu penting, tidak meremehkan perbuatan dosa meski itu hanya setitik. Nilai positifnya adalah agar tidak meremehkan dan menggampangkan perbuatan maksiat, karena seyogyanya kemaksiatan itu menjadi penghalang dari karunia dan rahmat serta hidayah (petunjuk) Nya.
Penyikapan positif terhadap persepsi kertas putih yang kedua terkait kertas yang kosong dianggap sebagai sesuatu yang belum ada isinya, dan bobotnya. Maka analoginya adalah layaknya usb yang masih baru, maka peluang untuk menyimpan data masih terbuka lebar. Nah, kertas putih yang kosong itupun, anggap saja sebuah chance (kesempatan dan peluang) yang harus dioptimalkan. Isilah kertas yang kosong itu dengan torehan tinta emas, catatan yang membanggakan. Keberadaan waktu yang dimiliki harus dimaknai sebagai kreasi, penciptaan produk dan karya terbaik, biografi hidup kita akankah ditulis dengan hal baik atau buruk tergantung dengan kebebasan pilihan tiap individu. Apakah diisi dengan hal yang sia-sia atau sesuatu yang produktif. Maksudnya yakni diisi dengan hal negatif atau sebaliknya diisi dengan karya-karya besar, prestasi yang membanggakan itu tergantung kitanya sendiri. Dan hal tersebut sudah dimulai sejak lahir hingga saat ini, sampai halaman terakhir yaitu maut menjemput.
Persepsi itulah yang membentuk watak dan mental. Waktu atau usia/umur itulah adalah sesuatu yang netral. Kenetralan objek (benda) akan menjadi bias manakala mindset dan persepsi yang keliru terus menerus dipupuk subur oleh diri kita sendiri. Yang berakibat fatal jika persepsi keliru itu mengarahkan kepada perbuatan yang bersifat destruktif.
Do Something, Special Thing
Jangan biarkan waktu berlalu tanpa karya, tanpa prestasi, tanpa membaca, tanpa bekerja, tanpa berpikir. Bayangkan saja kalo kita melihat teman kita yang hobinya melamun dan melongo, liatnya aja males  dan sebel, apalagi bergaul dengan pelakunya (tentu tidak mendapatkan apa-apa). Banyak budaya positif yang dapat kita terapkan untuk menghiasi aktivitas harian kita. Budaya membaca adalah salah satu contohnya. Membaca segala jenis bacaan, cerpen, komik, ensiklopedi, buku pelajaran, kamus, buku sejarah, kitab suci, bahkan biografi kisah sukses para tokoh dunia. Misalnya tokoh Soichiro Honda, yang dengan drop outnya di sekolah formal namun ia tetap belajar dan melakukan karya besar. Yang ujung-ujungnya sebagai pencetus mesin Honda, kita tahu sendiri merek kendaraan yang satu ini di Indonesia saja masih tetap merajai dibanding merek kendaraan produk China. Atau membaca Biografi tokoh nasional ataupun pahlawan misalnya Soekarno, Mohammad Hatta, Jendral Sudirman, dll. Dari aktivitas membaca itulah wawasan, ilmu, semangat, bahkan inspirasi bisa kita peroleh.
Lakukanlah sesuatu, jangan biarkan waktu yang kita miliki 24 jam sehari ini hanya diisi dengan rutinan tidur, makan, toilet, nge game, bahkan nongkrong yang sejatinya kurang mengarahkan pada masa depan yang cerah. Hal-hal yang sepele, dan efeknyapun sepele alias tidak berefek untuk kesuksesan masa depan kita.
