Showing posts with label biologi. Show all posts
Showing posts with label biologi. Show all posts

Wednesday, April 19, 2017

Cuaca, Udara Tercemar dan Penyakit Kulit (Contoh Teks Report)

Sepakat gak kalo saat ini cuacanya ekstrim, bro? Ekstrim gimana sih? Pas cuaca panas bikin keringat mengalir deras, ketika hujan bisa semaleman turun bercampur petir menggelegar. Pergantian cuaca cukup tak menentu, di bulan April aja hujan dan panas silih berganti. Ketika siang nih, udaranya terasa kering banget, sedangkan malemnya dingin hampir-hampir menusuk tulang. Pengalaman saya berkendaraan menuju tempat kerja sungguh perjuangan luar biasa. Saya bertugas mengawasi ujian nasional dari tanggal 10 hingga 13 April di madrasah kawasan Wiradesa. Nah, biasanya di MA Hasbullah itu lumayan dekat dengan rumah hanya 30 menit dengan motor, ketika ke tempat ngawasi ujian nasional menjadi lebih jauh yakni bertambah 30 menit perjalanannya, total hampir 1 jam. Perjalanan cukup asyik. Asyiknya karena dapat angin segar. Perjalanan sekitar 30 menit dari Hasbullah itu menuju arah utara melewati Wonopringgo, Bojong dan sampailah di Wiradesa. Berhubung lewat jalan yang terdapat proyek tol maka harus ekstra hati-hati soalnya kalo hujan licin banget, pas panas jalanan menjadi berdebu. Akhirnya merasakan dampak keekstriman cuaca. Tidak berhenti disitu, brother & sister, saya pikir di kota-kota besar di Indonesia juga tingkat polusi udara sudah diatas ambang normal.
Berikut akibat polusi dan zat pollutant yang dapat membuat iritasi kulit misalnya saja kandungan merkuri ketika terjadi hujan asam, debu dengan partikel lainnya dan tentunya kuman serta bakteri. Biasanya kulit gatal-gatal kemerahan, bintik-bintik merah seperti di gigit nyamuk namun bila digaruk perih dan berair. Nah beberapa hal tersebut merupakan sedikit dampak dari semakin buruknya kualitas udara dan tentunya lingkungan kita. Jika semakin hari polusi semakin meningkat maka manusialah yang terkena imbas negatif yang paling parah hingga bahaya kematian. Dalam pembelajaran Bahasa Inggris tentang gangguan kulit atau penyakit kulit (Skin disease) termasuk kedalam jenis teks report. Berikut contoh teks berkaitan dengan kulit: (diambil dari gabungan beberapa sumber)
Skin Disease Report
Many skin diseases in the population aged 65 years old and older are related to lifelong cumulative sun exposure (eg, actinic damage and skin cancer), and increasing susceptibility to bacterial, viral, and fungal diseases. By 2030, the US population aged 65 years and older is estimated to grow by 30 million individuals, and to steadily increase through 2050, with a projected total population aged 65 years and older of 85 million. Growth in national health expenditures is projected to double between 2013 and 2020. With the physician workforce projected to remain relatively flat, the specific ratio of dermatologists to population will decrease over time, especially in rural areas. These projections indicate a current and future challenge to ensure patient access to appropriate dermatologic care.
The cost for individual skin diseases varied widely, partially because of differences in prevalence, but also because of the cost of medical and surgical treatment options. Distributed across the entire US population, the total 2013 health care cost of skin disease was approximately $240 per capita. Other diseases, such as cardiovascular disease, diabetes, and end-stage renal disease have significantly higher direct and per affected person costs than skin disease. However, the per capita costs for these 3 diseases are, similar to skin disease, less than $1000 (ie, $950 for cardiovascular disease, $785 for diabetes, and $147 for end-stage renal disease).
Although there are limitations on direct comparison of the previous AAD/SID BSD report and this current report, it reveals that from 2004 to 2013 there has been a roughly 1.7-fold increase in skin disease health care costs. Of note, many new and more effective drugs and treatment options for skin disease were introduced between 2004 and 2013, albeit at higher costs than older treatments. Examples include new topical medications for acne, biologics and excimer laser for psoriasis, checkpoint inhibitors for melanoma, and oral and systemic treatments for cutaneous lymphoma. Since 2013, costs of many widely used dermatologic medications have increased significantly, and better understanding of the pathophysiology of diseases has led to development of new medications. Therefore, the health care cost of skin disease at the time of writing this article most likely surpasses this 2013 estimation.This report estimates that the 2013 opportunity cost as a result of skin disease was nearly $11 billion. Similar to the prevalence and economic BSD, it is also likely that the opportunity cost may be underestimated, as these estimates are calculated using claims-based methods. Although it is well recognized that skin diseases can inflict an enormous toll on the physical and psychosocial well-being of patients and their families, there is currently a lack of adequate studies on quality-of-life measures to systematically estimate the costs on a population level across all skin diseases.
There are limitations to this study. The use of 2013 claims-based prevalence provides a snapshot in time of the actual health care landscape; however, it does underestimate the true prevalence of the disease, as it only accounted those who filed insurance claims in 2013. Furthermore, it limits direct comparisons with other reports that use differing assessments of prevalence and disease costs. The health care landscape has rapidly evolved since 2013; therefore, the true burden at the time of this writing is most likely higher.
In summary, this article presents an up-to-date US national BSD report that addresses 24 skin disease categories. Skin disease is a significant and serious public health consideration for the US population, costing at least $75 billion to treat in a single year. Although this study's approach likely underestimates overall burden, it ensures consistency in comparing prevalence, economic, and mortality data across the 24 skin disease categories. With the projected increase in the age group 65 years and older in the US population, combined with the increased costs of currently in-use and newly developed dermatologic treatment options, the economic BSD will continue to grow. The increased number of individuals older than 65 years, who have higher skin disease burden, needs to be addressed by an appropriate increase in dermatologic care providers.
=======================================
Choir (paduan suara) Jaziel and friends sing Close to U
=======================================
=========================
Pokemon Dance Jaziel and friends
=========================

