Saturday, August 13, 2016

Asyiknya Camping, Dibarengi Kemampuan Survival

Beberapa pekan yang lalu tepatnya  tanggal 2 hingga 4 Agustus sahabat-sahabatku di MA Hasbullah mengadakan kegiatan kemah yang dikemas dalam acara KBO. Banyak sekali poin (mata) acara yang disuguhkan oleh panitia terutama kepada peserta didik baru. Kegiatan ini merupakan gabungan antara siswa-siswi Madarsah Aliyah dan Madrasah Tsanawiyah. Saya sendiri sebagai pendamping selepas kegiatan tersebut menyoroti beberapa hal (tidak semua kejadian/ peristiwa) yang akan dibahas. Masalah pertama adalah ternyata kemampuan meng-handle suatu kegaitan di alam harus didukung oleh  SOP (Standard Operating Procedure) yang jelas dan terinci. Misalnya saja apakah kegiatan renungan malam dengan didahului shalat qiyamul lail ataupun tahajud pukul 3 dini hari itu membawa resiko besar atau tidak. Karena paling tidak hawa dingin yang menusuk tulang, posisi peserta yang kesadaran belum pulih 100 % ketika bangun tidur, hingga kondisi spiritual/ ruhiyah dari mereka. Karena hal ini mempengaruhi lancar tidaknya renungan malam. Yang patut diketahui yakni poin tentang kondisi ruhiyah peserta, karena bukannya membicarakan hal yang mistis namun patut diwaspadai bahwasanya benteng terbesar seseorang agar terjauh dari gangguan jin (atau makhluk gaib lainnya) sebenarnya kedekatan individu tersebut dengan Rabb Nya, minimal bibir itu selalu basah untuk berdzikir. Sehingga setiap saat disibukkan dengan menyebut asma Allah swt, selalu terjaga dan fokus agar pikiran tidak kosong. Hal ini terlepas dari apakah tempat itu terkenal "angker" atau tidak. Yang tidak kalah pentingnya adalah sahabat atau keberadaan teman yang mendampingi, ini bisa sangat berpengaruh ketika di alam bebas kita melakukan berbagai macam aktivitas. Posisi (fungsi) teman bisa mengingatkan, mencegah bahkan menolong kita dalam kondisi apapun entah itu marabahaya dari segi bencana alam atau faktor gaib, misalnya saja membantu mengingatkan sudah ibadah atau belum, mengajak berdiskusi yang bermanfaat agar pikiran ini tidak melayang ataupun melamun yang ujung-ujungnya pikiran kosong dan akhirnya terjadi yang tidak diharapkan.
Masalah kedua secara teknis sebenarnya adalah manajemen pendanaan (Terkait soal budget), yaitu keuangan  dari panitia yang melaksanakan kegiatan tersebut. Masalah finansial itu sangatlah  penting sehingga kegiatan tersebut berjalan dan di lapangan tidak terkendala gara-gara dana membengkak dan akhirnya selepas kegiatan panitia merugi apalagi timbul hutang. Ini prioritas kedua, panitia yang bijak dalam merencanakan sebuah kegiatan perlu menyadari bahwasanya kontrol aliran pengeluaran harus sesuai dengan rencana meskipun terasa sulit. Ketika ini berjalan disiplin artinya tidak melenceng jauh dari proposal yang ada maka kategori keberhasilan kepanitiaan semakin sukses. Pengalaman saya pribadi ketika berkemah, biasanya kebutuhan mendadak di lapangan bermunculan sangat banyak, dari seksi kepanitiaan terutama perlengkapan dan konsumsi biasanya yang mengalami pembengkakan. Dan ini akan semakin buruk jika tidak melihat rancangan (estimasi) dana yang ada. Harus ada skala prioritas bagi bendahra kegiatan untuk bisa mebelanjakan pos-pos pengeluaran mana yang mendesak dan penting sedangkan yang kurang begitu penting dibatalkan terlebih dahulu.
Hal ketiga adalah kerjasama tim yang terbangun dalam kepanitiaan itu sangatlah penting. Seorang korlap (koordinator lapangan) bisa saja dihandle (ditangani) oleh satu orang namun jika kurang adanya komunikasi dan kesepahaman, saling mengerti, disiplin dalam mengikuti aturan yang ada, maka bisa jadi terjadi kurang sreg, apalagi kegaitan alam yang banyak faktor mempengaruhi yaitu tenaga, faktor emosi, kondisi fitnya tubuh karena porsi tidur yang kurang, asupan konsumsi/ makanan karena terkadang terlalu sibuk hingga kondisi alam yang dingin, hujan, panas terik, dsb.
Tim akan semakin profesional jika jam terbang menangani sebuah acara semakin banyak dan sering. Seperti konsep game (permainan yang ada) harus disesuaikan dengan jenjang dan level dari peserta. Contoh dalam kegiatan kemah yang diadakan OSIS MAHAKA adalah adanya OutBond dengan jumlah 7 pos utama (keagamaan, kebangsaan, sosial, pramuka, halang rintang, kreativitas, PBB) dan beberapa pos bayangan yang ditambah sebagai pelengkap sebut saja mencari botol di dasar sungai, survival cacing dan merayap. Para penjaga pos akan semakin mengedepankan faktor keselamatan peserta. Di pos Kreativitas yaitu berupa menara bambu air, maka safety bagi peserta yang tidak mampu berenang harus dipertimbangkan dengan melihat kondisi arus sungai yang deras dan cukup dalam, jumlah personel panitia yang ada harus mencukupi untuk kewaspadaan jika sewaktu-waktu peserta tenggelam ataupun hanyut terbawa arus sungai.
Beberapa manfaat dari camping yang saya lihat selama 3 hari di Rogoselo adalah tingkat ukhuwah dan kebersamaan itu muncul, rasa saling memahami, memaafkan dan menyayangi terjalin, berlatih kedisiplinan (terutama instruksi peluit yang cukup membuat lelah kepala suku/ ketua regu), rasa bertanggungjawab (misalnya saja kebersihan lingkungan, penjadwalan petugas muadzin, imam, kultum, dsb), daya juang semakin tinggi ini terbukti ketika outbond berlangsung, patriotisme bisa diambil dari pelatihan baris-berbaris dan beberapa apel serta upacara yang ada, kreativitas ketika penampilan/ performance api unggun. Dan saya rasa hal tersebut bisa didapatkan sekaligus dalam satu acara yaitu camping, tentunya resiko dan kekurangan serta hambatan juga tidak luput menyertai kegiatan tersebut. Namun semuanya kita kembalikan niat awal kita, kegiatan alam tersebut sebagai sarana untuk mentadaburi ciptaan Allah swt yang luar biasa. Semakin mendekat dan cinta alam sekitar, juga semakin dekat dan cinta kepada Pencipta Alam sekitar. Karena Maha Suci Allah yang telah meciptakan jagat raya termasuk bumi, didalamnya kita tinggal dan hidup, disediakan fasilitas oksigen yang tanpa batas dan panorama serta sumber air dan makanan yang melimpah, tinggal kita sebagai manusia mampu bijak dalam penggunaan dan pelestariannya atau tidak. Karena kerusakan di bumi (alam) sebetulnya juga akibat ulah manusia itu sendiri. Pelajaran kecil dimana ketika tidak boleh mencabut pohon atau sembarangan membuang sampah atau memetik sesuatu di alam, alam itu memiliki penjaga yang ketika itu diganggu ataupun dirusak maka kembalinya kepada manusia itu sendiri. Marilah senantiasa bertasbih kepada Allah swt, memuji akan kebesarannya, berlindung dari segala marabahaya baik yang ditimbulkan oleh ulah tangan kita sendiri ataupun karena faktor lainnya. Cintailah alam dengan menanamkan cinta kepada Penciptanya, artinya jadilah muslim yang peduli alam juga sekaligus tidak melalaikan kepedulian terhadap perintahNya. Greenpeace!
Berikut file foto kegiatan KBO 2-4 Agustus 2016 MA Hasbullah karanganyar dapat di download dengan klik link di bawah ini:
1. Foto Pembukaan.rar (413.8 Mb)
2. Foto Hari Pertama.rar (359.9 Mb)
3. Foto Kegiatan pagi.rar (481.6 Mb)
4. Foto Hari Kedua.rar (743.6 Mb)
5. Foto Kegiatan Siang.rar (335.4 Mb)
6. Foto Penutupan.rar (567.2 Mb)






Related Posts:

Wednesday, August 10, 2016

Berpisah untuk Kebaikan, Ketika Pertemuan itu membawa Ketegangan

Ada kisah fabel (binatang) tentang sebuah ikatan persahabatan yang dijunjung tinggi oleh pelakunya. Diceritakan tinggalah seekor singa di sebuah hutan. Suatu hari, ketika ia pergi mencari air minum menuju sungai. Secara tidak sengaja kaki sang singa terjerembab oleh lumpur di sungai. Ia berusaha keluar dari lumpur tersebut, namun tidak berhasil. Terpaksa ia harus terjebak di lumpur dan terpanggang di bawah terik matahari dan dingin menerpanya ketika malam hari. Kondisi ini hingga beberapa hari, sang singa pun mengalami kelaparan karena tidak mendapat makanan. Setelah beberapa hari terjebak di lumpur tanpa bebas bergerak, maka di suatu hari datang seekor Jackal (sejenis serigala) mendekat. Jackal tersebut ingin pergi minum ke sungai tersebut. Ketika jackal melihat sang singa terjebak di lumpur, iapun bertanya pada sang singa apa yang terjadi. Setelah mendengar cerita dari sang singa maka jackal hatinya luluh dan terpanggil untuk membantu singa terbebas dari lumpur. Dengan sekuat tenaga jackal mengeluarkan singa dari lumpur.
Singkat cerita jackal berhasil membantu singa. Atas kebaikan hati jackal maka sang singa memberikan tawaran imbalan yaitu berupa kerjasama dalam mencari mangsa karena sang singa mahir dalam menangkap mangsa buruan. Jackal menerima tawaran imbalan sebagai balas jasa terima kasih tersebut.
Cerita berlanjut, baik jackal dan singa memiliki keluarga yaitu istri dan anak-anak mereka berkembangbiak menjadi keluarga besar. Nah 2 keluarga besar tersebut hidup rukun berdampingan, mereka saling berbagi makanan dan tempat tinggal. Di suatu ketika, istri sang singa mengeluhkan seringnya stok bahan makanan untuk anak-anaknya hingga akhirnya ia menyampaikan keluh kesahnya tersebut kepada anak-anaknya. Sedangkan anak-anak singa itu bercerita kepada anak-anak jackal ketika mereka semua bermain bersama. Sekembali dari bermain anak-anak jackal bercerita kepada ibunya yaitu istri sang jackal. Nah, akhirnya istri jackal menceritakan keluh kesah dari keluarga singa kepada suaminya yaitu jackal. Merasa disindir dan dianggap merepotkan serta menjadi beban bagi keluarga singa maka jackal pergi seorang diri menemui singa.
Jackal bertanya kepada singa, " Saya waktu dulu membantumu tanpa pamrih mengharap imbalan, dan kamu sendiri yang memberikan tawaran imbalan sebagai gantinya, namun sekarang mendengar keluh kesah dari istrimu seakan-akan keluarga jackal menjadi benalu bagi keluargamu. Seharusnya kamu sendiri langsung berbicara padaku 4 mata bukannya melalui perantara anak-anak kita." Mendengar curhat dari jackal, sang singa sungguh terkejut. Dia menjawab, "Wahai jackal, temanku sejati, saya secara pribadi tidak merasa ada masalah dengan hubungan persahabatan kita bahkan berprasangka buruk apalagi sampai menganggap engkau sebagai parasit, benar-benar tidak pernah sampai terpikir sampai sana." Singa juga memastikan akan memberikan pemahaman kepada istrinya akan keadaan yang sesungguhnya antara dia dengan jackal. Keputusan akhir dari dua pihak yaitu untuk sementara berpisah, namun berpisahnya mereka masih sebagai teman. Singa dan jackal menyadari level (tingkat) pemahaman persahabatan mereka belum bisa dimengerti oleh istri dan anak-anak mereka sehingga berpisah merupakan salah satu cara agar hubungan kekerabatan mereka tetap terjaga.