Milikilah target
Penting sekali bagi orang yang hidup itu memiliki tujuan atau target. Inilah kenapa orang yang punya mimpi itu selalu memiliki energi semangat yang tak pernah padam, selama mimpinya itu belum terwujud. Saya punya teman sejak SD hingga sekarang yang selalu memiliki target dalam hidupnya. Ketika waktu SD, teman saya itu, pengen sekali sebelum lulus SD agar bisa naik (mengendarai sepeda), padahal ia seorang anak perempuan yang di keluarganya tidak ada sepeda sama sekali. Ditambah medan (secara geografis) di desa saya adalah daerah pegunungan, untuk lahan datarnya terbatas, sehingga untuk berlatih naik sepeda kayuh harus ekstra tenaga dengan tantangan berupa  tanjakan dan jalan menurun. Namun nyatanya sebelum ia masuk SMP, ia sudah bisa naik sepeda meski belum mahir sekali dan belum punya sepeda sendiri. Ia dengan bangganya pinjam dan memboncengkan adiknya dengan sepeda itu. Kemudian ketika SMP, teman saya ini memiliki mimpi bisa ke Jakarta sebelum melanjutkan sekolah ke jenjang yang lebih tinggi, ia sejak lahir hingga saat itu belum pernah kesana. Padahal ia tinggal di kampung dengan latarbelakang keluarga petani yang tidak memiliki riwayat kerabatnya merantau ke ibukota. Sekitar pertengahan kelas tiga, Alhamdulillah mimpinya itu kesampaian, yaitu agenda study tour sekolah ternyata destinasinya sama dengan mimpinya yaitu ke Jakarta.
Yang saya kagumi adalah dari kebulatan tekadnya dan kesungguhannya menggenggam mimpi sekuat tenaga, hingga totalitas bersungguh-sungguh demi keinginannya tercapai. Ia tidak bosan-bosannya memiliki capaian-capaian dalam hidup. Baik target jangka panjang maupun jangka pendek. Ini yang ingin saya bagi tentang semangat memiliki mimpi, siapapun gratis memiliki cita-cita, tidak memandang status tempat tinggal entah di desa maupun di kota, dari keluarga petani maupun pejabat, semuanya diberikan kesempatan dan peluang yang sama. Tinggal seberapa gigihkah kita dalam merealisasikan mimpi yang kita miliki.
Everybody is Special
Yap, semua orang itu istimewa, memiliki keunggulannya masing-masing. So, buat sobat yang masih merasa minder, coba deh renungkan dan instropeksi diri keunggulan dan kelemahan apa yang dimiliki. Saya pernah membaca suatu artikel tentang jarum. Jadi jarum yang sekecil itupun ternyata memiliki kegunaannya. So pasti kita manusia, yang  berkali-kali lipat lebih besar dibandingkan jarum.
Jarum Jahitpun Punya Makna
Ukurannya yang kecil tidak menghilangkan fungsi, tujuan dan kegunaan jarum. Tidak seyogyanya pula jarum harus protes untuk dibentuk menjadi benda lain. Jarum yang tajam tersebut bisa mendatangkan malapetaka dan juga dapat membawa keuntungan. Bahaya dari jarum yang tajam bisa melukai jari, menusuk kulit bahkan bisa menciderai tubuh kita. Sebaliknya jika digunakan sesuai prosedur maka membawa manfaat yang luar biasa. Pakaian yang dipakai kita, salah satu peran dari jarum lho.
Nah, kebanyakan manusia tidak memikirkan makna keberadaan dirinya di dunia ini. Kesibukannya sehari-hari telah menyita sebagian besar waktu, tenaga dan kesempatannya untuk memikirkan hal terpenting dalam kehidupannya. Yakni, untuk mempertanyakan dan mendapatkan jawaban pasti mengapa ia hadir di dunia ini. Seseorang yang mendapatkan jawaban pasti Mengapa ia ada di dunia ini, Untuk Apa ia hidup, Mau Ke Mana arah hidupnya, memiliki sikap hidup yang berbeda dengan mereka yang acuh dengan segala hal tersebut. Orang yang memahami dengan benar arti dan tujuan hidupnya akan berusaha sungguh-sungguh menjalani hidupnya sesuai dengan makna dan tujuan tersebut.