Unduh lagu nasyid

Related Posts:

Monday, November 28, 2016

Ayo Bermain Tangkap Capung, Siapa Suka?

Sewaktu kecil pas usia 8 tahun (usia SD) saya memiliki hobi menangkap capung bersama dengan teman di samping rumah. Kebetulan tidak jauh dari rumah saya terdapat sungai yang airnya hingga saat ini masih jernih, cuma ketika banjir berwarna kecoklatan. Namun ketika cuaca normal kalopun hujan tidak terlalu lebat, maka warna airnya transparan. Kadang dasar sungai akan terlihat, maka hal yang mengasyikan juga yaitu menangkap “uceng” (sejenis ikan air tawar yang lonjong dan bergaris) yang sering berada di sela-sela batu air sungai. Hobi bermain tangkap capung ini ternyata berlanjut ketika saya sudah memiliki anak. Anak laki-laki saya yang bernama Hisyam, suka sekali diajak untuk menangkap capung. Padahal diusianya yang 3 tahun lebih 3 bulan itu dia belum bisa menangkap seekor capung pun karena ternyata memang cukup sulit. Saya sendiri dengan tangan kosong (tanpa bantuan alat) harus ekstra mengendap-endap agar capung tidak terbang. Mata capung yang tergolong besar, bulat dan lebar ini bisa melihat hingga 360 derajat yang artinya jika ada musuh yang datang dari belakang tubuhnya dia mampu mendeteksi dan melihatnya sehingga dengan mudah bisa menghindar lalu terbang. Berhubung sudah sedikit terbiasa bermain tangkap capung maka saya memiliki trik sendiri yaitu ketika dengan tangan kosong maka gerakan tangan sebisa mungkin berasal dari persis belakang tubuh capung dan posisi tidak terlalu tinggi (sejajar). Kemudian langkah selanjutnya gerakkan ibu jari dan telunjuk untuk menjepit ekornya yang panjang. Nah ketika sudah kena ekornya, maka hati-hati dengan mulut capung terkadang menggigit kulit, meskipun tidak menyebabkan infeksi ataupun iritasi tapi cukup terasa sakit. Anak saya pernah di gigit capung di pipinya ketika dia memegang capung padahal ekornya sudah diikat dengan benang halus namun tetap saja nempel di pipi dan akhirnya gak sengaja menggigit.
Keunikan mata capung yang membuatnya istimewa adalah sudut pandangnya mencapai 360 derajat yang digunakannya sebagai perlindungan dari pemangsanya. Bagian tubuh lainnya yang tergolong khas yaitu terletak pada sayap transparan. Sayap transparan yang dimiliki capung ini ringan dan membuatnya lincah dan sigap terbang sewaktu-waktu. Tubuhnya yang cenderung ramping dengan ekor panjangnya memungkinkan dia terbang hinggap di ranting atau rumpung kapan saja bahkan dimana saja. Jenis capung secara ilmu biologi kurang lebih memilki 5.900 spesies yang namanya telah dikenal secara ilmiah. Wow, jenis yang cukup banyak. Bahkan saya sendiri baru mengetahui saat belajar dan membaca buku, sebelumnya saya tahunya 1 jenis capung yang banyak terdapat di sekitar sungai dan samping rumah saya.
Capung memiliki proses perkembangbiakan yang sederhana namun efektif dalam memperbanyak keturunannya tersebut. Dia menjatuh telu-telurnya di air biasanya sungai, sawah, danau, atau kolam yang ditumbuhi tanaman air. Nah, telurnya tersebut menempel kuat disela-sela batang tanaman air. Setelah durasi waktu tertentu telur tersebut mengalami proses metamorfosis yang tidak sempurna hingga bentuk nimfa. Capung sendiri melakukan proses molting yaitu pergantian kulit hingga lebih dari satu kali sampai dia memiliki sayap yang kuat atau menjadi capung dewasa. Dalam referensi sumber yang pernah saya baca bentuk nimfa dari capung ini berlangsung hingga 1 tahun lebih sampai akhirnya menjadi capung yang sering saya dan anak saya tangkap.
Cukup menyenangkan untuk belajar biologi, ternyata jika langsung praktek di alam tidak membosankan karena prosesnya yang mengasyikkan dan bikin seru. Banyak hal baru yang diperoleh. Model tubuhnya juga ditiru untuk model pesawat helikopter meski saat ini desain helikopter modern berkembang lebih sekedar seperti tubuh capung, paling tidak awalnya memberi inspirasi model “helikopter” capung. 
Kita terkesan terhadap capung, kita terkesan dengan belalang, lebah, bahkan terkesan dengan banyak hal yang ada di bumi ini. Maka mari kita memuji Dzat yang Maha Bisa, Maha Pencipta segala sesuatu, yaitu Allah swt. Semakin kita belajar tentang alam semesta dan segala isinya entah hewan ataupun tumbuhan, bahkan manusia itu sendiri untuk dijadikan objek pembelajaran maka tidak akan habis kebesaran Allah swt, tidak pernah habis ilmu Allah swt. Layaknya mencelupkan telunjuk jari di samudera luas, air yang menempel di jari itu adalah ilmu yang kita ketahui dan pelajari sedang air yang ada pada samudera nan luas itu adalah ilmu Allah swt. Maka janganlah menjadikan ilmu pengetahuan itu satunya-satunya pedoman akan tetapi jadikan ilmu pengetahuan itu sarana kita untuk semakin mendekat dan taqwa kepada Allah swt. Bahkan dalam QS Al Kahfi ayat 109, Allâh Subhanahu wa Ta’ala berfirman :
قُلْ لَوْ كَانَ الْبَحْرُ مِدَادًا لِكَلِمَاتِ رَبِّي لَنَفِدَ الْبَحْرُ قَبْلَ أَنْ تَنْفَدَ كَلِمَاتُ رَبِّي وَلَوْ جِئْنَا بِمِثْلِهِ مَدَدًا
Katakanlah (wahai Muhammad), “Sekiranya lautan menjadi tinta untuk (menulis) kalimat-kalimat Rabbku, sungguh habislah lautan itu sebelum kalimat-kalimat Rabbku habis (ditulis), meskipun Kami datangkan tambahan sebanyak itu (pula). [al-Kahfi/18:109]
Yuk, teruslah belajar apa saja, jangan pernah merasa pandai apalagi takabur karena sudah mendapat gelar S1, S2, S3 atau menjadi profesor, doktor, guru, atau seorang ilmuwan. Namun ketika ilmu pengetahuan itu justru membuat kita jauh dengan Allah swt maka sia-sialah ilmu pengetahuan yang kita miliki. Apalagi misalnya banyak orang-orang pintar sekarang menggunakan kepandaiannya untuk menipu, membohongi dan berbuat kerusakan dan menentang agama Allah. Naudzubillah. Mohon pada Allah Swt agar apa saja yang kita pelajari membawa manfaat dan keberkahan tidak hanya kepada pribadi semata namun membawa dampak positif pada masyarakat dan bangsa ini. Amin. Kepemilikan ilmu juga akan dimintai pertanggungjawaban, sehingga bijaklah dalam mengaplikasikan ilmu pengetahuan yang kita miliki ini. Optimis dalam Kebajikan dan teruslah memberi manfaat pada sesama.
Berikut teks report tentang Capung dalam Bahasa Inggris:

DRAGONFLY
Dragonfly is a common name for any member of an order of predaceous aquatic insects. It is characterized by an elongate body, agile flight, and two roughly equal pairs of membranous wings. The order is divided into two suborders, the dragonflies and damselflies. The dragonflies hold their wings spread when resting, while damselflies hold their wings together above the body when resting. In both groups, the wings are unable to disengage and fold down as in most other insects. About 5,900 species are known. Dragonflies are found in all temperate and tropical regions of the world.
The adult head consists largerly of the compound eyes; the antenna are short and hairlike. Mouthparts are adapted for biting and scooping prey from the air.  Dragonflies do not have stingers, and they do not bite humans. The legs are located far forward on the body and are used mainly to grasp a resting spot such as a twig.  Most species of dragonflies have wingspreads 5 to 8 cm, but wingspreads of tropical species may reach 20 cm.
Most dragonflies simply drop their eggs into the water or attach them to the stems of aguatic plants. Damselflies and a few dragonflies deposit elongated eggs in slits that they make in the stems of plants at or below the waterline. The eggs develop into nymphs that spend their life entirely submerged, feeding on other aquatic animals. Dragonflies and damselflies undergo incomplete metamorphosis during their development. Damselfly nymphs are generally more slender than dragonfly nymphs and are further distinguished by three bannerlike gills at the end of the abdomen. Dragonflies may remain in nymphal form from one to three or more years; during this period, the nymph molts ten or more times. Nymphs crawl out of the water just before their final molt and become winged adults.
Related Posts