Hikmahnya dari kisah fabel tersebut adalah untuk suatu kebaikan terkadang harus berpisah, artinya tidak kemana-mana selalu bersama-sama. Keputusan itu juga untuk sehatnya persahabatan mereka dan agar lebih awet. Suatu kebijakan  yang tepat untuk mengambil perpisahan dimana ketika pertemuan itu justru memunculkan masalah serius, memunculkan percekcokan ataupun ketegangan . Hati itu akan menyatu manakala ruh (jiwa) itu memiliki level pemahaman yang sama dan terkadang tidak mempertimbangkan jarak fisik yang jauh. Dan hanya Allah swt saja yang menyatukan hati-hati hambanya. Maka mohon hanya pada Allah swt saja agar kita dipertemukan dengan sahabat-sahabat ataupun orang-orang yang baik, bahkan ketika memohon dipertemukan dengan jodoh atau pendamping hidup. Karena hati itu akan saling tertarik dengan hati yang memiliki selera sama. Berikut ini teks Jackal yang menyelamatkan sang singa.
The Jackal who saved the Lion
Once upon a time, there lived a lion in a forest. One day, when he went to drink water in a river, one of his feet got stuck into the damp mushy mud of the river. He tried a lot to get out of the mud, but he didn’t achieve. He had to lie without food for days because he didn’t find any help. On one fortunate day, a kind jackal came to drink water from the river.when he saw the lion, he went closer to the lion and said, “What is the matter? Why are you resting here?”
The lion narrated him the pathetic story. The jackal instantly made a way out from the sand but the lion was unable to move his feet. As he set in the same posture for last several days, his body became stiff. The jackal understood the condition of the lion and helped him to get out of the  mud with an extra effort. The lion was really thankful to jackal for his kind help. He was very happy top get free after so many days.
The lion appreciated the effort made by the jackal. He offered the jackal to live close to him and also promised to give food to him whenever he caught food.  The jackal accepted the offer and started living with the lion. Thus, they lived happily sharing the food. With the passing time,they expanded their families. The lion had cubs and the jackal had kid jackals. Both, the lion and the jackal were passing their days happily. They didn’t have any idea that their friendship was not liked by their families.
One day after a long time, lady of the lion’s house, told her cubs that she didn’t like the empty between the jackal and her husband. The cubs passed the message to the kid jackals. The kids complained the matter to the lady jackal. The lady jackal passed the complaint to her husband.
The jackal went to the lion and asked, “I helped you without any thought in return. You had asked me to live with you, so I started living with you. Now, if you don’t want me to live with you, you should have told me yourself. What did you involve your wife and cubs to convey this?” The lion was shocked to hear such words. He said, “My dear friend, what are you saying ? I don’t find any problem with you or your friendship.” He assured the jackal that he had no such ill-feelings for the friendship between them.
The lion also assured that he would talk to the lioness and solve the whole matter. The jackal was intelligent and understood the situation. He said to the lion, “dear friend, I know you are sincere, but our families could not exactly respond the same level of friendship. So, let us stay apart and meet often as friends. We could also hunt together. It would be better., if our families stay apart.” The lion agreed to the proposal with a heavy heart.
The two families parted from each other as friends. The jackal and the lion continued to share the friendship. They often met each other and hunt together. Thus, the two friends shared a healthy friendship throughout their life.