Kenapa Jarum jahit itu dibuat? Kenapa Manusia itu diciptakan di dunia? Yaps, 2 pertanyaan yang berbeda namun memiliki hakikat yang sama.
Lihatlah segala yang ada di sekitar kita yang dibuat manusia. Sebutlah satu saja yang terkecil dari semua yang ada. Sekali lagi ambil contoh jarum jahit. Kini coba pikirkan, mengapa jarum jahit ada di dunia ini? Dengan cepat, kita pasti akan menjawab bahwa benda kecil tajam ini ada untuk membantu manusia menjahit kain atau pakaian, atau untuk kegunaan serupa lainnya. Yang pasti tak pernah sedikit pun terlintas dalam benak siapa pun yang berakal sehat bahwa jarum jahit ada dengan sendirinya tanpa kegunaan apa pun. Dengan pengetahuan ini, kita akan menggunakan jarum jahit sesuai dengan tujuan pembuatannya. Kita bisa pula memanfaatkan jarum jahit untuk kegunaan lain yang sesuai dengan bentuk serta bahan bakunya, misalnya untuk melubangi kertas atau plastik, dan sebagainya. Yang pasti, kita tidak akan menggunakannya untuk hal-hal yang memang tidak cocok seperti: untuk dimakan, untuk menulis atau untuk mengikat benda. Kalau hal ini kita paksakan, maka akan membahayakan diri kita maupun orang lain, atau tidak akan bisa sama sekali karena memang bukan fungsinya.
Alangkah eloknya kita merenungkan hal ini sobat,
Sama halnya, manusia adalah wujud yang jauh lebih besar, lebih rumit dan lebih sempurna daripada si mungil jarum jahit. Pastilah keberadaan manusia di dunia ini ada guna dan tujuannya, yaitu menjadi sebaik-baik hamba dari Sang Pencipta, menebar kebaikan dan kemanfaatan bagi manusia lain dan segenap makhluk. Sudah selayaknya manusia mengarahkan kehidupannya sesuai tujuan penciptaan tersebut. Ini adalah kesimpulan dari pemikiran akal sehat. Tidak sepatutnya manusia acuh atau tak peduli akan tujuan keberadaannya. Manusia hendaknya berusaha mengarahkan segenap kegiatannya sehari-hari dalam rangka melaksanakan tujuan hidup ini. Mereka sepatutnya menggunakan seluruh anggota tubuhnya, daya-pikir dan kejiwaannya sesuai dengan fungsi penciptaan masing-masing alat tubuh dan sarana hidup tersebut. Jika tidak, ini akan membahayakan dirinya maupun orang lain, bahkan seluruh isi alam semesta yang lainnya. Yuk, jangan bosan memperbaiki diri, fungsikan diri kita agar memberi banyak manfaat bagi sesama.

