Showing posts with label amanah. Show all posts
Showing posts with label amanah. Show all posts

Monday, November 20, 2017

Sesak Dada, Kondisi Negara Yang Memprihatinkan

Sesak dada bisa berarti sesak nafas. Kadang sesak nafas bisa berarti penyakit asma yang bisa mengarah pada kematian. Sesak dada disini ditafsirkan bukan karena penyakit, namun karena kondisi tragis yang menimbulkan perasaan prihatin. Subjektif penulis, ada beberapa sisi yang membuat sudut pandang negatif terhadap kondisi negara saat ini, terutama pada sisi penegakkan hukum. Kondisi negara dengan pemegang kekuasaan yang cenderung otoriter dalam mengeluarkan kebijakan terkait masalah penting. Penjualan aset negara seperti jalan tol, bandara, bahkan seperti kasus reklamasi menandakan pemerintah saat ini yang cenderung gugup menanggapi segala permasalahan bangsa yang ada. Entah itu aspek ekonomi, hukum, politik, sosial bahkan budaya. Misalnya saja aspek ekonomi Indonesia masih terpuruk dengan utang luar negeri, perekonomian rakyat sedang lesu, ditambah pembebanan pajak yang tinggi, listrik yang seharusnya benar-benar dinikmati rakyat dengan nyaman tetap melonjak, tarif yang bisa mencekik rakyat, apalagi terkait daya beli masyarakat terhadap kebutuhan pokok sehari-hari. Di lain pihak income masyarakat secara umum tidak cukup untuk membeli kebutuhan hidup yang serba mahal tadi. Tarif dasar listrik yang saat ini sudah kategori tinggi sudah membuat pusing wong cilik, padahal mereka juga masih butuh makan, biaya berobat agar tetap sehat, belum pekerjaaan yang tersedia saat ini sulit dan langka, kecuali mereka yang meiliki koneksi dan uang suap yang cukup banyak sehingga mampu untuk mendapat pekerjaan yang layak. Bagi pengusaha, mereka kekurangan modal, pinjaman modal yang ada, sarat dengan riba yang bunga utangya lebih besar daripada nominal uang yang dipinjam. Benar-benar rakyat menjadi tertindas.
Sesak dada ini yaitu ketika menjadi orang lurus, tatkala ketidakadilan merajalela dalam bidang penegakkan hukum. Diri ini sudah muak dengan mulut manis sang presiden yang umbar janji saat pilpres di tahun 2014 yang hampir-hampir tidak diwujudkan, bahkan meskipun sudah 3 tahun menjabat. Piye tho?
Sesak nafas seperti halnya orang yang menderita penyakit asma. Yah, asma itu sebuah penyakit, kondisi negeri ini sedang sakit. Penyakitnya itu ada pada pemerintah yang sedang menjabat, utamanya di pemerintahan pusat. Coba bayangkan cara melunasi utang 3.672,33 triliun itu gimana dan akan lunas sampai anak cucu keberapa? Data menurut kompas dimana pemerintah saat ini  menambah utang sekitar 1.067,4 trilliun, artinya bukan semakin lunas tapi terus pinjam sana sini hingga menumpuk utangnya. Tidak heran jika perekonomian secara nasional sedang lesu, memang sih setiap dapur rumah dari kita itu beda-beda, tapi kebanyakan rakyat Indonesia saat ini mengalami kesulitan, yang jelas adalah pemerintah sekarang di tahun 2017 tidak mampu memberikan solusi konkret terhadap masalah kesejahteraan rakyat.
Apa yang bisa rakyat lakukan? Paling gampang ganti presidennya, pilih yang tidak hanya wajahnya yang ndeso, tapi memang pribadi yang mampu membela rakyat bukan cukong atau malahan antek komunis. Hati-hati dengan cara komunis memiskinkan rakyatnya, dengan begitu rakyat tidak berkutik dan tidak mampu melawan, rakyat diperas dengan berbagai pajak yang tinggi, harga-harga mahal, pekerjaan sulit didapat kalopun ada upahnya tidak cukup untuk nafkah sehari-hari. Nah, dengan prinsip yang tidak pro terhadap wong cilik inilah, mari belajar dari tragedi pilpres 2014, jangan mudah termakan janji bela wong cilik eh nyatanya malah wong licik, wajah polos eh malah penipu handal, jangan gadaikan suara dengan murah karena 5 tahun itu waktu yang tidak sebentar untuk sengsara. Seorang pemimpin yang amanah dan relijius sangat dibutuhkan untuk menangani masalah kesejahteraan bangsa. Amanah terhadap duit dan pajak rakyat, amanah terhadap segala aset negara enggak mudah dijual, amanah terhadap konstitusi UUD 45 salah satunya sila pertama yaitu berketuhanan (artinya bukan komunis) dan selanjutnya keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia tercapai. Coba yang saat ini berkecukupan dan bermewah-mewahan diatas penderitaan rakyat siapa? Ya tentunya yang melaksanakan hajatan dengan tamu undangan yang banyak, padahal dirinya sudah pernah berjanji kalo mengundang tamu enggak boleh lebih dari 1000 tamu undangan, pancen mencla mencle. Pancen pinokio, si hidung panjang. Enggak bisa dipegang kata-katanya. Sungguh evaluasi besar memiliki pemimpin seperti sekarang ini. Sangat gawat dan darurat, sama bahayanya dan sama sesaknya seperti penyakit asma.