Saturday, July 30, 2016

Prahara Gunung Berapi, Bahaya Itu Selalu Menanti

Indonesia kaya akan bahan tambang dan juga sumber daya alam non tambang, selain itu memiliki lebih dari 120 gunung berapi yang statusnya aktif. Di nusantara ini juga dikelilingi oleh sabuk gunung berapi yang aktif yaitu cincin pasifik (ring of fire). Sungguh menegaskan bahwa bencana dan bahaya meletusnya gunung berapi bisa menjadi momok paling besar bagi negara kepulauan ini. Saya sendiri terkadang merenung bahwasanya ditengah kesibukkan kita dalam beraktivitas dan rutinitas harian ada bahaya besar yang mengintip dan menunggu. Seyogyanya orang yang menghuni di dalamnya sering-seringlah bertafakur, selalu berusaha menjadi manusia yang tidak arogan, takluk dan tunduk pada sang Khaliq karena mudah saja bagi Allah swt mendatangkan  bencana kepada bangsa ini. Terakhir peristiwanya yaitu pada sekitar pertengahan bulan Juli 2015 Gunung Sinabung di kepulauan Sumatera dan Gunung Gamalama di kepulauan Mauluku meletus mengeluarkan materi magma dan awan hitam, penduduk sekitar terpaksa mengungsi dan menggunakan masker penutup hidung untuk mengurangi resiko tersebut. Yang cukup dahsyat dari segi korban yaitu ketika gunung Merapi di Yogyakarta meletus tahun 2010 (4 tahun sebelumnya yaitu 2006 juga meletus). Di tahun 2010 saja tercatat korban tewas hampir mencapai 134 orang, salah satunya yaitu mbah Marijan sang juru kunci gunung Merapi.
Bukan hal yang aneh jika kewaspadaan tetap terjaga kaitannya dengan bahaya letusan gunung berapi. Saking banyaknya jumlah gunung berapi yang masih aktif ini maka Indonesia menjadi negara terkaya gunung berapi bersama Jepang. Tidak menutup kemungkinan setiap gunung berapi biasanya melakukan aktivitas erupsi lagi pasca letusan yang terakhir, hanya saja masing-masing gunung berapi memiliki siklus letusan tersendiri. Akan menjadi lebih dahsyat jika letusan gunung berapi disertai atau diiringi dengan gempa bumi, dimana juga terjadi ketika Gunung Merapi di Yogayakarta meletus. Gunung Merapi sendiri tercatat gunung teraktif di Indonesia yang frekuensi erupsinya sering terjadi beberapa diantaranya yang tercatat dengan korban yang besar adalah pada tahun 1006, 1548, 1786, 1822, 1872, 1930, 1994, 2006, 2010. Sedangkan gunung tersebut melakukan aktivitas erupsi kecil tiap 2-3 tahun.
Kita bisa membayangkan jika 1 gunung berapi saja meletus sungguh banyak korban dan kerugian material serta alam yang ditimbulkan apalagi jika lebih dari satu gunung berapi yang meletus di saat yang bersamaan. Kenapa bahaya ini masih mengancam, karena secara fisik gunung-gunung tersebut masih bertengger dan masih aktif.  Apalagi jika letaknya dekat dengan pemukiman penduduk atau kota seperti gunung Merapi di Yogyakarta (Kabupaten Sleman), yang sebetulnya perbatasan antara Jawa Tengah dan Yogyakarta. Dengan ketinggian puncaknya mencapai 2930 m diatas permukaan laut maka radius letusannya jika terjadi erupsi lagi bisa melebar hingga kabupaten Magelang (Jawa Tengah).
Panasnya debu vulkanik maupun biasa disebut wedhus gembel bisa membunuh langsung makhluk hidup baik itu tumbuhan, hewan bahkan manusia jika tidak berlindung di bunker ataupun rumah. Apalagi jika daerah yang dilewati oleh lahar panas. Seharusnya masyarakat yang bermukim di sekitar gunung berapi atau daerah rawan bencana letusan gunung berapi ini setiap saat keimanannya bertambah dan semakin mendekatkan diri kepada yang kuasa jika melihat dari aspek fisik geografis letak gunung berapi. Secara umum bangsa Indonesia seluruhnya menjadi hamba yang mukmin dan benar-benar taat syariat, takut akan azab Allah swt ketika melakukan perbuatan maksiat (baik itu azab di dunia maupun balasan neraka di akhirat). Idealnuya seperti itu, karena dikelingingi oleh ratusan gunung berapi.
Motivasi beribadah bisa karena faktor eksternal dan juga faktor internal. Jika melihat bahasan gunung berapi hal ini termasuk faktor eksternal yang bisa dijadikan motif kita akan iman dan takwa pada Allah swt, selain faktor internal yaitu dekat atau tidak dekat dengan bencana harus tetap menjalankan perintah-Nya.
Apalah arti kesibukkan (rutinitas) harian kita jika semuanya luluh lantak bahkan jiwa melayang, semua harta secara fisik, materi yang dikumpulkan sudah tak berguna, adakah yang bisa diandalkan selain amal kebajikan? Jujur, jika manusia normal dan waras maka harusnya takut untuk bermaksiat, takut akan azab Nya. Namun rahasia dibalik masa depan (termasuk di dalamnya peristiwa musibah/ bencana kapan terjadinya tidak tahu) adalah bertujuan membedakan dan menguji mana yang benar-benar meyakini adanya balasan dia akhirat (tentunya meyakini 6 rukun iman) dan manakah yang mengingkarinya.
Kawan, saat ini dengan peralatan canggih dan modern para ahli mampu mendeteksi dini bahaya letusan gunung berapi, namun tetap saja segala sesuatunya atas kehendak Allah swt. Teknologi manusia masih terbatas, untuk mengiringi keterbatasan teknologi dan melengkapi modernitas kehidupan saat ini, janganlah menanggalkan iman kita. Hidup ini penuh makna dan arti jika benar-benar diisi dengan amalan kebajikan yang itu tidak memiliki batasan masa berlaku (artinya dihitung dalam timbangan kebajikan). Lakukanlah amal yang berlaku dan tidak dibatasi untuk dunia saja, namun carilah amalan yang mampu menembus batas. Menurut saya kunci dari keselamatan manusia dunia dan akhirat adalah dengan berislam, bersyukurlah kita yang terlahir dan saat ini (detik ini) dalam keadaan muslim. Mohonlah kepada Allah swt agar kita mampu menjaga ke-Islaman kita hingga nafas terakhir. Amin.
Berikut teks descriptive mengenai MERAPI VOLCANO;

DESCRIPTIVE TEXT: MERAPI VOLCANO 2,930 METERS
Mount Merapi, Gunung Merapi in Indonesian language, is a conical volcano located on the border between Central Java and Yogyakarta, Indonesia. It is the most active volcano in Indonesia and has erupted regularly since 1548. Its name mean Mountain of Fire. It is very close to the city of Yogyakarta, and thousands of people live on the flanks of the volcano, with villages as high as 1700 m above sea level. Although smoke can be seen emerging from the mountain top at least 300 days a year, several eruptions have caused fatalities. Hot gas from a large explosion killed 43 people in 1994, mostly in the town of Muntilan, west of the volcano. Another large eruption occurred in 2006, shortly before the Yogyakarta earthquake. In light of the hazards that Merapi poses to populated areas, it has been designated as one of the Decade Volcanoes. Last in 2010, it had erupted dangerously, caused 134 people death.

Related Posts:
1. Download Action Movie jet li Bluray
2. Download Drama and Cartoon Movies Bluray
3. Download Hindi Movies Bluray
4. Download Nasyid Daud Wharnsby
5. Download Game PC
6. Download Koleksi Film SRK Full
7. Download Listening UN 2017
8. Download Korean Drama