Related Posts:
2. Download Koleksi Film SRK Full

Monday, June 20, 2016

My Pondok My Adventure, NGaji Dengan Guru

Berkata, berucap, berbuatlah dengan dasar ilmu dengan panduan dari seorang guru. Belajar tanpa guru terkadang pemahaman dan konteks yang ada bisa multi tafsir, namun dengan bimbingan dari seorang guru maka ada kebertanggung jawaban disana, share pengalaman dan tentunya kemahiran telah dimiliki oleh guru karena jam terbang beliau sudah lebih dari sekedar murid (asam dan garam sudah banyak dialaminya). Buku merupakan pelengkap ketika si murid ingin mengembangkan dan menambah wawasan akan ilmu, namun tanpa meniadakan peran guru. Ilmu apa yang penting dalam hidup ini? Guru seperti apa yang kita panuti, taati, dan ikuti petuahnya? Hidup ini memang bagian dari potongan-potongan puzzle, yang terkadang terlena dalam menge-paskan puzzle tersebut membuat pengaruh besar terhadap jalan kehidupan selanjutnya. Petualangan hidup terkadang memberikan nasehat sendiri bagi pemiliknya. Namun petualangan yang bagus adalah yang mampu mengantarkan kita ke fase keselamatan dan kedamaian yang abadi. Keselamatan seperti apa? Selamat dari segala marabahaya, malapetaka, musibah dan yang terpenting terselamatkan dari panasnya siksa api neraka. Saya membaca kata-kata yang diucapkan petinju legendaris Muhammad Ali, dia mengatakan yang intinya sebagai berikut, "Saya bukan perokok namun ketika pergi kemana saja saya selalu membawa korek api (matches), yang mana saya gunakan ketika keinginan berbuat maksiat (dosa) maka saya nyalakan dan api tersebut saya dekatkan ke kulit saya. Panas dari korek api saja, belum mampu saya tahan, apa lagi panasnya api neraka. Sehingga ini menjadi warning bagi saya ketika hendak bermaksiat." Subhanallah, luarbiasa kata-kata beliau ini. Bahkan ketika meninggalnya Muhammad Ali banyak media yang meliput, banyak orang yang mengiring jenazahnya, dan banyak tokoh yang salut kepada beliau. Menjadi kebanggaan muslim Amerika, mereka merasa bangga memiliki sosok muslim yang banyak disegani, tidak hanya kalangan muslim bahkan non muslim pun mengakui prinsip dan cara pandang yang dimiliki oleh Muhammad Ali.
Keselamatan di akhirat lah keinginan kita, maka marilah kehidupan ini jangan disia-siakan. Rubahlah prioritas amal dan ibadah kita. Yaitu bermula dari luruskan niat, lanjutkan dengan mengutamakan amal dan ibadah yang benar-benar membawa kita ke tempat yang aman (syurga-Nya). Namun petualangan hidup membutuhkan pembuktian (amal), dan amal berasal dari ilmu. Sikap kita itu adalah wujud dari pola pikir (termasuk faith/ keyakinan), nah kita sebagai muslim tidak ada alternatif lain keyakinan kita hanyalah mengacu pada dua kalimat syahadat. "Bersaksi tiada Tuhan selain Allah dan Nabi Muhammad adalah utusanNya", moga syahadat kita mampu dijaga dengan sungguh-sungguh (komitmennya). Karena kalimat syahadat tersebut membawa konsekuensi yang sangat besar. Dan ini membutuhkan pemahaman yang benar. Kalau kita seorang muslim malas untuk mengkaji, malas menimba ilmu, malas ngaji, malas belajar pada guru, maka dampaknya 2 kalimat syahadat tersebut hanya di bibir saja belum mampu diwujudkan dalam aspek kehidupan sehari-hari, jadi penting tho ngaji itu?
Prioritas kenapa harus dirubah? Karena jika saat ini prioritas kita menomor sekiankan Islam maka jadilah puzzle kehidupan kita tersusun kurang pas dan misi gagal. Islam mencakup semua aspek. Dan Islam itu harus dipelajari, karena iman itu bukanlah warisan dari orangtua kita, namun itu adalah cahaya yang datang kepada orang-orang ikhlas yang berilmu dan beramal shalih.