Berikut bacaan tentang asma (explanation text)
Asthma
Asthma is a chronic (long-term) lung disease that inflames and narrows the airways. Asthma causes recurring periods of wheezing (a whistling sound when you breathe ), chest tightness, shortness of breath and coughing. The coughing often occurs at night or early in the morning.
Asthma affects people of all ages, but it most often starts in childhood. In the United States, more than 22 million people are known to have asthma. Nearly 6 million of these people are children.
The airways are tubes that carry air into and out of your lungs. People who have asthma have inflamed airways. This make the airways sowllen and very sensitive. They tend to react strongly to certain substances that are breathed in.
When the airways react, the muscles around them tighten. This causes the airways to narrow, and less air flows to your lungs. The swelling also can worsen, making the airways even narrower. Cells in the airways may make more mucus than normal. Mucus is a sticky, thick liquid that can further narrow your airways.
This chain reaction can result in asthma symptoms. Symptoms can happen each time the airways irritated.
Sometimes symptoms are mild and go away on their own or after minimal treatment with an asthma medicine. At other times, symptoms continue to get worse. When symptoms get more intense and/or additional symptoms appear, this is an asthma attack. Asthma attack also are called flareups or exacerbations.
It’s important to treat symptoms when you first notice them. This will help prevent the symptoms from worsening and causing a severe asthma attack. Severe asthma attacks may require emergency care, and they can cause death.
QUESTIONS
1. Below are the effects of asthma, except
A. Recurring periods of wheezing
B. Shortness of breath
C. Sneezing all the time
D. Chest tightness
E. Coughing
2. How is the airways condition of people who suffer from asthma?
A. They are broken.
B. They are swollen and wide.
C. They are inflamed and wide.
D. They are inflamed and narrow.
E. They are narrow but not swollen.
3. What are flareups?
A. Chronic lung disease which narrows airways.
B. Tubes that carry air into your lungs.
C. The result of the chain reaction.
D. Sticky, thick liquid.
E. Asthma attack.
4. Which statement is NOT TRUE  about asthma?
A. There is not much air flowing to the lungs.
B. The muscles around the airways tighten.
C. Cells in the airways may make less mucus than normal.
D. Mucus may make the airways narrower.
E. The airways tend to react strongly to certain substances that are breathed in.
5. “When symptoms get more intense and/or...” What does the word “intense” mean?
A. Slight
B. Often
C. Various
D. Serious
E. Intangible 


Related Posts:

