Showing posts with label ringan. Show all posts
Showing posts with label ringan. Show all posts

Wednesday, January 20, 2016

Baru Saja, Ingin Kembali Seperti Semula

Dari gambar disamping sedikit disimpulkan bahwa kadangkala hidup ini RINGAN atau BERAT, bergantung dari jalan yang kita pilih. Apa yang dirasakan saat ini adalah efek dari apa yang kita perbuat sebelumnya, bisa jadi 1 detik yang lalu, 1 menit yang lalu atau 1 jam yang lalu bahkan lebih. Seperti minum obat, efeknya bisa 1 menit setelahnya atau mungkin baru sembuh 3 hari sesudahnya. Yang jelas perbuatan itu memiliki efek, hanya jangka panjang atau pendek. Pernahkah melihat seorang pemulung dengan pakaiannya rada kumal dan lusuh, tetap mengais meski di bawah terik, mereka tegar melakukan pekerjaan itu karena ada efek setelahnya yaitu mendapat uang dari pengepul sampah. Mengambil sampah satu persatu, bau yang kadang membuat perut mual tidak dipedulikan, sebuah gambaran jelas bagaimana perjuangan bertahan hidup. Jika hanya sekedar untuk makan (hidup), Allah swt sudah menjamin kehidupan dan rezeki manusia, namun yang belum di jamin adalah iman atau sebaliknya, surga dan neraka itu prerogatif Allah swt, namun ada amal perbuatan yang mampu memperberat timbangan ke surga, kebanyakan dari perbuatan itu tantangannya berat dilakukan karena bertolakbelakang dari syahwat dan nafsu dunia. Baru saja tahun berganti, otomatis semakin berkurangnya jatah usia kita, kadang kemeriahan dalam merayakan pergantian tahun adalah cerminan tindakan yang jauh dari semangat memperbaiki diri karena bekal akhirat itu tidak bisa hanya dengan hura-hura, kemeriahan semata, atau pesta-pesta tanpa orientasi yang jelas, syahwat yang tidak ada batasannya, kebebasan yang membawa kerusakan moral dan kepribadian.
Ingin kembali ke tempo sebelum diri ini banyak dosa, seperti komputer yang terlalu banyak virus, harus di reinstall agar program yang ada dan performanya kembali bagus. Kembali seperti semula, dimana keadaan diri masih baik masih bagus. Sehingga tidak masalah jika sekarang terpuruk ingin balik lagi seolah-olah kejadian atau peristiwa buruk itu tidak pernah dialaminya. Nah, tiba-tiba kita baru tersadar bahwa waktu berjalan maju, artinya secara alamiah, kita tidak bisa kembali masa lalu atapun lompat ke masa depan, yang ada adalah peluang saat ini di optimalkan. Ada amalan yang bisa menghapus dosa-dosa besar misalnya saja sholat baik fardhu atau sunah, sehingga penyesalan seorang ahli maksiat bentuk taubatnya adalah melakukan taubatan nasuha, ibadah yang lebih taat, agar Allah swt benar-benar ridho terhadap diri kita. Seperti sedia kala ketika manusia baru terlahir di dunia tanpa dosa masih fitrah, karena bayi yang baru lahir belum terlumuri oleh dosa meski orang tuanya seorang ahli maksiat. Sehingga jika ada perasaan yang berandai-andai ingin kembali kedalam kondisi semula, itu bisa membuka pintu untuk syetan masuk menggoda kita, menyesali keadaan yang terlanjur terjadi tanpa perbaikan dan peningkatan ibadah. Ada aktivitas dunia yang bernilai ibadah sebaliknya aktivitas akhirat yang nilai ibadahnya tidak ada gara-gara niat/orientasi awal yang salah.
Satu langkah saat ini menentukan 1000 langkah selanjutnya, pastikan langkah kita benar dan tepat. Pernah ada seorang lelaki usia diatas 62 tahun berujar baru saja kemarin menikmati masa mudanya tidak terasa sekarang dia sudah senja, yang artinya jatah usianya semakin berkurang karena ajal adalah kepastian bagi semua yang hidup, tidak ada yang kekal di dunia, hanya dzat ilahi Rabbi, Allah swt yang Maha kekal.
Tengoklah masa lalu sebagai pijakan kedepan, tanpa merusak masa sekarang dan mengganggu masa lalu. Jika aib masa lalu sudah ditutupi oleh Allah swt kenapa kita membukanya, bisa bentuk kasih sayangNya adalah menutup dosa-dosa yang lalu agar kita tidak terganggu dengannya kemudian kita fokus dalam amal-amal sekarang, be positive. Carilah kebaikan, karena satu kebaikan bisa berlipat ganda menarik kebaikan-kebaikan yang lainnya sedangkan satu keburukan juga akan mengundang keburukan lainnya.
Baru saja, ingin kembali seperti semula, namun realitas waktulah yang menyadarkan bahwa seyogyanya perubahan itu akan terjadi seperti waktu yang terus berjalan, karena waktu itu yang membawa perubahan, hanya saja individu mana yang mampu mengendalikan dirinya maka dialah yang berhasil mencipatakan sejarah hidup yang lebiih baik.
Peristiwa yang baru saja dialami ddan rentang waktu yang terjadi masih dirasakan termasuk kedalam jenis waktu present perfect tense, yang penggunaannya bisa dalam bentuk kalimat pengandaian (if clause). Berikut pola kalimat present perfect tense:
Pola/pattern: subject+has/have+past participle+object
For example: Iman has arranged Biology paper this morning at his office.
EXERCISE
1. Sullivan/fry/omelett/this morning/at Rendy's house
2. Charles/meet/his servants/this afternoon/in the garage
3. Peter/complete/his journal/this morning/at Mr. Abraham's personal library