Saat ini (dua pekan ini) lagi musim pendaftaran murid/peserta didik baru. Saya sedikit memberikan kritikan terhadap dunia pendidikan, bahwa dunia pendidikan jika sekedar untuk bisnis dan peluang kerja itu sudah menciderai pendidikan itu sendiri dan sudah kehilangan ruh (jiwa). Karena hakikat dari pendidikan sebetulnya adalah agar manusia mampu memiliki peradaban yang luhur dan agung, artinya memiliki adab (akhlak) yang baik terhadap segala yang ada di bumi, sekaligus hal ini memiliki arti bahwa ilmu tersebut lebih dari sekadar intelektual, operasional pekerjaan, namun melibatkan emosional dan kepribadian. Saya sungguh malu menjadi seorang guru jaman sekarang, alasannya adalah masih jauh dari kualifikasi yang diharapkan. Contoh para ilmuwan muslim seperti Al Farabi, Al Batani, Ibnu Sina, Ibnu Batutah, Ibnu Rusyd, Al Khawarizmi, Ar Razi, ABu Musa bin Hayyan, dll, beliau-beliau ini sebelum menguasai bidangnya masing-masing, mereka menguasai ilmu Fikih, menghafal Al Quran dan benar-benar mendalaminya sehingga akhirnya membawa penemuan dan memberikan kontribusi kepada umat bahkan terkenal hingga Eropa. Sebuah kejayaan Islam di masa itu, bandingkan saat ini, tengoklah ada pemisahan antara Islam dengan ilmu-ilmu umum yang sebetulnya pendikotomian ini adalah salah satu strategi barat agar pendidikan umat muslim tidak maju dan mengalami kejumudan.
Dalam pekan ini merupakan masa-masa pendaftaran, banyak orientasi orang tua pada pekerjaaan ketika menyekolahkan atau bahkan meng-kuliah-kan anaknya, padahal sekolah ataupun perguruan tinggi (kampus) sebetulnya tidak cuma untuk mencari pekerjaaan, terkadang salah orientasi maka kekecewaan akan dipetik. Jika seperti itu apa bedanya dengan pelatihan kerja. Kembalikan pada hakikat pendidikan. Memiliki pekerjaan bukanlah segalanya, is not everything, namun berpenghasilan itu tidak melulu kerja secara formal. Harus ada pelurusan dalam pola pikir, pendidikan tidak lagi ilmiah manakala hanya tertuju pada pencari lapangan pekerjaaan, dengan melupakan aspek-aspek kehidupan yang masih banyak lainnya. Pendidikan belum tentu menjamin kesuksesan seseorang setelah mereka lulus dari tempat sekolah/ kuliah mereka, yang diharapkan adalah perubahan cara pandang dalam memaknai kehidupan. Islam disini meliputi segala aspek kehidupan, kenapa tidak dari awal untuk perkuat keislaman, aqidah, fikih, hafalan quran, sebelum mengembangkan bidang-bidang lainnya? Dalam Islam tidak ada pemisahan antara ilmu eksak, sosial dan agama, karena Islam mencakup semuanya.
Apalagi hanya berpikiran pragmatis sesaat untuk bekerja, kenapa ini terjadi? Karena di negeri ini orang miskin banyak, pengangguran banyak, rakyatnya mengandalkan bekerja formal, jika tidak maka bukan disebut bekerja, mereka belum kreatif untuk berwirausaha (entrepreneur). Padahal Rasulullah SAW  beliau adalah seorang pedagang yang sukses tanpa sekolah formal, namun memiliki keistimewaan dalam kejujuran dalam berdagang kepada customer. Nah ini berarti kan akhlak (kepribadian). Marilah berpikiran luas jangan mempersulit diri karena kehidupan ini sudah semakin rumit dan keras. Tidak terlalu pragmatis, miliki prinsip hidup, jadilah muslim yang kaffah, pelajari agama kita dengan baik dan dari sumber yang terpercaya, maka itu mampu menjadi bekal kita dalam trip (perjalanan) ke syurganya Allah SWT. Saya memang guru Madrasah, namun bukan alasan tersebut saya menulis  sekolah dengan nuansa Islami menjadi pilihan utama melanjutkan sekolah, namun hal ini atas dasar panggilan jiwa dalam mengembalikan kejayaan Islam terhadap ilmu pengetahuan, sekaligus share bahwa Islam benar-benar terbukti membawa kesejahteraaan dan keselamatan di dunia dan semoga kita memperolehnya di akhirat kelak. Amin. So, pilih school yang tidak sekuler (memisahkan Islam dengan ilmu/ pelajaran lainnya), be smart and be wise for future generation.