Wednesday, November 8, 2017

Generasi Muslim, Bangga Dengan Ibu Pertiwi

Ikut berpartisipasi dalam kegiatan potong hewan bisa memberikan dampak positif lho, paling tidak dalam sisi kerjasama, pengorbanan, kesigapan dan sikap ketelitian. Generasi muda dengan berbagaimacam kegiatan positif adalah calon pemimpin masa depan. Aktivitas yang terus dilakukan, aktif berorganisasi, selalu mobile, tertantang dengan misi sosial dan juga pengabdian merupakan karakter yang sangat cocok untuk memikul beban dan tangungjawab bangsa. Ulasan foto di samping adalah sobat OSIS di madrasah aliyah Hasbullah ketika berkegiatan dalam rangka menjalankan program kerja bidang Humas (syiar) yaitu penyembilahan hewan kurban beberapa bulan yang lalu. Nah generasi muslim yang aktif belajar dan berorganisasi memberikan kesempatan pada dirinya untuk maju dan berperan aktif dalam membangun bangsa di masa mendatang.
Siapakah generasi muslim yang pantas memimpin negeri ini? Yang jelas yang mau mendahulukan kepentingan umum dibandingkan kepentingan pribadi (ego). Saya pernah tanya ke salah satu panitia kurban dari OSIS tentang motif mau ikut berpartisipasi. Dan jawabannya bervariasi, dari sekedar mengisi waktu luang hingga diajak oleh teman dan merasa enggak enak kalo berdiam diri saja. Dari sekian banyak panitia yang memiliki orientasi untuk meningkatkan ketrampilannya berorganisasi tidak lebih dari 10%. Untuk memiliki orientasi jangka panjang dan memiliki visi yang jelas harus sering-sering dilatih, apalagi bagi generasi muda milenial.
Sebagai contoh generasi yang berwawasan luas adalah mereka mau membuka diri dengan kemajuan teknologi dan ilmu baru tanpa melupakan dasar aqidah dan nilai budaya lokal yang sudah ada. Tentunya bagi generasi muslim saat ini menjadi kreatif adalah sebuah tantangan. Kenapa tantangan? Karena ternyata untuk kreatif itu tidaklah mudah. Apalagi yang model belajarnya hanya bersumber dari  satu metode dan rujukan. Kurangnya inovasi dan improvisasi membuat generasi muda menjadi jumud hingga akhirnya mencari pelarian untuk having fun yang enggak syar'i. Begadang sampe malam dengan gitaran, nongkrong apalagi mengkonsumsi narkoba, sudah kelewat batas. Belum masalah pengendalian pergaulan yang sudah cenderung tanpa batas, dimana syahwat dan maksiat diumbar. Jika generasi muda sekarang bergelimang dengan kemaksiatan, apakah keberkahan negeri ini akan dirasakan oleh anak cucu kita nantinya. Membangun sebuah negeri tidak hanya memikirkan secara temporer (saat ini) saja, melainkan harus bervisi hingga 100 tahun kedepan bahkan untuk kelangsungan bangsa selama mungkin.
Warisan nilai-nilai luhur yang sudah ada harus terus diestafetkan kepada generasi selanjutnya. Bahkan watak dan kepribadian bangsa yang menjunjung nilai-nilai keadilan dan menghormati hak kemerdekaan warganya harus terus dijaga. Kita mengetahui dengan sadar bahwa suatu bangsa kadang silih berganti dalam kepemimpinan memegang kekuasaan dan pemerintahan. Maksudnya adalah secara politik praktis partai yang mendominasi di tahun 2014 hingga 2017 tidak selamanya akan menjadi mayoritas karena seiring dengan berjalannya waktu dan pembelajaran politik masyarakat yang semakin terbuka dan sadar akan kepemimpinan yang adil. Sehingga jika partai pendukung pemerintah di tahun 2017 ini tidak profesional dan tidak mau memperhatikan nasib rakyat, maka bisa jadi tren partai tersebut semakin tidak mendapat perhatian di hati rakyat. Inilah contoh politik praktis tentang keterbukaan dan terdidiknya pemilih. Ada sebuah logika yang cukup serius tentang sistem demokrasi di negeri ini yaitu pemimpin yang adil lahir dari rakyat yang tidak mempan disuap, rakyat yang cerdas dan rakyat yang sholeh. Sebaliknya jika masyarakatnya itu termasuk kategori bajingan semua, maka yang terpilih adalah wakil dari bajingan. Kesimpulannya adalah mari kita didik diri kita sendiri dan masyarakat secara umum untuk menjadi masyarakat yang sholeh dan taat sama Tuhan agar pemimpin yang ada nantinya adalah seorang yang taat pada Tuhan, yang secara otomatis memandang bahwa jabatan yang diembannya itu adalah amanah yang harus dipertanggungjawabkan di hadapan Nya kelak. Hal ini terkait dengan nasib dan hajat hidup orang banyak. So, enggak lucu kalo sekarang agama bagi warga negara itu tidak dimilikinya, penganut kepercayaan mulai sengaja dikembangkan, ajaran semua agama itu sama di jejalkan kepada mayoritas muslim, padahal sebagai contoh saja seorang pastur atau pimpinan gereja akan meminta jemaatnya untuk berpegang teguh pada alkitab dan kepercayaan mereka, enggak mungkin mendoktrin ajaran agama lain itu sama baiknya dengan agama mereka. Apalagi Islam yang sempurna menyempurnakan, emang harus jadi muslim yang cerdas dan sholeh. Lucu kalo yang tadinya orang Islam (meskipun abangan) mau dan mudah tergadai imannya hanya dengan iming-iming materi. Ini hanya ada di pemerintahan era sekarang saja. Ini terjadi karena kondisi ekonomi secara nasional memburuk, masyarakat sudah sulit untuk makan maka dengan mudahnya iman digerus dengan materi ekonomi. Apa sih peran pemerintah sekarang kalo kerjanya bangun tol tapi langsung dijual kepada asing (bangsa Indonesia enggak memiliki tol itu) apa yang sejahtera dari pembangunan tol yang notabene milik pihak asing. Secara profesionalitas dan amanah terhadap janji kampanyenya dulu sungguh buruk dan NOL besar secara kualitas, pemerintah di tahun 2017 sudah tidak memiliki ruh mensejahterakan rakyat dan bangsa, menjunjung keadilan pun tidak apalagi mau membela hak-hak rakyat. Piye sih Presidene? Ora becus ndean...
Ayo menjadi bangsa yang peka dan cerdas, jika pemimpin yang lahir dari rakyat yang sholeh dan taat pada Tuhannya maka yakinlah nasib bangsa ini kedepan mampu menjadi bangsa yang besar serta bangsa yang luhur. Tolak pemimpin lupa dengan janjinya, tolak pemimpin arogan, tolak pemimpin represif, tolak pemimpin inkonsisten, tolak pemimpin yang tiran...
Related Posts: